• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wisudawan: Kami Siap Belajar di Universitas Kehidupan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Wisudawan: Kami Siap Belajar di Universitas Kehidupan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Wisudawan: Kami Siap Belajar

di ”Universitas Kehidupan”

UNAIR NEWS – Dalam pelaksanaan wisuda Universitas Airlangga

periode Desember 2016 ini, Muchibudin Abas, S.Kom, “kejatuhan

sampur” (ditunjuk) mewakili wisudawan yang dilantik pada siang

itu untuk menyampaikan sambutan. Ia pun naik ke podium dan berpidato di hadapan Rektor dan pimpinan UNAIR, Guru Besar, undangan orang tua wisudawan, dan 873 rekannya yang diwisuda. ”Di universitas ini kami belajar banyak tentang ilmu pengetahuan, baik yang praktis, teoritis, maupun yang bersifat memperluas wawasan. Begitu banyak pengalaman yang kami timba disini, baik di bangku kuliah, di kegiatan kemahasiswaan, maupun saat kami berbincang-bincang dengan para dosen atau tenaga kependidikan,” kata Muchibudin Abas dalam sambutannya. Dikatakan, sekarang baru disadari betapa luasnya cakupan ilmu yang ada, seorang tak cukup waktu untuk menuntutnya di universitas ini. Walau begitu, katanya, pengalaman belajar di UNAIR telah mengajarkan bahwa alumni harus bersiap untuk “belajar” lagi di “universitas kehidupan” yang nantinya akan dimasuki bersama dengan masuknya para alumni ke dunia kerja dan kehidupan sosial kemasyarakatan.

“Untuk itu kami mohon doa restu agar mampu dan siap dalam memasuki suasana dan lingkungan baru di masyarakat serta memberikan kontribusi yang positif. Kepada seluruh teman-teman wisudawan kami ucapkan selamat bahwa akhirnya kita berhasil meraih gelar sarjana. Hidup wisudawan Universitas Airlangga! Hidup rakyat Indonesia! Universitas Airlangga Excellence with

Morality,” tegas Abas, alumnus FST UNAIR ini.

Sebelumnya Abas, atas nama rekan-rekannya yang diwisuda juga menyampaikan ucapan terima kasih yang dalam kepada para pimpinan universitas, dosen dan tenaga kependidikan yang

(2)

senantiasa mengajarkan dan mendampingi mahasiswa dengan sabar. ”Kami tahu betul bahwa proses yang telah kami nantikan selama kurang-lebih empat tahun ini tak akan lepas dari pengorbanan bapak-ibu dosen yang selalu mendampingi dengan sabar. Sekali lagi, terima kasih, teriring doa semoga bapak-ibu dosen senantiasa diberikan kesehatan dan umur yang barokah,” kata Muchibudin Abas menutup sambutannya. (*)

Penulis : Bambang Bes

Diskusi Gayeng dan Gerrr

Antara UNAIR dan Elemen

Masyarakat Surabaya

UNAIR NEWS – Suasana hangat melingkupi ajang diskusi bertajuk Silaturahmi Rektor Universitas Airlangga Bersama Komunitas Rek Ayo Rek (RAR), Tokoh Masyarakat, dan Media di selasar lantai 4

gedung Rektorat Rabu (30/3). Rektor, didampingi jajaran dan para dekan, tampak bersahabat saat berinteraksi dengan Ketua RAR Herman Riva’i, Ketua DPRD Surabaya Armudji, dan semua masyarakat yang ada di sana. Termasuk, para awak media yang antusias mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir. Perwakilan dan pengurus Ikatan Alumni UNAIR juga datang untuk menyemarakkan diskusi.

Acara tersebut tambah terasa akrab karena dipandu oleh pakar komunikasi Drs Suko Widodo MSi. Pria yang juga Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) tersebut acap melontarkan joke segar di hadapan puluhan hadirin yang duduk melingkar di hadapan meja-meja bundar. Tak ayal, atmosfer gerrr-gerrr-an pun mewarnai suasana.

(3)

Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak., CMA. mengaku senang bisa berkumpul dengan semua elemen masyarakat lintas bidang. Ada yang memiliki latar belakang akademisi, politisi, birokrat, polisi, tentara, pengusaha, dan lain sebagainya. “Ini langkah awal. Setelah ini, pasti akan ada diskusi dan pertemuan lain yang tujuannya mencari solusi tiap masalah,” ungkap guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis itu.

Dia menyatakan, pintu kampus selalu terbuka untuk siapa saja. Khususnya, bagi mereka yang ingin mendapat saran dan masukan dari perspektif ilmiah tentang ragam topik. “Kami punya pakar di segala bidang. Yang kami tidak punya cuma uang. Makanya, kalau butuh uang jangan datang pada kami. Datang saja pada Pak Jamhadi (Pengusaha yang juga Ketua Kadin Surabaya, Red),” seloroh Rektor yang disambut tawa para hadirin. Kebetulan, Jamhadi waktu itu tepat duduk di hadapannya. Ditegaskan Nasih, Surabaya tidak hanya punya Tugu Pahlawan, Kenjeran, dan

tetenger lainnya. Namun juga, ada UNAIR yang berlokasi di

pusat kota. Maka itu, sudah sepantasnya para wakil rakyat dan pemkot memaksimalkan potensi UNAIR.

Sementara itu, Herman berharap, komunitas RAR dan UNAIR dapat memberi perubahan pada kondisi sosial di Surabaya. “Segala masalah hanya bisa terselesaikan bila kita bersinergi. Di RAR ada banyak pakar atau “dekan”. Ada “dekan” urusan Pasar Turi seperti Pak Kemas, ada “dekan” urusan bisnis seperti Pak Jamhadi. Ada “dekan” urusan politik dan pemerintahan seperti Pak AH Thony. Makanya, sinergi kita bisa komplit,” urai dia diiringi tepuk tangan hadirin.

Event ini diapresiasi oleh pemerintah pusat. Kasubbag

Komunikasi dengan Lembaga Biro Kerjasama & Kompublik Setjen Kemristekdikti Neni Herlina mengaku kagum dengan gagasan dicetuskannya diskusi ini. “Apa yang dilakukan UNAIR mematahkan persepsi yang banyak beredar dan menyebut kalau kampus adalah menara gading. Hari ini, terbukti jelas kalau kampus benar-benar bisa menyatu dengan masyarakat,” ungkap

(4)

dia.

Wakil Rektor I UNAIR Prof. Djoko Santoso, dr., Sp.PD-KGH., Ph.D., FINASIM mengatakan, kampus memang harus memberi sumbangsih kongkret di masyarakat. Kegiatan kali ini hanyalah satu di antara sekian banyak program UNAIR untuk bisa menyentuh semua elemen. “Percuma ada universitas di suatu kota bila kota itu tidak merasakan manfaatnya,” tegas Djoko. (*) Penulis: Rio F. Rachman

Tim Futsal UNAIR Melaju ke

Final Nasional LIMA 2016

UNAIR NEWS – Tim Futsal Universitas Airlangga berhasil

melenggang ke babak final nasional ajang LIMA (Liga Mahasiswa) setelah menang tipis dengan skor 7 – 6 atas tim Universitas Negeri Sebelas Maret Solo. Tim futsal UNAIR mengalahkan tim UNS di liga final regional, Rabu (12/10), di pertandingan yang dilangsungkan di Gedung Olahraga Ki Bagoes Hadikoesomo Universitas Islam Indonesia.

Tim futsal yang digawangi oleh Dwi Puji Laksono (Fakultas Hukum), Tommy Arif Nugroho (Fakultas Vokasi), Lucky Darmawan (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Chairil Usman Ohorella (Fakultas Vokasi), dan beberapa pemain lainnya, akan bertanding pada tanggal 15 – 22 Oktober 2016 di GOR Ki Bagoes Hadikoesomo UII. Di babak final, tim futsal UNAIR akan bertemu dengan delapan tim dari universitas lainnya.

Kapten futsal, Dwi, mengaku mereka mulai mempersiapkan kekuatan fisik dan teknik-teknik pertandingan. “Persiapan tim UNAIR hanya menambahkan semangat dan tentunya karna kita di

(5)

sini membawa nama almamater tercinta, dengan sepenuhnya bakal berjuang dengan sepenuh hati,” ujar Dwi.

Beberapa anggota tim futsal UNAIR seperti Tommy dan Lucky sebelumnya turut memperkuat skuat futsal Jawa Timur dalam laga PON XIX dan mendapatkan medali perunggu. Tidak hanya itu, dalam laga final futsal Kaskus Central Java Yogyakarta and Nusantara Conference lalu, Tommy mendapat penghargaan sebagai pemain terbaik putra.

Di final, nantinya tim futsal UNAIR akan memberangkatkan setidaknya 20 pemain di laga final nasional. Dwi juga berharap dengan usaha dan persiapan yang sudah matang ini bisa memberikan terbaik untuk almamater. (*)

Penulis: Faridah Hari Editor: Defrina Sukma S

PIH Bagikan Air Minum untuk

Pengunjung Airlangga Career

Fair

UNAIR NEWS: Ribuan pencari pekerjaan dan mahasiswa pemburu beasiswa studi lanjut ”membanjiri” bursa kerja “Airlangga

Career Fair (ACF) XXVI, Scholarship & Entrepreneur EXPO”, di

Gedung Airlangga Convention Center (ACC), Kampus C UNAIR Jl. Dr. Ir. Soekarno, Mulyorejo, Kamis (31/3). Mereka terpaksa harus antre berjajar hingga “mengular” sampai jauh diluar gedung. Guna membantu meringankan rasa haus di terik mentari yang menyengat itu, Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR memberikan minuman air putih kemasan.

(6)

”Hari pertama gelaran ACF ini kami menyediakan 15 dus minuman dalam kemasan gelas transparan, tetapi hanya habis 10 dus saja,” kata Dian Wirawan Norazis, staf bagian protokol PIH UNAIR yang bersama beberapa staf lain dan security membagi-bagikan minuman tersebut.

Menurut Dian, peringai dari mereka rata-rata senang. Maklum mereka saat itu harus rela berdiri dan antre berpanjang-panjang serta diterpa terik matahari yang menyengat. Bagi mereka yang sudah membawa bekal minuman, memang tahu diri dan tidak minta, tetapi yang tidak membawa bekal minum, rata-rata menerima uluran tangan dari PIH itu.

“Terima kasih, lumayan bisa untuk mengusir rasa haus,” tutur Ridwansyah, salah seorang lulusan D3 sebuah perguruan tinggi di Surabaya yang akan memasukkan sejumlah lamaran pada ACF UNAIR kali ini.

“Kebetulan saya tadi lupa belum beli, dan lebih baik ikut antre saja daripada beli air tetapi dapat antreannya belakangan. Terima kasih diberi minuman,” komentar Riyanti, seorang calon pelamar kerja asal Sidoarjo.

Umar, staf PIH lainnya yang juga ikut membagikan air minum, mengatakan bahwa pada hari kedua gelaran ACF ke-26 ini yaitu Jumat (1/4) juga akan menyediakan air minum lagi kepada mereka yang akan mengunjungi “Airlangga Career Fair (ACF) XXVI,

Scholarship & Entrepreneur EXPO XXVI” di Gedung ACC Kampus C

Mulyorejo Surabaya. ACF ini akan berakhir pada 2 April 2016 sore.(*)

(7)

Kembangkan

Potensi

Diri

dengan

Gelar

Pemeran

Wirausaha

UNAIR NEWS – Bermula dari tugas kuliah pada mata kuliah

Kewirausahaan, Muhammad Ali Ridho mahasiswa prodi Ekonomi Islam Universitas Airlangga angkatan 2013, bersama tim berhasil mengadakan pameran Creative Stick (CREASTIK). Pameran tersebut ia gelar bersama dengan anak-anak yatim piatu Al-Amal Surabaya, bertempat di Aula Fadjar Notonegoro Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR, Minggu (15/5).

Pada mata kuliah yang diampu Luthfi Nur Rosyidi, S.E., M.M ini, mahasiswa diajak berlomba-lomba untuk menjalankan program wirausaha mereka. Wirausaha ini juga merupakan salah satu usaha mempersiapkan diri dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

“Awalnya, program wirausaha ini hanya sebatas tugas kuliah. Dengan dana yang terbatas, kami berlima dalam satu tim bersama teman lain bertekat untuk mensukseskan kegiatan wirausaha ini. Akhirnya kami mengangkat tema “Creative Stick”. Kami juga bekerjasama dengan instansi lain untuk mendapat dana tambahan,” ujar Ridho, ketua panitia pada acara pameran CREASIK.

Acara pameran CREASIK juga dihadiri Prof. Dr. Dian Agustia, SE, MSi, CMA, Ak, CA selaku Dekan FEB, Rahmat Sudaryono selaku perwakilan Pemerintah Kota Surabaya, dan 90 anak yatim piatu Al-Amal, Surabaya. Pada pameran ini juga terdapat talkshow dengan “Kuliah Nyambi Kerja” yang mengundang Andi Fakhrum Abadi selaku CEO Rudofa Tech, dan Diza Hanifa pemeran Serial Preman Pensiun sebagai pembicara. Para pembicara berbagi pengalaman seputar dunia wirausaha, serta memberikan motivasi kepada anak-anak panti asuhan.

(8)

Pameran ini diikuti oleh 39 tim, yang masing-masing terdiri dari 5 orang. Mereka diminta untuk membuat sebuah usaha, dengan tujuan melatih softskill. Terutama, softskill dalam mengambil sebuah kebijakan yang nantinya menguntungkan banyak pihak, baik bidang entrepreneur maupun sociopreneur. Tim Ali, menggandeng panti asuhan Al-Amal Surabaya dengan membagikan 1000 stik es krim dan perlengkapan lomba lainnya kepada anak-anak panti. Stik es krim dikreasikan menjadi replika rumah agar dapat melatih kreativitas dan kerjasama antar tim.

Ada salah satu karya yang dibuat oleh Wulan Dari bersama tim yang mampu menarik perhatian Dekan FEB dengan karya “Panggung” mereka. Wulan Dari bersama tim berhasil meraih juara satu pada pameran tersebut.

“Saya bangga dan mengapresiasi sekali, terutama kepada dosen yang mengajar pada mata kuliah kewirausahaan. Apabila saya dosennya, saya akan memberikan nilai A plus. Program seperti ini harus terus dijalankan, apalagi berbau syariah,” jelas Prof Dian. (*)

Penulis : Disih Sugianti

Editor : Binti Q. Masruroh

Putri Indonesia 2014 Jemput

Gelar Sarjana Hukum Usai

Kontes Kecantikan

UNAIR NEWS – Gadis bertubuh semampai itu baru saja

menyelesaikan kuliah pada siang hari itu. Ia berjalan menuruni tangga sembari menyibakkan rambut panjang dan tersenyum manis ke arah kami. “Hallo! Akhirnya kita ketemu ya,” sapa Elvira

(9)

Devinamira kepada kru Newsroom UNAIR yang menemuinya siang itu.

Ia baru saja selesai mengikuti kelas ‘Hukum Arbitrase’ di salah satu ruangan di lantai tiga Gedung A Fakultas Hukum Universitas Airlangga. Mata kuliah itu ia selesaikan sebagai prasyarat yudisium untuk menyelesaikan kuliah strata satu Ilmu Hukum.

Sejak ia memenangkan kontes ratu kecantikan bergengsi Putri Indonesia 2014, Elvira harus menunda kesibukan kuliahnya selama satu setengah tahun. Maklum, usai dinobatkan menjadi Putri Indonesia 2014, Elvira terus menempa diri dengan berbagai latihan dan kesibukan menuju ajang Miss Universe 2014.

Setelah kompetisi tersebut rampung, ia tak bisa langsung melanjutkan kegiatan perkuliahan. Banyak konferensi pers dan tawaran yang mengalir padanya. Baginya, itu momentum jarang yang mungkin tidak akan datang untuk kedua kalinya.

“Waktu itu saya mikir kesempatan nggak datang dua kali. Sayang kalau nggak diambil. Sekarang udah agak lega karena bisa membagi waktu,” ujar pemenang Best National Costume pada ajang Miss Universe 2014 itu.

Setelah rangkaian ajang kecantikan itu selesai, Elvira kembali pada rutinitasnya sebagai mahasiswa. Meski ia kini tengah menjalani berbagai kesibukan sebagai entertainer, Elvira melakukan perjalanan Jakarta – Surabaya pulang pergi secara teratur seminggu sekali. Tahun 2016 ini, gadis dengan tinggi 1,78 meter ini memiliki target untuk menyelesaikan kuliah strata satunya.

“Saya masih memiliki tanggungan dua mata kuliah untuk memenuhi SKS (satuan kredit semester) sebagai prasyarat yudisium. Tema skripsi saya nggak jauh-jauh dari pariwisata dan kebudayaan di Indonesia,” ujarnya ketika ditemui di Gedung A, FH UNAIR.

(10)

Bergelut dalam dunia modelling dan mengikuti kontes ratu kecantikan ternyata bukan murni keinginan Elvira. Ibu Elvira, Henida Prabawati, telah mendorong kemampuan non-akademis Elvira sejauh ini.

“Because of my mom. Karena menurut beliau, hardskill akademik saya udah cukup. Dulu saya juga cum laude. Sekarang waktunya untuk menggali potensi di luar perkuliahan. Saya percaya rida Allah adalah rida orang tua,” tuturnya.

Masakan dan kumpul bareng keluarga adalah dua hal yang paling ia rindukan khususnya ketika ia berada di Miami, Florida, Amerika Serikat, untuk mengikuti karantina Miss Universe 2014. “Yang paling saya rindukan ketika itu adalah makanan dan masakan keluarga. Di sana saya tidak bertemu siapa-siapa selama satu bulan. Not even my family,” tutur perempuan kelahiran 28 Juni 1993.

Cantik

Bagi Elvira, Miss Universe bukan hanya soal ajang kecantikan semata. Lebih dari itu, kompetisi Miss Universe melibatkan kepribadian dan potensi diri.

“It’s not just about beauty. It’s about personality, and how y o u b e h a v e y o u r s e l f . P a d a a j a n g i t u , s a y a t i d a k merepresentasikan Elvira, tapi ini tentang Indonesia. Kalau kamu dipanggil, mungkin selanjutnya mereka tidak ingat namamu. Tapi ingat Indonesia,” ujarnya seraya mengingat tentang perjuangannya ketika mengikuti Miss Universe 2014.

Dalam sesi wawancara dengan juri, Elvira bercerita tentang penegakan hukum di Indonesia. “Saya mengatakan bahwa hukum di Indonesia sangat melindungi wanita. Wanita memiliki derajat yang sama dengan pria. Tidak ada kesenjangan hukum antara pria dan wanita. Kita adalah civil law, negara yang patuh hukum,” kenangnya.

(11)

banyak pengalaman berkesan bagi Elvira. Ia mengaku bahwa meskipun kompetisi tersebut telah berakhir sejak awal tahun 2015 silam, namun hubungan baik dengan sesama kontestan tetap terjalin hingga kini. Ia dan kawan-kawannya sesama kontestan Miss Universe sering berkumpul untuk mengadakan reuni.

“Bertemu dengan 88 orang dari berbagai belahan dunia adalah yang paling berkesan buat saya. Dengan itu saya menjadi punya banyak teman. Tiap saya pergi ke negara-negara dari berbagai belahan dunia, ada teman yang bisa saya temui,” ujarnya senang.

Keberlanjutan studi

K i n i , s e l a i n t e t a p m e n j a l a n i r u t i n i t a s d i b i d a n g

entertainment, Elvira berfokus pada keberlanjutan studinya. Ia

berencana untuk bisa yudisium dan mengikuti prosesi wisuda di tahun ini. Mengikuti wisuda dan memakai toga, adalah keinginannya saat ini untuk membanggakan orangtuanya. Ditanya mengenai cita-cita, dulu ia sempat berkeinginan untuk menjadi diplomat. Namun, kini ia sadar bahwa untuk menjadi diplomat membutuhkan proses yang cukup sulit. Ia juga harus meninggalkan banyak hal jika menekuni bidang profesi tersebut. “Untuk keberlanjutan studi, mungkin saya tetap di Jakarta. Saya cuma menggunakan hukum ini untuk defence saya. Di

entertainment bisnis, hukum bisnis, perjanjian kontrak iklan, movie deal. Jangan asal main tanda tangan. Saya selalu baca,

memastikan bahwa tidak ada pelanggaran-pelanggaran. Ketelitian itu karena hukum adalah bidang studi saya. To me, hukum dipakai dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya tentang karir dan jabatan,” paparnya.

Berbagai prestasi yang telah diraih Elvira tak lepas dari perjuangan dan kerja keras yang ia lakoni. Seperti motto hidupnya, “Tidak ada hasil yang mengkhianati usaha”.

(12)

memang harus ada pengorbanan dan usaha. Mungkin memang akan terasa pahit di depan, tapi akan menjadi manis di belakang. Karena tidak ada hal di dunia ini yang sia-sia,” pungkasnya. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S.

Mengkaji Dua Film Religi,

Intan Fitranisa Lulus Terbaik

S2 FISIP

UNAIR NEWS – Siapa yang tidak mengenal film “99 Cahaya di Langit Eropa” dan “Haji Backpaker”? Keduanya merupakan film

Indonesia yang laris ditonton oleh masyakarat Indonesia karena menampilkan corak identitas keislaman yang unik dan beragam. Bagi Intan Fitranisa, M.Med., Kom, kajian mengenai film tersebut menumbuhkan keinginan untuk menjadikannya sebagai penelitian akhir studi program masternya di FISIP UNAIR.

Mengapa ia menulis tesis berjudul “Membaca film Indonesia bertema Religi: Studi Film Discourse Interpretation tentang Identitas Keislaman dalam film 99 cahaya di Langit Eropa & Haji Backpacker”, karena ia melihat dua film itu menawarkan diskursus berbeda tentang identitas keislaman dalam konteks global.

“Bagi saya, meneliti tentang media dan Islam adalah hal yang baru, karena sebelumnya saya lebih banyak belajar tentang perempuan, gender, dan etnisitas,” kata alumni SMAN 5 Surabaya kelahiran 18 Mei 1998 ini.

(13)

Dijelaskan, film 99 Cahaya di Langit Eropa dan Haji Backpacker menunjukkan adanya perbedaan formasi diskursif tentang identitas keislaman yang ditawarkan kedua film. Hal ini disebabkan film 99 Cahaya di Langit Eropa dan Haji Backpacker mengambil locus berbeda dalam merepresentasikan identitas keislaman pada konteks global.

Penelitian ini ia lakukan selama dua semester, dibimbing oleh Prof. Rachma Ida, Dra., M.Comm., Ph.D dan Dr. Yayan Sakti Suryandaru, S.Sos., MSi. Intan mengaku keduanya memberikan tantangan dalam penelitian, khususnya dalam teori dan metodologi serta ketelitian dalam mengoreksi tugas akhirnya secara detail. Disela kuliah ia aktif di berbagai aktivitas peneliti, konsultan, dan berkesenian.

Lulus dengan IPK 3,86 dan dinyatakan sebagai wisudawan terbaik S2 FISIP, Intan mengaku bahwa yg ia raih ini hasil usaha total dalam mengerjakan apapun selama di kampus. Selain itu ia juga menyukai apa yang ia lakukan. “Untuk ini saya sangat berterima kasih kepada kedua orang tua karena memberikan kepercayaan penuh untuk menjalani apa yang sudah jadi passion saya sejak lama,” kata Intan.(*)

Penulis: Moh Ahalla Tsauro Editor: Nuri Hermawan

Calon Mahasiswa UNAIR Diimbau

Teliti dalam Membawa Berkas

Pendaftaran

UNAIR NEWS – Ratusan calon mahasiswa baru (camaba) melakukan

(14)

Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Sejak Rabu (17/5) pagi, ratusan camaba memadati Airlangga Convention Center (ACC) Kampus C, UNAIR. Dalam SNMPTN tahun ini, UNAIR menerima sejumlah 1.865 camaba.

Ada berbagai tahapan yang harus dilalui camaba dalam proses daftar ulang ini. Dalam proses verifikasi berkas, yang harus dibawa meliputi fotokopi legalisir dan dokumen asli ijazah/surat keterangan lulus, SKHUN/SKHUN Sementara, Akta Kelahiran/Surat Kenal Lahir, Surat Keterangan dari RT/RW, dan fotokopi Kartu Susunan Keluarga.

Selain itu, mereka juga harus membawa pas foto berwarna dan surat pernyataan bebas narkotika dan obat-obatan terlarang. Di setiap loket ketika daftar ulang, camaba menunjukkan berkas-berkas yang dibawa. Kepala Seksi Registrasi Direktorat Pendidikan, Aris Setiawan, mengatakan, berdasarkan proses daftar ulang yang telah dilakukan, sejumlah camaba kurang teliti dalam membaca panduan. Sehingga ada berkas-berkas yang terlewat untuk dibawa.

“Data harus dibawa. Kadang anak-anak kurang teliti membacanya,” kata Aris.

Proses pendaftaran ulang ini akan berlangsung hingga hari Jumat, 19 Mei 2017. Aris menambahkan, camaba yang tidak melakukan daftar ulang hingga tanggal yang ditentukan dinyatakan gugur sebagai mahasiswa UNAIR.

“Yang tidak melakukan daftar ulang sampai tanggal 19 dianggap mengundurkan diri sebagai mahasiswa UNAIR,” ujar Aris.

Listi Budiarti camaba asal Kalimantan Selatan mengaku lega bisa mengikuti proses daftar ulang. Tandanya, satu tahap telah dilalui sebelum ia secara resmi dinyatakan sebagai mahasiswa UNAIR.

(15)

ulang. Informasi seputar daftar ulang cukup bisa dipahami,” tutur alumnus SMAN 1 Paringin, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, ini kepada UNAIR NEWS. (*)

Penulis: Binti Q. Masruroh

Diploma

Pariwisata

Ajak

Pengunjung Nikmati Dunia

Wonderland

UNAIR NEWS – Ruang lantai dua Gedung D Pariwisata, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Airlangga disulap menjadi ruangan layaknya sebuah kafe. Ruangan didesain dengan tirai berwarna merah marun dan putih tulang secara apik. Penyelenggara acara bermaksud memanjakan pengunjung dengan sajian aneka makanan dan pertunjukan. Di tempat pusat pertunjukan diselenggarakan, latar panggung juga dihias dengan aneka macam kartu remi.

Di ruangan serupa, berbagai menu makanan dan minuman oriental juga ditata rapi. Sekitar sembilan menu makanan dihidangkan secara prasmanan kepada pengunjung, diantaranya adalah tahu kukus dan saus kacang, fish and sweet sour, bon riz frit, risoles mayo, dan choco corn flakes. Sambil menyantap makanan, pengunjung juga bisa mendengarkan dan menyaksikan penampilan grup musik akustik secara langsung.

Sekitar 60 pengunjung yang datang menikmati sajian kelompok mahasiswa program studi D-3 Pariwisata, Fakultas Vokasi UNAIR. Mengusung tema “Buffet Lunch: Rustic Wonderland Theme”, acara diselenggarakan pada Rabu (11/5) di Gedung D Pariwisata, FISIP UNAIR.

(16)

“Kita ingin menyuguhkan sebuah event seperti dunia imajinasi dalam hal ini seperti film Alice in the Wonderland. Secara garis besar, dekorasi tidak berbeda jauh dari filmnya. Kenapa begitu? Kita tidak ingin membuat buffet yang sifatnya terlalu formal,” tutur Bryan Adietya, koordinator acara Buffet Lunch. Acara ‘buffet lunch’ merupakan acara tahunan mahasiswa D-3 Pariwisata yang memilih peminatan perhotelan. Kegiatan ini merupakan praktik pelaksanaan mata kuliah Pengolahan Makanan dan Tata Hidang. Kegiatan diorganisir oleh mahasiswa semester empat D-3 Pariwisata dengan bantuan dari dosen pengampu.

Untuk bisa mengunjungi acara buffet lunch, panitia menyediakan undangan yang dijual senilai Rp60 ribu per undangan. Tamu yang hadir berasal dari kalangan mahasiswa UNAIR, alumni, dan dosen. Bagi tamu yang membawa undangan, mereka berhak mengikuti undian berhadiah suvenir menarik dari pihak sponsor. Para tamu juga bisa berfoto dengan latar menarik yang telah disediakan panitia. Para tetamu juga terlihat menikmati acara. Mereka sesekali turut bernyanyi mengiringi alunan gita dari grup musik. Sesekali juga, tamu mengambil sajian oriental yang disediakan oleh para punggawa dapur.

Bunga Sahana Vidya, mahasiswa D-3 Pariwisata yang juga berperan sebagai kepala koki buffet lunch, turut bercerita tentang pengalaman dapurnya. Sebagai kepala koki, ia dan rekan-rekan tim dapur harus menyediakan makanan yang lezat untuk dijamu tamu.

Segala persiapan, baik tim dapur maupun acara, telah dilaksanakan oleh tim sejak H-1. Bryan menambahkan, bahwa p i h a k n y a d a n s e l u r u h t i m b e r t a n g g u n g j a w a b u n t u k menyelenggarakan acara sebaik mungkin.

“Senang sekali melihat antusiasme pengunjung karena mereka mau percaya kepada kami. Biasanya kalau anak kuliah yang mengadakan event pasti mereka mikir-mikir bakal bagus atau nggak nih. Kita memberikan yang terbaik, termasuk dalam proses

(17)

memasak. Kalau pengunjung sekarang puas, ini bisa berimbas pada adik kelas. Ketika adik kelas mengadakan buffet lunch, bakal ramai juga,” tutur Bryan. (*)

Penulis: Defrina Sukma S. Editor : Binti Q. Masruroh

Mahasiswa FST Temukan Selaput

Penutup Organ Pencernaan

untuk

Atasi

Kasus

Gastroschisis

UNAIR NEWS – Lima mahasiswa prodi Teknobiomedik Fakultas

Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga, dalam inovasi penelitiannya berhasil membuat selaput penutup organ pencernaan untuk menangani kasus gastroschisis yaitu kelainan dinding perut yang terbuka. Padahal kasus yang umumnya menimpa pada bayi yang baru lahir itu, di Indonesia masih merupakan kasus dengan resiko cukup tinggi.

Mengapa masih berisiko tinggi, berdasarkan hasil penelitian karena di Indonesia masih banyak terdapat kehamilan usia sangat muda akibat pernikahan usia dini. Kemudian karena paritas tinggi, yaitu semakin banyaknya kelahiran pada seorang ibu (atau ibu banyak melahirkan) walau hal ini masih ada kaitannya dengan kehamilan pada usia tua, serta karena kekurangan asupan gizi pada ibu hamil.

S e d a n g k a n s a l a h s a t u s o l u s i u n t u k m e n a n g a n i k a s u s

gastroschisis tersebut adalah menutupnya dengan selaput

(18)

dilakukannya operasi penutupan abdomen pada bayi tersebut. Tindakan ini dikenal dengan menggunakan teknik SILO (silastic

springs-loaded silo).

Hasil temuan Karina Dwi Saraswati (22), Fadila Nashiri Khoirun Nisak (22), Inas Fatimah (22), Fulky A’yunni (21), dan Claudia Yolanda Savira (21) ini bahkan menarik perhatian Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemenristek Dikti, yang kemudian memberi dana pengembangan penelitian melalui Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE). Di bawah bimbingan Dr. Prihatini Widiyanti, drg. M.Kes mereka mengemas hasil penelitian ini dalam judul “Studi In Vivo

Poly-Lactid-Co-Glicolic-Acid (PLGA) dengan Coating Kitosan Sebagai Selaput Penutup Organ Pencernaan Untuk Aplikasi Kelainan Dinding Perut Yang Terbuka.”

Diterangkan oleh Karina, sebagai ketua kelompok, pada umumnya SILO tersebut terbuat dari bahan dasar silikon yang bersifat toksik, sehingga kelima mahasiswa FST UNAIR tersebut berhasil membuat selaput penutup organ pencernaan yang terbuat dari bahan Poly-Lactid-co-Glicolic-Acid (PLGA) dilapisi Kitosan yang bersifat biokompatibel (dapat diterima oleh tubuh) dan tidak mengandung senyawa toksik.

“Pemilihan material PLGA ini dikarenakan sifat PLGA tersebut elastis, biokompatibel, serta tahan degradasi dalam waktu yang cukup lama. Selain itu penambahan coating atau pelapisan kitosan ini dimaksudkan untuk meningkatkan biokompatibilitas, meningkatkan proliferasi dan cell attachment, sehingga yang diharapkan selaput penutup organ pencernaan dapat menutup organ pencernaan sementara sampai pada saatnya dimasukkan kembali ke dalam rongga abdomen,” tambah Karina Dwi Saraswati. Hasil pengujian gugus fungsi menunjukkan bahwa meningkatnya pita serapan pada bilangan gelombang 1747,50 cm yang merupakan gugus amida I menunjukkan keberadaan kitosan yang terbentuk bersama PLGA. Hasil kekuatan tarik untuk setiap variasi adalah 4,78 MPa (PLGA) dan 12,96 MPa (PLGA-kitosan).

(19)

Hasil Uji Sitotoksisitas PLGA-Kitosan menunjukkan persentase batas minimal sel hidup yaitu lebih dari 60%. Ini menandakan bahwa membran Spring-loaded silo ini tidak bersifat toksik. Selain itu, dari hasil Uji Morfologi tidak terlihat pori pada permukaan silo yang dikarenakan pori membran sangatlah kecil. Ukuran pori ini sesuai untuk diaplikasikan sebagai selaput penutup sementara organ pencernaan yang memiliki ukuran pori 0,1–10 mikro. Pada saat ini diakui masih dalam tahap pengujian pada hewan coba, tetapi berdasarkan hasil uji secara in-vitro, membran Poly-Lactid-co-Glicolic-Acid (PLGA) yang dilapisi kitosan memiliki potensi sebagai kandidat selaput penutup organ pencernaan yang baik. (*)

Referensi

Dokumen terkait

Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang yang. mempunyai asal dan tujuan tetap maupun

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui pelaksanaan Sistem Resi Gudang PT.Pertani (Persero) Cabang NTB di Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat (2)

From eight translation methods by theory of Newmark (1988), three methods are applied by the translators in translating “The Tales of Beedle The Bard”. The use of

Apabila Pemegang Polis sebagai orang tua dari Tertanggung didiagnosa menderita salah satu dari 43 jenis Penyakit Kritis yang kami pertanggungkan, mengalami Cacat Total dan Tetap

Implementasi secara sinergis daya dukung tiga faktor utama terhadap peningkatan mutu pendidikan berbasis madrasah di MTsN Kabupaten Jember, yaitu: peningkatan mutu

Tujuan ini menjadi pedoman bagi masing-masing institusi (pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota) dalam melaksanakan kewenangan penyelenggaraan

Beberapa temuan penelitian ini adalah (1) secara keseluruhan pengetahuan tentang konsep ekosistem tidak berpengaruh terhadap perilaku berwawasan lingkungan siswa,

Berdasarkan diskripsi data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Peran guru di SD Muhammadiyah 16 Surakarta dalam