Laporan Praktikum
Identifikasi Alkohol dan Fenol; Aldehida dan Keton
Disusun oleh :
Indra Panggabean (31S15001)
Josia R Gultom(31S15025)
Institut Teknologi DEL
Sitoluama, 30 September 2016
I.Pendahuluan
1. Membedakan alkohol dengan fenol berdasarkan reaksinya dengan asam
karboksilat.
2. Membedakan alkohol dan fenol berdasarkan reaksi oksidasi keduanya.
3. Tes gugus fenol dalam alcohol.
4. Mempelajari sifat-sifat kimia aldehid dan keton
5. Menggunakan sifat-sifat kimia sebagai tes sederhana untuk membedakan
senyawa aldehida dan keton
6. Mengidentifikasi senyawa aldehid dan keton melalui pembentukan
derivatnya.
1.2.Tinjauan pustaka
Gugus atom tertentu dalam molekul organik dapat ditentukan sifat
fisika dan sifat kimianya. Gugus tersebut dinyatakan sebagai gugus fungsi.
Senyawa organik yang mengandung gugus fungsi –OH (gugus hidroksil)
disebut senyawa alkohol. Alkohol dapat dikelompokkan sebagai alkohol
primer, sekunder, dan tersier, berdasarkan jumlah R (alkil atau aromatik)
yang terikat pada karbon yang mengikat gugus hidroksil.
Fenol juga termasuk ke dalam senyawa alkohol karena adanya gugus
hidroksil, tetapi karena gugus hidroksilnya terikat langsung pada karbon
yang merupakan bagian dari cincin aromatik, sifat kimia fenol cukup
berbeda dibandingkan alkohol. Larutan pekat senyawa fenol bersifat toksik
dan dapta menyebabkan kulit terbakar.
sifat kimia yang berbeda dari ketiga jenis alkohol dan fenol dapat
digunakan sebagai alat identifikasi. Berbagai tes/uji sederhana dapat
dilakukan, diantaranya : Oksidasi Alkohol, Tes Iodoform, Kelarutan fenol,
Tes Ferri Klorida (FeCl
3), dan Keasaman fenol
dapat dikatalis oleh kehadiran ion H+. Asam belerang sering digunakan
sebagai sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini.
Aldehid merupakan senyawa karbon yang mengandung gugus
karbonil yang mengikat satu atau dua atom hidrogen. Gugus fungsinya
adalah -CHO yang terletak di ujung rantai karbon. Senyawa golongan ini
merupakan reduktor kuat dan dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat.
Aldehid bersifat polar dan memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada
senyawa nonpolar yang memiliki massa molekul relatif sama.
Keton merupakan senyawa karbon yang berisomer fungsi dengan
aldehid. Senyawa golongan ini mengandung gugus karbonil yang mengikat
2 gugus alkil. Gugus fungsinya adalah -CO-. Keton bersifat polar dan titik
didihnya lebih rendah daripada alkohol yang bersesuaian.
Reaksi aldehid yang paling khas adalah reaksi dengan oksidator
lemah, seperti pereaksi Fehling dan pereaksi Tollen’s. Sifat ini bisa
digunakan untuk membedakan aldehid dengan keton, mengingat keton tidak
bisa dioksidasi seperti aldehid.
II. Prosedur Percobaan
Kelarutan Alkohol dan Fenol
1-butanol, 2-butanol, 2-metil-2-propanol dan larutan fenol
dan sampel
Masukkan 10 tetes setiap senyawa kedalam tabung
Uji Idioform
ganti air destilasi dengan7 mL heksana Ulangi tahap 1 dan 2 Goyangkan tabung untukpengadukan atau aduk dengan batang pengaduk
Tambahkan 3 mL air destilasi, kecuali pada
larutan fenol
Amati, dan catat hasil pengamatan
Hasil Pengamatan
1-butanol, 2-butanol, 2-metil-2-propanol dan larutan fenol
dan sampel
Masukkan 5 tetes setiap senyawa kedalam tabung
reaksi
Tambahkan 2 mL NaOH
Campurkan dengan cara mengetukngetuk tabung
reaksi
Panaskan campuran dalam penangas air bersuhu 60C dan teteskan larutan I2-KI
tabung digoyangkan sampai larutan berubah warna menjadi coklat (
Uji Asam Kromat
Jika warna menghilang tambahkan lagi I2-KI sampai warna bertahan
selama 2 menit pada 60C
Pindahkan tabung dari penangas air kemudian dinginkan di suhu ruang,
amati apakah terbentuk endapan berwarna
kuning
Teteskan NaOH 6M sampai larutan tidak
berwarna
Hasil Pengamatan
Biarkan tabung reaksi dalam penangas air
selama 5 menit
1-butanol, 2-butanol, 2-metil-2-propanol dan larutan fenol
dan sampel
Masukkan 5 tetes tiap sampel ke dalam tabung
reaksi
tambahkan 1 mL reagen Lucas
Tutup tabung reaksi dengan gabus atau
alumunium foil goyangkan dengan kuat
untuk mengaduk campuran Setelah benar-benar tercampur, buka tutup
tabung dan biarkan 5 menit
Amati apakah terlihat kekeruhan atau tidak
Apabila tidak terlihat kekeruhan setelah 10 menit, panaskan tabung
dalam penangas air bersuhu 60oC selama 15
menit
Uji Besi(III) klorida
Keasaman
1-butanol, 2-butanol, 2-metil-2-propanol dan larutan fenol
dan sampel
Masukkan 5 tetes tiap sampel ke dalam tabung
reaksi
tambahkan 2 tetes larutan besi(III) klorida, ke dalam tabung reaksi
Amati dan catat hasil Pengamatan
sentuhkan ujung batang pengaduk pada kertas pH
Aduk campuran dengan menggunakan batang
pengaduk kaca tambahkan
masing-masing 5 tetes air destilasi
Masukkan 5 tetes tiap sampel ke dalam tabung
reaksi 1-butanol, 2-butanol,
Aldehida dan Keton
Uji Asam Kromat
Tunggu 15 detik
bandingkan warna kertas pH dengan skala pH
Hasil Pengamatan
catat pH tiap sampel
1-butanol, 2-butanol, 2-metil-2-propanol dan larutan fenol
dan sampel
Tempatkan 5 tetes setiap senyawa dalam tabung
reaksi yang terpisah Larutkan setiap senyawa
dengan 20 tetes pelarut aseton
tambahkan pada setiap tabung sebanyak 4 tetes
perekasi asam kromat Campurkan dengan cara
mengetuk-ngetukkan tabung
Uji Tollens
Uji Idioform
Amati dan catat waktu yang dibutuhkan untuk terbentuknya warna atau
pengendapan
Hasil Pengamatan 1-butanol, 2-butanol,
2-metil-2-propanol dan larutan fenol dan sampel
Hasil Pengamatan
amati pembentukan cermin perak pada dinding tabung Tempatkan tabung reaksi dalam penangas air 60C selama 5 menit
Tambahkan 2 mL (sekitar 40 tetes) pereaksi Tollens ke dalam masing-masing tabung
Larutkan senyawa sampel dalam bis(2- etoksietil)eter
Tempatkan sebanyak 5 tetes masng-masing senyawa yang tersedia ke dalam tabung yang bersih dan kering yang telah diberi label
Tambahkan larutan 10% amonia sampai endapan berwarna coklat terlarutkan
larutkan endapan perak oksida yang terbentuk
Siapkan pereaksi dalam labu Erlenmeyer 100 mL dengan cara mencampurkan 5 mL larutan Tollens A dengan 5 mL larutan Tollens B
panaskan dalam penangas air 60C, dan ditambahkan pereaksi I2-KI secara pelanpelan dan bertahap (kiar-kira 25 tetes)
campurkan dengan mengetuk-ngetuk tabung dengan jari
Tambahkan secara bertahap dan pelan-pelan 2 mL NaOH 6 M ke dalam setiap tabung reaks
Tambahkan 2 ml air ke dalam setiap tabung
Tempatkan 5 tetes setiap sampel pada tabung
Cat** Jika warna coklat memudar,
tambahkan lagi I2-KI sampai warna gelap
bertahan sampai 2 menit pada suhu 60
C.
III.Data dan Pengamatan
Uji kelarutan alcohol dan fenol
No
sampel
Kelarutan
Dalam air
Dalam heksana
Tambahkan secara bertahap NaOH 6 M sampai larutan tidak berwarna
Hasil Pengamatan
Pindahkan tabung reaksi dan biaran dingin pada suhu ruang dan amati apakah
terbentuk endapan berwarna kuning Biarkan tabung reaksi dalam
1
Fenol
TL
TL
2
EX1
L
L
3
EX2
L
L
4
EX3
L
L(keruh)
5
2-metil-2-propanol
L
L(keruh)
6
1-butanol
L
L(keruh)
7
2-butanol
L
L
Keterangan:
L= larut
TL= tidak larut
Uji Lucas
No
sampel
Ditambah reagen
lucas
Keterangan
1
Fenol
Ada lapisan
Bukan alkohol
2
EX1
Ada lapisan
setelah
dipanaskan
Alcohol sekunder
3
EX2
Ada lapisan
Bukan alcohol
4
EX3
Tidak bereaksi
Alcohol primer
5
2-metil-2-propanol
Ada lapisan
Alcohol primer
6
1-butanol
Keruh
Bukan alcohol
7
2-butanol
Ada lapisan
Polialkohol
\
Uji Asam Kromat
No
sampel
Hasil pengamatan
1
Fenol
Kuning --->kekuningan
2
EX1
Kuning --->biru
3
EX2
Hijau
4
EX3
Kuning
5
2-metil-2-propanol
Kuning--->hijau
6
1-butanol
Tidak bereaksi---->kuning
Uji Besi (III) Klorida
No
sampel
Hasil pengamatan
1
Fenol
warna kekuningan
2
EX1
tidak bewarna
3
EX2
putih kuning terpisah
4
EX3
tidak bewarna
5
2-metil-2-propanol
tidak bewarna
6
1-butanol
tidak bewarna
7
2-butanol
tidak bewarna
Keasaman
No
sampel
Ph
1
Fenol
6
2
EX1
5
3
EX2
7
4
EX3
7
5
2-metil-2-propanol
6
6
1-butanol
8
7
2-butanol
6
Nama Percobaan Hasil Pengamatan
1. Uji Asam Kromat Yang diuji :
Sikloheksana : Hijau kebiruan Aseston :Orens
Benzaldehid :Hijau Kebiruan AK 1 : Hijau Kebiruan AK 2 :Orens
Maka,
Sikloheksana : Aldehid Aseston :Keton
Benzaldehid :Aldehid AK 1 : Aldehid AK 2 : Keton AK 3 : Aldehid
2. Uji Iodoform Yang diuji : Setelah penambahan NaOH ke tiap
senyawa
Sikloheksana : Bening (Tidak homogen) Aseston : Bening
Benzaldehid : Bening (Tidak homogen) AK 1 :Bening
AK 2 : Bening (Tidak homogen) AK 3 :Bening
Setelah Penambahan I2-KI
Sikloheksana : Bening Aseton :Bening keruh Benzaldehid : Bening keruh AK 1 :Bening
AK 2 : Kuning keruh AK 3 :Bening
Setelah penambahan NaOH ke tiap senyawa
Sikloheksana : Dua lapisan(Kuning diatas,bening dibawah)
Aseton :Kuning keruh Benzaldehid :Bening AK 1 :Bening
AK 2 : Dua lapis(Orens diatas, kuning dibawah) AK 3:Bening
3. Uji Tollen’s Yang diuji :Eter dan Tollen’s
Sikloheksana : Bening (Tidak homogen) Aseston :Bening
Benzaldehid :Keruh (Tidak homogen) AK 1 :Hitam terdapat perak
AK 2 : Bening (Tidak homogen) AK 3 : Putih keruh
Setelah melakukan Pemanasan
Sikloheksana : Bening (Tidak homogen) Aseston :Terdapat endapan hitam Benzaldehid :Putih keruh
PEMBAHASAN
pada uji kelarutan sampel yang digunakan adalah
fenol,EX1,EX2,EX3,2-metil-2-peopanol,1-Butanol,2-Butanol. Sedangkan pelarut yang digunakan adalah air dan heksana. Dari
percobaan didapat bahwa fenol tidak larut dalam air dan dalam heksana. Ispropill dan aseton
larut dalam keduanya. Sedangkan yang lain larut dalam air namun tidak larut dalam heksana.
Pada uji lucas, sampel yang digunakan masih sama. Uji lucas dilakukan untuk
membedakan alcohol primer, sekunder dan tersier. Alcohol tersier yang larut dalam air akan
bereaksi dengan reagen lucas dengan cepat. Alcohol sekunder bereaksi lambat , dan dengan
pemanasan selama 15 menit. Sedangkan alcohol primer dan methanol tidak bereaksi.dari
percobaan dan rusmus struktur dari bangun diketahui bahwa fenol, heksana, pyridine dan aseton
bukanlah alcohol. Isopropyl termasuk alcohol sekunder karena ada lapisan setelah dipanaskan.
Methanol dan alcohol tidak bereaksi sehingga termasuk alcohol primer. Sedangkan gliserin
termasuk kedalam polialkohol.
sekunder dengan alcohol tersier. Alcohol primer dapat teroksidasi menjadi asam karboksilat
dengan adanya asam kromat. Hal ini ditandai dengan perubahan warna dari merah kecokalatan
menjadi hijau. Alcohol sekunder teroksidasi menjadi keton, sedangkan alcohol tersier tidak
teroksidasi. Dari percobaan yang dilakukan fenol menjadi bewarna kekuningan, isopropyl
kebiruan, heksana dan alcohol kehijauan, piridin kuning, gliserinb biru, sedangkan aseton tidak
bereaksi.
Penambahan besi (III) klorida yang terlarut kedalam kloroform kedalam suatu larutan
fenol dalam kloproform , menghasilkan suatu larutan bewarna ketika ditambahkan piridin. Pada
fenol , warna yang dihasilkan bervariasi mulai dari merah sampai ungu. Alcohol tiudak
menghasilkan warna apapun. Dari percobaan, Fenol bewarna kekuningan, aseton membentuk
lapisan putih diatas dan kuning dibawah dan heksana bewarna putih kekuningan. Sedangkan
pada methanol , isopropyl , alcohol dan gliserin tidak bewarna.
Perlakuan pertama yaitu oksidasi dengan KMnO4 . Sampel yang digunakan adalah formaldehid, benzaldehid dan aseton. Pada percobaan ini senyawa yang termasuk gugus aldehid akanmemberikan hasil positif yang ditandai dengan menghasilkan endapan coklat karena aldehid ini merupakan senyawa yang mudah teroksidasi. Pada reaksi antara KMnO4 dengan formaldehid hasilnya positif direaksikan dengan KMnO4 menghasilkan
endapan coklat MnO2 Larutan berwarna coklat kemerahan ( warna betadine ). Hasil oksidasi aldehid dengan KMnO4 ini merubah aldehid menjadi asam karboksilat. Pada benzaldehida hasilnya positif direaksikan dengan KMnO4 menghasilkan endapan coklat MnO2 larutan berwarna coklat kemerahan (warna betadine ). Sedangkan
pada aseton menghasilkan hasil yang negaif, karena aseton bukan termasuk kedalam senyawa aldehid, tetapi ia senyawa keton.
Selanjutnya, pengujian dengan Tollens. Percobaan uji tollens atau cermin perak digunakan untuk dapat atau tidaknya keton dan aldehid dioksidasi menjadi asam karboksilat. Untuk dietil eter terdapat endapan berwarna abu-abu, sikloheksanon terdapat warna endapan coklat, dan di permukaan terdapat endapan, sedangkan pada formaldehid terdapat endapan berwarna abu-abu tua dan di atas endapan terdapat larutan yang berwarna bening. Hal ini membuktikan bahwa pada dietil eter dan formaldehid (+) menjadi cermin perak karena terdapat endapan logam, ini terjadi karena Ag+ yang ada tereduksi dan Ag+ inilah yang bertindak sebagai
oksidator. Hal ini menunjukkan bahwa aldehid lebih mudah teroksidasi daripada keton. Reaksi cermin perak pada formaldehid dapat ditulis sebagai berikut
2AgNO3+2NaOH→Ag2O+H2O+2NaNO3 ...,…(2)
CH2O+2Ag(NH3)2+3OH-→H-C-O-NH4+2Ag↓+3H2ONH3↑ . . . . (4
║ O
Berarti untuk uji tollens aldehid bereaksi (+) dan keton (-).
Pada pengujian Benedict, Hasil yang diperolaeh adalah formaldehid bereaksi dengan benedict membentuk asam karboksilat dan terdapat endapan CuO berwarna merah bata, sedangkan pada aseton dan sikloheksanon tidak terjadi perubahan/ reaksi hal ini dikarenakan Reagen benedict mengandung ion Cu2+ yang
bersifat oksidator lemah, ion tersebut dapat mengoksidasi gugus aldehid saja tetapi tidak dapat mengoksidasi gugus keton seperti halnya reagen Tollens.
Kemudian pada langkah terakhir yaitu pengujian reaksi formaldehid, aseton dan benzildehid dengan reagen fehling berwarna biru tua, hasilnya sama seperti pada pengujian dengan reagen benedict, karena reagen benedict dan fehling sama-sama mengandung ion Cu2+ yang bersifat oksidator lemah, ion tersebut dapat
mengoksidasi gugus aldehid saja tetapi tidak dapat mengoksidasi gugus keton.
V.KESIMPULAN
-Formaldehid merupakan senyawa aldehid karena membentuk cermin perak saat uji Tollen’s dan membentuk endapan berwarna merah bata saat uji Fehling. Sedangkan aseton adalah senyawa keton karena tidak mengalami reaksi saat uji Tollen’s dan juga uji Fe
- Senyawa aldehid sangat mudah teroksidasi sedangkan senyawa keton tidak
- Senyawa yang mempunyai gugus keton: Aseton
- Senyawa yang mempunyai gugus aldehid: Benzaldehid, formaldehid
-
fenol bersifat jutaan kali lebih asam dari alcohol
-
jenis-jenis reaksi untuk membedakan senyawa alcohol dan fenol adalah uji lucas, uji asam
kromat, keasaman fenol dan uji besi (III) klorida
Daftar Pustaka
Sudarmo, Unggul. 2007. Kimia 3. Surakarta: PHiBETA
Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia 3. Bandung: GrafindoFessenden, Ralph J, dan