PENGARUH STRATEGI GREEN MARKETING
TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN
Studi pada Konsumen Naavagreen di Universitas Sanata Dharma
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Gabriella Maharani Ruga
NIM : 092214083
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
PENGARUH STRATEGI GREEN MARKETING
TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN
Studi pada Konsumen Naavagreendi Universitas Sanata Dharma
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Gabriella Maharani Ruga
NIM : 092214083
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
PERSEMBAHAN
v
MOTTO
“
Tuhan adalah kekuatan dan perisaiku; kepada-Nya hatiku
percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan
dengan nyanyianku aku bersyukur kepadanya”.-Mazmur,
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Strategi
Green Marketing terhadap Loyalitas Pelanggan : Studi pada Konsumen
Naavagreen di Universitas Sanata Dharma “. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen,
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai
pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto,SE, M.Si., selaku Ketua Program
StudiManajemen Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, SE, M.Si., selaku dosen pembimbing 1, yang
telah membimbing dan mengarahkan pembimbing dengan kesungguhan
hati.
4. Ibu Dra. Rini Hardanti, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang jugatelah
mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih
sempurna.
5. Bapak Drs. P. Rubiyatno, M.M. selakuanggotatimpenguji yang
ix
6. Ibu Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc.,QIA. selaku Wakil Rektor I
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin sehingga penulis
dapat melakukan penelitian ini.
7. Seluruh responden yaitu mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang
menggunakan produk Naavagreen dan telah meluangkan waktunya untuk
mengisi kuisioner yang sangat membantu penulis dalam melakukan
penelitian.
8. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma yang telah membantu dan menjadi guru yang sangat baik atas
penulis selama menjalani proses perkuliahan.
9. Mama, Yuliati Palobo’ Kanuna’,S.Pd. Terima kasih untuk semuanya
mom.Tanpamu, anakda bukanlah siapa-siapa dan apa-apa. Kurre.
10.My brother, Arkhelaus Dermawan Kanoena’ Ruga. Walaupun kamu gak
tahu apa-apa, kamu menjadi alasan kedua penulis untuk selalu berjuang
and never give updalam menjalankan hidup.
11. Seluruh keluarga (specially: tante Mega, tante Datu, tante Bebeq, tante
Posse, tante Meta, tante Sri,Om Rangkang, Pong Kenzen sekeluarga, and
my super duper nenek mama ‘n nenek papa) yang selalu mensupport
penulis. Terima kasih sudah menjadi sponsor terbaik penulis khususnya
selama menjadi anak rantau.
12. Cintami Sumarre Kanuna’ a.k.a Ita Alfi Ariesta.My dearest sister. Terima
xi
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
4. Loyalitas Pelanggan ... 20
B. Penelitian Sebelumnya ... 25
C. Hipotesis... 26
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 27
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 27
xii
D. Variabel Penelitian ... 28
E. Populasi dan Sampel ... 29
F. Metode Pengambilan Sampel... 30
G. Sumber Data ... 31
H. Teknik Pengumpulan Data ... 31
I. Teknik Pengujian Intrumen ... 32
J. Jenis Analisis Data ... 34
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Umum Perusahaan... 36
B. Visi dan Misi Perusahaan ... 38
C. Produk Naavagreen ... 49
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Responden ... 43
B. Hasil Uji Statistik ... 46
1. Hasil Uji Validitas ... 47
2. Hasil Uji Reliabilitas ... 48
3. Uji Normalitas ... 49
4. Statistik Derajat Strategi Green Marketing ... 50
5. Uji Linear Sederhana ... 51
6. Uji t ... 52
C. Pembahasan ... 53
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan... 55
B. Saran... 55
C. Keterbatasan Penelitian ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 58
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
II.1 Tingkat Perhatian Konsumen Indonesia dalam Hal Isu Lingkungan... 19
V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43
V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 44
V.3Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi ... 44
V.4Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Masuk Kuliah ... 45
V.5Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Pemakaian Produk ... 45
V.6Karakteristik Responden Berdasarkan Intensitas Pembelian Ulang ... 46
V.7Validitas Strategi GreenMarketing ... 47
V.8Validitas Loyalitas Pelanggan... 48
V.9 Hasil Uji Reliabilitas ... 48
V.10 Hasil Uji One SampleKolmogorov-Smirnov ... 59
V.12 Pengukuran Variabel GreenMarketing ... 51
V.13Coefficients Regression... 51
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Kuisioner... 60
2 Tabulasi Data Penelitian ... 65
3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 72
4 Karakteristik... 77
5 Uji Normalitas... 81
6 Regresi Linear Sederhana ... 83
7 Tabel Korelasi Pearson ... 86
xvi
ABSTRAK
PENGARUH STRATEGI GREENMARKETING
TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN
Studi pada Konsumen Naavagreen di Universitas Sanata Dharma
Gabriella Maharani Ruga
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi green
marketing terhadap loyalitas pelanggan di klinik kecantikan Naavagreen. Metode pengumpulan pada penelitian ini menggunakan metode survei yaitu dengan menggunakan kuisioner. Populasi penelitian adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang menjadi konsumen Naavagreen dengan jumlah sampel 100 responden.Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t dengan menggunakan regresi linear sederhana.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif strategi
green marketing terhadap loyalitas pelanggan. Dengan demikian, strategi green
marketing yang dijalankan oleh perusahaan memiliki peran dalam membangun loyalitas konsumen.
xvii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF GREEN MARKETING STRATEGY OF CUSTOMER LOYALTY
Study on Consumers Naavagreen in Sanata Dharma University
Gabriella Maharani Ruga
Sanata Dharma University
Yogyakarta, 2014
The objective of this research is to analyze the effect of green marketing strategy on the loyalty of customers of Naavagreen Natural Skin Care. Data collecting method used in this research is questionnaire. The research population is student of Sanata Dharma University that used the product of Naavagreen. The sample research size is 100 respondents that were taken under purposive sampling technique. T-test using simple linear regression is applied to test the hypothesis.
The research result shows that there are a positive influence of green marketing strategy on the customers loyalty. It means that the green marketing strategy implemented at Naavagren increases the customers loyalty.
1
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kesadaran dunia terhadap lingkungan mulai bergema kencang pada saat
pertemuan dunia soal perubahan iklim (climate change). Perubahan iklim dunia
membuat cuaca yang tidak menentu dan banyaknya bencana alam. Seiring dengan
perkembangan zaman yang semakin modern, secara sadar maupun tidak memberi
pengaruh yang cukup besar dan berkelanjutan bagi kehidupan dan lingkungan.
Meningkatnya produksi barang yang didominasi oleh barang yang tidak bisa
didaur-ulang, pemakaian produk yang mengandung bahan kimia berlebih dapat
berakibat negatif bagi lingkungan bahkan berakibat fatal bagi kesehatan manusia
yang ujungnya juga berdampak pada pemanasan global atau global warming.
Global warming adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut
dan daratan bumi yang disebabkan oleh gas-gas berbahaya (wikipedia).
Semenjak meningkatnya kesadaran masyarakat akan global warming
(penyebab dan akibat yang ditimbulkan) maka tak banyak dari masyarakat
memilih menggunakan produk yang lebih ramah lingkungan yang setidaknya
dapat mengurangi dampak negatif bagi lingkungan. Masyarakat yang sadar ini
disebut sebagai green consumer. Green consumermemiliki keyakinan bahwa ada
problem lingkungan yang nyata, problem tersebut harus ditangani dengan serius
dan harus disikapi dengan cara yang aktif, serta mereka merasa mendapatkan
informasi yang cukup dalam kehidupan keseharian mereka, sehingga setiap
dari bencana lingkungan yang menakutkan (Smith, 1998). Green consumerism
adalah kelanjutan konsumerisme global yang dimulai dengan adanya
kesadaran konsumen akan hak-haknya untuk mendapatkan produk yang
layak, aman, dan produk yang ramah lingkungan (environment friendly) yang
semakin kuat. Selanjutnya, produk yang diinginkan bukan yang benar-benar
“hijau”, namun mengurangi tingkat kerusakan yang ditimbulkan.
Meningkatnya pertumbuhan green consumerdi dunia, menjadi peluang
bagi para pelaku bisnis. Banyak perusahaan yang menggunakan strategi khusus
untuk menarik minat para green consumer terhadap produk yang mereka
tawarkan. Strategi ini dikenal dengan istilah green marketing. Polinsky (1994),
green marketing adalah konsistensi dari semua aktifitas yang mendesain
pelayanan dan fasilitas bagi kepuasan kebutuhan dan keinginan manusia, dengan
tidak menimbulkan dampak pada lingkungan alam. Definisi lain mengenai green
marketingadalah konsep strategi pemasaran produk oleh produsen bagi kebutuhan
konsumen yang peduli lingkungan hidup.
Pada kondisi persaingan yang semakin ketat, maka salah satu cara
mendapatkan pelanggan adalah dengan memenuhi kebutuhan konsumen serta
memberikan kepuasan terhadap pemenuhan kebutuhan konsumen tersebut.
Perusahaan menyadari bahwa pelanggan yang loyal bisa menghasilkan
keuntungan yang besar dalam periode waktu tertentu. Oleh sebab itu, perusahaan
selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada pelanggannya dalam proses
Salah satu hal yang menjadi perhatian publik yang belakangan ini marak
diberitakan yaitu dalam bidang kecantikan khususnya kosmetik. Penggunaan
merkuri dalam produk kecantikan membuat para konsumen produk kecantikan
menjadi was-was dan lebih selektif dalam pemilihan produk yang akan mereka
konsumsi. Karena selain berpengaruh negatif terhadap lingkungan, merkuri dan
zat-zat sejenisnya yang terkandung dalam produk kecantikan memberi dampak
yang negatif bagi kesehatan tubuh, bukan hanya terhadap kesehatan kulit tetapi
juga terhadap kesehatan organ lainnya. Melihat hal itu, kini semakin banyak
perusahaan kosmetik yang menerapkan konsep green marketing dalam proses
pemasarannya. Hal ini bertujuan agar konsumen tertarik dan mau menggunakan
produknya.
Klinik kecantikan Naavagreenmerupakan salah satu perusahaan yang
menerapkan strategi green marketing dalam pemasarannya. Penggunaan nama
“green” dapat kita ketahui bahwa, secara tidak langsung perusahaan ini ingin
menyampaikan bahwa produk yang mereka hasilkan ialah produk yang berbasis
lingkungan. Informasi produk dapat diketahui dari brosur yang disediakan
menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan oleh Klinik kecantikan Naavagreen
ini menggunakan bahan-bahan alami dalam produknya. Bukan hanya itu, dalam
kurun waktu yang tidak lama sejak berdirinya, dapat dikatakan bahwa
Naavagreensukses dalam bidangnya. Hal ini terlihat dari klinik kecantikan
Naavagreen yang selalu ramai oleh pelanggan dan telah membuka cabang baru
Sehubungan dengan latar belakang yang adamaka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “PENGARUH STRATEGI GREEN
MARKETING TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN Studi pada
Konsumen Naavagreen di Universitas Sanata Dharma”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Seberapa tinggi derajat strategi green marketing di Naavagreen?
2. Apakah strategi green marketingyang diterapkan oleh perusahaan dapat
mempengaruhi loyalitas pelanggan?
C.Pembatasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan pada permasalahan yang diteliti maka penelitian
ini diberikan batasan-batasan sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma,Mrican,
Yogyakarta.
2. Responden yang diteliti adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma,
Mrican, Yogyakarta yang menjadi konsumen Naavagreen.
3. Jumlah variabel yang diteliti hanya dua variabel, yaitu strategi green
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa tinggi derajat strategi green marketing di
Naavagreen.
2. Untuk mengetahui apakah strategi green marketingyang diterapkan oleh
perusahaan dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk:
1. Bagi Penulis
Sebagai kesempatan untuk mengkaji lebih dalam mengenai pengaruh
strategi green marketing terhadap loyalitas pelanggan pada Klinik
kecantikan Naavagreen.
2. Bagi Perusahaan Naavagreen
Sebagai bahan masukan dalam mengembangkan strategi green marketing
guna meningkatkan loyalitas pelanggan serta untuk mengetahui poin apa
saja yang perlu ditingkatkan dalam menjalankan strategi green marketing.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan penelitian
lebih lanjut yang berkaitan dengan strategi green marketingdan
pengaruhnya terhadap loyalitas pelanggan serta dapat menambah bacaan
ilmiah bagi civitas akademik, sehingga dapat menambah fungsi universitas
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang, rumusan permasalahan, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi mengenai landasan teori, hasil penelitian sebelumnya dan
hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi mengenai jenis penelitian, subjek dan objek, waktu dan
lokasi, variabel, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik
pengujian instrumen dan teknik analisis data.
BAB IVGAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menjelaskan mengenai subjek penelitian yaitu sejarah umum
perusahaan, visi dan misi perusahaan, dan produk-produk yang
ditawarkan.
BAB VANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi dua hal pokok. Pertama paparan atau deskripsi mengenai
temuan yang diperoleh dan analisisnya, baik secara kualitatif (data dalam
tabel atau grafik) maupun secara kualitatif. Kedua memuat hasil uji
statistik.
BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN
7
hingga tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat
memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba. Sasaran dari
pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior,
menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah,
mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada
dengan tetap memegang prisip kepuasan pelanggan.
Berikut ini ada beberapa pengertian mengenai manajemen pemasaran yang
dikemukakan oleh beberapa ahli di bidang manajemen. Philip Kotler/Armstrong
(2004), terjemahan Alexander Sindoro menyebutkan bahwa: “Manajemen
pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian atas
program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan
pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk
mencapai sasaran organisasi.”
Pengertian manajemen pemasaran menurut Sofyan Assauri (2004)
Manajemen Pemasaran merupakan kegiatan menganalisis, merencanakan,
mengkoordinasikan dan mengendalikan semua kegiatan yang terkait dengan
pendistribusian produk tersebut, rnenetapkan harga dan mentransaksikannya,
dengan tujuan agar dapat memuaskan konsumennya dan sekaligus dapat mencaapi
tujuan organisasi perusahaan jangka panjang.
Ada empat filosofi persaingan yang secara kuat mempengaruhi suatu
aktivitas manajemen pemasaran (Lamb, hair dan McDaniel: 2001), sebagai
berikut:
a. Orientasi Produksi
Suatu filosofi yang berfokus pada kemampuan internal perusahaan yang
melebihi dari keinginan dan kebutuhan pasar.
b. Orientasi Penjualan
Pendapat bahwa orang akan membeli barang dan jasa yang lebih baik jika
menggunakan teknik penjualan yang agresif dan penjualan yang tinggi
tersebut akan mendatangkan keuntungan yang tinggi pula.
c. Orientasi Pasar
Filosofi yang menganggap bahwa suatu penjualan tidak bergantung pada
sebuah penjualan yang agresif tetapi lebih pada keputusan konsumen
untukmembeli produk.
d. Orientasi Sosial
Suatu organisasi ada tidak hanya untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen saja serta memenuhi tujuan organisasi tetapi juga untuk melindungi
atau untuk mempertinggi kepentingan yang terbaik atas individu dan
Pemasaran adalah suatu proses dan manajerial yang membuat individu atau
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada
pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa
mulai dari produsen sampai konsumen.
Pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2001), “Marketing is a social
and managerial process by which individuals and groups obtain what they need
and what they want through creating and exchanging and value with other”,
sedangkan Kasali (2001) menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses
perencanaan, dan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi, penetapan harga, promosi,
hingga distribusi barang-barang, ide-ide, dan jasa-jasa, untuk melakukan
pertukaran yang memuaskan individu dan lembaga-lembaganya.
Menurut Swastha (2002), pemasaran dapat juga dikatakan sebagai suatu
sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Selanjutnya Kotler (2005) menyampaikan bahwa kita dapat membedakan
antara definisi pemasaran secara sosial dan secara manajerial. Definisi sosial
menunjukkan peran yang dimainkan oleh pemasaran dimasyarakat. Yang
dimaksud dengan pemasaran secara sosial adalah proses yang dengan proses itu
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa
secara manajerial adalah pemasaran yang sering digambarkan sebagai seni
menjual produk, tetapi orang heran ketika mereka mendengar bahwa bagian yang
paling penting dari pemasaran adalah bukan penjualan. Penjualan itu hanya ujung
gunung es dari pemasaran.
Peter Drucker dalam Kotler (2005) mengatakan sebagai berikut:
“Tujuan dari pemasaran mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk mampu menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran harus menghasilkan atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya pelanggan yang siap membeli. Yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa itu.”
2.Marketing Strategy
Strategi Pemasaran merupakan hal yang saling berkesinambungan yang
dijalankan oleh perusahaan guna untuk mencapai target marketing terbaik dalam
rangka mewujudkan kepuasan konsumen secara maksimal. Strategi pemasaran
sangat penting diupayakan untuk mencegah penurunan jumlah konsumen serta
jatuhnya daya saing produk bisnis dipasaran. Dengan adanya sebuah strategi yang
baik, diharapkan proses pemasaran akan mampu berjalan secara terkontrol,
dinamis dan tidak monoton dengan satu gaya marketing saja.
Strategi pemasaran juga dilakukan agar tercapainya proses marketing
secara lebih maksimal. Tanpa adanya strategi marketing yang teruji, bisa
dipastikan marketing akan jatuh, terlebih apabila muncul berbagai produk
kompetitif yang dikeluarkan oleh rival-rival bisnis. Melalui strategi ini sebuah
proses marketing yang baik dapat dipertahankan, memberikan cara-cara yang baru
produk, hal ini merupakan salah satu strategi yang dibutuhkan dalam strategi
pemasaran.
Strategi yang diharapkan adalah cara-cara baru yang lebih diminati oleh
para konsumen. Membuat konsumen merasa lebih nyaman dan mudah untuk
mendapatkan produk bisnis yang kita pasarkan, disamping itu kualitas yang
memadai dari sebuah produk bisnis juga menjadi salah satu poin penting bagi
berlangsungnya sebuah strategi pemasaran yang baik.
Sesuai dengan tujuan pemasaran, maka inti pemasaran adalah penciptaan
nilai yang lebih tinggi bagi konsumen daripada nilai yang diciptakan oleh pihak
pesaing. Strategi usaha yang sesuai dengan konsep tersebut adalah memproduksi
barang dan jasa apa yang bisa dijual dan bukan menjual barang dan jasa apa yang
bisa diproduksi. Strategi pertama sangat tepat dan sesuai dengan inti pemasaran,
sedangkan strategi kedua tidak tepat karena tidak memperhatikan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Prinsip dasar pemasaran yaitu menciptakan nilai bagi
langganan (customer value), keunggulan bersaing (competitive advantages), dan
fokus pemasaran. Tujuan pemasaran bukan mendapatkan langganan (get
customer), akan tetapi memperbaiki situasi bersaing (improve competitive
situation). Oleh sebab itu, seorang wirausaha harus mampu memproduksi barang
dan jasa dengan mutu yang lebih baik, harga yang lebih murah, dan penyerahan
yang lebih cepat daripada pesaing.
Dalam era globalisasi yang sangat kompetitif, pemasaran diibaratkan
sebagai denyut jantung bagi kelangsungan perusahaan, pemasaran harus bertitik
menentukan kebutuhan dan keinginan konsumen serta penyerahan barang dan jasa
yang secara efektif dan efisien.
Dalam pencapaian sasaran perusahaan diperlukan perancangan strategi
yang baik. Strategi pemasaran adalah serangkaian strategi dan teknik pemasaran,
yang meliputi (1) strategi pasar-produk atau sering disebut sebagai strategi
persaingan, yang dikelompokkan menjadi segmentasi pasar, penentuan pasar
sasaran, dan penentuan posisi, (2) taktik pemasaran yang mencakup diferensiasi
dan strategi bauran pemasaran (marketing mix) yang berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan mengenai perencanaan bauran pemasaran dan unsur nilai pemasaran yang
dapat dikelompokkan menjadi merek (brand), pelayanan (service), dan proses
(processes).
Menurut Corey (dalam Tjiptono, 1997) Strategi pemasaran terdiri atas lima
elemen yang saling terkait adalah sebagai berikut :
a. Penelitian pasar, yaitu memiliki pasar yang akan dilayani. Keputusan ini
didasarkan pada faktor-faktor persepsi terhadap fungsi produk dan
pengelompokan teknologi yang dapat diprediksi dan dinominasi, keterbatasan
sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan (fokus) yang lebih
sempit. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial and error di dalam
menggapai peluang dan tantangan kemampuan khusus yang berasal dari akses
terhadap sumber daya langka atau pasar yang terproteksi. Penelitian pasar
dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan kemudian memilih pasar
b. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan diri
produk dan desain penawaran individual pada tiap-tiap diri, produk itu
sendiri, menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan
melakukan pembelian.Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama
merek produk, ketersediaan produk, jaminan dan garansi, jasa reparasi dan
bantu teknis yang disediakan penjualan, serta hubungan personal yang
mungkin terbentuk di antara pembeli dan penjualan.
c. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai
kuantitatif dari produk kepada pelanggan.
d. Sistem distribusi, yaitu saluran pedagang grosir dan eceran yang melalui
produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan
menggunakannya.
e. Komunikasi pemasaran (promosi),yang meliputi periklanan, personal selling,
promosi penjualan, direct marketing, dan public relations.
Sebaliknya, menurut Kotler (2004) yang dimaksud dengan strategi
pemasaran adalah “sejumlah tindakan yang terintegrasi yang diarahkan untuk
mencapai keuntungan kompetitif yang berkelanjutan”. Sedangkan menurut Mc
Carthy dalam Kotler (1997), strategi pemasaran dan strategi bauran pemasaran
(marketing mix) mempunyai hubungan yang tidak terpisahkan. Strategi bauran
pemasaran merupakan salah satu alat dari strategi pemasaran untuk mencapai
tujuan perusahaan, khususnya dalam fungsi penciptaan pertukaran. Strategi
pemasaran mencakup faktor eksternal dan internal perusahaan, sedangkan strategi
terdiri atas elemen produk, harga, tempat, dan promosi untuk membentuk
terjadinya penjualan.
Dengan memperhatikan uraian di atas, dapat diketahui bahwa elemen inti
dari strategi pemasaran adalah bauran pemasaran(marketing mix). Strategi bauran
pemasaran merupakan bagian inti dari strategi pemasaran yang digunakan oleh
perusahaan untuk membentuk terjadinya pertukaran.
3. Green Marketing
Green marketingadalah pemasaran suatu produk yang diasumsikan
sebagai produk ramah lingkungan. Kegiatan ini telah dimulai sejak 1960 ketika
Amerika Serikat (AS) memulai gerakan lingkungan hidup modern dan menjadi
pemimpin dunia untuk reformasi lingkungan hidup. Masyarakat yang memilih
untuk menggunakan produk yang ramah lingkungan disebut dengan istilah Green
Consumer. Green Consumerisme dimulai dari kesadaran konsumen akan
hak-haknya untuk mendapatkan produk yang layak dan aman sehingga tuntutan
terhadap produk ramah lingkungan semakin kuat.
Gerakan konsumerisme hijau (green consumerisme) telah dirintis oleh
negara-negara maju seperti: Jerman, Jepang, Australia (Sydney). Gerakan ini pada
dasarnya berusaha menghindari konsumesi produk-produk yang tidak bersahabat
dengan lingkungan. Gerakan ini merupakan suatu bentuk peran serta masyarakat
secara langsung, dapat bersifat perorangan maupun massal (Saraswati).
Ada beberapa alasan mengapa perusahaan meningkatkan pemakaian green
organisasi menerima environmental marketing dimana menjadi suatu kesempatan
yang dapat digunakan untuk meraih tujuan-tujuannya (Keller 1987, Shearer
1990). Mintu & Lozada dalam Lozada (2000) mendefinisikan green
marketingsebagai “aplikasi dari alat pemasaran untuk memfasilitasi perubahan
yang memberikan kepuasan organisasi dan tujuan individual dalam melakukan
pemeliharaan, perlindungan, dan konservasi pada lingkungan fisik”.
Aktivitas green marketingmembutuhkan lebih dari sekedar pengembangan
citra (Henion & Kinnear, 1976; Lozada & Mintu–Wimsatt, 1998). Sedangkan
Pride dan Farrel (1993) mendefinisikan green marketing sebagai sebuah upaya
orang mendisain, mempromosikan, dan mendistribusikan produk yang tidak
merusak lingkungan. Charter (1992) memberikan definisi green
marketingmerupakan holistik, tanggung jawab strategik proses manajemen yang
mengidentifikasi, mengantisipasi, memuaskan dan memenuhi kebutuhan
stakeholders untuk memberi penghargaan yang wajar, yang tidak menimbulkan
kerugian kepada manusia atau kesehatan lingkungan alam.
Kepedulian pada lingkungan diintegrasikan pada strategi, kebijakan dan
proses pada organisasi. Hal ini menuntun pengaruh aktivitas pemasaran pada
lingkungan alami, juga mendorong praktek yang menghilangkan dan
meminimalisasi efek yang merugikan. Filosofi dari pembangunan yang
berkelanjutan menyediakan dorongan tambahan pada green marketing dengan
menekankan bahwa perlindungan lingkungan bukan berarti menghilangkan
kesejahteraan ekonomi, tetapi sebaliknya mendorong pemikiran kembali tentang
Pendekatan green marketingpada area produk meningkatkan integrasi dari
isu lingkungan pada seluruh aspek dari aktivitas perusahaan, mulai dari formulasi
strategi, perencanaan, penyusunan, sampai produksi dan penyaluran/distribusi
dengan pelanggan. Czinkota & Ronkainen (1992) dalam Lozada (2000)
mengatakan bahwa “perusahaan akan dapat memperoleh solusi pada tantangan
lingkungan melalui strategi marketing, produk, dan pelayanan agar dapat tetap
kompetitif”. Hal ini termasuk pada:
a. Teknologi baru untuk membantu mengurangi kerusakan lingkungan,
b. Standarisasi produk untuk menjamin produk yang ramah lingkungan,
c. Menyediakan produk yang ‘benar-benar’ alami, dan
d. Orientasi produk lewat konservasi sumber daya dan yang lebih
memperhatikan kesehatan.
Solusi ini memastikan peran serta perusahaan dalam memahami kebutuhan
masyarakat dan sebagai kesempatan perusahaan untuk mencapai keunggulan
dalam industri (Murray & Montanari, 1986 dalam Lozada, 2000). Mereka juga
menggunakannya sebagai kesempatan potensial untuk pengembangan produk atau
pelayanan. Misalnya dengan menggunakannya pada merek produknya. Dapat
diasumsikan bahwa perusahaan yang memasarkan produk-produknya dengan
karakteristik lingkungan akan mempunyai suatu competitive advantage
dibandingkan dengan perusahaan yang memasarkan tanpa tanggung jawab
terhadap lingkungan, hal ini merupakan usaha untuk memuaskan kebutuhan
kerang dengan kertas lilin karena meningkatnya perhatian konsumen berhubungan
dengan polystyrene dan pengurangan ozon (Gofford 1991, Hume 1991).
Walaupun demikian, banyak juga yang memandang perubahan ini sebagai
ancaman atau sesuatu yang potensial menambah pengeluaran perusahaan.
Menurut Peatie (1999). dalam Byrne (2002) Inti green marketing didapat hanya
sebagai retorika saja dibanding substansinya. Disamping itu, seringkali disaat
manajemen sangat menginginkan mengarahkan perusahaannya agar
memperhatikan masalah lingkungan, hal tersebut tidak dapat diterima oleh para
pemegang saham (Mathur & Mathur. 2000). Disisi lain menurut Smith (1998)
dalam Anja Schaefer (2005), green marketing dianggap gagal karena tidak
terbukti dapat mengatasi krisis. Ia juga berpendapat bahwa green maketinghanya
sebagai mitos dan bukan di disain untuk dapat merubah secara fundamental
(Smith 1998).
Menjalankan green marketing memang mahal. Akan tetapi banyak
keuntungan yang bisa didapat merek ketika menjalankan green marketing. Ada
tiga keuntungan mendasar yang dapat diperoleh perusahaan saat menerapkan
strategi greenmarketing:
a. Image
Citra positif akan terbentuk ketika sebuah merek menjalankan aktivitasgreen
marketing.
b. Positioning
Isu lingkungan bisa dijadikan basis positioning yang kuat jika isu lingkungan
c. Inovasi
Kecintaan kepada lingkungan membuat merek menjadi inovatif.
Marketeryang mulai berfokus pada greenmarketing akan berusaha membuat
produk-produk yang ramah lingkungan, atau kampanye kepedulian terhadap
lingkungan serta aktivitas lain.
Adapun sasaran dari green marketing menurut John Grant dalam Majalah
MARKETING 09/IX/SEPTEMBER 2009:
a. Green
Tujuan dari green marketing pada tahap ini lebih ke arah berkomunikasi
bahwa merek atau perusahaan adalah merek yang peduli lingkungan.
b. Greener
Tujuan dari marketing selain pada komersialisasi merek juga bertujuan
mencapai sasaran yang berpengaruh pada lingkungan hidup. Tahap ini
mencoba merubah cara konsumen mengkonsumsi produk. Misalnya, dari
pemakaian kertas biasa menjadi kertas recycle.
c. Greenest
Pada tahap ini marketing sudah bertujuan untuk merubah budaya konsumen.
Pada tahap ini konsumen sudah memiliki budaya atau kebiasaan yang lebih
peduli ke lingkungan.
Kemudian, untuk melihat tingkat perhatian konsumen Indonesia dalam hal
Isu Lingkungan dapat dilihat dari 2.1 berdasarkan data penelitian yang dilakukan
yang besar terhadap beberapa isu lingkungan. Rata-rata persentase konsumen
Indonesia memiliki perhatian terhadap isu lingkungan sudah berada di atas 90%.
Tabel 2.1
Bagaimana tingkat kepedulian Anda soal lingkungan hidup?
Sangat Peduli 66%
Bagaimana tingkat kepedulian Anda soal kelangkaan air?
Sangat Peduli 72%
Bagaimana tingkat kepedulian Anda soal globalwarming?
Sangat Peduli 69%
Bagaimana tingkat kepedulian Anda soal polusi air?
4. Loyalitas Pelanggan
Loyalitas pelanggan sangat penting artinya bagi perusahaan yang ingin
menjaga kelangsungan hidup maupun keberhasilan usahanya. Jennie Siat dalam
Mouren Margarethe (2004:297) menyatakan bahwa loyalitas pelanggan
merupakan tiket menuju sukses bisnis. Loyalitas konsumen merupakan bentuk
tertinggi dari kepuasan konsumen yang menjadi tujuan dari setiap bisnis (Jennie
Siat, 2004:298).
Menurut (Fournell dalam Mouren Margaretha, 2004:297) loyalitas
merupakan fungsi dari kepuasan pelanggan, rintangan pengalihan, dan keluhan
pelanggan. Pelanggan yang puas akan dapat melakukan pembelian ulang pada
waktu yang akan datang dan memberitahukan kepada orang lain apa yang
dirasakan.
Menurut ( Jill Griffin, 2002:13) pelanggan yang loyal adalah orang yang:
a. Melakukan pembelian ulang secara teratur.
b. Membeli antar lini produk dan jasa.
c. Mereferensikan kepada orang lain.
d. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.
Sedangkan Aaker dalam Mouren Margaretha, (2004:297-298) berpendapat
bahwa loyalitas sebagai suatu perilaku yang diharapkan atas suatu produk atau
layanan yang antara lain meliputi kemungkinan pembelian lebih lanjut atau
perubahan perjanjian layanan atau sebaliknya seberapa besar kemungkinan
pelanggan beralih kepada merek lain atau penyedia layanan lain. Secara lebih
a. Pembeli Harga
Pembeli sama sekali tidak tertarik pada produk yang bersangkutan, produk
apapun yang ditawarkan dianggap memadai, sehingga produk yang ada
memainkan peran yang kecil dalam suatu keputusan pembelian.
b. Konsumen yang loyal dengan biaya peralihan
Konsumen yang puas tapi mereka memikul biaya peralihan ( switching cost)
dan resiko bila beralih ke produk lain. Untuk dapat meraih konsumen tipe ini,
perusahaan harus menawarkan manfaat lebih untuk kompensasi dengan
menawarkan garansi.
c. Pembeli Kebiasaan
Pembeli yang puas atau tidak puas terhadap suatu produk meskipun tidak
puas, pembeli cenderung tidak berganti produk apabila ternyata pergantian
produk tersebut membutuhkan usaha. Biasanya pembeli tipe ini sulit untuk
dirangkul karena tidak ada alasan untuk mereka untuk memperhitungkan
berbagai alternatif produk.
d. Pembeli Apresiasi
Konsumen yang sungguh-sungguh menyukai produk tersebut, preferensi
mereka didasari serangkaian pengalaman/kesan dengan pengalaman tinggi
yang pernah mereka alami. Hanya saja, rasa suka ini biasanya merupakan
perasaan umum yang tidak bisa diidentifikasikan dengan cermat karena
pemasar belum dapat mengkategorikan secara lebih spesifik loyalitas
e. Konsumen yang Setia
Konsumen pada tipe ini merupakan konsumen yang setia dan konsumen yang
bangga terhadap produk yang dipilihnya. Produk ini sangat penting bagi
konsumen yang bangga terhadap produk yang dipilihnya. Produk ini sangat
penting bagi konsumen baik dari segi fungsi maupun dari ekspresi gaya hidup
mereka. Rasa percaya diri mereka termanifestasikan pada tindakan
merekomendasikan produk pada konsumen lain. Konsumen pada tipe ini
cenderung setia dan tidak akan pindah ke produk lain.
Menurut Kotler (2000:232) tingkat kesetiaan pelanggan terhadap suatu
produk atau jasa terbagi menjadi empat tingkatan. Tingkatan tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Sangat setia (Hardcore Loyal)
Konsumen yang membeli sesuatu merk sepanjang waktu. Karena itu pola
pembelian A, A, A, A, A, A dapat menunjukan seorang konsumen dengan
kesetian yang tidak terbagi pada merk A.
a. Kesetiaan yang terbagi (Softcore Loyal)
Konsumen yang setia pada dua atau tiga merk. Pola pembelian A, A, B, B, A,
B menunjukan konsumen dengan kesetian yang terbagi antara A danB.
b. Kesetiaan yang berpindah (Shifting Loyal)
Konsumen yang berpindah dan menyukai satu merk menjadi merk yang lain.
Pola pembelian A, A, A, B, B, B menunjukan konsumen yang berpindah
c. Berganti-ganti (Switcher)
Konsumen yang tidak memperhatikan kesetiaan merk apapun. Pola pembelian
A, C, E, B, D, B menunjukan konsumen yang tidak setia yang cenderung
mencari yang murah atau cenderung mencari variasi.
Perspektif tentang loyalitas pelanggan yang sering digunakan dalam
penelitian selama ini ternyata mengalami banyak perubahan. Di bidang pemasaran,
sebagian akademis mengaitkan loyalitas pelanggan dengan loyalitas merek
(Copeland, 1923 dalam Homburg dan Giering : 2001). Ada pula yang mengaitkan
dengan perilaku tertentu yaitu pembelian berulang terhadap barang atau jasa
tertentu pada periode waktu tertentu (Homburg dan Giering : 2001).
Loyalitas pelanggan merupakan suatu ukuran keterikatan konsumen
terhadap sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang
mungkin tidaknya pelanggan beralih ke merek produk yang lain, apabila merek
tersebut didapati adanya perubahan baik menyangkut harga maupun atribut lain
(Durianto, Sugiarto dan Tony:2001). Secara umum dikatakan bahwa konsumen
puas dengan keseluruhan kinerja atas produk atau jasa yang didapatkan (Bloemer
dan Kasper : 1995).
Jacoby dan Kryner dalam Dharmmesta (1999), mengemukakan bahwa
loyalitas pelanggan adalah (1) respon keperilakuan (yaitu pembelian), (2) yang
bersifat bias (nonrandom), (3) terungkap secara terus-menerus, (4) oleh unit
pengambilan keputusan, (5) dengan memperhatikan satu atau beberapa merek
alternatif dari sejumlah merek sejenis, dan (6) merupakan fungsi proses psikologis
Konsumen yang loyal terhadap suatu produk atau jasa memilki beberapa
karakter (Assael : 2001), antara lain:
a. Konsumen yang loyal cenderung lebih percaya diri pada pilihannya.
b. Konsumen yang lebih loyal memilih untuk mengurangi resiko dengan
melakukan pembelian berulang terhadap merek yang sama.
c. Konsumen yang loyal lebih mengarah pada kesetiaan terhadap suatu toko.
d. Kelompok konsumen minor cenderung untuk lebih loyal.
Oliver dalam Chauduri dan Holbrook (2001) mendefinisikan loyalitas
pelanggan sebagai sebuah komitmen yang kuat untuk membeli ulang terhadap
suatu produk atau jasa secara konsisten di waktu yang akan datang, dengan
demikian menyebabkan perulangan pada merek yang sama atau membeli merek
yang sama, walaupun kondisi situasional dan usaha-usaha pemasaran mempunyai
pengaruh yang potensial dalam perilaku pemilihan (switching behaviour).
Pendapat ini diperkuat oleh penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Dick
dan Bassu (1994) yang menyatakan bahwa loyalitas ditentukan oleh kekuatan dari
hubungan antara sikap relatif dan pengulangan berlangganan. Sebagai dasar
hubungan sikap keperilakuan dengan loyalitas, yaitu:
a. Latent loyalty, diasosiasikan dengan sikap relatif tinggi, namun pengulangan
berlangganan rendah.
b. Loyalty signifies, yaitu merupakan kesesuaian antara sikap relatif dan
pengulangan berlangganan.
c. No loyalty, diasosiasikan sebagai sikap relatif rendah dan pengulangan
menunjukkan bahwa variabel strategi green marketing memiliki pengaruh
terhadap loyalitas pelanggan.
C. RumusanHipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan (Sugiyono, 2012:84). Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan,
melihat semakin meningkatnya pelaku green consumermaupun perusahaan yang
menerapkan strategi green marketing dalam proses pemasarannya, maka hipotesis
yang penulis kemukakan adalah:
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei. Kerlinger (dalam Sugiyono, 2007:7)
menyatakan bahwa ”penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada
populasi besar/kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil
dari populasi”. Dengan demikian, penelitian ini melakukan pengambilan sampel
namun dilakukan generalisasi (data sampel berlaku untuk populasi). Karena itu,
teknik dan metode pengambilan sampel merupakan faktor yang sangat penting
dalam penelitian ini.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian adalah orang-orang yang akan memberikan informasi
berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Subjek penelitian yang
diteliti di dalam kasus ini ialah mahasiswaUniversitasSanata Dharma yang
menjadikonsumenNaavagreen.
2. Objek Penelitian yaitu data atau informasi yang menjadi perhatian pokok
dalam penelitian. Dalam penelitian ini, objek penelitiannya ialah strategi
green marketing dan loyalitas pelanggan.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
2. Penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma, Kampus II Mrican yang
berlokasi di Jalan Afandi, Mrican Tromol Pos 29 Yogyakarta 55002.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono (2012:58)). Atau dapat
dikatakan bahwa variabel penelitian dapat digunakan untuk mencari jawaban dari
permasalahan yang akan diteliti berdasarkan permasalahan yang ada.
1. Variabel Independen yaitu strategi green marketing
Indikator:
a. Teknologi baru untuk membantu mengurangi dampak negatif kerusakan
lingkungan,
b. Standarisasi produk untuk menjamin produk yang ramah lingkungan,
c. Menyediakan produk yang ‘benar-benar’ alami, dan
d. Orientasi produk lewat konservasi sumber daya dan yang lebih
memperhatikan kesehatan.
2. Variabel Dependen yaitu loyalitas pelanggan,
Indikator:
a. Makes reguler repeat purchase (melakukan pembelian ulang secara
teratur),
b. Purchases across product and service lines (melakukan pembelian lini
c. Refers others(memberikan referensi pada orang lain), and
d. Demonstrates in immunity to the pull of the competition (menunjukkan
kekebalan dari tarikan pesaing/tidak mudah terpengaruh oleh bujukan
pesaing).
3. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dengan menggunakan skala Likert yang menunjuk pada
suatu pertanyaan mengenai tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan.
a. SS merupakan jawaban sangat setuju, diberi skor 5.
b. S merupakan jawaban setuju, diberi skor 4.
c. N merupakan jawaban netral, diberi skor 3.
d. TS merupakan jawaban tidak setuju, diberi skor 2.
e. STS merupakan jawaban sangat tidak setuju, diberi skor 1.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono,2012: 215).
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa UniversitasSanata Dharma
Kampus II, Mrican yang menggunakan produk kecatikanNaavagreen.
2. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:215) sampel merupakan bagian dari jumlah dan
dijadikan sumber utama. Pada penelitian ini wawancara dilakukan melalui
tanya jawab secara langsung dengan calon responden untuk memperoleh
data yang berhubungan dengan topik penelitian.
2. Kuisioner
Teknik ini merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan untuk
mengumpulkan data dengan cara membagi daftar pertanyaan kepada
responden agar responden tersebut memberikan jawabannya.
3. Studi Kepustakaan
Teknik pengumpulan data dengan yang bersumber dari buku, jurnal,
internet, dan media yang lain.
I. Teknik Pengujian Instrumen
Menurut Irawan (2006) suatu instrumen yang baik harus memenuhi dua
syarat yaitu reliabel dan valid. Instrumen dikatakan reliabel bila hasil pengukuran
tetap konsisten dari waktu ke waktu. Instrumen dikatakan valid bila mampu
mengukur secara akurat objek yang diukur.
1. Uji Validitas
Validitas sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar ,2000). Suatu instrumen dikatakan
valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji
validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur hal yang
akan diukur, analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan rumus teknik
36
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Umum Perusahaan
Perawatan kesehatan badan dan kecantikan kulit sudah dilakukan
olehmasyarakat kita sejak dulu kala. Bahkan di masyarakat, proses perawatan itu
sudah menjadi budaya dan tradisi yang mengakar. Kemudian dalam
perkembangannya, pada sekitar abad ke 19, masyarakat mulai dikenalkan dengan
proses perawatan dengan pemakaian kosmetik, semuanya itu memiliki tujuan
yang sama, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan.
Memasuki jaman teknologi seperti saat ini, sudah tidak dapat dipungkiri
lagi bahwa produk kosmetik dan perawatan yang sehat dengan menggunakan
kemajuan teknologi sangat diperlukan oleh manusia, baik laki laki maupun
perempuan. Berbagai produk kosmetik dan aneka jenis perawatan dipakai secara
berulang secara rutin dari ujung rambut sampai ujung kaki. Semuanya itu
dilakukan untuk mendapatkan penampilan yang prima.
Tinggal di daerah tropis seperti di Indonesia ini, dimana matahari bersinar
sepanjang hari, sepanjang tahun. Biasanya dalam iklim seperti ini menyebabkan
kulit akan lebih berkeringat dan berminyak. Selain itu juga akan cepat memicu
pembentukan pigmen yang lebih banyak. Dalam kondisi seperti ini,
memungkinkan terjadinya berbagai masalah kesehatan dan kecantikan kulit.
Namun kita tak perlu khawatir, sebab masalah kesehatan dan kecantikan
masih banyak yang belum bisa terlayani secara optimal, kurangnya perawatan
yang harus dilakukan sejak dini, kesenjangan pengertian tentang kesehatan kulit,
harga mahal, dsb.
Di satu sisi, Indonesia memiliki iklim tropis yang mudah memunculkan
masalah kesehatan kulit, tetapi disisi lain, juga banyak memiliki kekayaan dan
keanekaragaman hayati yang terkandung di bumi pertiwi. Kekayaan-keayaan
alami yang sifatnya herbal itu telah lama dimanfaatkan oleh generasi terdahulu,
untuk menjaga kesehatan dan kecantikan kulit dan wajah. Bahkan hingga saat ini
budaya dan tradisi perawatan kulit itu telah diakui dan dipakai untuk perawatan
modern di dunia.
Dalam memanfaatkan kekayaan lama dan cara-cara tradisi perawatan
kesehatan dan kulit para leluhur, maka di Jogja pada tanggal 11 Agustus 2012
telah berdiri pusat perawatan kecantikan kulit yang bernama Naavagreen Natural
Skin Care. Semua proses perawatan dan produknya menggunakan bahan-bahan
alami/natural. Bahkan tempat produksi produk, seperti krim, toner, facial wash,
etc. dilakukan di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Keuntungan
lain yang dapat diperoleh di Naavagreen adalah, selain tentunya dengan biaya
yang lebih murah, juga kualitas produk yang prima, dan pelayanan yang ramah
serta pelayanan dokter yang profesional. Bahkan dalam kurun waktu setahun
setelah berdirinya Naavagreen Natural Skin Caredi Yogyakarta kini telah berdiri
dua klinik Naavagreen yang berpusat di Jl. Cendrawasih Komp. Colombo No 5,
serta klinik yang lainnya beralamat di Jl. Kusumanegara No 183 Yogyakarta
Skin Care juga telah membuka cabang di luar kota seperti Madiun, Malang, dan
Garut.
Tenaga kerja yang ada di Naavagreen adalah orang-orang yang ahli dalam
bidangnya masing-masing.Dokter kecantikan ditempatkan pada bidang konsultasi
dan pengawasan. Konsultasi di sini dimaksudkan untuk melayani konsumen yang
ingin melakukan konsultasi mengenai masalah kulit wajah mereka dan
penggunaan produk apa yang dianjurkan untuk digunakan.Dalam meracik produk
menggunakan tenaga apoteker yang ahli dan memiliki surat ijin apoteker.Beauty
theraphystdan perawat yang bekerja juga merupakan seorang yang ahli dalam
bidangnya, yaitu lulusan keperawatan dan ahli fisioterapi. Oleh sebab itu,
keamanan produk di Naavagreen dapat dipertanggung-jawabkan.
B. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
Menjadi pusat pelayanan perawatan kecantikan kulit dan wajah secara
alami/natural, berkualitas dan murah, yang Prima dan terpercaya bagi semua.
2. Misi
a. Mengembangkan keterampilan dan profesionalisme Karyawan.
b. Memberikan pelayanan perawatan yang alami / natural, berkualitas, murah
C. Produk Naavagreen
Perawatan wajah Naavagreen adalah perawatan yang menggabungkan
tigaelemen, yaitualami, tenaga ahli dan terjangkau. Naavagreen adalah pusat
perawatan kecantikan kulit wajah Anda yang menggunakan bahan-bahan
botanical alami, dengan pengawasan dokter dan dengan harga yang murah.
Ditunjang tempat yang nyaman dan fasilitas yang maksimal. Naavagreen
mengutamakan pelayanan yang cepat, tepat dan profesional untuk mengatasi
masalah komedo, jerawat, kusam, flek, kulit sensitif, keriput, penuaan dini dll.
Perawatan dan produk Naavagreen menggunakan bahan-bahan natural
botanical seperti rutin (apel), quercetin (blueberries), hesperedin (orange),
astaxanthin (tomato), chlorogenic acid (blueberry leaf), genistein (soy), lekopen
(tomato), ellagic acid (pomegranate), oleuropin (olive leaf), mangiferin (mango
plant), epigalocathecin (green tea), gingkgolides (gingko biloba), papain
(pepaya), resverastrol (grape),procyanidin(grape seed),dll.
Adapun paket perawatan yang ditawarkan oleh Naavagreen ialah:
1. Skin Facial Botanical
Perawatan kulit wajah dengan menggunakan bahan botanical yang
berfungsi untuk relaksasi, meningkatkan peredaran darah kulit dan
mengencangkan kulit wajah sehingga kulit wajah tampak lebih halus dan cerah.
2. Skin Facial Botanical For Acne
Perawatan kulit wajah dengan menggunakan bahan botanical untuk kulit
menghilangkan komedo, jerawat, mengurangi kadar minyak kulit dan
menghilangkan sel-sel mati di permukaan kulit.
3. Skin Facial Botanical For Anti Aging
Perawatan kulit wajah dengan menggunakan bahan botanical yang
berfungsi untuk relaksasi, meningkatkan peredaran darah kulit, merangsang
pembentukan jaringan kolagen yang dapat mengencangkan dan menunda penuaan
dini kulit wajah.
4. Skin Facial Botanical For Brightering
Perawatan kulit wajah dengan menggunakan bahan botanical yang
berfungsi untuk relaksasi, meningkatkan peredaran darah kulit dan dapat
mengurangi pembentukan pigmen melanin sehingga kulit tampak lebih cerah.
5. Skin Facial Botanical For Sensitif Skin
Perawatan kulit wajah dengan menggunakan bahan botanical yang
berfungsi untuk relaksasi, meningkatkan peredaran darah kulit, meningkatkan
kelembaban kulit dan dapat mengurangi reaksi sensitif pada kulit.
6.Botanical Pelling For Ance
Perawatan peremajaan kulit dengan menggunakan bahan botanical(alami)
untuk kulit yang berminyak, berkomedo, berjerawat, efektif untuk menghilangkan
sel-sel mati di permukaan kulit, meningkatkan peremajaan sel-sel kulit,
memperbaiki kondisi kulit wajah, menghilangkan komedo dan jerawat.
7.Botanical Pelling For Brightening
Perawatan peremajaan kulit dengan menggunakan bahan botanical(alami)
menghaluskan tekstur kulit, sehingga kulit tampak lebih bersih, kenyal dan
bercahaya.
8.Botanical Pelling For Anti Aging
Perawatan peremajaan kulit dengan menggunakan bahan botanical(alami)
untuk mencegah penuaan dini dengan cara merangsang pembentukan kolagen,
42
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan secara terperinci mengenai deskripsi
karakteristik responden dan analisis kuantitatif data penelitian. Karakteristik
responden yang dibahas meliputi usia, jenis kelamin, tahun masuk kuliah,
program studi (jurusan), lama pemakaian produk (bulan dengan ketentuan
minimum pemakaian produk tiga bulan) , dan status pembelian ulang produk
(berapa kali, dengan ketentuan minimum pembelian ulang sebanyak tiga kali).
Analisis kuantiatif terdiri atas uji instrumen (validitas dan reliabilitas
instrumen). Penelitian ini bertujuan untuk menguji interaksi pengaruh variabel
bebas yaitu strategi green marketing (X) pada variabel terikat yaitu loyalitas
pelanggan (Y). Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS
(Statistical Product and Service Solution) 16.0 for Windows dan Microsoft Office
Excel 2007.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 bertempat di
Universitas Sanata Dharma Kampus I, Mrican, Yogyakarta. Responden dalam
penelitian ini adalah mahasiswa USD Kampus I Mrican, Yogyakarta yang
merupakan konsumen Naavagreen dan telah menggunakan produk minimum tiga
bulan serta telah melakukan pembelian ulang produk sebanyak tiga kali. Jumlah
A. Deskripsi Data Responden
Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik
responden yang diteliti, kemudian dilakukan pengolahan data melalui perhitungan
statistik deskriptif. Analisis data responden diklasifikasikan berdasarkan:
1. Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan jenis kelamin, dalam penelitian ini responden dibedakan
menjadi laki-laki dan perempuan. Hasil analisis data berdasarkan jenis
kelamin pada tabel V.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berjenis
kelamin perempuan yaitu sebanyak 98 orang atau sebesar 98% dan sisanya
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 2 orang atau sebesar 2%.
Tabel V.1
Sumber : Data Primer diolah, 2013. 2. Usia Responden
Dalam penelitian ini usia responden ada tujuh tingkatan usia.
Berdasarkan tabel V.2 dapat dilihat bahwa responden didominasi oleh usia 22
tahun, yaitu sebesar 34 (34%) responden, kemudian usia 21 tahun, yaitu 16
(16%) responden, usia 20 tahun juga sebanyak 16 (16%), usia 19 tahun
sebanyak 8 (8%), dan untuk usia 18 dan 24 tahun, yaitu masing-masing
Tabel V.2
Sumber : Data Primer diolah, 2013. 3. Program Studi
Responden dalam penelitian ini berasal dari delapan program studi
berbeda yang ada di Universitas Sanata Dharma. Dari tabel V.3 dapat dilihat
bahwa responden terbanyak berasal dari program studi Manajemen yaitu
sebanyak 30 (30%) responden.
4. Tahun Masuk Kuliah
Mahasiswa yang menggunakan produk kecantikan Naavagreen
berdasarkan tahun angkatan dapat dilihat pada tabel V.4. Diketahui bahwa
responden yang paling banyak menggunakan produk Naavagreen adalah
angkatan 2009 yaitu sebesar 40 responden (40%).
Tabel V.4
Karakteristik Responden berdasarkan Tahun Masuk Kuliah
ANGKATAN JUMLAH PERSENTASE
Responden yang menggunakan produk Skin Care Naavagreen
berdasarkan lama pemakaian produk dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
TABEL V.5
Dari tabel V.5 dapat diketahui bahwa semua responden telah
menggunakan produk minimaltigabulanpemakaian.
6. Pembelian Ulang
Responden yang menggunakan produk Naavagreen berdasarkan
Intensitas Pembelian Ulang dapat dilihat pada tabel V.6. Diketahui bahwa
responden telah melakukan pembelian ulang minimal tiga kali pembelian
ulang.
Tabel V.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Intensitas Pembelian Ulang PEMBELIAN
Berdasarkan data yang telah diisi oleh responden dan telah dianalisis untuk
mengetahui pengaruh positif antara strategi green marketing terhadap loyalitas
pelanggan Naavagreen di Universitas Sanata, data tersebut diuji dengan
Analisis yang digunakan dengan menggunakan uji validitas, uji
reliabilitas, uji regresi linier sederhana, dan uji t. Model analisis regresi linier
sederhana digunakanuntuk mengetahui pengaruh antara strategi green marketing
(X) terhadap loyalitas pelanggan (Y).Untuk melakukan olah data dari kuisioner,
pertama kali menggunakan uji validitas kemudian menggunakan uji reliabilitas.
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang diteliti bahwa
kuisioner yang digunakan telah valid dan reliabel.
1. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan metode Analisis korelasi product
moment. Perhitungan dengan bantuan SPSS. Skor signifikasi (α) = 5% (r =
0,165). Apabila r hitung > r tabel maka butir pertanyaan dan indikator
dinyatakan valid.
a. Pengujian Validitas untuk Variabel Strategi Green Marketing
Tabel V.7
Validitas Strategi Green Marketing
Pernyataan No- Koefisien Korelasi rtabel Status
1 0,616 0,165 Valid
pertanyaan yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel strategi
Maka dapat diketahui bahwa semua item pertanyaan untuk variabel
strategigreen marketing dikatakan valid.
b. Pengujian Validitas untuk Variabel Loyalitas Pelanggan
Tabel V.8
Validitas Loyalitas Pelanggan
Pernyataan No- KoefisienKorelasi r tabel Status
1 0,693 0,165 Valid
pertanyaan yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel
loyalitas pelangganmemiliki nilai rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung> rtabel).
Maka dapat diketahui bahwa semua item pertanyaan untuk variabel
loyalitas pelanggan dikatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
(Ghozali, 2006:41). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah
menggunakan rumus cronbach alpha. Hasil pengujian untuk masing-masing
variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel V.9 Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Alpha Keterangan
1 Green Marketing 0,738 Reliabel 2 Loyalitas Pelanggan 0,785 Reliabel
Dari hasil analisis di atas didapat nilai Cronbach’s Alpha masing-masing
variabel berada di atas 0,60. Ini menunjukkan bahwa tiap instrumen memiliki nilai
reliabilitas yang memenuhi syarat dan dinyatakan reliabel.
3. Uji Normalitas Data
Normal Parametersa Mean 28.86 21.13
Std. Deviation 3.435 2.820
Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika signifikansi
(Asymp.sig) > 0.05 maka data berdistribusi normal dan jika signifikansi
(Asymp.sig) < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal. Pada nilai strategi green
marketing Asymp.sig (2-tailed) sebesar 0.148 dan loyalitas pelanggan Asymp.sig
(2-tailed) sebesar 0.142. karena signifikansi lebih dari 0.05 jadi data keduanya
dinyatakan normal.
Kenormalan juga dapat diuji dengan grafik normal probability plots yang
Gambar V.1
Hasil Uji Normalitas Probability Plots
4. Derajat Strategi GreenMarketing
Derajat strategi green marketing pada Naavagreen dapat dilihat di tabel
V.12. Dari tabel tersebut, dengan skala jawaban dengan skor 1-5 dari tujuh
pernyataan total skor adalah sebesar 28,86 dengan rata-rata sebesar 4,12. Hal ini
menunjukkan bahwa strategi green marketing pada Naavagreen tergolong tinggi,
Tabel V.11
untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel strategi greenmarketing
(X) dan loyalitas pelanggan (Y). Apakah terdapat pengaruh yang positif pada
strategi green marketing terhadap loyalitas pelanggan.
Tabel V.12
1 (Constant) 5.568 1.817 3.064 .003
Green
Marketing .539 .063 .657 8.622 .000 a. Dependent Variable:Loyalitas