Rencana Tata Ruang Wilayah m emuat arahan struktur ruang d an pola ruang. Struktur ruang a dalah susunan p usat-pusat p ermukiman d an sistem jaringan prasarana dan sarana yang b erfungsi s ebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi p eruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang u ntuk fungsi budidaya. Pembangunan b idang Cipta Karya h arus memperhatikan ar ahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya b uatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) 2.1.
Rencana Tata R uang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:
Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional, a.
Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional, b.
Pemanfaatan r uang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah c.
nasional,
Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan p erkembangan d.
antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor, Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi, e.
Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan f.
Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Arahan yang harus g.
diperhatikan dari RTRWN untuk d itindaklanjuti ke dalam RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
BAB II
Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) a.
Kriteria:
kawasan perkotaan yang berfungsi a tau berpotensi sebagai simpul utama i.
kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,
Kawasan perkotaan yang berfungsi at au berpotensi sebagai p usat k egiatan ii.
industri d an jasa skala n asional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau
Kawasan perkotaan yang berfungsi at au berpotensi sebagai s impul u tama iii.
transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) b.
Kriteria:
Kawasan Perkotaan yang berfungsi at au b erpotensi sebagai simpul kedua i.
kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,
Kawasan perkotaan yang berfungsi at au berpotensi sebagai pusat kegiatan ii.
industri d an jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau
Kawasan perkotaan yang berfungsi at au berpotensi sebagai simpul iii.
transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) c.
Kriteria:
Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos p emeriksaan lintas batas i.
dengan negara tetangga,
Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu g erbang internasional ii.
yang menghubungkan dengan negara tetangga,
Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama tra nsportasi yang iii.
menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau
Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang iv.
dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.
Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) d.
Pertahanan dan keamanan, i.
diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan a.
negara berdasarkan geostrategi nasional,
diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah b.
pembuangan a munisi dan p eralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, d an/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau
merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil c.
terluar yang b erbatasan langsung dengan negara tetangga d an/atau laut lepas.
Pertumbuhan ekonomi, ii.
Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh, a.
Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi, e.
Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan f.
nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,
Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produ ksi sumber energi g.
dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau
Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal. h.
Sosial dan budaya iii.
Merupakan tempat pelestarian dan p engembangan a dat istiadat atau budaya a.
nasional,
merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial d an budaya serta jati diri b.
bangsa,
merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan c.
dilestarikan,
merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional, d.
memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional. f.
Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi iv.
Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu a.
Pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis b.
nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir Memiliki sumber daya alam strategis nasional
c.
Berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa d.
Berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau e.
Berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis. f.
Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. v.
Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati, a.
Merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang b.
Ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora d an/atau fauna yang hampir c.
punah atau d iperkirakan a kan punah yang harus dilindungi d an/atau dilestarikan,
Memberikan perlindungan keseimbangan tata g una air yang setiap tahun d.
berpeluang menimbulkan kerugian negara,
Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro e.
Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup f.
Rawan bencana alam nasional g.
Sangat menentukan dalam perubahan rona a lam dan mempunyai h.
dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Tabel 2.1
Penetapan Kawasan Kegiatan Nasional (PKN_ dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Yahun 2008 Tetang RTRWN
NO PROVINSI PKN PKW
(1) (2) (3) (4)
1 Sumatera Selatan
Palembang Muara Enim,
Tabel 2.2
Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tetang RTRWN
KABUPATEN *) PROVINSI
STATUS HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kawasan
Lingkungan Hidup Taman Nasional Kerinci Seblat
RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN) 2.2.
Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN d alam penyusunan RPI2-JM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN. a.
Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa: b.
Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi iv.
Pertahanan dan Keamanan v.
Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: c.
Arahan pengembangan pola ruang: i.
Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya a.
Arahan pengembangan pola ruang terkait b idang Cipta Karya seperti b.
pengembangan RTH.
Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti ii.
pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase
Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana p ola ruang dan struktur iii.
Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini a dalah sebagai berikut:
Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, a.
Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;
Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan b.
Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan;
Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan c.
Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar;
Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan d.
Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo;
Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis e.
dan Infrastruktur Selat Sunda;
Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan f.
Batam, Bintan, dan Karimun.
Arahan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau 2.3.
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci d an operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:
Arahan pengembangan pola ruang dan s truktur ruang a ntara lain mencakup a.
arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan p ola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan b.
wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.
Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk c.
bidang Cipta Karya seperti pe ngembangan pra sarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dan lain-lain.
Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:
Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi; a.
Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan; b.
Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera; c.
Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi 2.4.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:
Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i.
Arahan pengembangan pola ruang: i.
Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya a)
Arahan pengembangan pola ruang terkait b idang Cipta Karya seperti b)
pengembangan RTH.
Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti ii.
pengembangan prasarana sarana air minum, air li mbah, persampahan, dan drainase
Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk ii.
bidang Cipta Karya.
Hingga saat ini, RTRW Provinsi y ang telah memiliki Perda a dalah sebagai berikut:
Sulawesi Selatan;
Perda No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi n.
Sumatera Barat.
Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota 2.5.
Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Adapun arahan dalam R TRW Kabupaten/Kota yang perlu diperhatikan d alam penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut a.
kepentingan:
Pertahanan keamanan i.
Ekonomi ii.
Lingkungan hidup iii.
Sosial budaya iv.
Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi v.
Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: b.
Arahan pengembangan pola ruang: i.
Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya a)
Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang C ipta Karya b)
seperti pengembangan RTH.
Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti ii.
pengembangan pra sarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.
Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta c.
Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan u mum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.
Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan d.
Kawasan Strategis Nasional (KSN) 3.1.
Sesuai dengan arahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Strategis Nasional (KSN)
adalah wilayah yang penataan ruangnya d iprioritaskan karena mempunyai pengaruh
sangat penting secara n asional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan
keamanan n egara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk
wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. Penetapan Kawasan Strategis
Nasional dilakukan berdasarkan beberapa kepentingan, yaitu:
pertahanan dan keamanan a.
pertumbuhan ekonomi b.
sosial dan budaya c.
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi d.
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup e.
Adapun daftar lengkap Kawasan Strategis Nasional (KSN) telah
dipaparkan pada bab sebelumnya.
Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) 3.2.
Sesuai dengan ara han pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Strategis Nas ional atau P KSN
adalah kawasan perkotaan yang d itetapkan untuk mendorong pengembangan
kawasan perbatasan negara. Penetapan
PKSN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 15, yaitu
sebagai berikut:
a. pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan
negara tetangga
b. pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional
yang menghubungkan dengan negara tetangga
c. pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang
menghubungkan wilayah sekitarnya
BAB III
d. pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi
yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya. Adapun daftar
lengkap Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) telah d ipaparkan pada bab
sebelumnya.
Pusat Kegiatan Nasional (PKN) 3.3.
Sesuai dengan ara han pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah N asional, Pusat Kegiatan N asional atau PKN adalah
kawasan p erkotaan yang berfungsi u ntuk m elayani kegiatan skala internasional,
nasional, atau beberapa provinsi. Penetapan P KN dilakukan b erdasarkan beberapa
kriteria yang terdapat pada pasal 14, yaitu sebagai berikut:
a. kawasan p erkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul ut ama
kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional
b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi
c. kawasan p erkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul ut ama
transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi
PKN suatu wilayah dapat berupa kawasan m egapolitan, kawasan metropolitan,
kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang, atau kawasan perkotaan kecil.
Adapun daftar lengkap Pusat Kegiatan Na sional (PKN) telah dipaparkan pada bab
sebelumnya.
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi 3.4.
Indonesia (MP3EI)
Berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2 011 tentang
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025,
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi
Indonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai
dengan tahun 2025 dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005-2025 dan melengkapi dokumen perencanaan.
Pengembangan MP3EI difokuskan pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
yang terikat atau terhubung dengan satu atau lebih faktor konektivitas dan SDM
IPTEK. Pendekatan KPI dilakukan untuk mempermudah identifikasi, pemantauan, dan
evaluasi atas kegiatan ekonomi at au sentra produksi yang terikat dengan faktor
konektivitas dan SDM IPTEK yang sama.
KPI dapat menjadi KPI prioritas dengan kriteria sebagai berikut:
Total nilai investasi pada setiap KPI yang bernilai signifikan a.
Keterwakilan Kegiatan Ekonomi Utama yang berlokasi pada setiap KPI b.
Dukungan Pemerintah dan Pemerintah Daerah terhadap sentra- sentra produksi c.
di masing-masing KPI
Kesesuaian terhadap beberapa kepentingan strategis (dampak sosial, dampak d.
ekonomi, dan politik) dan arahan Pemerintah (Presiden RI)
Adapun KPI berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2 011
tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
2011-2025 dipaparkan pada Tabel 3.1
Tabel 3.1
Penetapan Lokasi Kawasan Perhatian Investasi (KPI) Berdasarkan Arahan Perpres Nomor 32 Tahun 2011
NO KORIDOR KPI
(1) (2) (3)
1 Koridor Ekonomi (KE) Sumatera
Sei Mangkei Tapanuli Selatan Dairi
Dumai
Tj Api-Api – Tj Carat Muaraenim – Pendopo Palembang
Prabumulih
Bangka Barat, Babel Batam
2 Koridor Ekonomi (KE) Jawa Banten DKI Jakarta Karawang Bekasi Purwakarta Cilacap Surabaya Gresik Lamongan Pasuruan
3 Koridor Ekonomi (KE) Bali – Nusa Tenggara
Badung Buleleng Lombok Tengah Kupang Sumbawa Barat Aegela
Nusa Penida Sumbawa
4 Koridor Ekonomi (KE) Kalimantan
Kutai Kertanegara
Kutai Timur Rapak dan Ganal Kotabaru Ketapang
Kotawaringin Barat
Kapuas Pontianak Bontang Tanah Bumbu Sanggau
Penajam Paser Utara
5 Koridor Ekonomi (KE) Sulawesi
Makassar Palopo (Luwu) Mamuju-Mamasa Parepare
Kendari Kolaka Konawe Utara Morowali Parigi Moutang
Banggai Bitung
6 Koridor Ekonomi (KE) Papua – Kep. Maluku
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 3.5.
Sesuai dengan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 te ntang
Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK
adalah kawasan dengan batas tertentu d alam wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang d itetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian
dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK terdiri atas satu atau beberapa zona, a ntara
lain pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, energi,
dan ekonomi lainnya. Pembentukan KEK ter sebut dapat melalui usulan dari Badan
Usaha yang didirikan di In donesia, pemerintah k abupaten/kota, d an pemerintah
provinsi, yang d itujukan kepada Dewan Nasional. Selain itu, Pemerintah Pusat juga
dapat menetapkan suatu wilayah sebagai KEK yang dilakukan b erdasarkan usulan
kementerian/lembaga pemerintah non kementerian. Sedangkan lokasi KEK yang
diusulkan dapat merupakan area baru maupun perluasan dari KEK yang sudah ada.
Usulan lokasi KEK harus memenuhi beberapa kriteria antara lain :
sesuai dengan Rencana T ata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi mengganggu a.
kawasan lindung;
adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota b.
yang bersangkutan;
terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional c.
atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di In donesia atau terletak pada
wilayah potensi sumber daya unggulan;
mempunyai batas yang jelas. d.
Adapun KEK berdasarkan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun
2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus dipaparkan pada Tabel 4.2.
Penetapan Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Berdasarkan Arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun
2011
NO LOKASI KAWASAN EKONOMI KHUSUS
(1) (2) (3)
1 Kabupaten Simalungun,
Sumatera Utara
Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke
2 Kabupaten Pandeglang,
Banten
Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung
3 Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Tmur
Kawasan Ekonomi Khusus Maloy