• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAWATAN PENYAKIT PULPA GIGI PADA ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAWATAN PENYAKIT PULPA GIGI PADA ANAK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Gadjah Mada 1 PERAWATAN PENYAKIT PULPA GIGI PADA ANAK

Pengantar Perawatan Pulpa Gigi pada Anak

Ruang lingkup endodontik gigi anak adalah perawatan pulpa gigi desidui dan gigi permanen muda. Tujuan endodontik pada gigi desidui mi untuk mempertahankan fungsi gigi desidui tersebut sampai waktu tanggalnya gigi atau paling sedikit untuk kepentingan perkembangan oklusi gigi geligi. Semua mi diperlukan pengetahuan pulpa baik kondisi dan perawatannya dan juga kepentingan gigi kearah perkembangan okiusal, dan lebih jauh lagi benih gigi pengganti tidak mendapat gangguan resiko atau jejas dan infeksi pulpa atau periradikulair gigi desidui.

Tujuan perawatan endodontik gigi permanen muda adalah mempertahankan kelestanian perkembangan akar sehingga gigi tersebut dapat berfungsi dalam perkembangan gigi. Apabila liii tidak mungkin dikerjakan karena prognosis jelek, maka dipertimbangkan untuk pencabutan gigi sehingga dapat menimbulkan space dan perlu dicari solusi untuk mengatasi hal tersebut.

Endodontik gigi mempunyai karakteritis sendiri dan dalam perawatannya harus selalu dilihat dalam satu kontak gigi geligi dan pasien. Rencana perawatan termasuk tujuan jangka pendek dan prgram jangka panjang dan dapat ditentukan sebelum perawatan endodontik gigi desidui gigi permanen muda dilaksanakan.

Diagnose dan rencana aperawatan untuk terapi pulpa pada anak diperlukan pendekatan dental-history dan medical-history, evaluasi radiografi dan pemeriksan Minis seperti palpasi, perkusi, evaluasi mobilitas. Pada pemeriksaan klinis tidak hanya pada tingkatan penyakit pulpa tetapi juga pada problem komunikasi dengan pasien terutama pada anak pra sekolah.

Diagnose kerusakan pulpa gigi desidui dan permanen muda

Kriteria diagnose pada pninsipnya sama antara gigi desidui dan gigi permanen muda. Perawatan pulpa gigi desidui biasanya ditujukan pada pulpa yang hidup, dengan harapan gigi tetap normal dan selama mi tidak ada medikamen untuk menyembuhkan pulpa yang kronis atau pulpa yang nekrotis.

Perbedaan tidak hanya antara pulpa vital dan non vital tetapi juga antara janngan pulpa terinflamasi kronis, total atau sebagian.

Etiologi Penyakit Pulpa Gigi pada Anak

Beberapa hal yang diperlukan dalam menegakkan diagnosa suatu penyakit pulpa baik pada gigi desidui maupun pacla gigi permanen muda adalah mengetahui keadaan urnum penderita termasuk keadaan fisik anak. Kondisi ini dapat dilihat dari status gizi,

(2)

Universitas Gadjah Mada 2 penyakit sistemik yang diderita. Pada anamnese juga ditanyakan latar belakang sara sakit. Perjalanan rasa sakit yang dimulai dari awalnya rasa sakit yang timbul, penyebab rasa sakit, lamanya, lokasi dan penyebaran rasa sakit perlu ditanyakan pada penderita. Selain itu pada pemeriksaan ektra oral dilihat ada tidaknya pembengkaan baik internal, eksternal maupun lokasi infeksi. Pada pemeriksaan intra oral, kondisi gigi perlu dicermati seperti kedalaman karies, mobilitas gigi, perkusi, vitalitas. Pada gigi desidui sering terlihat mobilitas yang bersifat fisiologis dan patologis Pada mobilitas yang bersifat fisiologis karena adanya resorbsi akar desidui tersebut dan pada mobilitas yang bersifat patologis kebanyakan karena invasi bakteri pada proses karies dan pada proses yang lanjut diikuti dengàh kerusakan pada jaringan periodontal. Pada gigi desidui dengan keruskaan periodontal kebanyakan disertai gigi dengan mobilitas yang bersifat patologis.

Sensivitas pada perkusi menunjukkan ada tidaknya peradangan sekitar jaringan periodontal. Rasa sakit timbul disebabkan tekanan eksudat (pada preoses peradangan lebih lanjut) di dalamjaringan periodontal.

Untuk mengetahui vitalitas gigi diperlukan tes vitalitas balk secara elektris maupun termis. Secara Minis beda pengetesan ini untuk gigi permanen muda sangat jelas sedangkan pada gigi desidui kurang nyata. Maka untuk mengetahui vitalitas gigi desidui kadang-kadang diperlukan kombinasi antara tes dan rontgenografis. Gambaran radiografis sangat diperlukan untuk menegakkan diagnosa atau membantu dalam perawatan gigi. Pada gigi anak informasi perkembangan gigi sangat diutamakan sehubungan dengan rencana perawatan, selama perawatan dan prognosa perawatan. Informasi yang diperlukan seperti perkembangan gigi pengganti, resorbsi akar gigi desidui (internallekstemal), kalsifikasi pulpa, resorbsi tulang alveolus dapat dilihat dan gambar rontgenologis.

Resorbsi akar secara internal pada gigi desidui sering terlihat pada kasus adanya proses histopatologis seperti peningkatan aktivitas osteokias dan lokasi resorbsi terjadi pada permukaan mesial/distal, bukal/lingual. Secara radiografis deteksi resorbsi dengan rontgenpoto sangat sulit. Penyebab resorbsi akar dapat dikelompokkan menjadi 4 ialah, sesorbsi karena fisiologis, idiopatik, infeksi dan post pulpotomi.

Penyebab resorbsi internal secara patologis banyak disebabkan karena trauma injuri, bruxism, trauma oklusi, penggunaan high speed, medikamen (pulpotomi dan kaping pulpa) dan efek materi radioaktif. Selain resorbsi secara internal, dapat juga dikenal resorbsi secara ekstrenal Proses ini dapat juga bersifat fisiologis atau patologis.

Kalsifikasi pulpa adalah suatu proses degenerasi dalam pulpa dan pada pemeriksaan radiologis akan terlihat bintik-bintik putih dalam pulpa kamar. Dalam proses yang lebih lanjut kerusakan mi dapat menjalar kedalam saluran akar, dan merupakan kontra indikasi untuk perawatan pulpotomi. Dalam penelitian rontgen foto didaerah dekat ujung akar atau daerah biflirkasi gigi molar desidui, kadang-kadang terlihat area radiolusent dan gambaran ini

(3)

Universitas Gadjah Mada 3 menunjukkan adanya iitflamasi dengan perluasan ke jaringan periodontal secara klinis gigi dapat vital atau gigi non vital. Kerusakan resorlsi tulang alveolar mi akan terlihat luas sejalan dengan proses inflamasi yang terjadi. Karies gigi dengan kedalaman dentin dengan dan tanpa pulpa terbuka perlu dicermati pada pemeriksaan klinis. Pada diagnosa karies dentin gigi desidui yang dalam perlu diperhatikan tanda perubahan klinis seperti diskolorisasi mahkota, mobilitas gigi dan pemeriksaan rongen foto.

Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan gigi desidui dipertahankan untuk perawatan endodontik:

1. Medical history, indikasi dan kontra indikasi dilihat dan penyakit sitemik yang ada seperti kelainan jantung, imuno-defisiensi, anak-anak dengan penyembuhan penyakit yang jelek. Untuk perawatan endodontik merupakan kotra indikasi. Selain itu juga faktor behaviour anak perlu diperhatikan. Keberhasilan perawatan gigi anak adalah penguasaan psychologi anak. Anak yang sulit ditangani diperlukan penanganan yang khusus.

2. Beberapa faktor gigi yang akan menjadi pertimbangan lain adalah apakah gigi dapat direstorasi, dan perlukah gigi dipertahankan dengan melihat perkembangan gigi pengganti, posisi terhadap lengkung rahang serta jaringan pendukung gigi.

Pemeriksaan Radiografis

Banyak digunakan dalam kedokteran gigi. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan Periapikal (PA) film dan Bitewing (BW) film

Beberapa aspek yang dapat dilihat dan gambar rontgen: I. Aspek atatomi:

pelebaran akar (PA), bentuk akar (PA), acessory canal (PA), lokasi tanduk pulpa (BW), bentuk, ukuran, panjang, jumlah akar (PA)

II. Aspek patologis:

- kedalaman, pelebarab karies (proksimal) (PA) - tingkat atau perubahan pula karies/trauma (BM) - reparatif dentin (BW)

- ketebalan jaringan periodontal (PA)

- keadaan jaringan periapikal / bifurkasi (PA, BW) - kalsifikasi jaringan pulpa (BW)

- internal resorbsi (PA. BW) III. Aspek Perkembangan

Tingkat perkembangan akar (PA) - keadaan ujung akar

(4)

Universitas Gadjah Mada 4 - tingkat erupsi gigi pengganti

Tingkat maturasi gigi

- ukuran kamar pulpa (BW) - lebar kanal pulpa (PA) - penutupan ujung akar (PA) Anomali

- dens in dent (PA., BW) - taurodontism (PA. BW) - mikrodonsia (PA. HW) - kongenital missing (PA)

Evaluasi perawatan endodontik

Dalam perawatan endodontik gigi desidui maupun gigi tetap muda sangat diperlukan evaluasi hasil perawatan. Seperti pada gigi desidui yang telah kehilangan proses resorbsi akar secara normal maka pada perawatan saluran akar perlu evaluasi secara rutin untuk melihat perkembangan gigi pengganti. Hasil perawatn saluran akar kebanyakan adanya gangguan arah erupsi gigi pengganti. Dan hasil perawatan pulpa gigi desidui diharapkan fungsi gigi desidui tetap terpenuhi sebagai perangsang untuk perkembangan gigi pengganti dan rahang. Untuk evaluasi perawatan endodontik gigi tetap muda perlu diamati perkembangan akar gigi seperti pada perawatan apeksogenesis gigi vital dan aapeksifikasi gigi yang non vital. Evaluasi perawatan sebaiknya 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun setelah perawatan.

Faktor yang perlu diperiksa dalam evaluasi perawatan pulpa adalah ada tidaknya gejala, tanda kelainan, rasa tiak enak yang timbul sesudah peraatan dan respon terhadap perawatan seperti rasa sakit, pembengkaan dan mobilitas gigi.

Beberapa periode kritis untuk peraatan endodontik adalah: periode kritis untuk kaping pulpa ±8 minggu, periode kritis untuk pulpotomi ± 3 bulan, periode knitis untuk pulpektomi ± 6-12 bulan.

Perawatan Pulpa Gigi pada Anak

1. Gigi pital kaping pulpa (direk dan indirek), pulpotomi

2. Gigi non pital mumifikasi (pulpotomi non vital) pulpektomi dan apeksifikasi

Perawatan kaping pulpa:

Perawatan kaping pulpa gigi desidui dan gigi permanen muda adalah perawatan pulpa kaping secara indirek dan secara direk.

(5)

Universitas Gadjah Mada 5 Kaping pulpa secara indirek dilakukan pada untuk gigi dengan kanies dalam mendekati pulpa, belum ada rasa sakit pulpitis dan pulpa degenerasi dan kaping pulpa secara direk dilakukan gigi karies yang dalam dan pulpa terbuka secara mekanis serta steril.

Hasil perawatan kaping pulpa

Dalam perawatan dikatakan berhasil bila pulpa masih hidup dan terbentuk bridge serta terjadi penutupan terhadap iritasi produk bakteri. Perubahan lain adalah struktur gigi (dentin) dapat mengadakan remineralisasi dan medikamen yang dipakai dapat membentuk repartif

Indikasi perawatan kaping pulpa

Pada gigi desidui/permanen yang masih muda dengan ruang pulpa yang besar dengan [agnosa tipe akut. Indikasi lain adalah gigi mengalami karies yang dalam dengan pulpa karena mekanis/belum terkontaminasi saliva, traumatik yang masih baru atau perforasi KaniK sebesar pinpoin, tipe akut

Kontra indikasi perawatan kaping pulpa

Kontra indikasi perawatan pulpa adalah bila gigi tersebut potensi untuk penyembuhan berialan lambat serta resorbsi akar desidul 2/3 atau lebih. Pada jaringan pulpa mengalami Ltolo2is. Tanda klinis yang lain adalah riwayat rasa sakit yang spontan, jaringan pulpa mengalami inflamasi dan ada kelainan jaringan pulpa dilihat dari rontgen foto seperti adanya internal resorbsi, kelainan jaringan periodontal, radiolucent bifurkasio. Pada perubahan dalam periodontal seperti mobilitas patologis, fistula.

Bahan yang dipakai:

 Kalsium hidroksida dan Zn okside eugenol

 Ada 3 macam Ca(OH) yang dikenal: puldent, dycal, hydrex (MPC) Perawatan pulpotomi

Definisi : suatu perawatan amputasi kamar pulpa pada gigi yang masih pital perawatannya adalah agar supaya gigi dapat meneruskan pembentuka akar, merawat kegagalan perawatan kaping pulpa

Bahan yang dipakai:

Bahan yang dipakai dalam perwatan pulpotomi gigi desidui dan permanen muda adalah formokresol atau glutanol dehyde dan Ca(OH)2 untuk gigi permanen.

(6)

Universitas Gadjah Mada 6 Pulpotomi dengan formokresol

Tujuan perawatan ini untuk mendapatkan resorbsi akar gigi desidui secara normal. Indikasi perawatan adalah pada gigi karies masih vital dengan pulpa terbuka, dan belum dalarn dalam asimtomatis. Tidak ada kelainan patologis pada lamina dura dan resorbsi internal dan eksternal. Tanda klinis jaringan pulpa dalam saluran akar masih normal

Kontra indikasi

Kontra indikasi perawatan pulotomi formokresol adalah pada rontgen foto terlihat: jaringan periapikal dan interradikuler ada kelainan, adanya internal resorbsi dalam saluran akar dan ekstemal resorbsi yang banyak.

Tanda klinis adalah perdarahan waktu amputasi abnormal dengan terlihat perdarahan tak segar atau wama darah merah tua atau darah sulit dihentikan juga adanya nekrose jaringan pulpa.

Teknik perawatan pulpotomi formokresol:

Pada perawatan pulpotomi formokresol pada gigi desidui dikenal dua teknik perawatan yaitu dengan sekali kunjungan dari dua kali kunjungan.

Perawatan pulpotomi formokresol satu kali kunjungan adalah:

Pasien dilakukan anestesi kemudian dipasang rubber dam. Pada gigi yang dirawat jaringan karies dihilangkan (fisur bur) dengan high speed, kemudian setelah dekat pulpa gunakan low speed. Kavitas dibersihkan dengan saline solution. Tindakan selanjutnya dilakukan amputasi jaringan pulpa seluruh kamar pulpa dengan ronde bur atau sendok ekskavator yang steril. Perdarahan dthentikan dengan cotton pelet steril dan kemudian cotton pelet diberi formokresol selama 5 menit diletakan pada ujung jaringan pulpa yang terpotong agar terjadi jaringan fixasi. Tindakan selanjutnya dresing diletakkan carnpuran pasta dan Zn oksida + Eugenol (1 tetes) + Formokresol (1 tetes) pada dasar kavitas (atau bagian teramputasi). Selanjutnya dikerjakan permanen permanen filling dengan stainless steel crown

Perawatan pulpotomi formokresol untuk dua kunjungan

Tindakan perawatan ini sama dengan perawatan satu kunjungan, Iianya dalam pemberian dresing kapas dan formokresol ditinggal dalam kamar pulpa selama 3 - 7 hari. Baru pada kunjungan berikutnya dilakukan pemberian pasta campuran Zn Oksida + Eugenol + Formokresol dan disertai restorasi gigi.

(7)

Universitas Gadjah Mada 7 Reaksi formokresol terhadap jaringan

Pemakaian formokresol pada gigi desidui dibatasi untuk keperntingan perkembangan oklusal gigi molar desidui. Formaldehyde adalah bahan devitalisasi dalam formokresol dan berfungsi sebagai fixsasi jaringan dalam pemeriksaan histologist. Bahan tersebut sangat kaustis dan dalam penelitian diperlihatkan perubahan jaringan pulpa tergantung waktu dan banyaknya formokresol yng diaplikasikan pada jaringan. Reaksi jaringan yang timbul akibat pemakaian formokresol adalah perubahanjaringan seperti:

1. Zone acidophilic

2. A broad pale - staining zone dengan atropi dan fibrous 3. A broad zone of inflamatory cell dengan perluasan ke apikal

Perawatan pulpektomi

Perawatan pulpotomi adalah suatu tehnik perawatan saluran akar dengan mengambil seluruh jaringan pulpa dalam saluran akar yang terinfeksi. Tujuan perawatan ini untuk mempertahankan gigi terhadap infeksi saluran akar dan dapat berfungsi seperti gigi normal dalam rongga mulut.

Macam Pulpektomi 1. Partial Pulpektomi:

Perawatan saluran akar dengan diagnosa pulpitis dan atau jaringan pulpa dalam saluran akar masih memperlihatkan tanda hiperaemia

2. Complete Pulpektomi:

Perawatan saluran akar yang sudah terinfeksi (non vital)

Indikasi pulpektomi gigi desidul adalah

1. Saluran akar mengalami inflamasi kronis, rasa sakit spontan 2. Gigi masih dapat direstorasi

3. Tidak ada internal resorbsi

4. Mobilitas atau kerusakan intraradikuler minimal 5. Ada abses atau fistula

6. Perdarahan pada waktu pengambilan syaraf sukar terkontrol, warna darah merah tua atau tidak ada perdarahan

7. Terutama pada gigi m2 (sebagai space maintainer) sehingga tidak terjadi shifting ke mesial gigi M1

Kontra indikasi pulpektomi gigi desidui adalah

(8)

Universitas Gadjah Mada 8 2. Resorbsi akar yang banyak

3. Adanya internal resorbsi 4. Kesehatan pasien yang jelek

5. Dipredeksi timbulnya gangguan perkembangan gigi permanen karena proses infeksi gigi desidui yang berjalan lama

6. Behavior pasien tidak dapat dikuasai

Bahan yang digunakan

Root Canal Filling yang absorbable yang digunakan adalah Zn oside eugenol, Oxpara pasta, Kasium hidroksida dan N2

Irigasi Solution yang digunakan pada gigi anak adalah Chioramine solution, NaOCI dan H2O2 pengisian saluran akar pada gigi desidui dan gigi permanen muda digunakan metode spiral lentulo atau teknik metode pres syringe

Perawatan Apeksifikasi

Apeksifikasi adalah suatu perawatan gigi permanen muda dengan ujung akar terbuka pada gigi non vital. Tujuan perawatan tersebut adalah untuk memacu terbentuknya ujung akar supaya pengisian saluran akar gigi dapat hermitis.

Bahan dan alat yang digunakan untuk perawatan apeksifikasi adalah Instrumen standar, Anestesi, Rubber dam, High speed dan Fissur bur, Spoon ekskavator, Wendodontik instrumen, Paper point steril, Kalsium hidroksid, Camphorated Para Chloor Phenol, Cresatin, Irigasi saluran akar, Barium sulfat.

Teknik perawatan

Pada kunjungan pertama perlu disiapkan rontegen foto pada gigi tersebut.

Pasien dilakukan anastesi dan pasang rubber dam kemudian pengambilan seluruh jaringan karies dan untuk mengetahui panjang akar, gigi sebelumnya dilakukan rontgen foto,. Kemudian gigi tersebut dilakukan preparasi biomekanikal dan selanjutnya letakan kapas cresatinpada dasar kavitas kemudian tutup Zn okside eugenol dan cavit.

Pada kunjungan kedua (± 2 minggu) dilakukan pengambilan dressing dan kemudian ulangi preparasi chemico-mechanical dan letakkan campuran Kalsium Hidroksida + Campph. Chl.Phenol + Cresatin + Barium sulfat ke dalam saluran akar. Selanjutnya kavitas ditutup dengan butiran kapas dan cavit. Evaluasi dilakukan 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun

(9)

Universitas Gadjah Mada 9 Bentuk Penutupan ujung akar

Dari hasil evaluasi dengan rontgen foto terlihat ada perubahan pada ujung akar gigi. enutupan ujung akar mi berasal dan aktivitas sel disekitar ujung dan dapat berisi sel asteorid iu asiteodrilin. Bentuk pulpa dapat runcing, datar, cembeng dan cekung.

Keberhasilan perawatan apeksifikasi ini tergantung dari:

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, variabel independen yang akan digunakan adalah profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, likuiditas, operating leverage dan

Sedangkan penjumlahan dengan aturan jajargenjang yaitu dengan memperte mukan kedua awal vektor, kemudian membuat vektor kembarannya pada masing- masing ujung kedua

Secara normatif penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah merupakan tuntutan Yuridis Konstituisional dalam melaksanakan pembangunan lima

Faktor Ukuran, Pertumbuhan, Risiko Keuangan, Struktur Aktiva dan Non Debt Taxes Shield Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada Bursa Efek Enam Negara Asean. 1.2

neužankęs visas šlapimo latakas; (B) Urachus sinusas – nuo šlapimo pūslės šlapimo latakas užanka, bet lieka neužakusi jo dalis, atsiverianti į bambą; (C) Urachus

(1) Dalam hal pemilik, pengelola, dan/atau penanggung jawab kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 melakukan kegiatan yang tidak dikecualikan dari

1) Mengembangkan rancangan konsep metode dan media baru yang akan dikembangkan berupa diari makanan untuk memantau dan menilai konsumsi makanan serta memberikan pendidikan gizi