• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KREATIVITAS MELALUI GERAK DAN LAGU | Berkas Paud Gerak dan Lagui bis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN KREATIVITAS MELALUI GERAK DAN LAGU | Berkas Paud Gerak dan Lagui bis"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ENGEMBANGAN KREATIFITAS

MELALUI GERAK DAN LAGU

P

A. Pola Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Dalam pembahasan singkat ini kita akan membahas pola pertumbuhan dan perkembangan anak dalam wilayah psikomotor.

1. Perkembangan ke arah memanjang (cephalocaudal) dan ke arah tepi (Proximo-distal)Kedua istilah ini menunjukkan rangkaian perkembangan fisik yang teratur. Cephalocaudal adalah perkembangan fisik yang berlangsung ke arah memanjang (longitudinal) dari kepala ke kaki. Ini merupakan kemajuan yang bertahap didukung pengontrolan otot yang meningkat yang bergerak dari otot-otot kepala,leher, lalu ke tubuh dan akhirnya ke tungkai dan kaki. Gejala ini mengikuti ciri-ciri dalam perkembangan bayi dalam rahim yaitu dimulai dari pembentukan kepala, kemudian lengan dan tungkai. Pengontrolan otot-ototpun berlangsung dalam rangkaian yang sama. Perkembangan proximodistal berlangsung dari pusat tubuh mengarah ke tepi yang tampak ketika anak baru belajar menulis. Mereka cenderung menggunakan gerakan besar bahu sebelum geraka halus untuk menulis dikuasai.

2. Gerak Kasar dan Gerak Halus

(2)

daripada yang diperlukannya. Ini menunjukan bahwa anak belum bisa bergerak secara efisien, dengan hanya menggunakan otot yang diperlukan saja. Sejalan dengan tingkat perkembangannnnya dan dibantu oleh proses latihan, penguasaan gerak efisien kelak akan dicapai.

3. Bilateral ke Unilateral

Pada masa-masa awal pengontrolan gerak, gerakan cenderung dilakukan secara bilateral yaitu anak kecil menggunakan satu atau kedua tangan untuk menguasai sebuah benda. Secara bertahap pilihan untuk mengontrol sesuatu beralih hanya dengan tangan atau dengan kaki yang disebut perkembangan unilateral.

4. Diferensiasi dan Integrasi

Kedua proses diatas terkait dengan peningkatan fungsi gerak yang berasal dari perkembangan syaraf. Diferensiasi dikaitkan dengan proses bertahap dari kontrol gerak yang memerlukan otot besar ke gerakan khusus yang lebih diperhalus oleh perkembangan individu. Sedangkan integrasi menunjuk pada fungsi jalinan saraf dan bermacam-macam kelompok otot yang berlawanan agar terkoordinasi satu sama lain.

5. Filogenetik dan Ontogenetik

Keterampilan filogenetik adalah keterampilan yang biasa muncul dengan otomatis tanpa dilatih, dan dalam rangkaian yang dapat diperkirakan, Perilaku tersebut berupa menggapai, memegang, berjalan dan berlari, yang nampaknya bertahan dari pengaruh-pengaruh lingkungan. Keterampilan otogenetik adalah prilaku yang dipengaruhi oleh belajar dari lingkungan seperti berenang, bersepeda, bersepatu roda dn lain-lain.

(3)

Dorongan dasar adalah suatu keinginan untuk melakukan dan menghasilkan sesuatu. Semua anak memiliki perasaan seperti ini yang kemungkinan besar merupakan sifat turunan atau pengaruh lingkungan. Dorongan dasar ini dikaitkan dengan pengaruh masyarakat, guru,orang tua dan teman-teman sendiri. Biasanya dorongan dasar ini akan berpola sam pada setiap anak dan tidak dipengaruhi oleh faktor kematangan. Berikut ini akan dibahas dorongan-dorongan tersebut:

1. Dorongan untuk bergerak

Anak-anak tak pernah puas untuk bergerak, tampil dan aktif. Mereka berlari semata-mata karena menyukai dan menikmati lari itu. Keaktifan merupakan bagian dari hidup anak-anak. Program fisik motorik karenanya harus memuaskan anak untuk bergerak.

2. Dorongan untuk berhasil dan mendapat pengakuan

Anak-anak tidak hanya berambisi untuk berprestasi, tetapi mereka juga menginginkan prestsi mereka itu diakui. Mereka lesu ketika mendapat kritikan dan celaan. Sedangkan dorongan dan dukungan yang hangat akan meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan yang maksimum. Kegagalan dapat mengarah pada rasa frustasi dan hilangnya minat belajar. Karena itu pengalaman berhasil pada anak perlu diperbanyak agar mereka tidak kehilangan minat untuk belajar.

(4)

4. Dorongan untuk Bekerjasama dan Bersaing

Anak-anak menikmati suasana bermain dan bekerjasama dengan anak lain. Mereka menemukan kepuasaannya ketika menyadari bahwa peranannya dianggap penting dalam suatu kelompok. Ia merasa sedih ketika mengalami penolakan dari kawan-kawnannya. Bekerjasama haruslah diajarkan terlebih dahulu sebelum pengalaman bersaing. Kegembiraan menjadi bagian suatu kelompok akan lebih besar manfaatnya daripada persaingan dengan kawan.

Namun demikian dorongan untuk bersaing juga merupakan bukti nyata dari kehidupan anak-anak, sebab mereka ingin membandingkan keterampilan fisik dan kekuatannya diantara sesama temannya.

5. Dorongan untuk Kebugaran Fisik dan Daya Tarik

Guru harus menyadari betapa besarnya keinginan anak untuk memiliki kebugaran jasmani dan memiliki tubuh yang lincah dan menarik. Oleh sebab itu guru harus memaklumi keadaan direndahkan yang diderita anak-anak yang lemah, gemuk, pincang atau tidak normal dalam beberapa hal. Program ini harus menyediakan kesempatan untuk perbaikan-diri sehingga anak-anak dapat mengatasi kekurangannya dalam kekuatan, keterampilan atau postur tubuhnya. Guru harus memonitor sistem penghargaan secara hati-hati sehingga tidak menyinggung anak-anak yang tidak mampu.

6. Dorongan untuk Kepuasaan Kreatif

Anak-anak suka mencoba sesuatu yang berbeda-beda, bereksperimen dengan benda-benda yang berbeda dan menggali berbagai hal yang dapat mereka lakukan secara kreatif. Menemukan cara yang berbeda untuk mengekspresikan dirinya sendiri secara fisik dapat memuaskan dorongan kreatif.

(5)

Semua anak laki-laki dan perempuan dapat menikmati irama. Irama mengandung gerak dan anak memang suka bergerak. Program ini akan menyediakan berbagai kegiatan berirama yang dapat dipelajari semua anak dengan cukup baik untuk memenuhi kebutuhannya. Pengajaran irama melalui penggunaan instrumen sederhana seperti dengan tepuk tangan atau ketukan pada lantai hingga penggunaan instrumen musik seperti tambur atau musik langsung dar tape recorder akan memperbesar kegembiraan anak dalam meningkatkan penguasaan iramanya. Guru-guru kita masih banyak yang belum menyadari kecenderungan ini. Bahkan lebih sering diabaikan keharusan mengajar penguasaan irama gerak pada anaknya. Yang sering dilakukan adalah mengajak anak-anak melakukan SKJ (Senam Kebugaran Jasmani) secara berulang-ulang sepanjang tahun yang hanya menawarkan irama yang monoton, sehingga anak kurang mengalami irama yang bervariasi.

8. Dorongan untuk mengetahui

Anak-anak bersifat ingin tahu. Mereka berminat untuk mengetahui bukan hanya tentang apa yang sedang mereka kerjakan, tetapi juga mengapa mereka mengerjakannya. Mengetahui ‘mengapa’ tentang suatu hal merupakan dorongan kuat bagi mereka. Alangkah baiknya jika guru mampu memuaskan keingintahuan mereka dengan cara menerangkan ‘mengapa’ serta apa manfaat dari program ini.

B. Ciri-ciri dan Minat Anak

(6)

Karakteristik dan Minat Anak TK

Menyukai gerakan ritmis Gunakan musik dan irama dalam keterampilan yang dipelajari.

(7)

1. Keterampilan Lokomotor, yaitu keterampilan yang digunakan untuk menggerakan atau memindahkan posisi tubuh dari satu tempat ke tempat lainnya. Termasuk ke dalam keterampilan ini adalah berjalan, berlari, melompat, hop (jingkat), skip, slide dan lain-lain.

2. Keterampilan non lokomotor, yaitu keterampilan ditempat yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari suatu tempat ke tempat lain. Hal ini meliputi membungkung, merentang, memilin, memutar, mengayun, menggoyang, mengangkat, mendorong, merendahkan tubuh dan lain-lain.

3. Keterampilan manipulatif, Yaitu Keterampilan yang melibatkan kemampuan anak untuk menggunakan bagian-bagian tubuhnya seperti tangan dan kaki untuk memanipulasi benda di luar dirinya. Dalam pelaksanaannya keterampilan ini melibatkan koordinasi mata-tangan serta mata-kaki. Ke dalamnya termasuk keterampilan seperti melempar, menangkap, memukul dengan alat/pemukul, menggiring bola (baik tangan atau kaki) dan lain-lain.

D. Aktifitas Ritmik

Aktifitas ritmik adalah rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola irama, disesuaikan dengan perubahan tempo, atau semata-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan diluar musik. Aktifitas ritmik bermakna lebih luas dari senam irama yang selama ini dikenal. Aktifitas ritmik memiliki karakteristik gerak kreatif. Aktifitas ritmik diorientasikan pada upaya membekali dan mengembangkan kepekaan irama serta koordinasi gerak, melalui keteraturan irama dan ketukan.

(8)

pernah keluar dari irama. Seperti lari pada dasarnya berlangsung dalam sebuah ikatan irama.

1. Struktur irama memiliki tiga aspek:

a. Ketukan. Ketukan adalah nada atau bunyi yang mendasari struktur irama. Ketukan ini dapat diajarkan sebagai bunyi dari langkah, berdetiknya jarum jam, metronom dan lain-lain. Ketukan dapa terjadi dalam tempo cepat, sedang, atau lambat serta dalam tingkat kecepatan yang tetap dan berubah-ubah. b. Aksen. Aksen adalah tekanan, yaitu suara-suara keras ekstra

atau gerakan keras ekstra. Bisa juga dalam bentuk kumpulan suku kata yang diberi tekanan atau satuan ketukan yang diberi tekanan (diaksentuasi)

c. Pola irama. Pola irama adalah suatu rangkaian suara atau gerakan yang pendek yang diletakkan diatas ketukan yang mendasari. Pola irama ini bisa bersifat rata dan tidak rata. Gambaran dari pola irama yang rata adalah gerak jalan, lari, hop, lompat dan lain-lain. Sedangkan gambaran tidak rata adalah step (satu hop satu skip), langkah tutup langkah dan lain-lain.

2. Konsep Umum Gerak Manusia a. Konsep Tubuh

Konsep tubuh berkaitan dengan pemahaman dan pengembangan kendali atas jasmani kita sendiri. Dalam hal ini tubuh sering disebut alat atau instrumen ekspresi dan gerakan sebagai medianya untuk berkomunikasi.

Mengacu pada keterampilan-keterampilan gerak dasar terdapat beberapa bentuk dasar gerakan antara lain:

1) Locomotion

(9)

gabungan menjadi pola gerak lokomotor sederhana dan komplek.

2) Stepping

Stepping menunjuk pada perubahan bagian tubuh yang mendukung berat badan. Fokusnya menggeser berat badan dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Tentunya memerlukan kendali yang besar. Anak sering bisa mengerti ide tentang stepping ini jika kata-kata berdiri digunakan dalam tugas. Misalnya berdiri pada dua kaki kemudian temukan cara berdiri dengan menggunakan bagian tubuh yang lain. Sehingga ada anak yang berdiri dengan lutut, berdiri pada satu kaki, berdiri pada satu kaki dan satu tangan, berdiri pada dua tangan (handstand) dan lain sebagainya. Keseimbangan dan kekuatan merupakan dua faktor yang penting dalam stepping. Tentu saja koordinasipun terlibat. Banyak tarian kreatif menggunakan gerakan stepping.

3) Jumping

Jumping atau lompatan adalah nama yang diberikan kepada setiap aksi atau gerak yang membuat tubuh meninggalkan lantai atau tanah. Lompatan memungkinkan adanya saat melayang di udara. Pusat perhatiannya dengan demikian terjadi dua saat, yaitu ketika lepas landas atau pada saat kembali ke tanah. Terdapat lima bentuk dasar lompatan yaitu:

 Menolak dan mendarat dengan kaki yang sama.

 Menolak satu kaki; mendarat dengan kaki yang lain

 Menolak satu kaki; mendarat dua kaki

 Menolak dua kaki; mendarat satu kaki

 Menolak dua kaki; mendarat dua kaki 4) Stillness

(10)

menggabungkan gerakan dan penghentian. Kediaman dalam rangkaian gerakan sama dengan tanda baca koma atau titik dalam tulisan.

5) Turning

Turning atau putaran adalah kegiatan yang melibatkan unsur memutar tubuh dalam atau di sekitar porosnya. Sehingga setelah selesai gerakan akan mengarah ke arah yang baru. Putaran boleh jadi hanya sedikit, mungkin hanya beberapa derajat saja atau bisa juga satu putaran penih (360 derajat), sehingga menghadap ke arah yang sama. Putaran yang terus-menerus atau putaran jamak biasanya dapat menghasilkan rasa pusing, rasa pusing biasanya dapat dihilangkan dengan sebuah gerakan mengejut atau cepat dari kepala dalam arah yang berlawanan dengan putaran awal. Pusing inipun dapat dicegah dengan konsep teknis pandangan terpusat (spotting). Hal ini akan mengurangi gerakan mata yang menyebabkan vertigo.

b. Konsep ruang

Ruang merupakan elemen penting dalam suatu rangkaian gerakan. Sama seperti seorang pelukis menempatkan gambar dalam kanvas. Kesadaran ruang dalam gerak berhubungan erat dengan ekspresi. Komunikasi yang dihasilkan dari aktivitas yang dilakukan pada level tinggi berubah ketika aktifitas yang sama dilakukan pada level rendah.

Dalam ruang pribadi, skipping dan bergerak ke depan sangatlah berbeda dengan skipping dan bergerak ke belakang. Yang pertama biasanya terkait dengan keadaan bebas dan terbuka, sedangkan yang kedua terasa tertutup dan terkesan timbul sensasi terbatas.

(11)

patung. Pada intinya gerakan yang kreatif dapat menambah dimensi lain terhadap perbendaharaan gerak anak.

c. Konsep keterhubungan

Keterhubungan memainkan peranan kunci dalam tari karena banyak waktu biasanya dihabiskan untuk menari bersama, sikap kita terhadap orang lain yang bekerja sama dengan kita biasanya adalah sikap kooperatif. Tabel berikut menunjukkan pengembangan konsep keterhubungan.

Orang dapat:

Terpaut – terpisah Bertemu – berpisah Memimpin – mengikuti Bergabung – berpencar Sesuai - bertentangan

Secara ruang orang dapat bergerak

Ke arah; menjauh dari, di sekitar, di atas, di bawah, di antara, melalui

Orang dapat menjadi:

Dekat bersama, jauh terpisah, di depan, di belakang, di samping, di bawah, di atas

Sementara, dapat bergerak:

Bersamaan dalam satu waktu dan bentuk, saling menyusul, bersamaan, berturut-turut

3. Pola Langkah

Pada dasarnya terdapat empat pola langkah yang dapat digunakan guru untuk memperkenalkan irama pada anak-anak, pola langkah tersebut adalah:

a. Pola Langkah I

(12)

Dengan pola langkah satu, anak-anak dapat menikmati pembelajaran irama atau aktifitas ritmik melalui:

Bergerak bebas di dalam ruangan dengan diiringi lagu yang dinyanyikan bersama. Nyanyikanlah sebuah lagu, misalnya sorak-sorak bergembira. Mintalah anak untuk menyanyikan bersama sambil melakukan pola langkah satu di sekeliling ruangan. Pergerakan bebas boleh maju terus berkeliling, atau berbelok-belok di seluruh wilayah ruang, asalkan tidak saling bertabrakan. Pola langkah satu dapat juga dilakukan untuk membuat variasi formasi.

b. Pola Langkah 2

Pola langkah 2 adalah gerakan melangkah yang selalu situtup pada hitungan kedua. Jika langkah pertama melangkah biasa dan dihitung satu, maka langkah kedua adalah bergerak menutup dari kaki yang lain yang melangkah pertama. Sebagai contoh jika langkah pertama dilakukan kaki kiri ke depan, maka kaki kanan yang melangkah pada hitungan kedua hanya semata-mata dipertemukan dngan kaki kiri pada saat menutup itulah hitungan kedua disuarakan.

Ketika kaki kanan menutup atau merapat ke kaki kiri, berat badan tetap dipelihara pada kaki kiri, karena langkah selanjutnya akan selalu dimulai oleh kaki yang baru menutup, dalam hal ini kaki kanan. Demikian juga pada saat kaki kanan digerakkan sebagai langkah pertama, maka berikutnya kaki kiri dilangkahkan dari belakang sekedar untuk mengejar dan dipertemukan dengan kaki kanan. Dengan demikian yang mulai melangkah berikutnya adalah kaki kiri lagi. Rumusnya adalah kaki yang menutup selalu memulai pada langkah berikutnya.

c. Pola langkah 3

(13)

sama dengan langkah dua, kecuali pada langkah tiga ini langkahnya ditambah satu ketukan dengan kaki yang melangkah pertama kali. Jadi hitungannya sebagai berikut: satu-langkah kaki kiri, dua-tutup kaki kanan, tiga-tutup kaki kiri. Satu-langkah kaki kanan, dua-langkah kaki kiri, tiga-tutup kaki kanan. Demikian terus bergantian.

d. Pola Langkah 4

Pola langkah empat hampir sama dengan langkah dua, bedanya langkah empat baru ditutup pada langkah keempat. Sedangkan tiga langkah sebelumnya mirip berjalan seperti biasa, atau seperti pola langkah satu. Tapi dasarnya sama, yaitu selalu dimulai oleh kaki yang baru saja ditutup.

4. Bentuk Gerakan/Tarian a. Gerak dan lagu

Gerak dan lagu adalah aktifitas ritmik yang gerakan-gerakannya lebih banyak ditentukan oleh syair dari lagu yang dinyanyikan oleh anak secara bersama-sama. Secara khusus anak-anak memang mengikuti apa yang disuarakan oleh lagu tersebut, dengan mengikuti irama lagu untuk menggerakan anggota tubuh tertentu atau berpindah tempat. Contoh gerak dan lagu yang paling mudah adalah kepala pundak lutut kaki.

Kepala..Pundak Lutut Kaki Lutut kaki Kepala..Pundak Lutut Kaki Lutut kaki

(14)

pengalaman yang sangat komplek. Anak-anak sering melakukan gerak dan lagu ini dalam pergaulan di lingkungan rumah. Jika gerak dan lagu ini disampaikan pada anak-anak maka akan menjadi semacam penghubung yang baik antara pengalaman di lingkungan rumah dengan aktivitas si sekolah.

Gerak dan lagu bersifat sangat ritmis dan berulang-ulang. Hubungan antara anak yang turut serta masih sederhana. Seperti juga unsur geraknya sendiri. Gerak dan lagu dapat dengan mudah dipelajari dan fokusnya pun bukan pada kualitas gerak yang dilakukan anak tetapi lebih ditekankan pada partisipasi penuh anak-anak. Gerak dan lagu ini merupakan gabungan yang seimbang antara musik, lagu, bahasa dan gerakan. Dalam gerak dan lagu ini kesempatan untuk membuat variasi individu sangat sedikit. Dan biasanya guru akan berkonsentrasi pada partisipasi penuh dari anak. Menjaga gerakan supaya sesuai dengan lagu. Menghapal kata-kata serta meningkatkan keterampilan geraknya. Dalam pelajaran gerak dan lagu ini pelajarannya ditekankan pada kemajuan perkembangan keterampilan gerak anak dan perkembangan ekspresi anak melalui gerak. Gerak dan lagu bisa juga dilakukan secara berpasangan dan formasi.

b. Tarian Rakyat/Tarian daerah

(15)

pilihan dapat dipertegas dengan melihat unsur-unsur geraknya seperti di bawah ini:

1. Berlangsung minimum lebih dari 3 menit

2. Mengandung pengulangan gerak dari langkah-langkah lari, berderap atau skipping

3. Memiliki sedikit masa berdiri diam, sehingga meningkatkan denyut nadi dari anak yang melakukannya.

Pengajaran tarian daerah biasanya lebih banyak miripnya dengan pengajaran untk gerak dan lagu. Tarian ini harus dianalisis dalam konsep geraknya dan rencana pembelajaran dikembangkan untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang relevan sehingga anak dapat menari dengan perasaan riang dan ceria.

Setiap tarian daerah biasanya memiliki gaya dan kualitas gerak tertentu, dan agar tarian tersebut tidak hanya berupa latihan fisik saja, perhatian harus diberikan pada kekhasan masing-masing daerah tersebut. Tekankan pada anak-anak bahwa penting bagi mereka untuk mengetahui, memahami, dan menghargai karakteristik etnik suatu daerah beserta tariannya. Hal ini merupakan cara agar anak dapat menghargai adanya perbedaan budaya diantara sesama.

Tarian-tarian yang menggunakan keterampilan dasar yang umum seperti berjalan, berlari, melompat, berjingkat atau skipping seharusnya menjadi dipilih pertama kali untuk menjadi pengenalan dasar tarian daerah ini.

(16)

lingkaran, kemudian mereka melompat-lompat sambil menyanyikan lagu

Perepet jengkol jajahean Kadempet panto jejeretean

Akan halnya di Kalimantan timur ada juga tarian daerah yang dikenal sebagai tari gantar, yang mengharuskan pesertanya menari bersama dengan pola langkah 4, bergerak dari satu sisi ke sisi lain, sambil memegang satu tongkat yang disebut gantar dan sebuah bumbung bambu yang berisi serbuk pasir sehingga setiap kali digoyang berbunyi ...crek...crek...crek...

Di Papua pun terdapat tarian yang menggunakan sebuah benda dari gulungan bulu atau karet gelang atau bunga kemboja yang diikat sebagai sebuah bola berbulu dan dimainkan oleh kaki sehingga memantul-mantul di udara, yang harus dijaga agar tidak jatuh ke bumi. Dengan diiringi musik anak akan berusaha mengukur pantulan benda itu terukur ketinggiannya, yang memungkinkan anak melakukan gerak tari sesuai irama.

Pada pelaksanaan tarian daerah ini sekaligus juga bisa diperkenalkan budaya dari daerah yang tariannya dipilih, misalnya dengan memperkenalkan jenis pakaian yang dipakai, jenis bahasa yang digunakan dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh penduduk yang bersangkutan.

c. Tarian Kreatif

Tarian kreatif masih dianggap asing dan belum banyak jadi telaahan serius para ahli di Indonesia. Meskipun demikian dapat dikatakan bahwa tarian kreatif menawarkan sekian banyak pengalaman gerak yang sangat kaya, dengan kemungkinan yang besar untuk memberi kesempaan pada anak menggunakan gagasannya sendiri dalam menciptakan gerakan.

(17)

berakhir. Sehingga mudah bagi guru untuk membuat perencanaan bagaimana memulai dan mengembangkan pelajarannya. Tapi dlaam hal tari kreatif kondisinya tidaklah demikian.

Pada pembelajaran tarian kreatif mengarah pada upaya mendorong anak untuk melahirkan gagasannya dalam bentuk gerak Yang diciptakan bukan hasil dari peniruan. Agar temuan mereka tidak terlalu mengambang tentukan agar materi gerak yang dapat mereka pergunakan sebagai sarana menunjukkan gagasannya masih dibatasi di sekitar pola-pola gerak dasar fundamental seperti; gerak lokomotor, gerak non lokomotor, serta gerak manipulatif.

E. Kepribadian Guru ketika Mengajarkan gerak

Sedikitnya ada 10 ciri kepribadian yang harus dimiliki guru ketika mengajarkan rangkaian gerak/tarian.

1. Antusiasme. Guru harus ceria dan gembira ketika mengajar. Antusiasme guru biasanya bersifat menular, menyebabkan anak-anak juga sama antusiasnya dengan guru. Sebaliknya juga terjadi, jika guru tidak menunjukkan antusiasme ketika belajar maka siswa pun akan kehilangan antusiasmenya ketika pembelajaran berlangsung.

2. Bersahabat. Guru menunjukkan sikap bersahabat kepada semua siswa, dan siap membantu. Ucapan dan reaksi guru sebaiknya dijaga dalam nada yang bersahabat, tetapi tetap mampu membangkitkan semangat. Ucapan yang keras bernada bentakan jelas tidak bersahabat. Tetapi hal itu dapat dibedakan dari teriakan nyaring untuk memberi semangat. Sentuhan dapat juga menunjukkan betapa guru siap membantu dan berperhatian pada perkembangan anak. Yakinkan anak bahwa kelas tarian penuh suasana persahabatan, termasuk antara anak dan anak lainnya. 3. Berperhatian dan Berminat. Guru harus menaruh perhatian yang

(18)

dan sebagainya. Perhatian guru juga dapar ditunjukkan dengan fokus guru pada gerakan yang dilakukan. Berikan perhatian apa anak sudah meletakkan lengan atau kaki pada tempat yang benar. Apakah gerakan yang dilakukan sidah merupakan gerak yang benar dan sebagainya.

4. Persepsi. Guru harus siap dan siaga melihat pada kesalahan siswa dan segera memberi koreksi. Guru yang baik tidak akan membiarkan anak yang melakukan kesalahan tanpa koreksi. Oleh karena itu, guru harus terlatih dalam melihat gerakan, dengan persepsi yang cukup baik tentang gerak yang benar.

5. Kemampuan untuk memecahkan gerakan. Guru harus memahami bagaimana sebuah langkah dapat dibagi dengan mudah. Anak pemula biasanya akan mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan yang diberikan secara utuh. Dalam hal itu guru dapat membantu mereka dengan cara memecah gerakan ke dalam beberapa bagian dan siberikan satu persatu menggabungkan gerakan secara bertaha, dapat menggunakan metode bagian atau metode progresif.

6. Variasi. Guru sebaiknya mempersiapkan variasi yang kaya pada apa yang sedang dipelajari. Jangan sampai terjadi guru menyampaikan proses pengajaran yang berlangsung berulang-ulang secara sama. Menambah gerakan diakhir atau mengkombinasikan antara bagian satu dengan bagian lain, akan menjadi variasi yang baik bagi anak. 7. Humor. Guru dapat memanfaatkan kesempatan untuk membuat

anak tertawa, tanpa menimbulkan rasa salah atau malu pada anak, sehingga amat mudah bagi guru untuk memanfaatkan emosi siswa yang sudah bangkit untuk menerima humor dari guru. Suasana kelas yang sesekali siwarnai humor akan membangkitkan suasana yang nyaman untuk belajar.

(19)

kepekaan irama anak maupun bagi peningkatan koordinasi gerak anak.

9. Pemilihan Musik. Guru harus memiliki koleksi musik yang baik, sehingga mudah baginya untuk memilih musik yang bisa mendatangkan keriangan pada anak. Musik yang baik minimal mengandung ketukan dan irama dasar yang berpola.

Referensi

Dokumen terkait

Ketika Perusahaan kehilangan pengendalian atas entitas anak, keuntungan dan kerugian diakui didalam laba rugi dan dihitung sebagai perbedaan antara (i)

Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Expenses/Operating Income (BOPO), Return On Asset (ROA) , dan Net Interest Margin (NIM) Terhadap Loan

Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini meliputi faktor-faktor penyebab terjadinya tindak pidana perdagangan orang, yang dikaitkan pada sebab-sebab terjadinya kejahatan

Telah dijelaskan bahwa didalam jangka panjang perusahaan dalam persaingan sempurna akan mendapat untung normal, dan untung normal ini akan dicapai apabila biaya produksi

[r]

Tidak adanya keberlanjutan program dan juga tatanan kelembagaan yang tidak berjalan optimal menjadikan beberapa program pemerintah dalam rangka pengembangan desa seperti,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Secara keseluruhan perbedaan pengaruh antara metode Latihan Sit up (A1) dan metode latihan Back lift (B2) terhadap

Sehubungan dengan hal tersebut , (Watson1987 dalam Balqis 1995) menyatakan bahwa bila Drosophila tipe P-cytotype jantan disilangkan dengan Drosophila