• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK ASETILAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK ASETILAS"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK

ASETILASI AMINA PRIMER;

PEMBUATAN ASETANILIDA

NAMA : NUR AMALINA QISMINA FAJRIANTI

NPM : 1206216304

KELOMPOK : 6

REKAN KERJA : HANIF MUBAROK

NURYANTI DEWI JAYANTI

SITI SARAH QOMARIAH

TANGGAL PRAKTIKUM : 9 OKTOBER 2014

ASISTEN LAB. : KAK DWI LESTARI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDONESIA

(2)

A. Tujuan Percobaan

 Mengetahui proses reaksi sintesis asetanilida dari bahan dasar asam asetat dan anilin

 Mengetahui mekanisme reaksi yang terjadi pada sintesis asetanilida

 Mengetahui fungsi reagen-reagen yang digunakan dalam percobaan

B. Teori Dasar

Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan

sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus

asetil. Asetinilida berbentuk butiran berwarna putih tidak larut dalam minyak parafin dan

larut dalam air dengan bantuan kloral anhidrat. Asetanilida mempunyai rumus molekul

C6H5NHCOCH3 dengan berat molekul 135,16 gram/mol.

Asetilasi amina primer adalah reaksi organik dimana gugus amina dari suatu senyawa

bereaksi dengan asam karboksilat khususnya asam asetat. Produk yang terbentuk dari reaksi

ini adalah asetamida ( R-NHOCCH3 ).Pada reaksi ini satu proton yang berasal dari atom

hidrogen ( H+ ) dari gugus amina primer yaitu anilin disubstitusi dengan asetilen ( CH3CO- ),

menghasilkan senyawa asetamida dan air sebagai produk sampingannya.

Reaksi:

NH2

+ CH3COOH

Zinc dust boil

NHCOCH3

Anilin Asam Asetat Asetanilida

C. Alat & Bahan

Alat Bahan

- Labu bulat 100 mL - Aniline 10 mL

- Pemanas mantel - Asam asetat glasial 30 mL

- Beaker glass 250 mL - Bubuk seng 0.5 gram

(3)

No D.Cara Kerja E.Data Pengamatan

1 Dicampurkan 10 mL anilin, 0,5 g serbuk

seng dan 30 mL asam asetat ke dalam

labu bulat 100 mL, kemudian dipanaskan

dengan menggunakan pemanas mantel

selama 1 jam.

Larutan berwarna

cokelat tua

2. Larutan dituang ke dalam beaker glass

yang telah diisi aquades dingin sebanyak

50 ml di dalam bak es, sambil diaduk

dengan kuat. Kristal mengkilap

asetanilida akan terpisah secara

perlahan-dikumpulkan dengan cara penyaringan.

(4)

NH2

+ CH3COOH Zinc dust

boil

NHCOCH3

M : 0,11 mol 0,52 mol

R : 0,11 mol 0,11 mol 0,11 mol

S : - 0,41 mol 0,11 mol

Mol asetanilida = 0,11 mol

Massa asetanilida (teoritis) =mol x Massa relatif = 0,11 mol x 135,16 gram/mol = 14,87 gram

Massa asetanilida + kertas saring = 8,69 gram

Massa asetanilida = (Massa asetanilida + kertas saring) – massa kertas saring

= 8,69 gram – 0,82 gram = 7,87 gram

Massa asetanilida dari percobaan = 7,87 gram

= = 52,92 %

= = 47,07%

G.Pembahasan

Percobaan kali ini adalah pembuatan asetanilida. Sintesis asetanilida ini dapat

dilakukan dengan beberapa cara, namun yang dilakukan pada percobaan kali ini adalah

pembuatan asetanilida yang merupakan hasil reaksi dari anilin dan asam asetat melalui reaksi

asetilasi amina primer.

Asetilasi amina primer adalah reaksi organik dimana gugus amina dari suatu senyawa

bereaksi dengan asam karboksilat khususnya asam asetat. Produk yang terbentuk dari reaksi

ini adalah asetamida ( R-NHOCCH3 ).Pada reaksi ini satu proton yang berasal dari atom

hidrogen ( H+ ) dari gugus amina primer yaitu anilin disubstitusi dengan asetilen ( CH3CO- ),

menghasilkan senyawa asetamida dan air sebagai produk sampingannya.

(5)

Mekanisme reaksi yang terjadi pada sintesis asetanilida adalah sebagai berikut:

kandungan air yang lebih rendah sehingga lebih murni dan mendapatkan endapan yang lebih

banyak. Bubuk seng berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat laju reaksi dengan

mensubstitusikan atom hydrogen pada gugus hidroksi (OH). Setelah dikocok, anilin

dimasukkan ke dalam labu bulat tersebut, dikocok kembali. Anilin merupakan reagen utama

yang memiliki gugus –NH2 yang salah satu atom hidrogennya akan tersubstitusi dengan

gugus asetil (CH3COO-) yang diberikan oleh asam asetat (CH3COOH). (Nasution, M. Arfin

F., 2013). Kemudian campuran direfluks selama 1 jam dengan menggunakan heating mantel.

Prinsip utama refluks, yaitu pemanasan; pemanasan akan meningkatkan tumbukan antar

partikelnya, sehingga energi kinetiknya juga meningkat, sistem tertutup; permanasan terjadi

dalam sistem tertutup untuk mencegah keluar masuknya zat, terutama gas, dari sistem ke

lingkungan maupun dari lingkungan ke sistem yang akan mempengaruhi hasil reaksi, dan

kondensasi; gas yang terbentuk pada pemanasan akan didinginkan kembali melalui

kondensoor sehingga setelah pemanasan volume larutan tetap sama dengan sebelum proses

(6)

Setelah pemanasan selesai dilakukan, campuran tersebut dituangkan ke dalam beaker

glass yang berisi 50 ml air dingin di dalam bak es sambil diaduk secara kuat selama 15 menit

sampai terbentuk endapan. Pengadukan ini akan membantu pembentukan krsital yang halus

dan kecil, sedangkan melalui pendinginan, kelarutan suatu zat akan menurun sehingga

padatan cepat terbentuk. Setelah itu, endapan disaring menggunakan penyaring Buchner. Saat

penyaringan, dilakukan pencucian terhadap kristal yang dihasilkan dengan aquades dingin.

Aquades berfungsi menghilangkan pengotor-pengotor yang bersifat polar. Kemudian setelah

itu kristal diletakkan di kaca arloji untuk dikeringkan. Kristal yang didapat berwarna putih

kecoklatan, padahal seharusnya berwarna putih. Ini dapat sebabkan terdapat pengotor, yakni

NH2. Kristal kemudian ditimbang untuk mengetahui massa endapan yang diperoleh.

Pada percobaan ini, diperoleh massa asetanilida sebanyak 7,87 gram sedangkan massa asetanilida secara teoritis yaitu sebesar 14,87 gram. Dengan melakukan perhitungan, maka

didapatkan kesalahan relative sebesar 47,07% dan %yield sebesar 52,92%. Nilai kesalahan

relative cukup besar, maka mungkin terjadi kesalahan-kesalahan yang dilakukan praktikan

saat percobaan seperti :

1. Kekurang telitian praktikan saat pengukuran volume reagen yang dibutuhkan

2. Alat yang digunakan kurang bersih.

3. Proses penyaringan yang tidak sempurna.

Asetanilida banyak digunakan dalam industri kimia, antara lain sebagai bahan baku

pembuatan obat-obatan, sebagai zat awal pembuatan penicilium, bahan pembantu dalam

industri cat dan karet serta bahan intermediet pada sulfon dan asetilklorida.

(https://www.academia.edu/4880656/ASETILASI_PEMBUATAN_ASETALINIDA)

H.Kesimpulan

 Pada percobaan ini asetanilida disintesis dari anilin dan asam asetat melalui reaksi asetilasi amina primer.

 Asetilasi amina primer adalah reaksi organik dimana gugus amina dari suatu senyawa bereaksi dengan asam karboksilat khususnya asam asetat. menghasilkan

senyawa asetamida dan air sebagai produk sampingannya.

 Asetanilida berfungsi sebagai bahan baku pembuatan obat, zat awal pembuatan penicilium dan bahan pembantu dalam industri cat.

 Massa endapan asetanilida yang diperoleh sebanyak 7,87 gram

 %KR yang didapat sebesar 47,07%

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Academia.edu. Asetilasi Pembuatan Asetanilida. [online]

http://www.academia.edu/4880656/ASETILASI_PEMBUATAN_ASETALINIDA

(diakses pada 15 Oktober 2014 pada pukul 20.00)

Chanah, S., Badjri, S., Cahyana, H.,014. Diktat Penuntun Praktikum Sintesis Kimia Organik’

Depok: Departemen Kimia Universitas Indonesia.

Fessenden & Fessenden. 1982. Organic Chemistry 3rd Ed. Jakarta: Erlangga.

Nasution, M. Arfin F., 2013. Catatan Penting Praktikum Sintesis Kimia Organik. Depok:

Departemen Kimia Universitas Indonesia.

Scribd.com. Pembuatan Asetanilida. [online]

(https://www.scribd.com/doc/212619610/Pembuatan-Asetanilida) (diakses pada 7

Oktober 2014 pada pukul 20.30)

Scribd.com, Refluks, https://www.scribd.com/doc/87346268/Refluks (diakses pada 1

Oktober 2014 pada pukul 20.30)

(8)

MSDS ( Material Safety Data Sheet )

1. Anilin

Sinonim : Aminobenzena, Benzena amina, Aminophen

Rumus Molekul : C6H5NH2

Kelarutan : Larut dalam air dingin, air panas, methanol, dietil eter

Stabilitas : Stabil

Ketidakcocokan dengan berbagai zat : Reaktif dengan logam, asam, alkali

2. Asam asetat glacial

Rumus molekul : CH3COOH

Bau : Amonia tajam seperti cuka

Rasa : Asam

Panas pembakaran : 208,43 kkal/mol

Panas penguapan : 96,8 kal/g ( 118 ˚C )

3. Asetanilida

Rumus molekul : C6H5NHCOCH3

(9)

Titik didih : 305 ˚C

Titik leleh : 114,16 ˚C

Berat jenis : 1,21 g/ml

Suhu kritis : 843,5 ˚C

Titik beku : 114 ˚C

Wujud : Padat

Referensi

Dokumen terkait

Metil salisilat termasuk senyawa ester yang dapat dibuat secara sintesis dengan jalan mereaksikan suatu senyawa asam karboksilat dengan alkohol dalam suasana

Klasifikasi senyawa organik pada umumnya didasarkan atas ikatan kovalen yang terdapat diantara atom karbon, keistimewaan dalam struktur molekul dan radikal atau gugus fungsi

Gugus fungsi adalah gugus yang memberikan karakteristik kepada senyawa organik, oleh karena itu jika suatu molekul memiliki dua gugus fungsi berlainan dengan

Pertama-tama kami memasukkan 7 tetes asam asetat glasial dan 7 tetes etanol ke dalam tabung reaksi,lalu dengan hati-hati kami menambahkan lagi 10 tetes asam sulfat, setelah itu

Reaksi yang paling utama dari senyawa aromatik adalah reaksi substitusi aromatik elektrofilik digambarkan sebagai (E+) yang akan bereaksi dengan cincin aromatik

Reaksi oksidasi alkohol primer dengan asam karboksilat dengan oksidator dalam yang dilakukan dalam larutan basa berair dan diperoleh endapan MnO 2 sebagai tanda.. bahwa

Rumus umum asam karboksilat adalah R-COOH atau CnH2nO2.Asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karbonil (-COOH ), misalnya : asam formiat, asam asetat,

Untuk penetapan reaksi khusus golongan senyawa organik, didapatkan hasil positif pada pemeriksaan senyawa amin aromatis primer dengan terbentuknya warna merah jingga