• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS PENDEKATAN CTL DENGAN PEMODE (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EFEKTIFITAS PENDEKATAN CTL DENGAN PEMODE (1)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS PENDEKATAN CTL DENGAN PEMODELAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT DINAS

Oleh: Siti Nuyani SMP Negeri 1 Temayang

Jalan Raya Temayang Km. 25 Bojonegoro (0353)7711706 e-mail: nuryanisiti43@yahoo.co.id

Abstrak: Kemampuan siswa SMP dalam menulis surat dinas masih rendah. Siswa masih belum menulis surat sesuai dengan ketentuan terutama pada penulisan maupun penggunaan bahasa. Hal ini disebabkan guru dalam melaksanakan pembelajaran masih konvensional. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis surat dinas melalui pendekatan CTL dengan pemodelan. Kelebihan pendekatan ini adalah guru dapat mengaitkan pembelajaran dengan peristiwa nyata yang dialami siswa. Selain itu, dengan mengamati model, siswa mampu mengkonstruksi sendiri penulisan surat yang benar. Pendekatan CTL ini mencakup tujuh komponen utama. yang meliputi: pembentukan kelompok belajar (masyarakat belajar), memberikan model (modeling), melalui diskusi siswa membahas contoh surat (bertanya), dari model, siswa menemukan sistematika dan penulisan surat dinas (inkuiri), siswa menyusun surat dinas (konstruktivisme), terakhir guru melakukan penilaian (penilaian yang sebenarnya). Setelah diberikan tindakan sebanyak dua siklus, kemampuan menulis surat dinas siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Pada refleksi awal 8 siswa (25,8%) yang memperoleh nilai sesuai KKM atau 75 ke atas dengan rata-rata 67,26. Setelah dilaksanakan tindakan, maka dari 31, yang memperoleh nilai 75 ke atas 28 siswa atau 90,32% dengan rata-rata sebesar 87,26. Dengan demikian, pendekatan ini mampu meningkatkan kemampuan siswa sebesar 64,52%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan CTL dengan pemodelan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis surat dinas.

Kata kunci: CTL, pemodelan, surat resmi

Menurut Soedjito, surat adalah sarana komunikasi tulis untuk menyampaikan informasi kepada pihak lain (2009:1). Sedangkan menurut Marjo dalam Warsiman (2010:73), surat adalah salah satu alat komunikasi tertulis dari salah satu pihak yang ditujukan kepada pihak lain untuk menyampaikan pesan atau warta. Selain itu, surat juga diartikan sebagai salah satu alat komunikasi tertulis untuk mengadakan hubungan dengan pihak lain (Warsiman, 2010:74). Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa surat adalah bentuk komunikasi tertulis yang disampaikan dari satu pihak kepada pihak lain yang berisi pesan atau informasi.

Jenis surat sangat banyak, baik berdasarkan isi dan asal, menurut maksud dan tujuan, wujud, sasaran, dan sebagainya. Depdiknas (2004:39) menyebutkan bahwa jenis surat berdasarkan bentuk, isi, dan bahasanya digolongkan atas tiga jenis, yaitu surat pribadi, surat dinas, dan surat niaga.

(2)

Rendahnya kemampuan siswa ini disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya karena guru dalam melaksanakan proses pembelajaran masih melaksanakan pembelajaran yang konvensional. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan tidak melibatkan semua siswa dalam pembelajaran.

Situasi pembelajaran ini, mengakibatkan prestasi belajar siswa rendah. Hal ini diketahui dari hasil tes. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM hanya 8 dari 31 siswa atau hanya 25,8%.

Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis surat dinas tersebut, peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan pemodelan surat dinas.

Peneliti menggunakan pendekatan CTL karena dianggap cocok untuk mengatasi permasalahan tersebut. Menurut Trianto (2010:107), pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Sedangkan menurut Nur dalam Tim Unesa (2012:34) menyatakan, bahwa pengajaran kontekstual memungkinkan siswa mengaitkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka agar siswa dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang disimulasikan. Jadi, pengajaran dan pembelajaran kontekstual adalah konsep pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan materi pelajarannya dengan situasi nyata dan untuk memotivasi siswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Peneliti menerapkan tujuh komponen CTL. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Trianto (2010:111) bahwa pendekatan CTL memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme (constructivism), inkuiri (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), penilaian sebenarnya (authentic assessment). Lebih lanjut Trianto menyatakan bahwa sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan CTL jika menerapkan ketujuh prinsip tersebut dalam pembelajarannya. Menurut Depdiknas dalam Trianto (2010:111), CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimana pun keadaannya.

Dalam proses pembelajaran, peneliti menerapkan ketujuh komponen CTL tersebut. Salah satu komponen CTL yang ditekankan adalah pemodelan. yaitu dengan menghadirkan model beberapa surat dinas sebagai contoh dalam pembelajaran. Dengan mengamati model yang dicontohkan, diharapkan siswa lebih mudah dalam memahami dan menirukan model yang ditampilkan.

Seperti yang dikemukakan oleh Trianto (2010:53) bahwa ada dua alasan yang mendasari penerapan pemodelan. Pertama adalah untuk mengubah perilaku baru peserta didik melalui pengamatan model dan yang kedua untuk mendorong perilaku peserta didik tentang apa yang dipelajari memperkuat atau memperlemah hambatan. Lebih lanjut Trianto juga menjelaskan bahwa pemodelan merupakan salah satu langkah penting pelatihan peserta didik dalam melatihkan keterampilan proses (2010:53)

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

(3)

menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-D Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012-2013, mulai bulan Agustus hingga bulan Desember 2012. Pelaksanaan tindakan dilakukan setelah pelaksanaan Ulangan Tengah Semester selama satu bulan, yaitu mulai tanggal 22 Oktober 2012 sampai tanggal 17 November 2012.

Prosedur Penelitian

Kegiatan tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Kegiatan setiap siklus dimulai dengan perencanaan lalu melaksanakan tindakan. Selama pelaksanaan tindakan, dilakukan pengamatan. Selanjutnya peneliti bersama kolaborator mengadakan refleksi.

Siklus pertama merupakan tindakan atas ketidakpuasan hasil pembelajaran saat pra-PTK. Peneliti menggunakan pendekatan CTL dalam kegiatan pembelajarannya dengan penekanan pemberian model surat dinas. Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pada siklus berikutnya pendekatan pembelajaran yang digunakan sama, perbedaannya terletak pada pengembangan pembelajaran sebagai hasil refleksi dari siklus sebelumnya.

Prosedur tindakan penelitian kelas dilaksanakan sebagai berikut: Perencanaan

Sebelum melaksanakan tindakan peneliti menyusun perencanaan yang meliputi: 1) Menyusun skenario pembelajaran bersama guru kolaborator

2) Menyiapkan instrumen penelitian, yang meliputi Lembar Observasi Kegiatan Guru dan Lembar Observasi Aktivitas Siswa

3) Menyiapkan materi ajar, media pembelajaran, dan LKS

4) Menyiapkan soal untuk menguji kemampuan siswa menyusun surat dinas. Tindakan

Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan RPP. Kegiatan ini untuk memperoleh data tentang peningkatan kemampuan siswa dalam menulis surat dinas. Pelaksanaan pemberian tindakan pada setiap siklus dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Siswa dikelompokkan mejadi 6 kelompok (masyarakat belajar).

b) Guru memberikan model surat dinas kepada setiap kelompok (pemodelan). c) Siswa mencermati sistematika maupun penggunaan bahasa surat dinas (inkuiri). d) Siswa berdiskusi (bertanya, inkuiri, konstruktivisme)

e) Perwakilan kelompok menyampaikan hasilnya dan kelompok lain menanggapi (bertanya).

g). Guru bersama siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa dan meluruskan kesalahan pemahaman (bertanya, penilaian).

f) Guru memberi penghargaan kepada siswa/kelompok yang kinerjanya bagus. g) Siswa bersama guru atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran

(konstruktivisme).

h) Guru bersama siswa melakukan refleksi (refleksi)

i) Selama pembelajaran guru melakukan penilaian (penilaian yang sebenarnya) Observasi

(4)

terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan pedoman lembar observasi aktivitas siswa.

Refleksi

Selesai melaksanakan tindakan, peneliti bersama kolaborator melakukan refleksi dari semua data yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan. Data tersebut dari hasil observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa, hasil LKS, hasil tes, dan hasil penilaian diri. Kegiatan refleksi meliputi kegiatan mengkaji, melihat, mempertimbangkan, hasil atau dampak dari pelaksanaan tindakan. Berdasarkan hasil refleksi, peneliti melakukan revisi atau perbaikan terhadap rencana pembelajaran untuk siklus berikutnya.

Jika hasil LKS dan hasil tes siswa tersebut belum memenuhi target atau indikator yang telah ditetapkan, akan dilakukan tindakan siklus II. Masalah-masalah yang timbul, dicarikan alternatif pemecahannya pada siklus II. Sedangkan kelebihan-kelebihannya akan dipertahankan dan ditingkatkan lagi pada siklus II.

Pengumpulan Data

Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan non tes.

Bentuk instrumen berupa tes. Pada siklus I berupa soal jawaban benar salah yang berjumlah 20. Setiap soal diberi skor 1. Sedangkan pada siklus II berupa tes pilihan ganda dengan jumlah soal 20. Setiap soal diberi skor 1. Tes ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa secara perorangan dalam menulis surat dinas. Nilai siswa diperoleh dengan menggunakan rumus:

Jumlah skor yag diperoleh siswa

Nilai siswa = --- X 100 Skor maksimal

Instrumen nontes digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data kualitatif. Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

a). Lembar observasi kegiatan guru.

Lembar observasi kegiatan guru digunakan oleh observator untuk mengamati guru selama pelaksanaan tindakan berlangsung apakah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran CTL.

b). Lembar observasi kegiatan siswa

Lembar observasi kegiatan siswa dipakai untuk mengamati perilaku, sikap, dan respon siswa dalam proses pembelajaran secara klasikal.

c). Lembar penilaian diri

Penilaian diri (self assessment) ini dipakai untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi menulis surat dinas.

Teknik Pengumpulan Data

(5)

Teknik pengumpulan data nontes dilakukan melalui observasi kegiatan guru, observasi terhadap aktivitas siswa, dan penilaian diri. Observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa dilakukan oleh obsrvator selama proses pembelajaran berlangsung dengan berpedoman pada lembar observasi. Pengumpulan data melalui penilaian diri dilaksanakan setelah kegiatan pemberian tindakan berakhir.

Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis. Analisis adalah proses penelaahan permasalahan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif dari data yang telah dikumpulkan dari instrumen yang ada.

Analisis data secara kuantitatif diperoleh dari hasil tes. Kemampuan siswa dalam menulis surat dinas dihitung dari jumlah nilai dalam satu kelas dibagi jumlah siswa, lalu ditentukan presentase tingkat ketuntasan siswa secara klasikal. Hasil presentase ini, dibandingkan antara tes awal dengan hasil siklus I. Hasil ini akan memberikan gambaran mengenai presentase peningkatan kemampuan siswa dalam menulis surat dinas.

Sedangkan analisis data secara kualitatif dilakukan dengan cara menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan melalui observasi dan penilaian diri. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan, dan menyimpulkan. Kegiatan penelaahan ini dilakukan sejak awal data dikumpulkan. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan metode CTL dengan memberikan model surat dinas yang diterapkan oleh guru.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Siklus I

Setelah dilaksanakan tindakan dan observasi pada siklus I, maka dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan siswa dalam menulis surat dinas mengalami peningkatan yang sangat signifikan dan peningkatannya sudah melebihi indikator yang ditetapkan peneliti. Dari 31 siswa yang mengikuti tes, yang memperoleh nilai di atas KKM atau di atas 75 sebanyak 26 siswa atau sebesar 83.87% atau meningkat dari 8 siswa (25.8%). Nilai rata-rata siswa juga meningkat, dari 67.26 pada refleksi awal meningkat menjadi 78.23 pada siklus I.

Dari hasil penilaian diri dapat diketahui bahwa siswa yang memahami menulis surat dinas sebanyak 10 siswa dan yang sangat memahami sejumlah 21 siswa.

Dari hasil observasi kegiatan siswa dapat diketahui bahwa keaktifan siswa memperoleh skor 73 atau 78,5% dengan kriteria baik; keberanian siswa mendapat skor 67 atau 72% dengan kriteria baik; kesungguhan siswa dalam mengikuti pembelajaran hanya memperoleh skor 60 atau 64,5% dengan kriteria cukup baik; sedangkan kerja sama siswa dalam berdiskusi memperoleh skor 70 atau 75,3% dengan kriteria baik.

Sedangkan dari hasil observasi aktivitas guru menujukkan hasil yang baik. Pertemuan I dengan skor 70,45%, pertemuan II 77,27%, dan pertemuan III dengan jumlah skor 81,82%.

Peneliti bersama observer berkesimpulan bahwa pemberian tindakan pada siklus I sudah baik dan telah memenuhi bahkan telah melampaui indikator yang telah ditetapkan. Namun, peneliti masih ingin meningkatkan lagi kemampuan siswa dalam menulis surat dinas dengan melakukan tindakan siklus II.

(6)

Setelah menyusun rencana tindakan pada siklus II, peneliti melaksanakan tindakan. Observer melakukan pengamatan selama pemberian tindakan berlangsung. Setelah pemberian tindakan, peneliti bersama observer melakukan refleksi.

Dari hasil refleksi diketahui bahwa tingkat kemampuan siswa dalam menulis surat dinas mengalami peningkatan meskipun peningkatannya sedikit. Dari 31 siswa yang mengikuti tes, yang memperoleh nilai di atas KKM atau di atas 75 sebanyak 28 siswa, meningkat 2 siswa dari siklus I, atau sejumlah 90,3% dengan rata-rata nilai 87,26.

Dari hasil penilaian diri dapat diketahui bahwa siswa yang memahami menulis surat dinas sebanyak 6 siswa dan yang sangat memahami menulis surat dinas sejumlah 25 siswa.

Dari hasil observasi kegiatan siswa dapat diketahui bahwa keaktifan siswa memperoleh skor 78 atau 83,9% dengan kriteria baik; keberanian siswa mendapat skor 79 atau 84,9% dengan kriteria sangat baik; kesungguhan siswa dalam mengikuti pembelajaran hanya memperoleh skor 81 atau 87,1% dengan kriteria sangat baik; sedangkan kerja sama siswa dalam berdiskusi memperoleh skor 81 atau 87,1% dengan kriteria sangat baik.. Sedangkan dari hasil observasi aktivitas guru menujukkan hasil yang sangat baik. Pertemuan I dengan skor 86,36%, pertemuan II 88,63%, dan pada pertemuan III jumlah skor 93,18%.

Peneliti bersama observer berkesimpulan bahwa pemberian tindakan pada siklus II sudah baik dan mengalami peningkatan meskipun sedikit.

Pembahasan

Setelah siswa diberikan materi tentang menulis surat dinas, serta dilakukan penilaian, maka dari hasil penilaian atau refleksi awal dapat diketahui bahwa kemampuan menulis surat dinas siswa masih rendah. Hal ini bisa diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai sesuai KKM hanya berjumlah 8 atau 25,8% dengan nilai rata-rata 67,26. Untuk lebih jelasnya seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Penjawab Benar pada Refleksi Awal Jumlah Tes

F = Frekuensi Penjawab Benar CF = Frekuensi Meningkat

(7)

Setelah diadakan tindakan pada siklus I, hasil penilaiannya sudah mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sejumlah 26 siswa atau sebesar 83.87% dengan nilai rata-rata 78.23, seperti yang tergambar pada tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Penjawab Benar pada Tes Siklus I Jumlah Tes

F = Frekuensi Penjawab Benar CF = Frekuensi Meningkat

CF% = Presentase Frekuensi Meningkat

Setelah dilaksanakan tindakan siklus II dan diadakan tes, maka dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan siswa dalam menulis surat dinas mengalami peningkatan, meskipun peningkatannya tidak terlalu signifikan. Dari 31 siswa yang mengikuti tes, siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas sebanyak 28 siswa atau sebesar 90.32% dengan nilai rata-rata 87.26. Untuk lebih jelasnya seperti yang tertera pada tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Penjawab Benar pada Siklus II Jumlah Tes

F = Frekuensi Penjawab Benar CF = Frekuensi Meningkat

CF% = Presentase Frekuensi Meningkat

(8)

peningkatan dan penurunan kemampuan siswa yang diperoleh pada refleksi awal, siklus I dan siklus II, maka dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Peningkatan dan Penurunan Penjawab Benar pada Refleksi Awal, Siklus I, dan Siklus II Jumlah

Tes

Jumlah

Jwb Benar Nilai

Refleksi

Awal Siklus I Siklus II

Peningkatan/ Dari tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa siswa yang mampu menulis surat dinas mengalami peningkatan yang sangat signifikan, terutama pada siklus I. Siswa yang tuntas pada refleksi awal hanya berjumlah 8 siswa atau sebesar 25.8%, siklus I berjumlah 26 siswa atau sebanyak 83.87%, dan siklus II sebanyak 28 siswa atau sebesar 90.32%. Sementara itu, siswa yang belum tuntas atau belum mampu menulis surat dinas cenderung mengalami penurunan. Pada refleksi awal, siswa yang tidak tuntas sebanyak 23 atau sebesar 74.19%, pada siklus I, siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa atau 16.13%, dan siklus II turun lagi menjadi 3 siswa atu 9.67%. Jika hasil peningkatan dan penurunan jumlah siswa yang mampu menulis surat dinas dibuat grafik, maka dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 4.5

Peningkatan Siswa yang Mampu Menulis Surat Dinas

Grafik 4.6

(9)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan pemodelan mampu meningkatkan kemampuan menulis surat dinas siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1 Temayang Tahun Pelajaran 2012/2013. Kemampuan siswa dalam menulis surat dinas meningkat 64,12%. Pada refleksi awal siswa yang tuntas hanya 8 siswa atau 25,8%, setelah diadakan tindakan sebanyak dua siklus maka jumlah siswa yang tuntas menjadi 28 atau 90,32%.

Saran

Dalam melaksanakan pembelajaran menulis surat resmi, guru Bahasa Indonesia hendaknya menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan pemodelan kepada siswanya. Dengan demikian siswa memiliki kemampuan menulis surat dinas dengan bahasa dan sistematika yang benar.

DAFTAR RUJUKAN

Depdiknas. 2004. Panduan Materi SMP/MTs Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2003/2004. Pusat Penilaian Pendidikan, Badan Peelitian dan Pengembangan Depdiknas.

Soedjito. 2010. Terampil Menulis Surat Resmi Bahasa Indonesia. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Universitas Negeri Surabaya. 2012. Materi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Bahasa Indonesia. Surabaya.

Gambar

Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Penjawab Benar pada Refleksi Awal
Tabel 4.3Distribusi Frekuensi Penjawab Benar pada Siklus II
Grafik 4.6KESIMPULAN DAN SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Menyerahkan CD yang berisikan Skripsi / TA, artikel hasil penelitian dalam format Word, PDF dan PPT ( CD di tempel Cover di beri Judul, Nama, Nim, Prodi)3. Mengisi biodata

Panitia Pengadaan Barang / Pekerjaan Konstruksi / Jasa lainnya pada Dinas Kesehatan Kabupaten pati akan melaksanakan Pelelangan umumb. dengan pascakualifikasi untuk

menyebabkan penurunan jumlah barang yang diminta dalam jumlah yang besar demikian juga dengan efek substitusi.  Sebaliknya, jika suatu barang

Sistem informasi akuntansi dikatakan memadai jika didalamnya terkandung karakteristik dan unsur-unsur sistem informasi akuntansi itu sendiri. Karakteristik sistem informasi

1) Menerima data calon pelanggan dari salesman dan order, memeriksa kelengkapan data-data pelanggan yang dibutuhkan perusahaan. Jika berkas lengkap maka dibuatkan

Deskripsi Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Berupa Dongeng “Balas Budi Sang Rusa” Siswa Kelas VII SMP Negeri 1, Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, Tahun Ajaran 2007/2008 apabila

Penerjemahan idiom dapat dilakukan dengan menerjemahkan idiom menjadi idiom, menerjemahkan idiom menjadi bukan idiom dengan menjaga kesepadanan makna agar pesan bahasa sumber

Keluhan yang dirasakan oleh ibu dapat dikatan normal yang terjadi pada ibu bersalin dan tidak ada kesenjangan teori dengan hasil pemeriksaan , hasil pemeriksaan menunjukkan ibu