BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Depresi merupakan problem kesehatan masyarakat yang cukup serius, World
Health Kesehatan (WHO) menyatakan bahwa depresi berada pada urutan keempat
di dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa sekitar 3% penduduk
dunia mengalami depresi. Data statistik lain, lanjutnya menunjukkan 8-11 %
kelompok pria dan 18-23 % kelompok wanita mengalami episode depresi pada
suatu saat dalam perjalanan hidupnya. Sebuah penelitian terbaru yang dilansir
persatuan Dokter Spesialis Kesehatan jiwa pada juni 2007 lalu menyatakan bahwa
94% masyarakat Indonesia saat ini mengidap depresi, dari tingkat yang tinggi
sampai tingkat yang rendah. Dalam kurun waktu 12 tahun terakhir ini, data tersebut
dapat dipastikan meningkat karena krisis ekonomi dan gejolah-gejolak lainnya di
seluruh daerah. Masalah Internasional pun ikut memicu terjadinya peningkatan
derita tersebut. Hal ini pun diakui Dirjen Bina Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan, Farid M Husain (2007), yang menyatakan bahwa jumlah penderita
gangguan jiwa di Indonesia meningkat pesat, mencapai 8-10% dari total penduduk
Indonesia pada tahun 2007. Jenis gangguan jiwa yang paling banyak adalah depresi.
Perimenopause adalah masa dimana menstruasi tidak lagi terjadi setiap bulan
pada mereka yang berada pada usia-usia menjelang menopause. Pada periode waktu
tersebut mulai terjadi penurunan kadar hormon tertentu terutama
hormon-hormon yang terkait dengan reproduksi yaitu hormon-hormon estrogen dan progesterone,
Perubahan emosi yang sering terjadi pada masa perimenopause adalah keadaan
emosi yang kurang stabil. Hal ini memang bisa dipengaruhi oleh perubahan hormon
dalam tubuh. Dapat pula hanya masalah psikis yang sifatnya sangat individual.
Waktu menopause sering bertepatan dengan keadaan menegangkan lain dalam
kehidupan wanita, seperti merawat orang tua lanjut usia, memasuki masa pensiun,
melihat anak-anak tumbuh dewasa dan meninggalkan rumah, serta
penyesuaian-penyesuaian lain dalam kehidupan setengah baya. Ketegangan ini dapat
menimbulkan gejala pada fisik dan emosi, termasuk menjadi pelupa, kurang dapat
memusatkan perhatian, kecemasan, sifat mudah marah dan depresi, yang secara
keliru dianggap sebagai akibat perimenopause.
Depresi perimenopause keadaan depresi yang terjadi pada perempuan yang
sedang berada dalam periode waktu saat menjelang menopause yang disebut
periode perimenopause. Terjadi pada rentang usia sekitar 45-55 tahun, dengan
rata-rata sekitar usia 51 tahun. Dikatakan bahwa 25% perempuan akan mengalami
depresi suatu saat dalam perjalanan hidupnya, jauh lebih tinggi daripada laki-laki.
Depresi dapat menjadi penyakit arthritis ataupun penyakit jantung. Pada mood
depresi akan muncul perasaan sedih, menangis, rasa hampa, mudah marah, dan
muncul ide-ide bunuh diri bahkan usaha untuk melakukan bunuh diri. Periode
perimenopause akan dilalui oleh setiap perempuan tanpa terkecuali dalam
perjalanan hidupnya, tetapi tidak semua dari mereka akan mengalami depresi
(Kusumawardhani, 2006).
Wanita yang memasuki masa menopause mengalami kecemasan fisik
sebanyak 85% pada katergori tinggi, dan mengalami kecemasan psikis sebanyak
77,5% pada kategori tinggi, dan penelitian yang dilakukan Yumei Astutik dan Saiful
pada wanita yang telah memasuki periode menopause sebesar 32,182 %. Wanita
yang mengalami depresi pada saat memasuki periode menopause secarateoritis
disebabkan karena persepsinya yang negatif pada menopause. Persepsi tersebut
disebabkan karena mitos-mitos yang berkembang di kalangan kaum wanita dan
kurangnya informasi tentang menopause serta proses tumbuh kembang sendiri (Niki
Y.H, 2013).
Di Indonesia sendiri, usia menopause bervariasi antara 45-55 tahun. Namun,
proses perubahan kearah menopause itu sendiri sudah dimulai sejak wanita berusia
40 tahun. Masa itu dikenal sebagai masa pra-menopause. Banyak wanita merasa
khawatir menghadapi menopause, karena mereka beranggapan bahwa wanita yang
berusia lanjut akan mengalami hidup yang kurang sehat, kurang bugar, tidak cantik
lagi, dan cepat marah. Padahal, menopause satu fase kehidupan yang harus dialami
dan tidak dapat dihindari oleh setiap wanita (Northrup, M.D., 2003).
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
lebih dalam tentang “Tingkat pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang depresi
perimenopause di PT Pelabuhan Indonesia 1 (Persero), Jalan Krakatau Ujung
No.100 Medan tahun 2015”.
.1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran depresi perimenoause karyawati usia 45-55 tahun?
1.3. Tuuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran depresi perimenopause karyawati di PT
1.3.2. Tujuan Khusus
a) Untuk menilai gambaran depresi perimenopause karyawati
berdasarkan usia.
b) Untuk menilai gambaran depresi perimenopause karyawati
berdasarkan pendidikan.
c) Untuk menilai gambaran depresi perimenopause karyawati
berdasarkan tingkat depresi.
d) Untuk menilai gambaran depresi perimenopause karyawati tingkat
depresi berdasarkan usia.
e) Untuk menilai gambaran depresi perimenopause karyawati tingkat
depresi berdasarkan pendidikan.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
meningkatkan wawasan akademik mengenai gambaran depresi
perimenopause karyawati.
1.4.2. Bagi peneliti
Dapat menjadi bahan masukan dan informasi dan menambah wawasan dan
pengetahuan tentang pengetahuan tentang depresi perimenopause..
1.4.3. Bagi Tempat Penelitian
Menambah wawasan masyarakat yang membaca penelitian tentang