• Tidak ada hasil yang ditemukan

Habitat alam mikroorganisme

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Habitat alam mikroorganisme"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Habitat alam mikroorganisme

1.TANAH

-Bakteri penghasil spora 2. AIR

Yang tercemar dg urine & feses manusia (Salmonella sp, Shigella sp, E. Coli).

3. UDARA

Dipengaruhi UV, ozon dan Kelembaban. 4. MAKANAN

(4)
(5)
(6)

INTERAKSI MIKROBA

 Sintrofisme

 Kompetisi

 Simbiosis : mutualisme, komensalisme, parasitisme

(7)

HUBUNGAN HOSPES-KUMAN

DITENTUKAN OLEH KESEIMBANGAN VIRULENSI KUMAN

(8)

Definisi Flora normal

 Flora normal : kumpulan

mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat.

 Umumnya dari jenis bakteri.

 Dapat menyebabkan penyakit bila ditempatkan pada tempat yang tidak

(9)

 flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu.

ex:

-Streptococcus viridans__ subacute bacterial endocarditis.

-Bacteroides yang normal terdapat di

kolon dapat menyebabkan peritonitis mengikuti suatu trauma.

(10)

Asal Mula Mikrobiota Manusia

 Sampai waktu akan dilahirkan, janin tidak mengandung mikroorganisme.

 janin manusia mula-mula memperoleh mikroorganisme ketika lewat sepanjang saluran lahir melalui kontak permukaan, penelanan atau penghisapan

 Setiap bagian tubuh manusia, dengan kondisi lingkungan yang khusus, dihuni berbagai macam mikroorganisme

(11)

Berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat digolongkan menjadi 2 jenis,

I. Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous)

 yaitu mikroorganisme tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada usia tertentu.

 Keberadaan nya selalu tetap, jika ada

perubahan akan kembali seperti semula. ---merupakan organisme komensal.

 Ada yang bersifat mutualisme.: mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-produk

buangan tubuh manusia, dan tubuh

memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari flora normal

(12)

2. Mikroorganisme sementara (transient flora)

 mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang berada di kulit dan selaput lendir/mukosa

selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu.

 Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh

lingkungan, tidak menimbulkan penyakit .

 Flora sementara biasanya sedikit.

 Jika flora residen berubah, maka mikroba ini akan melakukan kolonisasi, berbiak dan menimbulkan penyakit.

(13)

Pelekatan bakteri pada inang

Beberapa faktor pelekatan pada bakteri diantaranya adalah:

Protein adherence/adhesin. Didapatkan pada bakteri

Escherechia coli enterotoxogenic yang memperantarai

bakteri coli melekat pada permukaan mukosa usus

Glycocalyx/kapsul. Terdapat pada Streptococcus

mutants disebut dextran glycocalix yang mempromotori

pelekatan bakteri ini pada permukaan gigi.

Lipoteichioc acid. asam ini memperantarai bakteri S.

pyogenus pada pelekatannya di mukosa saluran

pernafasan.

Fimbriae (pili). Pili dari bakteri N. gonorrhoeae

membantu pelekatan bakteri pada permukaan epetel saluran genetal. Fimbriae tipe I pada Salmonella

memperantarai bakteri tersebut melekat pada permukaan epitel usus halus.

(14)

Pelekatan pada inang membutuhkan beberapa spesifisitas yaitu:

Spesifik jaringan

 Suatu organisme tidak melekat pada sembarang jaringan. Pelekatan ini terjadi secara khusus pada bagian epitel sel tertentu. Sebagai contoh bakteri

Niesseria gonorrhoe penyebab penyakit kelamin

melekat lebih kuat pada saluran genetal dari pada di saluran pernafasan

Spesifisitas inang.

 Beberapa bakteri lebih khusus melekat pada

permukaan sel manusia dari pada sel hewan dan sebaliknya ada yang lebih khusus melekat pada hewan tapi tidak pada manusia.

(15)

Penyerangan epitel

 Sebagian besar patogen menyerang sel epitel untuk melangsungkan patogenisitasnya.

Proses penyerangan tersebut disebut invasion.

 Setelah melekat pada permukaan sel akan

mengakibatkan perubahan pada cytosketon sel yang akan menghasilkan proses pemasukan bakteri tersebut ke dalam sel.

 Faktor yang memperantarai masuknya bakteri ke dalam sel disebut invasin.

 Beberapa protein yang penting untuk invasi telah

ditemukan pada beberapa bakteri, namun belum jelas bagaimana mekanisme kerja protein tersebut

(16)

 Flora yang menetap diselaput lendir dan kulit dapat mencegah kolonialisasi oleh bakteri

patogen ( bacterial interference) dan

mencegah penyakit akibat gangguan bakteri melalui :

1. kompetisi pada reseptor atau tempat

pengikatan pada sel penjamu,

2. kompetisi untuk zat makanan,

3. penghambatan oleh produk metabolik atau

racun,

4. penghambatan oleh zat antibiotik atau

(17)
(18)

Kolonisasi dan tumbuh pada inang

 Jika patogen mengakses suatu jaringan

selanjutnya akan memperbanyak diri disebut

kolonisasi. Karena inokulum awal suatu

patogen tidak cukup untuk dapat merusak sel maka patogen tersebut harus tumbuh memperbanyak diri untuk menghasilkan faktor virulensinya. Faktor virulen yang

merusak sel inang seperti toksin dan enzim hidrolitik diproduksi pada tahap ini.

(19)
(20)
(21)

 Supresi flora normal akan menimbulkan tempat kosong yang cenderung akan ditempati oleh mikroorganisme dari

lingkungan atau tempat lain pada tubuh. Beberapa bakteri bersifat oportunis dan bisa menjadi patogen

 Flora normal biasanya ditemukan di

bagian-bagian tubuh manusia yang kontak langsung dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, saluran urogenital,

mata, dan telinga.

(22)

Mikroflora normal pada

kulit,hidung,telinga,konjungtiva

 Bakteri patogen yang akan menginfeksi kulit harus mampu bersaing dengan

mikroflora normal yang ada untuk

mendapatkan tempat kolonisasi serta nutrien untuk tumbuh dan berkembang.

 ada sekitar 103-104

mikroorganisme/cm2 yang kebanyakan terletak pada stratum korneum.

(23)

 Jumlah mikroorganisme kulit dapat

berkurang dengan desinfektan, namun flora secara cepat muncul kembali dari kelenjar sebasea dan keringat

Staphylococcus epidermidis yang

bersifat nonpatogen pada kulit namun dapat menimbulkan penyakit saat

mencapai tempat-tempat tertentu seperti katup jantung buatan dan sendi

(24)

Staphylococcus aureus, dapat

berkolonisasi transien di kulit, tapi dapat menetap pada rongga hidung (

nasopharyng)

 Oropharyng dihuni sejumlah besar

S. aureus dan S. epidermidis dan Strep

α-hemolitik ( Streptococcus viridans).

 Flora lubang telinga luar = flora kulit

 Lubang telinga tengah dan dalam biasanya steril

 Flora konjungtiva dalam keadaan normal dikendalikan oleh aliran air mata, yang mengandung lisozim.

(25)

Intestinal flora

 usus besar mengandung populasi

mikroba yang terbanyak. Diperkirakan jumlah mikroorganisme di dalam

spesimen tinja adalah ± 10

12-13 organisme per gram

meliputi bakteri anaerob : Bacteroides sp, Clostridium sp dan Lactobacillus. Dan anerob fakultatif ( E.coli)

(26)
(27)
(28)
(29)

Flora normal Tr Genito urinarius

 Pada orang sehat, ginjal, ureter dan kandung kemih bebas dari mikroorganisme, namun

bakteri pada umumnya dijumpai pada uretra bagian bawah pria maupun wanita.

 Sebagian besar mikroorganisme yang

ditemukan pada urin merupakan kontaminasi dari flora normal yang terdapat pada kulit dan uretra.

 Keberadaan bakteri dalam urine belum dapat disimpulkan sebagai penyakit saluran urine kecuali jumlah mikroorganisme di dalam urine melebihi 105 sel/ml.

(30)

Natural Flora Location:

(31)

NORMAL FLORA:

Enterobacteriaceae:

(E.coli, Proteus vulgaris, Klebsiella pneumoniae, Enterobacter

cloacae, Serratia marcescens)

Bacteroides fragilis, etc

Clostridium perfringens, etc Fusobacterium species

Peptostreptococcus species Enterococcus species

(32)

NORMAL FLORA:

Streptococcus salivarius Streptococcus mitis Staphylococcus epidermidis Haemophilus species Moraxella species Peptostreptococcus species Fusobacterium species Eikenella corrodens

(33)

Sterile Body Sites

Central Nervous system (CNS)

Internal Abdominal Cavity & all

internal organs

Lungs

(34)

NORMAL FLORA:

Lactobacillus species Prevotella species

Peptostreptococcus anaerobius Porphyromonas melaninogenicus Yeast (e.g. Candida species)

Genital Tract

(35)

NORMAL FLORA:

Staphylococcus epidermidis

Diphtheroids: Corynebacterium species Micrococcus species

Propionibacterium species

(36)

Infeksi Bakterial

 Sumber Infeksi

 1. Infeksi Endogen (Berasal dari flora normal)

 2. Infeksi Eksogen ( Oleh organisme yang berasal dari sumber lain.

(37)

Infeksi Bakteri Patogen

 Gram Positif :

1. Staphylococcus aureus, memproduksi

eksotoksin penyebab diare dengan rentang

sindrom infeksi yang luas., penyebab infeksi pada kulit, seperti eksim, Resisten terhadap peniciline.

 Pengendalian : Penggunaan antibiotik

Metisilin, flukloksasilin, Vankomisin, linezoid, eritromycine.

(38)

2. Staphylococcus haemolyticus, Penyebab haemolysis pada darah.

Resisten terhadap antibiotik teikoplanin.

 Pengendalian : Penggunaan antibiotik vankomisin

3. Staphylococcus saprophyticus,

Penyebab infeksi saluran kemih pada wanita muda., resisten terhadap

(39)

4. Streptococcus pyogenes, penyebab infeksi saluran pernafasan atau

faringitis, terutama menyerang pada anak-anak, ,dapat melakukan

mekanisme pencegahan kinerja fagositosis oleh leukeusit , karena membawa antigen Lancefield.

5. Streptococcus agalactiae (

streptococcus group B), menyebabkan pneumonia, meningitis.

(40)

6. Kelompok organisme “Streptococcus milleri “ (S. constellatus, S. intermedius, S. anginosis) berkoloni pada mulut dan saluran pencernaan. Dapat

menyebar secara sistemik, menyebabkan abses di otak, paru, dan Hati.

7. Enterococcus spp.,)( E. faecalis dan E. Faecium), Merupakan komensal pada usus, namun menjadi patogen jika terdapat ditempat lain. Menyebabkan infeksi pada saluran kemih, infeksi pada luka.

Pengendalian: dengan antibiotik linezolid atau

pristinamisin, sangat sensitif terhadap ampisilin dan amoksiline, namun resistensi semakin meningkat.

(41)

8. Streptococcus pneumoniae, . Pneumokokus,

merupakan penyebab utama dari kematian diseluruh dunia akibat infeksi. Sinusitis, pneumonia akut

merupakan infeksi yang sering terjadi.

 Rentan terhadap : penisiline ( beberapa strain),

eritromycine, sefalosporin, tetrasikline, rifampisine dan kloramphenicol.

 Pengendalian :Sefotaksim atau seftriakson ( untuk meningitis yang disebabkan oleh strain yang kurang sensitif), penggunaan peniciline, Penggunaan

vankomisin jika resistensi peniciline dosis tinggi muncul.

(42)

Bakteri Gram Negatif: Neisseria (N. gonorrhoeae penyebap

penyakit kelamin), Enterics (Salmonella Typhimurium

penyebab tifus, E. coli penyebab diare , Shigella penyebab desenteri dan sebagainya), Haemophillus, Bordettella dan Legionella, Yersinia, Francisella, Brucella dan Pasteurella , Chlamydia, Rickettsia dan kawan-kawan, Spirochetes

Bakteri Tahan Asam

(43)

Infeksi Jamur

1. Candida spp.( C. Albicans, C.

Tropicalis, C. Glabrata) Infeksi saluran

usus, infeksi kulit, dan saluran genital wanita. menyebabkan nyeri dan gatal, dengan pembentukanplak yang

menyerupai krim dadih pada permukaan mukosa yang akan berdarah jika

diangkat. Penggunaan Kaspofungin bermanfaat untuk kandidaemia.

(44)

2. Aspergillus spp. ( A. Niger, A.

Fumigatus, A. Flavus, A. Terreus), yang umumnya menyebabkan infeksi pada manusia..

 Inhalasi spora Aspergillus dapat

meningkatkan hipersensitivitas tipe III, yang diseretai demam, fibrosis paru.

(45)

Referensi

Dokumen terkait

In Indonesia many lakes is famous for tourism destination and attractions, namely Lake Toba in North Sumatera, Lake Batur and Lake Buyan in Bali, Lake Kelimutu in East

Dengan kriteria, apabila kondisi penurunan adukan pada test ini tidak melebihi dari 12 cm maka coran tersebut dapat digunakan dan bila penurunannya melebihi dari

Uji Coba Pesan Indekos Fungsi Pesan Indekos digunakan oleh user pencari indekos untuk melakukan pemesanan pada kamar indekos yang diinginkan.. User pencari indekos memilih

Akibatnya, proses perubahan UUD 1945 tidak didasari oleh suatu desain yang komprehensif, minimnya keterlibatan masyarakat secara substantif, dan hasil perubahan UUD

Standar akuntansi yang digunakan sebagai prinsip syariah merupakan kunci sukses bagi bank atau lembaga keuangan syariah untuk menjalankan sistemnya dalam rangka

“ amnesty ” itself. So, the dependent clause comes to elaborate the dominant clause. From the table above, it can be seen that there are two clauses which is

Landasan teori yang mendasari menggunakan kriteria atau indikator dalam mengetahui kemampuan anak dalam membilang melalui permainan pijak angka adalah teori dariPiaget

Jaringan yang memperlihatkan hubungan antar elemen dalam satu kriteria atau klaster... Inner dan