• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN A REAKTOR 149

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN A REAKTOR 149"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

149

LAMPIRAN

A

REAKTOR

(2)

REAKTOR

Fungsi : Tempat terjadinya reaksi asam nitrat dengan amonia menjadi Ammonium Nitrat

Alat : Reaktor gelembung berupa kolom kosong dengan distributor gas berupa “Perforated Plate”

Asumsi :

a. Operasi berjalan kontinyu.

b. Reaktor gelembung cocok untuk reaksi gas – cair, dengan jumlah gas yang relative sedikit yang direaksikan dengan cairan yang jumlahnya besar. c. Di dalam reaktor gelembung, terjadi reaksi mixed flow yang ditambah dengan

pengaduk Kondisi operasi,:

a. Tekanan dalam reactor : 4 atmosfer b. Suhu dalam reaktor : 150 oC

c. Konversi : 80 %

Pada tahun 1923 G.N Lewis, mengajukan empat kriteria untuk reaksi asam basa: 1. Reaksi asam dan basa adalah reaksi yang cepat

(3)

2. Suatu asam kuat atau basa kuat dapat mengganti asam yang lebih lemah atau basa yang lebih lemah dan suatu senyawa

3. Indicator dapat digunakan untuk menentukan titik ekivalensi reaksi asambasa

4. Asam dan basa dapat berfungsi sebagai katalis yang penting

Seperti halnya reaksi netralisasi yang lain, reaksi antara HNO3 dan NH3 berlangsung

sangat cepat. Pembentukan fase lain dalam suatu reaksi kimia biasa mempengaruhi kecepatan reaksi. Dalam kasus dimana terjadi padatan, fenomena pembentukan inti kristal, agregasi, dan aglomerasi menentukan ukuran dan struktur partikel padatan.

Gas A berdifusi masuk ke bidang batas (interface gas-cair) melalui lapisan gas dan terus berdifusi masuk ke lapisan cairan. Karena kecepatan reaksi kimia berjalan cukup cepat maka reaksi terjadi di liquid-film, sehingga tidak ada A yang berdifusi masuk ke dalam larutan dan bereaksi dengan B di fase larutan (tidak ada A yang masuk ke main body of liquid untuk bereaksi). (Levenspiel, 1972) Lapisan gas Lapisan cairan interfase Bidang reaksi C Ai P Ai C B Bulk cairan Bulk gas P A

Gambar 1 . Mekanisme reaksi reaktan gas - cair di film cairan

(4)

Dimana :

PA = Konsentrasi bahan didalam fase gas yang dinyatakan dengan tekanan PAi = Konsentrasi bahan di dalam interface yang dinyatakan dengan

tekanan

CAi = Konsentrasi gas pada bidang batas gas-cair yang setimbang dengan konsntrasi gas.

CB

= Konsentrasi bahan Asam Fostat didalam larutan

Kesetimbangan pada interface dinyatakan dengan henry law’s : PAi = HA. CAi

Dimana :

HA = Koefisien Henry. Pa m3/mol

𝐴(𝑔→𝑙) + 𝐵(𝑙) → 𝐶(𝑙) + 𝐷(𝑙)

1. Zat A tidak dapat langsung bereaksi dengan zat B, zat A mengubah dahulu ke dalam fase cairan agar dapat bereaksi dengan zat B 2. Reaksi terjadi pada kondisi A cair dan B cair sehingga terbentuk

Proses pembentukan ammonium sulfat merupakan reaksi netralisasi yang terjadi antara gas ammonia dan Asam nitrat cair. Reaksi yang terjadi adalah:

(5)

Langkah – langkah perancangan :

1. Menentukan konstanta kecepatan reaksi Kecepatan reaksi :

k= 0,092040 m³/mol.s

2. Menentukan kecepatan laju volumetrik umpan masuk ke reaktor

Input Reaktor Komponen Arus Masuk Arus 1 Arus 2 F N F N NH3 8058 474 0 0 HNO3 0 0 29820 304 H2O 40,49 2,25 19880,252 1104,458 NH4NO3 0 0 0 0 TOTAL 57800 Output reaktor Komponen Arus Keluar Arus 3 Arus 4 F N F N NH3 1612 94,8 0 0 HNO3 0 0 5964 60,9 H2O 8,099 0,450 19913 1106,3 NH4NO3 0 0 30303 229,6 TOTAL 57800 3. Menentukan Konstanta Henry untuk Reaktan Gas

(6)

Nilai H untuk suhu 150oC = 651,5955 m3.Pa/mol 4. Menentukan diffusivitas gas

(Treyball, 1984)

Dimana :

Faktor Asosiasi NH3 (θL) = 1

Berat Molekul campuran(Bm ) = 2052,1035kg/kmol

Suhu operasi = 423 K

Volume molekular NH3 = 0,0256 m3/kmol Diffusivitas gas ke cairan (DAL) = 3,9327E-08 m2/det

6. Menentukan koefisien transfer massa fase cair (KL)

(Froment, hal 725)

Dimana:

DAL (Difusifitas gas melalui cairan) = 3,9327E-08 m2/det pl (Densitas Cairan) = 0,0005kg/m3

μL ( Viskositas Solvent ) = 0,5154kg/m.s

g (Gravitasi bumi) = 980 cm/s2

(7)

7. Menentukan bilangan hatta

(Levenspiel,1976)

Dimana:

DAL (Difusifitas gas melalui cairan) = 3,9327E-0m2/det

k = 0,092040 m3/kmol.s

KL (Koefisien Transfer Massa) = 0,002008 m/s

Ha = 0,04866

8. Penentuan Volume Reaktor

(Froment,1979) Dimana : F = 35420,9225 m3/jam L = 35,9500 m3/jam PB in = 4 atm PB out = 4 Atm Ca in = 13,1856kmol/m3 Ca out = 6,2371 kmol/m3

(8)

(Froment,1979) Dimana : (-ra) = 0,016874 Cbi = 1,4495 kmol/m3 CB = 0,11248 kmol/m3 Av = 2441,1314m-1 Hg = 0,6611 (Froment,1979) Dimana : y = 1,9585E-05 NBIy = 0 = 2,6849E-03 ( Froment,1979) Dimana :

(9)

yL = 1,9585E-05

NBIy = L = -5,5824E-13

V = 58,62 m3

Didapatkan volumenya sebesar 58,62 m3

Dirancang untuk tingkat keamanan desain reactor = 20% (sebagai over desain) menjadi 120 % V desain = 70,34 m3

9. Penentuan Diameter dan Tinggi Reaktor

Mencari diameter dan tinggi reactor berdasarkan volume over desain reactor berupa vessel yang terdiri dari silinder dengan tutup dan dasar berbentuk torisperical bentuk reactor dipilih silinder tegak dengan D : H = 1:2

Maka Diameter Reaktor 𝑉 𝑆𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟 = 𝜋

4. 𝐷

2. 𝐻

Dr = 6,11 m Hs = 12,22 m

Luas penampang reaktor :

= 29,3105 m2

10. Menghitung Kecepatan Superfisial Gas (Usg)

(10)

= 0,3357 m/s 11. Menghitung Diameter Pengaduk

Ds antara 1/3 - 2/5 kali diameter reaktor, dipilih Ds 1/3D Ds = 2,0368 m

12. Menghitung Tinggi Pengaduk Terhadap Cairan (Hs)

= 6,1105 m

13. Menghitung Kecepatan Pengaduk Karakteristik

(Froment,1979) = 0,7524 putaran/s

14. Menentukan Kecepatan Pengadukan Minimum

(11)

= 2,3600 putaran/s 15. Menentukan Diameter Gelembung

(Froment,1979) = 0,00163 m

= 1,6250 mm

16. Menentukan Hold up Gas (Hg) (Froment,1979) Dimana : N = 2,3600putaran/s No* = 0,75 putaran/s Ds = 2,0368m Dr = 6,11 m Hl = 12,2210 m g = 9,8 m/s3 𝜎l = 0,02656 kg/s2 Ρl = 1053,6511kg/ m3

(12)

Usg = 0,3357 m/s

Hg = 0,6611

17. Mekanikal desain Tebal dinding reaktor

Untuk bentuk cylinder (cylindrical) maka persamaan yang dipakai: ( rase & barrow, tabel 12.2, P202)

Dimana :

Tebal dinding minimum (ts) = 0,1875

Tekanan desain = 74,8891 psi

Jari-jari dalam reaktor (R) = 120,2855m Efisiensi sambungan (E) = 0,8

Faktor korosif (umumnya dipkai 1/8”) = 0,125 inch

Bahan yang dipakai adalah stainless stell SA-316 karena bahan korosif digunakan untuk proses bertekanan tinggi dan dapat digunakan untuk diameter tangka yang besar yang mempunyai nilai: Max allowable stress (s) = 18750 psi

(13)

Tebal Head Reaktor

Jenis = triospherical dishead head/tebal dinding dihitung dengan persamaan:

Perhitungan Tebal Head menggunakan Persaman

Dimana :

Tebal head reaktor (Th) = inch

Tekanan desain (P) = 4 atm

Radius of disk = OD (r) = 1,7537 m Maximum allowed stress (s) = 18750 psig Efisiensi sambungan (E) = 0,8

Factor korosif (C) = 0,125 inch Dipilih Th (tebal head reaktor) 3/16 inch

Menghitung Tinggi Total Reaktor Dimana:

(14)

ID = 481,1421 in OD = 481,1421 in Sf = 3 a = 240,5710 in Ab = 231,1960 in Bc = 235,6250in Ac = 45,47 in B = 104,5307 in OA = 199,5299 in

Tinggi reaktor total = 202,7174 in

= 22,5190 m 18. Menghitung Spesifikasi Sparger

Sparger yang digunakan berupa perforated plate dengan susunan triangular pitch

a) Diameter Orifice

Diameter Orifice pada umumnya 0,004 – 0,95 (Willey,1974) Di pilih Diameter Orifice = 0,25 cm

(15)

b) Kecepatan Gelembung Keluar Orifice (Vt) Dimana: Db = 0,0016 m Pl = 1053,6511kg/ m3 𝜎 = 0,0226 kg/m.s G = 98 m/s2 Vt = 0,4584 m/s

c) Kecepatan Volumetrik Gas

Dimana Re = 50000 (Treybal,1985) DO = 0,0025 m µg =1,8 x10-5kg/m.s (Perry,1999) Wo = 1,8,E-05Kg/s Wg = 13,8057 kg/s

Jumlah Lubang sparger = 7816 Lubang d) Pitch

(16)

Luas Plate tiap lubang = 0,00002165 m2

Luas Sparger = 0,1692 m2

Diameter Sparger = 0,4643 m e) Waktu Tinggal Cairan

T cairan = 1,9567 jam

19. Menghitung Spesifikasi Pengaduk

Reaktor ini menggunakan pengaduk Propeller dengan marine type impeller yang biasanya mengunakan 3 blade propeller dengan alasan pengaduk ini sangat cocok untuk viskositas yang rendah

Dimana: Volume Reaktor = 58,62 m3 Viskositas = 0,5154 cp Dt = 3,811 m Dt/ Di = 3 Zl / Di = 2,7-3,9 Zi / Di = 0,75

(17)

𝑃 =

𝑁

𝑃

𝜌𝑁

3

𝐷𝑖

5

𝑔

𝑐 Dt/ Di = 3 Zl / Di = 2,7 Zi / Di = 0,75 Maka di peroleh Di = 4,0737m Zi = 3,055 m Zl = 10,3132 m Jumlah pengaduk = 1 Power Pengaduk = 15 Hp

20. Menghitung dimensi pendingin reaktor (Coil)

a. Menghitung ΔT LMTD

Tekanan Operasi = 1 atm = 14,7 psia

Suhu Bahan Masuk = 30°C = 85,4 °F

Suhu Bahan Keluar = 150°C = 302 °F

Suhu pendingin Masuk = 32°C = 89,6 °F Suhu Pendingin Keluar = 50°C = 122 °F

(18)

ΔT LMTD =

= 99,976 °F

b. Menghitung luas transfer panas

Untuk fluida pendingin UD : 40-100 Btu/ft2.oF.jam (Tabel 8. Kern, 1965 : 840) diambil harga UD = 100 Btu/ft2.oF.jam

Q = kj/jam

= 5461500,966Btu/jam

Menghitung luas tranfer panas (A) :

A = Q

Ud.∆T

= 34624179,47

75 x 99,976

= 2624,441706 ft2

c. Menghitung luas selubung reaktor :

=4617,668201 ft2

Fluida panas Fluida dingin ΔT

85,4 122 36,6 302 89,6 212,2 36,6 - 212,2 ln 36,6 212,6 A = π D L

(19)

Luas transfer panas reaktor lebih besar dibandingkan dengan selubung reaktor sehingga digunakan coil pendingin. Coil pendingin berfungsi sebagai pendingin untuk menjaga kestabilan suhu dalam reaktor karena reaksi bersifat eksotermis.

d. Menghitung Lay Out Koil Dipilih Ukuran = 2,5 in

Dipilih ukuran pipa ukuran standart : (Tabel 11, hal 844, Kern 1950) D nominal = 2,5 in OD = 2,88 in = 0,2399 ft ID =2,469 in = 0,2057 ft Schedule = 40 At = 4,79 in = 0,03326 ft2 Ao = 0,753 ft2/ft Diameter Helix = 5,76 m Jarak antar Lilitan = 0,480 ft

e. Menghitung koefisien perpindahan panas dalam coil :

Dimana:

Dt = 40,0952ft

(20)

L = 10,02 ft N = 8496,0347rph p = 66,77 lb/ft3 µ = 1,25 lb/ft.jam Hc = 213,8348btu/jam/ft2..F f. Menghitung Uc dan Ud Dimana: Hi = 370,6664 btu/jam.ft2.F Hio = 317,7692 btu/jam.ft2.F Uc = 127,82 btu/jam.ft2.F Ud = 67,4607 btu/jam.ft2.F

g. Menghitung Panjang Koil

(21)

h. Menghitung Jumlah lengkungan koil dan tinggi tumpukan koil

Dimana:

Keliling Busur AB = 50,3595 ft Keliling Busur AC = 50,3621 ft

N = 34

Tinggi Tumpukan Koil = 3,62 m

Volume coil = 8,7292 ft3

Tinggi Cairan = 10,99 m

Tinggi tumpukan koil < tinggi cairan dalam shell, maka koil tercelup dalam cairan

19. Menghitung Pressure Drop

= 7,5909psi

∆PT=

fxv2xL

(22)

20. Menghitung Pipa Pemasukan dan Pengeluaran

a) Perancangan pipa umpan masuk cair ke reaktor

G = 37878,7879 kg/jam

= 10,53 kg/s

Ρ = 1053,6511 kg/m3

Dioptimum = 77,76 mm

= 3,0574 in

Dari Tabel 11, Kern

NPS = 3 in

Schedule = 40

OD = 3,5 in

ID = 3,068 in

A = 7,38 in2

b) Perancangan pipa umpan masuk gas ke reaktor

G = 27979,1566 kg/jam

= 7,77 kg/s

Ρ = 0,789 kg/m3

(23)

= 37,3176 in Dari Tabel 11, Kern

NPS = 24 in

Schedule = 24

OD = 24 in

ID = 2325,25 in

(24)

T-01 P-01A P-01B FC 30 4 4 FC V-01 PC Steam P-03 V-02 FC PT-01 P-04 BL-02 PV-01 SC-01 BC-01 SC-02 BC-02 T-02 P-02A

PROCESS ENGINEERING FLOW DIAGRAM

PRARANCANGAN PABRIK AMMONIUM NITRAT DARI AMONIA DAN ASAM NITRAT

KAPASITAS 300.000 TON/TAHUN

R-01 N=2 KETERANGAN EV-01 B-01 CD-01 S-01 TC VA-01 VA-01 TC Steam air air EV-02

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2019

PROCESS ENGINEERING FLOW DIAGRAM

VENI ANGGRAENI (15521271) Dosen Pembimbing : 1. Sholeh Ma'mun S.T., M.T., Ph.D 2. Ariany Zulkarnia S.T., M.Eng

PRARANCANGAN PABRIK AMMONIUM NITRAT DARI AMMONIA DAN ASAM NITRAT DENGAN

KAPASITAS 300.000 TON/TAHUN

Disusun Oleh :

ANNISA ATHIULLAH DAIS (15521049)

uap air HE-01 HE-02 kondesat kondesat kondesat TC Steam LI LI air amonia TC Steam kondesat SP-01 Ke UPL TC Col d Water Hot Water TC Col d Water Hot Water 150 4 4 -33 12,38 1 -11 4 2 150 4 3 150 4 6 95 0,5 6 30 1 9 45 1 11 30 1 12 35 1 13 Level

Indicator Tekanan (atm)

Nomor aliran LI FC Flow Control Pressure Control Suhu (◦C) PC TC Temperature Control Level

Indicator Tekanan (atm)

Nomor aliran LI FC Flow Control Pressure Control Suhu (◦C) PC TC Temperature Control CL-01 CL-02 BL-01

TANGKI PENYIMPANAN ASAM NITRAT KODE T-101 P VA T-102 H R B S EV PT CD BL V SCREW CONVEYOR BELT CONVEYOR EVAPORATOR COATING DRUM BLOWER NAMA ALAT

TANGKI PENYIMPANAN AMONIA POMPA VAPORIZER SILO EXPANSION VALVE PRILLING TOWER HEATER BIN SC BC REAKTOR

TANGKI PENYIMPANAN ASAM NITRAT

SP SEPARATOR PV POMPA VAKUM CL COOLER

TANGKI PENYIMPANAN ASAM NITRAT KODE T-101 P VA T-102 H R B S EV PT CD BL V SCREW CONVEYOR BELT CONVEYOR EVAPORATOR COATING DRUM BLOWER NAMA ALAT

TANGKI PENYIMPANAN AMONIA POMPA VAPORIZER SILO EXPANSION VALVE PRILLING TOWER HEATER BIN SC BC REAKTOR

TANGKI PENYIMPANAN ASAM NITRAT

SP SEPARATOR PV POMPA VAKUM CL COOLER 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 8.018 6.447 35.824 4.266 40 6.479 3.975 8.058 37.879 9.357 40 3.993 8.058 5.964 35.200 Nitrogen

Neraca Massa (Kg/ jam) Aliran Komposisi 9.357 Amonia Asam Nitrat Ammonium Nitrat Air Oksigen Clay Total 32 8 11 12 13 8066 2.412 37.879 6.061 39.799 62 47.836 44.563 44.557 48.823 40.291 46.352 22 6.061 2.412 37.879 6.061 2.692 5.964 6.684 37.879 35.200 8.656 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 8.018 6.447 35.824 4.266 40 6.479 3.975 8.058 37.879 9.357 40 3.993 8.058 5.964 35.200 Nitrogen

Neraca Massa (Kg/ jam) Aliran Komposisi 9.357 Amonia Asam Nitrat Ammonium Nitrat Air Oksigen Clay Total 32 8 11 12 13 8066 2.412 37.879 6.061 39.799 62 47.836 44.563 44.557 48.823 40.291 46.352 22 6.061 2.412 37.879 6.061 2.692 5.964 6.684 37.879 35.200 8.656 5 7 107 1 6 45 1 8 uap air nitrogen oksigen 10

(25)
(26)
(27)
(28)

Gambar

Gambar   1 . Mekanisme reaksi reaktan gas  -  cair di film cairan     Mekanisme Reaksi :

Referensi

Dokumen terkait

Jika sampel yang di uji mengandung alkohol tersier maka alkohol tersier tersebut akan bereaksi cepat dengan reagen lucas membentuk alkil klorida yang tak larut dalam

Dalam suasana asam sebagai hasil reaksi diperoleh juga H + sehingga dalam larutan yang tidak di buffer kecepatan awal reaksi (pada saat kurang dari 10% pereaksi telah bereaksi)

Katalis berfungsi menurunkan energi aktivasi sehingga reaksi berjalan lebih cepat sehingga reaksi kimia dapat mencapai kesetimbangan, tanpa terlibat di dalam reaksi secara

hal.. Digunakan tebal standar yaitu ¼ in.. - Reaksi endotermis sehingga diperlukan luas perpindahan panas yang besar agar kontak dengan pemanas berlangsung optimal. - Pressure

Menurut Lesmana (2001), suhu pada air mempengaruhi kecepatan reaksi kimia, baik dalam media luar maupun dalam tubuh ikan. Suhu makin naik, maka reaksi kimia akan ssemakin cepat,

Dari neraca massa pada reaksi pertama, maka didapatkan nilai densitas dan laju alir volumetrik sebagai berikut :..

Dalam absorpsi gas dimana perpindahan massa gas- liquid yang disertai dengan reaksi kimia dalam fase liquid laju absorpsi gas bisa dinaikkan secara signifikan.. Secara

Menentukan Desain Pendingin Pendingin dirancang dengan alasan: Reaksi yang berlangsung dalam reaktor bersifat eksotermis, sehingga panas yang dilepaskan harus diserap dari reaktor