i
UNJUK KERJA DESTILATOR AIR ENERGI SURYA
DENGAN KONDENSER PASIF BELAKANG ATAS
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Mesin
Oleh: Irvan Prakoso Aji
NIM 105214036
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
ii
PERFORMANCE OF SOLAR WATER DISTILLATION
CONSISTING FACING UPWARDS PASSIVE CONDENSOR
ON REAR SIDE
Final Project
Presented as Partial Fulfillment of The Requirements To Obtain The Sarjana Teknik Degree
Presented by: Irvan Prakoso Aji
NIM 105214036
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
DEPARTMENT OF MECHANICAL ENGINEERING
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
iii
v
vii
ABSTRAK
Air merupakan sumber kehidupan. Air yang digunakan seringkali tidak layak konsumsi karena terkontaminasi dengan garam, bakteri dan logam berat. Air tersebut akan mengganggu kesehatan jika dikonsumsi sehingga perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Salah satu cara pengolahan air terkontaminasi adalah destilasi.
Penelitian ini bertujuan mengetahui dan membandingkan unjuk kerja (efisiensi) pada destilator air energi surya konvensional dan destilator air energi surya dengan kondenser pasif. Variasi yang digunakan adalah variasi ketinggian air 3 cm, variasi ketinggian air 2 cm, variasi ketinggian air 1 cm, variasi kondenser ditutup terpal dan variasi reflektor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketinggian air 1 cm memberikan efisiensi aktual siang tertinggi sebesar 55% dan efisiensi aktual total tertinggi sebesar 59% dengan G 479,3 Watt/m2. Pemberian tutup terpal pada kondenser menghasilkan efisiensi aktual total lebih tinggi daripada efisiensi aktual total destilator air energi surya konvensional. Hal yang sama juga terjadi pada variasi dengan penambahan reflektor.
Kata kunci: destilasi, kondenser pasif, energi surya
viii
ABSTRACT
Water is important for living. However, raw water is often contaminated by salt, bacteria and heavy metal. Consuming it will increase health risk, therefore it is consecutive for water processing. One of the ways to process contaminated water is distillation.
This research aimed at knowing and comparing the efficiency of the conventional solar water distillator and solar water distillator consisting facing upwards passive condenser on rear side. Variations were applied on water level of 3 cm, 2 cm and 1 cm. To cover the condenser with tarpaulin and add the reflectors were also done as variation of 1 cm water level.
The result of this research showed that water level 1 cm variation had the highest day actual efficiency 55% and highest total actual efficiency 59% with G 479,3 Watt/m2. Condenser covered with tarpaulin variation had the total actual efficiency highest then the solar water distillator conventional. Same result also happened in reflector variation.
ix
xi
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xxii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
xiii
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori Destilasi ... 7
B. Penelitian Yang Pernah Dilakukan ... 13
BAB III. METODE PENELITIAN A. Skema Alat Penelitian ... 16
B. Variabel yang Divariasikan ... 17
C. Parameter yang Diukur ... 20
D. Langkah Penelitian ... 21
E. Langkah Pengolahan Data ... 23
BAB IV. DATA DAN PEMBAHASAN A. Data yang Diperoleh ... 26
B. Pengolahan Data ... 42
C. Pembahasan ... 79
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88
B. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 91
xiv
DAFTAR TABEL
xv
Tabel 4.9 Data Percobaan ke-3 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 2 cm ... 31 Tabel 4.10 Data Percobaan ke-4 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 2 cm ... 31 Tabel 4.11 Data Percobaan ke-5 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 2 cm ... 32 Tabel 4.12 Data Percobaan ke-6 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 2 cm ... 32 Tabel 4.13 Data Percobaan ke-1 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 1 cm ... 33 Tabel 4.14 Data Percobaan ke-2 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 1 cm ... 33 Tabel 4.15 Data Percobaan ke-3 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 1 cm ... 34 Tabel 4.16 Data Percobaan ke-4 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 1 cm ... 34 Tabel 4.17 Data Percobaan ke-5 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 1 cm ... 35 Tabel 4.18 Data Percobaan ke-6 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 1 cm ... 35
xvi
xvii
Tabel 4.29 Data Percobaan ke-5 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Reflektor ... 41 Tabel 4.30 Data Percobaan ke-6 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Reflektor ... 41 Tabel 4.31 Data Percobaan ke-1 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 3 cm ... 42 Tabel 4.32 Data yang Telah Diolah Dari Percobaan ke-1 Destilator
Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 3 cm ... 47 Tabel 4.33 Data Percobaan ke-1 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 2 cm ... 49 Tabel 4.34 Data yang Telah Diolah Dari Percobaan ke-1 Destilator
Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 2 cm ... 55 Tabel 4.35 Data Percobaan ke-2 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 1 cm ... 57 Tabel 4.36 Data yang Telah Diolah Dari Percobaan ke-2 Destilator
Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 1 cm ... 62 Tabel 4.37 Data Percobaan ke-1 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Kondenser Ditutup Terpal ... 64 Tabel 4.38 Data yang Telah Diolah Dari Percobaan ke-1 Destilator
xviii
Tabel 4.39 Data Percobaan ke-2 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Reflektor ... 72 Tabel 4.40 Data yang Telah Diolah Dari Percobaan ke-2 Destilator
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Posisi Kondenser Pasif Belakang Atas... 5 Gambar 2.1 Destilator ... 8 Gambar 2.2 Destilator Air Energi Surya dengan Kondenser Pasif
Belakang Atas ... 10 Gambar 2.3 Proses Kerja Destilator Air Energi Surya Konvensional ... 11 Gambar 2.4 Proses Kerja Destilator Air Energi Surya dengan
Kondenser Pasif Belakang Atas ... 11 Gambar 3.1 Destilator Air Energi Surya Konvensional... 16 Gambar 3.2 Destilator Air Energi Surya dengan Kondenser Pasif
Belakang Atas ... 17 Gambar 3.3 Ketinggian Air Terkontaminasi yang Didestilasi ... 18 Gambar 3.4 Destilator Air Energi Surya Konvensional
dengan Reflektor ... 19 Gambar 3.5 Destilator Air Energi Surya dengan Kondenser
Belakang Atas Ditutup Terpal ... 19 Gambar 3.6 Destilator Air Energi Surya dengan Kondenser Pasif
Belakang Atas dan Reflektor ... 20 Gambar 4.1 Grafik Hubungan Efisiensi teoritis (ηteoritis) dan Energi
Surya yang Datang (G) Terhadap Waktu Tiap Hari Pada Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian
xx
Gambar 4.2 Grafik Efisiensi Teoritis (ηteoritis) dan Efisiensi Aktual (ηaktual) Harian Pada Destilator Air Energi Surya dengan
Variasi Ketinggian Air 3 cm ... 48
Gambar 4.3 Grafik Efisiensi Aktual Siang (ηaktual siang) dan Efisiensi Aktual Total (ηaktual total) Harian Pada Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 3 cm ... 49 Gambar 4.4 Grafik Hubungan Efisiensi teoritis (ηteoritis) dan Energi
Surya yang Datang (G) Terhadap Waktu Tiap Hari Pada Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian
Air 2 cm ... 55 Gambar 4.5 Grafik Efisiensi Teoritis (ηteoritis) dan Efisiensi Aktual
(ηaktual) Harian Pada Destilator Air Energi Surya dengan
Variasi Ketinggian Air 2 cm ... 56 Gambar 4.6 Grafik Efisiensi Aktual Siang (ηaktual siang) dan Efisiensi
Aktual Total (ηaktual total) Harian Pada Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 2 cm ... 56 Gambar 4.7 Grafik Hubungan Efisiensi teoritis (ηteoritis) dan Energi
Surya yang Datang (G) Terhadap Waktu Tiap Hari Pada Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian
Air 1 cm ... 63 Gambar 4.8 Grafik Efisiensi Teoritis (ηteoritis) dan Efisiensi Aktual
(ηaktual) Harian Pada Destilator Air Energi Surya dengan
Variasi Ketinggian Air 1 cm ... 63 Gambar 4.9 Grafik Efisiensi Aktual Siang (ηaktual siang) dan Efisiensi
Aktual Total (ηaktual total) Harian Pada Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 1 cm ... 64 Gambar 4.10 Grafik Hubungan Efisiensi Teoritis (ηteoritis) dan Energi
Surya yang Datang (G) Terhadap Waktu Tiap Hari Pada Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Kondenser
Ditutup Terpal ... 70 Gambar 4.11 Grafik Efisiensi Teoritis (ηteoritis) dan Efisiensi Aktual
(ηaktual) Harian Pada Destilator Air Energi Surya dengan
xxi
Gambar 4.12 Grafik Efisiensi Aktual Siang (ηaktual siang) dan Efisiensi Aktual Total (ηaktual total) Harian Pada Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Kondenser Ditutup Terpal ... 71 Gambar 4.13 Grafik Hubungan Efisiensi Teoritis (ηteoritis) dan Energi
Surya yang Datang (G) Terhadap Waktu Tiap Hari Pada
Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Reflektor ... 78 Gambar 4.14 Grafik Efisiensi Teoritis (ηteoritis) dan Efisiensi Aktual
(ηaktual) Harian Pada Destilator Air Energi Surya dengan
Variasi Reflektor ... 78 Gambar 4.15 Grafik Efisiensi Aktual Siang (ηaktual siang) dan Efisiensi
Aktual Total (ηaktual total) Harian Pada Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Reflektor ... 79
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Sifat Air dan Uap Jenuh ... 93
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Air merupakan sumber kehidupan. Setiap makhluk hidup membutuhkan air, tidak terkecuali manusia. Manusia sangat memerlukan air untuk berbagai kepentingan seperti untuk minum, masak, mencuci, mandi dll. Berdasarkan sumber air, terdapat dua jenis air yaitu air tawar dan air asin. Air tawar adalah air yang berasal dari sumber mata air yang berada di bawah tanah atau dari air hujan. Air asin adalah air yang berasal dari laut dengan kandungan garam yang tinggi. Air asin tidak dapat dikonsumsi oleh manusia secara langsung karena kandungan garam tersebut. Menurut Kusnaedi (2010:5) air yang digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika, kimia, dan biologi. Air yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari harus memenuhi standar baku air rumah tangga.
berkepanjangan, daerah yang menurut letak geogafisnya memungkinkan sulitnya ditemui sumber air, dan berkurangnya sumber air karena ulah manusia. Selain itu, permasalahan air yang lain adalah pencemaran air. Menurut Effendi (2003:12), pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan tidak lagi berfungsi sesuai peruntukannya. Pencemaran air berdampak pada banyak hal. Menurut A World Bank Country Study dalam buku yang berjudul Indonesia:
Environment and Development (1994:29), air yang tidak bersih untuk diminum langsung adalah salah satu sumber utama dari penyakit di Indonesia, dan keterbatasan fasilitas sanitasi adalah penyebab utama dari pencemaran tinja pada sumber-sumber air perkotaan.
3
sebagai jalur masuknya sinar matahari sekaligus tempat pengembunan uap air. Proses penguapan dan pengembunan pada destilator air jenis ini terjadi di satu ruangan yaitu di bak destilator. Permasalahan pada destilator air energi surya konvensional adalah terbatasnya ruangan pada bak destilator. Hal tersebut membuat proses penguapan pada air terkontaminasi tidak berjalan dengan cepat karena konsentrasi uap air di dalam ruangan bak destilator menjadi terlalu tinggi dan berakibat pada kuantitas produk hasil destilasi yang kurang maksimal. Untuk itu diperlukan ruangan tambahan berupa kondenser pasif agar konsentrasi uap air dapat berpindah sebagian menuju kondenser sehingga proses penguapan dapat berjalan lebih cepat dan produk hasil destilasi meningkat. Kondenser pasif ini dirancang agar memiliki volume yang sama dengan volume bak destilator dan dipasang di bagian belakang bak destilator.
Destilator energi surya dengan kondenser atas sangat cocok untuk diterapkan dalam mengatasi permasalahan keterbatasan air di Indonesia karena memiliki prinsip kerja yang relatif sederhana, menggunakan energi yang mudah dan murah untuk didapat dan terbuat dari bahan yang telah tersedia di pasaran sehingga proses pembuatannya relatif mudah. Keuntungan alat destilator energi surya sebagai penjernih air di antaranya tidak memerlukan biaya tinggi dalam pembuatannya, pengoperasian dan perawatannya mudah (Kunze, 2001). Selain itu, destilator yang telah dilengkapi dengan kondenser pasif ini adalah solusi dari permasalahan pada destilator air energi surya konvensional.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana efisiensi destilator air energi surya dengan penambahan kondenser pasif atas yang terletak di bagian belakang bak destilator menghadap ke atas yang selanjutnya disebut sebagai kondenser pasif belakang atas dengan volume bak 281,25 liter dan perbandingan volume bak destilator dengan kondenser 1:1?
C. Tujuan Penelitian
1. Membuat alat destilasi air energi surya dengan kondenser pasif belakang atas
2. Meneliti efisiensi alat destilasi air energi surya dengan kondenser pasif belakang atas
3. Membandingkan efisiensi alat destilasi air energi surya dengan kondenser pasif belakang atas dengan alat destilasi energi surya konvensional tanpa kondenser pasif
D. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini terdapat batasan masalah yang perlu dijelaskan agar tidak menimbulkan pengertian yang berbeda-beda. Istilah tersebut adalah :
1. Bak destilator
5
2. Kondenser pasif belakang atas
Kondenser pasif belakang memiliki dimensi dan volume yang sama dengan bak destilator. Bagian penutup kondenser menggunakan bahan pelat alumunium dengan ketebalan 0,3 mm. Kondenser terpasang di bagian belakang bak destilator dan dipasang dengan posisi seperti pada gambar:
Gambar 1.1. Posisi Kondenser Pasif Belakang Atas
3. Ketinggian air terkontaminasi pada bak destilator yang diteliti sebanyak 3 variasi :
a. 10 mm b. 20 mm c. 30 mm
10 mm. Kondenser ditutup dengan terpal plastik dengan asumsi kondenser tidak menerima energi matahari atau kalor dari luar.
5. Variasi penambahan reflektor pada bak destilator menggunakan ketinggian air terkontaminasi pada bak destilator 10 mm.
6. Air yang digunakan adalah air sumur Universitas Sanata Dharma dan tidak dipanaskan terlebih dahulu sebelum didestilasi.
7. Rugi-rugi akibat gesekan pada saluran masuk air terkontaminasi dan saluran keluar air hasil destilasi diabaikan.
8. Energi pantulan (ρ) dan energi serapan (α) pada air terkontaminasi saat dipanaskan diabaikan.
E. Manfaat Penelitian
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori Destilasi
volume air yang terlalu sedikit dapat mengakibatkan suhu di dalam bak destilator terlalu tinggi dan kaca penutup menjadi pecah. Pengaturan volume perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil destilasi yang maksimal.
Gambar 2.1 Destilator
9
Kondensor pasif adalah suatu volume yang dapat ditambahkan pada alat destilasi air energi matahari, misalnya berbentuk kotak. Penggunaan kondensor pasif diharapkan meningkatkan efisiensi alat destilasi air energi surya karena:
1. Dapat meningkatkan kecepatan proses pengembunan (temperaturnya dapat diupayakan rendah),
2. Dapat meningkatkan kapasitas pengembunan karena pengembunan tidak hanya terjadi di kaca tetapi juga di kondensor pasif,
3. Dapat mempercepat proses penguapan. Berpindahnya sejumlah massa uap air dari bak destilator ke kondensor menyebabkan massa uap air di bak destilator berkurang sehingga penguapan dapat lebih cepat,
4. Dengan kondensor energi panas dalam uap air dapat digunakan untuk penguapan air pada tingkat berikutnya atau disimpan dalam penyimpan panas untuk proses destilasi air pada malam hari. Tanpa kondensor energi uap air hanya akan dibuang di kaca.
Gambar 2.2. Destilator Air Energi Surya dengan Kondenser Pasif Belakang Atas
11
Gambar 2.3. Proses kerja destilator air energi surya konvensional
Gambar. 2.4 Proses kerja destilator air energi surya dengan kondenser pasif belakang atas
Konveksi alami adalah mekanisme berpindahnya massa uap air karena perbedaan temperatur. Molekul air yang mempunyai temperatur lebih tinggi akan mempunyai energi kinetik yang lebih besar dan dapat lepas dari permukaan air (menguap). Purging adalah mekanisme berpindahnya massa uap air yang disebabkan adanya perbedaan tekanan. Uap air akan mengalir dari tempat yang mempunyai tekanan lebih tinggi ke tempat yang mempunyai tekanan lebih rendah. Difusi adalah mekanisme berpindahnya massa uap air yang disebabkan perbedaan konsentrasi uap air. Uap air akan mengalir dari tempat dengan konsentrasi uap tinggi ke tempat dengan konsentrasi uap rendah. Menurut Fath (1993), besar perpindahan massa uap air dari destilator ke kondensor pasif dengan mekanisme purging sebanding dengan perbandingan antara volume kondensor pasif dengan jumlah volume kondensor pasif dan destilator.
𝑚𝑝𝑢𝑟𝑔𝑖𝑛𝑔
𝑚𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑝𝑎𝑛 =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑘𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑘𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟 +𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑑𝑒𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡𝑜𝑟 (2.1)
Efisiensi alat destilasi energi surya didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah energi yang digunakan dalam proses penguapan air dengan jumlah radiasi surya yang datang selama waktu tertentu (Arismunandar, 1995):
𝜂 = 𝑚𝑔.𝑓𝑔
13
dengan AC adalah luas alat destilasi (m2), dt adalah lama waktu pemanasan (detik), G adalah energi surya yang datang (W/m2), hfg adalah panas laten air (kJ/(kg)) dan mg adalah massa uap air (kg). Massa uap air (mg) dapat diperkirakan dengan persamaan matematis berikut (Arismunandar, 1995):
𝑚𝑔.𝑓𝑔 =𝑞𝑢𝑎𝑝 = 16,27. 10−3.𝑞𝑘𝑜𝑛𝑣. 𝑃𝑇𝑊−𝑃𝐶 proses penguapan (kW/m2), qkonv adalah bagian dari energi matahari yang berpindah karena konveksi (kW/m2), PW adalah tekanan parsial uap air pada temperatur air (N/m2), PC adalah tekanan parsial uap air pada temperatur kaca penutup (N/m2), TW adalah temperatur air (K) dan TC adalah temperatur kaca penutup (K).
B. Penelitian Yang Pernah Dilakukan
15
kondensor pasif di bagian belakang menghasilkan kenaikan efisiensi sebesar 48% sampai 70% jika kondensor mengalami pendinginan (Bahi et. al., 1999). Penelitian destilasi air energi surya dengan kondensor pasif menghasilkan efisiensi yang berbeda pada posisi kondensor yang berbeda. Posisi kondensor di bagian atas alat destilasi menghasilkan efisiensi 15,1% sementara pada posisi di bawah dihasilkan efisiensi 30,54%. (Ahmed, 2012)
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Skema Alat Penelitian
Alat destilator air energi surya pada penelitian ini terdiri dari :
1. Alat destilator air energi surya konvensional atau destilator air energi surya tanpa kondenser pasif belakang atas (Gambar 3.1).
2. Alat destilator air energi surya dengan kondenser pasif belakang atas (Gambar 3.2).
17
Gambar 3.2. Destilator Air Energi Surya dengan Kondenser Pasif Belakang Atas
B. Variabel yang Divariasikan
Variabel yang divariasikan antara lain :
1. Ketinggian air terkontaminasi di dalam bak destilator (Gambar 3.3) a. 10 mm
b. 20 mm c. 30 mm
2. Konfigurasi alat destilator air energi surya : a. Destilator air energi surya konvensional
b. Destilator air energi surya konvensional dengan reflektor (Gambar 3.3)
c. Destilator air energi surya dengan kondenser pasif belakang atas ditutup terpal plastik (Gambar 3.4).
d. Destilator air energi surya dengan kondenser pasif belakang atas dan reflektor (Gambar 3.5).
(a)
(b)
(c)
19
Gambar 3.4. Destilator Air Energi Surya Konvensional dengan Reflektor
Gambar 3.5. Destilator Air Energi Surya dengan Kondenser Belakang Atas Ditutup Terpal
Gambar 3.6. Destilator Air Energi Surya dengan Kondenser Pasif Belakang Atas dan Reflektor
C. Parameter yang Diukur
Parameter yang diukur antara lain :
1. Temperatur air terkontaminasi di dalam bak destilator (TW) 2. Temperatur kaca penutup (TC)
3. Temperatur kondenser pasif belakang atas (TK)
4. Volume air hasil destilasi yang dihasilkan oleh bak destilator (VBak) 5. Volume air hasil destilasi yang dihasilkan oleh kondenser pasif
belakang atas (VKond)
6. Energi surya yang datang (G) 7. Lama waktu pengambilan data (t)
21
Semiconductor Temperature Sensor), pengukuran pertambahan volume air hasil destilasi menggunakan level kapasitif dan pengukuran energi surya yang datang menggunakan Solar Meter yang telah dikalibrasi terlebih dahulu dengan Pyranometer. Pemeriksaan atau monitoring kinerja alat ukur dan data yang telah didapat menggunakan software microcontroller Arduino 1.5.2. Pengambilan data setiap 1 skema penelitian adalah 6 hari dan dalam 1 hari pengambilan data dilakukan selama 8 jam dimulai pukul 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB.
D. Langkah Penelitian
Langkah penelitian antara lain: 1. Persiapan dan penyusunan alat.
Tabel 3.1. Tabel Pengambilan Data
No Destilator acuan Variasi konfigurasi destilator
Variasi ketinggian
air
1 Destilator air energi surya konvensional pasif belakang atas dan
reflektor
10 mm
2. Pemasangan soket TDS dan level, soket baterai pada Stalker.
Pemasangan soket baterai adalah awal pengambilan data. Pengambilan data dilakukan pada masing-masing skema destilator secara bergantian dan bersamaan dengan destilator air energi surya konvensional sebagai acuan pembanding.
3. Pemeriksaan dalam pengambilan data.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara menghubungkan logger dengan perangkat laptop dan pemeriksaan data menggunakan software Arduino. Pengambilan data dilakukan selama 8 jam perhari selama 6 hari berturut-turut untuk masing-masing variabel yang divariasikan. 4. Pencatatan data.
23
yang dilakukan peneliti antara lain VBak, VKond dilakukan sebelum pengambilan data dan sesudah pengambilan data.
5. Pemeriksaan alat setelah pengambilan data.
Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan kesiapan alat jika digunakan pada pengambilan data pada hari berikutnya. Kesiapan alat yang dimaksud adalah tidak terjadi kebocoran pada alat dan tidak terjadi error pada instrumen alat ukur.
E. Langkah Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dalam beberapa langkah yang harus dilakukan: 1. Memilah data yang akan digunakan yaitu mencari data pada kondisi
TW lebih besar dibandingkan TC karena persamaan 2.2, 2.3 dan 2.4 hanya dapat digunakan dengan syarat TW >TC.
2. Interpolasi tekanan parsial uap air pada temperatur air (PW) dengan fungsi TW, tekanan parsial pada kaca penutup (PC) dengan fungsi TC, dan panas laten air (hfg) dengan fungsi TW. Interpolasi dilakukan berdasar pada Tabel 3.2. Sifat Air dan Uap Jenuh.
Tabel 3.2. Tabel Sifat Uap Air dan Uap Jenuh
4. Menghitung panas yang berpindah ketutup dengan cara penguapan (quap) menggunakan persamaan (2.3)
25
6. Menghitung efisiensi (η) menggunakan persamaan (2.2) dengan luas bidang penerima energi surya adalah luas alas destilator (AC) sebesar 1,125 m2. Khusus variasi reflektor luasan bidang penerima energi surya adalah luas alas destilator ditambah luas reflektor (AC reflektor) sebesar 2,2375 m2.
26
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
A. Data yang Diperoleh
Pengambilan data berdasarkan variasi skema alat:
1. Destilator air energi surya konvensional dan destilator air energi surya dengan kondenser pasif belakang atas. Ketinggian air yang didestilasi 1 cm.
2. Destilator air energi surya konvensional dan destilator air energi surya dengan kondenser pasif belakang atas. Ketinggian air yang didestilasi 2 cm.
3. Destilator air energi surya konvensional dan destilator air energi surya dengan kondenser pasif belakang atas. Ketinggian air yang didestilasi 3 cm.
4. Destilator air energi surya konvensional dan destilator air energi surya dengan kondenser pasif belakang atas ditutup terpal plastik. Ketinggian air yang didestilasi 1 cm.
5. Destilator air energi surya konvensional dengan reflektor dan destilator air energi surya dengan kondenser pasif belakang atas dan reflektor. Ketinggian air yang didestilasi 1 cm.
27
Tabel 4.1. Data Percobaan ke-1 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 3 cm
Tanggal 25 November 2013
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
ke- TC TW Vbak TC TKond TW Vbak VKond (watt/m
Tabel 4.2. Data Percobaan ke-2 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 3 cm
Tanggal 26 November 2013
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
Tabel 4.3. Data Percobaan ke-3 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 3 cm
Tanggal 27 November 2013
Ja
m Konvensional Menggunakan Kondensor G
ke- TC TW VBak TC TKond TW VBak VKond (watt/m2)
Tabel 4.4. Data Percobaan ke-4 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 3 cm
Tanggal 28 November 2013
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
29
Tabel 4.5. Data Percobaan ke-5 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 3 cm
Tanggal 29 November 2013
Ja
m Konvensional Menggunakan Kondensor G
ke- TC TW VBak TC TKond TW VBak VKond (watt/m
Tabel 4.6. Data Percobaan ke-6 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 3 cm
Tanggal 30 November 2013
Ja
m Konvensional Menggunakan Kondensor G
Tabel 4.7. Data Percobaan ke-1 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 2 cm
Tanggal 3 Desember 2013
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
ke- TC TW VBak TC TKond TW VBak VKond (watt/m2)
Tabel 4.8. Data Percobaan ke-2 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 2 cm
Tanggal 4 Desember 2013
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
31
Tabel 4.9. Data Percobaan ke-3 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 2 cm
Tanggal 5 Desember 2013
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
ke- TC TW VBak TC TKond TW VBak VKond (watt/m2)
Tabel 4.10. Data Percobaan ke-4 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 2 cm
Tanggal 6 Desember 2013
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
Tabel 4.11. Data Percobaan ke-5 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 2 cm
Tanggal 7 Desember 2013
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
ke- TC TW VBak TC TKond TW VBak VKond (watt/m2)
Tabel 4.12. Data Percobaan ke-6 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 2 cm
Tanggal 9 Desember 2013
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
33
Tabel 4.13. Data Percobaan ke-1 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 1 cm
Tanggal 11 Desember 2013
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
ke- TC TW VBak TC TKond TW VBak VKond (watt/m2)
Tabel 4.14. Data Percobaan ke-2 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 1 cm
Tanggal 12 Desember 2013
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
Tabel 4.15. Data Percobaan ke-3 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 1 cm
Tanggal 13 Desember 2013
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
ke- TC TW VBak TC TKond TW VBak VKond (watt/m2)
Tabel 4.16. Data Percobaan ke-4 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 1 cm
Tanggal 16 Desember 2013
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
35
Tabel 4.17. Data Percobaan ke-5 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 1 cm
Tanggal 17 Desember 2013
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
ke- TC TW VBak TC TKond TW VBak VKond (watt/m2)
Tabel 4.18. Data Percobaan ke-6 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 1 cm
Tanggal 18 Desember 2013
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
Tabel 4.19. Data Percobaan ke-1 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Kondenser Ditutup Terpal
Tanggal 2 Januari 2014
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
ke- TC TW VBak TC TKond TW VBak VKond (watt/m2)
Tabel 4.20. Data Percobaan ke-2 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Kondenser Ditutup Terpal
Tanggal 3 Januari 2014
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
37
Tabel 4.21. Data Percobaan ke-3 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Kondenser Ditutup Terpal
Tanggal 4 Januari 2014
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
ke- TC TW VBak TC TKond TW VBak VKond (watt/m2)
Tabel 4.22. Data Percobaan ke-4 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Kondenser Ditutup Terpal
Tanggal 6 Januari 2014
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
Tabel 4.23. Data Percobaan ke-5 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Kondenser Ditutup Terpal
Tanggal 7 Januari 2014
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
ke- TC TW VBak TC TKond TW VBak VKond (watt/m2)
Tabel 4.24. Data Percobaan ke-6 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Kondenser Ditutup Terpal
Tanggal 8 Januari 2014
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
39
Tabel 4.25. Data Percobaan Hari ke-1 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Reflektor
Tanggal 25 Januari 2013
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
ke- TC TW VBak TC TKond TW VBak VKond (watt/m2)
Tabel 4.26. Data Percobaan Hari ke-2 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Reflektor
Tanggal 27 Januari 2014
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
Tabel 4.27. Data Percobaan Hari ke-3 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Reflektor
Tanggal 28 Januari 2014
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
ke- TC TW VBak TC TKond TW VBak VKond (watt/m2)
Tabel 4.28. Data Percobaan Hari ke-4 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Reflektor
Tanggal 29 Januari 2014
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
41
Tabel 4.29. Data Percobaan Hari ke-5 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Reflektor
Tanggal 30 Januari 2014
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
ke- TC TW VBak TC TKond TW VBak VKond (watt/m2)
Tabel 4.30. Data Percobaan Hari ke-6 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Reflektor
Tanggal 1 Febuari 2014
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
B. Pengolahan Data
Data yang diperoleh selanjutunya digunakan untuk menghitung efisiensi destilator. Data yang berwarna merah dan dicetak tebal tidak diolah karena tidak memenuhi syarat TW > TC.
1. Destilator air energi surya dengan variasi ketinggian air yang didestilasi 3 cm.
Tabel 4.31. Data Percobaan ke-1 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 3 cm
Tanggal 25 November 2013 Ja
m Konvensional Menggunakan Kondensor G
ke- TC TW VBak TC TKond TW VBak VKond
a. Destilator Air Energi Surya Konvensional 1) Penghitungan Teoritis
45
ηaktual total = 17,6 + 5,9
ηaktual total = 23,5 %
47
Data pada Tabel 4.31 diolah dengan cara di atas sehingga diperoleh hasil data seperti pada Tabel 4.32.
Tabel 4.32. Data yang Telah Diolah Dari Percobaan Hari ke-1 Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 3 cm
Keterangan Jam
ηteoritis rata-rata 20,8 21,6
ηaktual siang 17,6 18,4
ηaktual malam 5,9 14,2
ηaktual total 23,5 32,6
Gambar 4.1. Grafik Hubungan Efisiensi teoritis (ηteoritis) dan Energi Surya yang Datang (G) Terhadap Waktu Tiap Hari Pada Destilator Air
Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 3 cm
Gambar 4.2. Grafik Efisiensi Teoritis (ηteoritis) dan Efisiensi Aktual (ηaktual) Harian Pada Destilator Air Energi Surya dengan Variasi
Ketinggian Air 3 cm
Destilator Konvensional Destilator dengan Kondenser G
0.0
η Teoritis Destilator Konvensional η Aktual Siang Destilator Konvensional
49
Gambar 4.3. Grafik Efisiensi Aktual Siang (ηaktual siang) dan Efisiensi Aktual Total (ηaktual total) Harian Pada Destilator Air Energi
Surya dengan Variasi Ketinggian Air 3 cm
2. Destilator air energi surya dengan variasi ketinggian air yang didestilasi 2 cm.
Tabel 4.33. Data Percobaan ke-1 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 2 cm
Tanggal 3 Desember 2013 Ja
m Konvensional Menggunakan Kondensor G
ke- TC TW VBak TC TKond TW VBak VKond (watt/
η Aktual Siang Destilator Konvensional η Aktual Total Destilator Konvensional
η Aktual Siang Destilator dengan Kondenser η Aktual Total Destilator dengan Kondenser
Penghitungan Efisiensi (η)
mg aktual malam = 0,09 liter
ηaktual malam = mg aktual malam . hfg rata-rata harian AC . Gharian . tharian
ηaktual malam =
0,09 . 2399,1 . 1000
1,125 . 175,5 . 25200
ηaktual malam =4,1 %
ηaktual total = ηaktual siang+ ηaktual malam
ηaktual total = 20,9 + 4,1
ηaktual total = 25 %
b. Destilator Air Energi Surya Dengan Kondenser Pasif Belakang Atas 1) Penghitungan Teoritis
TW = 37,2 ˚C = 310,2 K TC = 29,0 ˚C = 302,0 K AC = 1,125 m2
Gharian = 175,5 Watt m2 PW = 4931,6 Pa
PC = 3024,1 Pa hfg = 2414,3 kJ/kg
tperjam=3600 detik
qkonv = 8,84.10-4 TW– TC + PW – PC
268,9 . 103 – PW. TW 1
Grata-rata harian = 175,5 Watt m2 tharian =25200 detik
ηaktual siang = mg aktual siang . hfg rata-rata harian AC . Gharian . tharian
ηaktual siang =
0,43 . 2405,0 . 1000
1,125 . 175,5 . 25200
ηaktual siang =21,0 %
mg aktual malam = 0,26 liter
ηaktual malam = mg aktual malam . hfg rata-rata harian AC . Gharian . tharian
ηaktual malam =
0,26 . 2405,0 . 1000
1,125 . 175,5 . 25200
ηaktual malam =12,6 %
ηaktual total = ηaktual siang+ ηaktual malam
ηaktual total = 21,0 + 12,6
ηaktual total = 33,6 %
55
Tabel 4.34. Data yang Telah Diolah Dari Percobaan ke-1 Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 2 cm
Keterangan Jam
ηteoritis rata-rata 31,8 29,8
ηaktual siang 20,9 21,0
ηaktual malam 4,1 12,6
ηaktual total 25,0 33,6
Gambar 4.4. Grafik Hubungan Efisiensi (ηteoritis) dan Energi Surya yang Datang (G) Terhadap Waktu Tiap Hari Pada Destilator Air Energi Surya
dengan Variasi Ketinggian Air 2 cm
0.0
Gambar 4.5. Grafik Efisiensi Teoritis (ηteoritis) dan Efisiensi Aktual (ηaktual) Harian Pada Destilator Air Energi Surya dengan Variasi
Ketinggian Air 2 cm
Gambar 4.6. Grafik Efisiensi Aktual Siang (ηaktual siang) dan Efisiensi Aktual Total (ηaktual total) Harian Pada Destilator Air Energi Surya dengan
Variasi Ketinggian Air 2 cm 0.0
η Teoritis Destilator Konvensional η Aktual Siang Destilator Konvensional
η Teoritis Destilator dengan Kondenser η Aktual Siang Destilator dengan Kondenser
0.0
η Aktual Siang Destilator Konvensional η Aktual Total Destilator Konvensional
57
3. Destilator air energi surya dengan variasi ketinggian air yang didestilasi 1 cm.
Tabel 4.35. Data Percobaan ke-2 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 1 cm
Tanggal 12 Desember 2013
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
ke- TC TW VBak TC TKond TW VBak VKond (watt/m2)
59
b. Destilator Air Energi Surya Dengan Kondenser Pasif Belakang Atas 1) Penghitungan Teoritis
TW = 44,9 ˚C = 317,9 K
ηaktual total = 27,8 + 6,3 ηaktual total = 34,1 %
Data pada Tabel 4.35 diolah dengan cara di atas sehingga diperoleh hasil data seperti pada Tabel 4.36.
Tabel 4.36. Data yang Telah Diolah Dari Percobaan Hari ke-2 Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 1 cm
Keterangan Jam ke-
Destilator Konvensional
Destilator dengan Kondenser
ηteoritis 1 31,3 37,3
2 12,4 36,0
3 1,9 17,7
4 22,5 23,2
5 52,5 35,4
6 47,2 57,8
7 21,4 40,5
8 10,8 32,4
ηteoritis rata-rata 24,9 35,0
ηaktual siang 24,0 27,8
ηaktual malam 2,5 6,3
63
Gambar 4.7. Grafik Hubungan Efisiensi Teoritis (ηteoritis) dan Energi Surya yang Datang (G) Terhadap Waktu Tiap Hari Pada Destilator Air
Energi Surya dengan Variasi Ketinggian Air 1 cm
Gambar 4.8. Grafik Efisiensi Teoritis (ηteoritis) dan Efisiensi Aktual (ηaktual) Harian Pada Destilator Air Energi Surya dengan Variasi
Ketinggian Air 1 cm
Destilator Konvensional Destilator dengan Kondenser G
0.0
η Teoritis Destilator Konvensional η Aktual Siang Destilator Konvensional
η Teoritis Destilator dengan Kondenser η Aktual Siang Destilator dengan Kondenser
Gambar 4.9. Grafik Efisiensi Aktual Siang (ηaktual siang) dan Efisiensi Aktual Total (ηaktual total) Harian Pada Destilator Air Energi Surya dengan
Variasi Ketinggian Air 1 cm
4. Destilator air energi surya dengan variasi kondenser pasif belakang atas ditutup terpal.
Tabel 4.37. Data Percobaan ke-1 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Kondenser Ditutup Terpal
Tanggal 2 Januari 2014
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
ke- TC TW VBak TC TKond TW VBak VKond (watt/m2)
η Aktual Siang Destilator Konvensional η Aktual Total Destilator Konvensional
65
Penghitungan Efisiensi (η)
67
qkonv=0,02 kW m2
quap = 16,27 . 10-3. qkonv . PW – PC TW– TC
quap=16,27.10-3.0,02. 13203,6–8201,4 328,4–319,3 quap=0,18 kW m2
mg = quap
hfg 𝑥3600
mg = 0,18
2372,3x 3600 mg=0,28 kg
ηperjam = mg . hfg AC . Gharian . tperjam
ηperjam=
0,28 . 2372,3 . 1000
1,125 . 493,0 . 3600
ηperjam=32,3 % 2) Penghitungan Aktual
mg aktual siang =1,3 liter hfg rata-rata harian=2376,3 kJ/kg Gharian = 493,0 Watt m2 tharian =28800 detik
69
ηaktual siang =
1,3 . 2376,3 . 1000
1,125 . 493,0 . 28800
ηaktual siang =19,3 %
mg aktual malam = 0,29 liter
ηaktual malam = mg aktual malam . hfg rata-rata harian AC . Gharian . tharian
ηaktual malam =
0,29 . 2376,3 . 1000
1,125 . 493,0 . 28800
ηaktual malam =4,3 %
ηaktual total = η
aktual siang+ ηaktual malam ηaktual total = 19,3 + 4,3
ηaktual total = 23,6 %
Data pada Tabel 4.37 diolah dengan cara di atas sehingga diperoleh hasil data seperti pada Tabel 4.38.
Tabel 4.38. Data Yang Telah Diolah Dari Percobaan ke-1 Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Kondenser Ditutup Terpal
Keterangan Jam
Gambar 4.10. Grafik Hubungan Efisiensi Teoritis (ηteoritis) dan Energi Surya yang Datang (G) Terhadap Waktu Tiap Hari Pada Destilator Air
Energi Surya dengan Variasi Kondenser Ditutup Terpal 0.0
71
Gambar 4.11. Grafik Perolehan Efisiensi Teoritis (ηteoritis) dan Efisiensi Aktual (ηaktual) Harian Pada Destilator Air Energi Surya dengan Variasi
Kondenser Ditutup Terpal
Gambar 4.12. Grafik Efisiensi Aktual Siang (ηaktual siang) dan Efisiensi Aktual Total (ηaktual total) Harian Pada Destilator Air Energi Surya dengan
Variasi Kondenser Ditutup Terpal
η Teoritis Destilator Konvensional η Aktual Siang Destilator Konvensional
η Teoritis Destilator dengan Kondenser η Aktual Siang Destilator dengan Kondenser
0.0
η Aktual Siang Destilator Konvensional η Aktual Total Destilator Konvensional
η Aktual Siang Destilator dengan Kondenser η Aktual Total Destilator dengan Kondenser
5. Destilator air energi surya dengan variasi penambahan reflektor pada bak destilator.
Tabel 4.39. Data Percobaan ke-2 yang Didapat Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Reflektor
Tanggal 27 Januari 2014
Jam Konvensional Menggunakan Kondensor G
ke- TC TW VBak TC TKond TW VBak VKond (watt/m2)
2) Penghitungan Aktual mg aktual siang =2,46 liter hfg rata-rata harian=2360,5 kJ/kg Grata-rata harian = 341,6 Watt m2 tharian =28800 detik
ηaktual siang =
mg aktual siang . hfg rata-rata harian AC . Grata-rata harian . tharian ηaktual siang =
2,46 . 2360,5 . 1000
2,235 . 341,6 . 28800
ηaktual siang =26,3 %
mg aktual malam = 0,06 liter
ηaktual malam = mg aktual malam . hfg rata-rata harian AC . Gharian . tharian
ηaktual malam =
0,06 . 2360,5 . 1000
2,235 . 341,6 . 28800
ηaktual malam =0,6 %
ηaktual total = ηaktual siang+ ηaktual malam ηaktual total = 26,3 + 0,6
ηaktual total = 26,9 %
b. Destilator Air Energi Surya Dengan Kondenser Pasif Belakang Atas 1) Penghitungan Teoritis
77
ηaktual total = 23,9 + 2,5 ηaktual total = 26,4 %
Data pada Tabel 4.39 diolah dengan cara di atas sehingga diperoleh hasil data seperti pada Tabel 4.40.
Tabel 4.40. Data yang Telah Diolah Dari Percobaan ke-2 Alat Destilator Air Energi Surya dengan Variasi Reflektor
Keterangan Jam
ηteoritis rata-rata 43,58 28,1
ηaktual siang 26,3 23,9
ηaktual malam 0,6 2,5
ηaktual total 26,9 26,4
Gambar 4.13. Grafik Hubungan Efisiensi Teoritis (ηteoritis) dan Energi Surya yang Datang (G) Terhadap Waktu Tiap Hari Pada Destilator Air
Energi Surya dengan Variasi Reflektor
Gambar 4.14. Grafik Perolehan Efisiensi Teoritis (ηteoritis) dan Efisiensi Aktual (ηaktual) Harian Pada Destilator Air Energi Surya dengan Variasi
Reflektor
Destilator Konvensional Destilator dengan Kondenser G
0.0
η Teoritis Destilator Konvensional η Aktual Siang Destilator Konvensional
79
Gambar 4.15. Grafik Efisiensi Aktual Siang (ηaktual siang) dan Efisiensi Aktual Total (ηaktual total) Harian Pada Destilator Air Energi Surya dengan
Variasi Reflektor
C. Pembahasan
Data yang telah diolah ditampilkan dalam bentuk grafik untuk mempermudah proses analisa. Dari grafik yang telah ditampilkan dapat dilihat beberapa hal, antara lain:
1. Efisiensi teoritis harian (ηteoritis harian)
Dari gambar 4.1 dapat dilihat pada percobaan ke-1, 2, 4 dan 6 terdapat kesamaan yaitu Gharian relatif tinggi (292,9 Watt/m2, 409,5 Watt/m2, 359,4 Watt/m2, 296,2 Watt/m2) namun ηteoritis kedua destilator relatif rendah (20% sampai 28%). Hal tersebut disebabkan oleh kaca yang menerima kalor selama proses pengembunan uap air di dalam bak destilator. Kaca yang menerima kalor secara terus menerus dapat menyebabkan temperatur kaca penutup (TC) menjadi tinggi dan
0.0
η Aktual Siang Destilator Konvensional η Aktual Total Destilator Konvensional
η Aktual Siang Destilator dengan Kondenser η Aktual Total Destilator dengan Kondenser
menghambat proses pengembunan uap air jika kalor tersebut tidak segera berpindah ke lingkungan karena perbedaan temperatur antara air dan kaca menjadi semakin kecil. Selain itu Gharian yang tinggi dapat menyebabkan temperatur lingkungan menjadi tinggi sehingga berpotensi memperlambat pelepasan kalor dari kaca penutup ke lingkungan karena perbedaan temperatur antara kaca dengan lingkungan semakin kecil. Pada percobaan ke-3, Gharian tidak terlalu tinggi yaitu sebesar 147,2 Watt/m2. Kondisi tersebut membuat air yang akan didestilasi tidak terlalu banyak menyerap kalor dari absorber dan mengakibatkan sedikitnya air yang menguap sehingga membuat ηteoritis kedua destilator menjadi rendah, yakni destilator
konvensional sebesar 24,3% dan destilator dengan kondenser sebesar 15,4 %. Pada percobaan ke-5 Gharian relatif rendah sebesar 211,8 Watt/m2, ηteoritis destilator dengan kondenser sebesar 23,1% sedangkan ηteoritis destilator konvensional sangat tinggi yaitu sebesar 69,3%. Tingginya ηteoritis destilator konvensional disebabkan faktor perubahan
81
destilator berada pada kisaran 42% dengan Gharian sebesar 326,9 Watt/m2. Pada percobaan ke-4 ηteoritis destilator konvensional sebesar 47,9% dan destilator dengan kondenser sebesar 37,4% dengan Gharian sebesar 543,8 Watt/m2. Percobaan ke-5 mendapatkan hasil ηteoritis destilator konvensional sebesar 33,8% dan destilator dengan kondenser sebesar 53,7% dengan Gharian sebesar 228,7 Watt/m2. Percobaan ke-6 ηteoritis destilator konvensional sebesar 23,7% dan destilator dengan kondenser sebesar 26,4% dengan Gharian sebesar 337,4 Watt/m2. Gambar 4.7 menunjukkan destilator dengan kondenser unggul pada variasi ini. ηteoritis destilator dengan kondenser lebih tinggi dibandingkan ηteoritis destilator konvensional terjadi mulai dari
percobaan ke- 1 sampai percobaan ke- 6. Perolehan data variasi ini menunjukkan ηteoritis tertinggi pada kedua destilator terjadi pada
21% sampai 30%. Percobaan ke-4 diperoleh hasil ηteoritis destilator konvensional sebesar 31,9% dan ηteoritis destilator dengan kondenser sebesar 29,5% dengan Gharian sebesar 248,2 Watt/m2. Percobaan ke-5 diperoleh hasil ηteoritis destilator konvensional sebesar 24,5% dan ηteoritis destilator dengan kondenser sebesar 21,7% dengan Gharian
sebesar 374,6 Watt/m2. Pada percobaan ke-6, ηteoritis pada destilator dengan kondenser sebesar 37,2% sedangkan ηteoritis destilator konvensional masih lebih tinggi yakni sebesar 45,9% dengan Gharian sebesar 379,6 Watt/m2. ηteoritis tertinggi pada kedua destilator terjadi di percobaan ke-6. Tidak jauh berbeda dari variasi kondenser ditutup terpal, pada gambar 4.13 variasi reflektor terlihat ηteoritis destilator
konvensional lebih tinggi dibandingkan ηteoritis destilator dengan kondenser dan hal tersebut terjadi dari hari ke- 2sampai hari ke- 6. Namun pada hari ke- 1 ηteoritis destilator dengan kondenser lebih tinggi. Kedua destilator mencapai ηteoritis tertinggi pada hari ke 2
dengan perolehan 43,6% untuk destilator konvensional dan 28,1% untuk destilator dengan kondenser.
Secara keseluruhan terdapat 4 kondisi yang terjadi yaitu:
a. ηteoritis tinggi dengan Gharian tinggi, kondisi ini terjadi jika Gharian membuat TW menjadi tinggi tanpa diikuti kenaikan TC sehingga selisih temperatur (ΔT) menjadi besar. ΔT yang besar
83
air yang akan didestilasi dapat menguap dengan cepat sedangkan TC yang rendah dengan TW yang tinggi memungkinkan proses pengembunan secara konveksi secara cepat. Oleh karena itu ηteoritis menjadi tinggi.
b. ηteoritis rendah dengan Gharian rendah, kondisi ini terjadi jika TW rendah dan ΔT kecil sehingga proses penguapan dan
pengembunan berjalan dengan lambat.
c. ηteoritis tinggi dengan Gharian rendah, kondisi ini disebabkan saat pengambilan data pada jam-jam awal energi surya yang datang sangat tinggi sehingga menyebabkan TW menjadi tinggi namun pada jam-jam berikutnya energi surya yang datang menurun secara drastis sedangkan TW hanya turun secara perlahan. Penurunan juga terjadi pada TC namun dari data yang diperoleh terlihat kecepatan penurunan pada TC lebih cepat dibandingkan TW. Sehingga pada jam-jam energi surya yang datang turun, ΔT cenderung besar dan memungkinkan ηteoritis menjadi tinggi.
lingkungan berjalan lambat. Akibat dari kondisi tersebut adalah perbedaan suhu antara air dan kaca (ΔT) menjadi kecil, proses penguapan air yang akan didestilasi berjalan lambat, proses pengembunan uap air berjalan lambat dan mengakibatkan ηteoritis rendah.
2. Efisiensi Teoritis Siang(ηteoritis) dan Efisiensi Aktual Siang (ηaktual siang) Idealnya ηteoritis sama dengan ηaktual siang, namun secara keseluruhan pada grafik ηteoritis vs ηaktual siang menunjukkan hal yang sama yaitu ηteoritis lebih tinggi dibandingkan ηaktual siang. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah kebocoran pada sekat bagian penghubung bak destilator dengan kondenser pasif, air yang telah mengembun di kaca penutup menetes jatuh ke bak destilator sebelum mengalir ke saluran penampung dan air hasil destilasi menguap kembali saat berada di dalam saluran penampung atau bak penampung karena temperatur air tersebut masih di atas temperatur air normal. 3. Efisiensi Aktual Siang (ηaktual siang), Efisiensi Aktual Malam (ηaktual
malam) dan Efisiensi Aktual Total (ηaktual total)
85
4, 5 dan 6, untuk variasi reflektor terjadi pada percobaan ke-1 dan 6. Destilator konvensional memiliki ηaktual siang lebih tinggi dibandingkan ηaktual siang destilator dengan kondenser untuk variasi ketinggian air 3
cm terjadi pada percobaan ke-2, 3 dan 5, untuk variasi ketinggian air 2 cm terjadi pada percobaan ke-2 dan 6, untuk variasi kondenser ditutup terpal terjadi pada percobaan ke-1 dan 3, dan untuk variasi reflektor terjadi pada percobaan ke-2, 3, 4 dan 5.
Sebagian besar data menunjukkan destilator dengan kondenser memiliki ηaktual malam lebih tinggi dibandingkan ηaktual malam destilator konvensional. Hal tersebut terjadi pada variasi ketinggian air 3 cm percobaan ke-1 dan 2, sedangkan untuk variasi ketinggian air 2 cm, variasi ketinggian air 1 cm, variasi kondenser ditutup terpal dan variasi reflektor terjadi mulai dari percobaan ke-1 sampai 6.
Destilator dengan kondenser memiliki ηaktual total lebih tinggi dibandingkan ηaktual total destilator konvensional untuk variasi
ketinggian air 3 cm terjadi pada percobaan ke-1 dan 4, untuk variasi reflektor terjadi pada percobaan ke-1, sedangkan untuk variasi ketinggian air 2 cm, variasi ketinggian air 1 cm dan variasi kondenser ditutup terpal terjadi pada percobaan ke-1 sampai 6. Percobaan ke-2, 3 dan 5 pada variasi ketinggian air 3 cm, percobaan ke-2, 3, 4 dan 5 pada variasi reflektor menunjukkan destilator konvensional memiliki ηaktual total lebih tinggi dibandingkan ηaktual total destilator dengan kondenser.
4. Perbandingan Hasil Destilator Konvensional dan Destilator dengan Kondenser
Pada variasi air 3 cm destilator konvensional memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan destilator dengan kondenser. Efisiensi teoritis (ηteoritis) tertinggi destilator konvensional terjadi pada
percobaan ke-5 sebesar 69,3% dengan Gharian sebesar 211,8 Watt/m2. Efisiensi aktual siang (ηaktual siang) dan efisiensi aktual total (ηaktual total) tertinggi juga terjadi pada destilator konvensional pada percobaan yang sama. Efisiensi malam (ηaktual malam) tertinggi terjadi pada destilator konvensional percobaan ke-3 sebesar 16,4% dengan Gharian sebesar 147,2 Watt/m2.
Pada variasi air 2 cm destilator dengan kondenser lebih unggul jika ditinjau dari ηteoritis. Destilator dengan kondenser pada percobaan ke-5 mempunyai ηteoritis sebesar 53,7% dengan Gharian sebesar 228,7 Watt/m2. Hal tersebut juga berlaku jika ditinjau dari ηaktual siang, ηaktual malam dan ηaktual total karena destilator dengan kondenser jauh lebih unggul. Percobaan ke-3 merupakan pencapaian ηaktual siang tertinggi terjadi pada destilator dengan kondenser sebesar 40,9% dengan Gharian sebesar 326,9 Watt/m2. Sedangkan ηaktual malam dan ηaktual total tertinggi dicapai oleh destilator dengan kondenser pada percobaan ke-5 sebesar 14,9% dan 53,8% dengan Gharian sebesar 228,7 Watt/m2.
87
tertinggi dicapai oleh destilator dengan kondenser pada percobaan ke-4 sebesar 60,3%, 5ke-4,5 % dan 58,9% dengan Gharian sebesar 479,3 Watt/m2. Sedangkan ηaktual malam tertinggi dicapai oleh destilator dengan kondenser pada percobaan ke-2 sebesar 6,3% dengan Gharian sebesar 169,7 Watt/m2.
Pada variasi kondenser ditutup terpal destilator konvensional memiliki ηteoritis tertinggi dan dicapai pada percobaan ke-6 dengan perolehan sebesar 45,9% dengan Gharian sebesar 379,6 Watt/m2. Namun pada variasi ini ηaktual siang, ηaktual malam dan ηaktual total destilator dengan kondenser lebih tinggi. ηaktual siang dan ηaktual total tertinggi dicapai pada percobaan ke-6 sebesar 33,7% dan 37,0% dengan Gharian sebesar 379,6 Watt/m2. ηaktualmalam tertinggi dicapai oleh destilator dengan kondenser pada percobaan ke-5 sebesar 5,7% dengan Gharian sebesar 374,6 Watt/m2.
Pada variasi reflektor, ηteoritis tertinggi dicapai oleh destilator konvensional pada percobaan ke-2 sebesar 43,6% dengan Gharian sebesar 341,6 Watt/m2, sedangkan ηaktual siang dan ηaktual total terjadi pada percobaan ke-5 sebesar 29,2% dan 32,1% dengan Gharian sebesar 220,2 Watt/m2. Namun ηaktual malam tertinggi dicapai oleh destilator dengan kondenser pada percobaan ke-3 sebesar 9% dengan Gharian sebesar 210,3 Watt/m2.
88
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Telah dibuat model destilator air energi surya dengan kondenser pasif belakang atas.
89
(ηaktual total) terdapat pada destilator air energi surya dengan kondenser
pasif belakang atas variasi ketinggian air 1 cm sebesar 59% dengan Gharian sebesar 479,3 Watt/m2.
3. Secara keseluruhan destilator air energi surya dengan kondenser pasif belakang atas memiliki unggul. Sebagian besar data menunjukkan efisiensi efisiensi aktual siang (ηaktual siang), efisiensi aktual malam
(ηaktual malam), efisiensi aktual total (ηaktual total) pada destilator air energi surya dengan kondenser pasif belakang atas lebih tinggi dibandingkan destilator air energi surya konvensional.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan material yang tahan air dan tahan panas.
2. Jika akan dilakukan penelitian yang serupa, perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan instrumen pengukuran yang lebih akurat dan tahan terhadap cuaca yang ekstrim.
3. Jika akan dilakukan penelitian yang serupa, perlu dilakukan penelitian dengan instrumen pengukuran lebih dari satu untuk masing-masing parameter yang diukur.
4. Jika akan dilakukan penelitian yang serupa, perlu dilakukan pengukuran temperatur dinding destilator dan temperatur lingkungan saat pengambilan data.
91
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, H.M., (2012). Experimental Investigations of Solar Stills Connected to External Passive Condensers, Journal of Advanced Science and
Engineering Research, 2, pp 1-11
Arismunandar, Wiranto. (1995). Teknologi Rekayasa Surya. Jakarta: Pradnya Paramita.
Badran, O.O., (2007). Experimental Study Of The Enhancement Parameters On A Single Slope Solar Still Productivity, Desalination, 209, pp 136– 143
Bahi, A.E.; Inan, D., (1999). Analysis of a parallel double glass solar still with separate condenser, Renewable Energy, 17, 4, pp 509–521
Cengel, Yunus A., (1998). Heat Transfer: A Practical Approach. Boston: McGraw Hill
Effendi, Hefni. (2003). Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius
Fath, H.E.S.; Samy M. Elsherbiny, S.M.. (1993). Effect of adding a passive condenser on solar still performance, Energy Conversion and
Management, 34, 1, pp 63–72
Fath, H.E.S; Elsherbiny, S.M.,; Ghazy, A. (2004). A Naturally Circulated Humidifying/Dehumidifying Solar Still With A Built-In Passive
Condenser, Desalination, 169, pp 129–149
Kusnaedi. (2010). Mengolah Air Kotor Untuk Air Minum. Jakarta: Penebar Swadaya
Kunze, H. H.,(2001). A New Approach To Solar Desalination For Small- And Medium-Size Use In Remote Areas, Desalination, 139, pp 35–41
Naim, M.M.; Mervat, A.; Kawi, A. E., (2002a). Non-Conventional Solar Stills Part 1. Non-Conventional Solar Stills With Charcoal Particles As
Absorber Medium, Desalination, 153, pp 55–64
Naim, M.M.; Mervat, A.; Kawi, A. E., (2002b). Non-Conventional Solar Stills Part 2. Non-Conventional Solar Stills With Energy Storage Element,
Desalination, 153, pp 71–80
Nijmeh, S.; Odeh, S.; Akash, B., (2005). Experimental And Theoretical Study Of A Single-Basin Solar Still In Jordan, International Communications in
93
Lampiran 2. Foto Alat Penelitian
Destilator Air Energi Surya dengan Kondenser Pasif Belakang Atas
Destilator Air Energi Surya Konvensional
TDS (Dallas Semiconductor Temperature Sensor)
95
Pyranometer
Logger (Biru) dan Stalker (Merah)