• Tidak ada hasil yang ditemukan

Redesain dan Analisis Pelat Lantai Beton Prategang Post Tension Pelat Lantai Dak Pada Proyek Pembangunan Gedung Serba Guna (Dome) Akademi Pariwisata Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Redesain dan Analisis Pelat Lantai Beton Prategang Post Tension Pelat Lantai Dak Pada Proyek Pembangunan Gedung Serba Guna (Dome) Akademi Pariwisata Medan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Perkembangan dunia pendidikan yang dari masa ke masa berkembang

semakin pesat menuntut adanya sarana dan prasarana yang menunjang. Salah satu

prasarana yang mendukung perkembangan tersebut yaitu pengadaan suatu

bangunan gedung yang difungsikan sebagai fasilitas untuk melaksanakan kegiatan

mahasiswa. Gedung yang dimaksudkan bisa dalam bentuk gedung perkuliahan,

gedung laboratorium, perpustakaan, gedung jurusan maupun gedung serba guna.

Dalam perencanaannya maka setiap bangunan gedung memiliki syarat-syarat

tertentu dalam merencanakan dimensi bangunan berdasarkan fungsi dan muatan

bangunan gedung tersebut agar lebih efisien dan ekonomis dalam pelaksanaan

konstruksinya. Untuk itu perlu dilakukan adanya perencanaan yang matang dalam

mendesain dan melaksanakan pembangunan gedung tersebut, agar hasilnya bisa

maksimal dengan biaya yang dikeluarkan juga ekonomis dan juga memiliki nilai

estetika.

Pada struktur bangunan gedung kita mengenal secara umum bagian

struktur mulai dari pondasi, sloof, kolom, balok, pelat lantai dan atap. Pelat dan

balok merupakan elemen-elemen yang sangat penting perannya pada sebuah

konstruksi bangunan terutama konstruksi bangunan gedung. Pelat dan balok pada

umumnya dijumpai pada konstruksi bangunan gedung/rumah bertingkat, gudang,

jembatan dsb. Balok (beam) merupakan suatu batang struktural yang

(2)

transversal terhadap sumbunya. Pelat lantai merupakan bagian dari struktur

bangunan yang berfungsi sebagai tempat menerima beban langsung berupa

pijakan yang berasal dari beban mati dan beban hidup baik berupa beban

orang/manusia dan juga beban yang lainnya.

Hubungan kedua elemen tersebut kemudian dapat diartikan sebagai

hubungan dimana beban yang bekerja pada pelat kemudian diteruskan pada balok

(beam) lalu diteruskan oleh kolom kemudian dipikul/ditahan oleh pondasi hingga

terakhir beban atau gaya-gaya tersebut disalurkan/didistribusikan ke tanah. Oleh

karena itu didalam perencanaannya balok dan pelat lantai sering kali didesain

secara sederhana menggunakan beton bertulang pada umumnya.

Pada Tugas Akhir ini, akan dibahas mengenai redesain sebuah struktur

pelat lantai beton prategang post tension pada sebuah proyek pembangunan

gedung serba guna (dome) Akademi Pariwisata Medan, dimana desain

sebelumnya (final desain) dari pihak konsultan perencanaan menggunakan beton

bertulang. Pada kenyataan dilapangan diketahui proyek pembangunan gedung

serba guna ini dilakukan secara bertahap, hal ini mungkin dikarenakan

terbatasnya anggaran dalam pembangunannya. Pada tahap 1, diketahui bahwa

kolom, balok, sekat-sekat tembok ruangan dan pelat lantai bagian luar belum

dibangun, namun sudah memiliki desain akhir oleh pihak konsultan

(3)

Gambar 1. Final Desain Gambar 2. Pekerjaan Pembangunan Tahap 1

(Konsultan Perencana)

Gambar 3. Denah Pelat Lantai Balkon Lt. 2 (Pelat Continue) Yang Ditinjau

Adapun alasan-alasan dilakukannya penelitian ini dikarenakan agar

menjadi bahan pertimbangan dalam memilih desain struktur balok dan pelat lantai

yang efisien dan ekonomis dalam pelaksanaannya, serta memiliki persyaratan

yang aman, nyaman serta memiliki nilai estetika yang baik yaitu dengan

menghilangkan balok anak. Alasan lain dilakukannya redesain ini, dikarenakan

(4)

menyelesaikan Tugas Akhir yang diambil oleh mahasiswa, serta dirasa mampu

untuk mengerjakannya maka cenderung memilih judul/topik tersebut.

1.2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka dapat

disusun beberapa rumusan-rumusan masalah yang dapat ditinjau/diteliti yaitu:

1. Bagaimana meredesain pelat lantai beton prategang post tension sehingga

didapat dimensi tebal pelat prategang post tension, penulangannya/tendon

serta kebutuhan mall/cetakan, dimana pada redesainnya pelat A, B dan

C tanpa memakai balok anak?

2. Bagaimana membandingkan hasil perencanaan (final desain) dari pihak

konsultan perencaaan (menggunakan beton bertulang) dengan hasil desain

yang terbaru dengan menggunakan pelat lantai prategang post tension,

dimana dapat ditinjau perbandingan besarnya dimensi yang dihasilkan

berdasarkan ketentuan syarat aman lendutan pelat?

3. Bagaimana membandingkan harga kebutuhan bahan dari hasil

perencanaan (final desain) dari pihak konsultan perencanaan (memakai

beton bertulang) dengan hasil desain terbaru (memakai pelat lantai

prategang post tension), dimana kebutuhan harga bahannya yang

dibandingkan berupa kebutuhan beton, penulangannya serta mall/cetakan

yang dibutuhkan?. Harga disesuaikan dengan referensi harga terbaru yaitu

tahun 2016.

1.3. TUJUAN

(5)

1. Dapat meredesain pelat lantai beton prategang post tension sehingga

didapat dimensi tebal pelat prategang post tension,

penulangannya/tendon serta kebutuhan mall/cetakan pada pelat A, B

dan C;

2. Mengetahui perbandingkan hasil perencanaan (final desain) dari pihak

konsultan perencaaan (menggunakan beton bertulang) dengan hasil

desain yang terbaru dengan menggunakan pelat lantai prategang post

tension;

3. Mengetahui perbandingkan harga kebutuhan bahan dari hasil

perencanaan (final desain) dari pihak konsultan perencanaan

(memakai beton bertulang) dengan hasil desain terbaru (memakai pelat

lantai prategang post tension). Dibandingkan harga pembetonan,

penulangannya serta mall/cetakan yang dibutuhkan.

1.4. MANFAAT

Adapun manfaat dari pembahasan Tugas Akhir ini adalah dapat

merencanakan suatu struktur bangunan gedung terutama pelat lantai

dengan menggunakan alternatif lain diluar menggunakan beton bertulang

yaitu menggunakan struktur pelat lantai dengan beton prategang post

tension. Selain itu manfaat lain yang didapat bagi konsultan perencana dan

pihak owner yaitu sebagai bahan pertimbangan didalam melaksanakan

pembangunan gedung serba guna (dome) Akademi Pariwisata Medan

(6)

gedung tersebut lebih lepang/luas tanpa terlalu banyak balok-balok anak

yang dipakai .

1.5. PEMBATASAN MASALAH

Dengan mempertimbangkan efisiensi waktu dan kesulitan dalam

pengerjaan penulisan Tugas Akhir ini, maka dilakukan pembatasan

masalah yaitu sebagai berikut:

1. Luasan daerah pelat lantai yang ditinjau sebagai bahan penelitian yaitu

pelat A, B, dan C (Gambar 3), dimana pelat tersebut memiliki ukuran

yang bervariasi. Pelat A (continue) memiliki ukuran 6x56 m, pelat B

(continue) memiliki ukuran 7x21 m, sedangkan pelat C (continue)

memiliki ukuran 5x56 m. Untuk mempermudah perhitungan pada

desain gaya prategang continue maka pada luasan pelat A dan pelat C

diasumsikan luasan pelat utuh pada ujung kiri dan kanan (area void

dan dekat tangga) sementara perhitungan kebutuhan material

disesuaikan dengan denah asli;

2. Ukuran/dimensi kolom sebagai tumpuan balok dan pelat disesuaikan

dengan perencanaan konsultan sehingga tidak direncanakan ulang;

3. Direncanakan pelat A, B dan C tanpa memakai balok anak,

dikarenakan tidak adanya beban lain (sekat/ dinding ruangan) pada

lantai 2;

4. Tidak direncanakan ulang sistem balok prategang karena hanya

(7)

5. Material yang digunakan merupakan jenis beton spesifikasi fc’ = 30

MPa dengan baja tulangan non prategang spesifikasi fy = 320 MPa

dan kabel strand Φ 12,7 mm standart SNI dengan spesifikasi tegangan

tarik bahan fp = 1840 MPa;

6. Dalam meredesain pelat beton prategang post tension menggunakan

metode peralihan tumpuan dan sebagai acuan pembebanannya

memakai peraturan SNI 03-2847-2002 dan ACI Commite 318;

7. Perhitungan pelat lantai hanya mencakup lantai 2 saja, sedangkan pelat

atap tidak;

8. Tidak merencanakan metode pelaksanaannya;

9. Referensi harga material disesuaikan dengan harga terbaru Pemprov.

Kota Medan tahun 2016.

1.6. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk pembahasan penelitian dari Tugas Akhir ini dibagi atas 5 (lima) bab

dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan tentang gambaran secara umum mengenai penelitian yang

dilakukan sebagai Tugas Akhir, berupa penjelasan latar belakang penelitian,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat yang diperoleh serta sistematika

dalam penulisannya.

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Membahas mengenai penjelasan umum mengenai teori pelat, beton

prategang, metode beton prategang dan cara/metode redesain yang digunakan.

(8)

Berisikan tentang penjelasan perihal langkah-langkah yang dilakukan

dalam meredesain dan menganalisis pelat lantai beton prategang post tension pelat

A, B dan C pada proyek pembangunan gedung tersebut.

BAB IV DESAIN DAN ANALISA

Berisikan tentang bagaimana mendesain ulang pelat lantai prategang post

tension pada suatu struktur bangunan gedung. Akan diuraikan

tahapan-tahapan/proses perhitungan mulai dari pembebanan, mendesain sampai dengan

menganalisa lendutan dan kebutuhan material yang dipakai pada redesain plat

lantai A,B dan C, bila dibandingkan dengan desain yang direncanakan semula

oleh konsultan perencana.

BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dari hasil redesain pelat lantai beton prategang

post tension serta memberikan masukan berupa saran-saran mengenai hasil

redesain kepada pihak konsultan perencana dan juga pihak owner /pemilik

didalam pembangunan proyek gedung tersebut pada tahap pembangunan lanjutan

Gambar

Gambar 3. Denah Pelat Lantai Balkon Lt. 2 (Pelat Continue) Yang Ditinjau

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan klasifikasi tersebut, (Glason, 1974 dalam Tarigan, 2010) berdasarkan fase kemajuan perekonomian mengklasifikasikan region/wilayah menjadi: 1) fase

Melalui gambar 2.2 pfd diatas yang lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran A bahwa untuk memproduksi produk STPP diperlukan Spray Dryer untuk membentuk OrthoPhos

PPK yang menerbitkan SPD, pegawai yang melakukan perjalanan dinas, para pejabat yang mengesahkan tanggal berangkat / tiba, serta bendahara pengeluaran bertanggung jawab

Institut Pertanian Bogor Optimasi Teknologi Ekstraksi dengan Tekanan Tinggi. untuk Bahan Herbal

Sebagaimanadimaklumibersamabahwa para pelaksana Penelitian Unggulan Strategis Nasional, Penelitian Strategis Nasional, Penelitian Hibah Kompetensi, Penelitian Kerjasama

2 PERTAMA : Membentuk panitia teknis perumusan standar nasional Indonesia bidang kualitas lingkungan yang susunan keanggotaannya sebagaimana tercantum dalam

KESEMBILAN : Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 212 Tahun 2007 tentang Panitia Teknis dan

5 Kemudian Yesus berkata kepada mereka, “Seandainya salah satu dari kamu mempunyai kawan dan kamu pergi ke rumahnya pada tengah malam dan berkata kepadanya, ‘Kawan, pinjam- kan