ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
25 A. Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 3) metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian
tindakan kelas (classroom action research) dengan penelitian kualitatif
naturalistik secara kolaboratif. Artinya penelitian ini dilakukan oleh lebih dari satu
orang yaitu oleh guru kelas dan peneliti. Ada beberapa hal penting dalam
penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif yaitu ide yang
muncul, suatu grup pendidik (guru dan peneliti) secara sadar bersinenrgi, dan
adanya komitmen terhadap peningkatan subjek yang diteliti agar menjadi lebih
baik (Sukardi, 2013, hlm. 17) . Selain itu pada penelitian ini peneliti bertindak
sebagai observer partisipan, karena selain melakukan penelitian, peneliti juga ikut
mengajar. Dalam penelitian kolaboratoif ini peneliti bersama guru kelas
bersama-sama menentukan perencanaan kegiatan, melakukan kegiatan perbaikan berbersama-sama,
mengevaluasi dan menentukan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan
untuk menilai dan memperbaiki pembelajaran. Adapun yang menjadi
pertimbangan digunakan penelitian tindakan kelas, adalah pertama penelitian
tindakan kelas adalah suatu metode dan menjembatani antara teori dan praktek,
atau dengan kata lain kontribusi penelitian terhadap permasalahan yang dihadapi
dengan menggunakan teori-teori yang dimilikinya. Kedua, penelitian tindakan
kelas dapat mengkaji permsalahan secara praktis, bersifat situasional dan
kontekstual, serta bertujuan untuk menentukan tindakan yang tepat untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Secara umum metode ini lebih mengarah
kepada pemecahan masalah dan perbaikan.
Menurut Arikunto (2006, hlm. 16) secara garis besar penelitian tindakan
kelas dilaksanakan melalui empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan dapat dilanjutkan untuk siklus berikutnya. Jumlah siklus dalam penelitian
tindakan kelas tergantung pada masalah apa yang dicapai.
Gambar 3.1
Model Penelitian Tindakan Kelas
Arikunto (2006, hlm.16)
1. Tahap Perencanaan (Planing)
Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan dengan cara
mengidentifikasi permasalahan yang ada di TK. Diantaranya masih
banyak anak-anak yang kurang bersosialisasi dengan teman sebayanya
dan jarang berkumpul bermain dengan teman sebayanya. Pada tahap ini
ada beberapa hal yang dilakukan, yaitu : (1) mempersiapkan materi
kegiatan bermain angklung, (2) mempersiapkan media atau alat yang
akan digunakan dalam pembelajaran, (3) menyiapkan setting kelas.
Tahap perencanaan kegiatan dan metode yang digunakan dalam
bermain angklung di TK Laboratorium Percontohan UPI adalah
sebagai berikut.
Pelaksanaan
Siklus I Pengamatan Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan
Siklus II Pengamatan Perencanaan
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
\
Gambar 3.2
Perencanaan Kegiatan Penelitian
(Sumber : Eri Nuraida, 2015)
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan implementasi dari tahap perencanaan
tindakan yang telah dirancang sebelumnya.
3. Tahap Pengamatan
Menurut Arikunto (2006, hlm. 19) tahap ini berlangsung
ketika proses sosialisasi terjadi. Pada tahap ini peneliti sebagai pengajar
dan observator mengamati apakan ada pengaruh pada anak selama
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menilai kembali pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dan
menyikapi persoalan yang muncul. Refleksi dilakukan oleh peneliti dan
guru kelas.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
Yang menjadi partisipan dalam penelitian ini adalah anak-anak kelompok
B-2 TK Laboratorium Percontohan UPI yang berjumlah 17 anak. terdiri dari
sepuluh anak laki-laki dan tujuh anak perempuan. Dengan rentang usia lima
sampai eman tahun. Namun kegiatan ini hanya diikuti oleh 12 anak saja. Karena
lima anak lainnya sudah jarang masuk sekolah.
Lokasi penelitian berada di Universitas Pendidikan Indonesia. Khususnya
di TK Lab. Percontohan UPI yang beralamat di Jl. Sanjaya Guru No. 3. TK
Labaratorium Percontohan UPI berada di lingkungan kampus Universitas
Pendidikan Indonesia Bandung, sehingga berbagai fasilitas pendukung yang ada
di kampus UPI seperti perpustakaan, poliklinik, gymnasium, stadion olah raga dan
lain sebagainya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran, selain itu TK
Laboratorium Percontohan juga dapat di akses dengan cukup mudah/strategis.
Keadaan sekolah sangat memadai bangunan baru dengan fasilitas ruangan
yang sangat memadai meliputi: ruang kelas, ruang bermain indoor dan outdoor,
ruang musik, ruang makan, aula, toilet yang didesain khusus untuk anak dalam
toilet training, mushola dan ruang tunggu orang tua yang nyaman.
TK. Laboratorium Percontohan UPI memiliki personil sebagai berikut: 1
orang Kepala Sekolah, 2 orang tata usaha, 6 orang guru inti, dan 2 orang penjaga
sekolah. Berikut daftar riwayat karyawan Tk. Laboratorium Percontohan UPI.
Tabel 3.1
Daftar Guru TK Laboratorium Percontohan UPI
No. Nama
Tempat, tgl. Lahir
L/P Ijazah Terakhir Jabatan
1. Dra. Masitoh, M.Pd Sukabumi, 26 Juni 1948
P S2/ Magister Pengembangan Kurikulum UPI
Kepala Sekolah
2. Nenny Deniyar M, S,Pd Bandung, 11 Mei 1963
P S1/ Kurtek Guru Kelas
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bandung, 20 April 1959 4. Hj. Rini Nugraha, A.Ma
Bandung, 13 Desember 1971
P S1/PGPAUD UT Guru Kelas
5. Ani Endah Sari, A.Ma Bandung, 20 Januari 1984
P S1/PGPAUD UT Guru Kelas
6. Nida Rahmawati, S.Pd Pandeglang, 19 Maret 1987
P S1/ PGPAUD UPI Guru Kelas
7. Karlina Widaningsih, S.Pd Bandung, 18 Maret 1990
P S1/ PGPAUD UPI Guru Kelas
8. Kavrika Deswitarini
Bandung, 31 Desember 1989
P S1/ PGPAUD UPI Guru Kelas
9. Subarkah, A.Md Sukabumi, 26 Juli 1966
L D3/ Seni Asti Guru Seni
10. Ahmad Suryana
Bandung, 26 Januari 1954
L Sekolah Dasar Pembantu Pelaksana
11. Duleh Tirtaatmaja Bandung, 02 Juni 1965
L Sekolah Dasar Pembantu Pelaksana
Adapun yang menjadi subjek penelitian yaitu anak kelas B-2,
datanya sebagai berikut.
Tabel 3.2
Data Anak Kelas B-2 TK Laboratorium Percontohan UPI
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik Pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah observasi,
wawancara dan studi dokumentasi.
1. Observasi
Menurut Syaodih dan Arpiani (2010, hlm. 53) observasi atau
pengamatan dimaksudkan untuk memperoleh data yang menggunakan
alat indra secara langsung atau suatu teknik yang dapat dilakukan guru
untuk mendapatkan berbagai informasi atau data tentang
perkembangan dan permasalahan anak..
Data-data yang diperoleh ini dicatat kemudian dicatat dalam suatu
catatan observasi. Observasi yang digunakan oleh peneliti merupakan
observasi terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang
dilakukan dengan menggunakan instrument observasi yang terstruktur
dan siap pakai. Sehingga pengamat hanya tinggal membubuhkan tanda
pada lembar observasi untuk aspek yang diamati.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk melengkapi data yang dibutuhkan dan
untuk memperoleh kejelasan dari hasil observasi yang dilakukan,
Wawancara ditujukan kepada guru untuk memperileh data yang lebih
mendalam tentang keterampilan sosial anak usia dini di TK
laboratorium Percontohan UPI.
3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data dari hasil
wawancara dan observasi. Badudu dalam Hartini (2009, hlm. 53)
mengartikan dokumentasi adalah semua tulisan yang dikumpulkan dan
disimpan yang dapat digunakan sebagai bukti pelaksanaan suatu
kegiatan. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa photo maupun
rekaman audio visual dari aktivitas selama penelitian berlangsung.
D. Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini pada dasarnya menggunakan
analisis data kualitatif. Pendapat yang diungkapkan Hopkins (dalam Wiraatmadja,
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengolahan dan analisis data pada penelitian tindakan kelas dilakukan secara terus menerus sepanjang penelitian berlangsung dari awal sampai akhir, yaitu mulai mulai dari tahap orientasi atau observasi awal sampai pada tahap berakhirnya seluruh program tindakan sesuai dengan karakteristik pokok permasalahan dan tujuan penelitian, kemudian dituangkan dalam bentuk deskriptif.
Terdapat beberapa langkah yang ditenpuh oleh peneliti dalam pelaksanaan
analisis data. Menurut Kunandar (dalam Yuliasari, 2009, hlm. 73) mengemukakan
bahwa analisis interaktif terdiri dari tiga komponen kegiatan yang saling terkait
satu sama lainnya, yaitu.
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,
menyederhanakan, meringkas dan mengubah bentuk data mentah yang
dihasilkan dari penelitian di lapangan. Data yang direduksi yaitu data dari
hasil observasi terkait keterampilan sosial anak di kelas B-2 TK Laboratorium
Percontohan UPI.
Perhitungan presentase hasil observasi menggunakan perhitungan matematika
sebagai berikut.
X x 100% = …….%
Y
X= Jumlah anak yang masuk dalam kategori kurang, cukup, baik
Y = Jumlah seluruh anak
2. Display Data
Beberapa macam data pada kegiatan PTK yang telah direduksi perlu
dibeberkan (display) dengan tertata rapi dengan narasi plus grafik.
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi
dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada
akhir siklus satu, dan seterusnya sampai kesimpulan terakhir pada siklus terakhir.
Untuk memperjelas tentang keterampilan sosial yang dikuasai anak TK
sebelum dan sesudah dilaksnakannya PTK, maka pada penelitian ini diperkuat
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Kisi-Kisi Pengembngan Instrumen
Instrument Penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2013, hlm. 148).
Tabel 3.3
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK DI TK
LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI
Variabel Sub Variabel Indikator Pernyataan
Teknik
Bekerja Sama bekerjasama dalam
Sumber :Susanto. A, 2012. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana
Tabel 3.4
PEDOMAN OBSERVASI KETERAMPILAN SOSIAL ANAK
PADA KELOMPOK B-2
Nama :
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pernyataan K C B
1 Mau berbagi kesempatan dalam bermain
2 Mau menolong teman dalam bermain
3 Mengucapkan terimakasih bila ditolong
4 Meminta maaf bila melakukan kesalahan
5 Mau bermain bersama
6 Tidak pilih-pilih teman dalam bermain
Keterangan :
K = Kurang C = Cukup B = Baik
F. Isu Etik
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angklung sebagai
media untuk meningkatkan keterampilan sosial anak usia dini di TK
Laboratorium Percontohan UPI. Angklung yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu angklung melodi yang bagian atasnya ditutup dengan
bilah bambu. Karena jika menggunakan angklung melodi biasa, ditakutkan
anak menjadikan angklung sebagai mainan. Hal ini dapat membahayakan
anak terutama bila terkena mata.
Gambar 3. 3
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Sumber : Google Image)
Bedanya dengan angklung yang biasa digunakan, angklung melodi
gantung pada bagian atas memiliki penutup. Sehingga ketika anak
memainkan angklung tidak akan berbahaya.
Gambar 3.4
Angklung Melodi yang Digunakan