• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Preferensi Konsumen Dali (Susu Kerbau) (Kasus: Pasar Tradisional Siborongborong Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Preferensi Konsumen Dali (Susu Kerbau) (Kasus: Pasar Tradisional Siborongborong Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Dali(Susu Kerbau)

Secara umum, kandungansusu kerbau sama dengan susu sapi dan ruminan lainnya, yakni air, protein, lemak, laktosa, vitamin, dan mineral, hanya saja dengan proporsi yang berbeda-beda. Susu kerbau umumnya lebih kaya lemak daripada susu sapi, sedangkan komponen gizi lainnya relatif sama. Meskipun demikian, susu kerbau memiliki ciri khas seperti tidak adanya kandungan karoten yang membuat warna susu lebih putih daripada susu sapi. Selain itu, susu kerbau relatif tidak mengandung kasein bebas, mengandung lebih sedikit nitrogen dan asam sialat tapi lebih banyak mengandung mineral Ca dan P (Wisnu, 2002).

Dalam Daftar Analisis Bahan Makanan menurut Nio (1992), kandungan zat gizi dalam susu kerbau (g/100g) adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Kandungan Zat Gizi Susu Kerbau

(2)

Berdasarkan tabel di atas maka manfaat zat-zat gizi yang tekandung dalam susu adalah sebagai berikut :

1. Protein

Protein merupakan bagian dari semua sel-sel hidup.Protein mempunyai beberapa fungsi yaitu membentuk jaringan baru selama pertumbuhan dan perkembangan tubuh, memelihara jaringan tubuh, menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk enzim pencernaan dan metabolism serta antibodi yang diperlukan, mengatur keseimbangan air, mempertahankan kenetralan (asam-basa) tubuh (Khomsan, 2004).

2. Karbohidrat

Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi, bahan pembentuk berbagai senyawa tubuh, bahan pembentuk asam amino essensial, metabolisme normal lemak, menghemat protein, meningkatkan pertumbuhan bakteri usus, mempertahankan gerak usus (terutama serat), meningkatkan konsumsi protein, mineral dan vitamin B (Khomsan, 2004).

3. Lemak

Sebagaimana halnya dengan karbohidrat, fungsi lemak sangat penting yaitu menyediakan energi untuk membantu memenuhi kebutuan tubuh.Menurut bobotnya, energi yang diperoleh dari lemak dua kali lebih banyak daripada karbohidrat atau protein.Lemak adalah pembawa vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak (Suhardjo, 1996).

4. Kalsium

(3)

dalammembantu otot berkontraksi dan relaksasi. Hal ini dapat menjaga keteraturan kerja jantung dan paru-paru (Suhardjo, 1996).

Susu kerbau merupakan susu yang dihasilkan oleh kerbau betina lokal yang disapih setelah 4 bulan pasca kelahiran anak kerbau. Susu ini tidak mengalami banyak pengolahan, setelah susu diperah kemudian langsung dicampurkan dengan bahan pengawet alami seperti sari nenas maupun sari tanaman sisal atau

alo-alodan garam. Setelah itu susu kemudian dibagi kedalam beberapa mangkok

sesuai ukuran yang diinginkan dan langsung dimasak selama kurang lebih 5 menit yang kemudian didinginkan dan ditunggu hingga beku seperti tahu kurang lebih selama 5 sampai 10 menit.

2.1.2 Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial (individu dan kelompok) untuk mendapatkan apa yang manusia butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan

untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Kotler, 2007).

Sebagai jantung marketing, bauran pemasaran minimal mencakup empat hal : - Produk dan jasa yang dihasilkan

- Harga yang ditawarkan untuk sebuah produk yang dihasilkan

- Strategi promosi yang ditempuh dapat meningkatkanawarenessatas barang/jasa yang dihasilkan ditengah-tengah persaingan

(4)

Untuk itu, strategi bauran pemasaran dirumuskan minimal mencakup empat hal di atas.

a. Bauran Produk

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan/keinginan pasar yang bersangkutan.

b. Bauran Harga

Harga adalah satuan lain (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan/penggunaan suatu barang/jasa.

c. Bauran Promosi

Promosi adalah aktivasi pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

d. Bauran Distribusi

Distribusi adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumensehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan).

2.1.3 Perilaku Konsumen

(5)

ideuntuk memuaskan kebutuhan serta dampak proses-proses tersebut terhadapkonsumen dan masyarakat (Hawkins, et al, 2001).

Definisi perilaku konsumen menurut Supranto (2007) ada tiga hal penting, yaitu : 1. Perilaku konsumen bersifat dinamis sehingga susah ditebak / diramalkan

2. Melibatkan interaksi, kognisi, afeksi, perilaku, dan kejadian di sekitar / lingkungan konsumen.

3. Melibatkan pertukaran seperti menukar milik penjual dengan uang milik pembeli.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Preferensi Konsumen

Preferensi konsumen adalah pilihan suka atau tidak suka olehseseorang terhadap produk (barang atau jasa) yang dikonsumsi.Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produkyang ada (Kotler, 1997).

Menurut Nicholson (2002), hubungan preferensi diasumsikanmemiliki tiga sifat dasar, yaitu :

1. Kelengkapan (completeness)

Jika A dan B merupakan dua kondisi atau situasi, maka tiap orangselalu harus bisa menspesifikasikan apakah :

1) A lebih disukai daripada B 2) B lebih disukai daripada A, atau 3) A dan B sama-sama disukai.

(6)

2. Transitivitas (transitivity)

Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A daripada B, dan lebih menyukai B daripada C, maka ia harus lebih menyukai A daripada C. Dengan demikian orang tidak bisa mengartikulasikan preferensinyayang saling bertentangan.

3. Kontinuitas (continuity)

Jika seseorang menyatakan lebih menyukai A daripada B, ini berarti segala kondisi di bawah A tersebut disukai daripada kondisi di bawah pilihan B.

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen

Perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan, dan mendisposisikan barang, jasa, gagasan atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Studi konsumen memberikan petunjuk untuk memperbaiki dan memperkenalkan produk atau jasa, menetapkan harga, merencanakan saluran, menyusun pesan, dan mengembangkan kegiatan pemasaran lain (Kotler,2007).

Produk sebagai barang dan jasa yang terdiri dari atribut-atribut termasuk kemasan, warna, harga, kualitas, dan merek ditambah pelayanan dan reputasi penjual, yang ditawarkan perusahaan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

(7)

produk, merek produk) untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaingnya, sehingga dapat dipandang atau dipersepsikan konsumen bahwa produk tersebut mempunyai nilai tambah yang diharapkan oleh konsumen.Perusahaan juga harus dapat mendiferensiasikan produknya agar dapat menghadapi persaingan yang semakin ketat diantara perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang sejenis.

Variabel utama diferensiasi produk menurut (Kotler, 2007) adalah sebagai berikut:

1. Bentuk (Form)

Produk bisa dideferensiasikan dalam bentuk, ukuran atau struktur fisik produk. 2. Keistimewaan/fungsi (Feature)

Produk dapat ditawarkan dengan beberapa keistimewaan, karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk.

3. Kualitas kinerja (Performance Quality)

Kualitas kinerja mengacu pada tingkat dimana karakteristik produk itu beroperasi dan ditetapkan dalam empat tingkatan kualitas yaitu: rendah, rata-rata, tinggi, atau sangat tinggi.

4. Kualitas kesesuaian (Conformance Quality)

Kualitas kesesuain mengacu pada tingkat dimana semua unit yang diproduksi identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan.

5. Daya tahan (Durability)

(8)

6. Keandalan (Reliability)

Adalah ukuran kemungkinan suatu produk tidak akan rusak atau gagal dalam suatu periode waktu tertentu.

7. Mudah diperbaiki (Repairability)

Adalah ukuran kemudahan memperbaiki suatu produk yang rusak atau gagal. 8. Gaya (Style)

Menggambarkan penampilan dan perasaan produk itu bagi pembeli.Penampilan harus memiliki keunggulan kompetitif yang sukar ditiru.Namun, penampilan yang menarik tidak selalu menggambarkan kualitas yang baik.

9. Rancangan (Design)

Adalah totalitas dari keistimewaan yang mempengaruhi cara penampilan dan fungsi suatu produk dalam hal kebutuhan pelanggan. Dengan semakin ketatnya persaingan, rancangan akan menjadi salah satu cara yang paling ampuh untuk membedakan produk dari produk lainnya yang sejenis.

2.2.3 Karakteristik Konsumen yang Berhubungan Dengan Keputusan Membeli

Menurut Kotler (2007) karateristik konsumen dapat disebut sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian sebagai berikut :

a. Usia

(9)

b. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang mereka beli.Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata pada produk dan jasa mereka.

c. Gaya Hidup

Pola kehidupan sesorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda.

2.2.4Atribut Produk

Atribut produk merupakan unsur-unsur yang terkandung dalam suatu produk yang dianggap penting oleh konsumen dalam menentukan keputusan untuk membeli produk tersebut atau tidak.Jenis atribut produk ini didasarkan atas produk yang ada seperti warna, rasa, kemasan, harga, ukuran dan atribut lainnya. Setelah atribut ditentukan dilakukan estimasi yang nantinyaakan diperoleh peringkat dan dapat diketahui nilai atribut yang diinginkan konsumen. Peringkat tertinggi menunjukkan atribut yang paling dianggap penting oleh konsumen dalam memutuskan untuk membeli produk (Tjiptono, 2008).

(10)

2.2.5Analisis Conjoint (Considered Jointly)

Analisis Conjoint adalah teknik multivariat yang digunakan secara khusus untukmengetahui bagaimana preferensi konsumen terhadap suatu produk atau jasa danuntuk membantu mendapatkan kombinasi atau kandungan atribut-atribut suatuproduk atau jasa baik baru maupun lama yang paling disukai konsumen.Atributatributmerupakan elemen – elemen yang terdapat pada suatu produk yangberfungsi mendeskripsikan karakter produk tersebut (Hair et al., 2006).

Dalam pemasaran, analisis conjointmerupakan teknik yang sangat baik untukmenjawab dua pertanyaan.Pertama, bagaimana tingkat kepentingan sekumpulanatribut merek?Kedua, dalam pengembangan produk baru, model produk manayang paling disukai konsumen?Analisis conjoint tergolong metode tidaklangsung (indirect method).Kesimpulan diambil berdasarkan respon subjekterhadap perubahan sejumlah atribut. Karena itu, perlu dipastikan terlebih dahuluapa saja atribut suatu produk atau merek (Simamora, 2005).

Model Analisis Conjoint

U (X) = ∑ ∑ ���� ���

Dimana :

U (X) = keseluruhan utilitas dari alternatif aij = j = 1,2 ki dari i atribut ( l = 1,2,.... m) ki = no level pada atribut i

(11)

Pentingnya atribut dinyatakan dalam :

Ii = {max (aij) – min (aij)} , untuk masing – masing i

Pentingnya atribut ini dinormalkan dalam kaitannya dengan kepentingan relatif dengan atribut yang lain, Wi :

Wi= ��

���

Sehingga,

� ��=�

Model yang dipergunakan adalah :

U = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 Dimana :

X1, X2 = variabel dummy untuk atribut 1 X3, X4 = variabel dummy untuk atribut 2 X5, X6 = variabel dummy untuk atribut 3

Manfaat dari penggunaan analisis konjoin ini sangat diperlukan oleh produsen agar dapat mencari solusi kompromi yang optimal dalam merancang atau mengembangkan suatu produk. Menurut Green & Krieger (1991) analisis ini dapat juga dimanfaatkan untuk:

1. Merancang harga

2. Memprediksi tingkat penjualan atau penggunaan produk (market share), uji coba konsep produk baru.

(12)

Pada dasarnya, tujuan conjoint analysisadalah untuk mengetahui bagaimana persepsi seseorang terhadap suatu objek yang terdiri atas satu / banyak bagian.Hasil utama conjoint analysis adalah suatu bentuk (desain) produk barang / jasa / objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden.

Proses dasar conjoint analysis:

1. Menentukan Perancangan Atribut dan Level

Menentukan faktor sebagai atribut spesifik kemudian level sebagai bagian-dari faktor sebuah objek. Dalam analisis ini, perancangan atribut yang berpengaruh merupakan bagian dari mengidentifikasi atribut dengan tingkatan, masing-masing dipergunakan untuk membuat stimuli.

2. Mendesain Stimuli

Kombinasi antara faktor dengan level disebut satu stimuli. Ada dua cara merancang kombinasi taraf atribut yaitu pendekatan kombinasi berpasangan dan kombinasi lengkap.

3. Mengumpulkan pendapat responden terhadap setiap stimuli yang ada.

(13)

4. Melakukan proses conjoint dengan masukan data yang ada

Dari pendapat responden atas sekian stimuli yang telah dikumpulkan dilakukan proses conjoint dengan bantuan perangkat lunak SPSS untuk memprediksi kombinasi atribut produk yang diinginkan responden. Output yang dihasilkan dari proses analisis conjoint berupa nilai utility dan nilai kepentingan. Nilai utility merupakan nilai yang menunjukkan kecenderungan pemilihan konsumen terhadap kombinasi stimuli yang disukai. Nilai kepentingan merupakan nilai yang menunjukkan atribut produk yang paling penting sehingga mendasari konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan.

5. Uji Keakuratan

Dari hasil conjoint yakni untuk mengukur tingkat ketepatan prediksi dari hasil analisis dimana hasil conjoint tidak berbeda jauh dengan pendapat responden yang sebenarnya. Tingkat uji keakuratan dicerminkan dengan adanya korelasi yang tinggi dan siginifikan antara hasil estimasi dengan aktual. Sementara itu untuk menguji hasil conjoint dilakukan dengan sejumlah holdout samplesebagai penguji hasil apakah proses conjoint yang menggunakan sampel tersebut bisa selaras jika digunakan pada populasi.

Secara teoritis jumlah stimuli akan sangat banyak jika faktor dan level juga bervariasi. Untuk jumlah stimuli yang terlalu banyak bisa dilakukan pengurangan stimuli dengan ketentuan stimuli minimal :

(14)

Asumsi pada analisis conjoint berbeda dengan analisis multivariat lainnya, proses

conjoint tidak membutuhkan uji asumsi seperti normalitas, homoskedastisitas, dan

lainnya (Santoso, 2012) .

2.3Penelitian Terdahulu

Ester Septiani Pasaribu (2014) meneliti tentang Analisis Conjoint Terhadap

Preferensi Konsumen Pada Buah Durian Di Kota Medan.Penelitianini dilakukan

untuk menghimpun informasi menyangkut preferensi konsumenatau optimalisasi utilitas atribut produk untuk komoditas prioritas / unggulanbuah durian. Atribut yang diamatimencakup atribut bobot buah, bentuk buah, warna kulit buah, warna daging buah, tekstur daging buah, cita rasa dan aroma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumenmengekspresikan preferensinya terhadap buah durian yang berbobot 3 – 5 kg (besar) (nilai kepentingan relatif = 10, 635%) dengan bentuk bulat telur (nilai kepentingan relatif = 13,583%) dan warna kulit buah hijau kekuningan (nilai kepentingan relatif = 12,530%) serta warna daging buah kuning tembaga (nilai kepentingan relatif = 18,208%). Tekstur daging buah yang diinginkan adalah pulen (lembut dan kering) (nilai kepentingan relatif = 16,101%) dengan citarasa manis legit (nilai kepentingan relatif = 23,204%) dan beraroma sedang (nilai kepentingan relatif = 5,739%).

Della Agustina Sarumaha (2015) dimana penelitiannya berjudul “Analisis

Conjoint Terhadap Preferensi Konsumen Produk Minyak Goreng Kelapa Sawit Di

(15)

warna merupakanatribut terpenting dibandingkan dengan atribut lainnya dengan nilai relativeimportance sebesar 15,758 %.Atribut terpenting kedua yaitu harga dengan nilairelative importance 13,303%.Kemasan menempati ranking ketiga dengannilai relative importance sebesar 10,895%, tempat sebagai atribut keempatdengan nilai relative importance sebesar 10,806%, dan secara berurutan nilai relative importance atributnya adalah ukuran (10,370%), promosi (10,305%), harga (10,303%), kejernihan (10,050%), pemanasan (6,236%), dan penirisan (6,124%).

2.4Kerangka Pemikiran

Dalam membuat keputusan pembelian dali(susu kerbau), konsumen dihadapkan padasikap pemilihan / preferensi terhadap dali(susu kerbau) yang akan dibeli. Pada dalimelekat karakteristik yang dalam penelitian ini disebut dengan atributdali(susu kerbau). Selera konsumen ini dipengaruhi oleh atribut – atribut yang melekat padasusu kerbau tersebut. Atribut yang diidentifikasi mempengaruhi preferensi konsumen yaitu dari segi warna, rasa, kemasan, komposisi, daya tahan, aroma khas, tekstur, harga dan pemasaran.

(16)

konsumen. Selera konsumeninilah yang akan mempengaruhi preferensi konsumen sehingga pada akhirnyakonsumen pun memutuskan untuk melakukan pembelian terhadap dali(susu kerbau).Berdasarkan penjelasan di atas, maka kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat dalam skema berikut yang terdapat pada Gambar 1.

Keterangan :

= Menyatakan Hubungan = Menyatakan Pengaruh Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Produk Dali (Susu Kerbau)

Atribut Dali (Susu Kerbau) :

- Warna -Tekstur

- Rasa - Harga

- Kemasan

-Pemasaran - Komposisi - Daya Tahan

Keputusan Konsumen

untuk Membeli Preferensi

Analisis

(17)

2.5Hipotesis Penelitian

Gambar

Tabel 2.1 Kandungan Zat Gizi Susu Kerbau
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Sekretariat Presiden. Bidang Pers, Media

[r]

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI.. KANTOR WILAYAH DJBC KHUSUS KEPULAUAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi alat tangkap pukat cincin ( purse seine ) dan jaring insang ( gill net ), mengetahui kelayakan usaha dengan

Selain itu, dari proses wawancara diperoleh kesimpulan bahwa beberapa siswa menjadi bersemangat dalam belajar IPS, karena pelaksanaan kegiatan belajar IPS yang menggunakan

Berbagai ukuran kapal perikanan pukat cincin ( purse seine ) dan jaring insang ( gill net ) yang beroperasi di daerah penangkapan ikan ( Fishing ground ) berpengaruh

Komposisi total hasil tangkapan dengan menggunakan pukat cincin ( purse seine ) yang diperoleh selama penelitian berdasarkan total ekor dan total berat (gram)

 Siswa dapat saja tidak puas dalam pembelajaran karena kesulitan mereka menyimpulkan cara atau solusi yang benar terhadap