• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan pendahuluan ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA MAMMA | Karya Tulis Ilmiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan pendahuluan ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA MAMMA | Karya Tulis Ilmiah"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan pendahuluan

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN CA MAMMA

I. LANDASAN TEORI

A. Pengertian

Karsinoma mamma adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma, areola

dan papilla mamma. (Lab. UPF Bedah RSDS, 1984)

B. Faktor predisposisi

Beberapa factor risiko pada karsinoma mammae dalam kalangan oncologist

(Muchlis Ramli, dkk, 2000) di antaranya :

1. Umur > 30 tahun, bertambah besar sampai usia 50 tahun dan setelah

menopause

2. tidak kawin/nulipara setelah 35 tahun risikonya 2 kali lebih besar

3. anak pertama lahir serelah usia 35 tahun

4. menarche kurang aari 12 tahun risikonya 1,7-3,4 kali lebih tinggi dari pada

wanita dengan menarche yang dating pada suia normal atau lebih dari 12

tahun.

5. menopause dating terlambat lebih dari 55 tahun, risikonya 2,5-5 kali lebih

tinggi

6. pernah mengalami infeksi, trauma atau operasi tumor jinak payudara

risikonya 3-9 kali lebih besar

7. adanya kanker payudara kontralateral, risikonya 3-9 kali lebih besar

8. pernah mengalami operasi ginekologis-tumor ovarium, riskonya 3-4 kali

lebih intggi

9. radiasi dinding dada risikonya 2-3 kali lebih besar

10. riwaya tkeluarga ada yang menderita kanker payudara pada ibu, saudara

perempuan ibu, saudara perempuan, adik/kakak, risikonya 2-3 kali lebih

tinggi.

(2)

C. Gejala klinis

Keluhan penderita kanker payudara (Lab. UPF Bedah RSDS, 1984):

1.

Mungkin tidak ada

2.

tumor mammae umumny atidak nyeri

3.

ulkus/perdarahan dari ulkus

4.

erosi putting susu

5.

perdarahan.keluar cairan dari putting susu

6.

nyeri pada payudara

7.

kelainan bentuk payu dara

8.

keluhan karena metastase

Gambaran klinis kanker mammae yang khas pada usia 35 tahun/lebih (Lab. UPF

Bedah RSDS, 1984) :

1. Tumbuh progresif

2. invasi atau nekrose

a.

Batas tak jelas

b.

Bentuk

tidak

teratur

c.

Mobilitas terbatas

d.

Retraksi kulit/papil

e.

Eritem kulit

f.

Peaue d’orange

g.

nodul satelit

h.

ulkus

i.

tumor melekat dengan “

-

kulit

-

m. pektoralis

-

dinding thoraks

3. Mengadakan metastase

1.

Regional

a. pembesaran kel;enjar linfe aksila

b. pembesaran kelenjar limfe mammaria interna

2.

Organ jauh

D. Patofisiologi (terlampir)

E. Pemeriksaan

Dasar diagnosis karsinoma mammae :

1.

Dasar diagnosis klinis, tumor pada mamae yang tumbuh progtresif

dengan tanda-tanda infiltrasi dan atau metastase

2.

Dasar diagnostic patologi, tumor dengan tanda-tanda keganasan

Pemeriksaan :

1. pemeriksaan klinis

(3)

3. pemeriksaan sitologis/patologis

4.

Penatalaksanaan

1. Terapi kuratif :

a.

Untuk kanker mamma stadium 0,I,II dan III

-

Terapi utama adalah mastektomi radikal modifikasi, alternative

tomoorektomi + diseksi aksila

-

Terapi ajuvan, :

Radioterapi paska bedah 4000-6000 rads

Kemoterapi untuk pra menopause dengan CMF

(Cyclophosphamide 100 mg/m2 dd po hari ke 1-14,

methotrexate 40 mg/m2 IV hari ke -1 siklus diulangi tiap 4

minggu dan flouroracil 600 mg/m2 IV hari ke-1 atau CAP

(Cyclophosphamide 500 mg/m2 hari ke 1, adriamycin 50

mg/m2 hari ke-1 dan flouroracil 500 mg/m2 IV hari ke-1 dan 8

untuk 6 siklus.

Hormon terapi untuk pasca menopause dengan tamoksifen

untuk 1-2 tahun

-

Terapi bantuan, roboransia,

-

Terapi sekunder bila perlu

-

Terapi komplikasi pasca bedah misalnya gangguan gerak lengan

(fisioterapi)

2. Terapi paliatif

Untuk kanker mamma stadium III B dan Iv :

a.

Terapi utama

-

pramenopause, bilateral ovariedektomi

-

pasca menopause ; 1) hormone resptor positif (takmosifen) dan 2)

hormone resptor negative (kemoterapu dengan CMF atau CAF)

b.

Terapi ajuvan

-

operable (mastektomi simple)

-

inoperable (radioterapi)

kanker mamae inoperative :

tumor melekat pada dinding thoraks

odema lengan

nodul satelit yang luas

(4)

c.

Terapi bantuan ; roboransia

d.

Terapi komplikasi , bila ada :

-

patah, reposisi-fiksasi-imobilisasi dan radioterapi pada tempat patah

-

odema lengan : 1) deuretik, 2) pneumatic sleeve, 3) operasi tranposisi

omentum atau kondoleon,

-

Efusion pleura, 1) aspirasi cairan atau drainase bullae, 2) bleomisin 30

mg dan teramisin 1000 mg, intra pleura

-

Hiperkalsemia : 1) deuretika dan rehidrasi, 2) kortikosteroid, 3)

mitramisin ¼-1/2 mg/kg BB IV

-

NYeri, terapi nyeri sesuai WHO

-

Borok,perawatan borok

e.

Terapi sekunder, bila ada

F. Prognosis

Tujuan akhir dari suatu program ini buka saja memperbaiki kethan hidup ,

tetpi juga perbaikan penyembuhan sebab kanker yang diobatik pada stasium

dini dengan sendirinya menaikkan angka survival biarpun penyembuhannya

belum tentu tercapai.

II KONSEP KEPERAWATAN

A.

Pengkajian

1. Identitas, (lihat factor-faktor predisposisi)

2. Keluhan utama ada benjolan pada payu dara dan lain-lain keluahan serta sejak

kapan , riwayat penyakit ( perjalanan penyakit, pengobatan yang telah

diberikan), faktro etiologi/resiko.

3. Konsep diri mengalmi perubahan pada sebagian besar klien dengan kanker

mamma.

4. Pemeriksaan klinis ;

Mencari benjolan Karen aorgan payudara dipengaruhi oelh faktoe hormone

antara lain estrogen dan progesterone, makas ebaiknya pemeriksaan ini

dilakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal mungkin/setelah menstruasi

+ 1 minggi dari hari akhir menstruasi. Klien duduk dengan tangan jatuh ke

samping dan pemeriksa berdiri didepan dalam posisi yag lebih kurang sama

tinggi.

a.

Inspeksi

(5)

Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu,

kelainan kulit, tanda radang, peaue d’ orange, dimpling, ulserasi dan

lain-lain. Inspeksi ini juga dilakukan dalam keadaan kedua lengan

diangkat ke atas untuk melihat apakah ada bayangan tumor doio

bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal,

dimpling dan lain-lain.

b.

Palpasi

Kien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas

lapangan dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil.

Konsistensi, banyak, lokasi, infiltasi, besar, batas dan operabilitas.

Pemebesaran kelenjar gerah bening (kelenjar aksila)

Dakah metastase Nudus (regional) atau organ jauh)

Stadium kanker (system TNM UICC, 1987)

5. Pemeriksaan penunjang

a.

Pemeriksaan penunjang klinis

Pemeriksaan radiologist

-

Mammografi/USG Mamma

-

X-foto thoraks

-

Kalau perlu

Galktografi

Tulang-tulang

USG abdomen

Bone scan

CT scan

Pemeriksaan laboratorium

-

rutin, darah lengkap, urine

-

duyla darah puasa dan 2 jpp

-

enxym alkali sposphate, LDH

-

CEA, MCA, AFP

-

HOrmon reseptor ER, PR

-

Aktivitas estrogen/vaginal smear

Pemeriksaan sitologis

-

FNA dari tumor

-

Cairan kista dan pleura effusion

-

Secret putting susu

(6)

Durante oprasi Vries coupe

Pasca operasi dari specimen operasi

6. Penatalaksanaan

(lihat landsan teori)

7. Dignosa Keperawatan

a. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan

kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan

kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan

tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan

tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi

simpatetik.

b. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan

jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf,

inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan

nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi

nyeri, kelemahan.

c. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam

penampilan sekunder terhadap pemberian sitostatika.

d. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan

hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi

khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung,

kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue,

ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan

intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan

turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan

lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping.

e. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan

berhubungan dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan

kognitif ditandai dengan sering bertanya, menyatakan masalahnya,

pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti

intruksi/pencegahan komplikasi.

f. Resiko tinggi kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan

efek samping kemotherapi dan radiasi/radiotherapi.

g. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan

tubuh sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi,

prosedur invasive

(7)

dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan

anemia.

B. Perencanaan

1. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan

kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan

kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan,

kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak

adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik.

Tujuan :

-

Klien dapat mengurangi rasa cemasnya

-

Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.

-

Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam

pengobatan.

INTERVENSI

RASIONAL

a. Tentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya.

b. Berikan informasi tentang prognosis secara akurat.

c. Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai.

d. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien mempersiapkan diri dalam pengobatan.

e. Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll.

f. Anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system.

g. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.

h. Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar.

a. Data-data mengenai pengalaman klien sebelumnya akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi.

b. Pemberian informasi dapat membantu klien dalam memahami proses penyakitnya. c. Dapat menurunkan kecemasan klien.

d. Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya.

e. Mengetahui dan menggali pola koping klien serta mengatasinya/memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan.

f. Agar klien memperoleh dukungan dari orang yang terdekat/keluarga.

g. Memberikan kesempatan pada klien untuk berpikir/merenung/istirahat.

(8)

2. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan

jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf,

inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan

nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri,

kelemahan.

Tujuan :

- Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas

- Melaporkan nyeri yang dialaminya

- Mengikuti program pengobatan

- Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui

aktivitas yang mungkin

INTERVENSI

RASIONAL

a. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas

b. Evaluasi therapi: pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi, ajarkan klien dan keluarga tentang cara menghadapinya

c. Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan musik atau nonton TV d. Menganjurkan tehnik penanganan

stress (tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutik.

e. Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu.

f. Diskusikan penanganan nyeri dengan dokter dan juga dengan klien

g. Berikan analgetik sesuai indikasi seperti morfin, methadone, narkotik dll

a. Memberikan informasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan.

b. Untuk mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan komplikasi.

c. Untuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri.

d. Meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan stress dan ansietas.

e. Untuk mengetahui efektifitas penanganan nyeri, tingkat nyeri dan sampai sejauhmana klien mampu menahannya serta untuk mengetahui kebutuhan klien akan obat-obatan anti nyeri.

f. Agar terapi yang diberikan tepat sasaran.

g. Untuk mengatasi nyeri.

(9)

kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20% atau lebih dibawah

ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal

cramping.

Tujuan :

-

Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada

tanda malnutrisi

-

Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat

-

Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan

penyakitnya

INTERVENSI

RASIONAL

a. Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan kebutuhannya.

b. Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat badan.

c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis.

d. Anjurkan klien untuk

mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien.

e. Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan makanan yang terlalu manis, berlemak dan pedas.

f. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman atau keluarga.

g. Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, latihan moderate sebelum makan.

h. Anjurkan komunikasi terbuka tentang problem anoreksia yang dialami klien.

Kolaboratif

i. Amati studi laboraturium seperti total limposit, serum transferin dan albumin

j. Berikan pengobatan sesuai indikasi

a. Memberikan informasi tentang status gizi klien.

b. Memberikan informasi tentang penambahan dan penurunan berat badan klien.

c. Menunjukkan keadaan gizi klien sangat buruk.

d. Kalori merupakan sumber energi.

e. Mencegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabkan penurunan nafsu makan serta mengurangi stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas.

f. Agar klien merasa seperti berada dirumah sendiri.

g. Untuk menimbulkan perasaan ingin makan/membangkitkan selera makan. h. Agar dapat diatasi secara bersama-sama

(dengan ahli gizi, perawat dan klien).

i. Untuk mengetahui/menegakkan terjadinya gangguan nutrisi sebagi akibat perjalanan penyakit, pengobatan dan perawatan terhadap klien.

(10)

Phenotiazine, antidopaminergic, corticosteroids, vitamins khususnya A,D,E dan B6, antacida

k. Pasang pipa nasogastrik untuk memberikan makanan secara enteral, imbangi dengan infus.

status kesehatan klien.

k. Mempermudah intake makanan dan minuman dengan hasil yang maksimal dan tepat sesuai kebutuhan.

4. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan

berhubungan dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan

kognitif ditandai dengan sering bertanya, menyatakan masalahnya,

pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti intruksi/pencegahan

komplikasi.

Tujuan :

-

Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan pada

ting-katan siap.

-

Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan mengikuti

prosedur tersebut.

-

Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam

pengo- batan.

-

Bekerjasama dengan pemberi informasi.

INTERVENSI

RASIONAL

a. Review pengertian klien dan keluarga tentang diagnosa, pengobatan dan akibatnya.

b. Tentukan persepsi klien tentang kanker dan pengobatannya, ceritakan pada klien tentang pengalaman klien lain yang menderita kanker.

c. Beri informasi yang akurat dan faktual. Jawab pertanyaan secara spesifik, hindarkan informasi yang tidak diperlukan.

d. Berikan bimbingan kepada klien/keluarga sebelum mengikuti prosedur pengobatan, therapy yang lama, komplikasi. Jujurlah pada klien. e. Anjurkan klien untuk memberikan

umpan balik verbal dan mengkoreksi miskonsepsi tentang penyakitnya. f. Review klien /keluarga tentang

pentingnya status nutrisi yang optimal.

g. Anjurkan klien untuk mengkaji membran mukosa mulutnya secara

a. Menghindari adanya duplikasi dan pengulangan terhadap pengetahuan klien.

b. Memungkinkan dilakukan pembenaran terhadap kesalahan persepsi dan konsepsi serta kesalahan pengertian.

c. Membantu klien dalam memahami proses penyakit.

d. Membantu klien dan keluarga dalam membuat keputusan pengobatan.

e. Mengetahui sampai sejauhmana pemahaman klien dan keluarga mengenai penyakit klien.

f. Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga mengenai nutrisi yang adekuat.

(11)

rutin, perhatikan adanya eritema, ulcerasi.

h. Anjurkan klien memelihara kebersihan kulit dan rambut.

masalah dengan kesehatan mulut yang dapat mempengaruhi intake makanan dan minuman.

h. Meningkatkan integritas kulit dan kepala.

5. Resiko tinggi kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan efek

samping kemotherapi dan radiasi/radiotherapi.

Tujuan :

-

Membrana mukosa tidak menunjukkan kerusakan, terbebas dari inflamasi dan

ulcerasi

-

Klien mengungkapkan faktor penyebab secara verbal.

-

Klien mampu mendemontrasikan tehnik mempertahankan/menjaga

kebersihan rongga mulut.

INTERVENSI

RASIONAL

a. Kaji kesehatan gigi dan mulut pada saat pertemuan dengan klien dan secara periodik.

b. Kaji rongga mulut setiap hari, amati perubahan mukosa membran. Amati tanda terbakar di mulut, perubahan suara, rasa kecap, kekentalan ludah.

c. Diskusikan dengan klien tentang metode pemeliharan oral hygine. d. Intruksikan perubahan pola diet

misalnya hindari makanan panas, pedas, asam, hindarkan makanan yang keras.

e. Amati dan jelaskan pada klien tentang tanda superinfeksi oral. Kolaboratif

f. Konsultasi dengan dokter gigi sebelum kemotherapi

g. Berikan obat sesuai indikasi, analgetik, topikal lidocaine, antimikrobial mouthwash

preparation. h. Kultur lesi oral.

a. Mengkaji perkembangan proses penyembuhan dan tanda-tanda infeksi memberikan informasi penting untuk mengembangkan rencana keperawatan. b. Masalah dengan kesehatan mulut dapat

mempengaruhi pemasukan makanan dan minuman.

c. Mencari alternatif lain mengenai pemeliharaan mulut dan gigi.

d. Mencegah rasa tidak nyaman dan iritasi lanjut pada membran mukosa.

e. Agar klien mengetahui dan segera memberitahu bila ada tanda-tanda tersebut.

f. Meningkatkan kebersihan dan kesehatan gigi dan gusi.

g. Tindakan/terapi yang dapat menghilangkan nyeri, menangani infeksi dalam rongga mulut/infeksi sistemik. h. Untuk mengetahui jenis kuman sehingga

dapat diberikan terapi antibiotik yang tepat.

(12)

sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur

invasif

Tujuan :

- Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan pecegahan infeksi

- Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka berlangsung normal

INTERVENSI

RASIONAL

a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. Pengunjung juga dianjurkan melakukan hal yang sama.

b. Jaga personal hygine klien dengan baik.

c. Monitor temperatur.

d. Kaji semua sistem untuk melihat tanda-tanda infeksi.

e. Hindarkan/batasi prosedur invasif dan jaga aseptik prosedur.

Kolaboratif

f. Monitor CBC, WBC, granulosit, platelets.

g. Berikan antibiotik bila diindikasikan.

a. Mencegah terjadinya infeksi silang.

b. Menurunkan/mengurangi adanya organisme hidup.

c. Peningkatan suhu merupakan tanda terjadinya infeksi.

d. Mencegah/mengurangi terjadinya resiko infeksi.

e. Mencegah terjadinya infeksi.

f. Segera dapat diketahui apabila terjadi infeksi.

g. Adanya indikasi yang jelas sehingga antibiotik yang diberikan dapat mengatasi organisme penyebab infeksi.

7. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan

kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.

Tujuan :

- Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi

spesifik

- Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan

INTERVENSI

RASIONAL

a.

Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping therapi kanker, amati penyembuhan luka.

b.

Anjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal.

c.

Ubah posisi klien secara teratur.

d.

Berikan advise pada klien untuk menghindari pemakaian cream kulit, minyak, bedak tanpa rekomendasi dokter.

a. Memberikan informasi untuk perencanaan asuhan dan mengembangkan identifikasi awal terhadap perubahan integritas kulit.

b. Menghindari perlukaan yang dapat menimbulkan infeksi.

c. Menghindari penekanan yang terus menerus pada suatu daerah tertentu.

(13)

8. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam

penampilan sekunder terhadap pemberian sitostatika.

Tujuan :

Setelah diberikan tindakan perawatan, konsep diri dan persepsi klien menjadi

stabil

Kriteria hasil :

- Klien mampu untuk mengeskpresikan perasaan tentang kondisinya

- Klien mampu membagi perasaan dengan perawat, keluarga dan orang dekat.

- Klien mengkomunikasikan perasaan tentang perubahan dirinya secara

konstruktif.

- Klien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri.

INTERVENSI

RASIONAL

a. Kontak dengan klien sering dan perlakukan klien dengan hangat dan sikap positif.

b. Berikan dorongan pada klien untuk mengekpresikan perasaan dan pikiran tentang kondisi, kemajuan, prognose, sisem pendukung dan pengobatan.

c. Berikan informasi yang dapat dipercaya dan klarifikasi setiap mispersepsi tentang penyakitnya.

d. Bantu klien

mengidentifikasi potensial kesempatan untuk hidup mandiri melewati hidup dengan kanker, meliputi hubungan interpersonal, peningkatan pengetahuan, kekuatan pribadi dan pengertian serta perkembangan spiritual dan moral.

e. Kaji respon negatif terhadap perubahan penampilan (menyangkal perubahan, penurunan kemampuan merawat diri, isolasi sosial, penolakan untuk mendiskusikan masa depan.

a. Perasaan empatik

dan perhatian untuk siap membantu klien dalam mengatasi permasalahan yang ada.

b. Perasaan yang

diungkapakan pada orang yang dipercaya akan membuat perasaan lega dan tidak tekanan batin.

c. Informasi yang

akurat memberikan masukan dan instropeksi diri dalam menerima dirinya.

d. Ektulisasi diri

dibutuhkan bagi klien dengan kaneker.

e. Respon klien yang

(14)

f. Bantu dalam penatalaksanaan alopesia sesuai dengan kebutuhan.

g. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain yang terkait untuk tindakan konseling secara profesional.

f. Dampak dari pada

chemoterapi perlu adanya penjelasan dan perawatan rambut.

g. Konseling

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Black, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997.

Medical Surgical Nursing :

Clinical Management for Continuity of Care

, Edisi 5, W.B. Saunders

Company, Philadelphia

Carpenito, Lynda Juall. 2001.

Buku Saku Diagnosa Keperawatan

. EGC. Jakarta.

Doenges, Marilyn E, et all. 1993.

Nursing Care Plans : Guidelines for Planning

and Documenting Patient Care,

Edition 3, F.A. Davis Company,

Philadelphia.

Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000.

Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi

.

EGC. Jakarta.

Lab. UPF Bedah, 2000.

Pedoman Diagnosis dan Terapi

, RSDS-FKUA, Surabaya

Long, Barbara C. 1996.

Perawatan Medikal Bedah

. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan

Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Edisi 1, Yayasan

IAPK Pajajaran, Bandung.

(16)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

CA MAMMAE SUSPEC PHYLAIDES TUMOR DEXTRA (T4N0MO)

DI RUANG BEDAH A RUMAH SAKIT DR. SOETOMO SURABAYA

A. PENGKAJIAN DATA

1.

Identitas

1. Identitas

Nama : Ny. S.

Umur

: 22 tahun.

Jenis Kelamin : Perempuan.

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia.

Agama

: Islam.

Pekerjaan : wiraswasta.

Pendidikan : SD

Alamat : Sampang

2. Alasan Dirawat:

Benjolan dan luka pada mammae kiri

3. Keluhan Utama

Benjolan dan luka pada mammae kiri

P, Benjolan dan luka pada mammae kiri

Q, Benjolan sebesar kates, terasa berat, dan adanya sekitar putting susu , ada luka

baru akibat tindakan biopsy tanggal 182002 hasil belum ada tanggal 26

-02-2002, luka yang agak lebar Saat dikaji klien cemas menunggu tindakan lanjut

dan menginginkan penyakitnya cepat ditangani dan sembuh.

R, Terasa ada benjolan pada mammae kiri yang berat sehingga mengganggu pola

aktivitas sehari-hari, klien hanya bisa tidur , miring kanan kiri, tidak bisa duduk.

Untuk kebutuhan BAB dan BAK kadang-kadang di tempat tidur, kadang dikamar

mandi dengan dibantu. Klien merasa lemah, tanggal 24 -02-2002 mendapatkan

tambahan darah 4 wadah, karena kurang darah.

T, sejak 6 tahun yang lalu pada waktu menyusui anak pertamanya, 6 bulan yang

lalu benjolan bertambah besar, dan 1 bulan yang lalu benjolan tersebut pecah

dan dilarikan ke RSDS mendapat tambahan darah., luka akibat pecahnya

benjolan tersebut samapai sekarangbelum sembuh-sembuh.

II.

Riwayat Keperawatan (Nursing History)

(17)

Klien belum pernah menderita penyakit lainnya, hanya batuk, pilek dan panas

yang sembuh dengan sendirinya.

5.

Riwayat Penyakit Sekarang:

- Payu dara kiri membesar sejak 6 tahun yang lalu, dan bertambah besar, terjadi

robekan perdarahan dan adanya luka sejak 1 b ulan yang lalu , sehingga perlu

perawatan luka dan pemeriksaan lanjut seperti PA hasil biopsy tanggal

18-02-2002, hasilnya tanggal 26-02-2002.

6.

Riwayat Kesehatan Keluarga:

-

Dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita

oleh klien sekarang ini.

-

Riwayat Menstruasi

Menstrausi usia 12 tahun, lama 7 hari, siklus teratur (30 hari), darah

keluar biasa.

-

Riwayat perkawinan

Klien kawin pada usia 16 tahun

-

Riwayat KB

Riwayat KB sejak kelahiran anak pertama menggunakan KB suntik

selama 4 tahun, dan berhenti dan

punyak anak nomor 2 ganti KB pil-stop, anak nomor -3 mati dalam

kandungan.

-

Riwayat persalinan

Persalianan anak pertama 9 bulan/dukun/laki-laki/spontan/6 tahun

Persalianan anak kedua 10 bulan/dukun/perepmuan/spontan/2 tahun

Persalinan anak ketiga IUFD di RSDS

7.

Keadaan Kesehatan Lingkungan:

Klien tinggal di perkampungan yang kondisinya sangat sederhana.

8.

Alat Bantu Yang Dipakai: tidak ada.

III.

Observasi Dan Pemeriksaan Fisik (tanggal 25

pebruari 2002)

9.

Keadaan Umum: cukkup

Klien tampak lemah, terlentang, kurang dalam melakukan aktivitas .

i.

Tanda-tanda Vital:

(18)

ii.

Sistem Tubuh (Body Systems):

a. Pernafasan (b1: breathing)

Pernafasan vesikuler,retraksi intercostals dan klavikula tidak ditemukan ,

Asimetris, Rh -/-. Wh -/-/, batuk (-), pilek (-)

Status lokalis :

Tumor Mammae 3x25x20 cm pada mammae kiri, asimetris, padat,

kenyal, berbatas tak tegas, mobilitas dasar, tidak melekat pada

kulit/dinding dada, tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening

pada supra dan infra klavikula dan axiler, venaextasi (-)

b. Cardiovascular (b2: bleeding)

Nyeri dada (-), Jantung S1S2 tunggal normal, Infus phlebitis diaff, Odema

ekstremitas atas dan bawah (-)

c. Persyarafan (b3: brain)

Kesadaran: compos mentis.

GCS : E= 4 V=5 M= 6 Total nilai: 15

Kepala dan wajah: tidak ada kelainan, kesan tidak pucat.

Mata sklera: tidak icterus, conjunctiva: pucat, pupil : isokor.

Leher: tekanan vena jugularis normal.

1. Persepsi Sensori

Pendengaran: tidak ada kelainan.

Penciuman : tidak ada kelainan.

Pengecapan : tidak ada kelainan.

Penglihatan : tidak ada kelainan.

Perabaan : tidak ada kelainan.

d. Perkemihan- eliminasi uri (b4: bladder)

Produksi urine frekuensi 4-5 kali/hari sebanyak ½-1 gelas, keluar spontan,

Warna kuning, bau: (-)

e. pencernaan – eliminasi alvi (b5: bowel)

Mulut dan tenggorok: kering, agak merah

Abdomen

: flat, supel, distensi (-)

BAB

: setiap hari, kadang 1kali dalam 2 hari, ditempat tidur

atau digendong ke kamar mandi.

Berat Badan (BB) : 45 Kg TB 150 cm.

(19)

Pelvis

: Tinggi fundus uteri sebatas sympisis

f.

Tulang – otot – integumen (b6: bone)

Kemampuan pergerakan sendi

: bebas. Tidak ada parese, paralise

maupun hemiparese, kekuatan otot 5/5

Extremitas:

- Atas

: tidak ada kelainan.

- Bawah : tidak terdapat edema

Tulang Belakang

: tidak ada kelainan.

Kulit:

-Warna kulit: pucat.

- Akral : hangat kering.

- Turgor: cukup

g. Sistem endokrin

Terapi hormon: tidak ada.

h. Sistem hematopoietik:

Diagnosis penyakit hematopoietik yang lalu:

-

Anemia (-), trombositosis, leukositosis

i.

ReproduksiPerempuan, putting susu meninjol, air susu tidak keluar.

j. Psikososial

Konsep diri:

1) Identitas

Status klien dalam keluarga: isteri, dengan suami dan kedua anaknya,

satu meninggal dunia di dalam kandungan, saya bersedih tapi sudah tak

relakan

Kepuasan klien terhadap status dan posisinya dalam keluarga: puas.

2) Peran

Tanggapan klien terhadap perannya: senang.

Kemampuan/kesanggupan klien melaksanakan perannya: sanggup.

Kepuasan klien melaksanakan perannya: puas.

3) Ideal diri/Harapan

Harapan klien terhadap:

(20)

Harapan klien terhadap penyakit yang sedang dideritanya: Klien berharap

agar segera dilakukan tindakan dan operasi biar cepat sembuh.

Lainnya: klien menganggap apabila tumornya diangkat dengan operasi

maka ia akan sembuh total.

a)

Harga diri

Tanggapan klien terhadap harga dirinya: sedang.

Sosial/Interaksi

Hubungan dengan klien: dalam keluarga baik.

Dukungan keluarga : aktif.

Dukungan kelompok/teman/masyarakat: kurang.

Reaksi saat interaksi : kontak mata.

k.

Spiritual

Konsep tentang penguasa kehidupan: Allah.

Ritual agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini: sholat.

Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama

yang diharapkan saat ini: lewat ibadah.

Upaya kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama: tidak ada.

Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan: klien

mempercayainya.

Persepsi terhadap penyebab penyakit: sebagai cobaan/peringatan.

IV Pemeriksaan Penunjang

a.

Pemeriksaan laboratorium tanggal 22-02-2002:

- Leukosit : 11 x 1000/UL

-

Hb

: 12,7 g/dl.

-

PCV

: 39,6%

-

Trombosit : 517 x 1000/UL

-

Albumin : 2,32 g/dl.

-

LED

: 100 mm/jam.

b.Pemeriksaan radiology

-

Thorax AP (tanggal 13-02-2002), gambaran massa besar di soft tissue

hemithoraks kiri (mammae kiri)

-

USG Abdomen (28-02-2002), tak ada metastase pada liver, gall bladder,

pankreatik/lien, ren kanan dan kiri.

(21)

-

dilakukan pemeriksaan Biopsi-PA- tanggal 18-02-2002 hasil tanggal

26-02-2002, didapatkan adenoma tanpa keganasan.

IV.

Penatalaksanaan

a. Perawatan

-

Pendidikan kesehatan (penyakit, penatalaksanaan, operasi/lainnya,

prognosis)

-

Support sistem

-

Mobilisasi

-

Makan dan minum cukup

-

Perawatan luka 2 kali sehari dengan kompres BWC

b. Medis

-

infuse RL : D5% = 2;2

-

Injeksi ampicillin 3x1 gr

-

Rencana operasi wide excition

V.

Analisa Data

DATA

ETIOLOGI

MASALAH

S:

- Klien menanyakan bagaimana dengan penyakitnya apakah perlu dioperasi atau tindakan lainnya.

- Kalau operasi, kapan operasinya dilaksanakan, karena biaya selama menunggu jadwal operasi semakin menipis (klien peserta JPS)

- Klien belum mempunyai pengalaman tentang operasi

- Klien mengatakan merasa lemah O:

- Operasi tanggal 18-02-2002 tindakan biopsy untuk pemeriksaan PA.

- Klien tampak kelelahan, kurang perhatian - Mata klien tampak cekung dan pandangan

seperti kosong dan tertegun

- Klien tampak berkeringaan saat interview, muka tegang

S:

(22)

- Klien berpikir bahwa dengan operasi maka benjolan bias hilang dia pasti sembuh total.

O:

- Pendidikan klien SD tidak sampai tamat. - Klien selalu ber-tanya tentang penyakit

& jadwal operasinya.

- Klien merasa tidak diperhatikan/tidak diobati.

S

- Klien mengatakan bahwa dirinya merasa malu dengan keadaan mammae kirinya yang membesar

- Klien merasa ketergantungan dalam memnuhi kebutuhan sehari-harinya

- Klien hanya bias terlentang, miring kanan dan kiri, sulit untuk duduk apalagi buat berjalan

- Klien kurang mengerti tentang siapa, dari mana dan bagaimana klien sebelahnya. O

- KLien kurang berinteraksi dengan klien sebelahnya

- Klien lebih banyak diam, pasif dan hanya menjawab bila ditanyakan sesuatu darinya.

- Klien lebih banyak ditunggu oleh ibunya.

S

- KLien mengatakan infusnya dicabut karena tak bisa jalan. Dan akan diganti setelah dibelikan alatnya.

- Klien mengatakan bahwa makan yang diberikan dari rumah sakit dihabiskan itu juga masih nambah dari makanan yang dibelinya

- Klien merasa dirinya lemah dan kekuatan berkurang karena berat pada mammae kirinya

- Klien mengatakan selam ini belum pernah mual dan muntah

Kurangnya informasi & keterbatasan kognitif

Benjolan pada mammae kiri

Hipermetabolik penyakit

Pengetahuan tentang pe-nyakit, prog-nosis & pe-ngobatan

Boy image (gambaran tubuh)

(23)

O

- Kadar labumin, 2,32 gr/dl

- Mata agak cekung, mukosa kering, tensi 11o/70 mmHg, Hb 12,7 gr/dl

- BB 45 kg, TB 150 cm

- Kembung (-), Bising usus normal

S

- Luka mulai 6 bulan yang lalu

- Ada luka bekas bipsi pada mammae kiri tanggal 18-02-2002

- Luka lebar dan tak sembuh-sembuh O

- disintegritas kulit pada mammae sebelah kiri sebesar 10x10 cm

- PErawatan luka 2 kali sehari dengan kompres BWC

- Luka bekas biopsy dengan panjang 6 cm dengan 5 jahitan side.

- Luka basah, pus minimal, nyeri dan perih (-)

S

- KLien mengatakan hanya bias terlentang dan miring ke kiri saja karena merasa berat dengan benjolan mammae - Klien mengatakan untuk keperluan

berak dan kencing dilakukan di tempat tidur kadang di kamar mandi bila digendong/digotong.

O

- benjolan mammae sebelah kiri sebesar 2x25x20 cm

- Klien dalam melakukan gerak duduk, minta bantuan

S

- luka sejak 6 bulan yang lalu dan tidak sembuh-sembuh

- keluahan panas badan (-), hangat

O

- Leukosit 11 x 10e9 /Ui

- Luka/ulkus yang lebar 10x10 merah,

Ulkus pada mammae kiri

Kelemahan, benjolan yang membesar pada mammae kiri

Paparan luka yang lebar

Integritas kulit

mobilisasi

(24)

campur nanah, bau (-)

- Perawatan luka 2 kali sehari dengan BWC dan dipupuri dengan gerusan metronidazol

VI.

Diagnosa Keperawatan

a.

Infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh

sekunder dan sistem imun, ulkus mammae

b.

Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan

kesehatan, tindakan dan operasi yang mungkin dilakukan

c.

Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan

berhubungan dengan kurangnya informasi, keterbatasan kognitif

d.

Gangguan konsep diri b.d perubahan dalam penampilan sekunder

terhadap pemberian sitostatika.

e.

Risiko nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan

hipermetabolik .

f.

kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ulkus mammae kiri

B.

PERENCANAAN

a.

Infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya

pertahanan tubuh sekunder dan sistem imun

Tujuan :

-

Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi

dalam tindakan pecegahan infeksi yang lebih luas

-

Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi lebih luas

(suhu 36-37,5

o

C), dan penyembuhan luka primer

-

Leukosit 6-10 x 10e

9

/UI

INTERVENSI

RASIONAL

a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.

b. Anjurkan klien dan keluarga ikut menjaga personal hygine klien dan lingkungan dengan baik.

c. Monitor temperatur.

d. Observasi semua sistem untuk melihat tanda-tanda infeksi dan tingkatkan daya tahan tubuh klien dengan makan dan minum cukup NS TKTP dan air >1500 cc

a. Mencegah terjadinya infeksi silang.

b. Menurunkan/mengurangi adanya organisme hidup.

c. Peningkatan suhu merupakan tanda terjadinya infeksi.

(25)

e. Hindarkan/batasi prosedur invasif dan jaga aseptik prosedur.

f. Kolaboratif

- Monitor CBC, WBC, granulosit, platelets.

- Berikan antibiotik bila diindikasikan (ampicillin 3 x 1 gr)

e. Mencegah terjadinya infeksi.

f. Segera dapat diketahui apabila terjadi infeksi. Adanya indikasi yang jelas sehingga antibiotik yang diberikan dapat mengatasi organisme penyebab infeksi.

b.

Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker),

perubahan kesehatan, tindakan dan operasi yang mungkin akan dijalani,

prognosis

Tujuan :

-

Klien dapat mengurangi rasa cemasnya

-

Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.

-

Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam

pengobatan.

-

Skala cemas < 6

INTERVENSI

RASIONAL

a. Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar.

b. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.

c. Berikan informasi tentang penyakit, penatalaksanaan, prognosis secara akurat.

d. Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai.

e. Monitor koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll.

f. Anjurkan untuk

mengembangkan interaksi dengan support system.

a. Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong. b. Pemberian informasi dapat membantu klien

dalam memahami proses penyakitnya. c. Dapat menurunkan kecemasan klien.

d. Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya.

e. Pola koping klien serta

mengatasinya/memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan.

(26)

c. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan

berhubungan dengan kurangnya informasi, keterbatasan kognitif

Tujuan :

-

Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan

pada ting-katan siap.

-

Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan

mengikuti prosedur tersebut.

-

Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi

dalam pengo- batan.

-

Bekerjasama dengan pemberi informasi.

-INTERVENSI

RASIONAL

a. Review pengertian klien dan keluarga tentang diagnosa, pengobatan dan akibatnya.

b. Klarifikasikan persepsi klien tentang kanker dan pengobatannya, ceritakan pada klien tentang pengalaman klien lain yang menderita kanker.

c. Beri informasi yang akurat dan faktual. Jawab pertanyaan secara spesifik, hindarkan informasi yang tidak diperlukan.

d. Berikan bimbingan kepada klien/keluarga sebelum mengikuti prosedur pengobatan, therapy yang lama, komplikasi. Jujurlah pada klien. e. Anjurkan klien untuk memberikan

umpan balik verbal dan mengkoreksi miskonsepsi tentang penyakitnya. f. Review klien /keluarga tentang

pentingnya status nutrisi yang optimal.

g. Anjurkan klien untuk mengkaji membran mukosa mulutnya secara rutin, perhatikan adanya eritema, ulcerasi.

h. Anjurkan klien memelihara kebersihan kulit dan rambut.

a. Menghindari adanya duplikasi dan pengulangan terhadap pengetahuan klien.

b. Memungkinkan dilakukan pembenaran terhadap kesalahan persepsi dan konsepsi serta kesalahan pengertian.

c. Membantu klien dalam memahami proses penyakit.

d. Membantu klien dan keluarga dalam membuat keputusan pengobatan.

e. Mengetahui sampai sejauhmana pemahaman klien dan keluarga mengenai penyakit klien.

f. Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga mengenai nutrisi yang adekuat.

g. Mengkaji perkembangan proses-proses penyembuhan dan tanda-tanda infeksi serta masalah dengan kesehatan mulut yang dapat mempengaruhi intake makanan dan minuman.

h. Meningkatkan integritas kulit dan kepala.

(27)

Tujuan :

-

Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan

kondisi spesifik

-

Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan

penyembuhan

INTERVENSI

RASIONAL

a. Monitor perkembanga integritas kulit untuk melihat adanya efek samping therapi kanker, amati penyembuhan luka.

b. Anjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal.

c. Anjurkan klien untuk mengubah posisi klien secara teratur.ke kiri dan terlentang 2 jam sekali

d. Perawatan luka secara aseptic dan antiseptic 2 kali sehari dengan kompres BWC tertutup, dan ditaburi gerosan obat metronidazole sebanyak 3 bungkus.

e. Kolaborasi dalam pemberian injeksi Ampicillin 3 x 1 gr per IV

a. Memberikan informasi untuk perencanaan asuhan dan mengembangkan identifikasi awal terhadap perubahan integritas kulit. b. Menghindari perlukaan yang dapat

menimbulkan infeksi.

c. Menghindari penekanan yang terus menerus pada suatu daerah tertentu.

d. Mencegah trauma berlanjut pada kulit dan produk yang kontra indikatif

e. Antbiotika adalah antibakteri berspektrum luas.

e. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam

penampilan sekunder terhadap pembesaran mammae kiri

Tujuan :

Setelah diberikan tindakan perawatan, konsep diri dan persepsi klien menjadi

stabil

Kriteria hasil :

-

Klien mampu untuk mengeskpresikan perasaan tentang kondisinya

-

Klien mampu membagi perasaan dengan perawat, keluarga dan orang

dekat.

-

Klien mengkomunikasikan perasaan tentang perubahan dirinya secara

konstruktif

-

Klien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri.

INTERVENSI

RASIONAL

a. Kontak dengan klien sering dan perlakukan klien dengan hangat dan sikap positif.

(28)

b. Berikan dorongan pada klien untuk mengekpresikan perasaan dan pikiran tentang kondisi, kemajuan, prognose, sisem pendukung dan pengobatan. c. Berikan informasi yang dapat

dipercaya dan klarifikasi setiap mispersepsi tentang penyakitnya. d. Bantu klien mengidentifikasi potensial

kesempatan untuk hidup mandiri melewati hidup dengan kanker, meliputi hubungan interpersonal, peningkatan pengetahuan, kekuatan pribadi dan pengertian serta perkembangan spiritual dan moral. e. Monitor respon negatif terhadap

perubahan penampilan (menyangkal perubahan, penurunan kemampuan merawat diri, isolasi sosial, penolakan untuk mendiskusikan masa depan. f. Bantu dalam penatalaksanaan alopesia

sesuai dengan kebutuhan.

g. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain yang terkait untuk tindakan konseling secara profesional.

b. Perasaan yang diungkapakan pada orang yang dipercaya akan membuat perasaan lega dan tidak tekanan batin.

c. Informasi yang akurat memberikan masukan dan instropeksi diri dalam menerima dirinya.

d. Ektulisasi diri dibutuhkan bagi klien dengan kaneker.

e. Respon klien yang negatfi diperlukan bantuan baik fisik mapun psikis-moral untuk memenuhi kebutuhan sejhri-sehari.

f. Dampak dari pada chemoterapi perlu adanya penjelasan dan perawatan rambut g. Konseling kesehatan secara bersama

akan lebih lebih efektif.

e. Risiko nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan

hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker,

Tujuan :

-

Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada

tanda malnutrisi

-

Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat

-

Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan

penyakitnya

INTERVENSI

RASIONAL

a. Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan kebutuhannya.

b. Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat badan.

c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang

a. Memberikan informasi tentang status gizi klien.

b. Memberikan informasi tentang penambahan dan penurunan berat badan klien.

(29)

lambat dan pembesaran kelenjar parotis.

d. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien.

e. Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan makanan yang terlalu manis, berlemak dan pedas.

f. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman atau keluarga.

g. Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, latihan moderate sebelum makan. h. Anjurkan komunikasi terbuka tentang

problem anoreksia yang dialami klien.

i. Kolaboratif

- Amati studi laboraturium seperti total limposit, serum transferin dan albumin

- Berikan pengobatan sesuai indikasi

- untuk memberikan makanan secara enteral, imbangi dengan infus.

d. Kalori merupakan sumber energi.

e. Mecegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabkan penurunan nafsu makan serta mengurangi stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas. f. Agar klien merasa seperti berada dirumah

sendiri.

g. Untuk menimbulkan perasaan ingin makan/membangkitkan selera makan.

h. Agar dapat diatasi secara bersama-sama (dengan ahli gizi, perawat dan klien).

i. Kolaborasi

- Untuk mengetahui/menegakkan terjadinya gangguan nutrisi sebagi akibat perjalanan penyakit, pengobatan dan perawatan terhadap klien.

- Mempermudah intake makanan dan minuman dengan hasil yang maksimal dan tepat sesuai kebutuhan.

C.

IMPLEMENTASI

TGL/DX JAM

IMPLEMENTASI

EVALUASI

25/2/2002 Dx 1

08.30

09.00

a. Mencuci tangan

dan memnggunakan hands scoen bila akan melakukan tindakan perawatan luka aseptic dan antiseptic dengan menaburi gerusan obat metronidazole sebanyak 3 bungkus dan ditutup dengan kasa.

b. Mengobservasi

semua sistem untuk melihat tanda-tanda infeksi dan tingkatkan daya tahan tubuh klien dengan makan dan minum cukup (NS TKTP dan air

S

Klien mampu meng-identifikasi tanda-tanda infeksi lanjut (pans badan, nyeri, nanah, dan gangguan istirahat) dan berpartisipasi dalam tindakan pecegahan in-feksi yang lebih luas (menjaga kebersihan TT dan lingkungan terutama sekitar luka)

O

(30)

Dx. 2 09.15 12.00 08.00 08.15 09.30 >1500 cc) c. Melakukan

Kolaboratif dalam memerikan antibiotik ampicillin 1 gr per IV

d. Menganjurkan

klien dan keluarga ikut menjaga personal hygine klien dan lingkungan dengan baik.

e. Memonitor

temperature suhu 37,2oC

f. Mengurangi/bata

si prosedur invasif dan jaga aseptik prosedur.

a. Mempertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar dan menjelaskan kontrak yang akan dilakukan pada klien dan keluarganya

b. Mengatur lingkungan yang tenang dan nyaman.

c. Memberikan informasi tentang penyakit, penatalaksanaan, prognosis secara akurat.

- Tindakan pada penyakitnya berupa biopsy dilakukan untuk mengidentifikasi penyakitnya. - Bila ada hasil dapat

dilakukan tindakan operasi, radiasi atau kemoterapi

d. Memberi kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai.

e. Memonitor koping yang tidak efektif

tepi, nanah minimal, luka merah, nekroting. A. Masalah tetap P Lanjutkan intervensi a,b,c,d,e,dan f. I

Melanjutkan Intervensi sesuai rencana

S

Klien dapat mengurangi rasa cemasnya dengan diajak ngobrol

Klien menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan dan tindakan

O

Klien tampak rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.

Skala cemas ringan, keringat (+), nadi 88 kali/menit

A

Masalah teratasi sebagian P

Lanjutkan intervensi c,d,e,f I

Melanjutkan Intervensi

S

Klien mengatakan bahwa setiap hari dirawat luka 2 kali

O

(31)

meng-Dx. 3

11.00

09.15

10.00

seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll.

f. Menganjurkan dan melibatkan keluarganya untuk mengembangkan interaksi dengan support system.

a. Memonitor perkembangan integritas kulit untuk melihat adanya efek pengobatan yang telah diberikan, dan mengamati penyembuhan luka serta tanda infeksi

b. Melakukan perawatan luka secara aseptic dan antiseptic 2 kali sehari dengan kompres BWC tertutup, dan ditaburi gerosan obat metronidazole sebanyak 3 bungkus.

c. Melakukan kolaborasi dalam pemberian injeksi Ampicillin 1 gr per IV

d. Menganjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal. e. menganjurkan klien untuk mengubah

posisi klien secara teratur.ke kiri dan terlentang 2 jam sekali

identifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi spesifik

pencegahan komplikasi

dan percepatan

penyembuhan .

Luka merah 10x10, pus sedikit, nekroting (+) 5x5 A.

Masalah belum teratasi P

Lanjutkan intervensi a,b,c,d

I

Melanjutkan intervensi

D.

EVALUASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN

TGL

DX

CATATAN PERKEMBANGAN

26/2/2002 14.30

17.00

14.30

1 2 3

S

Klien mengatakan tidak panas badan, nyeri (-), dapat tidur. O

Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi lebih luas (suhu37,2oC), dan penyembuhan luka dari tepi, nanah minimal, luka merah, nekroting. A.

Masalah tetap P

Lanjutkan intervensi a,b,c,d,e,dan f. I

Melanjutkan Intervensi sesuai rencana S

Klien merasa senang bila diajak ngobrol dan memberi tahu tentang tindakan lanjut.

(32)

17.00

14.30

17.00

(seperti membeli obat, alat suntik dan puyer luka) O

Klien tampak rileks dan dapat ketawa yang wajar. Skala cemas ringan, keringat (+), nadi 84 kali/menit

Klien mengucapkan terima kasih telah dirawat dan diberi informasi A

Masalah teratasi sebagian P

Lanjutkan intervensi c,d,e,f I

Melanjutkan Intervensi

S

Klien mengatakan bahwa setiap hari tetap dirawat luka 2 kali

Klien mengatakan masih merasa berat membawa dirinya untuk duduk apaligi berjalan

O

Klien dapat berpatisipasi dalam tindakan rawat luka Luka merah 10x10, pus sedikit, nekroting (+) 5x5 Peradarahan (-)

A.

Masalah belum teratasi P

Lanjutkan intervensi a,b,c,d I

Melanjutkan intervensi

TGL

DX

CATATAN PERKEMBANGAN

27/2/2002 14.30

17.00

14.30

1 2 3

S

Klien mengatakan tidak panas badan, nyeri (-), dapat tidur. O

Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi lebih luas (suhu36,9oC), dan penyembuhan luka dari tepi, nanah minimal, luka merah, nekroting. Luka bekas biopsy membuka terdapa nanah

A.

Masalah teratasi sebagian P

Lanjutkan intervensi a,b,c,d,e,dan f. I

Melanjutkan Intervensi sesuai rencana S

(33)

17.00

14.30

17.00

Klien tidak begitu banyak bicara Klien menangis karena kainnya hilang

Klien dan mengatakan bagaiman tindak lanjutnya Keluarga menunjukkan hasil biopsy

O

Klien tampak rileks dan dapat ketawa yang wajar.

Skala cemas ringan, keringat (+), nadi 88 kali/menit, tensi 110/70 mmHg Klien dapat diajak berinteraksi dengan baik

A

Masalah teratasi sebagian P

Lanjutkan intervensi c,d,e,f I

Melanjutkan Intervensi

Menjelaskan bahwa penyakitnya dari hasil biopsy adalah tumor jinak, tidak ada keganasan

Memberi penjelasan bahwa untuk operasi merupakan tanggung jawab dr. yang merawat dan keluarga berhak bertanya padanya.

Menjelaskan bahwa untuk operasi diperlukan stamina tubuh yang baik agar operasinya berjalan lancer.

S

Klien mengatakan bahwa setiap hari tetap dirawat luka 2 kali

Klien mengatakan masih merasa berat membawa dirinya untuk duduk apaligi berjalan

O

Klien dapat berpatisipasi dalam tindakan rawat luka

Luka merah 10x10, pus sedikit, nekroting (+) 5x5, luka bekas biopsy membuka 1 cm dan panjang 5 cm terpapat pus dan nekroting

Peradarahan (-) A.

Masalah belum teratasi P

Lanjutkan intervensi a,b,c,d I

Melanjutkan intervensi

TGL

DX

CATATAN PERKEMBANGAN

(34)

08.00

09.30

08.30

09.30

2 3

Klien mengatakan tidak panas badan, nyeri (-), dapat tidur. O

Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi lebih luas (suhu36,9oC), dan penyembuhan luka dari tepi, nanah minimal, luka merah, nekroting. Luka bekas biopsy membuka terdapat nanah

A.

Masalah teratasi sebagian P

Lanjutkan intervensi a,b,c,d,e,dan f. I

Melanjutkan Intervensi sesuai rencana S

Klien merasa senang bila memberi tahu tentang tindakan lanjut. Klien tidak begitu banyak bicara

Klien menangis karena takut sakit bila operasi Klien dan mengatakan bagaiman tindak lanjutnya O

Klien tampak tegang, berkeringat

Skala cemas sedang, keringat (+), nadi 88 kali/menit, tensi 110/70 mmHg Klien dapat diajak berinteraksi dengan baik, konsentrasi masih baik A

Masalah teratasi sebagian P

Lanjutkan intervensi c,d,e,f Melanjutkan Intervensi

Menjelaskan bahwa untuk operasi diperlukan stamina tubuh yang baik agar operasinya berjalan lancer.

Menjelaskan tentang prosedur operasi :

- persipan pre operasi (persetujuan tindakan, puasa, urus perut, persiapan mental)

- Menjelang operasi disuntik untuk tenang sebelum masuk kamar operasi

- Di kamar operasi akan dibius umum , sehingga tidak sadar, tidak merasakan nyeri.

- Setelah selesai operasi akan di rawat di ruang pemulihan sampai sadar dan kembali keruangan

- Selam sadar mungkin timbul rasa nyeri dan akan diberikan suntikan mengurangi nyeri

Memberi gambaran bagaimana operasi, nyeri pada klien lainny yang ada disebelahnya.

E

Klien ingin cepat sembuh dan bersedia dilakukan operasi

Klien mengatakan tidak apa-apa hilang mammae kirinya asal penyakitnya hilang dan sembuh bias pulang kampong.

(35)

08.30

09.00

Klien mengatakan bahwa setiap hari tetap dirawat luka 2 kali

Klien mengatakan masih merasa berat membawa dirinya untuk duduk apaligi berjalan

O

Klien dapat berpatisipasi dalam tindakan rawat luka

Luka merah 10x10, pus sedikit, nekroting (+) 5x5, luka bekas biopsy membuka 1 cm dan panjang 5 cm terpapat pus dan nekroting

Peradarahan (-) A.

Masalah belum teratasi P

(36)

Patofisiologi

MAMMAE

Estrogen dan progesterone

Hipopise anterior/posterior positif

Hiperplasi sel parenkim, areola, papilla mamae

Tomur mammae

parenkim, stroma,

Tumor padat

Jinak ganas

Tumor kistik Nipple discharge Non palpable Mass Nipple Discharge

OPERASI CHEMOTERAPI

Faktor predisposisi :

anak pertama lahir serelah usia 35 tahun

tidak kawin/nulipara setelah 35 menarche kurang aari 12 tahun menopause dating terlambat lebih dari 55 tahun,

pernah mengalami infeksi, trauma a adanya kanker payudara kontralateral,

pernah mengalami operasi ginekologis-tumor ovarium

radiasi dinding dada

riwaya tkeluarga ada yang menderita kanker

kontrasepsi oral

Keluhan

Mungkin tidak ada

tumor mammae umumnya tidak nyeri

ulkus/perdarahan dari ulkus erosi putting susu

perdarahan.keluar cairan dari putting susu

nyeri pada payudara kelainan bentuk payu dara keluhan karena metastase

Masalah keperawatan :

takut dan cemas

ketidaktahuan tantang penyakit kurang efektifnya terapi risiko komplikasi gambaran tubuh

MAMMOGRAFI, USG ABDOMEN, BIPOSI, THORAK AP/PA

Masalah pre operasi :

cemas

takut

kurang pengetahuan

deficit ekonomi

Masalah post operasi nyeri

kurang pengetahuan risiko infeksi

body image

(37)

Referensi

Dokumen terkait

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERKAP NOMOR : 22 TAHUN 2010 TANGGAL : 28 SEPTEMBER 2010..

locus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa; (2) ada pengaruh kultur keluarga pada hubungan antar kecerdasan emosional dengan

3 Memberi kelulusan/menolak Ketua Warden 4 Menyerahkan kad kebenaran Pengawal Keselamatan 5 Penghuni asrama keluar dengan. mematuhi

Namun demikian, dari skripsi dan buku yang penulis sebutkan di atas, tidak ada satupun yang sama persis dengan yang penulis teliti, karena belum ada yang secara gamblang

meningkatkan kemandirian masyarakat msl penegakan hukum, terbuka mobilitas dalam institusi,

Ber dasar kan hasil evaluasi ter hadap semua penaw ar an yang ber hasil diupload melalui sistem SPSE, dapat dibuat r ingkasan hasil evaluasi sebagai ber ikut :. Jenis Evaluasi

Sepert1 yang d1Jelaslrnn dalam teon-teon d1 atas, 1v1atemat1lm adalah mata pelaJaran yang memerlukan kemampuan berfikJr dan menghafal yang tinggi. Kebanyakan siswa dalam

Ber dasar kan hasil evaluasi ter hadap semua penaw ar an yang ber hasil diupload melalui sistem SPSE, dapat dibuat r ingkasan hasil evaluasi sebagai ber ikut :. Jenis Evaluasi