• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI PELATIHAN PASCA 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MATERI PELATIHAN PASCA 2012"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI PELATIHAN GURU FISIKA SMA/MA

a. Judul:

Pembelajaran Gerak Rotasi dan Keseimbangan Benda Tegar Berbasis Koop untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMA

b. Kompetensi Dasar

Setelah berpartisipasi dalam pelatihan ini diharapkan :

1) Para guru mampu memberikan inovasi pembelajaran untuk materi Gerak Rotasi dan Keseimbangan Benda Tegar untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan 2) Implementasi pembelajaran mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang

materi Gerak Rotasi dan keseimbangan benda Tegar

c. Peta Konsep

d. Kata Kunci

Rotasi benda tegar, sudut, jarak, kecepatan sudut, momentum sudut, torka, energi kinetik, usaha

e. Strategi Pembelajaran

Model : Diskusi dan kerja kelompok

Metode : Diskusi Kelompok dan Pemacahan Masalah

f. Media Pembelajaran :

Power Point dan Animasi (Video) tentang Gerak Rotasi dan Keseimbangan Benda Tegar

g. Materi Pembelajaran

1. Pengertian

Benda tegar adalah sistem partikel yang mana posisi relatif partikel-partikelnya,satu dengan yang lainnya di dalam sistem, (dianggap) tetap. Akibatnya ketika benda ini berotasi terhadap suatu sumbu tetap, maka jarak setiap partikel dalam sistem terhadap sumbu rotasi akan selalu tetap.

Rotasi benda tegar

pengertian Sudut dan jarak

Kecepatan sudut

Percepatan sudut

kinematika

Momentum

sudut torka

Kekekalan momentum sudut

(2)

Tinjau rotasi sebuah partikel dalam lintasan lingkaran dengan jejari r.

Jarak yang telah ditempuh dalam selang waktu t adalah s terkait dengan sudut  (dalam radian). Hubungan s dan  diberikan oleh s = r. Untuk selang waktu yang sangat kecil maka besar kecepatan linier diberikan oleh:

Δs

Δ t

=

r

Δθ

Δt

2. Kecepatan sudut

Besaran 

∂ θ

∂ t

disebut sebagai kecepatan sudut, yang arahnya diberikan oleh

arah putar tangan kanan, tegak lurus bidang lingkaran. Jadi hubungan antara kecepatan linier dengan kecepatan sudut diberikan oleh

v=⃗ω xr

3. Percepatan Sudut

Percepatan sudut  didefinisikan sebagai laju perubahan kecepatan sudut terhadap waktu

∂ ω

∂ t

Hubungan antara percepatan linier dan percepatan sudut diberikan oleh

dv

dt

= r

dt

=

4. Kinematika rotasi

Karena persamaan-persamaan kinematika yang menghubungkan ,  dan  bentuknya sama dengan persamaan-persamaan kinematika gerak linear, maka dengan memakai analogi ini akan diperoleh kaitan sebagai berikut untuk keceptan sudut konstan

θ

(

t

)=

θ

o

+

ωt

dan kaitan-kaitan berikut untuk percepatan sudut konstan

θ

(

t

)=

θ

o

+

o

t

+

1

2

α t

2

ω

(

t

)=

ω

o

+

α t

ω

(

t

)

2

=

ω

o

2

(3)

5. Momentum sudut

Untuk memudahkan penyelidikan dan analisa terhadap gerak rotasi, didefinisikan

beberapa besaran sebagai analog konsep gaya dan momentum. Pertama didefinisikan

konsep momentum sudut

l

Momentum sudut suatu partikel yang memiliki momentum linear ⃗p dan berada pada posisi

r

dari suatu titik referensi O adalah

l

=

r ×p

Perlu diperhatikan bahwa nilai l bergantung pada pemilihan titik referensi O, nilainya dapat berubah bila digunakan titik referensi yang berbeda.

6. Torka

Laju perubahan momentum sudut terhadap waktu didefinisikan sebagai besaran torka

τ

dl

dt

=

d

dt

(⃗

r x

p

)

=

d

r

dt

x

p

+

r

x

d

p

dt

Karena bentuk

d

r

dt

x

p

=

v

x

mv

= 0

Maka ⃗τ = ⃗r x ⃗F =

d

l

dt

7. Sistem partikel (rotasi)

Untuk suatu sistem banyak partikel total momentum sudutnya diberikan oleh

dengan

l

i adalah momentum sudut partikel ke-i. Total torka yang bekerja pada sistem ini
(4)

Torka yang bekerja pada sistem dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, torka internal yang bekerja pada partikel oleh partikel lain dalam sistem, dan torka eksternal yang berasal dari gaya eksternal. Karena prinsip aksi-reaksi, dan bila garis kerja gaya aksi-reaksi tersebut

segaris maka total torka antara dua partikel i dan j

9. Kekekalan momentum sudut

Sehingga total torka yang bekerja pada sistem partikel hanyalah torka eksternal, dan perubahan momentum sudut total sistem hanya bergantung pada torka eksternal

Ketika tidak ada torka eksternal maka momentum sudut total sistem akan konstan.

10. Energi Kinetik Rotasi

Kita tinjau suatu sistem partikel yang berotasi terhadap suatu sumbu tetap. Jarak setiap partikel terhadapa sumbu rotasi selalu tetap. Bila sistem partikel ini adalah benda tegar maka kesemua partikel akan bergerak bersama-sama dengan kecepatan sudut yang sama. Energi kinetik sistem partikel tersebut adalah

Besaran yang ada dalam tanda kurung didefinisikan sebagai momen inersia I dari sistem relatif terhadap sumbu rotasi

Bila bendanya kontinum, maka perumusan momen inersianya menjadi

dengan r!2 adalah jarak tegak lurus elemen massa dm ke sumbu putar

11. Teorema sumbu sejajar

(5)

Tetapi

Sehingga

suku pertama tidak lain adalah (M adalah massa total benda), suku kedua adalah momen inersia terhadap pusat massa, sedangkan suku ketiga lenyap (karena tidak lain adalah posisi pusat massa ditinjau dari pusat massa). Sehingga

12. Teorema sumbu tegak lurus

Tinjau benda pada gambar di bawah iniKita ketahui bahwa

(6)

13. Usaha

Definisi usaha untuk gerak rotasi sama dengan definisi usaha pada gerak linear. Sebuah partikel diberi gaya

F

. Partikel itu bergerak melingkar dengan lintasan yang berjejari r, menempuh lintasan sepanjang ds . Usaha yang dilakukan ⃗F adalah

dW

=⃗

F . d

s

Tetapi kita dapat menuliskan ds=dθ xr , sehingga dW=⃗F . dθ xr =

r x

F . d

θ

=

τ . d

θ

Tetapi usaha yang dilakukan sama dengan perubahan energi kinetik, sehingga

Dengan = αdt dan = ωdt , maka ,

maka kita peroleh

τ=Iα

14.

Kesetimbangan Benda Tegar

Sebuah benda tegar berada dalam keadaan seimbang mekanis bila, relatif terhadap suatu kerangka acuan inersial

a

Percepatan linier pusat massanya nol.

b

Percepatan sudutnya mengelilingi sembarang sumbu tetap dalam kerangka acuan ini juga nol.

Syarat Kesetimbangan

Persyaratan pertama ekuivalen dengan persyaratan bahwa total gaya eksternal yang bekerja pada benda tegar sama dengan nol

F

eks = 0

Sedangkan persyaratan kedua ekuivalen dengan persyaratan bahwa total torka eksternal yang bekerja pada benda tegar sama dengan nol

τ

eks = 0

h. Latihan Soal dan Pembahasan

1. Sebuah cakram berputar dengan percepatan angular konstan α = 2 rad/s2. Jika cakram

mulai dari keadaan diam, berapa putara yang dibuat dalam 10 s?

(7)

Persoalan ini adalah analog dengan persoalan linier untuk mencari jarak yang

ditempuh partikel dalam suatu waktu tertentu jika benda mulai dari keadaan

diam dengan percepatan konstan. Jumlah putaran dihubungkan dengan

perpindahan angular dari difinis bahwa tiap putaran adalah perpindahan

angular sebesar 2π rad.

Jadi, kita perlu mencari perpindahan angular θ – θ 0 dalam

radian untuk waktu10 s da mengalikannya dengan faktor konversi (1 put)/(2π rad).

Kita tahu ω0 = 0 (cakram mulai dari keadaan diam). Jadi,

θ

θ

0

=

θ

0

t

+

1

2

α t

2

=

0

+

1

2

(

2

rad

/

s

2

)

(

10

s

)

2

=

10

rad

Karena itu jumlah putaran adalah

100

rad x

1

putaran

2

π rad

=

15,9

putaran

Carilah kelajua angular dari cakram pada contoh 1 setelah 10 s. Kita dapatkan

ω

=

ω

0

+

αt

=

0

+

(

2

rad

/

s

2

)

(

10

s

)=

20

rad

/

s

Untuk memeriksa hasil ini dan juga contoh yang lalu, kita juga dapat mencari kelajuan angular:

ω

2

=

2

α

(

θ

θ

0

)

=

2

(2

rad

/

s

2

)

(

100

s

)=

400

rad

2

/

s

2

Atau

ω

=

400

rad

2

s

2

=

20

rad

/

s

2. Empat partikel bermassa m dihubungkan oleh batang tak bermassa hingga membentuk segi empat dengan sisi 2a dan 2b seperti ditunjukan pada gambar. Sistem berputar terhadap sebuah sumbu dalam bidang gambar yang melalui pusatnya. Carilah momen inersia terhadap sumbu ini.

Dari gambar, kita dapat melihat bahwa jarak dari tiap partikel kesumbu putar adalah a. Karena itu, momen inersia tiap partikel terhadap sumbu ini dalah ma2, dan

karena ada empat partikel, momen inersia total benda adalah

I = 4ma2

Jarak b sama sekali tidak berperan karena tidak dihubungka dengan jarak dari tiap massa ke sumbu putar.

(8)

3. Sebuah tali dililitkan mengelilingi tepi cakram uniform yag diputar hingga berotasi tanpa gesekan terhadap suatu sumbu tetap yang melalui pusatnya. Massa cakram adalah 3 kg, dan jari-jarinya adalah 25 cm. Tali ditarik dengan gaya F yang besarnya 10 N (Lihat Gambar). Jika cakaram mula-mula diam berapakah kecepatan angularnya setelah 5 s?

Momen inersia cakram uniform cakram terhadap sumbunya adalah

I

=

1

2

M R

2

=

1

1

(

3

kg

)(

0,25

m

)

2

=

9,38

x

10

−2

kg m

2

karena arah tali pada saat tali meninggalkan tepi cakram adalah selalu tagensial terhadap cakram. Lengan gaya yang dikerjakannya adalah R. Jadi torsi luar adalah

τ = FR = (10 N)(0,25 m) = 2,5 N.m

untuk mendapatkan kecepatan angular, mula-mula kita harus mendapatkan percepatan angular dari hukum kedua Newton untuk gerak

=

τ

netto

I

=

2,5

N .m

0,0938

Kg .m

2

=

26,7

rad

/

s

2

Karena α konstan kita dapatkan ω dari persamaan 8-8 dengan mengambil ω0 = 0 :

ω

=

ω

0

+

αt

=

0

+

(

26,7

rad

/

s

2

)

(

5

s

)=

133

rad

/

s

4. Sebuah benda bermassa m dikaitkan pada tali ringan yang dililitkan mengelilingi sebuah roda dengan momen inersia I dan jari-jari R (lihat gambar). Bantalan roda adalah licin, dan tali tidak selip di tepinya. Carilah tegangan tali dan percepatan benda.

Satu-satunya gaya yang bekerja pada roda adalah tegangan tali T, yang mempunyai lengan R dan menghasilkan rotasi searah jarum jam. Dengan mengambil arah jarum sebagai arah positif, kita dapatkan

TR = Iα

Dua buah gaya yang bekerja pada benda yang digantung, tegangan ke atas T dan gaya gravitasi ke bawah mg. Dengan mengambil arah ke bawah adalah positif. Agar a dan α

mempunyai tanda yang sama. Dari huku kedua Newton kita dapatkan

Gambar sebuah tali yang dililitkan mengelilingi cakram.

(9)

mg – T = ma

Ada tiga besaran yang tidak diketahui, T, a dan α dalam kedua persamaan ini. Tali merupakan kendala yang menyebabkan kita dapat menghubungkan a dan α. Karena tali tidak selip, kelajuanya sama dengan percepatan tengansial titik pada tepi roda. Jadi percepatannya adalah

A =

Denga mensubtitusi a/R untuk α kita dapatkan

TR

=

I

a

R

a

=

T R

2

I

Subtitusi hasil ini untuk adalam Persamaan 8-20 menghasilkan

mg

T

=

m

T R

2

I

Atau

T

(

1

+

m R

2

I

)

=

mg

T

=

I

I

+

m R

2

=

mg

Kita dapat menggunakan untuk T dalam persamaan 8-22 untuk mendaptkan a :

a

=

m R

2

I

+

m R

2

g

5. Sebuah cakram uniform yang bermassa 3 kg dan berjari-jari 12 cm berputar 480 put/men. Hitunglah energi kinetiknya.

Dari Tabel 8-1, momen inersia cakram uniform diberikan oleh

I

=

1

2

m R

2

=

1

2

(

3

kg

)(

0,12

m

)

2

=

0,0216

kg . m

2

Kecepatan angularnya adalah

ω

=

(

480

putaran

60

s

)(

2

π rad

1

putaran

)

=

50,3

rad

/

s

(10)

K

=

1

2

I ω

2

=

1

2

(0,,0216

kg .m

2

)

(

50,3

rad

/

s

)

2

=

27,3

J

Perhatikan bahwa kita menghilagkan satuan tak berdimensi radian dan dan menggunakan

1 kg.m2/s2 = 1 J.

6. Mesin sebuah mobil menghasilkan torsi 380 N.m pada 3200 put/men. Hitunglah daya keluaran mesin ini.

Kelajuan angular yang sesuai dengan 3200 put/men adalah

ω

=

(

3200

putaran

1

menit

)(

2

π rad

1

putaran

)(

1

menit

60

s

)

=

335

rad

/

s

Daya keluaran mesin diberikan

P=τω

(

380N . m

) (

335rad/s

)

=127kW

7. Carilah momen inersia cincin bermassa M dan berjari-jari R terhadap sumbu yang melalui pusatnya da tegak lurus bidang cincin

Dalam kasus ini, semua massa berada pada jarak r = R sehigga momen inersianya adalah

I

=

r

2

dm

=

R

2

dm

=

M R

2

8. Carilah momen inersia sebuah batang dengan kerapatan uniform terhadap sumbu yang tegak lurus batang melalui salah stu ujungnya.

Elemen massa dm ditunjukkan pada Gambar 8-9. Elemen ini berada pada jarak x dari sumbu putar. Karena massa total M didistribusikan secara uniform sepanjag L, kerapatan massa linier adalah

ρ

=

M

/

L .

Jadi, dm=ρ dx=

(

M/L

)

dx . Momen inersia terhadap sumbu y adalah
(11)

x2dm =¿

0

L

x2M

L dx= M

L

0

L

x2dx

Iy=

0 L ¿

¿

M

L

1

3

x

3

0 L

¿

M L

3

3

L

=

1

3

M L

2

Momen inersia terhadap sumbu z juga

1

3

M L

2

, dan momen inersia terhadap sumbu x adalah nol, jika semua massa berada

pada sumbu x.

9. Carilah momen inersia cakram uniform terhadap sumbu yang melewati pusatnya dan tagak lurus bidang cakram.

Kita menduga bahwa I akan lebih kecil dari pada MR2karea

massa cakram tidak terkonsentrasi di r = R seperti pada cincin, melainkan terdistribus secara uniform dari r = 0 sampai r = R. Kita harus hitung I dengan mengambil elemen massa dm yang ditunjukkan pada Gambar 8-10. Tiap elemen massa adalah sebuah cincin berjari-jari r yang tebalnya dr. Momen inersiabtiap elemen adalah r2 dm. Karena luas tiap

elemen adalah dA = 2πr2dr.Maka massa tiap elemen adalah

dm

=

M

A

dA

=

M

A

2

π dr

Dengan A= πr2 adalah luas cakaram, jadi kita dapatkan

I

=

r

2

dm

=

0

L

r

2

M

A

2

πr dr

¿

2

πM

π r

2

0

R

r

3

dr

=

2

M

R

2

R

4

4

=

1

2

M R

2

10. Soal-soal pilihan ganda

1. Sebuah mesin mobil menghasilkan daya 3

π

2

x

10

4 W ketika berputar pada laju 1800 putaran per menit. Momen gaya yang dihasilkan sebesar [image:11.595.308.458.85.195.2]

A. 500 N.m B. 450 N.m C. 400 N.m D. 350 N. m E. 300 N.m

Gambar geometri untuk menyusun integral untuk menghitung momen inersia batang terhadap sumbu yang tegak lurus batang dan memlalui salah satu ujungnya

(12)

2. Dua buah partikel identik masing-masing bermassa 2 kg dihubungkan oleh batang tipis tak bermassa (panjang batang 4 m). Sistem berputar pada sebuah sumbu tegak lurus batang yang berjarak 1 m dari salah satu partikel. Momen inersia sistem adalah....

A. 4 kg m2

B. 5,3 kg m2

C. 20 kg m2

D. 32 kg m2

E. 36 kg m2

3. Roda sepeda dengan momen inersia I = 1 kg m2 semula tidak berputar, jika sebuah

torka sebesar 10 N.m bekerja padanya selama 10 s, maka kecepatan sudut setelah 10 s adalah...

A. 50 rad/s

B. 100

π

rad/s

C. 100 rad/s D. 500 rad/s E. 1000 rad/s

4. Sebuah benda bermassa 1 kg diikat dengan tali sepanjang 1 m dan berputar di atas permukaan bidang yang licin dengan kecepatan sudut 0,5 rad/s. Momen gaya yang dikerahkan oleh tegangan tali adalah...

A. 0 N. M B. 0,25 N. M C. 0,5 N. M D. 1,5 N. M E. 2 N. M

5. Dua beban dengan massa 5,0 kg dan 7,0 kg diletakkan dengan jarak 4,0m satu sama lain pada sebuah batang yang ringan (yang massanya dapat diabaikan). Hitung momen inersia sistem ketika dirotasikan sekitar sebuah sumbu yang berada di tengah antara kedua beban tersebut.

A. 48 kg m2

B. 50 kg m2

C. 58 kg m2

D. 60 kg m2

E. 68 kg m2

11. Sumber Referensi

(13)

MATERI PELATIHAN GURU FISIKA SMA/MA

BIDANG FISIKA

Materi Disampaikan Dalam Rangka Pelatihan Mata Pelajaran Fisika SMA/MA

Program Pascasarjana UNY Bekerjasama dengan DIKTI di Hotel UNY pada

Tanggal 11-13 Mei 2012

Oleh

(14)

PROGRAM PASCASARJANA UNY

Gambar

Gambar  geometri untuk menyusunintegral  untuk  menghitung  momeninersia batang terhadap sumbu yangtegak  lurus  batang  dan  memlaluisalah satu ujungnya

Referensi

Dokumen terkait

(5) Penjaminan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara internal oleh Universitas dan eksternal secara berkala oleh badan akreditasi

menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis ini dengan judul “Studi Kualitatif Perilaku Seks Pranikah Remaja Putri di Kota Gunungsitoli Tahun 2013”. Penulisan tesis ini

Penelitian ini menggunakan tujuh bank umum syariah yang terdiri dari satu bank umum syariah hasil spin off dan enam bank umum syariah hasil akuisisi, kemudian dilakukan

Seluruh kegiatan tersebut kemudian dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang didalamnya menguraikan tentang skenario yang akan dilaksanakan dalam

1. JAKARTA JAWA BARAT BANTEN JAWA TENGAH D.I. Wujud Produksi/Production : Daun Kering/Dried Tobacco Leaf.. Luas Areal dan Produksi Tembakau Perkebunan Besar Negara Menurut Provinsi

berdasarkan prosentase di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode yang dipakai oleh penerjemah dalam menerjemahkan kalimat tanya pada subtitle serial tv Shalahuddin

Transformasi jaringan kegiatan aliran agama pada Jemaat Ahmadiyah adalah perubahan bentuk atau sifat perilaku sosial budaya sekelompok individu Jemaat Ahmadiyah

Berkaitan dengan masalah rendahnya kualitas guru tersebut, fenomena yang terjadi sekarang adalahmasih adanya guru yang bukan berasal dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan