• Tidak ada hasil yang ditemukan

Roadmap RB BG 2015 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Roadmap RB BG 2015 2019"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

ROADMAP

REFORMASI BIROKRASI

BADAN GEOLOGI 2015-2019

(4)

Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jl. Diponegoro No. 57

Bandung 40122

(5)

KATA PENGANTAR

Dalam program pembangunan nasional, Badan Geologi menyediakan informasi hulu di bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Di samping itu, Badan Geologi menyediakan data dan informasi yang diperlukan oleh berbagai sektor, seperti mitigasi bencana gunung api, gerakan tanah, gempa bumi, dan tsunami; penataan ruang, pembangunan infrastruktur, pengembangan wilayah, pengelolaan air tanah, dan penyediaan air bersih dari air tanah.

Sebagai salah satu lembaga kepemerintahan di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Badan Geologi juga aktif di dalam akselerasi perwujudan reformasi birokrasi, demi terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik, serta meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.

Dalam semangat yang sama, Road Map Reformasi Birokrasi Badan Geologi 2015-2019 ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden No. 81 tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 11 tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019 dan Keputusan Kepala Badan Geologi Nomor 251.K/70/BGL/2015 tanggal 10 Februari 2015 tentang Pembentukan Tim Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Badan Geologi.

Semoga road map ini dapat memberikan informasi dan kesamaan pemahaman tentang pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Badan Geologi. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada Tim Reformasi dan Birokrasi, yang telah bersama-sama ikut andil dalam penyusunan road map ini.

Bandung, April 2016 a.n. Kepala Badan Geologi

Sekretaris Badan Geologi

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Badan Geologi merupakan satu-satunya instansi pemerintah di bawah Kementerian ESDM yang diberi otoritas untuk melaksanakan pembangunan di bidang geologi. Badan Geologi yang berdiri sejak akhir tahun 2005, menurut Perpres 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Badan Geologi mempunyai tugas “menyelenggarakan penelitian, penyelidikan, dan pelayanan di bidang sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air tanah, dan geologi lingkungan, serta survei geologi”.

Sementara fungsi Badan Geologi adalah menyelenggarakan: a). Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan penyelidikan di bidang sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air tanah, dan geologi lingkungan, serta survei geologi; b). Perumusan kebijakan di bidang pelayanan sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air tanah, dan geologi lingkungan, serta survei geologi; c). Pelaksanaan penelitian, penyelidikan, dan pelayanan di bidang pelayanan sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air tanah, dan geologi lingkungan, serta survei geologi; d). Penyusunan, norma, standar, prosedur, dan kriteria di di bidang pelayanan sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air tanah, dan geologi lingkungan, serta survei geologi; e). Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelidikan, dan pelayanan di bidang pelayanan sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air tanah, dan geologi lingkungan, serta survei geologi; f). Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air tanah, dan geologi lingkungan, serta survei geologi; g). pelaksanaan administrasi Badan Geologi; dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

(12)

pemerintahan yang demokratis, Reformasi Birokrasi Badan Geologi bertujuan untuk mengoptimalkan tugas dan fungsi Badan Geologi dalam rangka berperan aktif dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih, berwibawa dan transparan serta akuntabel.

Sebelumnya, pada periode 2010-2014, Badan Geologi telah melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan agenda Reformasi Birokrasi. Fokus pelaksanaan reformasi Birokrasi pada periode ini adalah turut mewujudkan pemerintahan yang baik di lingkungan KESDM. yaitu: (1) Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN; (2) Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat; dan (3) Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. Badan Geologi telah melakukan berbagai terobosan-terobosan strategis (strategic breakthrough) untuk mendukung Kementerian ESDM mewujudkan tiga sasaran dimaksud. Kemajuan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Badan Geologi dan capaian-capaian monumentalnya tereleksikan di dalam 8 (delapan) area perubahan.

Memasuki tahun 2015-2019, Badan Geologi telah berkomitmen untuk melakukan Revolusi mental birokrasi sesuai dengan Nawa Cita yang merupakan Agenda Prioritas Kabinet Joko Widodo. Revolusi mental bukan sekadar sebuah jargon, tetapi harus menjadi sebuah komitmen kuat seluruh warga Badan Geologi. Revolusi mental sebagai perubahan mendasar dalam cara berpikir dan cara merasa yang diterjemahkan dalam perilaku dan tindakan nyata keseharian dalam kehidupan di berbagai aspek baik perilaku politik, perilaku ekonomi, perilaku pendidikan, perilaku kerja, dan perilaku sosial kemasyarakatan pada akhirnya akan memberikan efek positif terhadap masyarakat sebagai stakeholder utama Badan Geologi sejalan dengan sasaran utama revolusi mental, yakni untuk mengubah mindset dan cultureset dari dilayani menjadi melayani.

Dengan demikian, secara umum, Road Map Reformasi Birokrasi Badan Geologi 2015-2019 ini dikelompokkan menjadi 9 Program:

(13)

Reformasi Birokrasi serta meningkatnya kualitas pelayanan publik di Badan Geologi. Ukuran keberhasilan dari program ini adalah peningkatan Indeks Kepuasan Masyarakat, Indeks integritas, Indeks Reformasi Birokrasi, dan Indeks Kepuasan Masyarakat.

Kedua, Pengawasan. Dalam hal ini, pengawasan memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan penting karena tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para aparatur sipil negara. Di dalam proses pengawasan harus: berorientasi kepada tujuan organisasi; objektif, jujur, dan mendahulukan kepentingan umum; berorientasi terhadap kebenaran menurut peraturan-peraturan yang berlaku (wetmatigheld); menjamin daya dan hasil guna pekerjaan; berdasarkan atas standar yang objektif, teliti (accurate) dan tepat; bersifat terus-menerus (continue); serta dapat memberikan umpan balik (feed-back) terhadap perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan, perencanaan dan kebijaksanaan waktu yang akan datang.

Ketiga, Akuntabilitas. Dalam pengertian, setiap program dan kegiatan dari kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kinerja atau hasil akhir kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang pertanggungjawaban pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.

Keempat, Kelembagaan. Dalam hal ini, Badan Geologi telah, sedang, dan akan melakukan strategi penguatan kelembagaan pada area kelembagaan dengan tujuan agar terwujudnya keselarasan dalam pelaksanaan tugas yang tepat ukuran, tepat fungsi, tidak tumpang tindih, dan bersinergi baik antar satuan kerja di lingkungan Badan Geologi untuk mendorong upaya perwujudan tata kelola yang lebih baik dengan melakukan usul perubahan nomenklatur dan tugas pokok dan fungsi. Hal ini dilakukan dalam rangka terciptanya kegiatan pada Satuan Kerja yang efektif dan eisien. Ukuran keberhasilan diukur dengan peningkatan penyerapan anggaran yang efektif dan optimal, dan tugas fungsi pada satuan kerja tidak saling tumpang tindih.

(14)

dan mitigasi bencana, air tanah, geologi lingkungan serta survei geologi. Adapun strategi yang akan dilakukan adalah: Peningkatan sinergi antara pusat dan daerah terkait sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana, air tanah, geologi teknik dan lingkungan serta survei geologi sangat perlu ditingkatkan; meningkatkan kapasitas data center dengan penerapan e-government melalui pemanfaatan Information Communication Technology (ICT); Penguatan penerapan sistem pengadaan barang dan jasa; dan Penerapan semua tatalaksana sesuai prosedur operasional.

Keenam, Sumber Daya Manusia Aparatur. Dalam rangka mendorong terbentuknya SDM yang Jujur-Profesional-Melayani-Inovatif, dan Berarti, terwujudnya birokrasi yang bersih dan akuntabel, efektif, eisien dan terintegrasi, serta memiliki pelayanan publik berkualitas Badan Geologi bersama-sama dengan Kementerian ESDM melalui program percepatan dan penguatan sistem manajemen SDM Aparatur.

Ketujuh, Penataan Perundang-Undangan. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mewujudkan regulasi yang tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif untuk terciptanya birokrasi efektif, eisien dan terintegrasi dengan program penguatan peraturan perundangan. Program ini dilakukan dengan strategi antara lain: penyusunan konsep Peraturan Pemerintah terkait Undang-undang Panas Bumi, dengan peningkatan perumusan kebijakan yang mendorong iklim investasi; penyusunan konsep Peraturan Pemerintah terkait Sumber Daya Air; penyusunan kawasan bentang alam kars; dan Penyusunan NSPK bidang geologi teknik, geologi lingkungan dan air tanah.

(15)
(16)
(17)

KATA PENGANTAR... iii

IKHTISAR EKSEKUTIF... ix

DAFTAR ISI ... xv

DAFTAR GAMBAR... xvii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR SINGKATAN... xix

BAB 1. PENDAHULUAN... 1

1.1 Sejarah Kelembagaan Geologi di Indonesia... 2

1.2 Tantangan dan Isu Strategis... 9

1.3 Tugas dan Fungsi Badan Geologi... 11

1.4 Struktur Organisasi... 14

BAB 2. GAMBARAN BIROKRASI BADAN GEOLOGI... 15

2.1 Program, Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikator Kinerja Utama ... 18

2.2 Perjalanan Reformasi Birokrasi di Badan Geologi... 19

2.3 Kemajuan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Badan Geologi... 20

2.3.1 Manajemen Perubahan... 20

2.3.2 Pengawasan... 22

2.3.3 Akuntabilitas... 22

2.3.4 Kelembagaan... 23

2.3.5 Tatalaksana... 23

2.3.6 Sumber Daya Manusia Aparatur... 26

2.3.7 Penataan Peraturan dan Perundang-undangan... 31

2.3.8 Pelayanan Publik... 32

2.4 Kebutuhan dan Harapan Pemangku Kepentingan... 35

2.4.1 Manajemen Perubahan... 35

2.4.2 Pengawasan... 35

2.4.3 Akuntabilitas... 36

(18)

2.4.5 Tatalaksana... 37

2.4.6 Sumber Daya Manusia Aparatur... 37

2.4.7 Penataan Peraturan dan Perundang-undangan... 38

2.4.8 Pelayanan Publik... 38

2.5 Tantangan dan Permasalahan Pelaksanaan Reformasi... 39

2.5.1 Manajemen Perubahan... 39

2.5.2 Pengawasan... 40

2.5.3 Akuntabilitas... 40

2.5.4 Kelembagaan... 40

2.5.5 Tatalaksana... 40

2.5.6 Sumber Daya Manusia Aparatur... 41

2.5.7 Penataan Peraturan dan Perundang-undangan... 41

2.5.8 Pelayanan Publik... 42

BAB 3. AGENDA REFORMASI BIROKRASI BADAN GEOLOGI 2015-2019... 45

3.1 Manajemen Perubahan... 46

3.2 Pengawasan... 48

3.3 Akuntabilitas... 49

3.4 Kelembagaan... 50

3.5 Tatalaksana... 51

3.6 Sumber Daya Manusia Aparatur... 52

3.7 Penataan Peraturan Perundang-undangan... 55

3.8 Pelayanan Publik... 56

3.9 Quick Wins... 58

BAB 4. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN... 63

4.1 Monitoring... 64

4.2 Evaluasi... 66

4.3 Pelaporan... 68

(19)

Gambar 1.1 Peran Lembaga Badan Geologi... 10

Gambar 1.2 Peta Geologi Indonesia 1:5.000.000... 11

Gambar 1.3 Peta Cekungan Air Tanah Indonesia... 12

Gambar 1.4 Peta Tektonik Regional dan Pola Sebaran Sesar Aktif... 12

Gambar 1.5 Peta Cekungan Sedimen Indonesia... 13

Gambar 1.6 Peta Wilayah Kerja Panas Bumi... 13

Gambar 1.7 Struktur Organisasi Badan Geologi... 14

Gambar 2.1 Perbandingan Sasaran Reformasi Birokrasi... 17

Gambar 2.2 Sejarah perjalanan Reformasi Birokrasi KESDM... 19

Gambar 2.3 Tujuan Jangka Panjang Pelaksanaan Reformasi Birokrasi... 20

Gambar 2.4 Penataan arsip pegawai (Personal File) Badan Geologi... 25

Gambar 2.5 Night at the museum dan anak usia dini pengunjung Museum Geologi... 34

Gambar 3.1 Program Area Manajemen Perubahandari tahun 2015 – 2019... 47

Gambar 3.2 Program pada area pengawasan dari tahun 2015 – 2019... 49

Gambar 3.3 Program pada area akuntabilitas dari tahun 2015 – 2019... 50

Gambar 3.4 Program pada area kelembagaan dari tahun 2015 – 2019... 51

Gambar 3.5 Program pada area tata laksana dari tahun 2015 – 2019... 53

Gambar 3.6 Program pada area perubahan SDM aparatur dari tahun 2015 – 2019... 54

Gambar 3.7 Program pada area penataan perundang-undangan tahun 2015 – 2019.... 55

Gambar 3.8 Program pada area pelayanan publik dari tahun 2015 – 2019... 58

(20)

Tabel 1.1 Kronologi Kelembagaan Geologi Tahun 1850 – 2016... 4

Tabel 1.2 Tantangan dan Isu Strategis... 8

Tabel 3.1 Program Quick Wins Reformasi Birokrasi KESDM

2015-2019... 61

Tabel 4.1 Rencana Program Monitoring Pelaksanaan

Reformasi Birokrasi... 65

Tabel 4.2 Kriteria keberhasilan program evaluasi tahunan... 66

(21)

APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara APIP : Aparat Pengawas Internal Pemerintah ASN : Aparatur Sipil Negara

BG : Badan Geologi

BKAT : Balai Konservasi Air Tanah

BKN : Badan Kepegawaian Negara

BMN : Barang Milik Negara

BPK : Badan Pemeriksa Keuangan

BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

BPPTKG : Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi

CAT : Computer Assisted Test

CBM : Coal-bed Methane

CPNS : Calon Pegawai Negeri Sipil DOAJ : Directory of Open Access Journals

FES : Factor Evaluation System

G2C : Government to Consumer

G2G : Government to Government

GeoDigi : Geologi dan Digital

ICT : Information Communication Technology

IJoG : Indonesian Journal on Geoscience

IKU : Indikator Kinerja Utama

ISO : International Standard Organization

JFT : Jabatan Fungsional Tertentu Juknis : Petunjuk teknis

KAN : Komite Akreditasi Nasional Kanwil : Kantor Wilayah

KESDM : Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral KKN : Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

KRB : Kawasan Rawan Bencana KSP : Kebijakan Satu Peta

LAKIP : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAPTAH : Laporan Tahunan

LHKASN : Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara LHKPN : Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

LP2P : Laporan Pajak-pajak Pribadi

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

Monev : Monitoring Evaluasi NPWP : Nomor Pokok Wajib Pajak

NSPK : Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria PBM : Performance Based Management

Permen : Peraturan Menteri

(22)

PGA : Pengamat gunungapi

PK : Penetapan Kinerja

PMPRB : Penilaian Mandiri Reformasi Birokrasi PNS : Pegawai Negeri Sipil

POK : Petunjuk operasional kegiatan

PP : Peraturan Pemerintah

PSDATGL : Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan PSMB : Pelatihan pembelajar sukses mahasiswa baru

Pusdatin : Pusat Data dan Teknologi Informasi

PVMBG : Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi RC : Regional Center

Renstra : Rencana Strategi

RKAKL : Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian dan Lembaga RKT : Rencana Kinerja Tahunan

RB : Reformasi Birokrasi

RBI : Reformasi Birokrasi Instansi

SAIBA : Sistem Aplikasi Instansi Basis Aktual

SAKIP : Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah SAPK : Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian

SIG : Sistem Informasi Geograis

SIKAP : Sistem Informasi Kehadiran Pegawai

SIMAK BMN : Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara SIPEG : Sistem Informasi Pegawai

SIRUP : Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan Sisdoktah : Sistem Informasi Dokumentasi Tata Naskah SKP : Sasaran Kinerja Pegawai

SLKS : Satya Lancana Karya Satya SOP : Standard Operating Procedure

SPIP : Sistem Pengendalian Intern Pemerintah SPPD : Surat Perintah Perjalanan Dinas SPT : Surat Pemberitahuan Tahunan TIK : Teknologi Informasi dan Komunikasi TMT : Terhitung mulai tanggal

TEPRA : Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran UHP : Uang Harian Perjalanan

UNDP : United Nation Development Progam

UPN : Universitas Pembangunan Nasional UPT : Unit Pelaksana Teknis

VOIP : Voice Over Internet Protocol

VONA : Volcano Observatory Notice for Aviation WBBM : Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani WBK : Wilayah Bebas Korupsi

WBS : Whistle Blowing System

WKP : Wilayah Kerja Pertambangan

WLPB : Wajib Latih Penanggulangan Bencana WPN : Wilayah Pencadangan Negara

(23)
(24)

1.1 Sejarah Kelembagaan Geologi di Indonesia

Pada tahun 1850, Pemerintah Kolonial Hindia Belanda mendirikan Dinas Pertambangan (Dienst van het Mijnwezen) di kepulauan Nusantara. Selain itu, pada waktu berdiri Perhimpunan Ilmu Alam Kerajaan (Koninklijk Natuurkundige Vereeniging). Kedua badan itulah yang kemudian saling mengisi dalam penyelidikan geologi dan menerbitkan artikel dalam Natuurkundig Tijdschrift, Majalah Ilmu Alam yang kemudian berubah menjadi “Chronica Naturae”. Dalam waktu yang singkat forum ini menjadi penuh sesak dengan penerbitan, terutama pencetakan peta. Oleh karenanya Dinas Pertambangan memandang perlu untuk menerbitkan majalah tersendiri Jaarboek van het Mijnwezen in Nederlandsch Oost Indie pada tahun 1872. Dalam perempat terakhir abad ke-19 tercatat kegiatan penyelidikan geologi baik untuk kepentingan ilmu murni maupun aplikasi. Penyelidikan fosil manusia purba Pithecanthropus Erectus diumumkan pada tahun 1844 (Eugene Dubois).

Dalam perempat pertama abad ke-20 kegiatan penyelidikan geologi meningkat pesat. Pada masa ini didirikan cabang geologi dalam Dinas Pertambangan dan sejumlah penyelidikan dilakukan di luar Jawa. Selain geologiwan Belanda, telah banyak pula datang geologiwan dari negara lain. Pada akhir periode ini orang berpendapat bahwa data geologi sudah cukup banyak dan sudah tiba waktunya untuk membuat sintesa dan kesimpulan. Brouwer (1925) dan Rutten (1927) menutupnya dengan penerbitan bukunya masing-masing Geology of Netherlands East lndies dan Voordrachten over de Geologie van Nederlandsch Oost lndie.

Pada perempatan kedua abad ke-20 pula dimulailah penyelidikan bersistem, yaitu penyelidikan yang teratur dan lebih teliti di negeri kita ini. Pada periode ini dapat diterbitkan sebanyak 12 lembar peta bersistem Pulau Jawa (1:100.000), 13 lembar Pulau Sumatra (1:200.000) dan 12 lembar peta regional berskala 1:1.000.000. Ekspedisi ilmlah banyak diselenggarakan; dapat dicatat di antaranya ekspedisi Snellius (dengan geologiwan PH.Kuenen, 1929-1930), penyelidikan gaya berat oleh F. A. Vening Meinesz dengan mempergunakan kapal selam Nederland K-XIII (1929 - 1930) dan ekspedisi puncakbersalju Cartenz (dengan geologiwan J. J. Dozy) yang berhasil menemukan endapan tembaga Ertsberg yang kaya raya itu (1936).

(25)

pula dengan suatu sintesa yang didahului oleh H. Stauffer melalui The Geology of the Netherlands East Indies dalam Science and Scientist in the Netherlands Indies (Tahun 1945); kemudian R. W. Van Bemmelen (Tahun 1949) menerbitkan karya besarnya yang mengundang pro dan kontra, sekaligus sebagai kesimpulan penyelidikan geologi selama hampir 100 tahun (1850 - 1950). Tercakup dalam bukunya itu data yang dimiliki perusahaan pertambangan, minyak dan nir-minyak yang boleh diumumkan.

Secara kelembagaan, Dienst van het Mijnwezen berganti nama jadi Dienst vanden Mijnbouw pada tahun 1922, dan diambil alih oleh bala tentara Jepang pada tahun 1942. Selama sekitar 3,5 tahun pasukan tentara Jepang menguasai kantor Mijnbouw dan mengganti namanya jadi Kogyo Zimusho yang kemudian menjadi Chishitsuchosacho. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 di antaranya juga telah mengubah sejarah kelembagaan geologi di Indonesia. Melalui proses peralihan kekuasaan di zaman perang kemerdekaan (1945-1949) berdirilah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi.

Ketika terjadi penyerahan kedaulatan RI dari Pemerintah Belanda pada tahun 1949, terbentuk dua lembaga, yaitu Pusat Djawatan Pertambangan yang didirikan oleh Pemerintah Belanda di Jakarta dan di Bandung, dan Pusat Djawatan Tambang dan Geologi yang didirikan oleh Pemerintah RI. Lembaga yang kedua itu selama empat tahun,1945-1949, berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lain, yang terakhir di Yogyakarta. Kemudian kedua lembaga itu oleh Pemerintah RI digabungkan menjadi Djawatan Pertambangan RI pada tahun 1950; dan selanjutnya dipecah kembali menjadi Djawatan Pertambangan di Jakarta dan Djawatan Geologi di Bandung pada tahun 1952.

(26)

dengan nama yang baru Direktorat Jenderal Pertambangan Umum. Pada tahun 1984 terjadilah pemecahan Direktorat Jenderal itu menjadi Direktorat Jenderal Pertambangan Umum (yang baru) dan Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral. Ketiga Direktorat dan satu Pusat itu bernaung di bawah Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral dengan pendirian satu Pusat lagi, yaitu Pusat Pengembangan Geologi Kelautan.

Perubahan mendasar kelembagaan terjadi pada tahun 2001, ketika dibentuk Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral. Unit di bawah Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral tersebut terpisah-pisah, tiga direktorat masuk ke Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral (yang baru), dan dua pusat bersama dengan tiga pusat lainnya berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan

TAHUN PEMERINTAHAN/

KEMENTERIAN LEMBAGA UNIT- UNIT INSTANSI

1850 - 1922 Pemerintah Penjajahan

Belanda Dients van het Mijnwezen Mijnwezen

1922 - 1942 Pemerintah Penjajahan Belanda

Dients van den Mijnbow 1. Opsporingdienst (Dinas Penyelidikan Geologi) 2. Grondpeilwezen (Dinas

Pendugaan Tanah)

3. Volcanologische Onderzoek (Dinas Penjagaan Gunungapi) 4. Dienst der Mijnverordeningen 5. Laboratorium Kimia dan

Paleontologi

1942 - 1945 Pemerintah Penjajahan Jepang

Kogyo Zimusho --> Chisitsu Chosayo

1. Chisitsu Kakari (Bag. Perpetaan) 2. Kosan Kakari

(Bag. Gunungapi) 3. Seizu Kakari

(Bag. Kartograi)

1945 - 1946 Kemerdekaan RI, Kementerian Pekerjaan Umum

Pusat Jawatan Tambang dan Geologi

1. Bagian Geologi 2. Bagian Laboratorium 3. Bagian Perusahaan

1946 - 1947 Kementerian Kemakmuran Pusat Jawatan Tambang dan Geologi

1. Bagian Geologi 2. Bagian Geoteknik 3. Bagian Laboratorium 4. Bagian Hukum dan Inspektur

Tambang

5. Bagian Perusahaan

(27)

TAHUN PEMERINTAHAN/

KEMENTERIAN LEMBAGA UNIT- UNIT INSTANSI

1947 - 1949 Kementerian Perekonomian

Kementerian Muda Kemakmuran --> Pusat Jawatan Tambang dan Geologi

1. Bagian Geologi 2. Bagian Geologi Teknik 3. Bagian Laboratorium 4. Bagian Pendidikan 5. Bagian Statistik dan

Dokumentasi

6. Bagian Hukum dan Inspektur Tambang

1949 - 1950 Republik Indonesia Serikat (RIS)

Kementerian Kemakmuran --> Pusat Jawatan Tambang Kementerian Perdagangan dan Perindustrian --> Jawatan Tambang dan Geologi

Jawatan Tambang dan Geologi

1950 - 1952 Kementerian Perekonomian

Jawatan Pertambangan RI Pusat Jawatan Pertambangan dan Jawatan Tambang dan Geologi

1952 - 1956 Kementerian Perekonomian

Jawatan Pertambangan RI dipecah menjadi:

1. Jawatan Pertambangan 2. Jawatan Geologi

Jawatan Geologi

1956 - 1957 Kementerian Perekonomian

Jawatan Geologi diubah menjadi Pusat Jawatan Geologi

Pusat Jawatan Geologi

1957 - 1959 Kementerian

Perekonomian dipecah

Kementerian Perindustrian --> Pusat Jawatan Geologi diubah menjadi Jawatan Geologi

Jawatan Geologi

1959 - 1963 Kementerian Perindustrian dipecah menjadi:

1. Jawatan Pertambangan --> Biro Urusan Perusahaan Tambang Negara 2. Jawatan Geologi

Jawatan Geologi:

1. Bagian Geologi Umum 2. Bagian Geologi Ekonomi 3. Bagian Geologi Teknik dan

Pemboran

4. Bagian Geohidrologi

5. Bagian Geoisika

6. Bagian Geokimia 7. Bagian Teknik Umum

1963 - 1966 Depperdatam Jawatan Geologi diubah menjadi Direktorat Geologi

Direktorat Geologi: 1. Dinas Perpetaan 2. Dinas Geologi Ekonomi 3. Dinas Geologi Teknik dan

Hidrogeologi 4. Dinas Gunung Berapi

5. Dinas Geoisika

6. Lab. Paleontologi, Petrologi dan Foto Geologi

7. Subdit Pemboran 8. Subdit Kimia Mineral

(28)

TAHUN PEMERINTAHAN/

KEMENTERIAN LEMBAGA UNIT- UNIT INSTANSI

1966 - 1974 Depperdatam dipecah menjadi:

1. Departemen Perindustrian 2. Departemen

Pertambangan

Departemen Pertambangan --> Ditjen Pertambangan:

1. Direktorat Bina Sarana Usaha Tambang

2. Direktorat Geologi 3. Akademi Geologi dan

Pertambangan (AGP)

Direktorat Geologi: 1. Dinas Perpetaan 2. Dinas Eksplorasi 3. Dinas Vulkanologi 4. Dinas Geologi Teknik dan

Hidogeologi

5. Bagian Laboratorium dan Dokumentasi

1974 - 1978 Departemen Pertambangan diubah menjadi Departemen Pertambangan dan Energi (Deptamben)

Organisasi Direktorat Geologi tidak mengalami perubahan

1978 - 1984 Deptamben Direktorat Jenderal Pertambangan Umum

1. Direktorat Teknik Pertambangan 2. Direktorat Pembinaan

Pengusahaan Pertambangan 3. Pusbang Teknologi Mineral 4. Puslitbang Geologi

5. Direktorat Sumber Daya Mineral 6. Direktorat Geologi Tata

Lingkungan

7. Direktorat Vulkanologi

1984 - 1992 Deptamben Reorganisasi Deptamben dan pembentukan:

1. Ditjen Pertambangan Umum 2. Ditjen Geologi

Ditjen Geologi:

1. Puslitbang Geologi

2. Pusat Pengembangan Geologi Kelautan

3. Direktorat Sumber Daya Mineral 4. Direktorat Geologi Tata

Lingkungan

5. Direktorat Vulkanologi

1992 - 2001 Deptamben diubah menjadi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM)

Ditjen Geologi diubah menjadi Ditjen Geologi dan Sumber Daya Mineral

Ditjen Geologi dan Sumber Daya Mineral:

1. Puslitbang Geologi

2. Puslitbang Geologi Kelautan 3. Direktorat Sumber Daya Mineral 4. Direktorat Geologi Tata

Lingkungan

5. Direktorat Vulkanologi

2001 - 2005 DESDM Reorganisasi DESDM dengan penggabungan Ditjen Pertambangan Umum ke Ditjen Geologi dan Sumber Daya Mineral, serta pembentukan Badan Litbang ESDM dan Badan Diklat ESDM

Ditjen Geologi dan Sumber Daya Mineral:

1. Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral

2. Direktorat Pengusahaan Mineral dan Batubara

3. Direktorat Teknik Mineral dan Batubara

4. Direktorat Tata Lingkungan Geologi & Kawasan Pertambangan

(29)

TAHUN PEMERINTAHAN/

KEMENTERIAN LEMBAGA UNIT- UNIT INSTANSI

Badan Litbang ESDM: 1. Puslitbang Geologi

2. Puslitbang Geologi Kelautan 3. Puslitbangtek Migas ”Lemigas” 4. Puslitbang Tekmira

5. Puslitbangtek Energi dan Ketenagalistrikan Badan Diklat ESDM: 1. Pusdiklat Geologi 2. Pusdiklat Migas 3. Pusdiklat Tekmira 4. Pusdiklat Energi dan

Ketenagalistrikan

2005 - 2009 DESDM Reorganisasi DESDM dengan pembentukan Ditjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi (khusus menangani pengusahaan pertambangan umum) dan Badan Geologi

Badan Geologi:

1. Pusat Survei Geologi 2. Pusat Sumber Daya Geologi 3. Pusat Lingkungan Geologi 4. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi

Bencana Geologi Balitbang ESDM:

1. Puslitbang Geologi Kelautan 2. Puslitbangtek Migas ”Lemigas” 3. Puslitbang Tekmira

4. Puslitbangtek Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan Badan Diklat ESDM:

1. Pusdiklat Geologi 2. Pusdiklat Tekmira 3. Pusdiklat Migas

Pusdiklat Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan

2009 - Sekarang KESDM Reorganisasi sehubungan UU No. 39/2008 dipertegas dengan Perpres 47/2009 dan Permen ESDM Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Badan Geologi:

1. Sekretariat Badan Geologi 2. Pusat Sumber Daya Geologi 3. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi

Bencana Geologi

(30)

Energi dan Sumber Daya Mineral. Akhirnya pada tahun 2005 terbentuklah Badan Geologi yang membawahi empat pusat dan satu sekretariat badan, sedangkan satu pusat lagi masih bernaung di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral.

Jika melihat sejarahnya, pada awalnya kegiatan institusi kegeologian di Indonesia dan juga di dunia lebih banyak terkait dengan pemenuhan kebutuhan informasi untuk industri pertambangan dan perminyakan sehingga kegiatan kegeologian cenderung menunjang kedua sektor ini.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini informasi geologi juga banyak dibutuhkan oleh berbagai sektor lain, seperti pekerjaan umum, lingkungan hidup, tata ruang, kebencanaan, dan kepariwisataan.

1.2 Tantangan dan Isu Strategis

NO ISU STRATEGIS TUGAS/KEGIATAN

1 Ketahanan Nasional

a. Negara maritim

b. Kondisi geopolitik yang dinamis

c. Wilayah negara kesatuan Indonesia yang luas

d. Ketahanan energi dan mineral

e. Batas wilayah negara (landas kontinen)

a. Penyelidikan, survei, pelayanan dan penelitian geologi kelautan

b. Penyelidikan, survei, eksplorasi pelayanan dan penelitian pulau pulau kecil dan terluar

c. Penyelidikan dan perumusan batas landas kontinen Indonesia

d. Penetapan wilayah pencadangan nasional untuk mineral

e. Penyelidikan, survei, eksplorasi pelayanan dan penelitian sumber daya geologi di darat dan laut f. Penyelidikan, survei, pelayanan dan penelitian

sumber-sumber energi dan mineral di luar negeri

2 Air

a. Pemenuhan kebutuhan air baku b. Peningkatan kebutuhan air

c. Penurunan kuantitas dan kualitas sumber air

d. Konservasi air tanah di kota besar;

a. Inventarisasi, pemetaan hidrogeologi

b. Eksplorasi, eksploitasi air tanah di daerah sulit air c. Konservasi air tanah

d. Penyelidikan potensi air tanah f. Teknologi konservasi air tanah

3 Pangan

a. Kemandirian pangan

b. Peningkatan produktivitas pangan

Inventarisasi, pemetaan, penyelidikan sumber bahan baku pupuk,biogeoregion, air tanah

(31)

NO ISU STRATEGIS TUGAS/KEGIATAN

4 Energi

a. Kemandirian energi b. Ketersediaan energi

c. Peningkatan kebutuhan energi d. Penurunan produksi migas e. Pengembangan energi alternatif

Inventarisasi, pemetaan, penyelidikan, eksplorasi sumber daya batubara, panas bumi, migas, gambut, CBM, bitumen padat, gas hidrat

5 Lingkungan dan Perubahan Iklim

a. Ancaman degradasi lingkungan b. Pencemaran lingkungan c. Pemanasan global d. Pengelolaan lingkungan

a. Inventarisasi, pemetaan, penyelidikan, deliniasi kawasan lindung geologi

b. Pemetaan, penyelidikan ekologi untuk TPA sampah c. Pemilihan lokasi Carbon Capture Storage

Mitigasi pemanasan global

d. Konservasi dan pengelolaan sektor energi dan sumber daya mineral yang berkelanjutan e. Penelitian geologi untuk kesehatan (Medical

Geology)

6 Bencana

a. Peningkatan frekuensi bencana geologi b. Peningkatan jumlah penduduk di daerah

rawan bencana

a. Pemetaan kawasan rawan bencana gunungapi, gempa bumi dan tsunami, zona kerentanan, gerakan tanah

b. Peringatan dini bencana letusan gunungapi dan gerakan tanah

Tanggap darurat bencana geologi

7 Tata Ruang dan Pengembangan Wilayah a. Konlik tata guna lahan

b. Tumpang tindih tata guna lahan

c. Tata ruang bawah permukaan dan bawah laut

a. Pemetaan, penyelidikan daya dukung lahan beraspek geologi (geologi teknik, kebencanaan, sumber daya geologi)

b. Optimalisasi tata ruang (kota, regional)

c. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya mineral, batubara, panas bumi, migas

Alokasi lahan kegiatan pertambangan

8 Penerimaan Negara dan Pertumbuhan Ekonomi

a. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya geologi

b. Dukungan terhadap sektor industri berbasis mineral

a. Inventarisasi, pemetaan, penyelidikan sumber daya mineral, batubara, migas untuk kebutuhan ekspor (peningkatan devisa)

b. Inventarisasi, pemetaan, penyelidikan bahan baku (mineral dll) untuk kebutuhan pertumbuhan ekonomi lokal/nasional

9 Pengembangan Informasi Geologi

a. Peningkatan keilmuan

b. Penambahan kebutuhan data dasar geologi c. Penyediaan data dasar

d. Pengembangan Museum Geologi e. Penambahan peta tematik geologi

a. Pemetaan geologi, geoisika dan geokimia darat dan

laut

(32)

Mengingat luasnya peran geologi dalam pembangunan nasional maka Reformasi Birokrasi yang berkesinambungan merupakan kebutuhan yang mendesak untuk terwujudnya lembaga kegeologian yang kompeten, kredibel, dan berwenang penuh untuk melakukan berbagai kegiatan tersebut serta fungsi layanan umum yang luas dan mendukung berbagai sektor yang cakupan nasional dalam kewilayahan, kebijakan dan pelayanan umum.

1.3 Tugas dan Fungsi Badan Geologi

Berdasarkan Peraturan Presiden No. 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Geologi mempunyai tugas: “menyelenggarakan penelitian, penyelidikan, dan pelayanan di bidang sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air tanah, dan geologi lingkungan, serta survei geologi”.

Adapun fungsinya:

a. penyusunan kebijakan teknis penelitian dan penyelidikan di bidang sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air tanah, dan geologi lingkungan, serta survei geologi;

b. perumusan kebijakan di bidang pelayanan sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air tanah, dan geologi lingkungan, serta survei geologi;

(33)

daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air tanah, dan geologi lingkungan, serta survei geologi;

d. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelidikan dan pelayanan sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air tanah, dan geologi lingkungan, serta survei geologi;

e. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelidikan dan pelayanan sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air tanah, dan geologi lingkungan, serta survei geologi;

f. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian, penyelidikan, dan pelayanan sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, air tanah, dan geologi lingkungan, serta survei geologi;

g. pelaksanaan administrasi Badan Geologi; dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

(34)
(35)

Gambar 1.5 Peta Cekungan Sedimen Indonesia.

(36)

Gambar 1.7 Struktur Organisasi Badan Geologi.

1.4 Struktur Organisasi

Berdasarkan Permen ESDM No. 18 Tanggal 22 November 2010, Badan Geologi merupakan salah satu Unit Eselon I di bawah KESDM yang terdiri atas lima unit kerja Eselon II, yaitu:

a. Sekretariat Badan Geologi (SBG) b. Pusat Sumber Daya Geologi (PMG)

c. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG) d. Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan (PAG) e. Pusat Survei Geologi (PSG)

Sementara itu, tugas pokok dan fungsi BPPTKG diatur oleh Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi; tata kerja Museum Geologi ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Museum Geologi; dan BKAT diatur oleh Peraturan Menteri ESDM Nomor 24 tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Konservasi Air Tanah.

(37)

BAB 2

GAMBARAN

(38)

Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business process) dan sumber daya manusia aparatur. Berbagai permasalahan/hambatan yang mengakibatkan sistem penyelenggaraan pemerintahan tidak berjalan atau diperkirakan tidak akan berjalan dengan baik harus ditata ulang atau diperbaharui.

Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional. Selain itu dengan sangat pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi serta perubahan lingkungan strategis menuntut birokrasi pemerintahan untuk direformasi dan disesuaikan dengan dinamika tuntutan masyarakat. Oleh karenanya harus segera diambil langkah-langkah yang bersifat mendasar, komprehensif, dan sistematik, sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan efektif dan eisien. Reformasi di sini merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga tidak termasuk upaya dan/atau tindakan yang bersifat radikal dan revolusioner.

(39)

Reformasi birokrasi di Indonesia menempatkan pentingnya rasionalisasi birokrasi yang menciptakan efesiensi, efektiitas, dan produktiitas melalui pembagian kerja hirarkikal dan horizontal yang seimbang, diukur dengan rasio antara volume atau beban tugas dengan jumlah sumber daya disertai tata kerja formalistik dan pengawasan yang ketat. Penataan organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah didasarkan pada sasaran startegis, agenda kebijakan, program dan kinerja kegiatan yang terencana dan diarahkan terbangunannya sosok birokrasi dengan tugas dan pertanggungjawaban terbuka dan aksessif.

Penyederahanaan tata kerja dalam hubungan intra dan antar aparatur serta antar aparatur dengan masyarakat dan dunia usaha yang berorientasi pada kriteria dan mekanisme yang impersonal terarah pada penerapan pelayanan prima. Reformasi birokrasi juga merupakan langkah strategis membangun sumber daya aparatur Negara yang professional, memiliki daya guna dan hasil guna yang profesional dalam rangka menunjang jalannnya pemerintah dan pembangunan nasional. Pelaksanaan reformasi birokrasi telah mendapatkan landasan yang kuat melalui penerbitan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025.

(40)

yang cukup berarti, dalam tahun 2010 ini, sebanyak 9 kementerian/ lembaga telah melaksanakan Reformasi Birokrasi Instansi (RBI). Dalam rangka meningkatkan koordinasi, menajamkan dan mengawal pelaksanaan reformasi birokrasi, telah ditempuh langkah-langkah kebijakan, antara lain: 1. penerbitan Keppres 14 Tahun 2010 tentang Pembentukan Komite

Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional dan Tim Reformasi Birokrasi Nasional, yang disempurnakan menjadi Keppres Nomor 23 Tahun 2010.

2. Keputusan Menpan dan RB Nomor 355 Tahun 2010 tentang Pembentukan Tim Independen, dan Keputusan Menpan dan RB Nomor 356 Tahun 2010 tentang Pembentukan Tim Penjamin Kualitas (Quality Assurance). Pada tahun 2011, diharapkan setiap Kementerian/ Lembaga yang telah melaksanakan RBI semakin bertambah sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menuntaskan RBI pada seluruh K/L.

Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis RBI diharapkan dapat diselesaikan dan diimplementasikan. Sejalan dengan perluasan reformasi birokrasi pada instansi pemerintah daerah, maka sosialisasi dan asistensi kepada pemerintah daerah terus ditingkatkan. Kualitas pelaksanaan reformasi birokrasi khususnya dampaknya pada peningkatan kinerja dan pelayanan publik terus diawasi melalui Tim Quality Assurance. Pada akhirnya keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi akan sangat mendukung tercapainya IKU (Indikator Kinerja Utama) Badan Geologi yang pada akhirnya terciptanya good governance dan peningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan investasi di Indonesia yang berujung pada peningkatan pertumbuhan perekonomian Indonesia.

2.1 Program, Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikator Kinerja Utama

Badan Geologi mempunya program “Penelitian, Mitigasi dan Pelayanan Geologi” dengan tujuan “Peningkatan Status dan Kualitas Data Dasar Geologi, Sumber Daya Geologi, Penataan Ruang Berbasis Geologi, serta Mitigasi Bencana Geologi”. Adapun yang menjadi sasaran strategisnya adalah:

1. Penyiapan Rekomendasi Wilayah Kerja: a. Migas

(41)

c. Batubara dan Coal-Bed Methane (CBM) d. Mineral

2. Peningkatan Kualitas Data Keprospekan Sumber Daya Panas Bumi, Batubara, CBM dan Mineral

3. Penyediaan Air Bersih Melalui Pengeboran Air Tanah di Daerah Sulit Air

4. Penyiapan dan Pemberian Rekomendasi Mitigasi Bencana Geologi 5. Penyebarluasan Informasi Mitigasi Bencana Geologi

6. Penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana Geologi 7. Penyediaan Peta Geologi Sistematik dan Tematik

8. Penyiapan dan Penyediaan Data, Informasi dan Rekomendasi Pengelolaan Air Tanah, Geologi Teknik dan Geologi Lingkungan untuk Penataan Ruang dan Infrastruktur

9. Pelayanan Prima Pengunjung Museum Kegeologian

10. Pelayanan Data dan Informasi melalui Situs dan Kios Informasi Badan Geologi

2.2 Perjalanan Reformasi Birokrasi di Badan Geologi

Sejarah perjalanan Reformasi Birokrasi Badan Geologi tidak terlepas dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Sebagai bagian dari keluarga besar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Geologi turut berpartisipasi aktif dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan Reformasi Birokrasi Kementerian ESDM (Gambar 2.2).

(42)

Adapun pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang telah dilakukan oleh Badan Geologi sampai dengan 2015 tereleksikan di dalam 8 (delapan) area perubahan.

2.3 Kemajuan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Badan Geologi

Fokus pelaksanaan reformasi Birokrasi periode 2010 – 2014 adalah Pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Geologi, yaitu: (1) Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN; (2) Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat; dan (3) Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. Sama halnya dengan Badan Geologi yang secara umum telah melakukan berbagai terobosan-terobosan strategis (strategic breakthrough) untuk mendukung Kementerian ESDM mewujudkan tiga sasaran dimaksud. Kemajuan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Badan Geologi dan capaian-capaian monumentalnya tereleksikan di dalam 8 (delapan) area perubahan.

2.3.1 Manajemen Perubahan

Kemajuan yang telah dicapai pada program manajemen perubahan (mental perilaku aparatur) sebagai berikut:

1. Pembentukan Tim Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Badan Geologi melalui Keputusan Kepala Badan Geologi Nomor 251.K/70/ BGL/2015 tanggal 10 Februari 2015;

(43)

2. Mengikuti acara Sosialisasi dan internalisasi yang diadakan oleh Kementerian ESDM sebanyak 4 (empat) angkatan berdasarkan Surat Penyelenggaraan Internalisasi dan Sosialisasi Reformasi Birokrasi di Lingkungan KESDM pada Tahun Anggaran 2011;

3. Mengikuti Pelaksanaan sosialisasi dan internalisasi kepada pejabat struktural eselon II dan pejabat struktural eselon III dan pejabat fungsional pada tahun 2012;

4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2011 tentang Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (PNS) KESDM; Keputusan Kepala Badan Geologi Nomor 309 tahun 2010 tentang Kode Etik Pejabat Fungsional Pengamat Gunungapi, Keputusan Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 310 Tahun 2010 tentang Kode Etik Pejabat Fungsional Penyelidik Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;

5. Peningkatan Integritas ASN terkait monitoring kehadiran pegawai untuk absen sidik jari tepat waktu;

6. Melaksanakan Temu Wicara dengan Pengamat Gunungapi/Sharing Session terkait bahaya gunungapi. Lokasi Bukit Tinggi, dan Yogyakarta yang melibatkan pejabat dan stakeholder, sebagai sarana komunikasi antara pengamat gunungapi dengan pejabat struktural, para ahli, dan antar pengamat juga untuk memupuk, mempertahankan ataupun memberi penyegaran pengetahuan yang telah dimiliki oleh pengamat;

7. Road Map Kebencanaan Geologi dalam rangka memberikan perlakuan yang sama pada matra kebencanaan geologi;

8. Penyusunan Panduan Persiapan Rencana Umum Pengadaan dan Pelelangan Badan Geologi dalam rangka mewujudkan cita-cita bersama dalam pelaksanaan APBN 2016 sehingga dapat cepat, tepat dan lebih baik serta transparan;

9. Penyelesaian dokumen hibah sumur bor BMN Badan Geologi ke Pemerintah Daerah. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mempercepat penghapusan Hibah sumur bor sejak tahun perolehan 2005 - 2014;

(44)

adalah instansi pemerintah yang objek garapannya adalah Bumi, maka Hari Bumi ini wajib diperingati setiap tahunnya oleh Badan Geologi melalui Museum Geologi dengan melibatkan instansi dan komunitas lain yang juga sama-sama objeknya adalah bumi melalui acara inti berupa seminar atau public lecture dengan menghadirkan para ahli di bidangnya masing-masing pada tanggal 22 April setiap tahunnya.

2.3.2 Pengawasan

Pada aspek pengawasan telah dilakukan penguatan yang sangat signiikan pada tiga aspek, yaitu: organisasi, tatalaksana, dan sumber daya manusia. Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya beberapa kegiatan dan beberapa kebijakan di aspek pengawasan, baik dalam hal perbaikan proses bisnis maupun sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya, antara lain: 1. Bersama-sama dengan Inspektorat Jenderal KESDM mensosialisasi

tentang gratiikasi, whistleblowing system dan pengaduan masyarakat untuk memberikan pemahaman kepada pejabat dan pegawai di lingkungan Badan Geologi tentang kriteria dan tata kelola gratiikasi di Badan Geologi;

2. Penyusunan Rekam Jejak Kegiatan Strategis T.A. 2015, sebagai monitoring kegiatan strategis dari unit/satker di Badan Geologi T.A. 2015;

3. Pembuatan Akta Tanah pos-pos pengamatan gunungapi di seluruh Indonesia;

4. Pelaksanaan disiplin pegawai dengan penerapan PP 53 Tahun 2010 terhadap PNS yang melanggar;

5. Tersusunnya Design Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Badan Geologi berdasarkan Keputusan Kepala Badan Geologi Nomor 621.K/73/BGL/2014 serta Penilaian Risiko (Risk Register) di lingkungan Badan Geologi tahun 2014.

2.3.3 Akuntabilitas

Hal-hal yang telah dicapai oleh Badan Geologi dalam hal penguatan akuntabilitas kinerja adalah:

1. Penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di Badan Geologi meliputi:

(45)

c. Penyusunan Penetapan Kinerja (PK) KESDM, Unit Kerja Eselon I dan II.

2. Pelaksanaan e-procurement untuk pengadaan barang dan jasa

3. Transparansi dalam pembahasan RKAKL seluruh Bagian/Bidang dan Kelompok Penyelidikan di internal Satuan Kerja;

4. Penyusunan LAKIP, LAPTAH, dan Laporan Keuangan Badan Geologi; 5. Transparansi Pembahasan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK)

Bagian/Bidang, monitoring keuangan negara dengan SAIBA serta Barang Milik Negara (BMN) dengan SIMAK BMN;

6. Penerapan SPPD (Surat Perintah Perjalanan Dinas) secara on-line yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Kehadiran Pegawai (SIKAP).

2.3.4 Kelembagaan

Kemajuan yang telah dicapai pada program kelembagaan adalah sebagai berikut:

1. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;

2. Rancangan Permen ESDM tentang Struktur Organisasi Badan Geologi, termasuk sinkronisasi tugas dan fungsi antara Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG);

3. Pembentukan Unit Layanan Pengadaan Badan Geologi berdasarkan Permen ESDM Nomor 9 Tahun 2012 tentang Unit Layanan Pengadaan.

2.3.4 Tatalaksana

Kemajuan yang telah dicapai oleh Badan Geologi dalam area tatalaksana adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi:

a. Identiikasi kebutuhan SOP pada Satuan Kerja di lingkungan Badan Geologi;

b. Evaluasi SOP sesuai dengan tugas dan fungsi;

c. Telah dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan SOP berupa audit kinerja yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal.

2. Pemanfaatan aplikasi berupa SIPEG, SPPD online, SIRUP, RKAKL, TEPRA, SAIBA, SIMAK BMN, dan e-MONEV sebagai alat monitoring kegiatan dan memudahkan melihat progres hasil kegiatan survei;

(46)

a. Status Akreditasi ISO 17025 untuk laboratorium Badan Geologi dengan melayani pemeriksaan Asesor KAN setiap tahun, dalam rangka menjawab kebutuhan atas hasil analisa yang valid; b. proses sertiikasi sarana laboratorium air tanah;

c. Sistem akreditasi Laboratorium Geokimia, dalam rangka Standardisasi internasional pengelolaan laboratorium geokimia BPPTKG;

d. Telah terakreditasi Jurnal Kegeologian antara lain (IJOG, Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, serta Bulletin Sumber Daya Geologi)

4. Regional Centre (RC) Manajemen Data Kegunungapian

Konsep RC diperkenalkan pertama kali pada tahun 2000. RC merupakan konsep teknis yang menyatukan penerimaan sinyal pemantauan dari beberapa gunungapi yang berdekatan ke suatu tempat/ pos PGA yang berdekatan. Dengan adanya RC ini akan mempercepat layanan peringatan dini kepada masyarakat sekitar gunungapi dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk analisis hasil pemantauan gunungapi dan bahayanya.

5. Pengembangan tata naskah dinas dan kearsipan

Capaian dalam bidang e-government adalah sebagai berikut:

a. Pemasangan dan penyebaran jaringan infrastruktur teknologi informasi/TI di Badan Geologi secara terpusat yang dikelola oleh unit Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) KESDM. Saat ini seluruh unit sudah terhubung melalui jaringan

iber optic dengan kapasitas bandwidth 20-40 Mbps pada setiap unit, data center dengan server blade dan manajemen virtual, sarana teleconference di setiap unit utama serta Voice Over Internet Protocol (VOIP) di beberapa unit tertentu.

b. Pengembangan sistem e-government difokuskan pada pengembangan aplikasi-aplikasi dengan mengacu pada ketiga model yaitu: Government to Citizen atau Government to Consumer (G2C), Government to Bussines (G2B), dan Government to Government (G2G) sehingga memberikan kemudahan pelayanan kepada publik. Pengembangan aplikasi e-government untuk kepentingan eksternal Badan Geologi, antara lain Aplikasi yang mempunyai fungsi penyedia informasi dan interaksi dengan publik, antara lain:

(47)

- Website Satuan Kerja di lingkungan Badan Geologi;

- Pusat Sumber Daya Geologi, http://psdg.geologi.esdm. go.id/

- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, http:// pvmbg.geologi.esdm.go.id/

- Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan http://pag.geologi.esdm.go.id/

- Pusat Survei Geologi. http://psg.geologi.esdm.go.id/ - Museum Geologi, http://museum.geology.esdm.go.id/ - BPPTKG, http://merapi.geologi.esdm.go.id/

c. Penataan arsip pegawai (Personnal File) Badan Geologi, ex Direktorat

Geologi dan Sumber Daya Mineral di digitalisasi kedalam Sisdoktah (Sistem Informasi Dokumentasi Tata Naskah) pegawai menginduk pada Kementerian ESDM dan untuk memperlancar pelaksanaan tugas pengelolaan data dan pelayanan administrasi kepegawaian dapat disajikan secara cepat dan akurat pada setiap unit kerja;

(48)

2.3.6 Sumber Daya Manusia Aparatur

Hal-hal yang telah dicapai oleh Badan Geologi bersama-sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam hal penataan sistem manajemen sumber daya manusia aparatur adalah:

1. Penataan sistem rekrutmen pegawai, diantaranya:

a. Penyusunan formasi kebutuhan pegawai mengacu kepada ketetapan Menteri PAN-RB dan Badan Kepegawaian Negara. Penyusunan kebutuhan pegawai dilakukan setiap tahun dan 5 (lima) tahun kedepan dengan berdasarkan analisis jabatan, analisis beban kerja, dan peta jabatan serta mempertimbangkan kebutuhan organisasi;

b. Rekrutmen pegawai mengacu pada kebijakan nasional sesuai dengan pedoman dari Kementerian PAN-RB dan BKN serta pedoman rekrutmen Badan Geologi cq. KESDM;

c. Dalam rangka transparansi pengadaan pegawai dilakukan dengan sistem online sejak tahun 2007 dan untuk pelaksanaan tes kompetensi dasar telah dilaksanakan dengan menggunakan Computer Assisted Test (CAT) untuk menjamin transparansi dan efektiitas pelaksanaan tes; dan

d. Badan Geologi menyusun kebutuhan pegawai tahun 2015 sampai dengan 2020 dengan menggunakan sistem e-formasi dari Kementerian PAN-RB berdasarkan analisis beban kerja.

2 Analisis Jabatan

Pelaksanaan analisis jabatan Badan Geologi dilaksanakan oleh tenaga fungsional Analis Kepegawaian yang merupakan wakil dari masing-masing unit di lingkungan Badan Geologi yang memiliki kompetensi, untuk melakukan analisis jabatan. Pelaksanaan analisa jabatan dilakukan melalui observasi, wawancara, maupun pengolahan data dalam rangka penyusunan peta jabatan dan informasi jabatan. Hasil penyusunan analisa jabatan telah ditetapkan ke dalam Permen ESDM Nomor 11 Tahun 2015 tentang Peta Jabatan dan Informasi Jabatan Fungsional Umum di lingkungan KESDM, yang terdiri dari 52 peta jabatan dari masing-masing unit eselon 2 dan 148 informasi jabatan fungsional umum.

Peta jabatan dan informasi jabatan fungsional umum digunakan sebagai dasar untuk:

(49)

c. pengangkatan jabatan;

d. perencanaan pendidikan dan pelatihan; e. perencanaan karier;

f. evaluasi jabatan; g. petunjuk kerja;

h. pelaksanaan kelas jabatan.

Dengan telah ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang KESDM, maka perlu dilakukan kembali analisa jabatan untuk menyusun peta jabatan yang baru berdasarkan analisa beban kerja pada struktur organisasi yang baru.

3. Evaluasi Jabatan

Informasi jabatan fungsional adalah informasi yang digunakan sebagai data awal dalam pelaksanaan evaluasi jabatan Badan Geologi dengan mengunakan metode Factor Evaluation System (FES) sesuai Permen PAN-RB tentang Pedoman Evaluasi Jabatan. Penyusunan evaluasi jabatan telah menghasilkan informasi faktor jabatan dan kelas jabatan yang tercantum dalam jabatan pada peta jabatan di KESDM, yang telah ditetapkan sebelumnya dalam Permen ESDM Nomor 26 Tahun 2014 tentang Kelas Jabatan di lingkungan KESDM.

4. Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan

Dalam rangka mendukung pelaksanaan pembinaan pegawai di lingkungan Badan Geologi ,telah dilakukan penyusunan standar kompetensi jabatan struktural eselon III dan IV pada tahun 2009. Dengan adanya penataan organisasi pada tahun 2010 maka dilakukan pula penyesuaian standar kompetensi jabatan tersebut kedalam organisasi dan tata kerja KESDM yang baru sesuai Permen ESDM Nomor 18 Tahun 2010;

5. Assessment individu berdasarkan kompetensi

(50)

6. Penerapan sistem penilaian kinerja individu.

a. Tersedianya pembangunan dan penerapan sistem penilaian kinerja pegawai.Sampai dengan tahun 2012 penilaian kinerja pegawai dilaksanakan berdasarkan PP 10 tahun 1979 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil.

b. Tersedianya penilaian prestasi kerja pegawai. Telah dibangun sistem Penilaian Prestasi Kerja PNS berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS, telah dilakukan penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) bagi seluruh pegawai Badan Geologi dan dilaksanakan penilaian prestasi kerja PNS kepada pegawai di lingkungan Badan Geologi;

7. Pengembangan pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis kompetensi: a. Penyusunan identiikasi kebutuhan diklat pegawai Badan

Geologi;

b. Penyertaan diklat PNS dalam diklat teknis, manajemen dan fungsional pada lembaga diklat dalam dan luar negeri, diantaranya:

- Training Pengamat Gunungapi ke luar negeri, dalam rangka peningkatan kapasitas Pengamat Gunungapi dalam penanganan mitigasi letusan gunungapi, juga peningkatan kemampuan perbaikan peralatan pemantauan gunungapi. Pelaksanaan training di lakukan di Amerika (hawaii);

- Pelaksaanaan Inhouse training tentang peralatan survei geologi, geoisika, geokimia;

c. Penyelenggaraan diklat terstruktur berdasarkan penetapan Permen ESDM Nomor 27 Tahun 2010 tentang Diklat Terstruktur KESDM;

d. Penyertaan tugas belajar Strata 2 (S2) dan Strata 3 (S3) dalam dan luar negeri sejak tahun 2009; dan

e. Penyertaan ASN untuk mengikuti seminar/workshop/studi banding/lokakarya/dan pembekalan diantaranya:

- Menyelenggarakan Workshop dengan tema geokimia,air tanah, geologi teknik, geologi lingkungan, mitigasi bencana, potensi sumberdaya (migas, CBM, mineral, dan batubara) dengan mengundang masyarakat dan stakeholder terkait; - Pembekalan untuk SDM Pemandu Museum, dalam

(51)

pengetahuan/wawasan ilmu kegeologian dan permuseuman, disamping juga untuk meningkatkan motivasi, integritas, inovasi dan kreativitas serta teknik berkomunikasi dengan publik secara baik dan benar.

8. Penyusunan Draft Revisi Petunjuk Teknis (Juknis) Jabatan Fungsional Pengamat Gunungapi

9. Pengelolaan mutasi pegawai:

a. Pedoman kepegawaian terpadu;

b. Penataan PNS baik dari internal maupun eksternal;

c. Pelayanan kenaikan pangkat pra Terhitung Mulai Tanggal (TMT). d. Tersedianya pelayanan proses pensiun tepat waktu. Surat

keputusan pensiun dapat diterima sebelum yang bersangkutan pensiun;

e. Berkontribusi dalam penyusunan rancangan penyempurnaan pendelegasian wewenang penandatanganan surat atau surat keputusan bagi pejabat struktural di bidang kepegawaian yang difasilitasi oleh Sekretariat Jenderal KESDM;

f. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan struktural sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002, pengisian jabatan struktural di lingkungan Badan Geologi telah dilakukan dengan semaksimal mungkin mempertimbangkan kompetensi dan data dukung lainnya melalui sidang Baperjakat;

g. Pembinaan karir pegawai yang memiliki jabatan fungsional dilakukan melalui beberapa kegiatan seperti penilaian angka kredit, pengangkatan, kenaikan jabatan, kenaikan pangkat, pembebasan sementara, sosialisasi dan kegiatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 10 Penegakan disiplin:

a. Terlaksananya sosialisasi peraturan disiplin pegawai. Dengan ditetapkannya PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS, telah dilakukan sosialisasi disiplin PNS kepada para pejabat struktural eselon II, III dan IV serta pejabat fungsional di lingkungan Badan Geologi;

(52)

c. Tersedianya kode etik PNS Badan Geologi, Kode Etik Pejabat Fungsional Penyelidik Bumi, dan Kode Etik Pejabat Fungsional Pengamat Gunungapi;

d. Tersedianya laporan kepatuhan LHKPN, LHKASN, LP2P, SPT, dan NPWP;

e. Terlaksananya penjatuhan hukuman disiplin bagi PNS yang melanggar ketentuan PP Nomor 53 Tahun 2010;

f. Terlaksananya pencanangan nilai zona integritas menuju wilayah bebas korupsi (WBK) yang diasisteni oleh Itjen dengan harapan dilakukan penilaian oleh tim eksternal berkaitan dengan Zona WBK dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM); g. Terlaksananya sosialisasi peraturan kode etik PNS Badan

Geologi.

11. Peningkatan Integritas

a. Penandatangan pakta integritas dalam setiap pengangkatan jabatan;

b. Peningkatan penilaian inisiatif anti korupsi yang semula peringkat IX pada tahun 2011 menjadi peringkat V pada tahun 2012.

12. Peningkatan Kesejahteraan Pegawai

a. Pemberian tanda jasa atau penghargaan berupa Bintang Jasa Utama kepada pejabat struktural eselon I dan II serta tanda kehormatan Satyalancana Wirakarya, Satyalancana Pembangunan, Satyalancana Karya Satya dan penghargaan Dharma Karya Energi dan Sumber Daya Mineral kepada PNS di lingkungan Badan Geologi yang mempunyai prestasi tinggi terhadap pemerintah.

b. Terlaksananya peningkatan pelayanan kesehatan pegawai di lingkungan Badan Geologi melalui fasilitas klinik dan BPJS; dan

c. Terlaksananya usulan pemberian tunjangan kinerja pegawai berdasarkan kelas jabatan.

13 Pembinaan pegawai:

a. Turut serta dalam Leaders’ Camp pejabat eselon I dan II dengan Korps Pasukan Khusus TNI AD di Batujajar, Jawa Barat yang diselenggarakan oleh Kementerian ESDM;

(53)

Pangalengan, Jawa Barat yang diselenggarakan oleh Kementerian ESDM;

c. Pelaksanaan Prajabatan CPNS dilaksanakan dengan sistem baru yang melibatkan mentor diharapkan berdampak tehadap pola kinerja.

2.3.7 Penataan Peraturan Perundang-undangan

Kemajuan yang telah di capai pada program penataan perundang-undangan sebagai berikut:

1. Bersama-sama dengan Kementerian ESDM berpartisipasi aktif memberikan kontribusi pemikiran dalam:

a. Penyusunan peraturan perundang-undangan dalam bentuk 9 Rancangan Undang-Undang, 13 Rancangan Peraturan Pemerintah, 6 Rancangan Peraturan Presiden atau Keputusan Presiden, 50 Rancangan Peraturan Menteri, dan 10 Keputusan Menteri selama periode 2010-2014;

b. Penyusunan program legislasi dan regulasi peraturan perundang-undangan sektor ESDM tahun 2010–2014 dan untuk jangka menengah dan prioritas tahunan, yang kerangkanya menggambarkan perkembangan peraturan perundang-undangan yang berlaku di sektor ESDM tercantum dalam Permen ESDM Nomor 13 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian ESDM Tahun 2015- 2019 yang meliputi 2 Rancangan Undang-Undang, 6 Rancangan Peraturan Pemerintah, 8 Rancangan Peraturan Presiden, 120 Rancangan Peraturan Menteri, dan 3 Rancangan Peraturan Dewan Energi Nasional;

c. Mengidentiikasi peraturan perundang-undangan yang diterbitkan atau diprakarsai oleh KESDM dengan tahapan kegiatan pemutakhiran Kerangka Legislasi dan Regulasi Sektor ESDM;

d. Memetakan peraturan perundang-undangan sektor ESDM bidang kegeologian yang digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan regulasi dan deregulasi dan menjadi komitmen bersama dalam memperlancar penyelenggaraan tugas dan fungsi KESDM;

e. Memetakan peraturan perundang-undangan sektor ESDM bidang kegeologian yang tidak sinkron atau harmonis dengan instansi lain; f. Penyusunan peraturan perundang-undangan sektor lain yang

(54)

g. Identiikasi permasalahan pelaksanaan peraturan perundang-undangan dengan kegiatan penelaahan dan bantuan hukum.

2. Bersama-sama dengan instansi lain memberikan kontrisbusi pemikiran dalam penyusunan regulasi serta sosialisasi peraturan yang menyangkut kegeologian diantaranya:

a. Pembahasan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana no. 07 tahun 2015, Tentang Rambu dan Papan Informasi Bencana;

b. Penyusunan Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 tentang Sumber Daya Air dengan Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat;

c. Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Ekosistem Karst dengan Kementerian Lingkungan Hidup;

d. Penyusunan Undang-undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dengan Kementerian Dalam Negeri;

e. Penyusunan RPP Organisasi Perangkat Daerah dengan Kementerian Dalam Negeri;

f. Badan Geologi sebagai instansi rujukan dalam perumusan kebijakan bidang air tanah, geologi teknik, dan geologi lingkungan (antara lain kawasan bentang alam karst dan kawasan cagar alam geologi), mitigasi bencana geologi(gunungapi, gempa bumi, gerakan tanah, dan tsunami), dalam penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang geologi teknik, air tanah, dan geologi lingkungan, dan mitigasi bencana geologi (gunungapi, gempa bumi, gerakan tanah, dan tsunami).

2.3.8 Pelayanan Publik

Kemajuan yang telah dicapai dalam pelaksanaan pelayanan publik adalah meliputi:

1. Penyebaran informasi melalui website masing-masing satuan kerja di lingkungan Badan geologi tentang organisasi, regulasi, data statistik, prosedur atau tata cara pelayanan, serta kebijakan bidang kegeologian; 2. Indonesian Journal on Geoscience (IJOG), Telah terindex internantional

(Copernicus, DOAJ), Akreditasi LIPI

3. Geomagz, Pembuatan portal online geomagz dan pemrosesan migrasi subdomain pada http://geomagz.geologi.esdm.go.id

4. Berita Geologi, majalah/buletin seputar bidang geologi

(55)

2006-2014

6. One Map Policy dalam rangka mendukung kebijakan Perpres Nomor 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Kebijakan Satu Peta(KSP) dimana Badan Geologi memiliki tanggung jawab sebagai wali data tematik bidang survei geologi, hidrogeologi, sumberdaya geologi, dan mitigasi bencana geologi;

7. Meningkatkan penelitian dan kajian aspek konservasi untuk mendukung pemanfaatan dan nilai tambah sumber daya geologi dan mitigasi zona unsur mineral di wilayah pertambangan

8. Meningkatkan pelayanan prima dalam analisis laboratorium

9. Meningkatkan penyelidikan dan penelitian sumber daya geologi untuk mempercepat wilayah kerja pertambangan (WKP, WPN dan WUP) 10. Meningkatkan status keprospekan dan potensi sumber daya geologi

untuk percepatan investasi pertambangan dan menjamin kelangsungan ketersediaan data sumber daya geologi nasional.

11. Pembuatan Aplikasi Hasil Penyelidikan Sumber Daya Geologi, Pembuatan berbasis SIG dan web, serta Aplikasi Peta Potensi Sumber Daya Geologi berbasis web.

12. Pelayanan perpustakaan menuju one-stop-services dan digital library, serta penyediaan sarana jurnal kegeologian

13. Pemasangan peralatan pemantauan gerakan tanah di 10 lokasi dalam rangka meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap risiko terjadinya gerakan tanah serta, pembuatan Peta prakiraan potensi wilayah terjadi gerakan tanah, Analisis yang dilakukan setiap bulan tentang potensi terjadinya bencana gerakan tanah diseluruh Indonesia berdasarkan peta zona Kerentanan Gerakan Tanah dan perrkiraan curah hujan yang terjadi setiap bulan, hasil evaluasi atau prakiraan tersebut disampaikan kepada pemerintah daerah yang wilayahnya rentan terhadap bencana gerakan tanah.

14. Membangkitkan kesadaran peran serta massyarakat dalam mitigasi bencana telah dilakukan serangkaian sosialisasi dan simulasi mitigasi bencana geologi, untuk pelaksanaan penanggulangan bencana tingkat pemda. Peningkatan pemahaman prosedur kedaruratan bagi pelaksana penanggulangan bencana;

(56)

(yogyakarta);

17. Pembuatan Sistem Diseminasi Informasi Letusan Gunungapi untuk Keselamatan Penerbangan (VONA), Informasi letusan gunungapi untuk keselamatan penerbangan disampaikan ke instansi terkait keselamatan penerbangan.

18. Penyebaran informasi kebencanaan geologi berbasis SMS broadcast; 19. Pembangunan Sistem Informasi kebencanaan G. Merapi berbasis

android;

20. Pembangunan sumur bor dalam di daerah sulit air;

21. Pelayanan Rekomendasi Teknis Air Tanah, Web Data Laporan Geologi Lingkungan dan Data Geologi Teknik dan Geologi lingkungan secara online;

22. Badan Geologi mengikuti Lomba Inovasi Layanan Publik

23. Night at the museum, Kegiatan kunjungan ke Museum Geologi di waktu malam hari (malam minggu) sengaja dilakukan untuk memberikan alternatif destinasi wisata khususnya bagi masyarakat Bandung dan umumnya bagi para wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara yang sedang berakhir pekan (weekend) di Kota Bandung, setiap malam minggu di minggu pertama/kedua di setiap bulannya. Acara ini bertujuan mengubah paradigma masyarakat terhadap museum, penanaman kecintaan terhadap ilmu pengetahuan sejak usia dini, sebagai sumber ruang publik informasi kebumian, pelestarian, konservasi dan meningkatkan indeks kebahagiaan masyarakat.

(57)

24. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Sistem Peragaan Museum untuk memudahkan pemahaman bagi pengunjung terhadap materi museum, Revitalisasi Sistem Peragaan Museum dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan menggabungkan geologi dan digital (GeoDigi) untuk menjadikan Museum Geologi sebagai wahana edutainment (tempat belajar sekaligus menghibur) yang bersifat populer, informatif, interaktif dan menyenangkan bagi pengunjung.

2.4 Kebutuhan dan Harapan Pemangku Kepentingan

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Badan Geologi yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan sesuai kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan pada 8 (delapan) area perubahan adalah sebagai berikut.

2.4.1 Manajemen Perubahan

Harapan pemangku kepentingan terkait dengan manajemen perubahan/ mental aparatur antara lain:

1. Terciptanya birokrasi yang bersih dan akuntabel;

2. Birokrasi yang mampu bekerja secara efektif dan eisien sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat;

3. Pemimpin yang baik, adil, jujur dalam mengemban amanatnya, bijaksana;

4. Peningkatan loyalitas, integritas, dan kepercayaan diri Aparatur Sipil Negara; dan

5. Terpenuhinya standar pelayanan minimal dan hasil yang memiliki kredibilitas tinggi.

2.4.2 Pengawasan

Harapan pemangku kepentingan terkait dengan perubahan pengawasan antara lain:

1. Instansi pemerintah dengan kriteria WBK; 2. Penguatan kebijakan pengawasan dan evaluasi;

3. Optimalnya pelaksanaan penegakkan disiplin pegawai secara tegas terhadap semua unsur jabatan;

Gambar

Tabel 1.1 Kronologi Kelembagaan Geologi Tahun 1850 - 2016
Tabel 1.2 Tantangan dan Isu Strategis
Gambar 1.1 Peran Lembaga Badan Geologi.
Gambar 1.2 Peta Geologi Indonesia Skala 1:5.000.000.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hampir sama dengan proses pemuatan barang ke kapal, pola kegiatan.. dibuat dan petugas yang bekerja sudah dipilih sesuai dengan kriteria sehingga dapat melaksanakan kegiatan dengan

Peningkatan kadar insulin sebagai kompensasi dari resistensi insulin juga akan mendorong hepar meningkatkan produksi very low density lipoprotein (VLDL) yang kaya akan trigliserida,

PENGARUH PERSEPSI BRAND IMAGE (CITRA MEREK) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TAS MEREK EIGER (Studi pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Menurut Woodward (Romanyshyn 1971:6), diakonia karitatif cenderung mempertahankan status quo, ideologi, dan teologinya, karena kemiskinan tidak terhindarkan, karena

Pejabat datang ke KPPN dengan membawa berkas dokumen persyaratan KPPN melakukan verifikasi dokumen persyaratan dengan data registrasi pada eSPM KPPN melakukan approval user

Variabel BOPO (Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi), adanya perbedaan antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional yang berarti kemampuan bank dalam

Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan pengendali, profitabilitas, dan ukuran