• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Fundamental dalam Investasi di Pasar Modal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Fundamental dalam Investasi di Pasar Modal"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

LOGO

Analisis Fundamental dalam Investasi di Pasar Modal

Disampaikan oleh: Febriyanto, SE, MM. Pada Pelatihan Investasi di Pasar Modal

“Build an Intelligent Young Investor to Obtain A Bright Future Through Capital Market Training”

Metro, Sabtu, 18 Maret 2017.

(2)

Personal Financial Management.

Invest ?

Risk Level (Safety)

Return on InvestmentLiquidity

Satisfaction

(3)

www.febriyanto79.wordpress.com

(4)

www.febriyanto79.wordpress.com

(5)

www.febriyanto79.wordpress.com

(6)

PASAR MODAL

Pendekatan analisis pada saham

EFISIEN

Kuat 

Analisis Fundamental  Lap. Keuangan

Semi Kuat 

Analisis Teknikal  Grafik

Lemah 

“Random Walk” – Sentimen Pasar/Isu

(7)

Analisis Fundamental

Definisi :

Metode peramalan pergerakan instrumen

finansial di waktu mendatang berdasarkan

perekonomian, politik, lingkungan, dan

faktor-faktor relevan lainnya serta statistik

yang mempengaruhi permintaan dan

(8)

8

ANALISA FUNDAMENTAL

 Yaitu penelitian dalam bentuk fundamental/ basic

dalam menentukan nilai sekuritas

 Menganalisa faktor-faktor ekonomi yang

mempengaruhi perusahaan dan memprediksi

perkembangan perusahaan dengan mempergunakan Analisa Laporan Keuangan dan Analisa Rasio

 Menekankan penilaian kepada faktor fundamental

dari emiten, seperti kondisi keuangan, hasil operasi dan juga faktor ekonomi makro yang akan

mempengaruhi secara signifikan prospek usaha emiten.

(9)

9

ASPEK DALAM MENGANALISA

FAKTOR FUNDAMENTAL

1. Aspek Makro Ekonomi

2. Aspek Industri

(10)

10

1. Aspek Ekonomi Makro

a. Tingkat Inflasi

b. Tingkat Pengangguran

c. Tingkat Suku Bunga

d. Gross Domestic Product (GDP)

e. Defisit Anggaran

ASPEK DALAM MENGANALISA

FAKTOR FUNDAMENTAL

(11)

11

ASPEK DALAM MENGANALISA FAKTOR FUNDAMENTAL

1. Aspek Ekonomi Makro

a. Tingkat Inflasi

Yaitu peningkatan harga barang/jasa pada suatu periode tertentu,

yang disebabkan oleh :

Terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran

Penurunan nilai rupiah terhadap mata uang asing, sehingga

terjadi kenaikan biaya produksi yang mendorong kenaikan harga

jual

Terjadi pertumbuhan uang yang beredar yang melampaui

kesediaan barang/jasa

Jika suatu negara mengalami tingkat inflasi yang tinggi maka akan

menurunkan pendapatan riil dari investasi

(12)

Tingkat Inflasi di Indonesia

Februari 2016 – Februari 2017

http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx

Bulan Tahun Tingkat Inflasi

Februari 2017 3.83 % Januari 2017 3.49 % Desember 2016 3.02 % Nopember 2016 3.58 % Oktober 2016 3.31 % September 2016 3.07 % Agustus 2016 2.79 % Juli 2016 3.21 % Juni 2016 3.45 % Mei 2016 3.33 % April 2016 3.60 % Maret 2016 4.45 % Februari 2016 4.42 %

(13)

13

ASPEK DALAM MENGANALISA FAKTOR FUNDAMENTAL

1. Aspek Ekonomi Makro

b. Tingkat Pengangguran

Merupakan salah satu indikator untuk melihat gambaran perekenomian suatu negara

 Dalam keadaan krisis ekonomi maka tingkat pengganguran meningkat, sebaliknya jika

terjadipertumbuhan ekonomi maka akan terjadi full capacity dalam produksi barang/jasa sehingga

banyak tanaga kerja yang terserap

 Tingkat pengangguran dapat digunakan sebagai salah satu dasar untuk berinvestasi disuatu negara

apakah tersedia tenaga kerja yang cukup atau tidak

 Tingkat pengangguran secara tidak langsung berhubungan dengan daya beli

(14)

Tenaga Kerja Indonesia

Sumber: BPS dalam juta 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Tenaga Kerja 116.5 119.4 120.3 120.2 121.9 122.4 127.8 - Bekerja 108.2 111.3 113.0 112.8 114.6 114.8 120.8 - Menganggur 8.3 8.1 7.3 7.4 7.2 7.6 7.0

(15)

15

ASPEK DALAM MENGANALISA FAKTOR FUNDAMENTAL

1. Aspek Ekonomi Makro

c. Tingkat Suku Bunga

Tingkat suku bunga yang tinggi merupakan faktor

negatif bagi Pasar Modal. Karena investor lebih

cenderung menginvestasikan dananya di Bank dengan

perhitungan akan memberikan return yang tinggi dan

dengan risiko yang relatif rendah (riskless

investment).

Suku Bunga yang tinggi kurang menguntungkan bagi

dunia usaha, karena akan menaikan harga pokok

produksi dan harga jual. Akibatnya konsumen akan

menunda pembelian yang pada akhirnya menurunkan

penjualan /profit perusahaan

(16)

Suku Bunga Bank Indonesia

Sumber: http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-7day-RR/data/Contents/Default.aspx Tanggal BI 7-Day 16 Maret 2017 4.75 % 16 Februari 2017 4.75 % 19 Januari 2017 4.75 % 15 Desember 2016 4.75 % 17 Nopember 2016 4.75 % 20 Oktober 2016 4.75 % 22 September 2016 5.00 % 19 Agustus 2016 5.25 % 21 Juli 2016 5.25 % 16 Juni 2016 5.25 % 19 Mei 2016 5.50 % 21 April 2016 5.50 %

(17)

17

ASPEK DALAM MENGANALISA FAKTOR FUNDAMENTAL

1. Aspek Ekonomi Makro

d. Gross Domestic Product (GDP)

Yaitu jumlah seluruh barang dan jasa yang dihasil –

kan oleh perusahaan domestik & asing pada suatu

negara dalam periode tertentu

Merupakan indiktor pertumbuhan ekonomi

suatu negara

Jika produksi barang/jasa meningkat, dapat

diasumsikan bahwa suatu negara sedang mengalami

pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan ini dapat

digunakan sebagai sinyal yang baik untuk berinvestasi

di negara tersebut

(18)

18

ASPEK DALAM MENGANALISA FAKTOR FUNDAMENTAL

1. Aspek Ekonomi Makro

e. Defisit Anggaran

 Defisit anggaran didasarkan oleh Neraca Pembayaran suatu negara terhadap aktivitas ekonomi internasional, baik

yang bersifat komersial maupun finansial

 Kemampuan suatu negara untuk membiayai anggaran

belanjanya merupakan salah satu indikator perkembangan perkekonomian negara tersebut.

 Apabila untuk membiayai kebutuhan rutinnya saja sudah sulit, tentu dapat diduga kemampuannya dalam

perdagangan internasional.

 Hal ini menjadi suatu pertimbangan bagi investor untuk menginvestasikan dananya pada suatu negara baik dalam rangka Direct Foreign Invest- ment (DIF) maupun

(19)

19

ASPEK DALAM MENGANALISA FAKTOR

FUNDAMENTAL

2. Aspek Industri

 Diperlukan untuk memilih industri yg memiliki prospek

yang menguntungkan.

 Beberapa penelitian menyebutkan;

a. Industri yang berbeda mempunyai tingkat return yang berbeda

b. Tingkat return masing-masing industri berbeda disetiap tahunnya

c. Tingkat return perusahaan-perusahaan di suatu industri yang sama, terlihat cukup beragam

d. Tingkat risiko industri juga beragam

e. Tingkat risiko suatu industri relatif stabil sepanjang waktu

(20)

20

ASPEK DALAM MENGANALISA FAKTOR

FUNDAMENTAL

2. Aspek Industri

Daur hidup industri (dikaitkan dengan nilai penjualan):

Thp Permulaan  Pertumbuhan  Kedewasaan 

Stabil  Penurunan

Persaingan dalam industri

Michael Porter Five Forces of Competitive

 Internal Rivalry, New Entrants, Supplier,

Consumers, dan Substitution.

(21)

21

ASPEK DALAM MENGANALISA FAKTOR

FUNDAMENTAL

2. Aspek Industri

Penilaian ini sangat terkait dengan kinerja suatu

perusahaan dalam kelompok industrinya.

Contoh :

 Peristiwa WTC 1 September 2001 industri penerbangan dan asuransi di USA mengalami pukulan, karena banyak orang takut bepergian dengan pesawat dan asuransi harus membayar klaim atas hancurnya gedung WTC

Krisis moneter hampir semua industri dalam negeri mengalami dampaknya dan yang paling parah adalah sektor keuangan dan perbankan. Sebaliknya perusahaan costumer goods dan sektor pertanian yang berorientasi ekspor justru meraih keuntungan

(22)

22

ASPEK DALAM MENGANALISA FAKTOR FUNDAMENTAL

3. Aspek Perusahaan

 Yaitu penilaian terhadap kinerja dan prospek suatu

perusahaan, sehingga diketahui apakah layak untuk wadah berinvestasi atau tidak

 Salah satu alat untuk menilai kinerja dan prospek

perusahaan adalah melalu Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laporan R/L

 Perusahaan yang telah listing di Bursa wajib

menyampaikan dan memberikan Laporan Keuangannya kepada publik dan dipublikasikan melalui media cetak

(23)

LOGO

(24)

24

Analisa Laporan Keuangan &

Analisa Rasio

Dari Analisa Laporan Keuangan dan Analisa Rasio

akan diketahui tentang kondisi perusahaan sbb. :

a. Tingkat Keuntungan (Profitabilitas)

b. Posisi Hutang (Solvabilitas)

c. Tingkat Likuiditas (Liquidity)

(25)

25

a

. Tingkat Keuntungan (Profability Ratio)

1. Return on Asset (ROA) :

EBT/Assets x 100 % =

Rasio ini menunjukkan seberapa jauh aset

perusahaan dapat dapat diberdayakan untuk

menghasilkan laba

2. Return on Equity (ROE)

EAT/Equity x 100% =

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba dari modal sendiri (ekuitas)

3. Net Profit Margin (NPM)

EAT / Sals x 100% =

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba dari total penjualan

(26)

26

b. Posisi Hutang (Solvability Ratio)

1. Debt to Equity Ratio :

Total Liability/Equity x 100 % =

Rasio ini menunjukkan porsi sumber dana

perusahaan apakah lebih banyak dari ekuitas

(modal sendiri) atau dari pinjaman/hutang

2. Debt to Total Asset :

Total Liability/Asset x 100 % =

Rasio ini menunjukkan berapa besar Asset

perusahaan yang telah dibiayai dari dana

pinjaman/ hutang atau berapa besar hutang

perusahaan dapat dijamin dengan assetnya

(27)

27

c. Tingkat Likuiditas (Liquidity Ratio)

1. Curent Ratio :

Current Asset/Current Liabilities x 100% =

Menunjukkan kemampuan emiten untuk melunasi

hutang/kewajiban jangka pendeknya dari sumber dana jangka pendek. Semakin tinggi rasio ini semakin baik

2. Quick Ratio :

(Current Asset-Inventory) / Current Liabilies x 100% = Menunjukkan kemampuan emiten untuk melunasi

hutang/kewajiban jangka pendeknya dari sumber dana jangka pendek yang paling lancar (cash & equivalent) . Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi tingkat likuiditas emiten.

(28)

28

d. Penilaian Rasio Sekuritas

S a h a m :

1. Earning Per Share (EPS) :

EPS : EAT/Total Share x Rp 1,- =

Merupakan keuntungan (return) yang diperoleh investor per sahamnya

2. Price Earning Ratio (PER)

PER : Share Price/EPS x 1 kali =

Menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampu- an emiten dalam menghasilkan laba, yang dihitung dalam satuan kali. Bagi investor semakin kecil rasio ini semakin baik, karena saham ydm termasuk murah

3. Net Asset Value/Book Value Ratio (BV)

BV : Equity/Total Share x Rp 1,- =

Menggambarkan perbandingan antara Total Modal (Ekuitas) terhadap jumlah saham yang beredar

(29)

29

4. Price to Book Value (PBV)

PBV : Share Price /Book Value x 1 kali =

Menunjukkan seberapa besar pasar menghargai nilai saham emiten. Semakin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek emiten tersebut.

5

. Dividend Payout Ratio (DPR)

DPR : Dividend per share/EPS x 100%=

Menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepeda investor dalam bentuk dividen

6. Dividend Yield (DY)

DY : Dividend per share/Share Price x 100% =

Menunjukkan tingkat penghasilan berjalan yang diperoleh dari investasi saham. Semakin besar rasio ini semakin

(30)

LOGO

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dari penelitian diketahui bahwa konvergensi pendapatan dan inflasi masih memiliki laju yang kecil di ASEAN, untuk itu pemerintah negara anggota ASEAN

Fahmi Yuska: Analisis Pengaruh Pendapatan Perkapita, Tingkat Inflasi, dan Simpanan Masyarakat..., 2006... Fahmi Yuska: Analisis Pengaruh Pendapatan Perkapita, Tingkat Inflasi,

Dengan melihat variabel independent Tingkat Inflasi tidak berpengaruh terhadap investasi sektor industri di surabaya hal ini disebabkan karena apabila tingkat

Berdasarkan hasil estimasi fungsi investasi selama tahun penelitian dengan asumsi semua faktor yang mempengaruhi investasi selain tingkat inflasi, tingkat suku bunga,

Model pengukuran variabel minat investasi juga menginformasikan bahwa indikator mau meluangkan waktu untuk mempelajari lebih jauh tentang investasi dengan mengikuti

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah preferensi investor yang diukur melalui variabel-variabel preferensi waktu, minat investasi, pengetahuan investasi,

Beberapa sumber risiko yang dianggap mampu mempengaruhi investor dalam melakukan investasi saham adalah risiko inflasi, risiko tingkat suku bunga, risiko nilai tukar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana demografi, tingkat literasi keuangan dan keputusan investasi para investor yang terdaftar di Galeri Investasi Bursa Efek