• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar Manajemen bab II Perkembanga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengantar Manajemen bab II Perkembanga"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN

Sejarah Ilmu Manajemen

Apakah Manajemen merupakan ilmu baru?

Sesunnguhnya manajemen telah lama ada jauh sebelum ini. Salah satu bukti betapa manajemen telah lama ada adalah dengan adanya bukti Piramida di Mesir. Adanya bangunan Piramida di Mesir menunjukkan bahwa pada zaman dahulu telah ada serangkaian kegiatan yang diatur sedemikian rupa, mengikuti tahapan- tahapan tertentu yang telah disiapkan hingga bangunan piramida yang megah ditengah gurun pasir dapat menjadi decak kagum masyarakat di seluruh dunia dari dulu hingga kini. Dari sejarah dapat kita ketahui bahwa tidak kurang dari ribuan orang telah terlibat dalam pembangunan Piramida di Mesir.

Kekuatan bangunan tersebut telah menunjukkan bahwa pada zaman dahulu manajemen telah diketahui dan dijalankan oleh umat manusia, walaupun tidak dalam pengertian seperti sekarang. Banyak lagi contoh yang dapat kita lihat sebagai bukti bagaimana orang-orang dahulu telah menerapkan manajemen dalam kehidupannya. Alexander The Great telah menerapkan konsep staf organisasi dalam melakukan kampanye militernya. Menara Pisa di Italia, Candi Borobudur di Indonesia, hingga berbagai bukti sejarah lainnya yang tidak dapat disebutkan satu- persatu.

Kesemua bukti tersebut menunjukkan bukti bahwa sesungguhnya manajemen bukan merupakan ilmu baru, bahkan dalam konsep yang paling tradisional sekalipun, telah dikenal dan dijalankan oleh orang- orang terdahulu.

Owen dan Babbage: Dua Pionir dalam Ilmu Manajemen

Manajemen secara keilmuan baru terumuskan kurang lebih diakhir abad 18 atau awal abad 19 Masehi. Diantara tokoh yang mula- mula memperkenalkan Manjemen secara keilmuan adalah Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1792-1971).

Owen, seorang pembaru dan industrialis dari Inggris adalah diantara tokoh pertama yang menyatakan perlunya sumber daya manusia di dalam organisasi dan kesejahteraan pekerja. Sedangkan Babbage, seorang ahli matematika dari Inggris adalah orang yang pertama kali berbicara mengenai pentingnya efisiensi dalam proses produksi. Dia meyakini akan perlunya pembagian kerja dan perlunya penggunaan matematika dalam efisiensi penggunaan fasilitas dan material produksi. Setelah Owen dan Babbage, tokoh- tokoh manajemen lain bermunculan seiring dengan perubahan besar- besaran dari kegiatan revolusi industri dan perkembangan kegiatan ekonomi dari satu negara ke negara lainnya.

Tiga Kelompok Pemikiran Dalam Ilmu Manajemen

Kelompok Pertama: Perspektif Manajemen Klasik

(2)

manajemen klasik atau classical management perspective. Perspektif ini terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu mereka yang memandang manajemen sebagai sebuah proses saintifik (scientific management) dan manajemen sebagai sebuah kegiatan administrasi (administrative management).

Kelompok Manajemen Ilmiah atau Saintifik

Di awal abad 20, produktifitas menjadi salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh organisasi bisnis. Bisnis pada saat itu sangat berkembang dan modal juga tersedia dengan mudah, akan tetapi output yang dihasilkan oleh para pekerja, terutama yang memenuhi standar tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Fenomena ini menunjukkan bahwa produktifitas pekerja dalam menghasilkan output produk yang diperlukan oleh masyarakat sangat rendah. Para manajer berusaha mencari jalan keluar untuk memperbaiki produktifitas kerja ini. Di antara ide yang telah dihasilkan adalah dengan meningkatkan produktifitas pekerja secara individual. Ide yang dihasilkan pada masa ini pada giliran berikutnya dikenal sebagai kelompok aliran manajemen saintifik (scientific management). Di antara tokoh-tokoh kontributor dalam kelompok ini adalah Fredrich Winslow Taylor (1856-1915), Frank Gilberth (1868-1924), dan Lilian Gilberth (1878-1972).

Di antara kontribusi yang pernah diberikan Taylor adalah apa yang dinamakan dengan Time and Motion Studies atau studi mengenai penetapan standar kerja yang didasarkan pada perhitungan waktu. Ide ini berangkat dari kenyataan bahwa para pekerja di perusahaan bekerja dibawah standar dari apa yang sebenarnya mampu mereka kerjakan. Secara ringkas, apa yang diperkenalkan oleh Taylor adalah sebagaimana digambarkan dalam bagan berikut:

(3)

sehingga terjadi peningkatan produksi sekaligus efisiensi, yang pada akhirnya akan memberikan kemungkinan peningkatan profit.

Untuk lebih jelasnya, perhitungan pemberian upah intensif diferensial ini dapat dijelaskan melalui contoh berikut:

Misalnya diketahui bahwa Standar Pengerjaan Output adalah 3 unit output/jam. Jam kerja standar perhari adalah 8 jam. Maka Standar Output perhari adalah 24 unit atau Standar Pengerjaan Output dikalikan dengan jam kerja standar per hari. Tarif upah yang diberikan jika output yang dihasilkan sesuai atau diatas standar Rp. 2.000 per unit. Sedangkan, tariff upah yang diberikan jika Output yang dihasilkan dibawah standar Rp. 1.750 per unit. Jika A mampu mengerjakan 25 unit output per hari, B mampu mengerjakan 20 unit output per hari, dan C mampu mengerjakan 24 unit, maka upah insentif yang akan diterima oleh masing-masing pekerja adalah seperti berikut ini:

(4)

Secara ringkas, keempat langkah tersebut lebih dikenal sebagai 4 prinsip dasar manajemen ilmiah dari Taylor yang terdiri dari:

1. Pengembangan metode ilmiah dalam manajemen agar metode terbaik dalam pengerjaan tugas dapat ditentukan.

2. Seleksi ilmiah untuk karyawan agar dalam pemberian tugasnya sesuai dengan kualifikasinya.

3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan. 4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.

Karena kontribusinya ini, Fredrich W.Taylor dikenal sebagai Bapak Manajemen Ilmiah atau Father of Scientific Management.

Selain Taylor, kontributor lainnya dalam kelompok manajemen ilmiah adalah pasangan suami- istri Frank dan Lilian Gilberth. Diantara kontribusi yang Frank Gilberth telah berikan adalah metode efisiensi dalam pekerjaan konstruksi yang memerlukan pengaturan bahan-bahan bangunan. Metode yang mereka perkenalkan telah mampu meningkatkan efisiensi pekerjaan konstruksi dan meningkatkan output sebesar 200 persen. Berbeda dengan suaminya, Lilian Gilberth banyak memberikan kontribusi dalam bidang psikologi industry dan manajemen sumber daya manusia, termasuk bagaimana pentingnya bekerja secara tim dalam sebuah organisasi bisnis. Secara ringkas pasangan ini telah memberikan kontribusi berupa metode- metode guna peningkatan efisiensi dalam pekerjaan.

Selain pasangan Gilberth, dikenal juga seorang yang bernama Henry L. Gantt (1861-1919) yang memperkenalkan 4 gagasan untuk peningkatan kegiatan manajemen, yaitu:

1. Kerja sama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan pimpinan. 2. Seleksi ilmiah tenaga kerja atau karyawan.

3. Sistem insentif untuk merangsang produktifitas karyawan dan organisasi. 4. Penggunaan instruksi- instruksi kerja yang terperinci.

Sebagaimana kontributor yang lain, gagasan dari Gantt ini juga telah membantu manajemen dalam organisasi. Pendekatan yang akhirnya dikenal sebagai penyelesaian yang menguntungkan bagi semua pihak atau win win solution, dapat dikatakan dilandasi oleh pendekatan dari Gantt ini. Selain gagasannya tersebut, Gantt juga memperkenalkan apa yang dinamakan sebagai “Bagan Gantt” (Gantt Chart) yang kemudian banyak dikenal sebagai sebuah bagan scheduling atau kita kenal dengan time schedule (penjadwalan kerja). Bagan Gantt ini dibuat untuk kegiatan perencanaan, koordinasi, dan pengawasan produksi. Sekalipun bagan ini sudah sangat berumur panjang, akan tetapi dalam banyak kegiatan, masih relevan untuk dipergunakan, karena pada dasarnya setiap pekerjaan memerlukan perencanaan pengerjaan dan waktu.

Salah satu persoalan yang sering kali dialami dalam organisasi adalah pemborosan dan ketidakefisienan atau inefisiensi. Ketidakefisienan sesungguhnya akan menjadi penghambat tercapainya tujuan. Berdasarkan hal ini, seorang yang bernama Harrington Emerson (1853-1931) memberikan kontribusi berharga dalam dunia manajemen dengan memperkenalkan 12 prinsip- prinsip efisiensi.

1. Tujuan- tujuan dirumuskan dengan jelas.

(5)

4. Adanya kedisiplinan

5. Diberlakukannya pemberian kompensasi yang adil

6. Perlu adanya laporan dari setiap kegiatan secara tepat, akurat, dan terpercaya, sehingga diperlukan semacam system informasi atau akuntansi.

7. Adanya kejelasan dalam pemberian perintah, perencanaan, dan pembagian kerja. 8. Adanya penetapan standar dari setiap pekerjaan, baik dari segi kualitas kerja

maupun waktu pengerjaan.

9. Kondisi pekerjaan perlu distandarisasi.

10.Kegiatan operasional harus juga distandarisasikan

11. Instruksi- instruksi praktis tertulis harus dibuat secara standar

12. Sebagai kompensasi atas efisiensi, perlu dibuat rencana pemberian insentif.

Kelompok Manajemen Administrasi

Berbeda dengan kelompok manjemen ilmiah yang melmiliki pandangna bahwa peningkatan produktifitas organisasi dapat dicapai ketika produktifitas individu ditingkatkan, kelompok manjemen administrasi melihat bahwa perubahan produktifita stersebut harus dilakukan secara menyeluruh dalam sebuah organisasi.

Henry Fayol merupakan tokoh teori manajemen operasional manajemen dikenal dengan julukan Bapak teori manajemen modern. Dalam bukunya yang berjudul Administration Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan Umum).

Fayol membagi aktifivtas-aktivitas industrial dalam enam klompok yaitu teknikal,

komersial, financial, keamanan, kepastian, akunting dan manajerial. Ia adalah perumus empat belas prinsip dasar perilaku organisasi manajemen yaitu:

1) Pembagian kerja

2) Wewenang

(6)

4) Kesatuan perintah

5) Kesatuan pengarahan

6) Meletakan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum

7) Balas jasa/imbalan

8) Sentralisasi

9) Rantai scalr/khirarki

10) Order/susunan

11) Keadilan

12) Stabilitas staf organisasi

13) Inisiatif

14) Esprit de corps (semangat korps)

Kesimpulan Mengenai Prespektif Manajemen Klasik

Prespektif manajmen klasik yang terdiri dari kelompok manajemen ilmiah dan administrasi telah memberikan kontribusi berharga bagi dunia manajemen dan memberikan dasar dasar bagi pengembangan teori manajemen selanjutnya.

Diantara kontriusi berharga tersebut adalah mengenai spesialisasi pekerjaan, studi mengenai masa dan beban kerja dan metode ilmiah mengenani kegiatan manajemen yang secara ringkas terepresentasikan melaluui apa yang kita kenal sebagai fungsi fungsi manajemen. Prosedur dan birokrasi juga termasuk kontribusi berharga dari kelompok manajemen klasik ini.

Akan tetapi, salah satu kelemahan dari prespektif inin adalah bahwa mereka kurang memperhatikan aspek kemanusiaan sebagai salah satu aspek pentingnya. Karena aspek manusia tidak hanya dilihat dari factor pemberian upah atau insentif, akan tetapi dari karakteristik kemanusiaan secara lebih menyeluruh, dimana setiap manusia berbeda satu dan lainnya.

Kelompok Kedua: Perspektif Manajemem Perilaku

Sebagaimana dikernukakan di atas, salah satu kelemaharn, perspektif manajemen klasik adalah belum masuknya faktor manusia sebagai faktor penting dalam manajemen dan organisasi. Perspektif manajemen klasik lebih cenderung melihat organisasi sebagai seburah mesin dan manusia atau renaga kerja merupakan bensin atau komponen lain yang rnendukung gerak dari rnesin agar dapat bekerja dengan baik. Peran manajemen bagi kelompok manajemen klasik lebih kepada bagaimana manajer dapat rnelakukan kontrol agar kerja mesin tersebut tetap bekerja dengan baik.

(7)

manusia yang terdapat dalam sebuah organisasi dan pentingnya pula manajemen melakukan perubahan perilaku dan kebiasaan manusia yang ada dalam- organisasi agar organisasi dapat berjalan dengan baik.

The Howthorne Studies

Salah satu kontribusi berharga dalam dunia manajemen adalah apa yang telah dihasilkan oleh studi yang dilakukan perusahaan Western Electric di Howthorne antara tahun 1927 hingga 1932. Studi ini dilakukan oleh Elton Mayo. Studi ini terdiri dari dua eksperimen, eksperimen pertama dilakukan bagi kelompok pekerja yang memperoleh manipulasi atas penerangan di tempat kerjanya. Eksperimen kedua dilakukan bagi kelompok pekerja yang memasang telepon di bank bank.

Kedua eksperimen ini menyimpulkan bahwa ternyata pemberian insentif dan juga nyala lampu tidak menentukan produktifitas para pekerja, akan tetapi adanya perlakuan yang sama oleh manjer seta perlakuan “khusus” lah yang akan menentukan produktifita para pekerja. Dalam hal ini perhatian dan penerimaan social lebih menjadi factor yang memperngaruhi perilaku pekerja dalam organisasi daripada factor insentif dan individu.

Teori Relasi Manusia

Teori relasi manusia merupakan pengembangan dari eksperimen Howthonre Studie.

Pada dasarnya teori relasi manusia berargumentasi bahwa pada dasarnya manusia selalu melakukan respons terhadap konteks sosial di mana pun dia berada. Dalam organisasi bisnis, konteks sosial ini dapat meliputi kondisi sosial, norma yang disepakati di dalam kelompok, dan juga dinamika antar individu. Asumsi dasar yang digunakan dalam teori ini adalah bahwa perhatian manajer atau pimpinan terhadap bawahannya akan meningkatkan tingkat penerimaan dan sekaligus tingkat kepuasan dari bawahan, sehingga tingkat penerimaan dan kepuasan ini akan mendorong tercapainya peningkatan produktivitas

Salah satu kontributor teori relasi manusia ini adatah seorang yang bernama Abraham Maslow. Dia menyatakan bahwa perilaku manusia dimotivasi oleh keragaman kebutuhan yang dihadapinya. Keragaman kebutuhan ini direpresentasikannya melalui apa yang dinamakan dengan "Hierarki Kebutuhan" (Hierarchy of Needs), termasuk kebutuhan akan insentif secara keuangan dan juga penerimaan sosial.

Teori Perilaku Kontemporer

Teori relasi manusia yang telah dikenalkan oleh Fayol, Mayo, McGregor, Maslow, dan lain-lainnya telah memberikan kontribusi berharga dalam dunia manajemen, serta rnemberikan justifikasi bahwa peran sumber daya manusia dalam organisasi adalah sangat penting bagi pencapaian tujuan organisasii. Akan tetapi pada perkembangannya teori relasi manusia ini kurang cukup menjelaskan kompleksitas dalam perkembangan organisasi dan lingkungan pada masa berikutnya. Kompleksitas lingkungan dan organisasi memerlukan perspektif yang lebih luas dari sekedar teori relasi manusia saja.

(8)

motivasi, kepemimpinan, dinamika kelompok, budaya kerja, politik dalam organisasi, konflik interpersonal, desain organisasi, dan lain sebagainya.

Kelompok ketiga : Perspektif Manajemen Kuantitatif

Kelompok ini dalam melakukan studi manajemen adalah perspektif manajemen kuantitatif yaitu persektif yang mulai tumbuh dan berkembang setelah perang dunia kedua. Persektif kelompok ini melakukan adopsi pendekatan matematika dalam menjalankan prinsip-prinsip manajemen terdahulu. Pendekatan ini juga dilakukan untuk penentuan jumlah pekerja, penentuan lokasi perusahaan, hingga pengaturan pergudangan dan persediaan. Perspektif ini menekankan penggunaan teknik kuantitatif dalam setiap kegiatan manajemen. Dalam kelompok ini muncul perspektif manajemen sains dan manajemen operasi.

Perspektif Manajemen Sains

Penggunaan istilah ini agak mirip dengan manajemen sainstifik yang telah diterangkan dimuka akan tetapi perlu dicatat perbedaannya bahwa perspektif manajemen sains lebih menekankan pada penggunaan model matematika dalam penyelesaian seluruh kegiatan dan persoalan manajemen. Bisa disimpulkan bahwa perspektif ini mencoba menjelaskan realitas dalam kegiatan manajemen organisasi melalui model.

Perspektif Manajemen Operasi

Berbeda dengan manajemen perspektif sains pendekatan ini salah satu bentuk aplikasi manajemen sains yang lebih memfokuskan pada kegiatan tertentu dalam kegiatan secara operasional. Membantu manajemen agar dapat melekukan kegiatan produksi secara lebih efektif dan efisien. Berbagai pendekatan ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan efisiensi terutama pada perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam sector manufaktur, sector keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.

Penilaian Terhadap Perspektif Manajemen Kuantitatif

Manjemen ini telah memberikan kontribusi berharga bagi peningkatan produktivitas organisasi, terutama yang terkait dengan model pengambilan keputusan dan peningkatan efisiensi. Tetapi hal ini juga memiliki berbagai keterbatasan terutama jika dikaitkan dengan kenyataan bahwa perilaku manusia dalam organisasi tidak mudah untuk dipahami an dikuantifikasi. Model matematika yang dibuat sering kali mensyaratkan pemberlakuan berbagai asumsi yang kadang kala tidak mudah atau kurang realistis untuk dipenuhi. Sering kali para ahli terjebak pada perhitungan dan tidak sampai pada makna pada perhitungan itu sendiri. Selain memberikan kejelasan dan kepastian namun juga memberikan ruang bagi ketidakpastian dan fleksibel.

Teori Manajemen Konteporer

(9)

manajemen. Secara garis besar perkembangan ini dapat dibagi dua garis besar yaitu perspektif sistem dalam manajemen dan perspektif kontingensi dalam manajemen.

Perspektif Sistem Dalam Manjemen

Merupakan dalah satu konsep penting dalam ilmu manajemen kontemporer. Sistem didefinisikan sebagai kesatuan elemen-elemen dalam organisasi yang memiliki fungsinya masing-masing, terintegrasi satu sama lain secara menyeluruh dan melalui sebuah proses diarahkan untuk pencapaian suatu tujuan. Pada dasarnya untuk mewujudkan tujuan organisasi berupa out[ut yang bermanfaat bagi lingkungan dengan melakukan proses tranformasi dari factor input yang juga diperoleh dari lingkungan. Perspektif sistem memberikan pandangan lain bagi kita dalam melihat suatu organisasi. Salah stunya adalah konsep-konsep seperti sistem terbuka. Sistem terbuka adalah sistem yang melakukan interaksi dengan lingkungan dimana kebalikannya, sistem tertutup tidak melakukan interaksi dengan lingkungan,subsistem merupakan elemen-elemen dalam sistem organisasi dalam sistem organisasi yang saling berkaitan. Sinergi adalah konsep yang menjelaskan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan secara bersama-sama akan memberikan hasil yang lebih baik dari pada pekerjaan yang dilakukan sendiri.hal ini sangat bermanfaat bagi kegiatan manajemen karena pada dasarnya kegiatan manajemen melibatkan beberapa factor. Entropi adalah kondisi dimana organisasi mengalami penuruna produktifitas dan kualitasnya disebabakan ketidakmampuan dalam membaca dan beradaptasi dengan lingkungan.

Perspektif Kontingensi Dalam Manajemen

Salah satu perspektif yang cukup popular saat ini adalah perspektif kontingensi. Pendekatan sperti klasik, perilaku, dan kuantitatif dalam manajemen dapat dikatakan sebagai pespekif yang universal dalam manjemen karena memberikan semacam “jalan yang trpat dan umum” untuk melakukan kegiatan manjemen dan umum. Pendekatan kontingansi memandang bahwa dikarenakan karakteristik berbeda dengan yang lainnya, maka pendekatan manajemen yang harus diberikan juga otomatis berbeda.

Berbagai Isu Kontemporer Seputar Perkembangan Ilmu Manjemen

Berbagai pendekatan manjemen hingga sekarang ini terus bermunculan. Apakah pendekatan tersebut meruapakan sebuah rekontruksi atas teori manajemen yang terdahulu maupun tawaran pendekatan baru dalam ilmu manajemen.

Berikut akan diterangkan konsep dasar dari berbagai isu-isu tersebut :

- DOWNSIZING : organisasi berusaha untuk meningkatkan efisiensi dengan melekukan pengecilan bentuk organisasinya melalui di antaranya pengurangan jumlah pekerjanya.

- DIVERSITY MANAGEMENT : manajeen dalam organisasi mampu mengelola berbagai perbedaan yang terdapat di dalam organisasi atau perusahaan.

- TEKNOLOGI INFORMASI : perkembangan yang sangat pesat di dunia teknologi informasi memunculkan berbagai media informasi dan komunikasi yang memunculkan perkembangan baru mengenai cara orang dan organisasi berinteraksi. - GLOBALISASI : suatu proses atau situasi dimana berbagai pihak diseluruh dunia

(10)

batas-batas greografis. Hal ini memberikan peluang sekaligus tantangan bagi para teoritis dan praktisi manajemen untuk apat melakukan penyesuaian secara tepat.

- ETIKA dan TANGGUNG JAWAB SOSIAL : isu-isu korupsi dalam sebuah organisasi atau perusahaan, isu-isu kerusakan lingkungan, penipuan konsumen dan sebagainya. Perusahaaan harus bisa menjaga kepercayaan masyarakat.

- MANAGING for QUALITY : teori dan prakter manajemen saat ini juga tidak dapat mengabaikan tercapainya kualitas, kualitas juga indicator tercapainya produktivitas. - EKONOMI JASA : perkembangan saat ini menunjukkan bahwa kegiatan

perekonomian tidak lagi dilihat sebagai sebuah kegiatan dalam menghasilkan barang melalui kegiatan manufaktur.

KONTRIBUSI ILMU MANAJEMEN MODERN

Sebagai penutup akan disebutkan berbagai contoh manajemen :

1. John Aldair. Kontribusinya dinamakan kepemimpinan berdasarkan aksi terpusat. 2. Igor Ansoff. Tokoh manajemen strategis

3. Chris Argyris. Tokoh konsep learning organization

4. Chester Barnard. Kontribusi bagi konsep perilaku organisasi dan perilaku eksekutif 5. Percy Barnavik. Kontribusi mengelola manajemen bagi perusahaan multi nasional 6. Christopher Bartlett. Memperkenalkan manjemen lintas budaya dan manajemen

globsal

7. Warren Bennis. Memperkenalkan konsep adhocracy dalam teori kepemimpinan dan manajemen

8. Robert Blake. Memperkenalkan konsep managerial grid

9. Edward De Bono. Memperkenalkan konsep berfikir lateral dalam literatur manajemen 10. James Mc Gregor Burns. Contributor dalam teori kepemimpinandalam manajemen

organisasi

11. Andrew Campbell. Memberikan tiga kunci bagi perusahaan multinasonal yaitu financial control, strategic planning, dan strategic control

12. James Champy. Kontrbusi mengenai konsep reengineering bagi perusahaan

13. Alfred D. Chandler Jr. kontribusi mengenai strategi dan evolusi mengenai strategi dalam manajemen organisasi

14. Philip Crosby. Konsultan manjemen bertaraf global

15. W. Edwards Deming. Contributor sukses didunia manajemen yang bisnis 16. Peter F. Drucker. Bapak teori manajemen modern

17. Henry Fayol. Kontribusi awal dalam ilmu manajemen 18. Mary Parker Follet. Ibu teori manajemen

19. Henry Ford. Pengimplementasi dan sukses dalam melakukan kegiatan produksi secara missal

20. Jay Forrester. Contributor anaisis perilaku dari sistem menggunakan model sistem mekanik

21. Harold Geneen. Praktisi sukses dalam dunia manajemen

22. Sumantra Ghoshal. Kontributot terkenal dalam dunia manajemen 23. Gary Hamel. Penulis dan pendiri perusahaan konsultan

(11)

25. Charles Handy. Inpirasi dalam dunia manajemen 26. Frederick Herzberg. Tokoh manajemen perilaku

27. Geert Hofstede. Kontribusi mengenai budaya organisasi dan lintas budaya dalam dunia manajemen

28. Joseph Juran. Kontribusi dalam pemberdayaan organisasi

29. Rosabeth Moss Kanter. Contributor manajemen yang terkait dengan isu empowerment dan managing change

30. Philip Kotler. Inspirasi manajeen modern

31. John Kotter. Kontribusi dalam isu seputar kepemimpinan, budaya organisasi, dan managing change

32. Theodore Levitt. Yang memperkenalkan konse “marketing myophia” 33. Douglas Mc Gregor. Teori X dan Y dari perilaku manusia dalam organisasi 34. Abraham Maslow. Bapak dari psikologi humanis

35. Elton Mayo. Kontribusi mengenai teori evolusi manajemen

36. Henry Mintzberg. Kontribusi isu seputar konsep alamiah mengenai kerja dan factor 37. Jane Mouton. Memperkenalkan konsep managerial grid

38. Kenichi ohmae. Kontribusi manajemen strategis dan peran intuisi manajemen 39. C. Nortcote Parkinson. Kontribusi manajemen “hukum parkinson”

Referensi

Dokumen terkait

Tahap pertama yaitu analisis sifat kimia dan fisik, yang meliputi analisis kadar air, kadar abu, kadar pati, kadar amilosa, nilai pH, bentuk dan ukuran pati, kehalusan, derajat

Hal ini menunjukkan bahwa profesi dosen merupakan profesi yang dilakukan karena individu tersebut memiliki hasrat yang kuat terhadap profesi dosen hanya saja

Prinsip dasar dalam penentuan kadar air tanah yaitu kadar air tanah dinyatakan sebagai perbandingan berat air yang ada dalam contoh tanah sebelum pengeringan dan berat contoh

Poros akan memutar pisau yang akan merajang cabai yang masuk kedalam box,sehingga dihasilkan potongan yang kecil.Tujuan utama dalam pembuatan mesin perajang

BNPB melakukan uji coba terhadap quisioner untuk verifikasi (titik koordinat dan kerusakan bangunan) pada lokasi bencana di Kecamatan Pengalengan bersama Tim dari Perguruan Tinggi

kecepatan otot dalam melangkah. Kekuatan otot tungkai ini digunakan saat lari menggiring bola, dan menendang bola, dengan otot tungkai yang kuat maka tendangan akan

DAMPAK BENDUNG TERHADAP DAUR HIDUP & MIGRASI BIOTA KATADROMIK SIDAT PAYAU Brackishwater Laut Dalam Muara Sungai Bendung Potadrom Oseanodrom... Penangkapan larva Sidat (Glass

Berangkat dari keyakinan seperti itu, tradisi pengobatan Balia menjadi sebuah ritual yang turun temurun, sebagai salah satu bentuk interaksi dengan kekuatan-kekuatan yang