• Tidak ada hasil yang ditemukan

R. A. ~uniarti' dan Damar T.B.'

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "R. A. ~uniarti' dan Damar T.B.'"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

EFIKASI KOMBINASI Bacillus thuringiensis israelensis DAN Mesocyclops aspericornis SEBAGAI PENGENDALI HAYATI Aedes aegypti

DI GENTONG AIR

R. A. ~uniarti' dan Damar T.B.'

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP), Salatiga. THE EFFICACY Bacillus thuringiensis israelensis AND Mesocyclops aspericornis

COMBINATIOATAGAINST LARVAE OF Aedes aegypti IN THE WATER JARS

Abstract. The use of chemical insectisides for vector control has been conducted for some time. Frequent use of insectisides has caused resistance on the mosquito against the insectiside. The aim of study is to determine the eflcacy B. thuringiensis israelensis and M aspericornis combination against larvae of Aedes aegypti in the water jars. The stu& was conducted in January until August 2003 in a dengue haemorrhagic fever (DHF) endemic area at Kupang Rengas, Kupang Village, Ambarawa Subdistrict, Semarang Regency, Central Java. The design of the stucj, is a quasy experiment by comparing before and after intervention using external dzferent groups. The samples used for this study are 40 houses (one waterjar per house). The container used to contain the water was in the form of an open and cerrterided earthen wuter jar. The result showed that the used of the combination B. thuringiensis israelensis (Culinex tablets) and M. aspericornis predator in the water jars was more eflective to reduce Ae. aegypti larvae density up to twelvth week i.e. 97.21 - loo%, if compared by control, Culinex tablets or A4 aspericornis application only. The combination B. thuringiensis israelensis (Culinex tablets) and M. aspericornis predator is expected to be an appropiate method to be applied in the DHF vector control program in the dry area and cleaning of the container seldom conducted. Thus, some decreasing status on the resistance of DHF vector against abate larvicide in several area. Key words: Dengue Hbemonh~gic Fever, Aedes aegypti, Bacillus thuringiensis israelensis, Mesocyclops aspericornis.

P ENDAHULUAN

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan, dengan ditemukannya kasus di hampir semua provinsi di Indonesia, yang cen- derung meningkat j~unlah pendel-itrinya dan luas penyebarannya, serta sering terjadinya kejadian luar biasa (KLB).

Pemberantasan penyakit DBD se- perti juga penyakit menular lainnya, di- dasarkan atas pemutusan rantai penularan. Sarnpai saat ini belurn ditemukan vaksin

yang efektif terhadap virus dengue, se- hingga pemberantasan ditujukan kepada vektornya. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan insektisida kimia untuk pe- ngendalian vektor dalam waktu yang lama dan frekuensi yang sering dapat menimbul- kan resister,si terhadap vektor. Telah di- buktikan penggunaan temephos 1% dalam waltu lama mengakibatkan penurunan status kerentanan entik

i

Aedes aegypti di beberapa daerah ( ). Terjadinya resistensi

jentik nyamuk terhadap larvasida kimia tersebut dan adanya pertimbangan terhadap

(2)

Efikasi Kombinasi .. . ... ... ... ... ...( Yuniarti at. al)

kearnaian lingkungan mendorong dikem- bangkannya jasad hayati.

Jasad hayati Bacillus thuringiensis israelensis dapat digunakan sebagai sarana alternatif dalam pengendalian jentik nyamuk Ae. aegypti. Hal ini disebabkan daya bunuhnya yang tinggi terhadap jentik nyamuk dan tidak berbahaya bagi ling- kungan '2). Jasad hayati lain yang dapat di-

gunakan dalam pengendalian jentik Ae. aempti adalah predator M. aspericornis, yang dilaporkan mesupakan predator jentik nyamuk instar I - 11, khususnya jentik Ae. Aegypti (3).

Mesocyclops aspericornis mempa- kan salah satu famili Cyclopoida (ordo Copepoda dm kelas Crustacea) dan ber- tlkurn kecil yaitu 0,5 - 2,O mm. Predator tersebut bmyak ditemukan di sawah, sungai, kolani d m kobakan sungai, rawa dan lain-lain. Hewan ini tidak berbahaya bagi manusia dan organisme yang bukan sasaran (specific target) d m dapat berdaur ulang (4).

.Jasad hayati R. thuringiensis isra-

elensis dan predator Mesocyclops asperi- cornis dapat digunakan dalam pengen- dalian jentik Ae. aegypti. Penggunaan B.

thuringiensis israelensis efektif menurun- kan kepadatan jentik selama 1 bulan, se- telah itu akan texjadi peningkatan kembali kepadatan jentik Ae. aegypti, sehingga diperlukan penebaran berulang. Pengguna- an M. aspericorei.~ dapat menurunkan ke- padatan jeilt~k Ae. aegypti secara lambat. Jasad hayati B. thuringiensis israelensis yang dikombinasikarl dengan predator M

aspericornis dapat digunakan sebagai alternatif dalam pcngendaliari jentik Ae. aegypti.

Penelitian bertujuan rnengetahui efikasi kombinasi B. thuringiensis israelensis (Culinex tablet) dan predator hL aspericornis sebagai jasad pengendali

hayati jentik Ae. aegypti dalam gentong air.

BAHAN DAN CARA

A. Rancangan penelitian dan besar sampel Jenis penelitian yang digunakan adalah quasy experiment dengan rancangan sebelum dan sesudah intervensi mengguna- kan kelompok pembanding eksternal. Besar sampel dihitung menumt Federer (1955) dengan rumus (r - 1) (t - 1) 2 15 (r : replicate dan t : t r e ~ t m e n t ) ~ , dengan menggunakan 3 perlakuan dan 10 ulangan. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 40 mmah (1 gentongl rurnah), masing- rnasing perlakuan sebanyak 10 mmah. Sampel terdiri dari 1 (satu) kelompok kontrol, 1 (satu) aplikasi menggunakan Culinex tablet, 1 (satu) aplikasi meng- gunakan predator M. uspericor~zis dan 1 (satu) aplikasi menggunakan kombinasi Culinex tablet dan M. aspericornis.

B. Waktu dan lokasi penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai Agustus 2003, di daerah endemis DBD yang sulit mendapatkan air bersih yaitu di Dusun Kupang Rengas, Kelurahan Kupang, Kecanlatan Anbarawa, Kabupaten Semarang. Dusun tersebut mempakan daerah yang berbukit dengan ketinggian

+

650 meter di atas perrnukaan laut. Kondisi tanahnya ber- lempung, yalg kurang menyerap air. Walaupun banyak yang memiliki sumur, namun pada musim kemarau sumur-sumur tersebut kering. Akibatnya penduduk me- miliki kecenderungan membuat penam- pungan air, narnun jarang menguras tempat pemnarnpungan airnya (TPA).

C . Pelaksanaan penelitian

Bacillus thuringiensis israelensis (Culinex Tablet) yang digunakan mempa- kan produk import dengan berat 1 tablet

(3)

Hul. Penel. 1<escliatm Voi 36 P k l . 1, Zt!:):: '26 - .{?

0,4 gr, sedangkan M aspericornis diper-

oleh dari hasil pemeliharaan di laborato- rium B2P2VRP, Salatiga. Penebaran Culinex 'Tablet sebanyak 1 tablet per 100 liter air dan M aspericornis sebailyak 25

ekor per gentong.

Penentuan lokasi penelitian dilaku- kan dengan survei pendahuluan keberada- an jentik nyamuk Ae. aegypti pada ber-

bagai tempat penarnpungan air (TPA) se- minggu sekali selama 3 minggu.

Tempat pennampcurgan air yxng di- gunakan berupa gentong t a ~ a h yang ber- lapis semen dan tidak ditutup. \'olume gentong diukw untuk menentukm jumlah Culinex tablet dan predator M. Asperi- cornis yang &an diaplikasikan.

Penyuluhan diberikan kzpada ang- gota PKK tentang manfaat dan pelaksana- an penebaran Culinex tablet darr Ar'. gsperi- cornis.

Untuk mengetahui efikasi jasad hayati yang ditebarkan, dilakixkan evalluasi erlto~raologi berupa pemeriksaan jentik Ae. aegypti seminggu sekali. Penghitungan

jumlah jentik dilakukan dengan melakukan pencidukan, selanjutnya ditampung ke dalam nampan plastik dan dihitung jumlah .jzntilinya. tJntuk mengetahui keberadaan 1"d aspericornis yang diapiikasikan di

gentorig penduduk, dilakukan peng- hitilngan jumlah M. aicspericorrzis yang di-

lakukari setelah 12 miiiggu.

Tesaga pelaksana penelitian terdiri dari 1 peneliti d m 2 teknisi Balai Besar Penelifiarl d m Pengembangan Vektox dail Reservoir Penyakit (B2P2VRP), Salatiga dan 1 orang staf Puskesn~as Ambarawa. D. Analisis data

Untrlk mengetahui efcktii~ibas Culi-. nex tablet d m $1 c~spcricorni,~ ),an;; JiLjpl i - kasikan digut~akan persenltds,: keduks;

jentik Ae. aegypti dengan rumus Mulla et

a1 (1 97 1)

'@,

sebagai berikut:

C l x T2 Persentase reduksi = 100

-

x 100

TI x C2 Keterangan:

C I = Jumlah jentik Ae. aeaypti pada gentong

kontrol sebelum aplikasi

C2 = Jumlah jentik Ae. aegypti pada gentong kontrol sesudah aplikasi

TI = Jumlah jentik Ae. aegypti pada gentong

perlakuan sebelum aplikasi

T2 = Jumlah jentik Ae. aegypti pada gentong

perlakuan sesudah aplikasi

HASIL

Faktor-faktor abiotik menunjukkan bahwa kelembaban nisbi udara berkisar antara 55 - 60% dan PH air 7. Sedangkan suhu udara dan suhu air masingmasing berturut-tut 25 - 28OC d m 22 - 25°C.

Garnbar 1. memperlihatkan rata- rata jumlah jentik Ae. aegypti yang di-

temukan dalarn gentong penduduk, baik sebelum maupun sesudah aplikasi Culinex tabled dan predator M. aspericornis pada

masing-masing perlakuan.

HasiI penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah jentik Ae. aegypti

pada kontrol tetap tinggi selama 12 minggu pengamatan, yang berkisar antara 23 - 28

ekor. Sedangkan pada perlakuan meng- gunakan Culinex tablet antara minggu 1

-

IV rata-rata jumlah jentik Ae. aegypti rerljhat rendah, tetapi mulai minggu ke-5 sampai minggu ke- 12 terj adi peningkatan kembali. Sebaliknya pada perlakuan meng- gunakan M. aspericornis, terlihat pada a.ivaIily a rata-rata j umlah jentiknya tinggi kcrnudian mengalami penurunan hingga akhir penelitian. Sedangkan perlakuan mel~ggtmakan kombinasi Culinex tablet

(4)

Efikasi Kombinasi ... (Yuniarti at.al)

Gambar 1. Rata-rata Jumlah jentik Ae. aegypti pada gentong penduduk di Dusun Kupang Rengas, Kelurahan Kupang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, tahun 2003.

Gambar 2. Rata-rata Jumlah M. aspericornis yang ditebarkan pada gentong penduduk di Dusun Kupang Rengas, Kelurahan Kupang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, tahun 2003.

dan M. aspericornis, terlihat adanya pada akhir penelitian, sedangkan pada per- penurunan yang tajam setelah aplikasi lakuan kombinasi rata-rata jumlah M.

sampai dengan akhir penelitian (minggu ke- aspericornis dari 25 ekor meningkat men- 12). jadi 29 ekor pada akhir penelitian. Rata-rata Rata-rata jumlah M. aspericornis persentase penurunan jentik Ae. aegypti pada perlakuan menggunakan M. Asperi- pada gentong penduduk diperlihat-kan pada cornis saja dari 25 ekor menjadi 32 ekor Gambar 3. dan Tabel 1.

(5)

Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 36, No. 1, 2008:26 - 32 -- 120 'j, 100

B

$ 80

5

60

t

40

.-

.-

(I) Y, 20

P

0

I 11 Ill IV v VI VII Vlll IX X XI XI1

Waktu (Minggu)

+

Culinex

+

M aspericornis -A- Culinex+M aspericornis

Gambar 3. Rata-rata persentase penurunan jentik Ae. aegypti pada gentong penduduk di Dusun Kupang Rengas, Kelurahan Kupang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, tahun 2003.

Tabel 1. Persentase rata-rata penurunan jentik Ae.aegypti pada gentong penduduk di Dusun Kupang Rengas, Kelurahan Kupang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, tahun 2003.

Waktu Culinex Tablet M aspericornis Culinex

+

M.

(Minggu) aspericornis Kontrol

Mean Reduksi Mean Reduksi Mean Reduksi Mean

0 21,lO 28,60 22,40 27,90

Perlakuan menggunakan kombinasi dan efektif menurunkan kepadatan jentik Culinex tablet dan M. aspericornis paling hanya sampai minggu ke-4 sebesar efektif menurunkan kepadatan jentik Ae. 75,69%, dan perlakuan menggunakan M.

aegypti yang berkisar antara 97,2 1 - 100% aspericornis barn mulai minggu ke-8

sarnpai akhir penelitian. Sedangkan pada efektif menurunkan jentik Ae. aegypti se-

(6)

Efikasi Kombinasi ... ... ...( Yunih~ti at. al)

PEMBAHASAN

Faktor abiotik udara dengan ke- lernbaban nisbi antara 55 - 60 %, suhu 22 - 25OC dan air dengan suhu 25 - 28°C serta derajad keasarilan (pH) 7,OO. Besarnya faktor tersebut sangat men- dukung perkembangan jentik Ae. aegypti dan predator M. aspericornis. Hal ini ter- bukti dengan tingginya kepadatan jentik Ae. aegypti sebelurn dilakukan penebaran Culiilex tablet dan

M

aspericornis. A4

aspericornis juga dilaporkan dapat tumbuh dengan baik sekitar suhu kamar dan air dengan pH 7,00 - 7,20 (7f.

Menurut WHO suatu materi yang digunakan dalam pengendalian jentik nyamuk dikatakan efektif bila mampu me- nurunkan minimal 70% dari kepadatan jentik nyamuk yang ditemukan. Perlakuan menggunakan Culinex tablet efektif me- nurunkan kepadatan jentik hanya sampai minggu ke-4 sebesar 75,69%. Formulasi tablet yang berpengaruh pada tingkat se- dimentasi atau pengendapan, adanya toksin dari bakteri di daerah makan jentik Ae. aegypti dan kebiasaan makan jentik ber- pengaruh terhadap efikasi B. thuringiensis israelensis. Bakteri dari tablet akan me- nempel pada dinding atau dasar tempat pe- nampungan air yang sangat sesuai dengan perilaku jentik Ae. aegypti dengan ke- biasaan makan di dasar perairan ('I.

Penggunaan predator M. asperi- cornis dalam rneni~runkan kepadatan jentik Ae. aegyptt membutuhkan waktu yang lebih lama daripada penggunaan larvasida. Hal ini disebabkan sifat dari larvasida adalah rnembunuh jentik nyamuk, sedang- kan predator adalah memakan jentik nyamuk. Penggunaan M aspericornis sangat cocok untuk rnengendalikan jentik G . - , i d Ae. aegypii, dikarenakan predator tersebut memiliki kebiasaan mencari makan di dasar tempat penampungan air (bottom feeder), sehingga kemungkinan

kontak dengar1 jentik Ae. aegypti senlakin besar '33 7'. Devlgan demikian penggunaan predator tersebut cocok di daerah yang sulii air bersih, karena M. uspericsrt~is dapat tumbuh d m berkernbangbiak dengan baik di tempat enarnpungan air yang

P

jarang dikuras (9. Hal ini terlihat dari

jurnlah hi aspericornis yang mengalami peningkatan setelah ditebarkan (Garnbar

2.).

Perlakuan kombinasi antara B.

thuringiensis israelensis (Culinex tablet) dan M. aspericornis memiliki prospek ke depan yang lebih baik dalarn upaya pengendalian vektor DBD Ae. uegypii. Karena jerltik Ae. aegypti yang tidak di- bunuh oleh B. thuringiensis israelensis kemudian dimakan oleh

M

aspericornis, dengm dernikian pemutusan rantai penu-

laran penyakit DBD lebih efektif.

Mengingat terjadinya p e n u n a n status kerentanan vektor DBD terhadap larvasida abate (temephos 1 %) di beberapa daerah, maka penelitian yang mengguna- kan kombinasi B. thuringiensis israelensis dengan predator M. aspericornis ini diharapkan dapat digunakan oleh program dalarn upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk mengendalikan vektor DBD di daerah dengan kondisi air yang sulit dan pengurasan TPA yang jarang.

UCABAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada Dosen Field Epidernio- logi Training Project (FETP), Fakultas Kesekatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya selaku pembimbing penelitian, yang telah membimbing, mem- bina dan memberikan masukan dalam pembuatan makalah ini. Penulis juga me- ngucapkan terima kasih kepada staf

(7)

Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 36, No. 1,2008:26 - 32

Puskesmas Arnbarawa dan para teknisi yang telah membantu dalarn pelaksanaan penelitian.

DAFTAR RUJUKAN

1. Faisya AF. Deteksi status kerentanan insek- tisida organofosfat (Temefos) secara biokemis pada larva nyamuk Aedes aegypti di Kabu- paten Kulon Progo. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 1998.42 - 54.

2. WHO. Biological control of vectors of disease. Sixth Report of the WHO Expert Committee on Vector Biology and Control.

1982.

3. Marten GG, ES Bordes dan Nguyen. Use of Cyclopoida Copepoda for mosguito control. Hydrobiologia. In Press. 1994.

4. Williamson CE, 1991. Copepoda. In: Ecology and classification of North Arnerican fresh- water invertebrates. Academic Press lnc. 787 -- 822.

5. Hanafiah KA. Rancangan percobaan : Teori dan aplikasi. Edisi Revisi. Raja Grafirldo Per- sada, Jakarta. 200 1. 1 - 9.

6 . Mulla MS, HA Darwazeh. Larvicidal efficacy

of various formulations of B.thuringiensis serotype H-14 against mosquitoes. Bull. Soc. Vector Ecol. 1984. 9 (1): 51 - 58.

7. Wyngaard GA, Chinnaappa. General biology and citology of cyclopoids. In: Developmental biology of freshwater invertebrates. Alan R. Liss, New York. 1982.485 - 533. 16 (1): 1 - 7. 8. Becker N et al. Efficacy of new formulation of an asporogenous strain of B. thuringiensis israelensis against larvae of Ae. aegypti. Bull Soc Vector Ecol. 1991. 16 (1): 1 - 7.

9. Widyastuti U, R.A. Yuniarti. Efektivitas M aspericornis ( Copepoda cyclopoida) terhadap jentik Ae. aegypti pada berbagai tipe pe- nampungan air. Laporan penelitian rutin SPVP

Gambar

Gambar 1.  Rata-rata Jumlah jentik Ae. aegypti pada gentong penduduk di Dusun Kupang  Rengas,  Kelurahan  Kupang,  Kecamatan  Ambarawa,  Kabupaten  Semarang,  tahun 2003
Gambar 3. Rata-rata persentase penurunan jentik  Ae.  aegypti  pada gentong penduduk di Dusun  Kupang Rengas, Kelurahan Kupang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang,  tahun 2003

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi miskonsepsi yang dialami oleh subjek impulsif lebih banyak daripada subjek reflektif dari beberapa indikator miskonsepsi yang difokuskan pada materi segitiga

Oleh yang demikian pelajar kolej vokasional seharusnya didedahkan melalui latihan formal kepada elemen- elemen kemahiran employability berpandukan Kurikulum Standard Kolej

Berdasarkan analisis ini dapat dikatakan bahwa kesalahan pemakaian tanda titik koma masih ditemukan yang berarti para mahasiswa masih mengalami permasalahan

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa data mining adalah suatu proses analisis untuk menggali informasi yang berharga yang tersembunyi dengan

Menyikapi hal tersebut, mengintegrasikan Purana dalam materi Mantra, Yantra dan Tantra merupakan salah satu upaya untuk melatih peserta didik untuk menganalis

saat dimasukkan ke dalam botol, Drosophila pada tabel ke 4 dan 7 sudah dalam kondisi sedang mengandung telur. Sedangkan tabel yang lainnya

Mengetahui apakah pengaruh operating capacity yang dimoderasi oleh ukuran perusahaan berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan sektor pertambangan

Hasil Perhitungan Regresi Sederhana Spiritual Quotient Terhadap Prestasi Belajar Untuk Melihat Perubahan Dan Uji T.