• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. penelitian di dua sekolah yaitu paparan data di SDI Muhamadiyah Desa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. penelitian di dua sekolah yaitu paparan data di SDI Muhamadiyah Desa"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

79

Pada bab ini diuraikan data hasil penelitian yang berupa paparan data penelitian di dua sekolah yaitu paparan data di SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan, dan paparan data di SDIT Al-Aqsha Desa Besole.

A. Paparan Data

1. Paparan data di SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan

Bagian ini memaparkan data mengenai: (a) langkah-langkah yang dilakukan SDI Muhamadiyah dalam mengoptimalkan pendidikan holistik dan (b) hasil optimalisasi pendidikan holistik yang dilakukan oleh SDI Muhamadiyah.

a) Langkah-langkah yang Dilakukan SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan dalam Mengoptimalkan Pendidikan Holistik untuk Mencapai Tujuan Institusional Sekolah

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi terdapat enam upaya yang dilakukan oleh SDI Muhamadiyah dalam mengoptimalkan pendidikan holistik di lembaga sekolahnya, melalui pengembangan enam kecerdasan, berikut langkah yang dilakukan:

(2)

1) Pengembangan Aspek Intelektual

Pendidikan holistik yang dikembangkan di SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan bertujuan untuk memperoleh lulusan sesuai yang diharapkan. Tujuan pendidikan intitusional sekolah SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan selengkapnya peneliti paparkan di lampiran.

Langkah awal yang dilakukan lembaga sekolah ini ialah menyediakan fasilitas pendidik lulusan sarjana. Fasilitas lainnya ialah 7 ruang kelas untuk 7 rombongan belajar, perpustakaan dan alat peraga.

Hasil dari observasi keberadaan fasilitas tersebut berperan penting dalam mendukung penyelenggaraan kegiatan mengajar yang efektif. Ruang kelas digunakan peserta didik untuk belajar dengan nyaman, perpustakaan yang berisi berbagai macam buku dimanfaatkan peserta didik untuk menambah pengetahuan dan alat peraga dapat digunakan guru sebagai media pembelajaran. 1

Berkaitan usaha untuk mengembangkan kecerdasan intelektual peserta didik, SDI Muhamadiyah menerapkan pembelajaran kooperatif. Melalui penerapan tersebut diharapkan peserta didik dapat berpartisipasi aktif sehingga

1 Observasi 25 Maret 2017

(3)

seluruh dimensi manusia terlibat (fisik, sosial, emosi, akademik).

Berdasarkan hasil observasi, untuk mengembangkan aspek intelektual guru selalu memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memikirkan dan memutuskan jawaban dari pertanyaan atau tugas yang diberikan guru. Bagi peserta didik yang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru mereka mengemukakan jawaban mereka, setelah dipersilahkan oleh guru. Selanjutnya, guru membimbing siswa merefleksikan jawaban sementara melalui penekanan pada jawaban yang dianggap benar dan memberikan pertanyaan terkait jawaban sementara siswa.2

Gambar 4.1 Siswa Aktif di Kelas3

Gambar di atas menunjukkan kegiatan guru menyusun lingkungan yang kondusif untuk meningkatkan

2 Observasi , 25 Maret 2017

(4)

potensi kreatif dan pengetahuan peserta didik di dalam kelas dengan memberikan keleluasaan bagi mereka untuk mengungkapkan pendapat. Guru menciptakan suasana belajar yang tidak tegang agar peserta didik merasa nyaman dan tidak malu-malu untuk berpendapat maupun bertanya.

Lebih detailnya peneliti bertanya kepada guru kelas mengenai pendekatan siswa belajar aktif, beliau menjelaskan sebagai berikut,

Untuk pembelajaran aktif di sini kami mengupayakan adanya timbal balik saat proses belajar berlangsung. Meskipun metode yang digunakan kadang masih ceramah kami selalu memberikan kesempatan siswa untuk memikirkan dan memutuskan jawaban dari pertanyaan atau tugas yang diberikan guru. Awalnya ya dengan memancing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan, anak yang bisa menjawab biasanya angkat tangan lalu guru menulis jawaban dari siswa kemudian kita bahas bersama-sama.4

Hasil observasi lainnya mengungkapkan bahwa guru juga selalu mengajak peserta didik memperoleh pengetahuan awal secara nyata baik melalui buku, gambar, maupun obyek langsung. Hal ini bertujuan untuk mendorong peserta didik membaca terlebih dahulu materi yang akan dibahas sehingga mereka menemukan pengetahuan tanpa guru harus menjelaskan terlebih dahulu.

(5)

Gambar 4.2 Siswa Membaca Buku5

Gambar di atas adalah kegiatan peserta didik membaca buku terlebih dahulu sebelum guru menjelaskan materi. Guru memberikan waktu sekitar sepuluh menit untuk membaca agar peserta didik mendapatkan pengetahuan awal dari kegiatan tersebut dan salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam membaca.

Suasana belajar di SDI Muhamadiyah dirancang menyenangkan, dan dipenuhi dengan cinta juga persahabatan yang nantinya akan membuat peserta didik merasa nyaman berada di kelas. Ketika peserta didik sudah merasa nyaman, itu akan memudahkan mereka untuk menerima informasi atau materi pelajaran. Sebagaimana yang disampaikan oleh guru kelas,

Dalam kegiatan mengajar sekolah kami juga mengaplikasikan model pembelajaran yang

(6)

memperhatikan perkembangan psikologis anak juga. Bagaimana caranya kami membuat anak-anak tidak merasa jenuh dalam kegitan belajar mengajar. Mereka menerima materi setiap hari, kasihan juga jika kita tidak memperhatikan kebutuhan psikologisnya. Sesekali dalam seminggu saya biasanya mengajak siswa kelas III untuk belajar di ruang terbuka guna mengurangi kejenuhan dalam belajar yang biasa dilakukan di dalam kelas, sehingga mereka merasa fresh dalam menerima materi.6

Gambar 4.3 Siswa Belajar di Ruang Terbuka7

Berdasarkan gambar di atas peserta didik belajar di ruang terbuka, kegiatan proses pemelajaran tidak berbeda dengan perserta didik yang di dalam kelas. Guru mengajar dan memberikan tugas seperti biasanya, bedanya hanya pada tempat saja untuk memberikan suasana yang berbeda.

Bagi kelas yang memiliki jumlah peserta didik tidak sedikit, perlu didukung adanya guru pendamping untuk membantu kegiatan belajar mengajar. Beliau mengatakan,

6 Wawancara dengan Susmiatin, 27 Maret 2017, Pukul 10.00-11.00 WIB 7 Dokumentasi, SDI Muhamadiyah 2017

(7)

Setiap siswa memiliki karakter yang berbeda, ada yang pemalu, ada yang tidak. Ada yang langsung berterus terang, ada yang pendiam. Guru berusaha peka terhadap siswanya, apa yang siswa ingin coba sampaikan dsb. Dengan begitu, siswa merasa terlindungi dan merasa ada yang meperhatikan mereka meski tidak sedang bersama orang tua di sekolah, siswa akan senang belajar, bergaul dan beribadah. Adanya guru pendamping juga sangat membantu dalam kegiatan belajar mengar dan pengawasan siswa di kelas.8

Gambar 4.4 Team Teaching9

Gambar di atas merupakan kegiatan guru pendamping dalam membantu anak dalam banyak hal yaitu fokus, komunikasi, partisipasi dalam kelas, sosialisasi, bersopan santun dan mengendalikan perilakunya.

Berhubungan dengan pendekatan siswa aktif di kelas, diungkapkan oleh peserta didik bahwa, “sebelum pelajaran dimulai biasanya guru memberikan beberapa pertanyaan, yang bisa menjawab angkat tangan atau maju ke depan kelas.10

8 Wawancara dengan Susmiatin, 27 Maret 2017, Pukul 10.00-11.00 WIB 9 Dokumentasi, SDI Muhamadiyah 2017

(8)

Usaha untuk meningkatan prestasi belajar peserta didik, guru di SDI Muhamadiyah dituntut untuk kreatif membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik agar mereka dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi yang optimal. Tugas guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas lebih hidup. Sebagaimana penjelasan guru kelas,

Sebisa mungkin guru mampu menciptakan suasana yang aktif. Aktif yang dimaksudkan di sini mampu membuat siswa aktif bertanya, berani mengemukakan pendapat atau gagasannya, siswa ingin lebih tahu dan tertarik dengan materi yang disampaikan. Penyampaian materi yang menarik, diskusi kelompok, praktek langsung dan penggunaaan media pembelajaran yang sesuai dengan materi bisa kami lakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Intinya ada hubungan timbal balik di kelas antara guru dan murid. Kami juga selalu menyemangati mereka untuk belajar dan yakin atas kemampuan yang mereka miliki.11

Langkah lain untuk mengembangkan aspek intelektual pada peserta didik adalah adanya ekstrakurikuker bahasa Arab. Ekstrakurikuler ini diberikan kepada semua tingkat kelas untuk meningkatkan kemampuan bahasa Arab mereka. Pelajaran tambahan juga diberikan kepada peserta didik untuk meningkatkan aspek

11

(9)

intelektual. Contohnya adalah penambahan vocabulary pada pelajaran bahasa Inggris dan bahasa Arab. Kegiatan ini dilakukan setiap pagi setelah siswa masuk ke kelas dan mengaji.

Berhubungan dengan kegiatan di atas berikut penjelasan dari kepala sekolah,

Sebelum pelajaran dimulai, siswa sholat dhuha dulu di masjid. Tetapi bergantian, kelas bawah mendapatkan giliran sholat dhuha dulu. Sementara itu untuk kelas atas ada pembelajaran tambahan untuk meningkatkan kecerdasan mereka, penambahan kosa kata bahasa Arab dan bahasa Inggris misalnya. Guru bahasa Arab dan bahasa Inggris adalah guru kelas mereka masing-masing. Tidak hanya itu saja, tetapi juga ada hafalan surat pendek, doa-doa, lalu mengaji. Guru memberikan pembelajaran sesuai kebutuhan siswa. Setelah kelas bawah selesai sholat, mereka juga akan melakukan kegiatan yang sama.12

Usaha dalam mengembangkan kecerdasan intelektual pada peserta didik di SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan tidak terlepas dari berbagai kendala diantaranya adalah waktu yang terbatas. Di samping itu beragam tingkat kecerdasan yang dimiliki peserta didik salah satunya. Peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan yang kurang membutuhkan perhatian lebih dalam menerima materi yang diberikan, berikut tambahan penjelasan yang diberikan oleh guru kelas,

(10)

Hambatannya adalah jika anak yang tingkat kecerdasannya lebih rendah tidak sama penerimaan materinya jika dibandingkan dengan anak yang tingkat kecerdasannya lebih tinggi. Hal ini menjadi hambatan dalam efisensi waktu, misalkan seharunsya sudah sampai pada materi B tapi masih pada materi A. Sedangkan waktu kita terbatas di sekolah.13

Tingkat kecerdasan peserta didik yang berbeda tidak menjadikan SDI Muhamadiyah mengelompokkan kemampuan peserta didiknya. Setiap peserta didik memiliki hak yang sama dan sudah tugas guru untuk membimbing mereka. Sebagaimana yang disampaikan oleh guru kelas,

Sebagai solusi dari hambatan yang kami jumpai dalam mengembangkan aspek kecerdasan pada anak-anak. Kita memberikan pendampingan, bagi kelas yang muridnya banyak guru pendamping ini sangat bermanfaat dalam membantu membimbing siswa. Karena guru satu saja tidak akan mudah mengawasi setiap siswa di kelas, lalu memberikan perhatian lebih, kita pantau perkembangan mereka tiap harinya dan telaten dalam memimbing mereka. Jangan sampai membanding-bandingkan anak dalam hal ini, setiap anak pasti mampu tapi mungkin speed-nya saja yang berbeda. Selain itu sebisa mungkin menciptakan kelas yang menyenangkan, bisa kita lakukan melalui game. Jika suasana menyenangkan siswa akan lebih mudah menyerap pelajaran. Yang sabar dan telaten saja dalam menghadapi anak-anak.14

2) Pengembangan Aspek Spiritual

SDI Muhamadiyah merupakan sekolah yang melaksanakan pembelajaran berdasarkan nilai-nilai

13 Wawancara dengan Retno Henawati, 27 Maret 2017, pukul 13.00-14.00 WIB 14 Wawancara dengan Susmiatin, 27 Maret 2017, pukul 10.00-11.00 WIB

(11)

keislaman. Lembaga sekolah ini menempatkan aspek keagamaan lebih banyak di dalam pembelajaran peserta didik namun tidak mengesampingkan pelajaran umum lainnya.

Peneliti mengamati bahwa kegiatan pembelajaran di SDI Muhamadiyah sangat kental dengan nuansa islami, mulai dari awal sampai akhir pelajaran. Peserta didik benar-benar dibimbing dalam lingkungan yang religius. Hal ini terlihat dari semua kegiatan yang berlandaskan ajaran Islam guna untuk meningkatkan aspek spiritual peserta didik sesuai dengan misi lembaga sekolah yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa.15

Kegiatan dimulai pukul 07.00, dengan mengajak peserta didik menghafal doa dalam kehidupan sehari-hari, menghafal asmaul husna, atau mengaji sebelum pelajaran dimulai. Selanjutnya guru mengajak peserta didik untuk menunaikan ibadah sholat dhuha. Terdapat pembagian waktu dalam pelaksanaan sholat dhuha dari kelas 1 hingga kelas 6. Kegiatan ini berlangsung pukul 07.00 sampai 08.30. Berikut penjelasan kepala sekolah,

Pagi hari kita menunaikan ibadah sholat dhuha berjamaah. Kita bagi menjadi dua kloter. Kloter pertama yang sholat dhuha adalah kelas 1 sampai 3. Kita pastikan semua anak sholat dhuha di masjid

(12)

dan tidak ada yang berada di dalam kelas. Sementara siswa kelas 4 sampai 6 berada di kelas dulu. Pelaksanaan sholat dhuha berada di masjid sekolah, dengan didampingi oleh guru kelas masing-masing. Guru kelas juga dianjurkan ibadah sholat dhuha agar bisa menjadi contoh yang baik bagi siswanya.16

Pembiasaan sholat dhuha di SDI Muhamadiyah sudah ada sejak awal berdirinya lembaga sekolah ini dan berlangsung hingga sekarang. Awal peserta didik masuk ke sekolah ini, guru mulai mengenalkan sholat dhuha kepada mereka, mengajarkan dan menerapkannya setiap hari. Pembiasaan ini diterapkan untuk meningkatkan keimanan peserta didik dan mereka akan terbiasa menunaikan ibadah sholat dhuha meskipun sudah menjadi alumni SDI Muhamadiyah sesuai dengan tujuan sekolah yaitu membentuk pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Gambar 4.5 Siswa Shalat Dhuha Berjamaah17

16 Wawancara Siti Saudah, 27 Maret 2017, Pk. 08.00-09.30 WIB 17 Dokumentasi, SDI Muhamadiyah 2017

(13)

Pada gambar di atas menunjukkan peserta didik mengikuti kegiatan shalat berjamaah. Imam ketika shalat berjamaah adalah peserta didik laki-laki yang ditunjuk oleh guru. Setiap peserta didik laki-laki pasti mendapatkan kesempatan menjadi imam untuk mengajarkan kepemimpinan pada mereka serta rasa tanggung jawab.

Tersedianya tempat wudhu dan masjid di SDI Muhamadiyah sangat bermanfaat untuk peserta didik dan seluruh warga sekolah. Mereka dapat menggunakan tempat wudhu yang bersih untuk bersuci secara bergantian dan dapat menggunakan masjid untuk ibadah bersama-sama seperti gambar yang peneliti tunjukkan di atas.

Di lain tempat peneliti melihat kegiatan berbeda dilakukan oleh kelas empat sampai dengan kelas enam. Jika kelas satu sampai dengan kelas tiga menunaikan ibadah sholat dhuha berjamaah di masjid, sedangkan kelas empat sampai kelas enam melaksanakan kegiatan di dalam kelas sembari menunggu giliran sholat dhuha.18

Kegiatan yang mereka lakukan di dalam kelas adalah membaca Al Qur’an, menghafal surat pendek sampai menghafal Al Qur’an. Hal ini disampaikan oleh guru kelas bahwa,

18 Observasi, 27 Maret 2017

(14)

Kegiatan untuk kelas 1 sampai kelas 6 berjalan seperti biasanya. Siswa yang menunggu giliran untuk menunaikan ibadah sholat dhuha di masjid tidak kami biarkan begitu saja. Sebelum memulai kegiatan tentunya kami berdoa dulu. Kami mengajarkan kepada peserta didik untuk selalu berdoa kepada Allah SWT setiap akan memulai aktivitas agar diberikan kelancaran, berkah dan perlindungan oleh Allah SWT. Kegiatan yang kami lakukan adalah menghafalkan surat-surat pendek, menghafalkan doa-doa, asmaul husna, penambahan kosa kata bahasa Arab dan bahasa Inggris tergantung dengan kebutuhan siswa. Ketika sudah tiba giliran untuk sholat dhuha, siswa yang selesai sholat dhuha juga melaksanakan kegiatan yang sama. Setelah pulang sekolah kami juga sholat dhuhur berjamaah.19

Selain pembiasaan sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah dalam meningkatkan spiritual peserta didik, mereka juga diajarkan untuk selalu tepat waktu dalam menunaikan ibadah sholat. Memakai pakaian seragam yang sopan dan menutup aurat, menjaga kebersihan dan kerapian, memberikan pengetahuan segala sesuatu tentang Tuhan dan cara mendekatkan diri dengan cara melaksanakan segala kewajibanNya dan menjauhi laranganNya. Kemudian, ada pembinaan bagi peserta didik yang belum lancar membaca Al Qur’an seusai sholat dhuhur. Pembinaan dilakukan oleh guru kelas masing-masing.20

19 Wawancara dengan Retno Henawati, 27 Maret 2017, pukul 13.00-14.00 WIB 20 Observasi, 27 Maret 2017

(15)

Kendala yang dihadapi dalam mengembangkan aspek spiritual adalah tidak semua peserta didik mau dan mudah untuk mengikuti kegiatan ataupun pembiasaan beribadah sehingga guru harus sabar. Sebagaimana yang diungkapkan oleh guru,

Terkadang anak-anak itu susah diberi tahu, waktunya wudhu dan sholat mereka tidak segera melaksanakan, dan membuat waktunya terbuang. Harus di opyak-opyak dulu. Tapi saya rasa itu wajar, namanya juga anak-anak. Tidak semua siswa seperti itu juga. Seiring berjalannya waktu anak-anak sudah mulai mengerti kewajibannya. Tidak selalu harus ditegur guru dulu baru bertindak. Solusinya adalah guru sabar tapi juga tegas karena itu demi anak-anak juga.21

Guru di SDI Muhamadiyah menganjurkan peserta didik perempuan untuk tetap mengenakan pakaian yang menutup aurat dalam kesehariannya. Hal ini disampaikan oleh peserta didik ketika peneliti melakukan wawancara bahwa, “Saya dan teman-teman diberi tahu bu guru dalam ajaran Islam sudah menjadi kewajiban bagi perempuan untuk menutup auratnya. Saya memakai kerudung juga kalo di rumah. Gak ada yang maksa.”22

3) Pengembangan Aspek Emosional

Terdapat berbagai cara yang ditempuh oleh SDI Muhamadiyah untuk mengembangkan aspek emosional

21 Wawancara dengan Wiwik, 27 Maret 2017, Pukul 10.00-11.00 WIB 22 Wawancara dengan Adi, 27 Maret 2017, Pukul 12.30-12.45 WIB

(16)

peserta didik. SDI Muhamadiyah berasumsi bahwa kecerdasan emosional penting untuk dikembangkan karena akan berpengaruh di kehidupan mereka mendatang, hal ini disampaikan oleh kepala sekolah bahwa,

Selain aspek spiritual yang lebih menonjol di sekolah kami ini, kami mengetahui pentingnya kecerdasan emosional bagi siswa. Bagaimana mematangkan aspek emosional mereka agar mereka nanti mandiri. Kenapa kok saya katakan mandiri, karena dengan kecerdasan emosional yang matang mereka akan mampu membaca situasi sehingga mereka memiliki kemampuan dalam menempatkan diri.23

Berdasarkan hasil penelitian peneliti menemukan beberapa upaya guru dalam mengembangkan aspek emosional peserta didiknya dimulai dari guru memberikan motivasi untuk peserta didik hingga guru mengajarkan siswa untuk tanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya.24

Peneliti menemukan hal yang menarik perhatian ketika peneliti melakukan observasi di SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan. Hal tersebut adalah adanya wali murid kelas satu yang menunggu putrinya di luar kelas meskipun kegiatan belajar mengajar sudah berlangsung, menanggapi hal itu guru kelas I menerangkan bahwa,

23 Wawancara dengan Siti Saudah, 25 Maret 2017, Pukul 07.30-09.30 WIB 24 Observasi, 25 Maret 2107

(17)

Iya mbak, beliau adalah orang tua salah satu siswi kami. Jadi siswi kami ini kembar. Dari masih TK orang tuanya menunggu seperti itu juga. Nah, sekarang sudah masuk SD juga masih seperti itu. Jika tidak ditunggu oleh ibunya mereka tidak mau sekolah. Dulu lebih parah dari ini, ibunya menunggu sampai waktunya pulang sekolah, jika tahu ibunya pulang mereka ngambek. Setiap hari kami memberikan motivasi kepada kedua siswa kami itu. Menumbuhkan rasa percaya diri, agar mereka memiliki kepercayaan diri sehingga tidak selalu bergantung dengan ibunya. Setiap hari kami bujuk agar ibunya diijinkan pulang. Sekarang sudah membaik dengan bantuan kepala sekolah juga yang memantau tiap harinya.25

Motivasi dengan menanamkan kepercayaan diri kepada peserta didik tidak hanya diberikan kepada siswa yang memiliki masalah saja melainkan kepada seluruh peserta didik di SDI Muhamadiyah dalam mengembangkan aspek emosional mereka. Selain dengan tersebut, hasil observasi mengungkapkan beberapa upaya yang dilakukan oleh guru di lembaga sekolah ini antara lain mengajarkan siswa saling menghargai, tanggung jawab dan mengajarkan rasa empati kepada peserta didik melalui rasa berbagi dengan cara mengajak peserta didik untuk infaq setiap hari Jum’at. Hasil infaq akan diberikan kepada yang membutuhkan.26

Hasil observasi selanjutnya mengungkapkan bahwa guru selalu mendidik siswa untuk belajar amanah terhadap

25 Wawancara dengan Wiwik Widiarti, 28 Maret 2017, Pukul 08.00-09.00 WIB 26 Observasi 28 Maret 2017

(18)

pekerjannya dengan cara bertanggung jawab pada tugas-tugasnya, mengembalikan buku pada tempatnya dan mengembalikan barang yang telah dipinjam. Pernyataan tersebut diperkuat oleh penjelasan peserta didik bahwa “sebelum guru meninggalkan kelas guru mengingatkan untuk mengembalikan barang milik teman jika selesai dipinjam dan mengingatkan mengerjakan PR di rumah.”27

Adapun hal lain yang dilakukan guru adalah menegur peserta didik yang kurang disiplin. Beberapa peserta didik yang kurang disiplin, masih suka mengganggu temannya, suka bermain sendiri ketika guru mengajar merupakan beberapa kesulitan yang sering dihadapi guru dalam mengembangkan aspek emosional pada peserta didik seperti yang ditunjukkan gambar di bawah ini.

\\

Gambar 4.5 Guru Menegur Siswa Tidak Displin28

27

Wawancara dengan Iza, 28 Maret 2017, Pukul 10.00-10.30 WIB

(19)

Kendala yang dihadapi guru dalam mengembangkan aspek emosional pada peserta didik adalah diperlukannya ketelatenan ekstra tinggi karena masing-masing siswa emosinya berbeda. Ketika guru menemukan peserta didik yang bertengkar dengan temannya, guru mengingatkan mereka untuk saling istigfar dan bersabar lalu saling memaafkan.

4) Pengembangan Aspek Sosial

Kegiatan yang dilakukan SDI Muhamadiyah dalam mengembangkan aspek sosial salah satunya ialah mewajibkan seluruh peserta didik untuk mengikuti ekstrakurikuler pramuka. Selain bertujuan untuk melatih kemandirian peserta didik, dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka peserta didik belajar untuk bersosialisasi dengan orang banyak. Terutama teman-teman satu sekolahnya. Sebagaimana penyampaian kepala sekolah,

Khusus ekstrakurikuler memang kami mewajibkan bagi semua siswa untuk mengikutinya. Tujuannya untuk mengembangkan potensi yang ada pada mereka, entah itu pramuka, drumband, bahasa arab dan tapak suci. Ekstrakurikuler ini juga mengajarkan siswa untuk bersosialisasi dengan orang banyak, berhadapan ataupun juga bertemu dengan orang-orang yang berbeda. Terutama pramuka, mereka tidak hanya bertemu dengan teman sekelasnya saja. Mereka bertemu dan

(20)

interaksi dengan kakak kelas dan adik kelasnya. Dari situlah kita pertama mengenalkan kepada siswa antara satu dengan yang lainnya, belajar kerja dalam

team dan sebagainya.29

Berhubungan dengan ekstrakurikuler yang ada di SDI Muhamadiyah, ada ekstrakurikuler yang menggunakan guru dari luar atau mengundang pelatih dan ada yang diajarkan oleh guru di lembaga sekolah ini sendiri. Kegiatan kepramukaan diajarkan oleh guru dari SDI Muhamadiyah sendiri, berkaitan dengan kegiatan ini peneliti mewawancarai guru sekaligus pembina pramuka. Berikut penjelasannya,

Memang betul untuk ekstrakurikuler pramuka kita dilatih guru dari sekolah kami sendiri. Kebetulan saya yang dipercaya untuk meng-handle kegiatan ini. Saya dibantu oleh guru lain, jadi tidak saya sendiri. Selain mengenalkan dan mengajarkan kegiatan kepramukaan pada umumnya kepada siswa. Kegiatan ini juga bertujuan untuk melatih siswa bersosialisasi dengan orang lain serta lingkungan. Dalam pramuka itu kita sering bekerja dalam regu, secara tidak langsung kami melibatkan siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan di dalamnya.30

Pernyataan di atas diperkuat oleh pembina pramuka yang lainnya, berikut penuturannya,

Saat siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, itu akan sangat berguna bagi mereka kelak tanpa mereka sadari. Selain mendapatkan banyak teman mereka dilatih untuk mandiri dan terampil. Yang kita bahas sekarang pramuka ya, otomatis mau tidak

29 Wawancara dengan Siti Saudah, 27 Maret 2017, 07.30-09.30 WIB 30 Wawancara dengan Siswanto, 31 Maret 2017, Pukul 08.00-09.00 WIB

(21)

mau siswa akan berinteraksi dengan orang lain. Kemudian kita membantu untuk mengawasi mereka bagaimana berperilaku yang baik, berbagi, rukun, kompak atau semacamnya. Setidaknya mereka tidak kaget karena ketika mereka mengikuti kegiatan kepramukaan di luar sekolah mereka akan bertemu dengan beragam karakter orang yang lebih berbeda-beda lagi.31

Selain ekstrakurikuler yang melatih peserta didik untuk bisa kerja sama dan bersosialisasi dengan baik, hasil dari observasi mengemukakan bahwa dalam pengembangan aspek sosial tidak terlepas dari keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan peneliti, guru berusaha melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran melalui menyanyi bersama, melakukan game, tanya jawab pertanyaan dan kerja kelompok.32

Hampir setiap hari guru di SDI Muhamadiyah mengkondisikan peserta didik untuk duduk berkelompok dengan anggota kelompok yang berbeda tiap harinya. Hal ini untuk menghindarkan peserta didik dari kecenderungan berteman dengan satu teman saja. Oleh karena itu selain dikarenakan beberapa materi pembelajaran yang mengharuskan untuk diskusi kelompok, guru melatih peserta didik untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan

31 Wawancara dengan Zulfa, 31 Maret 2017, Pukul 09.00-10.00 WIB 32 Observasi, 31 Maret 2017

(22)

semua teman-temannya tanpa membeda-bedakan. Sebagaimana yang dituturkan oleh guru kelas bahwa,

Diskusi kelompok itu hampir setiap hari kita bentuk, di samping kami menerapkannya untuk mengelatih kemandirian siswa dalam belajar. Hal ini akan bermanfaat bagi siswa kami dalam membiasakan mereka berinteraksi dengan orang lain. Kami juga tidak menyarankan bagi siswa kami untuk terlalu cenderung berteman dengan satu teman saja. Semua kita anggap sama, jadi harus rukun dan berteman dengan siapa saja.33

Gambar 4.6 Siswa Kerja Kelompok34

Pada gambar di atas menunjukkan kegiatan peserta didik dalam kerja kelompok untuk menyelesaikan tugas menggambar dan mewarnai yang diberikan guru. Semua peserta didik berpartisipasi dan saling berinteraksi serta bekerja sama demi mewujudkan hasil karya yang diinginkan.

Berhubungan dengan pengembangan aspek sosial. Guru menambahkan,

33 Wawancara dengan Retno Henawati, 28 Maret 2017, pukul 10.00-11.00 WIB 34 Dokumentasi, SDI Al Aqsha 2017

(23)

Ketika kami menyuruh mereka untuk diskusi kelompok, otomatis mereka akan berkomunikasi. Berkomunikasi dengan orang juga tidak seenak kita, kita harus sopan. Berarti mengajarkan anak untuk bertingkah laku baik, bertutur kata baik, mendengarkan pendapat orang, menyampaikan pendapat dengan baik, dan semacamnya. Terkadang juga kami mengangkat permasalahan sosial di lingkungan sekitar untuk dibahas bersama-sama, misalnya pertingkaian. Apa penyebabnya dan sebagainya. Dari situ kami juga mengajarkan berinteraksi dengan lingkungan sekitar dengan baik agar anak menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.35

Pada kesempatan berbeda beliau menambahkan bahwa aspek sosial peserta didik juga dapat dikembangkan dengan cara melatih untuk menumbuhkan perasaan peduli terhadap sesama. Menumbuhkan rasa empati pada peserta didik dengan mengajarkan mereka memahami perasaan orang lain dan berbagi. Melalui wajib infaq setiap hari Jum’at, SDI Muhamadiyah menumbuhkan jiwa sosial dan dermawan pada diri peserta didik sedari dini. Berikut penjelasan beliau,

Setiap Jum’at kami ada yang namanya wajib infaq, dimana siswa diwajibkan untuk menyisihkan sebagian uang sakunya untuk disumbangkan. Hasil dari sumbangan mereka akan diberikan kepada saudara-saudara yang membutuhkan. Adanya infaq wajib setiap hari jumat untuk menumbuhkan rasa kepedulian siswa kepada sesama. Agar nanti mereka akan menjadi manusia yang selalu termotivasi untuk melakukan bantuan sosial kepada orang lain yang sedang dalam kesulitan.36

19 Wawancara dengan Siti Romelah, 27 Maret 2017, 11.30-12.00 WIB 36

(24)

Guru juga selalu mengajak siswa untuk tertib pada peraturan di kelas maupun di sekolah misalnya tidak membuat gaduh di kelas, tidak mengganggu temannya, sholat tepat waktu, dan membuang sampah pada tempatnya. Hal ini bertujuan agar nantinya peserta didik terbiasa akan norma-norma dalam bermasyarakat.37

Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak. Bagaimana anak menerapkan norma-norma dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadi salah satu kendala yang dialami oleh SDI Muhamadiyah dalam mengembangkan aspek sosial pada peserta didik. Pernyataan ini disampaikan oleh kepala sekolah bahwa,

Hambatan yang selalu kami jumpai adalah cara didikan yang diberikan orang tua di rumah dan penerapan pendidikan di sekolah ini yang berbeda. Beberapa anak yang terbiasa dimanjakan oleh orang tua sedikit susah dalam menaati tata tertib yang ada. Ini sudah menjadi kewajiban kami untuk mendidik mereka agar berperilaku lebih baik lagi, misalnya dengan teguran dan bimbingan.38

5) Pengembangan Aspek Fisik

Kepala sekolah menyebutkan bahwa ada beberapa upaya untuk mengembangkan kemampuan fisik siswa diantaranya melalui kegiatan senam pagi yang dilakukan

37 Observasi 28 Maret 2017

(25)

semua warga sekolah setiap hari Jum’at. Tidak hanya itu, kegiatan semua ekstrakurikuler dilaksanakan setiap hari Jum’at. Di hari inilah peserta didik mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan minat, bakat dan potensinya. Sebagaimana penjelasan kepala sekolah,

Khusus ekstrakurikuler dilaksanakan setiap hari Jum’at. Semua siswa diwajibkan untuk mengikuti semua ekstra. Ada ekstrakurikuler seni bela diri tapak suci untuk meningkatkan fisik mereka. Tidak hanya siswa laki-laki saja tapi yang perempuan juga mengikuti ekstrakurikuler ini, dengan mengikuti seni bela diri saya harapkan ini bisa menjadi bekal mereka untuk melindungi diri mereka dimanapun mereka berada, bukan sebagai ajang kuat-kuatan atau jago-jagoan saja mbak.

Kegiatan ekstrakurikuler seni bela diri tapak suci di SDI Muhamadiyah dilatih oleh pelatih khusus, kepala sekolah sengaja mendatangkan pelatih dari luar sekolah. Peserta didik berlatih di aula yang dimiliki oleh lembaga sekolah. Mereka diberikan wawasan bahwa seni bela diri tidak untuk digunakan sebagai ajang adu kekuatan melainkan untuk melatih ketangkasan mereka dan kedisiplinan. Berkaitan dengan kegiatan seni bela diri berikut pernyataan pelatih,

Saya mengajarkan latian dasar kepada anak-anak, mengenalkan mereka dengan seni bela diri dan mengingatkan bahwa berlatih seni bela diri bukan untuk memperlihatkan mereka jago berkelahi atau semacamnya. Karena masih anak sekolah dasar pertama yang terpenting saya melatih perkembangan motorik mereka dengan mengajak

(26)

mereka bergerak, melakukan pemanasan dan melatih ketangkasan mereka. Kemudian untuk kelas atas ada tahap selanjutnya. Kedisiplinan, dan ketegasan saya berlakukan juga di sini agar mereka terbiasa hidup disiplin dalam kehidupan mereka.39 Upaya yang dilakukan pelatih tidak terlepas dari adanya hambatan. Beberapa anak sulit untuk dilatih displin, dan masih kurang memperhatikan pelatih saat kegiatan berlangsung. Peneliti mengamati pelatih memberikan teguran tegas kepada peserta didik yang kurang disiplin dan membenarkan setiap gerakan yang kurang tepat.

Gambar 4.7 Siswa Berlatih Seni Bela Diri40

Keseriusan pelatih dalam melatih peserta didik untuk melatih fisik mereka agar kuat dan sehat diterapkan peserta didik dalam berlatih seni bela diri tapak suci seperti gambar di atas untuk mencapai potensi yang optimal seperti gambar di atas.

39 Wawancara dengan Anwar Saifudin, 7 April 2017, Pukul 09.00-09.30 WIB 40 Dokumentasi, SDI Muhamadiyah 2017

(27)

Hasil observasi mengungkapkan bahwa untuk mengembangkan kemampuan fisik peserta didik tidak hanya dilakukan di saat kegiatan ekstrakurikuler saja melainkan saat proses pembelajaran di kelas. Guru mengembangkan motorik peserta didik dengan mengajak mereka melakukan berbagai gerakan diantaranya tepuk tangan dan mengadakan permainan, sebagaimana penjelasan guru kelas bahwa,

Kegiatan belajar mengajar tidak kami lakukan dengan monoton, misalnya siswa hanya duduk saja dan guru ceramah sampai jam pelajaran selesai. Itu akan membuat mereka bosan. Guru juga harus kreatif, kami biasanya mengajak mereka melakukan tepuk tangan dengan menyuarakan jargon kelasnya. Selain itu misalnya ketika mereka harus maju ke depan kelas untuk drama, kami benar-benar mengajarkan mereka gerakan yang baik dan dibutuhkan dalam drama. Agar mereka tidak hanya duduk diam dan mendengarkan saja di sekolah tetapi mereka memiliki kebebasan untuk bergerak.41 Mata pelajaran olahraga juga diberikan dan dilaksanakan setiap minggunya untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani setiap peserta didik di SDI Muhamadiyah. Pada pelajaran ini siswa dapat mengembangkan aspek motorik melalui berbagai macam jenis olahraga yang diberikan. Berikut penjelasan guru olahraga ketika ditanya mengenai kegiatan olahraga yang dilakukan di SDI Muhamadiyah,

(28)

Kegiatan olahraga yang kami berikan kepada siswa kurang lebih sama dengan yang ada di sekolah umum. Tujuannya juga sama pada umumnya yaitu untuk melatih keterampilan motorik siswa, menjaga kesehatan jasmani dan rohani seperti pepatah yang sering kita dengar bahwa di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat. Melibatkan anak dalam aktivitas fisik dimulai dengan pemanasan. Anak-anak lebih banyak suka olahraga yang menyenangkan mbak seperti voly, sepak bola, bulutangkis dan kasti. Melalui permainan siswa juga diajarkan untuk selalu aktif dan sportif. Jadi dengan kata lain kami mengajarkan bahwa olahraga tidak hanya untuk membuat tubuh mereka sehat tetapi dalam olahraga, permainan, dan semacamnya ada aturan serta tata kramanya yang wajib kita taati.42

Gambar 4.8 Siswa Olahraga43

Upaya untuk mengoptimalkan potensi dalam aspek fisik peneliti buktikan pada dokumentasi di atas. Peserta didik bermain voli dengan dibimbing guru terlebih dahulu, selanjutnya guru memantau dan memberikan arahan.

Kegiatan lain yang memerlukan keterampilan motorik peserta didik juga dilakukan di kelas dengan

42 Wawancara dengan Siswanto, 4 April 017, Pukul 08.30-09.00 WIB 43 Dokumentasi, SDI Muhamadiyah 2017

(29)

mengajak peserta didik membuat hiasan kaleng sebagai tempat untuk menaruh uang yang dikumpulkan ketika infaq Jum’at.44

SDI Muhamadiyah juga memberikan fasilitas makan siang untuk peserta didik, ada karakteristik di lembaga sekolah ini yang bertujuan untuk menjaga kesehatan peserta didik yaitu tidak memperbolehkan penjaga kantin menjual jajanan. Hal ini disampaikan kepala sekolah. Berikut penjelasannya,

Sekolah tidak memperbolehkan penjaga kantin menjual snacks karena kami menjaga kesehatan siswa, kadang kan penjual jajanan asal menjual tidak mempedulikan gizi atau semacamnya. Jadi mereka diizinkan makan makanan dari sekolah saja yang sudah jelas kami berikan makanan yang bergizi dan bermanfaat bagi tumbuh kembang dan kesehatan siswa.45

Secara keseluruhan guru tidak menemukan kendala dalam mengembangkan aspek fisik hanya saja terdapat sedikit kesulitan mengatur peserta didik untuk beralih ke materi pembelajaran selanjutnya, sebagaimana yang ditambahkan oleh guru kelas bahwa “saat siswa asyik melakukan kegiatan yang memerlukan keterampilan motorik dan hal itu menyenangkan bagi mereka, mereka kadang susah untuk diajak belajar pelajaran lagi”. Untuk

44 Observasi, 4 April 2017

(30)

mengatasinya guru menegur dengan halus dan membujuk siswa untuk melanjutkan pelajaran selanjutnya.

6) Pengembangan Aspek Estetika

Pengembangan aspek estetika di SDI Muhamadiyah berhubungan dengan keindahan dan seni. Hasil dari observasi, pengembangan aspek estetika berupa kegiatan menghasilkan seni rupa terlihat dengan upaya guru mengajak siswa menggambar bebas, menghias kelas dan membuat kerajinan tangan. Adanya variasi bahan dan objek yang dibuat lebih menarik minat peserta didik dalam berkreativitas.46

Pengembangan kecerdasan musik juga dilakukan oleh SDI Muhamadiyah sebagai langkah mengembangkan aspek estetika. Kegiatan yang dilakukan peserta didik melalui ekstrakurikuler drumband. Berikut penjelasan kepala sekolah,

Eksrakurikuler drumband dilaksanakan setiap hari Jum’at seperti ekstrakurikuler lainnya. Yang mengikuti ekstrakurikuler ini khusus untuk kelas 3 sampai dengan kelas 6. Untuk fasilitas kami sudah menyediakan alat dan seragam drumband sendiri, masih dalam pengembangan mbak. Belum semua alat kami punya. Rencananya kami masih akan menambah beberapa alat agar semua anak-anak bisa mengikuti ekstrakurikuler ini.47

46 Observasi, 4 April 2017

(31)

Seperti halnya seni bela diri, ekstrakurikuler

drumband mendatangkan pelatih dari luar sekolah. Pada kesempatan ini peserta didik memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri mereka dalam bermain musik. Ketika melatih peserta didik, pelatih mengemukakan bahwa kendala yang sering dihadapi adalah kurang seriusnya peserta didik dalam berlatih. Berikut penjelasannya,

Hambatan yang dihadapi adalah mengatur siswa. Anak-anak itu kadang suka bergurau dan kurang serius dalam berlatih. Tapi tentunya tidak semua anak. Apalagi berlatih alat musik itu tidak mudah, dan jika mereka tidak berlatih dengan serius dan tekun mereka akan mengalami kesulitan dan tidak akan cepat bisa. Menyesuaikan rima dan irama juga kadang susah mbak, jika mereka tidak konsentrasi dengan baik. Musik kurang menyatu rasanya.48 Adapun upaya lain yang dilakukan SDI Muhamadiyah sebagai upaya mengembangkan aspek estetika adalah melalui bernyanyi. Guru mengajak peserta didik menyanyikan sebuah lagu ketika pembelajaran untuk mengatasi kejenuhan dan situasi pembelajaran yang terlalu tegang dan serius. Guru juga memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengekspresikan diri melalui sastra, yaitu mengajak siswa untuk membacakan puisi di depan kelas, drama dan sebagainya.49

48 Wawancara dengan Arifin, 7 April 2017, Pukul 07.00-08.30 WIB 49 Observasi, 4 April 2017

(32)

Kendala yang dihadapi tidak berbeda jauh dengan melatih aspek motorik anak. Keinginan peserta didik yang ingin berlama-lama melakukan kegiatan ini dan tidak mau beralih ke pembelajaran selanjutnya merupakan kendala yang harus dihadapi guru. Pada permasalahan ini guru mengambil langkah dengan memberi penjelasan pada peserta didik bahwa pelajaran berikutnya akan lebih seru dan menyenangkan.

b) Hasil Optimalisasi Pendidikan Holistik di SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan untuk Mencapai Tujuan Pendidikan Institusional Sekolah

Berikut hasil dari setiap pengembangan aspek dari optimalisasi pendidikan holistik yang dilakukan oleh SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan, melalui pengembangan enam aspek kecerdasan peserta didik:

1) Pengembangan Aspek Intelektual

Upaya SDI Muhamadiyah dalam mengembangkan aspek intelektual melalui fasilitas perpustakaan mampu menciptakan budaya membaca bagi peserta didik. Banyak peserta didik yang meluangkan waktunya untuk membaca buku di perpustakaan. Hal ini sangat bermanfaat bagi aspek intelektualnya. Dengan rajin membaca buku peserta didik dapat

(33)

menambah wawasan. Sebagaimana pernyataan dari kepala sekolah bahwa,

Alhamdulillah siswa di sini suka untuk membaca buku, mulai dari buku cerita, kisah-kisah nabi sampai buku pengetahuan. Ketika istirahat perpustakaan tidak pernah sepi siswa. Setiap hari selalu ada siswa yang membaca buku. Membaca akan menambah pengetahuan dan semoga ini terus berlanjut dan sesuai dengan tujuan sekolah kami membentuk lulusan yang cerdas dan bermanfaat.50

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada peserta didik. Berikut pernyataannya, “Iya mbak saya suka membaca buku di perpustakaan, biasanya sama teman-teman. Kalau istirahat setelah makan kita biasanya membaca buku”.51

Pernyataan di atas diperkuat oleh pernyataan peserta didik lainnya,

Biasanya setelah istirahat makan gitu banyak yang membaca buku di perpustakaan. Kalau saya suka baca buku kisah-kisah nabi, kalau teman-teman suka baca bukunya berbeda-beda. Ada yang suka membaca buku kisah-kisah seperti saya, suka membaca buku teknologi-teknologi gitu, macam-macam mbak. Yang laki-laki juga banyak yang ikut membaca di perpustakaan, karena banyak buku juga yang bisa kita pilih.52

Kegiatan beberapa peserta didik membaca buku di perpustakaan peneliti dokumentasikan di bawah ini,

50 Wawancara dengan Siti Saudah, 26 April 2017, 10.00-12.00 WIB 51 Wawancara dengan Ali, 26 April 2017, 12.00-12.30 WIB 52 Wawancara dengan Zahra, 26 April 2017, 12.30-13.00 WIB

(34)

Gambar 4.9 Siswa Membaca Buku di Perpustakaan53 Adapun langkah lain yang dilakukan SDI Muhamadiyah dalam mengembangkan aspek intelektual adalah dengan berdiskusi kelompok. Dalam kegiatan diskusi, setiap peserta didik mengambil perannya masing-masing dalam artian mereka aktif menyelaraskan pendapat dan pengetahuan yang mereka miliki untuk menjawab dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.54

Kegiatan pembelajaran yang diatur menyenangkan agar peserta didik merasa nyaman membuat peserta didik terlihat lebih santai dan tidak tegang selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dengan begitu peserta didik menjadi lebih mudah menerima materi yang disampaikan oleh guru, sebagaimana yang diungkapkan oleh peserta

53 Dokumentasi, SDI Muhamadiyah 2017 54 Observasi, 11 April 2017

(35)

didik, “saya suka saat bu guru mengajak kita bernyanyi, jadi ga takut kalo ke sekolah”.55

Pernyataan yang sama diungkapkan oleh peserta didik “saya suka cara guru mengajar kami, kadang kami diajak bercanda. Kami jadi tidak takut, serius tapi santai juga gitu kalo ngajar. Jadi saya bisa berfikir dengan tenang”.56

Selanjutnya peserta lainnya lainnya mengungkapkan, “Jika keadaan kelasnya menyenangkan dan membuat nyaman, saya bisa menemukan ide baru. Selain itu materi tidak terlalu susah saya terima.”57

Berdasarkan wawancara peneliti dengan peserta didik, melalui pendekatan siswa aktif dan menyenangkan menghasilkan minat yang luar biasa bagi peserta didik untuk belajar. Mereka tidak merasa tertekan, malas, atau tidak tertarik selama proses pembelajaran.

Kegiatan diskusi kelompok untuk melatih peserta didik berfikir aktif dirasakan hasilnya oleh guru kelas. Berikut pernyataan beliau,

Anak-anak senang jika mereka saya tugaskan untuk diskusi kelompok atau mengerjakan tugas dengan cara berkelompok. Saya juga merasa kelas lebih hidup. Dengan berfikir bersama dalam sebuah kelompok mereka lebih semangat, saya hargai

55 Wawancara dengan Keysa, 11 April 2017, Pukul 10.00-10.20 WIB 56 Wawancara dengan Afika, 29 April 2017, Pukul 10.30-10.40 WIB 57 Wawancara dengan Adi, 29 April 2017, Pukul 10.45-11.00 WIB

(36)

semangat mereka dalam belajar. Asalkan jangan semangat saja, tetapi hasil dari tugas yang diberikan juga dikerjakan dengan benar dan bagus sekali mereka mengerjakan tugas dengan baik dan benar.58 Selanjutnya beliau menambahkan sebagai berikut ketika ditanya mengenai kemajuan peserta didik dalam berfikir melalui langkah-langkah yang telah dilakukan SDI Muhamadiyah dalam mengembangkan aspek intelektual,

Jika ditanya mengenai kemajuan berfikir siswa, karena siswa kami beragam kemampuannya saya rasa sampai sekarang semuanya bagus dan tidak ada kendala yang terlalu berat. Dalam tingkatan dasar dengan cara mengajar yang kami terapkan di sekolah ini kemampuan siswa dalam memahami pelajaran lebih mudah. Siswa yang kurang aktif berusaha untuk mengikuti temannya ketika mereka tahu temannya aktif di kelas seperti menjawab pertanyaan yang guru berikan, berpartisipasi dalam kelompoknya dan sebaginya. Karena kami selalu memberi nilai plus jika ada yang berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran.59

Gambar 4.10 Siswa Presentasi di Depan Kelas60

58 Wawancara dengan Retno Henawati, 11 April 2017, pukul 11.30-12.00 WIB 59 Ibid

(37)

b) Pengembangan Aspek Spiritual

Upaya SDI Muhamadiyah dalam mengembangkan aspek spiritual melalui pembiasaan sholat dhuha mampu menumbuhkan kesadaran diri pada peserta didik untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui beribadah. Berdasarkan hasil observasi hal ini ditunjukan dari sikap peserta didik untuk bergegas mengambil air wudhu dan menunaikan ibadah sholat dhuha tanpa menunggu perintah.61

Berkaitan dengan kesadaran diri peserta didik untuk beribadah. Berikut pernyataan dari guru kelas,

Alhamdulillah untuk pembiasaan sholat dhuha dan dhuhur setelah pulang sekolah itu, tanpa kita perintah anak-anak sholat sendiri. Mereka sholat berjamaah, untuk sholat dhuha imamnya kakak kelasnya sendiri. Setiap siswa laki-laki memiliki kesempatan untuk menjadi imam, sekalian mengajarkan mereka menjadi imam. Sedangkan sholat dhuhur, imamnya adalah guru.62

Guru dari kelas lain juga memberikan pernyataan sebagai berikut,

Semakin ke sini memang kesadaran anak-anak menunaikan ibadah sholat sunah dan wajib semakin bagus mbak. Kami sering mengingatkan mereka untuk selalui sholat di rumah meskipun tidak diawasi oleh guru, tetapi Allah tetap mengawasi mereka. Malah biasanya anak-anak sendiri yang mengingatkan temannya untuk bergegas sholat

61 Oservasi, 30 Maret 2017

(38)

mbak. Bagus sih menurut saya kesadaran anak-anak untuk beribadah.63

Hasil observasi juga mengungkapkan bahwa peserta didik beribadah tepat waktu, penambahan materi melalui hafalan doa-doa dan juga mengaji berdampak positif pada peserta didik. Melalui kegiatan ini peserta didik mampu menghafal doa-doa dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti doa sebelum belajar, doa makan, doa untuk orang tua dan masih banyak yang lain. Sedangkan melalui bimbingan membaca Al Qur’an, peserta didik menjadi lancar dan lebih baik dalam membaca Al qur’an.64 Pernyataan di atas diperkuat oleh penjelasan guru kelas,

Anak-anak yang masuk di SDI Muhamadiyah dulu awalnya ada yang sudah bisa mengaji tetapi juga ada yang sama sekali belom bisa. Kami membimbing mereka yang belom bisa mengaji sampai mereka bisa, sedangkan yang sudah bisa tinggal kami tingkatkan kemampuan mereka. Misalnya membenarkan cara bacanya. Alhamdulillah, perkembangan mereka bagus sampai sekarang. Tidak ada anak didik kami yang masih belom bisa membaca Al Qur’an terutama kelas atas.65

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan peserta didik, “dulu aku masih kurang lancar baca Al Qur’an tapi sekarang sudah lebih lancar. Di rumah juga

63 Wawancara dengan Anik Utami, 30 April 2017, Pukul 09.00-10.00 WIB 64 Observasi, 30 Maret 2017

(39)

membaca doa sebelum makan, sebelum tidur, sesudah tidur juga.”66

Pernyataan yang sama diungkapkan oleh peserta didik yang lain, “saya menerapkan apa yang diajarkan bu guru di rumah juga. Sholat tepat waktu, menghafal surat-surat pendek dan membaca Al Qur’an. Di sekolah guru mengajar kami dengan baik”.67

c) Pengembangan Aspek Emosional

Motivasi yang diberikan oleh guru di SDI Muhamdiyah kepada peserta didik untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada mereka menghasilkan peserta didik yang percaya diri dan berani. Berani dalam pengertian ini adalah berani untuk bergaul dan berkomunikasi dengan teman-temannya secara baik.

Peneliti tidak menemukan pertengkaran serius antara peserta didik yang disebabkan oleh masalah peserta didik yang ingin menang sendiri atau merasa paling benar. Kematangan dari aspek emosional dapat dilihat dari kerukunan yang terjalin diantara mereka . Berkaitan dengan hal ini peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas,

66 Wawancara dengan Ibnu, 30 April 2017, Pukul 10.00-10.30 WIB 67 Wawancara dengan Aliyah, 30 April 2017, Pukul 10.30-11.00 WIB

(40)

Jarang ada perkelahian di sekolah mbak, kalaupun ada cuma ribut kecil tapi menurut saya itu hampir tidak pernah terjadi. Mereka mampu untuk menyelesaikan masalah sendiri dengan saling memaafkan. Kakak kelas yang merasa lebih tinggi tingkatan kelasnya juga tidak berlaku semaunya sendiri dengan adik kelas. Mengenai tanggung jawab yang kami ajarkan juga terlihat dari siswa yang mengerjakan tugas tepat waktu. Anak-anak juga mulai bisa dipercaya, misalnya ketika guru sedang sibuk dan belum bisa masuk kelas guru memberikan tugas yang harus dikerjakan siswa melalui pesan kepada ketua kelas. Lalu ketua kelas menyampaikan kepada teman-temannya seperti apa yang dikatakan gurunya. Kami terus melakukan pengawasan dan pendekatan kepada mereka.68 Hasil dari pengembangan aspek emosional pada peserta didik juga ditunjukan dari cara berperilaku mereka dengan sopan. Meskipun masih ada peserta didik yang berperilaku kurang baik di dalam maupun luar kelas, ketika guru menasihati mereka tidak ada yang mengacuhkannya. Sebagaimana yang dituturkan oleh kepala sekolah, “jika ada siswa yang ditegur karena perilakunya tidak ada yang merasa kecil hati atau sedih yang mendalam karena merasa gurunya berlaku buruk pada mereka. Mereka segera menyadari perbuatannya dan minta maaf.”69

Hal yang sama disampaikan oleh peserta didik, “kita saling mengingatkan untuk berbuat baik, jika ada teman

68 Wawancara dengan Anik Utami, 30 Maret 2017, Pukul 09.00-10.00 WIB 69

(41)

yang sedih dihibur supaya tidak sedih terus menerus dengan mengajaknya bermain bersama.”70

Peserta didik lain menambahkan, “di rumah saya punya adik, kalau adik menangis saya juga menghiburnya dan mengajaknya bermain. Mungkin dia kesepian kak, jadi saya ajak bermain biar gak nangis lagi.”71

Peneliti kemudian melakukan wawancara kepada peserta didik kembar yang memiliki masalah yaitu selalu ingin ditunggu ibunya ketika bersekolah sampai mereka pulang. Kedua peserta didik tersebut sudah menjadi pribadi yang mandiri,percaya diri dan berani melalui motivasi dan dukungan yang selalu diberikan oleh guru dan kepala sekolah SDI Muhamadiyah, sebagaimana yang ia sampaikan “aku udah gak takut lagi kalau ibu meninggalkan aku dan adik di sekolah, kita punya banyak teman yang bisa nemenin kita bermain. Dulu adik yang sering ngambek tapi sekarang gak lagi.”72

Pernyataan yang tidak jauh berbeda di sampaikan oleh saudara kembarnya, “gak apa-apa kalau ibu pulang ke rumah. Kata bu guru anak yang baik tidak membuat ibunya

70

Wawancara dengan Aliyah, 30 Maret 2017, Pukul 10.30-11.00 WIB

71 Wawancara dengan Aisyah, 30 Maret 2017 11.00-11.30 WIB 72 Wawancara dengan Nanda, 28 April 2017, Pukul 07.30-08.00 WIB

(42)

sedih. Aku sama kakak punya banyak teman di sekolah. Bu guru juga baik sama kita. Jadi gak usah takut ke sekolah.73 Berdasarkan hasil wawancara di atas, langkah SDI Muhamadiyah dalam mengembangkan aspek emosional peserta didik mampu menciptakan pribadi yang peka dan tahu apa yang seharusnya mereka lakukan ketika mereka menemukan masalah. Meskipun menemukan kendala dalam membimbing peserta didik, guru di lembaga sekolah ini tidak terlihat kehilangan semangat demi terwujudnya tujuan pendidikan sekolah.

d) Pengembangan Aspek Sosial

Beberapa langkah yang dilakukan oleh SDI Muhamadiyah dalam mengembangkan aspek sosial peserta didik melalui kegiatan diskusi kelompok mampu menciptakan perubahan dalam diri peserta didik, sebagaimana yang diungkapkan oleh guru kelas

Dengan membiasakan peserta didik berdiskusi dengan kelompok, hasilnya peserta didik yang tadinya tidak aktif di kelas menjadi aktif. Berdiskusi akan mendorong mereka untuk saling bertukar pendapat, bermusyawarah sampai menemukan hasil akhir yang mereka cari. Kami sebagai guru membimbing mereka dalam kegiatan ini, dari sini siswa menjadi saling menghargai pendapat satu sama lain. Belajar bagaimana untuk bermusyawarah

(43)

dalam kelompok yang nantinya akan tetap mereka jumpai dalam bermasyarakat.74

Pada kesempatan lain, guru kelas menambahkan Kelompok diskusi kami ubah-ubah untuk menghindari kecenderungan siswa berteman dengan satu teman saja. Jadi hasilnya ya anak-anak berteman dengan siapa saja. Mampu beradaptasi dengan orang lain, belajar untuk saling mengerti meskipun kadang masih ada perbedaan pendapat tapi itu wajar.75

Memlibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran dan menumbuhkan rasa peduli pada mereka mampu menciptakan beberapa perubahan dalam diri peserta didik.

Pernyataan di atas terbukti dari partisipasi peserta didik dalam mengikuti ekstrakurikuler. Komunikasi antara peserta didik dengan temannya dan peserta didik dengan gurunya terlihat tidak ada masalah. Semua peserta didik mampu beradaptasi dengan baik. Sebagaimana penjelasan pembina pramuka,

Ketika mengikuti ekstrakurikuler siswa tidak hanya bertemu dengan teman sekelasnya saja, tapi mereka juga bertemu dengan teman lain kelas. Ada sedikit kecanggungan di antara mereka, tapi tidak membutuhkan waktu lama untuk mereka bisa beradaptasi dengan orang lain. Jadi selama ini siswa baik-baik saja dalam bergaul, karena kita juga selalu mengingatkan untuk berlaku dan berkata yang baik agar tidak terjadi perselisihan. 76

74 Wawancara dengan Retno Henawati, 30 April 2017, Pukul 08.00-09.00 WIB 75

Wawancara dengan Anik Utami, 30 April 2017, Pukul 09.00-10.00 WIB

(44)

Penjelasan di atas diperkuat oleh guru kelas, berikut penuturannya,

Kami melihat anak-anak mampu bersosialisasi dengan baik. Tahu bagaimana bertutur kata yang sopan, bagaimana bergaul, dan menciptakan hubungan yang menyenangkan dengan temannya. Terkadang ketika melihat anak-anak berkumpul, saya tanya mengenai topik pembicaraan yang sedang mereka bahas ternyata mereka membicarakan pengalaman-pengalaman yang pernah mereka alami. Mengetahui hal ini saya memberi tahu mereka bahwa dengan bergaul mereka bisa saling bertukar pengalaman baru yang mungkin bisa menambah wawasan mereka.77

Selanjutnya, hasil pengembangan aspek sosial terlihat dari rasa kepedulian peserta didik terhadap sesama. Setiap hari Jum’at peserta didik menyisihkan uang sakunya untuk disumbangkan, sebagaimana pernyataan peserta didik, “ada infaq setiap hari Jum’at, uangnya nanti diberikan untuk orang yang membutuhkan. Saya dan teman-teman infaq seikhlasnya, jika ada yang lupa berinfaq kita mengingatkan.78

e) Pengembangan Aspek Fisik

Hasil dari pengembangan aspek fisik melalui kegiatan olahraga menghasilkan peserta didik yang sehat dan berprestasi, hal ini disampaikan oleh kepala sekolah

77 Wawancara dengan Anik Utami, 30 Maret 2017, Pukul 09.00-10.00 WIB 78 Wawancara dengan Aliyah, 31 Maret 2017, Pukul 10.30-11.00 WIB

(45)

SDI Muhamadiyah sebagai berikut, “Prestasi yang pernah diraih siswa yaitu menang kejuaraan lomba voli putra sekecamatan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Alhamdulillah sekolah kami masuk 3 besar pemain terbaik.”79

Kebutuhan nutrisi dan perhatian terhadap kesehatan peserta didik mampu menghasilkan peserta didik yang sehat. Dari hasil observasi, peneliti melihat para peserta didik yang aktif bergerak. Mereka melakukan kegiatan di sekolah dengan semangat. Hal ini berkaitan dengan perkembangan motorik anak sebagaimana penjelasan guru kelas,

Harapan kami memang dengan memberikan gizi yang cukup kepada setiap makanan untuk peserta didik, mereka akan sehat dan memiliki tumbuh kembang yang baik. Insyaallah kalau mereka sehat dan kami memberikan upaya untuk mengembangkan aspek fisiknya, seperti olahraga, kegiatan di kelas yang membutuhkan gerak anak akan berpengaruh kepada perkembangan motorik mereka.80

Berbagai kegiatan di kelas yang diikuti peserta didik seperti halnya game, dan gerakan-gerakan kecil ketika bernyanyi sebagai upaya guru dalam mengembangkan aspek motorik peserta didik, mampu menumbuhkan

79 Wawancara dengan Siti Saudah, 26 April 2017, 10.00-12.00 WIB 80 Wawancara dengan Anik Utami, 30 April 2017, Pukul 09.00-10.00 WIB

(46)

kembali semangat mereka dalam belajar. Sebagaimana yang diungkapkan oleh peserta didik,

Kita menjadi semangat lagi kalau guru mengajak bernyanyi dengan gerakan, kita kan bosan juga kalau duduk terus. Jadi ketika guru mengajak kita melakukan gerakan-gerakan dan bernyanyi, itu sangat menyenangkan. Teman-teman juga menyukainya, terutama anak laki-laki dan mereka paling suka pelajaran olahraga dan ekstrakurikuler yang tidak harus belajar di kelas terus.81

Pada kesempatan yang sama peserta didik lainnya mengungkapkan,

Kalau saya suka olahraga dan ekstrakurikuler seni bela diri tapak suci, karena selain menyehatkan saya memang sangat suka olahraga dan saya juga sangat tertarik dengan seni bela diri. Dengan mengikuti tapak suci saya menjadi lebih disiplin, tubuh juga tidak kaku dan saya bisa mengenal berbagai gerakan yang dapat saya gunakan untuk melindungi diri saya nanti jika saya membutuhkan. Tidak saya gunakan untuk berkelahi dengan teman kok kak.82

f) Pengembangan Aspek Estetika

Hasil dari pengembangan aspek estetika melalui kegiatan seni rupa mampu menumbuhkan rasa cinta peserta didik terhadap seni lukis dan mengembangkan daya imajinasi mereka. Melalui kegiatan ini guru dapat mengetahui peserta didik yang memiliki keunggulan di bidang menggambar yang nantinya lembaga sekolah dapat

81 Wawancara dengan Aliyah, 30 April 2017, Pukul 10.30-11.00 WIB 82 Wawancara dengan Ibrahim, 30 April 2017, Pukul 11.00-11.30 WIB

(47)

memberikan perhatian lebih untuk mengembangkan bakatnya. Berikut penjelasan guru kelas,

Menggambar, bernyanyi, menghias kelas dan hal-hal lain seperti itu anak-anak sangat menyukainya. Dari kegiatan menggambar misalnya guru dapat melihat peserta didik mana yang kiranya memiliki bakat di bidang itu, kemudian nanti jika ada lomba mereka bisa ikut dan bakat mereka bisa tersalurkan dengan positif.83

Beliau menambahkan,

Selanjutnya mengajak peserta didik menggambar dan mewarnai tidak disangka ternyata membuat mereka menjadi kreatif. Mereka memiliki ide-ide yang luar biasa melalui daya imajinasi mereka. Guru memberikan tema biasanya mbak,

menggambar pemandangan misalnya. Itu hasil gambarnya macam-macam, tidak hanya ada gunung dan sawah tetapi mereka memberikan gambaran lain sebagai tambahan untuk memperindah hasil karya mereka, ya meskipun mungkin tidak sebagus seperti gambarnya orang dewasa tapi dengan begini ternyata mampu mengolah daya imajinasi mereka yang dapat mereka tuangkan dalam gambar.84

Gambar 4.11 Hasil Karya Siswa85

83 Wawancara dengan Anik Utami, 30 April 2017, Pukul 09.00-10.00 WIB 84 Ibid

(48)

Selanjutnya peserta didik mengungkapkan mengenai kecintaannya terhadap seni,

Saya suka menggambar dan mewarnai, keduanya menyenangkan dan dapat menghilangkan bosan di kelas karena pelajaran-pelajaran yang susah lainnya. Saya bisa menggambar sesuai keinginan dan apa yang ada di otak saya. Selain menggambar teman-teman juga suka berlatih drumband, karena kita jadi bisa bermain musik. Kalau sudah hafal notnya biasanya saya dan teman-teman mencoba untuk memainkan lagu lain.86

2. Paparan Data di SDIT Al Aqsha Desa Besole

Bagian ini memaparkan data mengenai: (a) langkah-langkah yang dilakukan SDIT Al Aqsha dalam mengoptimalkan pendidikan holistik dan (b) hasil optimalisasi pendidikan holistik yang dilakukan oleh SDIT Al Aqsha

a) Langkah-langkah yang Dilakukan SDIT Al Aqsha dalam Mengoptimalkan Pendidikan Holistik untuk Mencapai Tujuan Institusional Sekolah

Berdasarkan teori pendidikan holistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terdapat enam aspek kecerdasan yang dikembangkan dalam pendidikan holistik yaitu kecerdasan intelektual, spiritual, emosional, sosial, fisik dan estetika. Penelitian ini dimaksudkan untuk memahami bagaimana kedua sekolah yang diteliti mengembangkan pendidikan holistik dari enam aspek tersebut. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa di

(49)

sekolah SDIT Al Aqsha mengembangkan satu aspek lagi yaitu aspek budaya bagi peserta didik, maka aspek tersebut perlu disajikan pada bab ini. Berikut langkah-langkah yang dilakukan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi:

1) Pengembangan Aspek Intelektual

Pembelajaran holistik yang dikembangkan di SDIT Al Aqsha bertujuan untuk memperoleh lulusan sesuai yang diharapkan. Tujuan pendidikan institusional sekolah selengkapnya peneliti paparkan di lampiran.

Langkah awal yang dilakukan lembaga sekolah ini untuk mengembangkan aspek intelektual peserta didik yaitu menyediakan tenaga pendidik atau guru untuk memberikan ilmu pengetahuan bagi peserta didik. Lembaga sekolah memberikan fasilitas berupa laptop, proyektor dan media pembelajaran lainnya untuk guru, menyediakan ruang belajar atau kelas untuk setiap rombongan belajar. Hal penting lainnya adalah fasilitas lain seperti perpustakaan juga diberikan SDIT Al Aqsha untuk seluruh peserta didik.

Hasil dari observasi keberadaan fasilitas tersebut berperan penting dalam mendukung penyelenggaraan kegiatan mengajar yang efektif. Laptop dan proyektor dapat digunakan untuk guru sebagai media dalam proses pembelajaran. Ruang

(50)

kelas digunakan peserta didik untuk belajar dengan nyaman, perpustakaan yang berisi berbagai macam buku dimanfaatkan peserta didik untuk menambah wawasan pengetahuan mereka.87

Gambar 4.12 Guru Menggunakan Proyektor dalam KBM88 Berdasarkan hasil dokumentasi di atas, guru menggunakan media dalam proses mengajar. Penggunaan media mampu menarik minat peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Berikut pernyataan kepala sekolah ketika ditanya mengenai tenaga pendidik atau guru di SDIT Al Aqsha,

Guru di sekolah kami semua dari yayasan, tentunya kami juga memilih guru-guru yang profesional di bidangnya dan diupayakan yang terampil karena sekolah kami mengajarkan life skill kepada siswa. Guru di sini semua lulusan sarjana pendidikan begitupun untuk guru pendamping, untuk mata pelajaran tertentu ada guru bidang studi yang khusus mengajar mata pelajaran tertentu yaitu guru PAI, olahraga, bahasa Arab dan bahasa Inggris. Ada

87 Observasi 14 April 2017

(51)

juga guru kelas lima, beliau juga guru bidang studi IPA tapi merangkap guru kelas untuk kelas lima. Jadi mata pelajaran IPA untuk kelas atas (4,5,dan 6) beliau yang mengajar, nanti ada guru lain yang mengisi kelas beliau ketika beliau mengajar di kelas lain.89

Berkaitan usaha untuk mengembangkan kecerdasan intelektual peserta didik, pendidikan di SDIT Al Aqsha di rancang untuk membuat anak menjadi riang ketika proses pembelajaran di sekolah. Selain itu peserta didik tidak hanya belajar di dalam kelas, tetapi juga belajar di luar kelas, di tempat umum dan lingkungan sekitar. Materi pelajaran yang selama ini abstrak di awang-awang dijadikan konkret dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Di sekolah ini siswa belajar kecakapan hidup (life

skill) secara utuh. Sebagaimana penjelasan kepala sekolah mengenai pendidikan di SDIT Al Aqsha,

Ada beberapa program khusus yang kami jalankan untuk mengembangkan pengetahuan siswa agar materi pelajaran menjadi konkret bagi siswa karena menurut kami jika siswa belajar secara langsung di lapangan materi akan lebih tertanam pada ingatan mereka. Misalnya, kami ajak mereka pergi ke pasar, PLTA, Puskesmas dan Balai Desa. Program lainnya adalah mabit yang dilaksanakan dua bulan sekali, dimana salah satu kegiatannya adalah penambahan materi pelajaran pada siswa, dan mengambil satu hari dalam seminggu khusus untuk life skill.90

89 Wawancara dengan Edi Supriyoko, 14 April 2017, Pukul 07.00-08.30 WIB 90 Ibid

(52)

Berdasarkan hasil observasi, untuk mengembangkan aspek intelektual guru selalu memberi keleluasaan bagi peserta didik untuk merencanakan cara menemukan jawaban dari sebuah masalah atau pertanyaan, selanjutnya membimbing peserta didik merefleksikan temuan sementara dan mengajak mereka mengolah berbagai informasi lebih jelas. Hal ini bertujuan untuk mengasah kemampuan berfikir peserta didik.91

Lebih detailnya peneliti bertanya kepada guru kelas mengenai kegiatan belajar mengajar di kelas. Beliau menjelaskan sebagai berikut,

Kami tidak langsung memberikan atau menerangkan materi kepada siswa. Sebelumnya kami memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk memancing mereka mengenai materi yang akan dibahas untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mereka, kadang jika memerlukan contoh benda yang konkret kami akan menyembunyikannya lalu meminta siswa untuk menebak benda apa yang dibawa guru dengan menunjukkan ciri-cirinya. Ada lagunya seperti yang mbak lihat tadi, itu agar menarik perhatian siswa. Ketika ada anak yang maju ke depan kelas untuk menjawab pertanyaan, kami memberikan satu bintang untuk kelompoknya. Dimana nanti yang mendapatkan bintang paling banyak yang berkesempatan untuk istirahat lebih dulu atau pulang lebih dulu.92

Selanjutnya hasil observasi mengungkapkan bahwa guru menerapkan pembelajaran kooperatif di kelas, dimana

91 Observasi, 13 April 2017

(53)

guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dalam kelompok kecil. SDIT Al Aqsha menyadari kemampuan peserta didik yang berbeda-beda dalam aspek intelektual, oleh karena itu dengan bekerja kelompok peserta didik dengan kemampuan lebih tinggi berpotensi mengembangkan kemampuannya dan mengajari rekan kelompoknya yang memiliki kemampuan kurang. Peserta didik bekerja melalui penugasan sampai semua anggota kelompok berhasil memahami dan menyelesaikan.

Gambar 4.13 Siswa Bekerja Kelompok93

Pembelajaran kooperatif peneliti abadikan dalam dokumentasi di atas. Pada kegiatan tersebut peserta didik saling bertukar pikiran dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi yang sedang diajarkan.

Berhubungan dengan kegiatan di atas berikut pernyataan guru kelas,

93 Dokumentasi, SDIT Al Aqsha 2017

Gambar

Gambar 4.1 Siswa Aktif di Kelas 3
Gambar 4.2 Siswa Membaca Buku 5
Gambar 4.3 Siswa Belajar di Ruang Terbuka 7
Gambar 4.4 Team Teaching 9
+7

Referensi

Dokumen terkait

Synthesis of 1-amidoalkyl-2- naphthols based on a three-component reaction catalyzed by boric acid as a solid heterogeneous catalyst under solvent-free conditions.. Konsep Dasar

Nggak tau juga kenapa gue lebih nyaman bergaul sama cowok ketimbang sama cewek, mungkin karena mereka lebih simpel, nggak ribet, nggak banyak aturan, nggak baper-an, dan yang

Berdasarkan pertimbangan serta hasil evaluasi yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA, diperoleh penilaian bahwa PIHAK KEDUA dapat memenuhi persyaratan pencatatan sebagaimana dimaksud

 Kedua perusahaan tersebut sepakat untuk mendirikan dua perusahaan patungan yakni PT Kino Pet World Indone- sia dan PT Kino Pet World Marketing Indonesia yang akan melakukan

seperti dalam bentuk sosialisasi dalam pencegahan Hepatitis A melalui penyuluhan kesehatan yang di adakan rutin untuk meningkatkan pengetahuan warga tentang

akanmenentukan kebijakan pembukaan rute penerbangan. Bandar Udara Abdulrachman Saleh belum memiliki fasilitas PKPPK sendiri dan masih dibantu oleh fasilitas PKPPK

Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan diatas maka dapat ditarik kesimpulan atas pengertian dari perencanaan strategis sistem informasi dan teknologi informasi, yaitu