MODUL 01
DASAR PENGUKURAN DALAM ELEKTRONIKA
Venika Sefva Distyan10214045
vsefvad@gmail.com
Praktikum : 25 September 2015
Pengumpulan : 29 September 2015
Shift : 06
Asisten : 1. Bram Yohanes Setiadi (10212011)
2. Frans Frisco S Silaban (10212081)
3. Muhammad Zaki (10213015)
4. Nanda Perdana (10213058)
5. Hendra Setiawan (10213081)
6. Nur Afif Zaki Lathif Arifin (10213026)
Abstrak
Tujuan dari praktikum modul 01 “Dasar Pengukuran dalam Elektronika” adalah menentukan nilai resistansi secara manual dan menggunakan multimeter,
menentukan nilai tegangan dan arus pada rangkaian seri dan parallel, menentukan nilai tegangan AC dan DC menggunakan osiloskop dan multimeter,
menetukan nilai tegangan dan hambatan Thevenin, serta menentukan nilai tegangan dan arus pada Load Resistor (RL). Metode yang digunakan dalam
memperoleh data adalah metode matematis dan metode percobaan. Dalam praktikum ini mendapatkan hasil pengukuran nilai resistansi, hasil pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian seri dan parallel, hasil pengukuran tegangan AC dan DC menggunakan osiloskop dan multimeter, hasil pengukuran tegangan
Thevenin dan hambatan Thevenin serta hasil pengukuran tegangan dan arus pada Load Resistor (RL). Dari praktikum dapat disimpulkan dapat menghasilkan
nilai resistansi dengan multimeter dan manual, nilai tegangan pada rangkaian seri dan parallel, nilai tegangan AC dan DC dengan osiloskop dan multimeter,
nilai tegangan dan hambatan Thevenin, dan nilai tegangan dan arus pada hambatan beban (RL).
Kata kunci : multimeter, osiloskop, resistansi, signal generator, thevenin.
a. Menentukan nilai resistansi dengan multimeter dan manual.
b. Menentukan nilai tegangan dan arus pada rangkaian seri dan parallel.
c. Menentukan nilai tegangan AC
dan DC menggunakan
osiloskop dan multimeter.
d. Menentukan nilai tegangan dan hambatan Thevenin.
e. Menentukan nilai tegangan dan arus pada Load Resistor (RL) 2.DASAR TEORI
Multimeter merupakan alat untuk mengukur arus, tegangan dan hambatan. Cara penggunaan dari multimeter ini yang pertama untuk mengukur hambatan yaitu dengan menempelkan probe pada kedua bagian resistor masing-masing yang sebelumnya putar kearah hambatan pada Range Selector Switch. Setelah ditempelkan pada resistor akan terlihat berapa hambatan dari resistor tersebut. Yang kedua adalah
mengukur tegangan. Untuk
mengukur tegangan probe dibuat parallel terhadap hambatan. Fungsi yang ketiga adalah mengukur arus. Untuk mengukur arus probe dibuat seri pada alat yang hendak diukur arusnya.
Resistor merupakan komponen elektronika yang dapat membatasii aliran electron melalui sirkuit. Serta resistor digunakan untuk membatasi arus dan membagi tegangan. Untuk menentukan nilai resistansi dapat dihitung sesuai dengan band warna. Dua band warna pertama menunjukkan angka digit dari nilai resistansi (jika resistor mempunyai 4 band warna). Band warna ketiga adalah factor pengali (4 band warna) atau angka digit 3 (5/6 band warna). Band warna ke empat adalah toleransi (4 band warna) atau factor pengali (5/6 band warna). Band warna kelima adalah toleransi (5/6 band warna). Band warna keenam
adalah koefisien temperatur. Kode warna tersebut dapat dihitung berdasarkan tabel berikut :
Gambar 1. Tabel kode warna resistor
Misalnya akan menghitung nilai resistansi dari resistor dibawah
Gambar 2. Resistor dengan 4 band warna
Warna pertama adalah kuning berarti digit pertama adalah 4. Lalu warna ungu berarti digit kedua adalah 7. Lalu warna merah berarti factor pengali adalah 100. Lalu warna emas berarti toleransi ±5%. Sehingga dapat dihitung nilai resistansi dari resistor diatas adalah 4700±(0,05x4700) = (4700±235) Ω. (Contoh 1)[1]
gelombang dan tegangan yang dihasilkan adalah tegangan peak-to-peak. Sedangkan untuk tegangan DC bentuk yang ditampilkan dalam layar adalah garis lurus dan tegangan yang dapat dilihat adalah tegangan maksimum.
Signal generator merupakan perangkat elektronika yang berfungsi untuk menghasilkan beberapa bentuk sinyal dan besar amplitudo serta nilai frekuensi yang dapat diatur sesuai keinginan pengguna.
Breadboard adalah papan yang digunakan untuk meletakkan komponen-komponen elektronika. Breadboard memiliki sejumlah lubang yang dapat digunakan untuk meletakkan komponen-komponen elektronika yang dirangkai secara seri maupun parallel.
Pada rangkaian terdapat rangkaian seri dan rangkaian parallel. Rangkaian seri berarti hambatan disusun secara seri sedangkan rangkaian parallel berarti hambatan di susun secara parallel. Untuk mengetahui besar hambatan pada suatu rangkaian dapat ditulis sebagai :
Hambatan total rangkaian seri :
Rtot = R1 + R2 + R3 + … pers (1)
Sedangkan hambatan total rangkaian parallel :
Rtot =
1
R
1
+
1
R
2
+1
R
3
+ ...pers (2)
Tegangan, arus dan hambatan memiliki hubungan seperti dibawah
V = I R pers (3)
Vrms merupakan tegangan rata-rata yang dihitung dari akar kuadrat dari rata-rata rata dari kuadrat tegangan dalam suatu interval sehingga di dapat[2]
Vrms
=
1
√
2
Vmaks
pers (4)Vpp merupakan tegangan peak-to-peak yang merupakan tegangan dari tegangan maksimum sampai minimum. Hubungan Vpp dan Vmaks sebagai berikut
Vpp=2Vmaks pers (5)
Hubungan frekuensi dan perioda dapat di tulis dalam persamaan dibawah
f
=
1
T
atauT
=
1
f
pers (6)
Rangkaian Thevenin
merupakan rangkaian setara yang menggunakan sumber tegangan tetap yakni suatu sumber tegangan ideal dengan tegangan keluaran yang tak berubah, berapa pun besarnya arus yang diambil darinya. [3]
Gambar 3. Rangkaian linier
Untuk mencari tegangan Thevenin yang pertama dilakukan adalah membuat rangkaian menjadi rangkaian terbuka dengan membuka hambatan beban (RL)
Maka dapat dirumuskan tegangan Thevenin menurut gambar diatas[4]
VTH =
R
2
R
1
+
R
2
Vs
pers(7)
Sedangkan untuk hambatan Thevenin tegangan di short maka
Gambar 5. Rangkaian dengan tegangan ‘short’
Dari gambar diatas dapat dirumuskan hambatan Thevenin[4]
RTH = R3 + (R1 || R2) adalah sebagai berikut
Gambar 6. Rangkaian setara Thevenin resistansi diberikan secara lengkap pada lampiran 1 (Tabel 1).
b. Data hasil pengukuran
tegangan dan arus pada rangkaian seri dan parallel diberikan secara lengkap pada lampiran 1(Tabel 2 dan Tabel 3).
c. Data hasil pengukuran
tegangan DC menggunakan osiloskop dan multimeter
Volt
Tabel 4. Hasil pengukuran tegangan DC menggunakan
osiloskop dan multimeter.
Tabel dan gambar akan diberikan secara lengkap pada lampiran 2.
Data hasil pengukuran
5 0,5 21,21
V 15
Tabel 10. Hasil pengukuran tegangan DC setelah diolah
d. Data hasil pengukuran
tegangan AC menggunakan osiloskop dan multimeter sebelum data diolah
Frekuensi
(kHz)
Tegangan
(Vrms atau Vpp)
SG 1,08 M
M VVrms = 1,44
OS 1,0841 OS Vpp = 4 V
SG 1,5 M
M VVrms = 1,426
OS 1,5039 OS Vpp = 4 V
SG 1,08 M
M VVrms = 2,131
OS 1,084 OS Vpp = 6 V
SG 10 M
M VVrms = 0,372
OS 10,006 OS Vpp = 2 V
Tabel 5. Hasil pengukuran sebelum data diolah.
Data hasil pengukuran
tegangan AC menggunakan osiloskop dan multimeter yang sudah diolah dan gambar diberikan secara lengkap pada lampiran 3 (Tabel 6).
e. Data hambatan R1, R2, R3
R1 R2 R3
1000Ω 1000Ω 1000Ω
Tabel 7. Nilai hambatan
Data hasil pengukuran nilai tegangan Thevenin dan hambatan Thevenin
Tegangan
Thevenin HambatanThevenin
Teori Ekspe Teori Ekspe
(Mate
matis) rimen (Matematis) rimen
6 Volt 6 Volt 1,5 kΩ 1,477 kΩ
Tabel 8. Hasil pengukuran nilai tegangan Thevenin dan hambatan
Thevenin.
f. Data hasil pengukuran
tegangan dan arus pada RL diberikan secara lengkap pada lampiran 4 (Tabel 9).
4.PENGOLAHAN DATA
a. Data hasil pengukuran nilai resistansi pada Tabel 1 diperoleh dari menghitung nilai resistansi dengan multimeter dimana cara untuk mengukur nilai resistansi adalah pertama ubah mode multimeter dengan mode mengukur hambatan. Kedua, menghubungkan kedua probe multimeter dengan kedua ujung resistor. Maka akan langsung muncul nilai resistansi dari resistor. Sedangkan dengan cara manual menggunakan cara yang sama persis pada contoh (1) pada bagian Dasar Teori.
b. Data hasil pengukuran
tegangan dan arus pada rangkaian seri diperoleh :
- Untuk hasil arus secara teoritis pada Tabel 2 di peroleh dari perhitungan dengan persamaan (3) yaitu V = I R . dan persamaan (1) yaitu Rtot = R1 + R2 + R3. Dalam kasus ini R adalah Rtot maka, dapat dihitung
Rtot = (330+1000+5000)Ω = 6330Ω.
Sehingga dapat dihitung arus,
Karena rangkaian seri, maka arus yang mengalir pada setiap hambatan sama. Dengan menggunakan pers (3) tegangan yang mengalir pada R1, R2, R3 :
eksperimen, data diperoleh dari pengukuran multimeter. Cara penggunaan multimeter juga bergantung pada mode apa yang akan diukur. Untuk mengukur tegangan, maka probe dihubungkan secara parallel terhadap hambatan. Sedangkan untuk mengukur arus maka probe dihubungkan secara seri pada alat yang hendak diukur.
c. Data hasil pengukuran
tegangan dan arus pada rangkaian parallel diperoleh :
- Untuk hasil arus secara teoritis pada Tabel 3 di peroleh dari perhitungan dengan persamaan (3) yaitu V = I R . Dengan R adalah R setiap hambatan. Karena rangkain parallel, maka tegangan sama pada setiap hambatan yaitu 12 Volt. Sedangkan untuk arus dapat dihitung
I1 =
V
- Untuk arus secara eksperimen,
data diperoleh dari
pengukuran multimeter. Cara penggunaan multimeter juga bergantung pada mode apa yang akan diukur. Untuk mengukur tegangan, maka probe dihubungkan secara parallel terhadap hambatan. Sedangkan untuk mengukur arus maka probe dihubungkan secara seri pada alat yang hendak diukur. Seperti percobaan pada rangkaian seri.
d. Data hasil pengukuran
tegangan DC menggunakan osiloskop dan multimeter diperoleh :
amplitudo pada signal
generator.
- Untuk mendapatkan tegangan
pada multimeter, atur
multimeter pada mode tegangan. Lalu dapat dilihat pada display multimeter. Dan terlihat pada display multimeter adalah 5 Volt, 10 Volt, dan 15 Volt.
- Sedangkan pada osiloskop dapat dilihat dari garis horizontal seperti gambar 1, gambar 2 dan gambar 3.
- Untuk menentukan nilai Vmaks pada multimeter, dengan menggunakan pers (4) sehingga,
Vrms
=
1
√
2
Vmaks
Vmaks
=
Vrms
√
2
V1maks = 5 x
√
2
= 7,071e. Data hasil pengukuran
tegangan AC menggunakan osiloskop dan multimeter diperoleh : dari hubungan multimeter, osiloskop dan signal generator. Hubungkan dengan probe sesuai polaritas. Tentukan
frekuensi pada signal
generator yaitu data perioda 1 adalah 1,08 kHz lalu lihat pada osiloskop akan terlihat 1,0841 kHz dan seterusnya dengan menggunakan pers (6) sehingga didapat
Untuk signal generator
T
1
=
1
frekuensi serta amplitudo lihat pada multimeter dan osiloskop tegangan yang diperlihatkan. Yang ditunjukkan multimeter merupakan Vrms sedangkan tegangan yang diperlihatkan pada osiloskop merupakan Vpp sehingga untuk menentukan tegangan pada multimeter harus dihitung dahulu sesuai pers (4) karena yang dimunculkan oleh multimeter adalah Vrms sehingga,Vrms
=
1
√
2
V maks
Vmaks
=
Vrms
√
2
Dapat dihitung tegangan maksimum pada setiap percobaan dengan multimeter
V1maks = 1,44 x
√
2
=Sedangkan untuk tegangan maksimum pada setiap percobaan yang dihitung dengan osiloskop sesuai pers (5) adalah sebagai berikut
Vpp=2Vmaks
Vmaks
=
1
Maka, besar Vmaks pada setiap percobaan
V
1
maks
=
1
2
×
4
=
2
Volt
V
2
maks
=
1
2
×
4
=
2
Volt
V
3
maks
=
1
2
×
6
=
3
Volt
V
4
maks
=
1
2
×
2
=
1
Volt
- Dengan percobaan 4 ini dapat kita hitung factor pengali dari Vrms dan Vpp . Ambil data pada percobaan pertama pada tabel 5. Dengan Vrms = 1,44 Volt dan Vpp = 4 Volt. Menurut pers (5) dapat ditentukan nilai Vmaks ,
Vpp
=
2
Vmaks
Vmaks
=
1
2
Vpp
Vmaks
=
1
2
4
= 2 VoltSehingga dengan
asumsi factor pengali = α
Maka dapat dicari nilai factor pengali dengan
α =
Vpp
Vrms
=
2
1,44
=
1,38
≈
√
2
f. Data hasil pengukuran nilai tegangan Thevenin diperoleh dari pers (7) dengan data dari tabel 6 dan nilai tegangan 12 Volt.
VTH =
R
2
R
1
+
R
2
Vs
VTH =
1000
1000
+
1000
12
V
VTH =
1
2
12
V
VTH = 6 Volt
Data yang dihasilkan yaitu hambatan Thevenin diperoleh dari pers (8) dengan data sesuai tabel 6 sehingga
RTH =
R
3
+
R
1
× R
2
R
1
+
R
2
RTH =
1000
+
1000
×
1000
1000
+
1000
RTH =
1000
+
1000000
2000
RTH =
1500
Ω
RTH = 1,5kΩUntuk data hasil eksperimen diperoleh dari pengukuran multimeter. Pertama susun rangkaian seperti gambar 4. Cara mengukur tegangan pertama ubah menjadi mode tegangan dan hubungkan probe secara parallel. Maka akan terlihat pada display multimeter sebesar 6 Volt. Sedangkan cara untuk mengukur arus pertama ubah menjadi mode arus dan hubungkan probe secara seri maka akan muncul tampilan arus sebesar 1,477 kΩ
g. Data hasil pengukuran
tegangan dan arus pada RL - Tegangan
Teori (matematis) sesuai dengan pers (9) maka,
VL =
RL
RL
+
RTH
VTH
VL1 =
1000
1000
+
1500
6
= 2,4Volt
VL1 =
3000
3000
+
1500
6
= 4VL1 =
2000
2000
+
1500
6
=3,428 Volt
Rangkaian asli
Pertama, rangkai rangkaian pada breadboard seperti gambar dibawah
Ubah mode multimeter dalam mode tegangan. Karena rangkaian asli maka ubah tegangan pada signal generator dengan 12 Volt. Lalu hubungkan probe mulimeter pada kedua ujung hambatan beban (RL). maka akan terlihat pada display sebesar 2,4 Volt (RL1), 4 Volt (RL2), 3,49 Volt (RL3).
Rangkaian Thevenin
Pertama rangkai rangkaian pada breadboard seperti gambar 6. Ubah mode multimeter dalam mode tegangan. Karena rangkaian Thevenin menggunakan tegangan Thevenin maka ubah pada signal generator sebesar 6 Volt. Setelah itu
hubungkan probe
multimeter pada kedua ujung resistor. Maka akan terlihat pada display multimeter sebesar 2,34 Volt (RL1), 3,93 Volt (RL2), 3,49 Volt (RL3).
- Arus
Teori (matematis) sesuai pers (10) sehingga
IL =
VL
RL
IL1 =
VL
1
RL
1
=2,4
1000
=¿
2,4 x 10-3 A
IL2 =
VL
2
RL
2
=4
3000
=
¿
1,33 x 10-3 A
IL3 =
VL
3
RL
3
=3,428
2000
=¿
1,714 x 10-3 A
Rangkaian Asli
Pertama, rangkai rangkaian pada breadboard seperti gambar dibawah
Ubah mode multimeter dalam mode arus. Karena rangkaian asli maka ubah tegangan pada signal generator dengan 12 Volt. Lalu probe multimeter dihubungkan secara seri dengan rangkaian. Maka akan terlihat pada display sebesar 0,77 mA (IL1), 0,76 mA (IL2), 0,77 mA (IL3).
Rangkaian Thevenin
Pertama rangkai rangkaian pada breadboard seperti gambar 6. Ubah mode multimeter dalam mode arus. Karena rangkaian
Thevenin menggunakan
tegangan Thevenin maka ubah pada signal generator sebesar 6 Volt. Lalu probe multimeter dihubungkan secara seri dengan rangkaian. Maka akan terlihat pada display 0,77 mA pada ketiga RL.
5.ANALISIS
1.
a. Percobaan 1
Sehingga menyebabkan tidak terdapat perbedaan yang terlalu signifikan.
b. Percobaan 2 - Rangkaian seri
Antara eksperimen dan
perhitungan terdapat
perbedaan tegangan yang tidak terlalu signifikan. Adanya perbedaan ini dikarenakan terdapat hambatan dalam pada multimeter dan tidak idealnya rangkaian yang dirangkai pada breadboard. Antara eksperimen dan
perhitungan terdapat
perbedaan arus yang
signifikan. Adanya perbedaan ini diarenakan tidak ke ideal an
rangkaian atau
menghubungkan probe
sebelum catu daya di nyalakan.
- Rangkaian parallel
Antara eksperimen dan perhitungan terdapat perbedaan yang tidak terlalu signifikan yaitu hanya 0,08 Volt. Adanya perbedaan ini dikarenakan adanya hambatan dalam pada multimeter.
Antara eksperimen dan perhitungan terdapat perbedaan yang signifikan dan menghasilkan nilai yang sama. Adanya perbedaan ini
dikarenakan adanya
hambatan dalam, kesalahan
dalam menghubungkan
probe sebelum catu daya di nyalakan atau kesalahan dalam penghubungan probe saat mengukur arus
sehingga multimeter
mengalami kerusakan. c. Percobaan 3
Antara eksperimen pengukuran tegangan dengan multimeter
dan osiloskop terdapat
kesamaan tegangan pada multimeter. Tetapi tegangan pada multimeter menunjukkan nilai Vrms sehingga menampilkan seperti pada tabel 4 pada
bagian Data. Setelah diolah akan menampilkan data seperti pada tabel 10 pada bagian tabel 10. Adanya perbedaan tersebut diperkirakan adanya hambatan dalam pada multimeter atau tidak idealnya rangkaian.
d. Percobaan 4
Hasil eksperimen pengukuran perioda antara menggunakan signal generator dengan osiloskop terdapat perbedaan yang sangat kecil sehingga tidak berpengaruh dalam perhitungan.
Hasil eksperimen pengukuran tegangan antara menggunakan multimeter dengan osiloskop terdapat perbedaan yang sangat kecil. Kecuali pada eksperimen ke empat terdapat perbedaan yang sangat signifikan. Sampai dua kali lipat. Adanya perbedaan tersebut diperkirakan kesalahan dalam penghubungan probe yang sudah dihubungkan dengan resistor sebelum catu daya dinyalakan.
e. Percobaan 5
Antara eksperimen dan perhitungan pada hasil pengukuran nilai tegangan Thevenin dan hambatan Thevenin tidak terdapat perbedaan yang terlalu signifikan. Hanya terpaut 0,023 pada nilai hambatan yang jika dilakukan pembulatan akan menghasilkan nilai yang sama.
Antara eksperimen
rangakaian asli dan
perhitungan matematis pada hambatan beban yang pertama nilai tegangan tidak
terdapat perbedaan.
multimeter ssehingga merubah nilai tegangan.
Antara ekspeerimen rangkaian asli dan perhitungan matematis pada hambatan beban yang kedua nilai tegangan tidak terdapat perbedaan. Tetapi terdapat
perbedaan yang tidak
signifikan pada rangkaian Thevenin. Adanya perbedaan diperkirakan ke tidak ideal an rangkaian dan adanya hambatan dalam pada multimeter sehingga merubah hasil tegangan.
Antara hasil perhitungan secara matematis dan eksperimen pada rangkaian asli dan thevenin pada hambatan ketiga terdapat
perbedaan yang tidak
signifikan. Adanya perbedaan ini diperkirakan karena adanya hambatan dalam pada multimeter sehingga merubah nilai tegangan.
Antara hasil perhitungan dengan eksperimen pada hambatan pertama, kedua dan ketiga terdapat perbedaan yang sangat signifikan. Adanya perbedaan ini diperkirakan
berkurangnya kinerja
multimeter yang bisa
disebabkan oleh cara
penggunaan. Misalnya akan mengukur arus yang harusnya dibuat seri tetapi salah dalam melakukan penghubungan sehingga dapat mengurangi kinerja multimeter.
2. Perbedaan pengukuran dengan multimeter dan osiloskop terdapat pada nilai tegangan yang dihasilkan. Multimeter akan menampilkan nilai tegangan root mean square
(Vrms) sedangkan pada osiloskop akan menampilkan hasil tegangan atau bentuk sinyal dalam bentuk grafik tegangan terhadap waktu yang dapat dilihat tegangan maksimum (Vmaks). Selain itu
multimeter dapat mengukur nilai arus dan nilai hambatan yang tidak bisa dilakukan oleh osiloskop. Tetapi di sisi lain osiloskop dapat mengukur frekuensi yang tidak bisa diukur oleh multimeter.
3. Tidak terdapat perbedaan antara hasil yang diperoleh
dengan menggunakan
multimeter dan menggunakan osiloskop. Tetapi terdapat perbedaan setelah diolah seperti pada tabel 10. Karena setelah dioalah nilai tegangan pada multimeter menjadi tegangan maksimum. Agar sama dengan nilai tegangan maksimum yang diperlihatkan oleh osiloskop. Adanya
perbedaan tersebut
diperkirakan karena adanya
hambatan dalam pada
multimeter dan tidak idealnya rangkaian yang dibuat.
4. Factor pengali
√
2
diperoleh∫
Persamaan (2) substitusikan ke persamaan (1)
5. Nilai frekuensi tidak
mempengaruhi nilai tegangan yang terbaca oleh osiloskop.
Frekuensi hanya
mempengaruhi periode dan mengubah bentuk sinyal yang ditampilkan pada layar osiloskop.
6. Aplikasi rangkaian setara Thevenin dalam dunia nyata adalah diantaranya di amplifier. Rangkaian Thevenin pada amplifier terdapat output
amplifier. Selain itu rangkaian setara Thevenin di aplikasikan pada radio.
6.KESIMPULAN
a. Nilai resistansi dengan multimeter dan manual
N
R. Seri R. Paralel
Volt 3 Volt
Nilai arus rangkaian seri dan parallel
R. Seri R. Paralel
Eks I menggunakan osiloskop dan multimeter.
Tegangan
MM 2,0364 Volt
OS 2 Volt
MM 2,0166 Volt
OS 2 Volt
MM 3,0136 Volt
OS 3 Volt
MM 0,526 Volt
OS 1 Volt
d. Nilai tegangan dan hambatan Thevenin
Tegangan
Thevenin HambatanThevenin
Teori (Mate matis)
Ekspe
rimen Teori(Mate matis)
kaian Thev enin
7
mA 7 mA mA
7. REFERENSI
[1]https://learn.sparkfun.com/tutor ials/resistors
[2]http://www.rfcafe.com/referenc es/electrical/sinewave-voltage-conversion.htm
[3]Sutrisno. 1986. Elektronika Teori Dasar dan Penerapannya.
Bandung: Penerbit ITB
[4]Malvino, Albert, David J. Bates.2007. Electronic Principle 7th
Lampiran 1.
Data hasil pengukuran nilai resistansi
NO Multimeter
(KΩ)
Gelang Warna (manual)
Resistansi
(R) (Ω) Toleransi(T) (%) Rentang (R±(T*R)) (Ω)
1. 32,43 33 x 103 ±5 33 x 103 ± (0,05
x 33 x 103)
2. 0,972 10 x 102 ±5 10 x 102 ± (0,05
x 10 x 102)
3. 0,3215 33 x 101 ±5 33 x 101± (0,05
x 33 x 101)
4. 0,459 470 ±1 470 ± (0,01 x
470)
5. 4,63 47 x 102 ±5 47 x 102 ± (0,05
x 47 x 102)
Tabel 1. hasil pengukuran nilai resistansi.
Data hasil pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian seri dan paralel
Rangkaian Seri
Teori (Matemati s)
V1 0,26 Volt Eksperime
n V1 0,2421 Volt
V2 0,789 Volt V2 0,723 Volt
V3 3,949 Volt V3 4,08 Volt
I1 7,898 x 10-4 A I1 5,8 x 10-4 A
I2 7,898 x 10-4 A I2 5,8 x 10-4 A
I3 7,898 x 10-4 A I3 5,8 x 10-4 A
Tabel 2. hasil pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian seri.
Rangkaian parallel
Teori (Matemati s)
V1 12 Volt Eksperime
n V1 11,92 Volt
V2 12 Volt V2 11,92 Volt
V3 12 Volt V3 11,92 Volt
I1 0,036 A I1 0,0019 A
I2 0,012 A I2 0,00189 A
I3 2,4 x 10-3 A I3 0,00189 A
Lampiran 2.
Volt/di v (Volt)
Time/di
v (ms) Tegangan Gambar
Multimet er (Vrms)
Osilosko p (Volt)
5 0,5 5 V 5
5 0,5 10 V 10
Lampiran 3.
Data hasil pengukuran tegangan AC menggunakan osiloskop dan multimeter
Volt/di
v Time/div Perioda Tegangan (Vmaks)
Gambar
1 Volt 0,2 ms S
G 9,259x 10-4 s
M
M 2,0364Volt
O
S 9,225x 10-4 s
OS 2 Volt
1 Volt 0,2 ms S
G 6,667x 10-4 s
M
M 2,0166Volt
O
S 6,649x 10-4 s
OS 2 Volt
1 Volt 0,2 ms S
G 9,259x 10-4 s
M
M 3,0136Volt
O S
9,225 x 10-4 s
OS 3 Volt
1 Volt 0,2 ms S
G 10
-4 s M
M 0,526 Volt
O
S 9,994x 10-5 s
OS 1 Volt
Lampiran 4
Data hasil pengukuran nilai tegangan dan arus RL
Hasil
pengukuran Nilai RL
RL1 (1000 Ω) RL2 (3000 Ω) RL3 (2000 Ω)
Tegangan Teori
(Matematis)
2,4 Volt 4 Volt 3,428 Volt
Rangkaian
Asli 2,4 Volt 4 Volt 3,49 Volt
Rangkaian
Thevenin 2,34 Volt 3,93 Volt 3,49 Volt
Arus Teori
(Matematis) 2,4 x 10
-3 A 1,33 x 10-3 A 1,714 x 10-3 A
Rangkaian
Asli 0,77 mA 0,76 mA 0,77 mA
Rangkaian
Thevenin 0,77 mA 0,77 mA 0,77 mA