BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan pembahasan tulisan ini dapat diketahui bahwa
masa pemerintahan Jepang tahun 1942-1945 memberikan pengaruh dan
perubahan terutama dalam bidang pendidikan. Pemerintahan Jepang
merombak secara total sistem pendidikan dengan menerapkan kebijakan
yang baru dan sesuai dengan tujuan propaganda Jepang di Indonesia.
Diskriminasi dan dualisme pendidikan dihapus atau dihilangkan.
Penyeragaman pada tingkat atau jenjang pendidikan dilaksanakan secara
berbeda dan mendasar tidak sama seperti masa pemerintah Belanda.
Semasa pemerintahan Belanda, di Ambarawa didirikan beberapa sekolah
seperti Sekolah Desa (Volksshcool), Hollands Chinese School (HCS),
Hollands Inlandse School (HIS), Schakelschool. Sejak Jepang berkuasa
sekolah-sekolah tersebut ditutup. Pemerintahan militer Jepang
mengeluarkan Oendang-Oendang No.12 dan aturan tentang sekolah yang
menyatakan bahwa sekolah-sekolah diselenggarakan pada yang masa
pemerintahan Belanda akan dibuka kembali pada tanggal 22 April 1942
dengan nama Sekolah Rakyat (Kokumin Gakko).
Di Ambarawa terdapat sekolah rakyat yaitu Sekolah Rakyat
Kranggan dan Sekolah Rakyat Pasekan. Dari semua pembelajaran yang
tersebut mengacu kepada cita-cita pemerintahan Jepang yang merupakan
landasan pendidikan sehingga pembelajaran di dalam sekolah rakyat
tersebut akan membentuk murid untuk memiliki jiwa dan semangat Jepang
(Nippon Seisin) serta busyido (berbakti kepada pemerintahan Jepang
(pemimpin) dan orang tuanya).
Formasi dan sistem pendidikan di sekolah yang baru menimbulkan
antusiasme belajar yang sangat baik bagi anak-anak di Ambarawa. Selain
karena kemauan diri sendiri tidak jarang alasan para murid-murid untuk
bersekolah karena berada dibawah tekanan kuat pimpinan desa. Khusus di
sekolah rakyat pasekan ada hal yang istimewa. Awalnya anak-anak
tersebut enggan untuk belajar karena lebih tertarik membantu orang tua
ladang/sawah. Kesadaran orang tua akan pendidikan sangat rendah, yang
berperan memotivasi murid untuk bersekolah adalah kepala dusun.
Semangat belajar yang tinggi ditunjukkan dalam pembelajaran sehari-hari
yaitu intensitas kehadiran murid-murid SR Pasekan dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Dalam menyampaikan materi pembelajaran,
guru sering kali mengulang materi pembelajaran beberapa kali sampai
murid-muridnya benar-benar mengerti sehingga hasilnya yang diperoleh
selama bersekolah di sekolah rakyat kurang maksimal terutama dalam
adalah landasan pendidikan yang menjadi dasar untuk merumuskan tujuan
pendidikan yang sesuai dengan cita-cita pemerintah Jepang. Adapun
tujuan pendidikan di sekolah rakyat merupakan realisasi Hakko Iciu yaitu
mengajarkan ilmu pengetahuan berdasarkan cita-cita pembentukan
lingkungan Asia Timur Raya. Dalam mencapai tujuan pendidikan, guru
menjadi kunci utama keberhasilan dalam mewujudkannya. Sadar akan hal
itu, pemerintah Jepang mengadakan latihan atau kursus bagi guru untuk
menanamkan ideologi tentang kemakmuran bersama Asia Timur Raya.
Pendidikannya mengajarkan kepada murid untuk selalu disiplin serta
memiliki jiwa dan semangat Jepang (Nippon seishin). Semangat yang
diutamakan ialah semangat ksatria atau bushido yaitu berbakti kepada
pemerintahan Jepang (pemimpinnya) dan orang tuanya. Penyelenggaraan
pendidikan di sekolah rakyat telah diatur dalam Osamu Seirei No. 10.
Sekolah rakyat merupakan sekolah yang berada di bawah pengawasan
Syuutyookan/Tokubetu Sityoo serta Sityoo, Gaku-Ku dan guru-guru
sekolah rakyat. Aturan-aturan sekolah rakyat dalam Osamu Seirei No.10
dibentuk sebagai usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintahan Jepang,
untuk memperluas pendidikan di tingkat sekolah dasar, di mana sekolah
rakyat merupakan lahan yang paling subur untuk menanamkan paham atau
B. Saran
1. Akademisi
Mengenai sejarah Ambarawa pada masa pendudukan Jepang,
masih banyak yang dapat ditulis dan dikaji. Tetapi belum banyak
peneliti yang meneliti tentang pendudukan Jepang di Ambarawa.
Hambatan utama adalah sumber. Meskipun demikian masih banyak
sumber-sumber yang dapat digunakan seperti koran-koran, dokumen
dan sumber-sumber dari masyarakat langsung yaitu dengan melakukan
wawancara kepada saksi-saksi sejarah masa pendudukan Jepang yang
masih hidup. Diharapkan masyarakat Ambarawa tertarik untuk
melakukan penelitian yang berkiatan dengan pendidikan dan sejarah
masa pendudukan Jepang di Ambarawa karena keterbatasan hasil-hasil
penelitian. Diharapkan hasil-hasil penelitian yang berikutnya dapat
menambah referensi bagi para pembaca untuk memperkaya
pengetahuan mengenai sejarah Ambarawa masa Pendudukan Jepang.
2. Pemerintah
Hendaknya pemerintah Indonesia dapat mengambil contoh dari
pendidikan Jepang yang menekankan pada nilai ketaatan dan
kesetiaan. Kedua nilai ini dimana dapat diwujudkan dalam tindakan
pengetahuan dalam menerapkan kurikulum baru harus dibarengi
dengan mempersiapkan mental dari tenaga pendidik/guru sebagai
pelaksana. Kesiapan mental guru dalam melaksanakan kurikulum baru
harus diperhatikan sehingga tujuan pendidikan yang tertuang dalam
kurikulum dapat diinformasikan kepada peserta didik secara tepat
karena akan terjadi perubahan-perubahan dalam pola proses
pembelajaran yang wajib dimengerti serta dipahami oleh guru.
Diharapkan setelah mendapatkan pelatihan tentang penerapan
kurikulum baru dengan memperhatikan kesiapan mental, guru dapat
melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan