• Tidak ada hasil yang ditemukan

B1J010238 10.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "B1J010238 10."

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

II. TELAAH PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Jati (Tectona grandis L.f.) Dan Pinus (Pinus merkusii Jungh. et De Vriese)

Tegakan Jati termasuk ke dalam famili Verbenaceae. Jati dikenal pula dengan nama daerah sebagai deleg, dodokan, jate, jatos, kiati, dan kulidawa. Di berbagai negara, jati lebih dikenal dengan nama gianti (Venezuela), teak (USA, Jerman), kyun

(Birma), sagwan (India), mai sak (Thailand), teek (Perancis), dan teca (Brazil). Penyebaran pohon jati di Indonesia terdapat di beberapa daerah yakni pulau Jawa, pulau Muna, Maluku (Wetar), dan Nusa Tenggara. Sedangkan di luar Indonesia terdapat di India, Thailand, dan Vietnam (Martawijaya et al., 1981). Menurut Lemmens & Soerienegara (2002), tegakan jati tumbuh baik pada suatu iklim yang lembab, tetapi pohon ini juga memerlukan satu musim kemarau. Hutan jati umumnya terletak pada daerah berbukit-bukit atau bergelombang, tetapi dapat juga ditemukan pada dataran rata atau rendah.

Hasil penelitian vegetasi tumbuhan bawah yang terletak pada tegakan jati di KPH Kendal terdapat 55 jenis tumbuhan bawah. Jenis yang paling banyak dijumpai yaitu Oplismenus burmani, Isachne globosa, Eupatorium inulifolium, dan Centrosoma imberbis (Marsono, 1987). Sedangkan menurut Banuwati (1997), jenis tumbuhan bawah dengan habitus herba yang mempunyai indeks nilai penting tinggi pada tegakan jati di Blora adalah Imperata cylindrica, Elephanthopus scaber, dan Ageratum conyzoides sedangkan untuk jenis semak yaitu Eupatorium odoratum, Acacia tomentosa, dan Leea rubra. Menurut Asmayannur et al. (2012), hasil penelitian vegetasi tumbuhan yang terdapat pada jati emas didominasi oleh Gleichenia linearis, Melastoma malabathricum, Nephrolepis biserrata, Imperata cylindrica, dan Borriera articulris. Sementara itu, pada jati putih tumbuhan bawah yang dominan diantaranya Melastoma malabathricum, Clitorea laurifolia, Wedelia

biflora, Desmodium heterocarpum, dan Paspalum sp.

Pinus adalah jenis pine tropis Asia Tenggara. Pinus tumbuh secara alami di Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Indonesia, dan Filipina. Selain ke tujuh negara tersebut, pinus dapat juga di temui di beberapa daerah tambahan mulai

dari timur laut India sampai selatan Tibet. Tegakan pinus di Indonesia yang menyebar secara alami terdapat di Pulau Sumatra adalah Aceh, Tapanuli, dan

(2)

5

Kerinci. Tegakan hutan pinus menempati areal seluas kurang lebih 130.000 ha berupa areal padang savana di bagian utara Pulau Sumatra (Siregar, 2000). Pinus

secara genetik memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman pengendali tanah longsor karena memiliki beberapa kelebihan antara lain, perakaran yang dalam, intersepsi yang baik, dan evapotranspirasi yang tinggi (Daniel et al., 1995; Pudjiharta, 2005).

B. Tumbuhan Bawah

Tumbuhan bawah merupakan vegetasi yang menempati lapisan bawah suatu komunitas pohon. Tumbuhan bawah pada berbagai komunitas hutan baik heterogen

maupun homogen, hutan alam maupun hutan tanaman merupakan jenis-jenis yang termasuk tumbuhan liar. Komunitas tumbuhan bawah hidup dan berkembang biak secara alami dan selalu menjadi bagian dari komponen suatu komunitas ekosistem hutan tersebut. Sebagai bagian dari suatu komunitas ekosistem, tumbuhan bawah mempunyai korelasi yang nyata dengan tempat tumbuh (habitat) dalam hal penyebaran jenis, kerapatan, dan dominansinya (Rahardjo, 2003; Soerianegara & Indrawan, 2008). Menurut Hartono (2002), yang dimaksud tumbuhan bawah adalah tumbuhan yang mempunyai keliling batang kurang dari 6,3 cm, dalam hal ini termasuk semai, kecambah, paku-pakuan, rumput, tumbuhan mamanjat, dan lumut. Tumbuhan bawah disebut juga sebagai tumbuhan penutup tanah (cover crop) yang memiliki fungsi sebagai penahan daya perusak butir-butir hujan yang jatuh ke aliran permukaan dan penambah bahan organik tanah.

Menurut Soerianegara & Indrawan (2005), dalam ekologi hutan, jenis-jenis pohon kecil (perdu), semak-semak, dan tumbuhan bawah, serta liana perlu dipelajari juga karena tumbuhan ini antara lain :

a. Merupakan indikator tempat tumbuh,

b. merupakan pengganggu bagi pertumbuhan permudaan pohon-pohon penting, c. penting sebagai penutup tanah, dan

d. penting bagi pencampur serasah.

Transpirasi vegetasi yang tinggi dapat menambah kemampuan tanah untuk

menyerap dan menahan air hujan. Bahkan beberapa jenis tumbuhan bawah tertentu seperti golongan legum sengaja ditanam untuk membantu dalam pengikatan nitrogen dalam tanah (Dahlan, 2011; Aththorick, 2005). Menurut Adi & Azwar (2013), vegetasi tumbuhan bawah yang mendominasi tegakan hutan pinus di Desa Sungai

(3)

6

Baung Kecamatan Talang Ubi Kabupaten Muara Enim adalah Cyrtococcum

acrescens, Chromolaena odorata, Phyllanthus niruri, Lygodium circinatum, dan

Solanum tuberosum. Selain itu, keberadaan tumbuhan bawah juga dapat dijadikan tanaman bermanfaat seperti tanaman hias, fitoremediasi, dan tanaman bahan baku obat (Juhaeti et al., 2005; Abdiyani, 2008).

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan antara komponen biotik habitat joja (kerapatan vegetasi, kerapatan pohon pakan dan LAI) dan komponen fisik habitat joja (ketinggian tempat, kemiringan

tangkai pendek yang terdapat di sisi tubuh buah, tidak mempunyai cincin dan cawan, memiliki akar semu yang tumbuh pada tumbuhan dan mempunyai habitat menempel pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, keragaman, dominasi, kemerataan dan kesamaan spesies-spesies tumbuhan antara dua komunitas tempat tumbuh

Hasil analisis data juga memperlihatkan bahwa komunitas tumbuhan yang menjadi habitat Tarsius fuscus yang tumbuh di tebing karst, memiliki indeks kemerataan jenis yang tergolong

Fungsi-fungsi yang terdapat pada ekosistem terumbu karang diantaranya adalah fungsi perikanan dimana habitat terumbu karang merupakan tempat ikan-ikan karang yang mempunyai

Untuk menjaga agar ekosistem mangrove tetap dapat berperan penting bagi ekosistem perairan, perlu diketahui kualitas serta struktur komunitas ekoistem mangrove meliputi tingkat

Dalam proses evolusi perubahan iklim dapat menyebabkan wilayah yang menjadi habitat dan lingkungannya yang tempat tumbuh berbagai jenis tumbuhan akan dapat berubah dan dapat

PENUTUP Makroalga memiliki peranan secara ekologi bagi ekosistem laut yaitu sebagai produsen primer, tempat perlindungan, habitat pengasuhan, sumber makanan bagi biota laut lainnya,