• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN BETON TULANGAN Job 11. Uji Slu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RANCANGAN BETON TULANGAN Job 11. Uji Slu"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

99 1. ASTM C.143-97 For determining slump/ workability of concrete both in the

laboratory and in the field.

2. SNI 03-1972-1990 Metode Pengujian Slump Beton.

II. TUJUAN

Menentukan nilai kekentalan/ plastisitas beton segar dengan mengukur penurunan beton segar hasil rancangan setelah dipadatkan dengan alat slump, dalam satuan panjang (mm).

III. DASAR TEORI

Alat slump adalah suatu alat yang paling sering digunakan untuk menguji atau menentukan konsistensi atau kekentalan adukan beton.

Percobaan slump diperkenalkan oleh Chapman di USA (1913) dengan menggunakan alat krucut terpancung yang berukuran sebagai berikut :

- Diameter puncak = 100 mm - Diameter dasar = 200 mm

- Tinggi = 300 mm

Nilai slump ditentukan oleh besarnya penurunan adukan dalam slump setelah alat slump diangkat. Nilai penurunan slump akan dibandingkan dengan nilai slump rencana, yang dalam percobaan ini digunakan nilai slump rencana 75-100 mm.

Jika nilai slump lebih besar dari nilai slump rencana maka adukan terlalu encer sehingga nilai workability-nya akan lebih tinggi, dan sebaliknya jika nilai slump lebih kecil dari nilai slump rencana maka adukan akan menjadi kental sehingga nilai workability-nya akan lebih rendah.

(2)

100 Slump beton adalah besaran kekentalan (viscocity)/ plastisitas dan kohesif dari beton segar.

Tabel 1. Nilai slump yang direkomendasikan untuk berbagai jenis konstruksi

Jenis Pekerjaan Slump (mm)

Maks. Min. a. Dinding, plat pondasi dan pondasi telapak bertulang 125 50 b. Pondasi telapak tidak bertulang, kaosin, dan konstruksi di

bawah tanah 90 25

c. Pelat, balok, kolom dan dinding. 150 75

d. Pengerasan jalan 75 50

e Beton massa (tebal) 75 25

100 mm

200 mm

(3)

101

- Cetakan berbentuk kerucut terpancung dari logam tebal 1,2 mm, ukuran tingi 300 mm, ø bawah 200 mm, dan ø atas 100 mm.

- Tongkat pemadat, panjang 600 mm, dengan diameter 16 mm, ujung dibulatkan, dibuat dari baja dan tidak boleh berkarat. - Pelat landasan dari logam

2 Meteran Untuk mengukur penurunan

3 Sendok Adukan

Untuk menuangkan adukan ke dalam slump test meter

4 Ruskam Untuk meratakan adukan setelah

dipadatkan

(4)

102

2. Bahan

Beton segar yang diambil segera setelah selesai pengadukan.

V. PROSEDUR PELAKSANAAN PENGUJIAN

1. Basahi cetakan dan pelat slump dengan kain lembab, lalu letakan cetakan pada pelat slump dalam keadaan datar/ rata.

2. Masukan adukan beton ke dalam slump dalam 3 lapis, masing-masing lapisan berukuran 1/3 dari slump. Setiap lapisan dipadatkan dengan tongkat pemadat dengan cara ditusuk-tusuk sebanyak 25 kali. Penusukan dilakukan secara merata (memutar) dan penusukan sampai lapisan bagian bawah untuk tiap lapisannya, pada bagian sisi alat posisi tongkat penusuk juga dimiringkan.

3. Setelah selesai penusukan, ratakan permukaan benda uji dan bersihkan sisa benda uji disekitar alat.

4. Diamkan selama 30 detik, lalu angkat cetakan perlahan-lahan secara vertikal.

Arah vertikal

(5)

103 6. Catatan :

a. Penentuan nilai slump dilakukan minimal 2 kali percobaan.

b. Nilai slump dilaporkan dalam satuam “mm”

VI. DATA DAN PERHITUNGAN

6.1 Data

Data terlampir dalam form

6.2 Perhitungan

Nilai slump = (80+75)/2 = 77,5 mm

Dari hasil pengukuran slump didapatkan nilai slump rata-rata sebesar 77,5 mm dan dalam rencana perancangan beton direncanakan nilai uji slump sebesar 75mm-100mm. Maka nilai slump dari beton segar memenuhi syarat.

VII. KESIMPULAN

(6)

104

PENGUJIAN SLUMP BETON

(SNI 03-1972-1990 / ASTM C.143-97)

Contoh : Beton Segar Mutu 45 MPa Diperiksa : Nursyafril, ST, SP1 Asal : Lab Uji Bahan Dikerjakan : Kelompok 1 (KG2A)

Tanggal : 20 November 2014 Tanggal : 20 November 2014

No. Pengukuran Nilai Slump (mm)

1 80

2 75

Rata-rata 77,5

SLUMP RENCANA 75mm - 100mm

Diperiksa Dikerjakan

Gambar

Tabel 1. Nilai slump yang direkomendasikan untuk berbagai jenis konstruksi
GAMBAR KETERANGAN

Referensi

Dokumen terkait