• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh strategi green marketing terhadap loyalitas pelanggan : studi pada konsumen Naavagreen di Universitas Sanata Dharma - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh strategi green marketing terhadap loyalitas pelanggan : studi pada konsumen Naavagreen di Universitas Sanata Dharma - USD Repository"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI GREEN MARKETING

TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

Studi pada Konsumen Naavagreen di Universitas Sanata Dharma

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Gabriella Maharani Ruga

NIM : 092214083

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH STRATEGI GREEN MARKETING

TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

Studi pada Konsumen Naavagreendi Universitas Sanata Dharma

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Gabriella Maharani Ruga

NIM : 092214083

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

(6)

v

MOTTO

Tuhan adalah kekuatan dan perisaiku; kepada-Nya hatiku

percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan

dengan nyanyianku aku bersyukur kepadanya”.-Mazmur,

(7)
(8)
(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahmat-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Strategi

Green Marketing terhadap Loyalitas Pelanggan : Studi pada Konsumen

Naavagreen di Universitas Sanata Dharma “. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen,

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai

pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto,SE, M.Si., selaku Ketua Program

StudiManajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, SE, M.Si., selaku dosen pembimbing 1, yang

telah membimbing dan mengarahkan pembimbing dengan kesungguhan

hati.

4. Ibu Dra. Rini Hardanti, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang jugatelah

mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih

sempurna.

5. Bapak Drs. P. Rubiyatno, M.M. selakuanggotatimpenguji yang

(10)

ix

6. Ibu Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc.,QIA. selaku Wakil Rektor I

Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin sehingga penulis

dapat melakukan penelitian ini.

7. Seluruh responden yaitu mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang

menggunakan produk Naavagreen dan telah meluangkan waktunya untuk

mengisi kuisioner yang sangat membantu penulis dalam melakukan

penelitian.

8. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma yang telah membantu dan menjadi guru yang sangat baik atas

penulis selama menjalani proses perkuliahan.

9. Mama, Yuliati Palobo’ Kanuna’,S.Pd. Terima kasih untuk semuanya

mom.Tanpamu, anakda bukanlah siapa-siapa dan apa-apa. Kurre.

10.My brother, Arkhelaus Dermawan Kanoena’ Ruga. Walaupun kamu gak

tahu apa-apa, kamu menjadi alasan kedua penulis untuk selalu berjuang

and never give updalam menjalankan hidup.

11. Seluruh keluarga (specially: tante Mega, tante Datu, tante Bebeq, tante

Posse, tante Meta, tante Sri,Om Rangkang, Pong Kenzen sekeluarga, and

my super duper nenek mama ‘n nenek papa) yang selalu mensupport

penulis. Terima kasih sudah menjadi sponsor terbaik penulis khususnya

selama menjadi anak rantau.

12. Cintami Sumarre Kanuna’ a.k.a Ita Alfi Ariesta.My dearest sister. Terima

(11)
(12)

xi

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

4. Loyalitas Pelanggan ... 20

B. Penelitian Sebelumnya ... 25

C. Hipotesis... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 27

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 27

(13)

xii

D. Variabel Penelitian ... 28

E. Populasi dan Sampel ... 29

F. Metode Pengambilan Sampel... 30

G. Sumber Data ... 31

H. Teknik Pengumpulan Data ... 31

I. Teknik Pengujian Intrumen ... 32

J. Jenis Analisis Data ... 34

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Umum Perusahaan... 36

B. Visi dan Misi Perusahaan ... 38

C. Produk Naavagreen ... 49

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Responden ... 43

B. Hasil Uji Statistik ... 46

1. Hasil Uji Validitas ... 47

2. Hasil Uji Reliabilitas ... 48

3. Uji Normalitas ... 49

4. Statistik Derajat Strategi Green Marketing ... 50

5. Uji Linear Sederhana ... 51

6. Uji t ... 52

C. Pembahasan ... 53

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan... 55

B. Saran... 55

C. Keterbatasan Penelitian ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

II.1 Tingkat Perhatian Konsumen Indonesia dalam Hal Isu Lingkungan... 19

V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 44

V.3Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi ... 44

V.4Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Masuk Kuliah ... 45

V.5Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Pemakaian Produk ... 45

V.6Karakteristik Responden Berdasarkan Intensitas Pembelian Ulang ... 46

V.7Validitas Strategi GreenMarketing ... 47

V.8Validitas Loyalitas Pelanggan... 48

V.9 Hasil Uji Reliabilitas ... 48

V.10 Hasil Uji One SampleKolmogorov-Smirnov ... 59

V.12 Pengukuran Variabel GreenMarketing ... 51

V.13Coefficients Regression... 51

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Kuisioner... 60

2 Tabulasi Data Penelitian ... 65

3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 72

4 Karakteristik... 77

5 Uji Normalitas... 81

6 Regresi Linear Sederhana ... 83

7 Tabel Korelasi Pearson ... 86

(17)

xvi

ABSTRAK

PENGARUH STRATEGI GREENMARKETING

TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

Studi pada Konsumen Naavagreen di Universitas Sanata Dharma

Gabriella Maharani Ruga

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi green

marketing terhadap loyalitas pelanggan di klinik kecantikan Naavagreen. Metode pengumpulan pada penelitian ini menggunakan metode survei yaitu dengan menggunakan kuisioner. Populasi penelitian adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang menjadi konsumen Naavagreen dengan jumlah sampel 100 responden.Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t dengan menggunakan regresi linear sederhana.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif strategi

green marketing terhadap loyalitas pelanggan. Dengan demikian, strategi green

marketing yang dijalankan oleh perusahaan memiliki peran dalam membangun loyalitas konsumen.

(18)

xvii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF GREEN MARKETING STRATEGY OF CUSTOMER LOYALTY

Study on Consumers Naavagreen in Sanata Dharma University

Gabriella Maharani Ruga

Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2014

The objective of this research is to analyze the effect of green marketing strategy on the loyalty of customers of Naavagreen Natural Skin Care. Data collecting method used in this research is questionnaire. The research population is student of Sanata Dharma University that used the product of Naavagreen. The sample research size is 100 respondents that were taken under purposive sampling technique. T-test using simple linear regression is applied to test the hypothesis.

The research result shows that there are a positive influence of green marketing strategy on the customers loyalty. It means that the green marketing strategy implemented at Naavagren increases the customers loyalty.

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kesadaran dunia terhadap lingkungan mulai bergema kencang pada saat

pertemuan dunia soal perubahan iklim (climate change). Perubahan iklim dunia

membuat cuaca yang tidak menentu dan banyaknya bencana alam. Seiring dengan

perkembangan zaman yang semakin modern, secara sadar maupun tidak memberi

pengaruh yang cukup besar dan berkelanjutan bagi kehidupan dan lingkungan.

Meningkatnya produksi barang yang didominasi oleh barang yang tidak bisa

didaur-ulang, pemakaian produk yang mengandung bahan kimia berlebih dapat

berakibat negatif bagi lingkungan bahkan berakibat fatal bagi kesehatan manusia

yang ujungnya juga berdampak pada pemanasan global atau global warming.

Global warming adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut

dan daratan bumi yang disebabkan oleh gas-gas berbahaya (wikipedia).

Semenjak meningkatnya kesadaran masyarakat akan global warming

(penyebab dan akibat yang ditimbulkan) maka tak banyak dari masyarakat

memilih menggunakan produk yang lebih ramah lingkungan yang setidaknya

dapat mengurangi dampak negatif bagi lingkungan. Masyarakat yang sadar ini

disebut sebagai green consumer. Green consumermemiliki keyakinan bahwa ada

problem lingkungan yang nyata, problem tersebut harus ditangani dengan serius

dan harus disikapi dengan cara yang aktif, serta mereka merasa mendapatkan

informasi yang cukup dalam kehidupan keseharian mereka, sehingga setiap

(20)

dari bencana lingkungan yang menakutkan (Smith, 1998). Green consumerism

adalah kelanjutan konsumerisme global yang dimulai dengan adanya

kesadaran konsumen akan hak-haknya untuk mendapatkan produk yang

layak, aman, dan produk yang ramah lingkungan (environment friendly) yang

semakin kuat. Selanjutnya, produk yang diinginkan bukan yang benar-benar

“hijau”, namun mengurangi tingkat kerusakan yang ditimbulkan.

Meningkatnya pertumbuhan green consumerdi dunia, menjadi peluang

bagi para pelaku bisnis. Banyak perusahaan yang menggunakan strategi khusus

untuk menarik minat para green consumer terhadap produk yang mereka

tawarkan. Strategi ini dikenal dengan istilah green marketing. Polinsky (1994),

green marketing adalah konsistensi dari semua aktifitas yang mendesain

pelayanan dan fasilitas bagi kepuasan kebutuhan dan keinginan manusia, dengan

tidak menimbulkan dampak pada lingkungan alam. Definisi lain mengenai green

marketingadalah konsep strategi pemasaran produk oleh produsen bagi kebutuhan

konsumen yang peduli lingkungan hidup.

Pada kondisi persaingan yang semakin ketat, maka salah satu cara

mendapatkan pelanggan adalah dengan memenuhi kebutuhan konsumen serta

memberikan kepuasan terhadap pemenuhan kebutuhan konsumen tersebut.

Perusahaan menyadari bahwa pelanggan yang loyal bisa menghasilkan

keuntungan yang besar dalam periode waktu tertentu. Oleh sebab itu, perusahaan

selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada pelanggannya dalam proses

(21)

Salah satu hal yang menjadi perhatian publik yang belakangan ini marak

diberitakan yaitu dalam bidang kecantikan khususnya kosmetik. Penggunaan

merkuri dalam produk kecantikan membuat para konsumen produk kecantikan

menjadi was-was dan lebih selektif dalam pemilihan produk yang akan mereka

konsumsi. Karena selain berpengaruh negatif terhadap lingkungan, merkuri dan

zat-zat sejenisnya yang terkandung dalam produk kecantikan memberi dampak

yang negatif bagi kesehatan tubuh, bukan hanya terhadap kesehatan kulit tetapi

juga terhadap kesehatan organ lainnya. Melihat hal itu, kini semakin banyak

perusahaan kosmetik yang menerapkan konsep green marketing dalam proses

pemasarannya. Hal ini bertujuan agar konsumen tertarik dan mau menggunakan

produknya.

Klinik kecantikan Naavagreenmerupakan salah satu perusahaan yang

menerapkan strategi green marketing dalam pemasarannya. Penggunaan nama

green” dapat kita ketahui bahwa, secara tidak langsung perusahaan ini ingin

menyampaikan bahwa produk yang mereka hasilkan ialah produk yang berbasis

lingkungan. Informasi produk dapat diketahui dari brosur yang disediakan

menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan oleh Klinik kecantikan Naavagreen

ini menggunakan bahan-bahan alami dalam produknya. Bukan hanya itu, dalam

kurun waktu yang tidak lama sejak berdirinya, dapat dikatakan bahwa

Naavagreensukses dalam bidangnya. Hal ini terlihat dari klinik kecantikan

Naavagreen yang selalu ramai oleh pelanggan dan telah membuka cabang baru

(22)

Sehubungan dengan latar belakang yang adamaka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “PENGARUH STRATEGI GREEN

MARKETING TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN Studi pada

Konsumen Naavagreen di Universitas Sanata Dharma”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan

masalah penelitian sebagai berikut:

1. Seberapa tinggi derajat strategi green marketing di Naavagreen?

2. Apakah strategi green marketingyang diterapkan oleh perusahaan dapat

mempengaruhi loyalitas pelanggan?

C.Pembatasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan pada permasalahan yang diteliti maka penelitian

ini diberikan batasan-batasan sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma,Mrican,

Yogyakarta.

2. Responden yang diteliti adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma,

Mrican, Yogyakarta yang menjadi konsumen Naavagreen.

3. Jumlah variabel yang diteliti hanya dua variabel, yaitu strategi green

(23)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa tinggi derajat strategi green marketing di

Naavagreen.

2. Untuk mengetahui apakah strategi green marketingyang diterapkan oleh

perusahaan dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk:

1. Bagi Penulis

Sebagai kesempatan untuk mengkaji lebih dalam mengenai pengaruh

strategi green marketing terhadap loyalitas pelanggan pada Klinik

kecantikan Naavagreen.

2. Bagi Perusahaan Naavagreen

Sebagai bahan masukan dalam mengembangkan strategi green marketing

guna meningkatkan loyalitas pelanggan serta untuk mengetahui poin apa

saja yang perlu ditingkatkan dalam menjalankan strategi green marketing.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan penelitian

lebih lanjut yang berkaitan dengan strategi green marketingdan

pengaruhnya terhadap loyalitas pelanggan serta dapat menambah bacaan

ilmiah bagi civitas akademik, sehingga dapat menambah fungsi universitas

(24)

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang, rumusan permasalahan, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi mengenai landasan teori, hasil penelitian sebelumnya dan

hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai jenis penelitian, subjek dan objek, waktu dan

lokasi, variabel, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik

pengujian instrumen dan teknik analisis data.

BAB IVGAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menjelaskan mengenai subjek penelitian yaitu sejarah umum

perusahaan, visi dan misi perusahaan, dan produk-produk yang

ditawarkan.

BAB VANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi dua hal pokok. Pertama paparan atau deskripsi mengenai

temuan yang diperoleh dan analisisnya, baik secara kualitatif (data dalam

tabel atau grafik) maupun secara kualitatif. Kedua memuat hasil uji

statistik.

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

(25)

7

hingga tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat

memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba. Sasaran dari

pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior,

menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah,

mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada

dengan tetap memegang prisip kepuasan pelanggan.

Berikut ini ada beberapa pengertian mengenai manajemen pemasaran yang

dikemukakan oleh beberapa ahli di bidang manajemen. Philip Kotler/Armstrong

(2004), terjemahan Alexander Sindoro menyebutkan bahwa: “Manajemen

pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian atas

program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan

pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk

mencapai sasaran organisasi.”

Pengertian manajemen pemasaran menurut Sofyan Assauri (2004)

Manajemen Pemasaran merupakan kegiatan menganalisis, merencanakan,

mengkoordinasikan dan mengendalikan semua kegiatan yang terkait dengan

(26)

pendistribusian produk tersebut, rnenetapkan harga dan mentransaksikannya,

dengan tujuan agar dapat memuaskan konsumennya dan sekaligus dapat mencaapi

tujuan organisasi perusahaan jangka panjang.

Ada empat filosofi persaingan yang secara kuat mempengaruhi suatu

aktivitas manajemen pemasaran (Lamb, hair dan McDaniel: 2001), sebagai

berikut:

a. Orientasi Produksi

Suatu filosofi yang berfokus pada kemampuan internal perusahaan yang

melebihi dari keinginan dan kebutuhan pasar.

b. Orientasi Penjualan

Pendapat bahwa orang akan membeli barang dan jasa yang lebih baik jika

menggunakan teknik penjualan yang agresif dan penjualan yang tinggi

tersebut akan mendatangkan keuntungan yang tinggi pula.

c. Orientasi Pasar

Filosofi yang menganggap bahwa suatu penjualan tidak bergantung pada

sebuah penjualan yang agresif tetapi lebih pada keputusan konsumen

untukmembeli produk.

d. Orientasi Sosial

Suatu organisasi ada tidak hanya untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan

konsumen saja serta memenuhi tujuan organisasi tetapi juga untuk melindungi

atau untuk mempertinggi kepentingan yang terbaik atas individu dan

(27)

Pemasaran adalah suatu proses dan manajerial yang membuat individu atau

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada

pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa

mulai dari produsen sampai konsumen.

Pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2001), “Marketing is a social

and managerial process by which individuals and groups obtain what they need

and what they want through creating and exchanging and value with other”,

sedangkan Kasali (2001) menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses

perencanaan, dan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi, penetapan harga, promosi,

hingga distribusi barang-barang, ide-ide, dan jasa-jasa, untuk melakukan

pertukaran yang memuaskan individu dan lembaga-lembaganya.

Menurut Swastha (2002), pemasaran dapat juga dikatakan sebagai suatu

sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang

memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Selanjutnya Kotler (2005) menyampaikan bahwa kita dapat membedakan

antara definisi pemasaran secara sosial dan secara manajerial. Definisi sosial

menunjukkan peran yang dimainkan oleh pemasaran dimasyarakat. Yang

dimaksud dengan pemasaran secara sosial adalah proses yang dengan proses itu

individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa

(28)

secara manajerial adalah pemasaran yang sering digambarkan sebagai seni

menjual produk, tetapi orang heran ketika mereka mendengar bahwa bagian yang

paling penting dari pemasaran adalah bukan penjualan. Penjualan itu hanya ujung

gunung es dari pemasaran.

Peter Drucker dalam Kotler (2005) mengatakan sebagai berikut:

“Tujuan dari pemasaran mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk mampu menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran harus menghasilkan atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya pelanggan yang siap membeli. Yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa itu.”

2.Marketing Strategy

Strategi Pemasaran merupakan hal yang saling berkesinambungan yang

dijalankan oleh perusahaan guna untuk mencapai target marketing terbaik dalam

rangka mewujudkan kepuasan konsumen secara maksimal. Strategi pemasaran

sangat penting diupayakan untuk mencegah penurunan jumlah konsumen serta

jatuhnya daya saing produk bisnis dipasaran. Dengan adanya sebuah strategi yang

baik, diharapkan proses pemasaran akan mampu berjalan secara terkontrol,

dinamis dan tidak monoton dengan satu gaya marketing saja.

Strategi pemasaran juga dilakukan agar tercapainya proses marketing

secara lebih maksimal. Tanpa adanya strategi marketing yang teruji, bisa

dipastikan marketing akan jatuh, terlebih apabila muncul berbagai produk

kompetitif yang dikeluarkan oleh rival-rival bisnis. Melalui strategi ini sebuah

proses marketing yang baik dapat dipertahankan, memberikan cara-cara yang baru

(29)

produk, hal ini merupakan salah satu strategi yang dibutuhkan dalam strategi

pemasaran.

Strategi yang diharapkan adalah cara-cara baru yang lebih diminati oleh

para konsumen. Membuat konsumen merasa lebih nyaman dan mudah untuk

mendapatkan produk bisnis yang kita pasarkan, disamping itu kualitas yang

memadai dari sebuah produk bisnis juga menjadi salah satu poin penting bagi

berlangsungnya sebuah strategi pemasaran yang baik.

Sesuai dengan tujuan pemasaran, maka inti pemasaran adalah penciptaan

nilai yang lebih tinggi bagi konsumen daripada nilai yang diciptakan oleh pihak

pesaing. Strategi usaha yang sesuai dengan konsep tersebut adalah memproduksi

barang dan jasa apa yang bisa dijual dan bukan menjual barang dan jasa apa yang

bisa diproduksi. Strategi pertama sangat tepat dan sesuai dengan inti pemasaran,

sedangkan strategi kedua tidak tepat karena tidak memperhatikan kebutuhan dan

keinginan konsumen. Prinsip dasar pemasaran yaitu menciptakan nilai bagi

langganan (customer value), keunggulan bersaing (competitive advantages), dan

fokus pemasaran. Tujuan pemasaran bukan mendapatkan langganan (get

customer), akan tetapi memperbaiki situasi bersaing (improve competitive

situation). Oleh sebab itu, seorang wirausaha harus mampu memproduksi barang

dan jasa dengan mutu yang lebih baik, harga yang lebih murah, dan penyerahan

yang lebih cepat daripada pesaing.

Dalam era globalisasi yang sangat kompetitif, pemasaran diibaratkan

sebagai denyut jantung bagi kelangsungan perusahaan, pemasaran harus bertitik

(30)

menentukan kebutuhan dan keinginan konsumen serta penyerahan barang dan jasa

yang secara efektif dan efisien.

Dalam pencapaian sasaran perusahaan diperlukan perancangan strategi

yang baik. Strategi pemasaran adalah serangkaian strategi dan teknik pemasaran,

yang meliputi (1) strategi pasar-produk atau sering disebut sebagai strategi

persaingan, yang dikelompokkan menjadi segmentasi pasar, penentuan pasar

sasaran, dan penentuan posisi, (2) taktik pemasaran yang mencakup diferensiasi

dan strategi bauran pemasaran (marketing mix) yang berkaitan dengan

kegiatan-kegiatan mengenai perencanaan bauran pemasaran dan unsur nilai pemasaran yang

dapat dikelompokkan menjadi merek (brand), pelayanan (service), dan proses

(processes).

Menurut Corey (dalam Tjiptono, 1997) Strategi pemasaran terdiri atas lima

elemen yang saling terkait adalah sebagai berikut :

a. Penelitian pasar, yaitu memiliki pasar yang akan dilayani. Keputusan ini

didasarkan pada faktor-faktor persepsi terhadap fungsi produk dan

pengelompokan teknologi yang dapat diprediksi dan dinominasi, keterbatasan

sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan (fokus) yang lebih

sempit. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial and error di dalam

menggapai peluang dan tantangan kemampuan khusus yang berasal dari akses

terhadap sumber daya langka atau pasar yang terproteksi. Penelitian pasar

dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan kemudian memilih pasar

(31)

b. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan diri

produk dan desain penawaran individual pada tiap-tiap diri, produk itu

sendiri, menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan

melakukan pembelian.Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama

merek produk, ketersediaan produk, jaminan dan garansi, jasa reparasi dan

bantu teknis yang disediakan penjualan, serta hubungan personal yang

mungkin terbentuk di antara pembeli dan penjualan.

c. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai

kuantitatif dari produk kepada pelanggan.

d. Sistem distribusi, yaitu saluran pedagang grosir dan eceran yang melalui

produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan

menggunakannya.

e. Komunikasi pemasaran (promosi),yang meliputi periklanan, personal selling,

promosi penjualan, direct marketing, dan public relations.

Sebaliknya, menurut Kotler (2004) yang dimaksud dengan strategi

pemasaran adalah “sejumlah tindakan yang terintegrasi yang diarahkan untuk

mencapai keuntungan kompetitif yang berkelanjutan”. Sedangkan menurut Mc

Carthy dalam Kotler (1997), strategi pemasaran dan strategi bauran pemasaran

(marketing mix) mempunyai hubungan yang tidak terpisahkan. Strategi bauran

pemasaran merupakan salah satu alat dari strategi pemasaran untuk mencapai

tujuan perusahaan, khususnya dalam fungsi penciptaan pertukaran. Strategi

pemasaran mencakup faktor eksternal dan internal perusahaan, sedangkan strategi

(32)

terdiri atas elemen produk, harga, tempat, dan promosi untuk membentuk

terjadinya penjualan.

Dengan memperhatikan uraian di atas, dapat diketahui bahwa elemen inti

dari strategi pemasaran adalah bauran pemasaran(marketing mix). Strategi bauran

pemasaran merupakan bagian inti dari strategi pemasaran yang digunakan oleh

perusahaan untuk membentuk terjadinya pertukaran.

3. Green Marketing

Green marketingadalah pemasaran suatu produk yang diasumsikan

sebagai produk ramah lingkungan. Kegiatan ini telah dimulai sejak 1960 ketika

Amerika Serikat (AS) memulai gerakan lingkungan hidup modern dan menjadi

pemimpin dunia untuk reformasi lingkungan hidup. Masyarakat yang memilih

untuk menggunakan produk yang ramah lingkungan disebut dengan istilah Green

Consumer. Green Consumerisme dimulai dari kesadaran konsumen akan

hak-haknya untuk mendapatkan produk yang layak dan aman sehingga tuntutan

terhadap produk ramah lingkungan semakin kuat.

Gerakan konsumerisme hijau (green consumerisme) telah dirintis oleh

negara-negara maju seperti: Jerman, Jepang, Australia (Sydney). Gerakan ini pada

dasarnya berusaha menghindari konsumesi produk-produk yang tidak bersahabat

dengan lingkungan. Gerakan ini merupakan suatu bentuk peran serta masyarakat

secara langsung, dapat bersifat perorangan maupun massal (Saraswati).

Ada beberapa alasan mengapa perusahaan meningkatkan pemakaian green

(33)

organisasi menerima environmental marketing dimana menjadi suatu kesempatan

yang dapat digunakan untuk meraih tujuan-tujuannya (Keller 1987, Shearer

1990). Mintu & Lozada dalam Lozada (2000) mendefinisikan green

marketingsebagai “aplikasi dari alat pemasaran untuk memfasilitasi perubahan

yang memberikan kepuasan organisasi dan tujuan individual dalam melakukan

pemeliharaan, perlindungan, dan konservasi pada lingkungan fisik”.

Aktivitas green marketingmembutuhkan lebih dari sekedar pengembangan

citra (Henion & Kinnear, 1976; Lozada & Mintu–Wimsatt, 1998). Sedangkan

Pride dan Farrel (1993) mendefinisikan green marketing sebagai sebuah upaya

orang mendisain, mempromosikan, dan mendistribusikan produk yang tidak

merusak lingkungan. Charter (1992) memberikan definisi green

marketingmerupakan holistik, tanggung jawab strategik proses manajemen yang

mengidentifikasi, mengantisipasi, memuaskan dan memenuhi kebutuhan

stakeholders untuk memberi penghargaan yang wajar, yang tidak menimbulkan

kerugian kepada manusia atau kesehatan lingkungan alam.

Kepedulian pada lingkungan diintegrasikan pada strategi, kebijakan dan

proses pada organisasi. Hal ini menuntun pengaruh aktivitas pemasaran pada

lingkungan alami, juga mendorong praktek yang menghilangkan dan

meminimalisasi efek yang merugikan. Filosofi dari pembangunan yang

berkelanjutan menyediakan dorongan tambahan pada green marketing dengan

menekankan bahwa perlindungan lingkungan bukan berarti menghilangkan

kesejahteraan ekonomi, tetapi sebaliknya mendorong pemikiran kembali tentang

(34)

Pendekatan green marketingpada area produk meningkatkan integrasi dari

isu lingkungan pada seluruh aspek dari aktivitas perusahaan, mulai dari formulasi

strategi, perencanaan, penyusunan, sampai produksi dan penyaluran/distribusi

dengan pelanggan. Czinkota & Ronkainen (1992) dalam Lozada (2000)

mengatakan bahwa “perusahaan akan dapat memperoleh solusi pada tantangan

lingkungan melalui strategi marketing, produk, dan pelayanan agar dapat tetap

kompetitif”. Hal ini termasuk pada:

a. Teknologi baru untuk membantu mengurangi kerusakan lingkungan,

b. Standarisasi produk untuk menjamin produk yang ramah lingkungan,

c. Menyediakan produk yang ‘benar-benar’ alami, dan

d. Orientasi produk lewat konservasi sumber daya dan yang lebih

memperhatikan kesehatan.

Solusi ini memastikan peran serta perusahaan dalam memahami kebutuhan

masyarakat dan sebagai kesempatan perusahaan untuk mencapai keunggulan

dalam industri (Murray & Montanari, 1986 dalam Lozada, 2000). Mereka juga

menggunakannya sebagai kesempatan potensial untuk pengembangan produk atau

pelayanan. Misalnya dengan menggunakannya pada merek produknya. Dapat

diasumsikan bahwa perusahaan yang memasarkan produk-produknya dengan

karakteristik lingkungan akan mempunyai suatu competitive advantage

dibandingkan dengan perusahaan yang memasarkan tanpa tanggung jawab

terhadap lingkungan, hal ini merupakan usaha untuk memuaskan kebutuhan

(35)

kerang dengan kertas lilin karena meningkatnya perhatian konsumen berhubungan

dengan polystyrene dan pengurangan ozon (Gofford 1991, Hume 1991).

Walaupun demikian, banyak juga yang memandang perubahan ini sebagai

ancaman atau sesuatu yang potensial menambah pengeluaran perusahaan.

Menurut Peatie (1999). dalam Byrne (2002) Inti green marketing didapat hanya

sebagai retorika saja dibanding substansinya. Disamping itu, seringkali disaat

manajemen sangat menginginkan mengarahkan perusahaannya agar

memperhatikan masalah lingkungan, hal tersebut tidak dapat diterima oleh para

pemegang saham (Mathur & Mathur. 2000). Disisi lain menurut Smith (1998)

dalam Anja Schaefer (2005), green marketing dianggap gagal karena tidak

terbukti dapat mengatasi krisis. Ia juga berpendapat bahwa green maketinghanya

sebagai mitos dan bukan di disain untuk dapat merubah secara fundamental

(Smith 1998).

Menjalankan green marketing memang mahal. Akan tetapi banyak

keuntungan yang bisa didapat merek ketika menjalankan green marketing. Ada

tiga keuntungan mendasar yang dapat diperoleh perusahaan saat menerapkan

strategi greenmarketing:

a. Image

Citra positif akan terbentuk ketika sebuah merek menjalankan aktivitasgreen

marketing.

b. Positioning

Isu lingkungan bisa dijadikan basis positioning yang kuat jika isu lingkungan

(36)

c. Inovasi

Kecintaan kepada lingkungan membuat merek menjadi inovatif.

Marketeryang mulai berfokus pada greenmarketing akan berusaha membuat

produk-produk yang ramah lingkungan, atau kampanye kepedulian terhadap

lingkungan serta aktivitas lain.

Adapun sasaran dari green marketing menurut John Grant dalam Majalah

MARKETING 09/IX/SEPTEMBER 2009:

a. Green

Tujuan dari green marketing pada tahap ini lebih ke arah berkomunikasi

bahwa merek atau perusahaan adalah merek yang peduli lingkungan.

b. Greener

Tujuan dari marketing selain pada komersialisasi merek juga bertujuan

mencapai sasaran yang berpengaruh pada lingkungan hidup. Tahap ini

mencoba merubah cara konsumen mengkonsumsi produk. Misalnya, dari

pemakaian kertas biasa menjadi kertas recycle.

c. Greenest

Pada tahap ini marketing sudah bertujuan untuk merubah budaya konsumen.

Pada tahap ini konsumen sudah memiliki budaya atau kebiasaan yang lebih

peduli ke lingkungan.

Kemudian, untuk melihat tingkat perhatian konsumen Indonesia dalam hal

Isu Lingkungan dapat dilihat dari 2.1 berdasarkan data penelitian yang dilakukan

(37)

yang besar terhadap beberapa isu lingkungan. Rata-rata persentase konsumen

Indonesia memiliki perhatian terhadap isu lingkungan sudah berada di atas 90%.

Tabel 2.1

Bagaimana tingkat kepedulian Anda soal lingkungan hidup?

Sangat Peduli 66%

Bagaimana tingkat kepedulian Anda soal kelangkaan air?

Sangat Peduli 72%

Bagaimana tingkat kepedulian Anda soal globalwarming?

Sangat Peduli 69%

Bagaimana tingkat kepedulian Anda soal polusi air?

(38)

4. Loyalitas Pelanggan

Loyalitas pelanggan sangat penting artinya bagi perusahaan yang ingin

menjaga kelangsungan hidup maupun keberhasilan usahanya. Jennie Siat dalam

Mouren Margarethe (2004:297) menyatakan bahwa loyalitas pelanggan

merupakan tiket menuju sukses bisnis. Loyalitas konsumen merupakan bentuk

tertinggi dari kepuasan konsumen yang menjadi tujuan dari setiap bisnis (Jennie

Siat, 2004:298).

Menurut (Fournell dalam Mouren Margaretha, 2004:297) loyalitas

merupakan fungsi dari kepuasan pelanggan, rintangan pengalihan, dan keluhan

pelanggan. Pelanggan yang puas akan dapat melakukan pembelian ulang pada

waktu yang akan datang dan memberitahukan kepada orang lain apa yang

dirasakan.

Menurut ( Jill Griffin, 2002:13) pelanggan yang loyal adalah orang yang:

a. Melakukan pembelian ulang secara teratur.

b. Membeli antar lini produk dan jasa.

c. Mereferensikan kepada orang lain.

d. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.

Sedangkan Aaker dalam Mouren Margaretha, (2004:297-298) berpendapat

bahwa loyalitas sebagai suatu perilaku yang diharapkan atas suatu produk atau

layanan yang antara lain meliputi kemungkinan pembelian lebih lanjut atau

perubahan perjanjian layanan atau sebaliknya seberapa besar kemungkinan

pelanggan beralih kepada merek lain atau penyedia layanan lain. Secara lebih

(39)

a. Pembeli Harga

Pembeli sama sekali tidak tertarik pada produk yang bersangkutan, produk

apapun yang ditawarkan dianggap memadai, sehingga produk yang ada

memainkan peran yang kecil dalam suatu keputusan pembelian.

b. Konsumen yang loyal dengan biaya peralihan

Konsumen yang puas tapi mereka memikul biaya peralihan ( switching cost)

dan resiko bila beralih ke produk lain. Untuk dapat meraih konsumen tipe ini,

perusahaan harus menawarkan manfaat lebih untuk kompensasi dengan

menawarkan garansi.

c. Pembeli Kebiasaan

Pembeli yang puas atau tidak puas terhadap suatu produk meskipun tidak

puas, pembeli cenderung tidak berganti produk apabila ternyata pergantian

produk tersebut membutuhkan usaha. Biasanya pembeli tipe ini sulit untuk

dirangkul karena tidak ada alasan untuk mereka untuk memperhitungkan

berbagai alternatif produk.

d. Pembeli Apresiasi

Konsumen yang sungguh-sungguh menyukai produk tersebut, preferensi

mereka didasari serangkaian pengalaman/kesan dengan pengalaman tinggi

yang pernah mereka alami. Hanya saja, rasa suka ini biasanya merupakan

perasaan umum yang tidak bisa diidentifikasikan dengan cermat karena

pemasar belum dapat mengkategorikan secara lebih spesifik loyalitas

(40)

e. Konsumen yang Setia

Konsumen pada tipe ini merupakan konsumen yang setia dan konsumen yang

bangga terhadap produk yang dipilihnya. Produk ini sangat penting bagi

konsumen yang bangga terhadap produk yang dipilihnya. Produk ini sangat

penting bagi konsumen baik dari segi fungsi maupun dari ekspresi gaya hidup

mereka. Rasa percaya diri mereka termanifestasikan pada tindakan

merekomendasikan produk pada konsumen lain. Konsumen pada tipe ini

cenderung setia dan tidak akan pindah ke produk lain.

Menurut Kotler (2000:232) tingkat kesetiaan pelanggan terhadap suatu

produk atau jasa terbagi menjadi empat tingkatan. Tingkatan tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Sangat setia (Hardcore Loyal)

Konsumen yang membeli sesuatu merk sepanjang waktu. Karena itu pola

pembelian A, A, A, A, A, A dapat menunjukan seorang konsumen dengan

kesetian yang tidak terbagi pada merk A.

a. Kesetiaan yang terbagi (Softcore Loyal)

Konsumen yang setia pada dua atau tiga merk. Pola pembelian A, A, B, B, A,

B menunjukan konsumen dengan kesetian yang terbagi antara A danB.

b. Kesetiaan yang berpindah (Shifting Loyal)

Konsumen yang berpindah dan menyukai satu merk menjadi merk yang lain.

Pola pembelian A, A, A, B, B, B menunjukan konsumen yang berpindah

(41)

c. Berganti-ganti (Switcher)

Konsumen yang tidak memperhatikan kesetiaan merk apapun. Pola pembelian

A, C, E, B, D, B menunjukan konsumen yang tidak setia yang cenderung

mencari yang murah atau cenderung mencari variasi.

Perspektif tentang loyalitas pelanggan yang sering digunakan dalam

penelitian selama ini ternyata mengalami banyak perubahan. Di bidang pemasaran,

sebagian akademis mengaitkan loyalitas pelanggan dengan loyalitas merek

(Copeland, 1923 dalam Homburg dan Giering : 2001). Ada pula yang mengaitkan

dengan perilaku tertentu yaitu pembelian berulang terhadap barang atau jasa

tertentu pada periode waktu tertentu (Homburg dan Giering : 2001).

Loyalitas pelanggan merupakan suatu ukuran keterikatan konsumen

terhadap sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang

mungkin tidaknya pelanggan beralih ke merek produk yang lain, apabila merek

tersebut didapati adanya perubahan baik menyangkut harga maupun atribut lain

(Durianto, Sugiarto dan Tony:2001). Secara umum dikatakan bahwa konsumen

puas dengan keseluruhan kinerja atas produk atau jasa yang didapatkan (Bloemer

dan Kasper : 1995).

Jacoby dan Kryner dalam Dharmmesta (1999), mengemukakan bahwa

loyalitas pelanggan adalah (1) respon keperilakuan (yaitu pembelian), (2) yang

bersifat bias (nonrandom), (3) terungkap secara terus-menerus, (4) oleh unit

pengambilan keputusan, (5) dengan memperhatikan satu atau beberapa merek

alternatif dari sejumlah merek sejenis, dan (6) merupakan fungsi proses psikologis

(42)

Konsumen yang loyal terhadap suatu produk atau jasa memilki beberapa

karakter (Assael : 2001), antara lain:

a. Konsumen yang loyal cenderung lebih percaya diri pada pilihannya.

b. Konsumen yang lebih loyal memilih untuk mengurangi resiko dengan

melakukan pembelian berulang terhadap merek yang sama.

c. Konsumen yang loyal lebih mengarah pada kesetiaan terhadap suatu toko.

d. Kelompok konsumen minor cenderung untuk lebih loyal.

Oliver dalam Chauduri dan Holbrook (2001) mendefinisikan loyalitas

pelanggan sebagai sebuah komitmen yang kuat untuk membeli ulang terhadap

suatu produk atau jasa secara konsisten di waktu yang akan datang, dengan

demikian menyebabkan perulangan pada merek yang sama atau membeli merek

yang sama, walaupun kondisi situasional dan usaha-usaha pemasaran mempunyai

pengaruh yang potensial dalam perilaku pemilihan (switching behaviour).

Pendapat ini diperkuat oleh penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Dick

dan Bassu (1994) yang menyatakan bahwa loyalitas ditentukan oleh kekuatan dari

hubungan antara sikap relatif dan pengulangan berlangganan. Sebagai dasar

hubungan sikap keperilakuan dengan loyalitas, yaitu:

a. Latent loyalty, diasosiasikan dengan sikap relatif tinggi, namun pengulangan

berlangganan rendah.

b. Loyalty signifies, yaitu merupakan kesesuaian antara sikap relatif dan

pengulangan berlangganan.

c. No loyalty, diasosiasikan sebagai sikap relatif rendah dan pengulangan

(43)
(44)

menunjukkan bahwa variabel strategi green marketing memiliki pengaruh

terhadap loyalitas pelanggan.

C. RumusanHipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan (Sugiyono, 2012:84). Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan,

melihat semakin meningkatnya pelaku green consumermaupun perusahaan yang

menerapkan strategi green marketing dalam proses pemasarannya, maka hipotesis

yang penulis kemukakan adalah:

(45)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei. Kerlinger (dalam Sugiyono, 2007:7)

menyatakan bahwa ”penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada

populasi besar/kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil

dari populasi”. Dengan demikian, penelitian ini melakukan pengambilan sampel

namun dilakukan generalisasi (data sampel berlaku untuk populasi). Karena itu,

teknik dan metode pengambilan sampel merupakan faktor yang sangat penting

dalam penelitian ini.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian adalah orang-orang yang akan memberikan informasi

berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Subjek penelitian yang

diteliti di dalam kasus ini ialah mahasiswaUniversitasSanata Dharma yang

menjadikonsumenNaavagreen.

2. Objek Penelitian yaitu data atau informasi yang menjadi perhatian pokok

dalam penelitian. Dalam penelitian ini, objek penelitiannya ialah strategi

green marketing dan loyalitas pelanggan.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

(46)

2. Penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma, Kampus II Mrican yang

berlokasi di Jalan Afandi, Mrican Tromol Pos 29 Yogyakarta 55002.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono (2012:58)). Atau dapat

dikatakan bahwa variabel penelitian dapat digunakan untuk mencari jawaban dari

permasalahan yang akan diteliti berdasarkan permasalahan yang ada.

1. Variabel Independen yaitu strategi green marketing

Indikator:

a. Teknologi baru untuk membantu mengurangi dampak negatif kerusakan

lingkungan,

b. Standarisasi produk untuk menjamin produk yang ramah lingkungan,

c. Menyediakan produk yang ‘benar-benar’ alami, dan

d. Orientasi produk lewat konservasi sumber daya dan yang lebih

memperhatikan kesehatan.

2. Variabel Dependen yaitu loyalitas pelanggan,

Indikator:

a. Makes reguler repeat purchase (melakukan pembelian ulang secara

teratur),

b. Purchases across product and service lines (melakukan pembelian lini

(47)

c. Refers others(memberikan referensi pada orang lain), and

d. Demonstrates in immunity to the pull of the competition (menunjukkan

kekebalan dari tarikan pesaing/tidak mudah terpengaruh oleh bujukan

pesaing).

3. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dengan menggunakan skala Likert yang menunjuk pada

suatu pertanyaan mengenai tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan.

a. SS merupakan jawaban sangat setuju, diberi skor 5.

b. S merupakan jawaban setuju, diberi skor 4.

c. N merupakan jawaban netral, diberi skor 3.

d. TS merupakan jawaban tidak setuju, diberi skor 2.

e. STS merupakan jawaban sangat tidak setuju, diberi skor 1.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono,2012: 215).

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa UniversitasSanata Dharma

Kampus II, Mrican yang menggunakan produk kecatikanNaavagreen.

2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:215) sampel merupakan bagian dari jumlah dan

(48)
(49)
(50)

dijadikan sumber utama. Pada penelitian ini wawancara dilakukan melalui

tanya jawab secara langsung dengan calon responden untuk memperoleh

data yang berhubungan dengan topik penelitian.

2. Kuisioner

Teknik ini merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan untuk

mengumpulkan data dengan cara membagi daftar pertanyaan kepada

responden agar responden tersebut memberikan jawabannya.

3. Studi Kepustakaan

Teknik pengumpulan data dengan yang bersumber dari buku, jurnal,

internet, dan media yang lain.

I. Teknik Pengujian Instrumen

Menurut Irawan (2006) suatu instrumen yang baik harus memenuhi dua

syarat yaitu reliabel dan valid. Instrumen dikatakan reliabel bila hasil pengukuran

tetap konsisten dari waktu ke waktu. Instrumen dikatakan valid bila mampu

mengukur secara akurat objek yang diukur.

1. Uji Validitas

Validitas sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar ,2000). Suatu instrumen dikatakan

valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji

validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur hal yang

akan diukur, analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan rumus teknik

(51)
(52)
(53)
(54)

36

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Umum Perusahaan

Perawatan kesehatan badan dan kecantikan kulit sudah dilakukan

olehmasyarakat kita sejak dulu kala. Bahkan di masyarakat, proses perawatan itu

sudah menjadi budaya dan tradisi yang mengakar. Kemudian dalam

perkembangannya, pada sekitar abad ke 19, masyarakat mulai dikenalkan dengan

proses perawatan dengan pemakaian kosmetik, semuanya itu memiliki tujuan

yang sama, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan.

Memasuki jaman teknologi seperti saat ini, sudah tidak dapat dipungkiri

lagi bahwa produk kosmetik dan perawatan yang sehat dengan menggunakan

kemajuan teknologi sangat diperlukan oleh manusia, baik laki laki maupun

perempuan. Berbagai produk kosmetik dan aneka jenis perawatan dipakai secara

berulang secara rutin dari ujung rambut sampai ujung kaki. Semuanya itu

dilakukan untuk mendapatkan penampilan yang prima.

Tinggal di daerah tropis seperti di Indonesia ini, dimana matahari bersinar

sepanjang hari, sepanjang tahun. Biasanya dalam iklim seperti ini menyebabkan

kulit akan lebih berkeringat dan berminyak. Selain itu juga akan cepat memicu

pembentukan pigmen yang lebih banyak. Dalam kondisi seperti ini,

memungkinkan terjadinya berbagai masalah kesehatan dan kecantikan kulit.

Namun kita tak perlu khawatir, sebab masalah kesehatan dan kecantikan

(55)

masih banyak yang belum bisa terlayani secara optimal, kurangnya perawatan

yang harus dilakukan sejak dini, kesenjangan pengertian tentang kesehatan kulit,

harga mahal, dsb.

Di satu sisi, Indonesia memiliki iklim tropis yang mudah memunculkan

masalah kesehatan kulit, tetapi disisi lain, juga banyak memiliki kekayaan dan

keanekaragaman hayati yang terkandung di bumi pertiwi. Kekayaan-keayaan

alami yang sifatnya herbal itu telah lama dimanfaatkan oleh generasi terdahulu,

untuk menjaga kesehatan dan kecantikan kulit dan wajah. Bahkan hingga saat ini

budaya dan tradisi perawatan kulit itu telah diakui dan dipakai untuk perawatan

modern di dunia.

Dalam memanfaatkan kekayaan lama dan cara-cara tradisi perawatan

kesehatan dan kulit para leluhur, maka di Jogja pada tanggal 11 Agustus 2012

telah berdiri pusat perawatan kecantikan kulit yang bernama Naavagreen Natural

Skin Care. Semua proses perawatan dan produknya menggunakan bahan-bahan

alami/natural. Bahkan tempat produksi produk, seperti krim, toner, facial wash,

etc. dilakukan di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Keuntungan

lain yang dapat diperoleh di Naavagreen adalah, selain tentunya dengan biaya

yang lebih murah, juga kualitas produk yang prima, dan pelayanan yang ramah

serta pelayanan dokter yang profesional. Bahkan dalam kurun waktu setahun

setelah berdirinya Naavagreen Natural Skin Caredi Yogyakarta kini telah berdiri

dua klinik Naavagreen yang berpusat di Jl. Cendrawasih Komp. Colombo No 5,

serta klinik yang lainnya beralamat di Jl. Kusumanegara No 183 Yogyakarta

(56)

Skin Care juga telah membuka cabang di luar kota seperti Madiun, Malang, dan

Garut.

Tenaga kerja yang ada di Naavagreen adalah orang-orang yang ahli dalam

bidangnya masing-masing.Dokter kecantikan ditempatkan pada bidang konsultasi

dan pengawasan. Konsultasi di sini dimaksudkan untuk melayani konsumen yang

ingin melakukan konsultasi mengenai masalah kulit wajah mereka dan

penggunaan produk apa yang dianjurkan untuk digunakan.Dalam meracik produk

menggunakan tenaga apoteker yang ahli dan memiliki surat ijin apoteker.Beauty

theraphystdan perawat yang bekerja juga merupakan seorang yang ahli dalam

bidangnya, yaitu lulusan keperawatan dan ahli fisioterapi. Oleh sebab itu,

keamanan produk di Naavagreen dapat dipertanggung-jawabkan.

B. Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi

Menjadi pusat pelayanan perawatan kecantikan kulit dan wajah secara

alami/natural, berkualitas dan murah, yang Prima dan terpercaya bagi semua.

2. Misi

a. Mengembangkan keterampilan dan profesionalisme Karyawan.

b. Memberikan pelayanan perawatan yang alami / natural, berkualitas, murah

(57)

C. Produk Naavagreen

Perawatan wajah Naavagreen adalah perawatan yang menggabungkan

tigaelemen, yaitualami, tenaga ahli dan terjangkau. Naavagreen adalah pusat

perawatan kecantikan kulit wajah Anda yang menggunakan bahan-bahan

botanical alami, dengan pengawasan dokter dan dengan harga yang murah.

Ditunjang tempat yang nyaman dan fasilitas yang maksimal. Naavagreen

mengutamakan pelayanan yang cepat, tepat dan profesional untuk mengatasi

masalah komedo, jerawat, kusam, flek, kulit sensitif, keriput, penuaan dini dll.

Perawatan dan produk Naavagreen menggunakan bahan-bahan natural

botanical seperti rutin (apel), quercetin (blueberries), hesperedin (orange),

astaxanthin (tomato), chlorogenic acid (blueberry leaf), genistein (soy), lekopen

(tomato), ellagic acid (pomegranate), oleuropin (olive leaf), mangiferin (mango

plant), epigalocathecin (green tea), gingkgolides (gingko biloba), papain

(pepaya), resverastrol (grape),procyanidin(grape seed),dll.

Adapun paket perawatan yang ditawarkan oleh Naavagreen ialah:

1. Skin Facial Botanical

Perawatan kulit wajah dengan menggunakan bahan botanical yang

berfungsi untuk relaksasi, meningkatkan peredaran darah kulit dan

mengencangkan kulit wajah sehingga kulit wajah tampak lebih halus dan cerah.

2. Skin Facial Botanical For Acne

Perawatan kulit wajah dengan menggunakan bahan botanical untuk kulit

(58)

menghilangkan komedo, jerawat, mengurangi kadar minyak kulit dan

menghilangkan sel-sel mati di permukaan kulit.

3. Skin Facial Botanical For Anti Aging

Perawatan kulit wajah dengan menggunakan bahan botanical yang

berfungsi untuk relaksasi, meningkatkan peredaran darah kulit, merangsang

pembentukan jaringan kolagen yang dapat mengencangkan dan menunda penuaan

dini kulit wajah.

4. Skin Facial Botanical For Brightering

Perawatan kulit wajah dengan menggunakan bahan botanical yang

berfungsi untuk relaksasi, meningkatkan peredaran darah kulit dan dapat

mengurangi pembentukan pigmen melanin sehingga kulit tampak lebih cerah.

5. Skin Facial Botanical For Sensitif Skin

Perawatan kulit wajah dengan menggunakan bahan botanical yang

berfungsi untuk relaksasi, meningkatkan peredaran darah kulit, meningkatkan

kelembaban kulit dan dapat mengurangi reaksi sensitif pada kulit.

6.Botanical Pelling For Ance

Perawatan peremajaan kulit dengan menggunakan bahan botanical(alami)

untuk kulit yang berminyak, berkomedo, berjerawat, efektif untuk menghilangkan

sel-sel mati di permukaan kulit, meningkatkan peremajaan sel-sel kulit,

memperbaiki kondisi kulit wajah, menghilangkan komedo dan jerawat.

7.Botanical Pelling For Brightening

Perawatan peremajaan kulit dengan menggunakan bahan botanical(alami)

(59)

menghaluskan tekstur kulit, sehingga kulit tampak lebih bersih, kenyal dan

bercahaya.

8.Botanical Pelling For Anti Aging

Perawatan peremajaan kulit dengan menggunakan bahan botanical(alami)

untuk mencegah penuaan dini dengan cara merangsang pembentukan kolagen,

(60)

42

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan secara terperinci mengenai deskripsi

karakteristik responden dan analisis kuantitatif data penelitian. Karakteristik

responden yang dibahas meliputi usia, jenis kelamin, tahun masuk kuliah,

program studi (jurusan), lama pemakaian produk (bulan dengan ketentuan

minimum pemakaian produk tiga bulan) , dan status pembelian ulang produk

(berapa kali, dengan ketentuan minimum pembelian ulang sebanyak tiga kali).

Analisis kuantiatif terdiri atas uji instrumen (validitas dan reliabilitas

instrumen). Penelitian ini bertujuan untuk menguji interaksi pengaruh variabel

bebas yaitu strategi green marketing (X) pada variabel terikat yaitu loyalitas

pelanggan (Y). Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS

(Statistical Product and Service Solution) 16.0 for Windows dan Microsoft Office

Excel 2007.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 bertempat di

Universitas Sanata Dharma Kampus I, Mrican, Yogyakarta. Responden dalam

penelitian ini adalah mahasiswa USD Kampus I Mrican, Yogyakarta yang

merupakan konsumen Naavagreen dan telah menggunakan produk minimum tiga

bulan serta telah melakukan pembelian ulang produk sebanyak tiga kali. Jumlah

(61)

A. Deskripsi Data Responden

Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik

responden yang diteliti, kemudian dilakukan pengolahan data melalui perhitungan

statistik deskriptif. Analisis data responden diklasifikasikan berdasarkan:

1. Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan jenis kelamin, dalam penelitian ini responden dibedakan

menjadi laki-laki dan perempuan. Hasil analisis data berdasarkan jenis

kelamin pada tabel V.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berjenis

kelamin perempuan yaitu sebanyak 98 orang atau sebesar 98% dan sisanya

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 2 orang atau sebesar 2%.

Tabel V.1

Sumber : Data Primer diolah, 2013. 2. Usia Responden

Dalam penelitian ini usia responden ada tujuh tingkatan usia.

Berdasarkan tabel V.2 dapat dilihat bahwa responden didominasi oleh usia 22

tahun, yaitu sebesar 34 (34%) responden, kemudian usia 21 tahun, yaitu 16

(16%) responden, usia 20 tahun juga sebanyak 16 (16%), usia 19 tahun

sebanyak 8 (8%), dan untuk usia 18 dan 24 tahun, yaitu masing-masing

(62)

Tabel V.2

Sumber : Data Primer diolah, 2013. 3. Program Studi

Responden dalam penelitian ini berasal dari delapan program studi

berbeda yang ada di Universitas Sanata Dharma. Dari tabel V.3 dapat dilihat

bahwa responden terbanyak berasal dari program studi Manajemen yaitu

sebanyak 30 (30%) responden.

(63)

4. Tahun Masuk Kuliah

Mahasiswa yang menggunakan produk kecantikan Naavagreen

berdasarkan tahun angkatan dapat dilihat pada tabel V.4. Diketahui bahwa

responden yang paling banyak menggunakan produk Naavagreen adalah

angkatan 2009 yaitu sebesar 40 responden (40%).

Tabel V.4

Karakteristik Responden berdasarkan Tahun Masuk Kuliah

ANGKATAN JUMLAH PERSENTASE

Responden yang menggunakan produk Skin Care Naavagreen

berdasarkan lama pemakaian produk dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

TABEL V.5

(64)

Dari tabel V.5 dapat diketahui bahwa semua responden telah

menggunakan produk minimaltigabulanpemakaian.

6. Pembelian Ulang

Responden yang menggunakan produk Naavagreen berdasarkan

Intensitas Pembelian Ulang dapat dilihat pada tabel V.6. Diketahui bahwa

responden telah melakukan pembelian ulang minimal tiga kali pembelian

ulang.

Tabel V.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Intensitas Pembelian Ulang PEMBELIAN

Berdasarkan data yang telah diisi oleh responden dan telah dianalisis untuk

mengetahui pengaruh positif antara strategi green marketing terhadap loyalitas

pelanggan Naavagreen di Universitas Sanata, data tersebut diuji dengan

(65)

Analisis yang digunakan dengan menggunakan uji validitas, uji

reliabilitas, uji regresi linier sederhana, dan uji t. Model analisis regresi linier

sederhana digunakanuntuk mengetahui pengaruh antara strategi green marketing

(X) terhadap loyalitas pelanggan (Y).Untuk melakukan olah data dari kuisioner,

pertama kali menggunakan uji validitas kemudian menggunakan uji reliabilitas.

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang diteliti bahwa

kuisioner yang digunakan telah valid dan reliabel.

1. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan metode Analisis korelasi product

moment. Perhitungan dengan bantuan SPSS. Skor signifikasi (α) = 5% (r =

0,165). Apabila r hitung > r tabel maka butir pertanyaan dan indikator

dinyatakan valid.

a. Pengujian Validitas untuk Variabel Strategi Green Marketing

Tabel V.7

Validitas Strategi Green Marketing

Pernyataan No- Koefisien Korelasi rtabel Status

1 0,616 0,165 Valid

pertanyaan yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel strategi

(66)

Maka dapat diketahui bahwa semua item pertanyaan untuk variabel

strategigreen marketing dikatakan valid.

b. Pengujian Validitas untuk Variabel Loyalitas Pelanggan

Tabel V.8

Validitas Loyalitas Pelanggan

Pernyataan No- KoefisienKorelasi r tabel Status

1 0,693 0,165 Valid

pertanyaan yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel

loyalitas pelangganmemiliki nilai rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung> rtabel).

Maka dapat diketahui bahwa semua item pertanyaan untuk variabel

loyalitas pelanggan dikatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu

(Ghozali, 2006:41). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah

menggunakan rumus cronbach alpha. Hasil pengujian untuk masing-masing

variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel V.9 Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Alpha Keterangan

1 Green Marketing 0,738 Reliabel 2 Loyalitas Pelanggan 0,785 Reliabel

(67)

Dari hasil analisis di atas didapat nilai Cronbach’s Alpha masing-masing

variabel berada di atas 0,60. Ini menunjukkan bahwa tiap instrumen memiliki nilai

reliabilitas yang memenuhi syarat dan dinyatakan reliabel.

3. Uji Normalitas Data

Normal Parametersa Mean 28.86 21.13

Std. Deviation 3.435 2.820

Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika signifikansi

(Asymp.sig) > 0.05 maka data berdistribusi normal dan jika signifikansi

(Asymp.sig) < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal. Pada nilai strategi green

marketing Asymp.sig (2-tailed) sebesar 0.148 dan loyalitas pelanggan Asymp.sig

(2-tailed) sebesar 0.142. karena signifikansi lebih dari 0.05 jadi data keduanya

dinyatakan normal.

Kenormalan juga dapat diuji dengan grafik normal probability plots yang

(68)

Gambar V.1

Hasil Uji Normalitas Probability Plots

4. Derajat Strategi GreenMarketing

Derajat strategi green marketing pada Naavagreen dapat dilihat di tabel

V.12. Dari tabel tersebut, dengan skala jawaban dengan skor 1-5 dari tujuh

pernyataan total skor adalah sebesar 28,86 dengan rata-rata sebesar 4,12. Hal ini

menunjukkan bahwa strategi green marketing pada Naavagreen tergolong tinggi,

(69)

Tabel V.11

untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel strategi greenmarketing

(X) dan loyalitas pelanggan (Y). Apakah terdapat pengaruh yang positif pada

strategi green marketing terhadap loyalitas pelanggan.

Tabel V.12

1 (Constant) 5.568 1.817 3.064 .003

Green

Marketing .539 .063 .657 8.622 .000 a. Dependent Variable:Loyalitas

(70)

Gambar

Tabel Judul                                                                                  Halaman
Gambar Judul                                                                Halaman....................................................
tabel atau grafik) maupun secara kualitatif. Kedua memuat hasil uji
Tabel 2.1Bagaimana tingkat kepedulian Anda soal lingkungan hidup?
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut bertolak belakang dengan Pasal 54 Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika serta undang-Undang nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan

Tidak adanya perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang melakukan manajemen laba sebelum dan sesudah merger dan akuisisi, dimana saat manajer melakukan perekayasaan laporan

Fitur seleksi dengan metode Document Frequency Thresholding cukup efektif untuk mengurangi jumlah dimensi data ditunjukan dengan hasil akurasi akhir yang tidak jauh signifikan

“ Analisis Pengaruh Likuiditas, Leverage , dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Industri Farmasi yang Terdaftar di BEI Tahun 2012 sampai dengan Tahun

Sebaliknya, makin rendah kekerasan dalam pacaran (dating violence) maka makin rendah pula stres pada perempuan dewasa awal. Sumbangan efektifvariabel stres terhadap

Untuk mempelajari kinetika adsorpsi nikel dan/atau kobalt pada resin penukar ion Lewatit Monoplus TP 207 XL dari larutan nikel dan/atau kobalt sulfat, dilakukan

Melakukan konsultasi dengan Penasihat Akademik (PA), mengenai mata kuliah yang akan diambil, bimbingan akademik, dan memantau prestasi mahasiswa. Pada hari dan jam yang telah

RAHMAT MUJUR.. Alamat