• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Tolerance of Ambiguity dengan Job Involvement pada Karyawan PT. X yang Bergerak Dibidang Penyiaran Televisi Regional Sumatera Utara Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Tolerance of Ambiguity dengan Job Involvement pada Karyawan PT. X yang Bergerak Dibidang Penyiaran Televisi Regional Sumatera Utara Chapter III V"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan serangkaian prosedur atau kegiatan ilmiah

tersistematis yang dipersiapkan secara matang dalam rangka mencapai sasaran

serta tujuan pemecahan masalah dalam sebuah penelitian yang dilakukan.

Didalam metodologi penelitian akan diuraikan metode-metode yang merupakan

pendekatan praktis dalam sebuah penelitian.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan

pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah menggunakan metode

statistika (Azwar, 2013). Selanjutnya jenis penelitian yang digunakan adalah

jenis penelitian korelasional yang tujuannya untuk melihat ada atau tidaknya

hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Dalam

penelitian ini, peneliti ingin melihat hubungan antara variabel bebas yaitu

tolerance of ambiguity dengan variabel tergantung job involvement terhadap

karyawan PT. X yang bergerak di bidang penyiaran televisi Regional

Sumatera Utara.

B. Identifikasi Variabel

Variabel merupakan atribut dari suatu bidang keilmuan atau kegiatan

(2)

Dalam penelitian ini variabel-variabel penelitian yang digunakan terdiri dari

variabel dependen dan variabel independen.

Berikut diidentifikasi variabel-variabel penelitian:

1. Variabel Dependen

Variabel tergantung atau variabel dependen merupakan suatu variabel

yang akan dipengaruhi variabel lain (Azwar, 2013). Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel independennya yaitu job involvement.

2. Variabel Independen

Variabel bebas atau variabel independen merupakan suatu variabel

penelitian yang diukur untuk mengetahui efeknya atau pengaruh terhadap

variable lain (Azwar, 2013). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

dependen yaitu tolerance of ambiguity.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang

dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik dari variabel tersebut yang

dapat diamati (Azwar, 2013). Dalam penelitian ini definisi operasional dari

variable-variabelnya adalah sebagai berikut:

1. Job Involvement

Job Involvement adalah tingkat keterlibatan karyawan dalam menekuni

atau memandang serta menggunakan waktu dan tenaga untuk

(3)

hal yang penting. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala job

involvement. Total skor yang dihasilkan menggambarkan tingkat job

involvement yang dimiliki oleh karyawan. Semakin tinggi total skor yang

diperoleh pada skala job involvement maka semakin tinggi tingkat job

involvement yang ditampilkan karyawan dalam bekerja. Sebaliknya,

semakin rendah total skor pada skala job involvement maka semakin

rendah tingkat job involvement yang ditampilkan karyawan saat bekerja.

2. Tolerance of Ambiguity

Tolerance of Ambiguity adalah respon yang dimunculkan individu dalam

bentuk sikap dan perilaku terhadap situasi atau kondisi ambigu yang

dihadapi saat bekerja. Tolerance of ambiguity diukur dengan

menggunakan skala tolerance of ambiguity. Skor yang diperoleh dari skala

menunjukkan tinggi atau rendahnya tolerance of ambiguity karyawan.

Semakin tinggi skor yang diperoleh dari skala, semakin tinggi pula

tolerance of ambiguity karyawan. Sebaliknya, semakin rendah skor yang

diperoleh dari skala, semakin rendah pula tolerance of ambiguity

karyawan.

D. Subjek Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan wilayah yang dikenai generalisasi yang terdiri atas

(4)

oleh pihak peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya melalui

penelitian yang dilakukan (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini, populasi

adalah seluruh karyawan PT. X yang bergerak di bidang penyiaran televisi

Regional Sumatera Utara yang berjumlah 86 orang.

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian, metode pengumpulan data mempunyai

tujuan untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti (Azwar,

2013). Untuk itu, peneliti penting untuk mempertimbangkan metode

pengumpulan data yang akan digunakan. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan Skala Likert yang disajikan dalam bentuk pernyataan yang

favorable dan sebagian yang unfavorable dengan empat alternatif jawaban

yang terdiri dari: sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan sangat

tidak sesuai (STS). Subjek penelitian akan diminta untuk memberikannya

respon terkait kesesuaian dan ketidaksesuaian dirinya dengan pernyataan yang

ada atau diajukan kepadanya.

1. Skala Job Involvement

Skala job involvement disusun berdasarkan dimensi pekerjaan yang

dikemukakan oleh Lodahl & Kejner (dalam Govender 2010), yaitu

Reponse to work, Expression of being job involved, Sense of duty, dan

Feeling about unfinished work and absenteeism. Skala ini terdiri dari

(5)

favourable merupakan pernyataan yang sesuai atau mendukung atribut

yang sedang diukur, sedangkan pernyataan unfavourable merupakan

pernyataan yang tidak sesuai atau tidak mendukung atribut yang diukur

(Azwar, 2012). Skor pilihan berada pada nilai 4 -1 untuk setiap pernyataan

yang mendukung (favorable) dan tidak mendukung (unfavorable). Bobot

penilaian untuk pernyataan mendukung (favorable) yaitu: SS=4, S=3,

TS=2, STS=1. Sedangkan, bobot penilaian untuk pernyataan yang tidak

mendukung (unfavorable) yaitu: SS=1, S=2, TS=3, STS=4.

Tabel 1. Blue Print Skala Job Involvement

Variabel Dimensi Aitem Jumlah Bobot

(6)

2. Skala Tolerance of ambiguity

Skala tolerance of ambiguity disusun berdasarkan teori tolerance of

ambiguity yang dikemukakan oleh Budner (1962). Skala ini terdiri dari

pernyataan yang berbentuk favorable dan unfavorable. Pernyataan

favourable merupakan pernyataan yang sesuai atau mendukung atribut

yang diukur, sedangkan pernyataan unfavourable merupakan pernyataan

yang tidak sesuai atau tidak mendukung atribut yang diukur (Azwar,

2012). Skor pilihan berada pada nilai 4 -1 untuk setiap pernyataan yang

mendukung (favorable) dan tidak mendukung (unfavorable). Bobot

penilaian untuk pernyataan mendukung (favorable) yaitu: SS=4, S=3,

TS=2, STS=1. Sedangkan, bobot penilaian untuk pernyataan yang tidak

mendukung (unfavorable) yaitu: SS=1, S=2, TS=3, STS=4.

Tabel 2.Blue Print Skala Tolerance of Ambiguity

Variabel Aspek

No.Aitem

Jumlah Bobot Favorable Unfavorable

Tolerance Of Ambiguity

Novelty 3,6,9,,19 12,15,17 7 30%

Complexity 1,8,10,13,18,21 4,23 8 35%

Insolubility 2,5,7,14,16,20 11,22 8 35%

(7)

F. Uji Coba Alat Ukur 1.Validitas Alat Ukur

Validitas alat ukur adalah sejauh mana skala tersebut dapat

menghasilkan data yang akurat dan cermat sesuai dengan tujuan ukurnya.

Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat

ukur tersebut menghasilkan data yang relevan dengan tujuan pengukuran.

Sebaliknya alat ukur yang tidak menghasilkan data yang sesuai dengan

tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah

(Azwar, 2012).

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

tampang (face validity) dan validitas isi (content validity). Validitas

tampang merupakan hal yang penting dalam membuat skala karena

tampilan skala akan membangkitkan minat subjek untuk menjawab dengan

kesungguhan hati. Sedangkan validitas isi merupakan suatu estimasi untuk

melihat sejauh mana aitem-aitem skala mewakili aspek-aspek dalam

keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur dan sejauh mana

aitem-aitem skala mencerminkan indikator keperilakuan yang hendak

diukur (Azwar, 2012).

Validitas tampang berusaha dicapai dengan penyajian alat ukur

yang rapi, jelas, serta menarik agar subjek dapat mengisi aitem-aitem

dalam skala dengan konsisten. Validitas isi diusahakan dengan pengujian

(8)

judgement dilakukan dengan cara berkonsultasi dengan pihak lain yang

lebih mengerti tentang pembuatan alat ukur dan variabel yang akan diukur.

2. Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil yang diperoleh dari suatu

pengukuran dapat dipercaya. Menurut Azwar (2012), reliabilitas dicapai

apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang

sama diperoleh hasil yang relatif sama. Uji reliabilitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan konsistensi internal (Cronbach’s

Alpha Coeffecient), yaitu suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu

kali pengenaan tes tunggal pada sekelompok individu sebagai subjek

dengan tujuan untuk melihat konsistensi antar aitem atau antar bagian

dalam skala menggunakan SPSS 17.0 for Windows.

3. Uji Daya Diskriminasi Aitem

Daya diskriminasi aitem merupakan sejauh mana aitem mampu

membedakan antara individu yang memiliki atau tidak memiliki atribut

yang diukur. Parameter daya diskriminasi aitem adalah koefisien korelasi

aitem total, yaitu koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan

distribusi skor skala total, yang menunjukkan kesesuaian fungsi aitem

dengan fungsi skala. Dengan demikian, pemilihan aitem didasarkan pada

(9)

Pengujian daya diskriminasi aitem ini dilakukan dengan komputasi

koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu

kriteria yang relevan, yang dianalisis dengan bantuan komputerisasi SPSS

17.0 for Windows. Prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisien

korelasi aitem total yang dikenal dengan indeks daya beda aitem (Azwar,

2012).

Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem-total

menggunakan batasan rix 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien

korelasi minimal 0,30, dianggap memiliki daya diskriminasi yang

memuaskan. Aitem yang memiliki harga rix < 0,30 diinterpretasikan

sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah (Azwar, 2012).

G. Hasil Uji Coba Alat Ukur

1. Hasil Uji Coba Skala Job involvement

Hasil uji coba skala job involvement menunjukkan bahwa dari 28 aitem

terdapat 24 aitem yang memiliki daya beda yang memuaskan dengan nilai

reliabilitas sebesar 0,860. Hasil uji daya beda aitem ini menggunakan

batasan rix≥ 0,30. Skor aitem yang telah diukur bergerak dari 0.308-0.514

untuk setiap masing-masing aspek dari job involvement, yaitu aspek

reponse to work, aspek expression of being job involved, aspek sense of

(10)

Tabel 3. Blue Print Skala Job Involvement setelah Uji Coba

2. Hasil Uji Coba Skala Tolerance of Ambiguity

Hasil uji coba skala tolerance of ambiguity menunjukkan bahwa dari 23

aitem terdapat 21 aitem yang memiliki daya beda yang memuaskan

dengan nilai reliabilitas sebesar 0,866. Hasil uji daya beda aitem ini

menggunakan batasan rix ≥ 0,30. Skor aitem yang telah diukur bergerak

dari 0.313 - 0.600 untuk setiap masing-masing aspek tolerance of

(11)

Tabel 4. Blue Print Skala Tolerance of Ambiguity setelah Uji Coba

Variabel Aspek No.Aitem Jumlah F%

Favorable Unfavorable

Tolerance Of Ambiguity

Novelty 3,6,9,19 12,15,17 7 33,33%

Complexity 1,13,18,21 4,23 6 28,57%

Insolubility 2,5,7,14,16,20 11,22 8 38,09%

Total 21 100%

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 tahap. Ketiga tahap

tersebut adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan data.

1. Tahap Persiapan

a. Pembuatan alat ukur

Proses pembuatan alat ukur dimulai dengan menentukan dimensi

job involvement dan tolerance of ambiguity, kemudian peneliti

merumuskannya ke dalam indikator perilaku dan sejumlah aitem.

b. Evaluasi alat ukur

Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah mengevaluasi atau

memeriksa kembali aitem-aitem dalam alat ukur.Aitem- aitem

tersebut dievaluasi secara kualitatif dan kuantitatif. Evaluasi

kualitatif dilakukan dengan bantuan professional judgement

(12)

aspek variabel. Evaluasi kuantitatif dilakukan dengan menguji

coba alat ukur pada sejumlah partisipan.

c. Revisi alat ukur

Tahap selanjutnya, peneliti menguji reliabilitas aitem dan daya

beda aitem skala dengan menggunakan SPSS version 17 for

windows yang mana aitem-aitem yang memenuhi kriteria tetap

digunakan dan yang tidak akan dibuang.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah memperoleh aitem yang memenuhi syarat untuk

digunakan, peneliti kemudian melakukan pengambilan data ke PT. X

dengan memberikan skala tolerance of ambiguity dan skala job

involvement. Berdasarkan kesepakatan dengan pihak HRD di

perusahaan tersebut, penyebaran skala dilakukan oleh pihak HRD.

Skala penelitian diberikan peneliti kepada salah satu staff HRD dari

PT. X. Staff HRD tersebutlah yang nantinya akan membagikan skala

ke masing-masing karyawan di tiap divisi.

Penelitian ini menggunakan tryout terpakai yaitu data yang sudah

diperoleh dalam penyebaran skala juga digunakan sebagai data dalam

penelitian. Pertimbangan peneliti menggunakan tryout terpakai adalah

subjek penelitian merupakan orang yang sama, efisiensi waktu, biaya,

(13)

3. Tahap Pengolahan Data

Setelah data semua subjek terkumpul, maka data yang terkumpul akan

dianalisis dengan menggunakan program komputer SPSS version 17

for windows.

I. Metode Analisa Data

Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Analisa Data Deskriptif

Analisa data deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi

mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh

tanpa bermaksud untuk menguji hipotesa (Azwar, 2012). Dalam penelitian

ini analisa deskriptif berupa data mean dan standar deviasi yang digunakan

untuk mengetahui kategorisasi job involvement dan tolerance of ambiguity

karyawan. Analisa data deskriptif pada penelitian menggunakan program

SPSS version 17.0 for Windows.

2. Analisa Data Inferensial

Analisa data inferensial bertujuan untuk mengambil kesimpulan

dengan pengujian hipotesis (Azwar, 2012). Analisa inferensial dalam

penelitian ini adalah regresi linier sederhana. Analisa regresi digunakan

untuk memprediksi seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen

(14)

sederhana didasarkan pada hubungan kausal satu variabel independen

dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2012).

Sebelum dilakukan analisa data inferensial dengan regresi

sederhana, dilakukan uji asumsi terlebih dahulu, yaitu uji normalitas dan

uji linearitas.

a. Uji Normalitas

Uji regresi sederhana tidak dapat digunakan apabila data tidak

memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas pada penelitian ini

dilakukan untuk membuktikan bahwa data semua variabel yang berupa

skor-skor yang diperoleh dari hasil penelitian tersebar sesuai dengan

kaidah normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode

statistik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan bantuan

program SPSS 17.0 for Windows.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah garis regresi antara

variabel kriteria dan variabel prediktor membentuk garis linear atau

tidak. Apabila tidak memenuhi asumsi linearitas maka analisa regresi

tidak dapat dilanjutkan (Sugiyono, 2012). Uji linearitas dilakukan

dengan metode statistik Uji F melalui bantuan program SPSS 17.0 for

(15)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan memberikan gambaran umum mengenai subjek penelitian

danhasil penelitian yang berkaitan dengan analisa terhadap data penelitian.

Analisa data pada bab ini berkaitan dengan masalah yang akan dijawab maupun

variabel yang diteliti oleh peneliti serta berkaitan dengan analisa tambahan.

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah karyawan kantor PT. X yang bergerak

dibidang penyiaran televisi Regional Sumatera Utara yang berjumlah 86 orang.

Berikut ini deskripsi umum subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia,

dan masa kerja.

1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Penyebaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat

melalui tabel berikut:

Tabel 5. Penyebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase (%)

Laki-Laki 75 87,21

Perempuan 11 12,79

(16)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah subjek

penelitian yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 75 (87,21%) orang

dan berjenis kelamin wanita berjumlah 11 (12,79%) orang.

2. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia, subjek penelitian dapat dibagi menjadi dua

kelompok yaitu dewasa awal dan dewasa madya. Menurut Havighurst

(Papalia, Olds, & Feldman, 2007) rentang usia 20 - 40 tahun disebut masa

dewasa awal, sedangkan rentang usia 40 - 60 tahun disebut masa dewasa

madya. Deskripsi subjek berdasarkan usia terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Penyebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa subjek penelitian

yang berusia antara 20 - 40 tahun berjumlah 76 orang (88,37%),

sedangkan subjek penelitian yang berusia antara 40 - 60 tahun berjumlah

10 orang (11,63%).

Usia Jumlah (N) Persentase (%)

20-40 tahun 76 88,37

40-60 tahun 10 11,63

(17)

3. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja

Berdasarkan masa kerja, berikut ini dijelaskan gambaran umum

subjek penelitian berdasarkan masa kerjanya di PT.X.

Tabel 7. Penyebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja Jumlah (N) Persentase (%)

1 – 4 tahun 69 80,23

5 – 8 tahun 17 19,77

Total 86 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 69 orang yang masa

kerjanya berkisar antara 1 sampai 4 tahun (80,23%) dan 17 orang yang

masa kerjanya antara 5 sampai 8 tahun (19,77%).

B. Hasil Uji Asumsi

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan analisis regresi linear

sederhana. Sebelum melakukan analisis tersebut maka terlebih dahulu

dilakukan uji asumsi penelitian yang bertujuan untuk melihat bagaimana

distribusi data penelitian. Uji asumsi dalam penelitian ini meliputi uji

normalitas dan uji linieritas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk membuktikan bahwa data semua variabel

yang berupa skor-skor yang diperoleh dari hasil penelitian tersebar secara

(18)

Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Prinsip yang digunakan yaitu jika p >

0.05 maka sebaran data normal, sedangkan jika p < 0.05 maka sebaran

data tidak normal.

Tabel 8. Uji Normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Variabel p

Job Involvement 0,316

Tolerance of ambiguity 0,374

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh bahwa nilai p pada variabel job

involvement adalah 0,316 yang menunjukkan bahwa data terdistribusi

secara normal. Nilai p pada variabel tolerance of ambiguity yaitu 0,374

menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal.

2. Uji Linieritas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas, yakni

tolerance of ambiguitymemiliki hubungan linear atau tidak terhadap

variabel tergantung, yaitu job involvement. Prinsip yang digunakan dalam

uji linearitas adalah jika p < 0,05 maka hubungan antaravariabel bebas

dengan variabel tergantung dinyatakan linear, sebaliknya jika p > 0,05

berarti hubungan antar variabel bebas dan variabel tergantung dinyatakan

tidak linear (Azwar, 1999). Hasil uji linearitas dapat dijelaskan pada tabel

(19)

Tabel 9. Uji Linieritas Tolerance of Ambiguity dengan Job Involvement

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai p untuk linearity <

0,05 yaitu sebesar 0,024 dan nilai p untuk deviation from linearity > 0,05,

yaitu sebesar 0,700. Dengan demikian, tolerance of ambiguity

berhubungan secara linear dengan job involvement.

C. Hasil Utama Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara tolerance of ambiguity dengan job involvement pada

karyawan PT. X. Untuk menguji hubungan antara tolerance of

ambiguitydengan job involvement, peneliti menggunakan analisis regresi

sederhana dengan bantuan aplikasi komputer SPSS 17.0 for Windows. Hasil

pengolahan data dijelaskan dengan tabel berikut:

Tabel 10. Hasil Analisis Regresi Sederhana

Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel tolerance of ambiguity

(20)

determinan (R2) sebesar 0,064 atau 6,4%. Hal ini berarti bahwa variabel

tolerance of ambiguity memberikan pengaruh sebesar 6,4% terhadap job

involvement karyawan. Sedangkan sisanya 93,6% dipengaruhi oleh faktor lain

yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh bahwa nilai F sebesar 5,716 dan

nilai p < 0,05, yaitu sebesar 0,019. Hal ini menunjukkan bahwa tolerance of

ambiguity memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan job involvement.

Dengan demikian, hipotesis utama dalam penelitian ini ditolak dan hipotesa

null diterima, yaitu tidak ada hubungan positif antara tolerance of ambiguity

dengan job involvement pada karyawan PT.X. Selanjutnya hasil analisis

koefisien regresi adalah sebagai berikut.

Tabel 11. Hasil Analisis Koefisien Regresi

Model

Koefisien Regresi

Konstan 92,269

Kualitas Layanan -0,235

Persamaan garis regresi linear sederhana adalah Y = a + bX dengan Y

melambangkan job involvement, X melambangkan tolerance of ambiguity, a

merupakan harga konstan ketika X = 0, dan b merupakan koefisien regresi

yang menunjukkan peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang

didasarkan pada perubahan variabel independen.

Berdasarkan tabel di atas, maka persamaan garis regresi linear

(21)

menunjukkan bahwa jika tolerance of ambiguity (X) bernilai nol, maka job

involvement (Y) bernilai positif sebesar 92,269. Koefisien regresi -0,235

menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 satuan tolerance of ambiguity akan

menurunkan job involvement karyawan sebesar 0,235.

D. Hasil Analisa Tambahan 1. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian dilampirkan untuk mengetahui karakteristik

data pokok yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Deskripsi

data pokok yang dilampirkan adalah perbandingan rerata empiris dan

rerata hipotetik penelitian dan distribusi skor perolehan berdasarkan

kategori tertentu.

Rerata empiris diperoleh dari respon subjek, sedangkan rerata

hipotetik diperoleh dari rerata yang kemungkinan diperoleh subjek atas

jawaban skala yang diberikan. Dalam penelitian ini skala yang diberikan

adalah skala job involvement dan skala tolerance of ambiguity.

a. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Job Involvement

Setelah dilakukan uji reliabilitas, dihasilkan sebanyak 24 aitem yang

memenuhi persyaratan untuk kemudian dianalisis menjadi data

penelitian dengan rentang skor 1 sampai 4 sehingga dihasilkan skor

minimum 24 dan skor maksimum 96. Berdasarkan hasil penelitian

diperoleh total skor minimum 53 dan skor maksimum 94. Hasil

(22)

Tabel 12. Data Hipotetik dan Data Empirik Job Involvement

b. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Tolerance of Ambiguity

Setelah dilakukan uji reliabilitas, dihasilkan sebanyak 21 aitem yang

memenuhi persyaratan untuk kemudian dianalisis menjadi data

penelitian dengan rentang skor 1 sampai 4 sehingga dihasilkan skor

minimum 21 dan skor maksimum 84. Berdasarkan hasil penelitian

diperoleh total skor minimum 45 dan skor maksimum 83. Hasil

perhitungan mean empirik dan mean hipotetik tolerance of ambiguity

dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 13.Data Hipotetik dan Data Empirik Tolerance of Ambiguity

Variabel N

Norma kategorisasi yang digunakan pada job involvement adalah

(23)

Tabel 14. Norma Kategorisasi Job Involvement

standar deviasi 12 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah

sebagai berikut:

subjek memiliki job involvement yang rendah, 24,42% subjek

penelitian memiliki job involvement sedang, dan 75,58% subjek

penelitian memiliki job involvement tinggi.

b. Kategorisasi Tolerance of Ambiguity

Norma kategorisasi dalam penelitian ini menggunakan

pertimbangan standar error pengukuran. Norma kategorisasi dari

(24)

Tabel 16. Norma Kategorisasi Tolerance of Ambiguity

standart deviasi sebesar 8,12, dan nilai α = 0,05, maka kategorisasi

dari variabel tolerance of ambiguity adalah sebagai berikut:

Tabel 17. Kategorisasi Tolerance of Ambiguity

Rentang Nilai Kategorisasi Jumlah Persentase (%)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa subjek yang

memiliki tolerance of ambiguity sebesar 23,26% dan subjek yang

memiliki intolerance of ambiguity sebesar 23,26%. Untuk kategori

yang tidak tergolongkan tidak perlu dijelaskan atau

diklasifikasiakan karena tujuan awal dari penelitian ini hanya ingin

(25)

E. Pembahasan

Job involvement adalah sikap seseorang untuk menilai atau

memandang pekerjaannya sebagai suatu hal yang sangat penting dan

mengerjakan pekerjaanya dengan sebaik mungkin serta mengoptimalkan

segalatenaga, bakat, pengetahuan, dan waktu yang dimilikinya (Lodahl dan

Kejner dalam Asnawi & Bachroni; 1999). Oleh karena itu, perusahaan harus

mampu mengetahui dan memperhatikan faktor-faktor apa saja yang dapat

mempengaruhi karyawan sehingga memiliki job involvement yang tinggi atau

rendah dalam bekerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi karyawan untuk

terlibat dengan pekerjaannya adalah bagaimana karyawan dalam merespon

pekerjaan yang dimiliki khususnya dalam situasi yang ambigu.

Tolerance of ambiguity adalah bentuk respon yang dibutuhkan

karyawan sehingga dapat bekerja dengan optimal. Tolerance of ambiguity

adalah suatu kecenderungan untuk memandang situasi yang ambigu sebagai

suatu situasi yang diinginkan dan mengatur suatu tindakan akan hal tersebut

(Budner, 1962). McLain (1993) juga menetapkan definisi tolerance

ofambiguity sebagai reaksi individu terhadap ransangan yang dianggap asing,

kompleks, tidak pasti, atau memiliki multitafsir (memiliki definisi ganda).

Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada

hubungan positif antara tolerance of ambiguity dengan job involvement pada

karyawan PT. X. Dari hasil penelitian diketahui bahwa hipotesa alternative

(26)

pada karyawan PT.X. Hal ini berarti bahwa semakin baik tolerance of

ambiguity yang dimunculkan karyawan saat bekerja, maka job involvement

karyawan justru akan semakin rendah.

Dari hasil di atas dapat dijelaskan penyebab dari hubungan negatif

antara tolerance of ambiguity dengan job involvement pada karyawan PT.X,

yaitu kondisi ambigu dianggap sebagai kondisi yang negaitif dan dapat

menurunkan performa kerja karyawan sehingga perlu diminimalisir atau

dihilangkan. Tolerance of ambiguity sebagai respon yang muncul dari dalam

diri individu dinilai tidak dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap

peningkatan job involvement karyawan dan justru menurunkan tingkat job

involvement karyawan. Hal ini dapat disebabkan karena dalam merespon

kondisi ambigu tersebut, individu akan cenderung mengalami stress, bingung,

dan membutuhkan waktu dalam menghadapi situasi ambigu dan ketika

menyelesaikan pekerjaannya, sehingga dapat berpengaruh terhadap penurunan

performa dan keterlibatan kerja karyawan (Brockner, Grover, & Blonder

dalam Srivastava 2005).

Kemudian, kondisi demokrafis berupa budaya juga dapat menjadi

salah satu faktor penyebab atau yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat

job involvement karyawan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sahni

dan Chadha (dalam Srivastava, 2005), terdapat perbedaan faktor yang

mempengaruhi job involvement pada orang india dan orang inggris. Dari hasil

penelitian diketahui bahwa tingkat job involvement subjek yang berasal dari

(27)

Sedangkan subjek dari Inggris, tingkat Job involvement mereka lebih

dipengaruhi oleh locus of control yang mereka miliki. Dengan demikian,

kondisi demografis juga dapat menjadi salah satu alasan atau faktor penyebab

hubungan negatif antara tolerance of ambiguity dengan job involvement pada

karyawan PT.X.

Selanjutnya dalam Srivastava (2005) dijelaskan bahwa tingkat job

involvement individu atau karyawan cenderung lebih dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan kerjanya. Dengan kata lain, kemungkinan variabel situasional

dalam mempengaruhi tingkat job involvement karyawan lebih besar daripada

variabel personal yang dimiliki karyawan, salah satunya adalah tolerance of

ambiguity. Variabel situasional, seperti kejelasan/hasil pekerjaaan, jenis

pekerjaan, hubungan baik sesama rekan kerja, perilaku positif dari supervisor

terhadap karyawan, kepercayaan dan dukungan atasan terhadap kinerja

karyawan, dan iklim organisasi yang baik merupakan faktor yang cenderung

lebih mempengaruhi tingkat job involvement karyawan dibandingkan variabel

tolerance of ambiguity yang merupakan faktor dari dalam diri individu (Mehta

dalam Srivastava 2005).

PT.X sendiri telah melakukan pengontrolan, pengelolaan dan

pencegahan agar karyawan dapat terhindar dari kondisi atau situasi ambigu

yang dapat menurunkan tingkat job involvement dari karyawan. Salah satunya

dengan cara membuat standar pekerjaan dan penilaian kerja karyawan atau

membuat job deskripsi yang jelas. Sehingga karyawan hanya perlu untuk

(28)

oleh salah satu pihak HRD dari hasil wawancara berikut bahwa pihak

perusahaan telah melakukan pengontrolan dan pengelolaan terhadap semua

hal yang berkaitan dengan tugas-tugas karyawan dalam bekerja. Hasil

wawancara tersebut adalah sebagai berikut:

“perusahan sudah mengatur dan mengontrol serta menstandartkan semua pekerjaan dari masing-masing karyawan di setiap divisi yang ada. SOP yang dibuat perusahaan dijelaskan dengan sejelas-jelasnya. Jadi pekerjaan dari masing-masing karyawan itu baik dan punya evaluasi yang positif setiap bulannya. Mereka mampu mengerjakan pekerjaan mereka dengan baik”

“Terus pimpinan juga nggak membiarkan karyawannya bekerja

sendiri dan menghadapi masalah dipekerjaannya sendiri. Pasti ada kondisi atau situasi ambigu yang nggak diinginkan muncul. Tapi itu tarafnya udah kecil dan bisa didiskusikan dengan karyawan dalam timnya atau langsung sama atasan. Kalau udah yang besar, itu langsung didiskusikan sama atasan. Suasana kerja juga udah diatur dari awal supaya nyaman dan enak buat kerja. Jadi sebelum situasi ambigu itu muncul, perusahaan udah coba mengontrol dan meminimalisir supaya nggak muncul. Yang terkadang buat mereka bingung paling urusan administrasi aja. Tapi sekarang juga udah nggak ada, mungkin karna udah terbiasa juga dibantu atau diajarkan sama temannya”

(wawancara, 28 Juli 2016)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa pihak

perusahaan telah melakukan upaya pengendalian agar hal-hal ambigu tidak

perlu muncul ketika karyawan sedang bekerja. Namun meski demikian, akan

muncul juga kondisi ambigu dengan taraf yang kecil dan dapat diselesaikan

secara cepat oleh masing-masing karyawan. Hal ini mempengaruhi tingginya

job involvement karyawan yang merasa nyaman bekerja ketika pekerjaan

mereka dapat berjalan dengan lancar tanpa harus berhadapan dengan situasi

(29)

Selain hasil wawancara dengan pihak HRD, peneliti juga melakukan

wawancara kepada dua karyawan dari PT.X. Berikut hasil wawancara yang

telah dilakukan kepada dua orang karyawan dari PT.X:

“gimana yah dek, kerjaan kami urusannya kan langsung sama masyarakat karena TV kabel ini. Terus kami kerjanya juga pake instruksi-instruksi gitu, dek. Jadi kerjanya juga harus detail dan sesuai dengan yang dimau sama atasan. Dari pada kenapa-kenapa atau kerjaan kami dibilang nggak beres, mending tunggu perintah dari bos aja dan sesuaikan sama kerjaannya. Kalau nanti ada yang aneh-aneh, kami laporkan sama atasan. Ntar dikasih solusinya sama mereka dan kami tinggal sesuaikan dan tambah-tambah sedikit kalau memang harus perlu dan nggak ada pilihan lain. Kami juga sering sih kerjain kerjaan itu sesuai sama apa yang kami pahami dan ngerti aja. Kayak nanti tiba-tiba ada masalah sama masyarakat, yah kami hadapi aja dek selagi kami bisa. Kalau memang udah nggak ada perubahan baru kami minta tolong atasan. Biar nggak ambigu atau aneh-aneh, kerjain sesuai SOP ajalah. Kurang lebihnya maklumnya atasan itu dan dikasih tau dia juganya itu”

(wawancara, 19 Juli 2016)

“Aduh yang begituan lagi. kerjakan ajalah apa yang harus dikerjakan, dek. Kalau abang prinsipnya gitu. Kalo bukan kerjaan kita, dibantu sih dibantu tapi sebisa kita aja. Jangan sok-sok lebih tahu dan ngerti. Nanti ternyata nggak sesuai, malah kita yang dimarah-marahi sama atasan. Mau kerjaan yang baru atau susah atau yang biasa, kerjain aja gitu. Bener atau nggaknya itu belakangan. Paling kalau salah diperbaiki lagi. Bos marahnya juga bentar ajanya, asalkan jangan dibantah aja dia gampang semuanya. Mudah kan dek? ambigu atau nggaknya tergantung kita yang memandangnya. Kalau abang semuanya sama ajanya itu. Kami pun paham juganya sama situasi kerja kami. Tahu mana yang jelas kerjaannya dan mana yang butuh kami fokus untuk selesaikannya. Cuma terkadang nanti nggak sesuai sama yang diinginkan bos. Makanya kalau abang mana yang mudah ajalah buat kerjaan beres. Kalo harus lurus-lurus, yah lurus. Kalau mesti rapi, yah rapi dikerjain. Mana bagusnya aja, dek.”

(wawancara, 19 Juli 2016)

Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh bahwa subjek merasa

(30)

Mengerjakan pekerjaan sesuai intruksi yang diberikan atasan adalah bentuk

melaksanakan pekerjaan dan keterlibatan kerja yang baik. Sehingga subjek

menunggu perintah atau instruksi atasan untuk dapat melaksanakan

pekerjaannya.

Dari hasil analisis deskriptif variabel tolerance of ambiguity, diperoleh

bahwa 23,26% subjek yang memiliki tolerance of ambiguity dan sisanya

tergolong ke dalam subjek yang memiliki intolerance of ambiguity dan subjek

yang tidak tergolongkan. Dari hasil analisis deskriptif variabel job

involvement, diperoleh bahwa rata-rata subjek penelitian memiliki tingkat job

involvement yang tinggi.

Hasil penelitian ini harus diinterpretasikan berdasarkan situasi saat

penelitian berlangsung. Data dikumpulkan pada awal bulan maret sampai

tanggal 19 Juli2016, sehingga hasil yang diperoleh mengenai tolerance of

ambiguity dan job involvement karyawan PT. X menggambarkan fenomena

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran-saran sehubungan dengan

hasil yang diperoleh dari penelitian. Pada bagian pertama dijabarkan hasil

penelitian, kemudian pada bagian terakhir akan dikemukakan saran-saran yang

mungkin dapat berguna bagi penelitian yang akan datang dengan tema serupa.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara tolerance of ambiguity

dengan job involvement pada karyawan PT.X.

2. Berdasarkan deskripsi data penelitian pada variabel job involvement,

diperoleh hasil bahwa rata-rata karyawan PT. X memiliki job involvement

yang tinggi.

3. Berdasarkan deskripsi data penelitian pada variabel tolerance of

ambiguity, diperoleh sebesar 23,26% subjek memiliki tolerance of

ambiguity dan selebihnya subjek tergolong ke dalam kategori intolerance

of ambiguity dan yang tidak tergolong ke dalam kedua kategori.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengemukakan

(32)

selanjutnya yang berhubungan dengan job involvement dan tolerance of

ambiguity.

1. Saran Metodologis

a. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti hubungan

antara tolerance of ambiguity dengan job involvement, disarankan

untuk melakukan penelitian dengan subjek yang berbeda dengan

lingkungan kerja yang berbeda. Untuk mengetahui apakah terdapat

hasil yang berbeda pada subjek penelitian yang berbeda.

b. Peneliti selanjutnya perlu untuk memperhatikan kondisi budaya

dari individu yang akan dijadikan subjek, karena kemungkinan

terdapat perbedaan hasil antara tingkat tolerance of ambiguity

individu dengan budaya yang berbeda.

c. Berdasarkan pengukuran diketahui sumbangan variabel tolerance

of ambiguity sebesar 6,4% dan 93,6% dipengaruhi oleh faktor

lainnya yang tidak diteliti. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat

meneliti variabel job involvement untuk dapat mengkaji

faktor-faktor lain yang mempengaruhi variabel job involvement.

2. Saran Praktis

Berdasarkan hasil penelitian diatas yang menunjukkan bahwa tidak

ada hubungan positif antara tolerance of ambiguity dengan job

involvement pada karyawan, sehingga tolerance of ambiguity tidak

(33)

Namun terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat job

involvement karyawan, baik dari faktor personal maupun dari faktor

situasional. Sehingga perusahaan dapat mengontrol faktor-faktor tersebut

Gambar

Tabel 1. Blue Print Skala Job Involvement
Tabel 2.Blue Print Skala Tolerance of Ambiguity
Tabel 3. Blue Print Skala Job Involvement setelah Uji Coba
Tabel 4. Blue Print Skala Tolerance of Ambiguity setelah Uji Coba
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas pelayanan jasa titipan pada Agen TIKI Pulasaren Cirebon, dan tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan jasa

diberhentikan, yang dimana pengisian kekosongan jabatan Wakil Kepala Daerah hanya akan dilakukan jika sisa masa jabatan yang ditinggalkan tersisa 18 bulan dan

Sistem informasi perikanan Teri di perairan Teluk Bone dapat menyediakan informasi dengan cepat, mudah, sesuai dengan kebutuhan stakeholders yang terdiri dari

Total hutang (kewajiban) terhadap asset (Total Debt To Total Asset) Rasio ini membambandingkan jumlah total utang dengan aktiva total yang dimiliki

Banyaknya pembatalan penjualan yang disebabkan penolakan pengajuan kredit dari bank maupun konsumen tersebut berubah pikiran dan terjadi pembatalan sepihak

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil latar belakang Program Pendidikan Paket C Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Indonesia Pusaka

Hal ini membuktikan bahwa siswa kelas V di SD Negeri Godean I belum mengetahui secara baik berapa jumlah buah dan sayur terutama buah yang harus dikonsumsi setiap

Berdasarkan rujukan di atas dapat dirumuskan bahwa pemahaman siswa tentang sejarah pergerakan nasional mempunyai hubungan terhadap nasionalisme siswa di sekolah sebagai