• Tidak ada hasil yang ditemukan

S JKR 1102797 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S JKR 1102797 Chapter1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah bimbingan atau pertolongan yang diberikan

dari seorang individu kepada individu lainnya untuk mencapai kedewasaannya

sendiri dengan tujuan agar seorang individu tersebut cakap melaksanakan tugas

hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Dan melalui pendidikan,

seorang individu mampu untuk menunjukan perbedaan kemampuan dengan

individu lainnya.

Menurut UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya dan masyarakat.

Pendidikan terdiri dari dua jenis yaitu pendidikan formal dan pendidikan

non formal. Seperti yang tercantum di Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, tepatnya pada pasal 1 ayat 3 dan 4 menytakan bahwa “Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi. Sedangkan Pendidikan Non Formal adalah jalur

pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang”.

Mengenyam pendidikan pada sebuah institusi pendidikan formal yang

diakui oleh lembaga pendidikan negara adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh

setiap individu. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang

mempunyai tanggung jawab untuk mendidik siswa. Untuk itu sekolah

menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sebagai realisasi tujuan pendidikan

(2)

Mata pelajaran Penjas memiliki tujuan yang tercantum dalam Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SMA/MA yang diterbitkan oleh

Departemen Pendidikan Nasional dan BSNP (Badan Standar Nasioanl

Pendidikan) [Online]. Tersedia. http://eprints.uny.ac.id di akses pada tanggal 25

September 2015 sebgai berikut :

1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.

2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik. 3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

4. Meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. 5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasaman,

percaya diri, dan demokrasi.

6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatann diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.

7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat, dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

Penelitian ini dilakukan di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

yang ada di Kota Bandung yaitu SMK Balai Perguruan Putri (BPP) Bandungdan

penulis akan meneliti kelas sepuluh (X) diSMK Balai Perguruan Putri (BPP)

Bandung. Penelitian ini akan mengamati proses pembelajaran PJOK pada saat

materi keterampilan bermain dalam permainan bolabasket. Pengamatan ini

bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran PJOK terutama pada

materi keterampilan bermain dalam permainan bolabasket.

Banyak hal yang diamati ketika melakukan pengamatan pembelajaran

PJOK di kelas sepuluh tersebut. Pertama bagaimana cara guru PJOK memulai

kegiatan awal pembelajaran, juga menyampaikan materi pembelajaran PJOK

mulai dari pemanasan sampai kegiatan inti dan akhir dari pembelajaran PJOK.

Kedua dengan mengamati model pembelajaran seperti apa yang digunakan guru

selama KBM berlangsung. Ketiga bagaimana jalannya proses belajar dan

keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan awal yang telah dilakukan di kelas sepuluh

(3)

gambaran kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran PJOK yang belum

optimal. Dengan kata lain, pembelajaran di kelas sepuluh (X) ini cenderung kaku.

Kaku disini adalah tidak sedikit siswa yang terlihat bingung dan sulit untuk

merespon materi yang disampaikan oleh guru terutama pada pelajaran permainan

bolabasket. Siswa cenderung acuh dan tidak mau berusaha untuk memahami

bagaimana cara bermain bolabasketyg benar. Hal ini dapat terjadi dikarenakan

siswa tidak tertarik dengan pelajaran keterampilan bermain dalam permainan

bolabasket yang diberikan oleh guru bahkan model pembelajaran yang digunakan

oleh guru kurang menarik minat siswa.

Pada materi keterampilan bermain dalam bolabasket di kelas sepuluh (X)

SMK BPP ( Balai Perguruan Putri ) Bandung ini terlihat belum menjadikan siswa

sebagai guru bagi dirinya sendiri ataupun menjadi teman untuk bekerjasama

dengan siswa-siswa yang lain. Dari sini dapat dilihat bahwa siswa hanya

mengandalkan kemampuan guru dalam mempraktikan gerakan dalambermain

bolabasket. Padahal, jika seorang guru mengajar “kelas gemuk” (katakanlah siswa

lebih dari 50 orang) dan membantu satu per satu dalam mengajarkan gerakan

keterampilanbermaintersebut akan terjadi ketidakefektifan waktu belajar. Siswa

yang menunggu giliran tidak akan memperhatikan guru yang sedang memberikan

contoh, malah akan asik bercanda dengan siswa lain yang sedang menunggu

giliran praktik.

Dengan melihat karakteristik permasalahan siswa di kelas sepuluh (X)

SMK BPP ( Balai Perguruan Putri ) Bandung ini dibutuhkan ketepatan dalam

memilih model pembelajaran. Dimana model pembelajaran tersebut harus mampu

meningkatkan keaktifan siswa dalam aktivitas pembelajaran terutama pada mata

pelajaran bolabasket dalam materi keterampilanbermain. Dan ketika pembelajaran

berlangsung siswa mampu bekerjasama bahkan mau untuk belajar kelompok

sehingga akan lebih mudah memahami materi yang diberikan oleh guru. Karena

pada umumnya siswa lebih nyaman melakukan sesuatu dengan temannya dalam

kelompok. Dengan adanya kerjasama dengan teman maka siswa akan dapat saling

(4)

disampaikan oleh guru. Sehingga keterampilan bermain siswa dalam bolabasket

lebih baik.

Dari permasalahan tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa belajar secara

pasif, yang hanya menerima informasi dari guru. Oleh karena itu, seorang guru

harus pandai juga tepat memilih dan menerapkan model pembelajaran yang akan

digunakan untuk mengaktifkan siswa secara positif dan edukatif. Sehingga siswa

dapat berperan aktif dalam proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Salah satu

upaya agar siswa aktif belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar yaitu dengan

cara menerapkan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student

centered), diantaranya model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning).

Menurut Juliantine dkk, (2013, hlm. 63-67) yaitu:

Model pembelajaran kooperatif beranjak dari dasar pemikiran “getting better together”, yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan sosialyang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat.

Model pembelajaran kooperatif ini memiliki ciri khas yaitu adanya

pembentukan kelompok-kelompok kecil yang dipilih secara heterogen yang

memungkinkan akan adanya interaksi yang aktif dalam memecahkan masalah

setiap permasalahan dalam pembelajaran.

Menurut Juliantine dkk, (2013, hlm. 81) model pembelajaran kooperatif

pada umumnya terbagi kedalam beberapa tipe misalnya Think Pair Share, Jigsaw,

Student Team Achievement Division,Investigasi Kelompok, Kooperatif Langsung,

Kooperatif Bermasalah.

Menurut Juliantine dkk, (2013, hlm. 83) model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsawbahwa:

(5)

sedang mereka bahas, lalu mereka kembali kepada kelompoknya untuk mengajarkan topik mereka itu kepada teman satu timnya.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model yang kooperatif

yang sederhana seperti yang dikemukakan oleh Juliantine dkk. (2013, hlm. 82) bahwa “gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa agar dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru.” Lebih lanjut Juliantine dkk. Mengartikannyajika para siswa ingin agar kelompoknya mendapat penghargaan tim, mereka harus

membantu teman satu kelompoknya untuk mempelajari materinya.

B. Identifikasi Masalah

Masalah yang penulis temukan di lapangan yaitu, hampir seluruh siswa

kurang memahami secara teoritis dan praktik pembelajaran PJOK khususnya pada

pembelajaran aktivitas permainan bola basket dalam materi keterampilanbermain.

Sehingga hasil belajar siswa dari segi kognitif, psikomotor, dan afektif masih

cenderung rendah. Adapun beberapa indikator yang menyebabkan hasil belajar

siswa di kelas sepuluh (X) SMK BPP ( Balai Perguruan Putri ) Bandung kurang

optimal salah satunya yaitu dikarenakan belum tepatnya model pembelajaran yang

digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran bolabasket.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Dengan Tipe Student Team Achievement Division(STAD) Terhadap Keterampilan

Bermain Dalam Permainan BolaBasket.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan penulis, maka

dapat dirumuskan beberapa masalah adalah sebagai berikut :

1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikanpengaruh

yang signifikan terhadap keterampilan bermain dalam permainan

bolabasket?

2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikanpengaruh

(6)

3. Apakah terdapat perbandingan pengaruh yang signifikan antara model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan tipe STAD terhadap

keterampilanbermain dalam permainan bolabasket ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

memberikan pengaruh yang signifikan terhadapketerampilanbermain dalam

permainan bolabasket.

2. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD

memberikan pengaruhyang signifikan terhadapketerampilanbermain dalam

permainan bolabasket.

3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh yang signifikan antara model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan tipe STAD

terhadapketerampilanbermain dalam permainan bolabasket.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis, dalam penelitian ini diharapkan dapat memperoleh informasi

tentang hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran tipe

Jigsaw dengan hasil belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD.

2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan memilih

model pembelajaran sebagai upaya meningkatkan keaktifan belajar,

kreatifitas, dan hasil belajar.

3. Bagi sekolah, pendekatan yang dikembangkan ini dapat diterapkan di

sekolah. Kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan dapat

merekomendasikan kepada guru-guru untuk lebih menggali lagi dalam

(7)

F. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah agar dalam

pembahasannya tepat. Maka masalah dalam penelitian ini mencakup :

1. Variabel bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsawsebagai variabel (X1) dan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division(STAD)

sebagai variabel bebas kedua (X2).

2. Adapun variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah hasil keterampilan

keterampilanbermain dalam permainan bolabasket.

3. Materi yang dijadikan bahan pengajaran adalah materi

Keterampilanbermain.

4. Populasi dalam penelitian ini kelas sepuluh (X) SMK BPP ( Balai Perguruan

Putri ) yang terbagi dalam lima (5) jurusan yaitu Perhotelan, Tata Boga,

RPL, Busana, dan Administrasi Perkantoran. Yang berjumlah 170 siswa

terbagi dalam tujuh (7) kelas.

5. Sampel penelitian hanya di ambil pada satu kelompok belajar siswa yang

berjumlah 40 orang. Dengan menggunakan teknik Purposive Sampling.

6. Lokasi Penelitian ini di SMK BPP ( Balai Perguruan Putri ) Bandung Jl.

Van De Venter No. 14-16Telp.(022) 4201674– Bandung

7. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yaitu:

1) Tes GPAI (Game Performance Assesment Instrumen) menurut Linda

L.Garffin, Stephen A Mitchel, and Judith L.Olsin, (1997, hlm. 363).

G. Struktur Organisasi

Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Bagian awal, berisi tentang halaman judul, pernyataan keabsahan tulisan,

pengesahan, motto dan persembahan prakata, abstrak, daftar isi, daftar

lampiran.

2. Bab I Pendahuluan, pada bab ini dikemukakan tentang latar belakang,

(8)

3. Bab II Landasan Teori, membahas teori yang melandasi permasalahan yang

merupakan landasan teoritis yang diterapkan di skripsi. Pada bab ini

berisikan tentang teori utama yaitu model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dan STAD, dan keterampilan keterampilan chest pass dalam

permaianan bola basket.

4. Bab III Metode penelitian, bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian dan

metode penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, populasi,

sample, teknik sampling, metode pengumpulan data, validitas dan

reliabilitas seta teknik analisis data.

5. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, bab ini mengemukakan tentang

hasil penelitian dan pembahasan penelitian.

6. Bab V Penutup, bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian dan sran-saran

yang diberikan peneliti terhadap hasil penelitian.

7. Pada bagian akhir terdiri dari daftar pustaka yang digunakan untuk landasan

teori serta memecahkan permasalahan dan lmpiran sebagai bukti dan

Referensi

Dokumen terkait

Apabila kredit justru menjadi tidak lancar (coll 4/diragukan) atau bahkan menjadi coll 5/macet) maka upaya yg terakhir bank adalah dengan non litigasi yaitu dengan

Menggunakan HP-tidak keluar masuk ruangan-tidak makan selama diskusi, menghargai tutor dan orang lain, memperhatikan teman, tidak memberikan kesempatan orang lain

– Hanya 30% dari responden yang disurvey mengetahui bahwa mereka mempunyai pelanggan yang sama dengan divisi lain di perusahaan mereka. – Hanya 20% bisa mengetahui jika

Disamping variabel interior , tampilan exterior juga sangat berpengaruh setelah variabel interior , apabila toko Al-Fath Pusat Perbelanjaan Khasanah Muslim Yogyakarta

Ennek elemzésére számítógépes szimulációval vizsgálni kívánom a genetikai variancia, az öröklődhetőségi érték, a szelekciós előrehaladás, a beltenyésztési

Untuk mengungkapkan pemaknaan pesan generasi penerus di balik simbol-simbol audio visual yang terdapat pada iklan susu Nutrilon Royal versi “Life Starts Here” di televisi...

Selain itu, lantai panggung harus dilengkapi dengan ruang resonansi, minimal 50 cm, untuk menguatkan radiasi dan instrumen yang mengeluarkan frekuensi bunyi rendah

Dari hasil didapatkan Intensive Diet and Exercise for Arthritis (IDEA) trial memiliki potensi untuk meningkatkan pemahaman kita bahwa proses penyakit OA,