• Tidak ada hasil yang ditemukan

PIE MAKALAH TEORI INVESTASI .

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PIE MAKALAH TEORI INVESTASI ."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Kampus Tercinta IISIP Jakarta Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR ILMU EKONOMI

TEORI INVESTASI

Disusun Oleh: Yuni Kasih Purba

2013120077 Azzahra Distama

2015130137

(2)

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masakah

Apa yang dimiliki sekarang dapat saja dikonsumsi seluruhnya untuk meningkatkan kuatilitas hidup saat ini. Tetapi habisnya sumber daya yang kita miliki, menyebabkan hidup dimasa mendatang menjadi hidup yang penuh dengan penderitaan. pernikahan. Setelah memiliki anak, mungkin penghasilan dan kekayaan makin besar. Namun demi masa depan anaknya, dia pun harus semakin rajin makin menyimpan uangnya.

Andapun demikian, memilih kuliah dahulu ketimbang langsung kerja tentunya dengan perhitungan bahwa dengan kuliah selama tiga sampai lima tahun, dalam jangka panjang anda akan menghasilkan pendapatan puluhan atau ratusan bahkan mungkin ribuan kali lipat daripada penghasilan berdasarkan ijazah SMA.

Keputusan menunda konsumsi sumber daya atau bagian penghasilan demi meningkatkan kemampuan menambah/menciptakan nilai hidup (penghasilan dan atau kekayaan) dimasa mendatang merupakan investasi. Dalam bahasa yang lebih filosofis, segala sesuatu

yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

menciptakan/menambah nilai kegunaan hidup adalah investasi. Jadi investasi bukan hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga nonfisik, terutama peningkatan kualitas sumber daya manusia SDM.

(3)

modal dan kualitas sumber daya manusia. Karena itu jika sebuah perekonomian ingin maju, perekonomian tersebut harus melakukan investasi. Pentingnya investasi itulah yang menyebabkannya masuk dalam pembahasan khusus di Teori Ekonomi Makro. Untuk itu orang melakukan sesuatu untuk menjamin masa depannya dengan melakukan investasi salah satunya.

Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang. Secara lebih khusus menurut (Tandelilin, 2001 : 5) ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain :

a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan.

Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.

b. Mengurangi resiko inflasi

Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.

c. Dorongan untuk menghemat pajak.

Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang – bidang usaha tertentu.

I.1 Dasar Keputusan Investasi

Adapun Dasar keputusan investasi menurut Tandelilin (2005) terdiri dari: a. Return

(4)

Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor dimasa datang. Sedangkan return yang terjadi atau return aktual merupakan return yang telah diperoleh investor dimasa lalu.

Antara tingkat return yang diharapkan dan tingkat return aktual yang diperoleh investor dari investasi yang dilakukan mungkin saja berbeda. Perbedaan antara return yang diharapkan resiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses investasi. Sehingga dalam berinvestasi, disamping memperhatikan tingkat return, investasi harus selalu mempertimbangkan tingkat resiko suatu investasi.

b.Risk

Korelasi langsung antara pengembalian dengan resiko, yaitu : semakin tinggi pengembalian, semakin tinggi resiko. Oleh karena itu, investor harus menjaga tingkat resiko dengan

pengembalian yang seimbang.

c.The time factor

Jangka waktu adalah hal penting dari definisi investasi. Investor dapat menanamkan modalnya pada jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang. Pemilihan jangka waktu investasi sebenarnya merupakan suatu hal penting yang menunjukkan ekspektasi atau harapan dari investor. Investor selalu menyeleksi jangka waktu dan pengembalian yang bisa memenuhi ekspektasi dari pertimbangan pengembalian dan resiko.

1.2 Proses investasi

Proses investasi adalah suatu rangkaian aktivitas yang menghasilkan di dalam pembelian aset nyata / surat berharga. Proses investasi berkisar tentang keputusan - keputusan investasi yang berhubungan untuk memaksimumkan kekayaan investor.

Langkah - langkah dalam proses investasi :

a. Pengetahuan tentang pengembalian dan resiko investasi.

b. Mengetahui sikap investor terhadap resiko. Setiap investor harus mau menerima resiko investasi yang terkadang di dalam aset riil maupun surat berharga, dan dapat mengidentifikasi kombinasi pengembalian dan resiko yang dapat diterima. Dengan kata lain, sebelum

(5)

siap menggunakan alasan-alasan yang masuk akal untuk proses pembuatan keputusan. c. Pengetahuan dari setiap tipe surat berharga / aset yang tersedia untuk investasi, termasuk pengembalian yang diharapkan dan resiko yang berhubungan dengan tipe aset / surat berharga tersebut.

d. Memilih beberapa surat berharga / aset yang dapat memberi suatu pengembalian dan resiko yang dapat diterima berdasarkan kebutuhan -kebutuhan dari investor tertentu.

BAB II

ISI

2. Investasi Dalam Konteks Ekonomi Makro

Ekonomi Makro itu sendiri adalah suatu studi yang mempelajari perekonomian sebagai suatu kesatuan atau suatu studi tentang prilaku perekonomian secara keseluruhan. Dalam ekonomi makro juga merinci tentang analisis mengenai pengeluaran agregat kepada 4 komponen yaitu :

a. Pengeluaran rumah tangga ( komsumsi rumah tangga ) b. Pengeluaran pemerintah

c. Pengeluaran perusahaan ( investasi ) d. Ekspor dan impor

Ada tiga kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi ekonomi makro yaitu kebijakan fiskal, kebijakan moneter, dan pertumbuhan ekonomi atau kebijakan sisi penawaran. Tiga keprihatian utama ekonomi makro yaitu inflasi, pertumbuhan output, dan pengangguran.

(6)

perolehan per unit barang modal. Dengan demikian barang modal merupak konsep stok

(stock concept) karena besarnya dihitung pada satu periode tertentu.

2.1 Investasi dalam bentuk barang modal dan bangunan

Yang tercakup dalam investasi barang modal (capital gods) dan bangunan (construction)

adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian pabrik-pabrik, mesin-mesin, peralatan-peralatan produksi dan bangunan-bangunan atau gedung-gedung yang baru. Karena daya tahan barang modal dan bangunan umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut sebagai investasi dalam bentuk harta tetap (fixed investment).

2.2 Investasi persediaan

Berdasarkan berbagai pertimbangan, perusahaan seringkali harus memproduksi lebih banyak daripada target penjualan. Misalkan, sebuah pabrik mobil menargetkan penjualan tahun 2008 adalah 50000 unit. Tidaklah berarti produksinya harus 50000 unit juga. Umumnya

produksinya melebihi tingkat penjualan. Sebut saja 60000 unit. Selisih 10000 unit merupakan persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan/keuntungan. Persediaan sebesar 10000 unit tersebut dikatakan sebagai investasi yang direncanakan (planned investment) atau investasi yang diinginkan (intended investments. Sebab, memang sudah direncakan sejak awal.

1. Kriteria Investasi

Dalam praktik, digunakan beberapa alat bantu atau kriteria-kriteria tertentu untuk memutuskan diterima atau tidaknya rencana investasi. Kriteria-kriteria tersebut disebut kriteria investasi (investment criteria). Minimal ada empat kriteria investasi yang digunakan dalam praktik, yaitu:

payback period (periode pulang pokok) adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yag

(7)

demikian, kita harus berhati-hati menafsirkan kriteria payback period ini. Sebab ada investasi yang baru menguntunkan dalam jangka panjang (> 5 tahun) misalnya, investasi perkebunan kelapa sawit baru menguntungkan sekitar 8-10 tahun. Dilihat dari sudut pandang ini,

investasi kelapa sawit kurang menguntungkan dibandingkan investasi perkebunan singkong, karena payback period investasi kebun singkong mungkin hanya dua tahunan.

b. Benefit Cost Ratio

B/C Ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil (output)

yang diperoleh. biaya yang dikeluarkan dinotasikan sebagai C (cost). Output yang dihasilkan dinotasikan sebagai B (benefit). Jika nilai B/C sama dengan 1, maka B = C, output yang dihasilkan sama dengan biaya yang dikeluarkan. Bila nilai B/C < 1 maka B < C yang artinya output yang dihasilkan lebih kecil daripada yang dikeluarkan.

c. Net Present Value

Dua kriteria pertama dapat dihitung berdasarkan nilai nominal (non discounted method), sayangnya perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat menyesatkan, sebab tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang. Bisa saja sebuah proposal proyek, berdasarkan nilai nominal menghasilkan B/C > 1, padahal nilai sekarangnya sangat kecil.

a. Internal Rate of Return

Internal rate of return (IRR) adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat NPV sama dengan nol. Jika pada saat NPV = 0, nilai IRR = 12%, maka tingkat pengembalian investasi adalah 12%. Keputusan menerima atau menolak rencana investasi dilakukan

berdasarkan hasil pembandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan (r). Jika r yang diinginkan adalah 15%, sementara IRR hanya 12%, proposal investasi ditolak. Begitu juga sebaliknya.

2.3 FUNGSI INVESTASI

(8)

Kurva yang menunjukkan keterkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi. Bentuk fungsi investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (i) ia sejajar dengan sumbu datar, atau (ii) bentuknya naik ke atas ke sebelah kanan (yang berarti makin tinggi pendapatan nasional, makin tinggi investasi). Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi terpengaruh. Dalam analisis makro-ekonomi biasanya dimisalkan bahwa investasi perusahaan bersifat investasi otonomi.

Menurut Joseph Allois Schumpeter, investasi otonom (autonomous investment) dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan yang terjadi di dalam jangka panjang seperti :

a) Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh. b) Tingkat bunga.

c) Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan. d) Kemajuan teknologi.

e) Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya. f) Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.

2.3 Nilai Waktu dari Uang

Nilai waktu uang adalah suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Investasi

Investasi merupakan salah satu variabel yang penting dalam sebuah perekonomian. Ada beberapa hal yang memengaruhi investasi, yaitu suku bunga, PDRB, utilitas, birokrasi, kualitas SDM, regulasi, stabilitas politik dan keamanan serta faktor sosial budaya. Hal ini menimbulkan implikasi kebijakan, yaitu penurunan suku bunga, kebijakan fiskal, perbaikan sarana dan prasarana, perbaikan birokrasi pemerintahan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pelonggaran regulasi, kebijakan untuk menciptakan stabilitas politik dan keamanan, penguatan budaya lokal.

(9)

1. suku bunga

Suku bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam menarik investasi karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari pinjaman bank. Jika suku bunga pinjaman turun maka akan mendorong investor untuk meminjam modal dan dengan pinjaman modal tersebut maka ia akan melakukan investasi.

2. Pendapatan nasional per kapita untuk tingkat negara (nasional) dan PDRB per kapita untuk tingkat propinsi dan Kabupaten atau Kota

Pendapatan nasional per kapita dan PDRB per kapita merupakan cermin dari daya beli masyarakat atau pasar. Makin tinggi daya beli masyarakat suatu negara atau daerah (yang dicerminkan oleh pendapatan nasional per kapita atau PDRB per kapita) maka akan makin menarik negara atau daerah tersebut untuk berinvestasi.

3. Kondisi sarana dan prasarana

Prasarana dan sarana pendukung tersebut meliputi sarana dan prasarana transportasi, komunikasi, utilitas, pembuangan limbah dan lain-lain. Sarana dan prasarana transportasi contohnya antara lain :

jalan, terminal, pelabuhan, bandar udara dan lainlain. Sarana dan prasrana telekomunikasi contohnya: jaringan telepon kabel maupun nirkabel, jaringan internet, prasarana dan sarana pos. Sedangkan contoh dari utilitas adalah tersedianya air bersih, listrik dan lain-lain.

4. Birokrasi perijinan

Birokrasi perijinan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi investasi karena birokrasi yang panjang memperbesar biaya bagi investor. Birokrasi yang panjang akan memperbesar biaya bagi pengusaha karena akan memperpanjang waktu berurusan dengan aparat. Padahal bagi pengusaha, waktu adalah uang. Kemungkinan yang lain, birokrasi yang panjang membuka peluang oknum aparat pemerintah untuk menarik suap dari para

pengusaha dalam rangka memperpendek birokrasi tersebut.

5. Kualitas sumberdaya manusia

(10)

6 Peraturan dan undang-undang ketenagakerjaan

Peraturan undang-undang ketenagakerjaan ini antara lain menyangkut peraturan tentang pemutusan hubungan kerja (PHK), Upah Minimum, kontrak kerja dan lain-lain.

7. Stabilitas politik dan keamanan

Stabilitas politik dan keamanan penting bagi investor karena akan menjamin kelangsungan investasinya untuk jangka panjang.

8. Faktor-faktor sosial budaya

Contoh faktor sosial budaya ini misalnya selera masyarakat terhadap makanan. Orang Jawa pedalaman misalnya lebih senang masakan yang manis rasanya, sementara masyarakat Jawa pesisiran lebih senang masakan yang asin rasanya.

9. Pengaruh Nilai tukar

Secara teoritis dampak perubahan tingkat / nilai tukar dengan investasi

bersifat uncertainty (tidak pasti). Shikawa (1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi dapat langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan berpengaruh pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran domestik. Dalam jangka pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi melalui pengaruh negatifnya pada absorbsi domestik atau yang dikenal dengan expenditure reducing effect. Karena

penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat harga-harga secara umum dan selanjutnya akan menurunkan permintaan domestik masyarakat. Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan direspon dengan penurunan pada pengeluaran / alokasi modal pada investasi.

Pada sisi penawaran, pengaruh aspek pengalihan pengeluaran (expenditure

switching) akan perubahan tingkat kurs pada investasi relatif tidak menentu. Penurunan nilai

tukar mata uang domestik akan menaikkan produk-produk impor yang diukur dengan mata uang domestik dan dengan demikian akan meningkatkan harga barang-barang yang

(11)

10. Tingkat Inflasi

Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif. Disamping itu menurut Greene dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi sering dinyatakan sebagai ukuran

(12)

BAB III KESIMPULAN

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat inflasi juga berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana pendapatan tetap, hal ini disebabkan adanya efek terhadap peningkatan tingkat suku bunga

Suku bunga, inflasi dan kurs secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap investasi di Provinsi Riau, inflasi berpengaruh negatif yang signifikan terhadap investasi

Kesempatan investasi berpengaruh negatif terhadap kebijakan utang mendukung teori agensi yang mengatakan bahwa jika kesempatan investasi tinggi, maka kebijakan utang

Hasil penelitian dengan menggunkan model ECM menunjukan bahwa dalam jangka pendek obligasi pemerintah berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap investasi tetapi

Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi

Hal ini terkait Net Interest Margin (NIM) yang tinggi pada perbankan Indonesia, yang dapat membuat biaya dana untuk.. mengembangkan investasi di sektor riil

Pemodelan resiko pada proyek pembangunan PLTM Cikidang serta kelayakan finansial dengan metode stokastik, maka akan didapatkan kelayakan investasi PLTM dengan tingkat

Pemodelan resiko pada proyek pembangunan PLTM Cikidang serta kelayakan finansial dengan metode stokastik, maka akan didapatkan kelayakan investasi PLTM dengan tingkat