• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Ternak Sapi bagi Masyarakat Sumba Timur (Studi Kasus di Desa Kambatatana Kec. Pandawai Kab. Sumba Timur) T2 092012013 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Ternak Sapi bagi Masyarakat Sumba Timur (Studi Kasus di Desa Kambatatana Kec. Pandawai Kab. Sumba Timur) T2 092012013 BAB V"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi, yang dilaksanakan di desa Kambatatana, Kabupaten Sumba Timur tentang makna ternak sapi bagi masyarakat Sumba Timur dapat memberikan gambaran sebagai berikut:

1. Sesuai dengan data yang diperoleh peneliti menunjukan bahwa ciri khas peternakan sapi di desa Kambatatana merupakan, a) usaha keluarga; usaha ini dijalankan sepenuhnya oleh keluarga peternak sapi tanpa mempekerjakan tenaga kerja diluar keluarga peternak, b) usaha subsisten/tradisional; usaha yang dijalankan merupakan usaha yang skala pemeliharaan tidak lebih dari 10 ekor, sistem pemeliharaan yang sederhana, dan waktu jual yang sangat lama, c) sebagai tabungan adat; ternak sapi dijadikan sebagai tabungan adat dalam artian bahwa, ketika ada kebutuhan yang sifat mendadak dalam hal urusan adat maka peternak dapat menjual ternaknya, d) membuka lapangan kerja; usaha peternakan sapi yang dilakukan merupakan usaha yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Hal ini di tandai dengan anggota keluarga sebagai tenaga kerja terserap dalam usaha tersebut. selain itu, dengan adanya usaha peternakan sapi maka peternak dapat melakukan kegiatan produktif.

(2)

cara yaitu sistem pemeliharaan dengan menggunakan sistem pemeliharaan pahala la padang dan menggunakan sistem pemeliharaan hondu wala. Kedua sistem ini mempunyai perbedaan dari segi aspek usaha,tenaga kerja,dan biaya. Kedua sistem ini mempunyai kelemahan-kelemahan dimana tingkat produktivitas ternak tak dapat diprediksi, tingkat keamanan lebih berisiko, rawan pencurian, dan kebakaran padang dapat mengurangi ketersediaan pakan. Tujuaan peternak menggunakan sistem ini dikarenakan untuk mengindari “zer cost” sehingga potensi ternak sapi belum dimaksimalkan sebagai penghasil daging untuk dikomersialkan melalui perkembangan pasar. Kondisi demikian dapat mengganggu program swasembada pangan di tahun 2014 yang dicanangkan pemerintah.

3. Dua sistem pemeliharaan peternakan yang berbeda, tetapi makna ternak sapi bagi peternak tetap sama. Bagi peternak sapi yang memelihara ternak sapi dengan menggunakan sistem pahala la padang dan houndu wala memaknai ternak sapi sebagai makna ekonomi dan makna sosial.

4. Permasalahan terbesar yang dihadapi oleh peternak adalah kebakaran padang yang terjadi secara terus menerus setiap tahunnya. Kondisi ini berdampak pada persediaan pakan ternak sapi yang terganggu. Selain itu masalah yang dihadapi adalah penyakit yang diberi nama oleh penduduk setempat dengan sebutan palu kihu.

(3)

pemanfaatan ternak sapi dalam acara adat; telah terjadi pergeseran fungsi sosial ternak sapi sebagai bagian dari proses perubahan sosial. Pergeseran yang terjadi berdampak pada pemanfaat ternak sapi dalam keperluan adat seperti bayar belis (willi tau) dan menjamu tamu (kameti), c) simbol status sosial; ternak sapi bukan hanya bernilai ekonomi melainkan bernilai sosial. Semakin banyak transaksi adat yang menggunakan ternak sapi dalam acara perkawinan maka derajat sosial seseorang semakin tinggi. begitu pula jika semakin banyak ternak sapi yang dipelihara oleh peternak maka masyarakat tersebut akan menjadi masyarakat terpandang.

6. Ekonomi peternakan sapi yang didasarkan pada studi kasus lima orang peternak, ditemukan bahwa metode pemasaran ternak sapi menggunakan metode patunggul pani. M etode ini digunakan apabila masyarakat peternak berencana menjual ternaknya. Usaha peternakan sapi belum mampu memberikan perubahan signifikan terhadap perekonomiaan masyarakat peternak. Begitu juga dengan sistem gaduh yang pendapatannya rendah dari hasil menggaduh. Diakui oleh narasumber bahwa selain pemeliharaan yang lama,permainan harga yang dilakukan oleh pengumpul lokal, dan sistem pemeliharaan yang sederhana salah satu tidak signifikannya peningkatan ekonomi rumah tangga peternak disebabkan oleh sebagian besar pedapatan peternak digunakan untuk kepentingan adat. Atau dengan perkataan lain bahwa sebagaian besar hasil pendapatan dari hasil peternakan sapi digunakan untuk sumbangan yang sifanya sosial sehingga ekonomi rumah tangga peternak tidak berkembang.

Saran

(4)

1. Usaha peternakan sapi merupakan usaha yang mampu mengerakan pereknomiaan masyarakat sehingga perlu diusahakan secara berkesinambungan. Namun, usaha yang dikerjakan oleh masyarakat masih bersifat tradisional. Oleh karena itu, masyarakat peternak harus mengusahakan ternaknya secara modern dengan membuat kandang yang layak, memperhatikan pembibitan,perawatan dan pemberiaan pakan. dengan demikian, ternak tidak terlalu lama dipelihara dan harga ternak dapat meningkat.

2. Perlu adanya kerja sama anatara pemerintah khususnya dinas peternakan dan masyarakat peternak. Kerja sama yang dimaksud dapat berupa penyuluhan-penyuluhan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat mengenai sistem peternakan yang lebih baik. Dengan demikian, masyarakat dapat sadar bahwa sistem pemeliharaan yang sederhana dapat mengganggu ketersediaan daging secara nasional dan mengurangnya pendapatan peternak.

3. Hasil pemanfaatan ternak sapi yang beroriantasi pada kepentingan adat harus dikurangi karena dapat mengganggu ekonomi peternak sapi.

4. Perlu menghidupkan kembali kelembagaan masyarakat untuk menjaga padang savana agar ketersediaan pakan ternak dapat terjaga.

Keterbatasan dan Rekomendasi Peneliti Selanjutnya

(5)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan gaya resolusi konflik pada remaja ditinjau dari tipe kepribadian normal introvert dan normal ekstravert.. Penelitian ini

Grotevant dan Cooper, dirinya mencoba menurunkan suatu model relasi remaja dan orangtua berdasarkan ekspresi individuality dan connectedness menjadi 4 tipe relasi, yaitu :

Berdasarkan Surat Penetapan Pelaksana Pengadaan Langsung Nomor Nomor : 050/10 PnL-21/4/C.B.023/409.108/2015, tanggal 6 Juli 2015, untuk Pekerjaan Peningkatan Saluran Irigasi

Pertemuan Nasional Pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) bidang kemahasiswaan hari ini (25/06) memasuki hari pertama dari dua hari yang direncanakan hingga besok.. Acara

 Menampilkan diri sebagai pribadi yang Menampilkan diri sebagai pribadi yang. mantap, stabil, dewasa,

[r]