• Tidak ada hasil yang ditemukan

selanjutnya disebut Pihak Pertama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "selanjutnya disebut Pihak Pertama"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGEMBANGAN USAHA BADAN USAHA MILIK NEGARA, RISET,

DAN INOVASI

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta

berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama

:

Ahmad Bastian Halim

Jabatan :

Asisten Deputi Niaga dan Transportasi

selanjutnya disebut Pihak Pertama

Nama

:

Montty Girianna

Jabatan :

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik

Negara, Riset, dan Inovasi

selaku atasan Pihak Pertama, selanjutnya disebut Pihak Kedua.

Pihak Pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian

ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen

perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab

kami.

Pihak Kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap

capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian

penghargaan dan sanksi.

Jakarta, Oktober 2020

Pihak Kedua,

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan

Usaha Badan Usaha Milik Negara, Riset, dan

Inovasi

Montty Girianna

Pihak Pertama,

Asisten Deputi Niaga dan

Transportasi

(2)

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020

ASISTEN DEPUTI NIAGA DAN TRANSPORTASI

No.

Sasaran Program

Indikator Kinerja

Target

1

Terwujudnya Pengembangan Usaha

BUMN yang Mampu Meningkatkan

Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Belanja Modal (Capex)

BUMN

3 BUMN

Profitabilitas BUMN

3 BUMN

2

Meningkatnya Daya Saing Produk dari

Riset dan Inovasi Dalam Negeri

Jumlah produk inovasi

yang dimanfaatkan

industri / badan usaha

3 Produk Inovasi

3

Terwujudnya Kebijakan Bidang

Pengembangan Usaha BUMN, Riset

dan Inovasi sektor Niaga dan

Transportasi yang Berkualitas

Persentase

Rekomendasi

Kebijakan Bidang

Pengembangan Usaha

BUMN, Riset dan

Inovasi sektor Niaga

dan Transportasi yang

diterima Deputi

100%

Program : Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian

Kegiatan Anggaran

1. Koordinasi Kebijakan Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi Sektor Niaga dan Transsportasi

Rp 521.240.000 2. Koordinasi Kebijakan Bidang Industri Ekstraktif Rp 345.784.000

867.024.000

Delapan Ratus Enam Puluh Tujuh Juta Dua Puluh Empat Ribu Rupiah

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan

Usaha Badan Usaha Milik Negara, Riset, dan

Inovasi

Montty Girianna

Jakarta, Oktober 2020

Asisten Deputi Niaga dan

Transportasi

(3)

RENCANA AKSI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020

No.

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja

Utama

Target

Inisiatif Strategis

Rencana Aksi Kinerja

Sep

Okt

Nov

Des

1 Terwujudnya

Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi sektor niaga dan transportasi yang mampu mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi nasional.

Jumlah sektor niaga dan transportasi yang belanja modalnya (Capex ) mampu mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi nasional

3 BUMN

• Pemberian pinjaman kepada PT Garuda Indonesia Tbk • Pemberian pinjaman kepada

PT Kereta Api Indonesia • Pembayaran utang

pemerintah kepada Perum Bulog • Monitoring penyusunan Peraturan • Monitoring penyusunan Peraturan • Monitoring penyusunan Peraturan • Monitoring penyusunan Peraturan

Jumlah BUMN sektor niaga dan transportasi yang Profitabilitasnya mampu mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi nasional 3 BUMN • Pengembangan usaha PT Garuda Indonesia melalui campaign penerbangan dengan protokol kesehatan • Pengembangan usaha PT

Kereta Api Indonesia melalui pengembangan

urbantransport di Indonesia • Pengembangan usaha

Perum Bulog melalui optimalisasi penugasan bantuan sosial non tunai

• Monitoring pertumbuhan minat masyarakat menggunakan pesawat terbang • Koordinasi dengan K/L terkait dan BUMN transportasi lainnya dalam pengembanganur bantransport di Indonesia • Monitoring bantuan sosial non tunai di masyarakat • Monitoring pertumbuhan minat masyarakat menggunakan pesawat terbang • Koordinasi dengan K/L terkait dan BUMN transportasi lainnya dalam pengembanganur bantransport di Indonesia • Monitoring bantuan sosial non tunai di masyarakat • Monitoring pertumbuhan minat masyarakat menggunakan pesawat terbang • Koordinasi dengan K/L terkait dan BUMN transportasi lainnya dalam pengembanganur bantransport di Indonesia • Monitoring bantuan sosial non tunai di masyarakat • Monitoring pertumbuhan minat masyarakat menggunakan pesawat terbang • Koordinasi dengan K/L terkait dan BUMN transportasi lainnya dalam pengembanganur bantransport di Indonesia • Monitoring bantuan sosial non tunai di masyarakat 2 Meningkatnya Daya

Saing produk dari riset sektor niaga dan transportasi, dan Inovasi dalam negeri

Jumlah produk inovasi sektor niaga dan transportasi yang dimanfaatkan industri / badan usaha 3 Produk • Pengembangan transportasi terintegrasi di Indonesia • Pengembangan kendaraan li • Koordinasi dengan K/L terkait • Koordinasi dengan K/L terkait • Koordinasi dengan K/L terkait • Koordinasi dengan K/L terkait 3 Terwujudnya Kebijakan Bidang Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi sektor niaga dan transportasi yang Berkualitas

Persentase Rekomendasi Kebijakan Bidang Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi sektor niaga dan transportasi yang diterima Deputi

100%

• Rekapitulasi data dashboard PEN BUMN sektor Niaga dan transportasi

• Monitoring data dashboard PEN BUMN Niaga dan transportasi

• Monitoring data dashboard PEN BUMN Niaga dan transportasi

• Monitoring data dashboard PEN BUMN Niaga dan transportasi

• Monitoring data dashboard PEN BUMN Niaga dan transportasi

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan

Usaha BUMN, Riset, dan Inovasi

(4)

MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA

Asisiten Deputi Niaga dan Transportasi KODE IKU: S.1

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Perspektif : ( X) Stakeholder ( …) Customer (…) Internal Business Process ( .. ) Learning & Growth Sasaran Strategis : SS.1.Terwujudnya pengembangan usaha BUMN sektor niaga dan transportasiyang mampu

mendukung pertumbuhan ekonomi Nasional

Deskripsi Sasaran Strategis Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan badan usaha yang seluruuh atau sebagian besar modalnya dimiliki negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan (UU No. 19 tahun 2003). BUMN mempunyai peran penting dalam perekonomian nasional melalui kontribusi penerimaan negara baik dalam bentuk dividen, pajak, PNBP maupun peran ekonomi lainnya. Dalam menjalankan usahanya selain mencari keuntungan BUMN juga menyelenggarakan pelayanan publik kepada masyarakat, menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan umum, perintisan kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan swasta, serta aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha kecil melalui program kemitraan.

Pengembangan Usaha BUMN merupakan upaya pengelolaan BUMN melalui pengembangan dan diversifikasi usaha, restrukturisasi dan revitalisasi, peningkatan sinergi antar BUMN, guna meningkatkan efisiensi dan daya saing BUMN sehingga dapat memberian kontribusi penerimaan negara.

Pertumbuhan ekonomi nasional merupakan pertambahan pendapatan nasional agregatif atau pertumbuhan output dalam periode tertentu yang meningkat dari periode sebelumnya berdasarkan indikator antara lain : kenaikan pendapatan nasional dan pendapatan per-kapita, jumlah tenaga kerja yang lebih besar dari penganagguran, berkurangnya tingkat kemiskinan.

Indikator Kinerja Utama (IKU) : IKU.1. Jumlah BUMN Sektor niaga dan transportasi yang kontribusi belanja modalnya (Capex ) mampu mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi nasional

Deskripsi IKU : Definisi

Belanja modal (Capital Expenditure) BUMN merupakan pengeluaran-pengeluaran BUMN untuk pembayaran perolehan aset tetap dan/atau aset lainya atau menambah nilai aset tetap dan/atau aset lainya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akutansi dan melebihi batas biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh aset tetap, meningkatkan efisiensi operasional dan kapasitas produktif aset tetap, serta memperpanjang masa manfaat aset tetap.

BUMN Sektor Niaga dan Transportasi yang dihitung belanja modalnya adalah 2 BUMN yang sudah tercatat di pasar modal (go public) yaitu : PT Garuda Indonesia, dan PT Jasa Marga) dan 1 BUMN sektor strategis yang belum/tidak tercatat di pasar modal yaitu : PT. Kereta Api Indonesia

Formula

Pencatatan belanja modal (Capital Expenditure) didapat dari laporan keuangan triwulan dan atau tahunan BUMN pada saat terjadi transakti pembelian aset tetap yang baru ( misal: pembelian kendaraan), membangun sendiri aset yang sudah ada (MISAL: gedung), penggantian aset tetap (misal:komputer), dan perbaikan besar (misal:perbaikan gudang).

Tujuan

Belanja modal BUMN merupakan indikator perusahaan dalam meningkatkan kapasitas atau perluasan bisnis di masa datang, serta meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Kontribusi belanja modal dari BUMN Sektor Niaga dan Transportasi yang tinggi akan berdampak pada multiplier effefct dalam menggerakkan banyak sektor ekonomi yang pada akhirnya akan mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi nasional

Satuan Pengukuran Jumlah BUMN

Unit/Pihak Penyedia Data BUMN, Bursa Efek Indonesia, Kementerian BUMN

Pejabat Penanggung Jawab Data Kepala Bidang Pengembangan Usaha BUMN terkait

Sumber Data : Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Laporan Keuangan Triwulan/Tahunan BUMN, Hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Bahan Rakor

Tingkat Kendali IKU (…..) High ( X ) Moderate (…..) Low

Tingkat Validitas IKU (…..) Exact ( X ) Proxy (…..) Activity

Jenis Konsolidasi Periode (X) Sum (…..) Average ( … ) Take Last Known Value

Jenis Cascading IKU (…) Cascading Peta (X) Cascading Non Peta ( …) Non-Cascading

(5)

Polarisasi IKU : (X) Maximize ( ….) Minimize (...) Stabilize Periode Pelaporan : (....) Bulanan ( .. ) Triwulanan (....) Semesteran ( X ) Tahunan

Periode Pelaporan Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Target Realisasi Target Realisasi Target

TAHUNAN #N/A #N/A #N/A #N/A 3 BUMN

s.d. Triwulan I #N/A #N/A #N/A #N/A -

s.d. Triwulan II #N/A #N/A #N/A #N/A -

s.d. Triwulan III #N/A #N/A #N/A #N/A -

(6)

MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA

Asisiten Deputi Niaga dan Transportasi KODE IKU: S.2

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi

Perspektif : ( X) Stakeholder ( …) Customer (…) Internal Business Process ( .. ) Learning & Growth Sasaran Strategis : SS.1.Terwujudnya pengembangan usaha BUMN sektor niaga dan transportasiyang mampu

meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional

Deskripsi Sasaran Strategis Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan badan usaha yang seluruuh atau sebagian besar modalnya dimiliki negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan (UU No. 19 tahun 2003). BUMN mempunyai peran penting dalam perekonomian nasional melalui kontribusi penerimaan negara baik dalam bentuk dividen, pajak, PNBP maupun peran ekonomi lainnya. Dalam menjalankan usahanya selain mencari keuntungan BUMN juga menyelenggarakan pelayanan publik kepada masyarakat, menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan umum, perintisan kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan swasta, serta aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha kecil melalui program kemitraan.

Pengembangan Usaha BUMN merupakan upaya pengelolaan BUMN melalui pengembangan dan diversifikasi usaha, restrukturisasi dan revitalisasi, peningkatan sinergi antar BUMN, guna meningkatkan efisiensi dan daya saing BUMN sehingga dapat memberian kontribusi penerimaan negara.

Pertumbuhan ekonomi nasional merupakan pertambahan pendapatan nasional agregatif atau pertumbuhan output dalam periode tertentu yang meningkat dari periode sebelumnya berdasarkan indikator antara lain : kenaikan pendapatan nasional dan pendapatan per-kapita, jumlah tenaga kerja yang lebih besar dari penganagguran, berkurangnya tingkat kemiskinan.

Indikator Kinerja Utama (IKU) : IKU.2. Jumlah BUMN sektor niaga dan transportasiyang Profitabilitasnya mampu mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi nasional

Deskripsi IKU : Definisi

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam hubungannnya dengan penjualan, total aktiva meupun modal tertentu. Berbagai jenis rasio profitabilitas dipakai untuk mengetahui besar laba atau keuntungan yang diperoleh dari kinerja suatu perusahaan. Salah satu aspek yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah laba bersih perusahaan setelah pajak (earning after tax, EAT). Laba bersih setelah pajak merupakan penghasilan bersih yang diperoleh BUMN baik dari usaha pokok (net operating income) ataupun di luar usaha pokok (non operating income) selama satu periode setelah dikurangi pajak penghasilan.

BUMN Sektor Niaga dan Transportasi yang dihitung profitabilitasnya adalah 2 BUMN yang sudah tercatat di pasar modal (go public) yaitu : PT Garuda Indonesia, dan PT Jasa Marga) dan 1 BUMN sektor strategis yang belum/tidak tercatat di pasar modal yaitu : PT. Kereta Api Indonesia

Formula

Pencatatan laba bersih (earning after tax) didapat dari Penjualan bersih dikurangi biaya dan Pajak. Dalam Laporan Keuangan BUMN triwulan dan Tahunan Pencatatan Laba Bersih (Earning After Tax) ini dapat dilihat dari laba bersih setelah pajak pada laporan laba rugi BUMN Sektor Niaga dan Transportasi

Tujuan

Tujuan pengukuran IKU profitabilitas BUMN Sektor Niaga dan Transportasi adalah sebagai indikator kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara produktif dan meningkatkan keuntungan perusahaan. Laba bersih BUMN menjadi dasar dalam pembagian dividen, termasuk bagian pemerintah sebagai pemegang saham yang berkontribusi sebagai pendapat negara untuk membiayai pembangunan. Selain itu, semakin meningkat laba BUMN secara tidak langsung menginformasikan semakin baik dan berkembangnya suatu BUMN sehingga akan memberikan multiplier effefct dalam menggerakkan banyak sektor ekonomi yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Satuan Pengukuran Jumlah BUMN

Unit/Pihak Penyedia Data BUMN, Bursa Efek Indonesia, Kementerian BUMN

Pejabat Penanggung Jawab Data Kepala Bidang BUMN, Riset dan Invasi Sektor Niaga dan Transportasi terkait

Sumber Data : Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Laporan Keuangan Triwulan/Tahunan BUMN, Hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Bahan Rakor

Tingkat Kendali IKU (…..) High ( … ) Moderate (x.) Low

Tingkat Validitas IKU (…..) Exact ( X ) Proxy (…..) Activity

(7)

Jenis Cascading IKU (x) Cascading Peta (..) Cascading Non Peta ( …) Non-Cascading

Metode Cascading (…) Direct (X.) Indirect

Polarisasi IKU : (X) Maximize ( ... ) Minimize (...) Stabilize Periode Pelaporan : (....) Bulanan (…) Triwulanan (....) Semesteran ( X) Tahunan

Periode Pelaporan Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Target Realisasi Target Realisasi Target

TAHUNAN #N/A #N/A #N/A #N/A 3 BUMN

s.d. Triwulan I #N/A #N/A #N/A #N/A -

s.d. Triwulan II #N/A #N/A #N/A #N/A -

s.d. Triwulan III #N/A #N/A #N/A #N/A -

(8)

MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA

Asisiten Deputi Niaga dan Transportasi KODE IKU: S.3

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi

Perspektif : ( X) Stakeholder ( …) Customer (…) Internal Business Process ( .. ) Learning & Growth Sasaran Strategis : SS.2 Meningkatnya Daya Saing produk dari riset dan Inovasi dalam negeri

Deskripsi Sasaran Strategis

Daya saing produk merupakan keunggulan yang melekat pada suatu produk yang meliputi berbagai aspek seperti: mutu produk yang lebih baik, harga jual yang lebih rendah, desain yang lebih menarik, atau pelayanan purna jual yang lebih terjamin. Melalui pemanfaatan hasil riset dan inovasi, baik dengan cara membeli teknologi atau melakukan riset dan inoviasi dalam perusahaan sendiri, akan terjadi perbaikan-perbaikan dalam proses produksi sehingga dihasilkan produk yang memiliki daya saing yang lebih tinggi berupa peningkatan kualitas produk, peningkatan desain produk, atau peningkatan efisiensi produksi. Dengan meningkanya efisiensi produksi berarti produk tersebut dapat diproduksi dengan biaya yang lebih murah, sehingga produk tersebut memiliki daya saing dari segi harga jualnya.

Indikator Kinerja Utama (IKU) :

IKU.3. Jumlah Produk Inovasi Sektor Niaga dan Transportasi yang dimanfaatkan Industri / Badan Usaha.

Deskripsi IKU : Definisi

Inovasi merupakan hasil pemikiran, penelitian, pengembangan, pengkajian atau penerapan yang mengandung unsur kebaruan dan telah duterapkan serat memberikan kemanfaatan ekonomi dan sosial (UU 11/2019 tentang Sisnas Iptek). Produk Inovasi sektor migas, pertambangan dan petrokimia adalah produk hasil penelitian dan pengembangan sektor migas, pertambangan dan petrokimia yang telah diproduksi dan dimanfaatkan pengguna.

Produk inovasi merupakan proses dari penggunaan teknologi baru ke dalam suatu produk sehingga produk tersebut mempunyai nilai tambah. Produk inovasi yang dimanfaatkan industri/badan usaha merupakan produk hasil inovasi lembaga pemerintah maupun swasta dan telah dimanfaatkan dalam proses produksi oleh industri atau badan usaha.

Jumlah produk inovasi yang dimanfaatkan indutri/badan usaha adalah banyaknya produk hasil inovasi yang telah diproduksi dan digunakan oleh industri atau badan usaha.

Formula

Menghitung Jumlah produk inovasi Sektor Niaga dan Transportasi yang digunakan oleh perusahaan atau badan usaha

Tujuan

Inovasi produk merupakan strategi penting dalam merespon persaingan yang semakin kompetitif. Usaha meningkatkan daya saing melalui inovasi akan membuat perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien sehingga menghasilkan produk yang lebih baik dari pesaing dan dapat dijual dengan harga yang lebih kompetitif. Pengembangan Inovasi oleh berbagai lembaga serta kesiapan industri/badan usaha dalam mengadpsi teknologi baru hasil inovasi menjadi kunci bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Satuan Pengukuran Produk

Unit/Pihak Penyedia Data Deputi Penguatan Inovasi BRIN, LIPI, BPPT, Kawasan Sains dan Teknologi

Pejabat Penanggung Jawab Data Kepala Bidang BUMN, Riset dan Invasi Sektor Niaga dan Transportasi terkait

Sumber Data : Laporan Tahunan BRIN, hasil Rapat Koordinasi

Tingkat Kendali IKU (…..) High ( .. ) Moderate (X) Low

Tingkat Validitas IKU (…..) Exact ( X ) Proxy (…..) Activity

Jenis Konsolidasi Periode (…) Sum (…..) Average (X) Take Last Known Value

Jenis Cascading IKU (…..) Cascading Peta (X) Cascading Non Peta (… ) Non-Cascading

Metode Cascading (X) Direct (….) Indirect

Polarisasi IKU : (X) Maximize (… ) Minimize (...) Stabilize Periode Pelaporan : (....) Bulanan (... ) Triwulanan (....) Semesteran (X ) Tahunan

(9)

Periode Pelaporan Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Target Realisasi Target Realisasi Target

TAHUNAN #N/A #N/A #N/A #N/A 2 Produk

s.d. Triwulan I #N/A #N/A #N/A #N/A -

s.d. Triwulan II #N/A #N/A #N/A #N/A -

s.d. Triwulan III #N/A #N/A #N/A #N/A -

(10)

MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA

Asisiten Deputi Niaga dan Transportasi KODE IKU: IB.1

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi

Perspektif : (…) Stakeholder ( …) Customer (X) Internal Business Process ( .. ) Learning & Growth Sasaran Strategis :

SS.3. Terwujudnya Kebijakan Bidang Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi Sektor Niaga dan Transportasi yang berkualitas

Deskripsi Sasaran Strategis

Kebijakan Bidang Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi Sektor Niaga dan Transportasi yang berkualitas adalah kebijakan yang memenuhi proses tahapan perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan yang mempertimbangkan aspek-aspek yang tekait dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku, serta substansinya memenuhi sasaran monitoring dan evaluasi tentang pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan usaha BUMN, riset, dan inovasi sektor migas, pertambangan dan petrokimia.

Indikator Kinerja Utama (IKU) :

IKU.4. Persentase Rekomendasi Kebijakan Bidang Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi Sektor Niaga dan Transportasi yang diterima Deputi

Deskripsi IKU : Definisi

Rekomendasi yang diterima Deputi adalah rancangan atau usulan rekomendasi suatu kebijakan yang diajukan oleh Asisten Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi Sektor Niaga dan Transportasi kepada Deputi dalam bentuk nota dinas, laporan, atau bahan rapat yang digunakan oleh Deputi sebagai bahan pertimbangan dalam menindaklanjuti dan atau memutuskan suatu kebijakan.

Formula

Perbandingan antara Jumlah rekomendasi kebijakan Bidang Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi Sektor Niaga dan Transportasi yang diajukan Asisten deputi dan kepada Deputi dengan jumlah rekomendasi yang dijadikan pertimbangan oleh deputi dalam menindaklanjuti dan memutuskan suatu kebijakan.

Tujuan

Persentase Rekomendasi Kebijakan Bidang Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi Sektor Niaga dan Transportasi yang diterima Deputi merupakan indikator efektivitas kinerja Asisten Deputi dalam melakukan koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan, penetapan dan pelaksanaan pengendalian kebijakan Bidang Pengembangan Usaha, Riset dan Inovasi di Sektor Niaga dan Transportasi

Satuan Pengukuran Persentase

Unit/Pihak Penyedia Data Kepala bidang BUMN, Riset dan Invasi Sektor Niaga dan Transportasi terkait

Pejabat Penanggung Jawab Data Kepala subbidang BUMN, Riset dan Invasi Sektor Niaga dan Transportasi terkait

Sumber Data : Bahan Rapat Koordinasi

Tingkat Kendali IKU (...) High (X) Moderate (…..) Low

Tingkat Validitas IKU (…..) Exact (x ) Proxy (..) Activity

Jenis Konsolidasi Periode (…) Sum (…..) Average ( X ) Take Last Known Value

Jenis Cascading IKU (…..) Cascading Peta (..) Cascading Non Peta (X) Non-Cascading

Metode Cascading (..) Direct (X) Indirect

Polarisasi IKU : (X) Maximize ( ... ) Minimize (...) Stabilize Periode Pelaporan : (....) Bulanan ( X ) Triwulanan (....) Semesteran (X) Tahunan

(11)

Periode Pelaporan Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Target Realisasi Target Realisasi Target

TAHUNAN #N/A #N/A #N/A #N/A 100%

s.d. Triwulan I #N/A #N/A #N/A #N/A 100%

s.d. Triwulan II #N/A #N/A #N/A #N/A 100%

s.d. Triwulan III #N/A #N/A #N/A #N/A 100%

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini mengadaptasi komponen pertanyaan yang digunakan pada penelitian CSI di Kenya (Maxwell dan Caldwell, 2008). Dimana pertanyaan tersebut akan diberikan bagi rumah

2 Guru memonitor anak didik dan kemajuan proyek dalam bermain “Colourful Rice Rainbow” melakukan pewarnaan beras dengan alat dan bahan (1 sendok makan beras, cuka, 3-5 tetes

Rekomendasi kebijakan di bidang fiskal yang diterima deputi adalah dokumen-dokumen usulan kebijakan yang dihasilkan bersama Stakeholder terkait yang disampaikan

Rekomendasi kebijakan perkebunan yang diterima Deputi adalah rekomendasi kebijakan yang disampaikan oleh Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Perkebunan yang

Rekomendasi Kebijakan di Bidang Harmonisasi Ekosistem Ketenagakerjaan yang Diterima Deputi adalah Rekomendasi mengenai suatu kebijakan yang diajukan oleh Asisten Deputi

Persentase Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Industri yang diterima Deputi adalah persentase usulan rekomendasi kebijakan berupa nota dinas dalam bidang industri

Rekomendasi kebijakan hortikultura yang diterima Deputi adalah rekomendasi kebijakan yang disampaikan oleh Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura yang

Realisasi output untuk pencapaian IKU Presentase rekomendasi kebijakan pengembangan industri yang diterima deputi sampai dengan Triwulan I Tahun 2021 adalah sebanyak 2 rekomendasi