Laporan Praktikum Kimia Fisik
Kinetika Halogenasi Aseton dengan Katalisator Asam
Nama : Hestin Permatasari
NIM : 10510035
Tanggal Percobaan : 5 Oktober 2012
Tanggal Pengumpulan: 12 Oktober 2012
Nama Asisten :
Laboratorium Kimia Fisika
Program Studi Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
Kinetika Halogenasi Aseton dengan Katalisator Asam
I. Tujuan Percobaan
Menentukan persamaan laju reaksi iodinasi aseton dengan katalisator asam.
II. Teori Dasar
Laju suatu reaksi aA + bB cC dapat dinyatakan sebagai –d[A]/dt, -d[B]/dt atau +d[C]/dt. Laju reaksi tergantung pada konsentrasi pereaksi maupun hasil reaksi yang dinyakan dalam suatu hukum atau persamaan laju. Persamaan laju reaksi secara sederhana dapat dituliskan sebagai berikut:
-d[A]/dt = k[A]x[B]y ………. (1)
Dimana x dan y secara berurutan adalah orde reaksi terhadap A dan B. Secara pendekatan, laju reaksi dapat dinyatakan -∆[A]/∆t. Penentuan lebih teliti jika ∆t makin kecil. Persamaan atau hukum laju reaksi dari suatu reaksi tak dapat diramalkan dari persamaan stoikiometrinya, tetapi harus ditentukan melalui eksperimen. Dari bentuk hukum ini seringkali dapat diperoleh informasi tentang mekanisme reaksi.
Stoikiometri reaksi halogenasi aseton, misalnya bromisasi dapat dituliskan sebagai berikut:
CH3-CO-CH3 + Br2→ CH3-CO-CH3Br + Br- + H+
Dari percobaan diperoleh fakta-fakta sebagai berikut:
1. Kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi H+ (dalam suasana asam) atau dalam suasana basa laju reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi OH-.
2. Dalam suasana asam sebagai hasil reaksi diperoleh juga H+ sehingga dalam larutan yang tidak di buffer kecepatan awal reaksi (pada saat kurang dari 10% pereaksi telah bereaksi) akan terus bertambah selama reaksi berlangsung.
3. Kecepatan halogenasi aseton juga bergantung pada konsentrasi aseton, tetapi tidak tergantung pada konsentrasi halogen kecuali saat konsentrasi halogen yang sangat tinggi.
4. Kecepatan raksi halogenasi aseton ini tidak tergantung pada jenis halogen.
Berdasarkan fakta-fakta di atas melalui pendekatan penentuan persamaan laju reaksi, diperoleh persamaan:
d[P]/dt = k [A][H+] ……….. (2)
III. Data Pengamatan
[Aseton] : 3 M [I2] : 0.1 M [HCl] : 1 M [KI] : 0.01 M run ke - V aseton (mL) V HCl (mL) V I2 (mL) V KI (mL) 1 3 10 10 12 2 6 10 10 9 3 9 10 10 6 4 12 10 10 3 5 10 3 10 12 6 10 6 10 9 7 10 9 10 6 8 10 12 10 3 9 10 10 3 12 10 10 10 6 9 11 10 10 9 6 12 10 10 12 3
run ke- absorbans saat t 0 s 60 s 90 s 120 s 150 s 180 s 1 0.313 0.294 0.283 0.271 0.262 0.252 2 0.315 0.276 0.255 0.235 0.214 0.194 3 0.294 0.229 0.198 0.165 0.134 0.102 4 0.277 0.191 0.148 0.105 0.062 0.019 5 0.324 0.305 0.295 0.285 0.275 0.265 6 0.318 0.276 0.255 0.235 0.214 0.194 7 0.303 0.240 0.209 0.178 0.145 0.113 8 0.295 0.211 0.167 0.123 0.078 0.035 9 0.253 0.205 0.155 0.129 0.108 0.106 10 0.268 0.217 0.190 0.165 0.139 0.112 11 0.282 0.211 0.175 0.144 0.110 0.076 12 0.300 0.220 0.186 0.148 0.109 0.071
IV. Pengolahan Data
4.1 Grafik adsorbansi terhadap waktu
y = -0.0232x + 0.3293 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0 90 150 ad sor b an si waktu
run ke-2
run ke-2 Linear (run ke-2) y = -0.0118x + 0.3205 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0 90 150 ad sor b an si wakturun ke-1
run ke-1 Linear (run ke-1) y = -0.0491x + 0.3057 0 0.1 0.2 0.3 0 90 150 ad sor b an si wakturun ke-4
run ke-4 Linear (run ke-4) y = -0.0365x + 0.3148 0 0.2 0.4 0 90 150 ad sor b an si wakturun ke-3
run ke-3 Linear (run ke-3)4.2 ρ z a t p a d a s u h u y = -0.0301x + 0.2645 0 0.1 0.2 0.3 0 90 150 ad sor b an si waktu
run ke-9
run ke-9 Linear (run ke-9) y = -0.0113x + 0.331 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0 90 150 ad sor b an si wakturun ke-5
run ke-5 Linear (run ke-5) y = -0.0236x + 0.3313 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0 90 150 ad sor b an si wakturun ke-6
run ke-6 Linear (run ke-6) y = -0.0362x + 0.3246 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0 90 150 ad sor b an si wakturun ke-7
run ke-7 Linear (run ke-7) y = -0.0498x + 0.3258 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0 90 150 ad sor b an si wakturun ke-8
run ke-8 Linear (run ke-8) y = -0.0297x + 0.2857 0 0.1 0.2 0.3 0 90 150 ad sor b an si wakturun ke-10
run ke-10 Linear (run ke-10) y = -0.039x + 0.3027 0 0.1 0.2 0.3 0 90 150 ad sor b an si wakturun ke-11
run ke-11 Linear (run ke-11) y = -0.0433x + 0.3239 0 0.2 0.4 0 90 150 ad sor b an si wakturun ke-12
run ke-12 Linear (run ke-12) y = -0.0301x + 0.2645 0 0.1 0.2 0.3 0 90 150 ad sor b an si wakturun ke-9
run ke-9 Linear (run ke-9)
pada grafik-grafik di atas, laju reaksi adalah negative gradient dari persamaan garis, sehingga:
Run ke- Laju Reaksi
1 0.011 2 0.023 3 0.036 4 0.049 5 0.011 6 0.023 7 0.036 8 0.049 9 0.030 10 0.029 11 0.039 12 0.043
4.2 Penentuan Orde Reaksi Tiap Pereaksi
Data konsentrasi: [Aseton] : 3 M [I2] : 0.1 M [HCl] : 1 M [KI] : 0.01 M [M]’ = [aseton]’= #aseton
Run ke- r ln r [aseton]’ ln [aseton]’
1 0.011 -4.50986 0.257143 -1.35812
2 0.023 -3.77226 0.514286 -0.66498
3 0.033 -3.41125 0.771429 -0.25951
Orde reaksi aseton adalah gradient persamaan garis di atas, yaitu= 1 #HCl Run ke- r ln r [HCl]’ ln [HCl]’ 5 0.011 -4.50986 0.085714 -2.45674 6 0.023 -3.77226 0.171429 -1.76359 7 0.036 -3.32424 0.257143 -1.35812 8 0.049 -3.01593 0.342857 -1.07044
Orde reaksi asam klorida adalah gradient persamaan garis di atas, yaitu= 1 y = 1.079x - 3.0474 -5 -4 -3 -2 -1 0 -2 -1 0 1 ln r ln [aseton]'
aseton
aseton Linear (aseton) y = 1.079x - 1.862 -5 -4 -3 -2 -1 0 -3 -2 -1 0 ln r ln [HCl]HCl
HCl Linear (HCl)#I2 Run ke- r ln r [HCl]’ ln [HCl]’ 9 0.011 -4.50986 0.085714 -2.45674 10 0.023 -3.77226 0.171429 -1.76359 11 0.036 -3.32424 0.257143 -1.35812 12 0.049 -3.01593 0.342857 -1.07044
Orde reaksi I2 adalah gradient persamaan garis di atas, yaitu= 0.273
4.3 Penentuan Nilai Tetapan Laju
Hukum laju adalah:
r = k[aseton][HCl][I2]0.273
Run ke- r [aseton] [HCl] [I2]0.273 k
1 0.011 0.257143 0.285714 0.378852 0.3952 2 0.023 0.514286 0.285714 0.378852 0.413164 3 0.036 0.771429 0.285714 0.378852 0.431127 4 0.049 1.028571 0.285714 0.378852 0.440109 5 0.011 0.857143 0.085714 0.378852 0.3952 6 0.023 0.857143 0.171429 0.378852 0.413164 7 0.036 0.857143 0.257143 0.378852 0.431127 8 0.049 0.857143 0.342857 0.378852 0.440109 9 0.03 0.857143 0.285714 0.272724 0.449172 10 0.029 0.857143 0.285714 0.329537 0.359342 11 0.039 0.857143 0.285714 0.36811 0.432615 12 0.043 0.857143 0.285714 0.398186 0.440958 y = 0.2733x - 2.276 -3.6 -3.5 -3.4 -3.3 -3.2 -3.1 -6 -4 -2 0 ln r ln [I2]
I2
I2 Linear (I2)Krata-rata= 0.420107
Sehingga hukum laju:
r = 0.420107 [aseton][HCl][I2]0.273
V. Pembahasan
Reaksi antara iodine dan aseton adalah sebagai berikut: CH3COCH3 + I2 →
CH3COCH2I + H+ + I−. laju reaksi ini tidak dapat diprediksi melalui stoikiometri dari
rekasi melainkan harus melalui eksperimen karena reaksi iodinasi aseton bukanlah reaksi sederhana. Reaksi iodinasi aseton pada percobaan ini dikatalisis oleh asam atau lebih tepatnya oleh ion hydrogen di dalam asam. Kecepatan reaksi akan meningkat seiring dengan bertambahnya konsentrasi ion hydrogen pada larutan asam. Basa juga bisa dijadikan katalis karena laju reaksi iodinasi aseton dapat meningkat dengan bertambahnya ion hidroksida dalam larutan basa. Yang membedakan kedua katalis asam dan basa adalah pada mekanisme reaksinya saja, pada asam akan terjadi protonasi sedangkan pada basa akan terjadi deprotonasi. Mekanisme reaksi iodinasi aseton dengan katalis asam adalah sebagai berikut:
Karena keton merupakan basa yang sangat lemah, kesetimbangan pada reaksi pertama tidak mendukung terbentuknya ion. Pada keadaan ini, maka [Ion] =
K[Ac][H+] dimana K adalah konstanta kesetimbangan untuk reaksi ini.
Persamaan laju reaksi iodinasi aseton dengan katalisator asam adalah sebagai berikut:
dengan rate atau laju tiap “run” didapatkan dari gradient kurva antara waktu dan adsorban. Dan orde reaksi masing masing pereaksi didapatkan dari gradient kurva antara ln konsentrasi pereaksi yang terkoreksi volume setelah diencerkan. Sedangkan nilai K didapatkan dari memasukkan semua nilai yang didapat baik laju maupun konsentrasi pereaksi beserta ordenya ke dalam persamaan laju di atas. Hasil
penentuan laju dari percobaan ini adalah : r = 0.420107 [aseton][HCl][I2]0.273
Asam yang digunakan sebagai katalis dalam percobaan kinetika reaksi iodinasi aseton ini adalah asam klorida. Penggunaan HCl ini dikarenakan dibandingkan asam lain seperti asam sulfat, asam klorida tidak dapat berperan sebagai oksidator.
Reaksi iodinasi aseton cukup mudah untuk diketahui kinetikanya, karena keberjalanan reaksi dapat diamati dengan berkurangnya konsetrasi iodine yang ditandai dengan pudarnya warna kecoklatan dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang dimana reagen lain tidak akan menyerap secara signifikan. Penggunaan spektrofotometer ini sesuai dengan prinsipnya, yaitu: Spektofotometer adalah alat untuk mengukur absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. prinsip kerja alat ini adalah mengubah cahaya polikromatik menjadi monokromatik yang kemudian didispersi dan diteruskan ke kuvet masuk ke dalam partikel yang ada dalam larutan, selanjutnya diserap amplifier dan terdeteksi oleh detektor kemudian terbaca dimonitor. prinsip ini terjadi saat cahaya masuk ke partikel. tebalnya kuvet juga dapat mempengaruhi cepatnya cahaya yang diteruskan ke kuvet. Bila semakin tebal kuvet yang digunakan maka semakin lambat cahaya yang masuk.
Kinetika reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi, katalis, suhu ,luas permukaan, tekanan dan energi aktivasi. Semua factor yang mempengaruhi laju reaksi ini sesuai dengan persamaan laju reaksi:
Semakin besarnya konsentrasi reaktan, maka laju juga akan semakin besar karena semakin banyaknya kemungkinan interaksi dalam reaksi yang tentunya akan mempercepat laju reaksi. Katalis akan mempengaruhi nilai energi aktivasi. Dengan adannya katalis, energy aktivasi reaksi akan turun karena terbentuknya keadaan transisi dengan energy yang lebih rendah dibandingkan reaksi tanpa katalis. Hal ini
juga tertulis dalam persamaan laju reaksi, karena . Sehingga dapat dilihat
bahwa semakin tinggi Ea, maka nilai K akan semakin kecil da laju juga akan semakin lambat. Factor penentu laju selanjutnya adalah suhu, semakin tinggi suhu maka gerakan molekul akan semakin cepat sehingga kemungkinan untuk bertumbukan juga akan semakin besar. bila dilihat dari rumus K, maka dengan naiknya suhu, nilai K juga akan membesar sehingga laju juga akan semakin cepat. Masih dari rumus K, A merupakan tetapan arheniuss yang menunjukkan kemungkinan untuk bertumbukan. Semakin banyak tumbukan nilai K semakin besar dan laju reaksi juga akan meningkat. Kemungkinan untuk bertumbukan dapat ditingkatkan dengan membuat luas permukaan yang lebih besar. namun karena bentuk dari reaktan pada percobaan ini adalah cair, maka luas permukaan tidak banyak mempengaruhi laju iodinasi aseton dengan katalis asam.
VI. Kesimpulan
1. Hukum laju reaksi halogenasi aseton dengan katalisator asam adalah :
r = 0.420107 [aseton][HCl][I2]0.273
VII. Daftar Pustaka
Atkins, P.W. 1986. Physical Chemistry. 3rd edition. Oxford: Oxford University Press. Castelan, G.W. 1983. Physical Chemistry. 3rd edition. Amsterdam: Addison Wesley Publishing Company
Day, R.A. Jr and Underwood,A.L. , 1986, Kimia Analisis Quantitatif, Jakarta:Erlangga.
Laidler, Keith, J., dan Meisler, John H. 1982. Physical Chemistry. California: The Benjamin/Cuming Publishing Company, Inc