• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN TANGGUNG JAWAB DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGOLAHAN DATA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI KELAS VI SD NEGERI 2 MERSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN TANGGUNG JAWAB DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGOLAHAN DATA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI KELAS VI SD NEGERI 2 MERSI"

Copied!
203
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN TANGGUNG JAWAB DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGOLAHAN DATA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI KELAS VI SD NEGERI 2 MERSI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

UKA TRI SUSANTI 0901100171

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

(2)

Skripsi Berjudul

PENINGKATAN TANGGUNG JAWAB DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGOLAHAN DATA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI KELAS VI SD NEGERI 2 MERSI

Yang dipersiapkan dan disusun oleh UKA TRI SUSANTI

0901100171

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 09 Februari 2013

dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan mendapat gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan

Susunan Dewan Penguji

Purwokerto, 09 Februari 2013 Universitas Muhammadiyah Purwokerto Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

Drs. Ahmad, M.Pd NIP. 19650804 199403 1 002

(3)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : UKA TRI SUSANTI

NIM : 0901100171

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1 Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyusun skripsi dengan judul :

PENINGKATAN TANGGUNG JAWAB DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGOLAHAN DATA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI KELAS VI SD NEGERI 2 MERSI

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya tulis saya sendiri bukan dibuatkan orang lain atau jiplakan atau modifikasi karya orang lain. Bila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang sudah saya peroleh.

Purwokerto, 9 Februari 2013 Yang menyatakan,

UKA TRI SUSANTI NIM. 0901100171

(4)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tanpa ada halangan suatu apapun. Skripsi yang dilaksanakan di SD Negeri 2 Mersi ini dapat meningkatkan tanggung jawab dan prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran berbasis masalah.

Selama penyusunan skripsi ini penulis banyak sekali menerima bantuan maupun dukungan dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Syamsuhadi Irsyad, S.H., M.H., Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto

2. Drs. Ahmad, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto

3. Drs. Enuh Zainuddin, M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1 dan sekaligus pembimbing 2 yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini

4. Drs. Sony Irianto, M.Pd., pembimbing 1 yang telah banyak membantu dan bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan mendukung penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik

5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto,

(5)

yang telah banyak memberikan bekal ilmu selama peneliti mengikuti perkuliahan, sehingga pada penelitian skripsi ini peneliti banyak terbantu dan termotivasi

6. Sidik Waluyo, S.Ag., kepala SD Negeri 2 Mersi yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian skrispi

7. Napsiyah, S.Pd., guru kelas VI SD Negeri 2 Mersi yang telah bekerja sama dan membantu penulis selama proses pelaksanaan penelitian

8. Isnaeni Aji Maghfuroh teman sejawat yang telah banyak membantu selama pelaksanaan penelitian

9. Semua pihak yang dengan sepenuh hati telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya Penulis berharap semoga Alloh SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas jasa dan bantuan yang diberikan kepada penulis dengan ikhlas.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang dimiliki penulis mengingat adanya keterbatasan yang ada pada diri penulis, sehingga penulis mengharap kritik dan saran yang membangun demi kebaikan penulis.

Semoga dengan adanya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, serta dapat dijadikan informasi bagi semua pihak. Semoga semua amal dan kebaikan yang telah dilakukan mendapatkan ridho dari Alloh SWT. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Purwokerto, 21 Desember 2012

Uka Tri Susanti

(6)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya tanggung jawab dan prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Mersi. Tujuan penelitian untuk meningkatkan tanggung jawab dan prestasi belajar matematika pada materi pengolahan data melalui pembelajaran berbasis masalah. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI yang berjumlah 35 siswa dari 23 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan dan setiap pertemuan waktunya 3 x 35 menit, untuk memperoleh data tanggung jawab siswa dan prestasi belajar matematika dalam penelitian ini menggunakan lembar angket tanggung jawab belajar matematika siswa dan tes evaluasi yang diberikan setiap siklusnya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh skor rata-rata 55,80 ketuntasan klasikal 69,75% dengan kriteria tanggung jawab baik, siklus II meningkat rata-rata 68,32 ketuntasan klasikal 85,44% dengan kriteria tanggung jawab sangat baik, pada siklus I nilai rata-rata tes evaluasi 68,34 dengan ketuntasan belajar 60%, siklus II meningkat menjadi rata-rata 79,37 dengan ketuntasan 88,57%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatan tanggung jawab dan prestasi belajar matematika materi pengolahan data siswa kelas VI SD Negeri 2 Mersi.

Kata kunci: tanggung jawab, prestasi belajar, matematika, model Pembelajaran Berbasis Masalah

(7)

PERSEMBAHAN

Rasa syukur yang teramat dalam selalu kupanjatkan kepada-Mu ya Allah, Begitu besar nikmat, ridho, karunia, serta kekuatan yang telah Engkau berikan kepada hamba, sehingga hamba mampu menyelesaikan skripsi ini.

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :

 Kedua orangtuaku yang sangat kusayangi, mamah Daryati dan papah Daryono, restumu selalu menjadi pijakan dalam setiap langkah, kasih sayang, pengorbanan dan doamu bagaikan sinar matahari dalam hidupku

 Kakakku tersayang, mba Defi Yaniarti dan mz Sarno, serta Fanhas Agung Pratama dan Kenzi Fadhil M keponakanku tercinta, kalian telah begitu banyak memberikanku dukungan, motivasi dan kasih sayang.

 Dimas Mikel Ardivan yang selalu menemani hari-hariku dan selalu memberikan motivasi untukku.

 Temanku (Ochil dan Puspa) serta teman-teman PPL (Heru, Kukuh, Ijal, Fani, Gilang, Mb Ochi, Mb Fitri, Neni dan Deni) yang selalu menghibur dan menyemangatiku.

 Teman-teman PGSD angkatan 2009 yang selalu bersama dalam menuntut ilmu terima kasih atas motivasi, canda serta tawa akan terbingkai indah dalam hatiku.

(8)

MOTTO

“Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantara

kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat” (Depag RI, 1989 : 421)

Jadikan dirimu bersama Allah, maka Allah akan bersama

kamu (Abuya)

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

MOTTO ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ... 8

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 29

C. Kerangka Berpikir ... 30

D. Hipotesis Tindakan... 31

(10)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian ... 32

B. Subyek Penelitian ... 33

C. Kolaborasi Penelitian... 33

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data... 34

E. Analisis Data ... 37

F. Prosedur Penelitian ... 41

G. Indikator Keberhasilan ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 46

B. Pembahasan ... 89

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 100

B. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102

LAMPIRAN ... 104

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Ulangan Harian ... 3

Tabel 1.2 Presentase Nilai Ulangan Tengah Semester Kelas VI SD Negeri 2 Mersi ... 4

Tabel 2.1 SK dan KD Matematika Kelas VI SD Semester I ... 18

Tabel 2.2 Langkah – langkah Pembelajaran Berbasis Masalah ... 27

Tabel 2.3 Aplikasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 28

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 57

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 59

Tabel 4.3 Hasil Angket Tanggung Jawab Belajar Siswa Siklus I ... 61

Tabel 4.4 Hasil Angket Tanggung Jawab Indikator Mengerjakan Tugas Dan Pekerjaan Rumah Dengan Baik Siklus I... 62

Tabel 4.5 Hasil Angket Tanggung Jawab Indikator Bertanggung Jawab Terhadap Semua Perbuatan Siklus I... 63

Tabel 4.6 Hasil Angket Tanggung Jawab Indikator Melakukan Piket Sesuai dengan Jadwal Yang Telah Ditetapkan Siklus I ... 63

Tabel 4.7 Hasil Angket Tanggung Jawab Indikator Mengerjakan Tugas Kelompok Secara Bersama-sama Siklus I ... 64

Tabel 4.8 Hasil Angket Tanggung Jawab Jawab Belajar Siswa Tiap Indikator ... 64

Tabel 4.9 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 65

Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 79

Tabel 4.11 Hasi Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 81

Tabel 4.12 Hasil Angket Tanggung Jawab Belajar Siswa Siklus II ... 83

(12)

Tabel 4.13 Hasil Angket Tanggung Jawab Indikator Mengerjakan Tugas

Dan Pekerjaan Rumah Dengan Baik Siklus II ... 84

Tabel 4.14 Hasil Angket Tanggung Jawab Indikator Bertanggung Jawab Terhadap Semua Perbuatan Siklus II ... 85

Tabel 4.15 Hasil Angket Tanggung Jawab Indikator Melakukan Piket Sesuai Dengan Jadwal Yang Telah Ditetapkan Siklus II ... 85

Tabel 4.16 Hasil Angket Tanggung Jawab Indikator Mengerjakan Tugas Kelompok Secara Bersama-sama Siklus II ... 86

Tabel 4.17 Hasil Angket Tanggung Jawab Belajar Siswa Tiap Indikator Siklus II ... 86

Tabel 4.18 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 87

Tabel 4.19 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I dan II ... 89

Tabel 4.20 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan II ... 91

Tabel 4.21 Hasil Indikator Aktivitas Siswa Siklus I dan II ... 91

Tabel 4.22 Hasil Tanggung Jawab Belajar Siswa Siklus I dan II ... 95

Tabel 4.23 Hasil Tanggung Jawab Belajar Siswa Tiap Indikator I dan II ... 96

Tabel 4.24 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan II ... 98

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Proses PBM ... 25

Gambar 2.2 Skema Kerangka Berfikir ... 31

Gambar 3.1 Alur PTK ... 42

Gambar 4.1 Presentasi Perwakilan Kelompok ... 51

Gambar 4.2 Susana Saat Belajar Kelompok ... 54

Gambar 4.3 Saat Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi ... 73

Gambar 4.4 Keberanian Siwa Mengerjakan Soal Di Papan Tulis ... 75

Gambar 4.5 Histogram Peningkatan Aktivitas Guru Dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 89

Gambar 4.6 Histogram Peningkatan Rata-rata Nilai Aktivitas Siswa... 92

Gambar 4.7 Histogram Peningkatan Ketuntasan Aktivitas Siswa ... 92

Gambar 4.8 Histogram Peningkatan Aktivitas Siswa Setiap Indikator... 93

Gambar 4.9 Histogram Hasil Tanggung Jawab Belajar Siswa Siklus I dan II ... 95

Gambar 4.10 Histogram Hasil Tanggung Jawab Siswa tiap Indikator Siklus I dan II ... 97

Gambar 4.11 Histogram Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan II ... 98

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Surat Ijin Penelitian ... 105

Lampiran B. Silabus Pembelajaran ... 112

Lampiran C. RencanaPelaksanaan Pembelajaran ... 116

Lampiran D. Observasi Aktivitas Guru ... 141

Lampiran E. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 154

Lampiran F. Observasi Aktivitas Siswa... 157

Lampiran G Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 166

Lampiran H. Angket Tanggung Jawab Belajar Siswa ... 168

Lampiran I. Kisi-kisiAngket Tanggung Jawab Belajar Siswa ... 171

Lampiran J. Hasil Angket Tanggung Jawab Belajar Siswa ... 175

Lampiran K. Rekapitulasi Hasil Angket Tanggung Jawab Belajar Siswa ... 188

Lampiran L. Lembar Kerja Siswa ... 194

Lampiran M. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa ... 202

Lampiran N. Hasil Lembar Kerja Siswa ... 207

Lampiran O. Lembar Latihan dan Evaluasi Siswa ... 228

Lampiran P. Kunci Jawaban dan Lembar Latihan dan Evaluasi Siswa ... 236

Lampiran Q. Hasil Lembar Latihan dan Evaluasi ... 246

Lampiran R. Rekapitulasi Hasil Prestasi Belajar Siswa ... 263

Lampiran S. Kisi-kisi Soal Evaluasi Akhir Siklus ... 265

Lampiran T. Ringkasan Materi Pelajaran ... 268

Lampiran U. Dokumentasi Kegiatan ... 278

Lampiran V. Biodata Peneliti dan Observer ... 282

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan proses belajar mengajar di kelas dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain guru, siswa, materi, serta model pembelajaran yang digunakan agar proses belajar mengajar terlaksana dengan baik dan dapat mencapai sasaran. Seorang guru dapat dikatakan berhasil dalam mengajar apabila prestasi belajar siswa diatas nilai kreiteria ketuntasan minimal (KKM), disamping itu tanggung jawab siswa dalam melakukan kegiatan belajar juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan belajar.

Tanggung jawab merupakan salah satu karakter yang harus ada dalam pendidikan karakter. Pendidikan karakter bertujuan membentuk dan membangun pola pikir sikap dan perilaku peserta didik agar menjadi pribadi yang positif, berakhlak karimah, berjiwa luhur dan bertanggung jawab. Pendidikan karakter dalam konteks pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk membentuk peserta didik menjadi pribadi postif dan berakhlak karimah sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sehingga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Peneliti mengambil nilai tanggung jawab yang mendorong keberhasilan pendidikan karakter, karena dalam observasi melihat masih banyak siswa dalam proses pembelajaran masih belum menanamkan rasa tanggung jawab yang tinggi.

(16)

Peserta didik yang terlatih atau dalam dirinya sudah tertanam nilai-nilai tanggung jawab, kelak ia akan tumbuh menjadi pribadi yang bersungguh-sungguh dalam menjalankan berbagai aktivitasnya. Kesungguhan dan tanggung jawab inilah yang akhirnya dapat mengantarkan dalam mencapai keberhasilan seperti yang diinginkan.

Rasa tanggung jawab merupakan pelajaran yang tidak hanya perlu ditanamkan kepada peserta didik, baik pada masa prasekolah maupun sekolah. Prestasi belajar siswa dapat dijadikan sebuah ukuran keberhasilan dan kemajuan belajar. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor intern dari siswa itu sendiri, serta faktor ekstern yaitu lingkungan belajar serta guru. Pembelajaran Matematika merupakan pembelajaran yang sangat penting, karena akan menjadi dasar bagi siswa untuk sampai pada tahap paling atas. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, merupakan pembelajaran awal dimana siswa diajarkan benda-benda konkret terlebih dahulu, lalu meningkat ke abstrak, maka dari itu diperlukan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, untuk dapat membantu meningkatkan kemampuan berfikir dan mudah memahami materi pelajaran bagi sebagian besar siswa.

(17)

dalam mengerjakan latihan soal masih banyak siswa yang malas mengerjakan soal, masih banyak siswa yang menyontek, tidak mengerjakan PR dan dalam berkelompok masih bekerja secara individu atau mengandalkan siswa berprestasi. Kedua pembelajaran masih lebih berpusat pada guru yaitu guru lebih banyak aktif dari pada siswa. Guru menerangkan materi pelajaran sedangkan siswa pasif hanya duduk mendengarkan penjelasan guru, dan yang ketiga siswa menganggap pembelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit, sehingga ditakuti oleh siswa, dari adanya rasa takut ini membuat matematika menjadi pelajaran yang tidak disukai dan akibatnya hasil pembelajaran menjadi kurang optimal.

Pada ulangan harian mata pelajaran Matematika materi pengolahan data, masih banyak siswa kelas VI SD Negeri 2 Mersi yang mendapatkan nilai di bawah Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan, yaitu 65.

Berikut ini persentase nilai ulangan harian materi pengolahan data siswa kelas VI SD Negeri 2 Mersi.

Tabel 1.1 Persentase nilai ulangan harian matematika materi pengolahan data siswa kelas VI SD Negeri 2 Mersi

Tahun Jumlah Siswa

Tuntas Tidak tuntas

Angka Persentase Angka Persentase

2010/2011 28 10 35,71% 18 64,29%

(18)

Persentase nilai Ulangan Tengah Semester kelas VI SD Negeri 2 Mersi.

Tabel 1.2 Persentase nilai Ulangan Tengah Semester kelas VI SD Negeri 2 Mersi.

Dari data di atas dapat diasumsikan bahwa matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit bagi siswa. Hal inilah yang membuat peneliti ingin melakukan penelitian untuk dapat meningkatkan prestasi KKM matematika siswa SD N 2 Mersi, diimungkinkan karena kurang jelasnya penanaman konsep dari guru dan metode atau model pembelajaran yang belum sesuai. Rendahnya kemampuan dalam penguasaan matematika untuk membaca dan mengolah data, rendahnya daya kreasi siswa dalam pembelajaran karena matematika dianggap pelajaran yang sulit. Dan kurangnya rasa tanggung jawab siswa dalam belajar matematika.

Peneliti memilih model pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model pembelajaran yang mendorong siswa aktif dan saling membantu siswa yang dapat bekerja sama dengan teman lain serta menanamkan rasa tanggung jawab dalam proses pembelajaran dalam menguasai materi pembelajaran untuk mencapai prestasi maksimal.

Tahun Jumlah Siswa

Tuntas Tidak tuntas Angka Persentase Angka Persentase

(19)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan tanggung jawab siswa materi pengolahan data di kelas VI SDN 2 Mersi? 2. Apakah model berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi belajar pada

materi pengolahan data di kelas VI SDN 2 Mersi?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Masing-masing tujuan tersebut diuraikan sebagai berikut: 1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang lebih baik bagi siswa kelas VI SD Negeri 2 Mersi 2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah a. Meningkatan tanggung jawab siswa kelas VI di SD Negeri 2 Mersi b. Meningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas VI SD Negeri 2

(20)

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini memberikan manfaat yang besar yaitu manfaat dari segi :

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai acuan untuk mengembangkan motode-metode pembelajaran sehingga prestasi yang diperoleh siswa meningkat yang pada akhirnya mencapai hasil secara maksimal.

b. Acuan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis

a. Siswa

Adanya penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat membantu siswa untuk meningkatkan rasa tanggung jawab dan prestasi belajar Matematika khususnya pada materi peengolahan data. b. Guru

Adanya penelitian tindakan kelas ini diharapkan guru dapat mengetahui strategi pembelajaran yang sesuai, termasuk dalam memilih metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran. Sehingga tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. c. Sekolah

(21)

d. Peneliti

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori

1. Tanggung Jawab a. Tanggung Jawab

1) Pengertian Tanggung Jawab

Menurut Fitri (2012: 112) tanggung jawab merupakan nilai moral penting dalam kehidupan bermasyarakat. Tanggung jawab adalah pertanggungan perbuatan sendiri. Seorang siswa harus bertanggung jawab kepada guru, orang tua, dan diri sendiri.

Menurut Zuriah (2008:69) tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut Elfindri (2012:96) tanggung jawab berarti sifat berani menanggung segala resiko akibat segala perilaku/ tindakan/ segala sesuatu yang dilakukan.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa tanggung jawab merupakan sikap pertanggungan perbuatan sendiri akan tingkah laku sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

2) Indikator Tanggung Jawab

a) Menurut Fitri (2012:43) indiktaor keberhasilan tanggung jawab sebagai berikut:

(1) Mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah dengan baik (2) Bertanggung jawab terhadap semua perbuatan

(23)

(3) Melakukan piket sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan

(4) Mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama 3) Macam-macam tanggung jawab

Macam-macam tanggung jawab menurut Mustari (2011:22) sebagai berikut:

a) Tanggung jawab terhadap Tuhan yang telah memberikan kehidupan dengan cara takut kepada-Nya, bersyukur dan memohon petunjuk.

b) Tanggung jawab untuk membela diri dari ancaman, siksaan, penindasan, dan perilaku kejam dari manapun datangnya.

c) Tanggung jawab diri dari kerusakan ekonomi yang berlebihan dalam mencari nafkah, ataupun sebaliknya, dari bersifat kekurangan ekonomi.

d) Tanggung jawab terhadap anak, suami/ istri dan keluarga. e) Tanggung jawab sosial kepada masyarakat sekitar.

f) Tanggung jawab berpikir, tidak perlu mesti meniru orang lain dan menyetujui pendapat umum atau patuh secara membuta terhadap nilai-nilai tradisi, menyaring segala informasi untuk dipilih, mana yang berguna dan mana yang merugikan kita. g) Tanggung jawab dalam memilihara hidup dan kehidupan,

(24)

4) Ciri-ciri seseorang yang bertanggung jawab

Menurut Mustari (2011:24) ciri-ciri seseorang bertanggung jawab sebagai berikut:

a) Memilih jalan lurus

b) Selalu menunjukan diri sendiri c) Menjaga kehormatan diri d) Selalu waspada

e) Memiliki komitmen pada tugas

f) Melakukan tugas dengan standar yang terbaik g) Mengakui semua perbuatannya

h) Menempati janji

i) Berani menanggung resiko atas tindakan dan ucapannya

(25)

guru. Gurulah yang bertugas mengarahkan peserta didik menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Oleh karena itu menurut Aunnilah (2011:84) beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam menanamkan rasa tanggung jawab yang tinggi pada diri peserta didik. Diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Memulai dari tugas-tugas sederhana

Di sekolah, tentu saja sudah ada peraturan-peraturan yang ditetapkan, seperti tata tertib di dalam kelas, jadwal kebersihan, serta beberapa ketentuan lainnya. Meskipun peraturan-peraturan tersebut bagi peserta didik merupakan hal yang mungkin dinilai sederhana, tetapi guru harus mendorongnya agar menaatinya dengan penuh tanggung jawab.

Sebagai contoh, jika ada peserta didik yang tidak mengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan bahwa sikap tersebut merupakan sikap tidak tanggung jawab yang harus dihilangkan. Guru juga mesti mengatakan kepadanya bahwa tugas sederhana apa pun harus dikerjakan olehnya sebagai suatu bentuk tanggung jawab.

(26)

Guru juga harus memberikan teladan yang baik mengenai cara bertanggung jawab. Disiplin waktu dan mengapresiasi peserta didik merupakan sebagian cara guru dalam menunjukan rasa tanggung jawabnya sebagai pendidik.

b) Menembus kesalahan saat berbuat salah

Cara lain untuk menumbuhkan sikap tanggung jawab dalam diri peserta didik adalah mengajarkan kepadanya agar siap menembus kesalahan ketika ia berbuat salah. Hal ini akan mendorongya untuk meminta maaf atas kesalahan yang dibuatnya sekaligus mengajarkan mengenai nilai keadilan, yaitu bila ia melakukan kesalahan terhadap seseorang, berarti ia telah merugikan orang tersebut sehingga ia harus mampu bersikap adil dengan menembus dan memperbaiki keslahannya.

c) Segala sesuatu mempunyai konsekuensi

Guru harus menjelaskan kepada peserta didik bahwa segala sesuatu yang dilakukan pasti memiliki kosekuensi, dan ia harus siap dengan segala konsekuensinya yang ditimbulkan dari semua tindakannya. Dengan begitu, guru juga mengenalkan dan mengajarkan bahwa peserta didik harus bisa lebih bertanggung jawab dalam segala tindkannya.

d) Sering berdiskusi tentang pentingnya tanggung jawab

(27)

hal ini, guru harus mencontohkan secara nyata kepada peserta didik, sehingga ia dapat belajar secara langsung dari sesuatu yang ia lihat pada gurunya.

Meskipun demikian, guru mesti mengajarkan peserta didik tentang tanggung jawab secara perlahan sesuai dengan perkembangannya. Guru juga perlu memberikan penghargaan yang sewajarnya kepada peserta didik apabila ia berhasil menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya dengan penuh tanggung

2. Belajar

Menurut Faturrohman (2011:6) belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu.

Menurut Slameto (2003:2), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamnnya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya

Menurut Syah (2011:63), belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.

(28)

3. Prestasi belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Arifin (2011:12) prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat prenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

Menurut Hamdani (2011:137) prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan.

Syah (2010:148) prestasi belajar adalah mengungkapkan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.

Dalam penelitian prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang dicapai seseorang siswa berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademik di sekolah pada jangka waktu yang dinyatakan dalam nilai setelah mengalami proses belajar mengajar.

b. Fungsi Prestasi Belajar

Menurut Arifin (2011:12) prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain sebagai berikut:

(29)

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “ tendesi

keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia.”

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan psikologi, dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ektern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intrn dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan releven pula dengan kebutuhan masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

(30)

1) Pengaruh Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik dapat digolongkan ke dalam factor social dan non-sosial. Faktor sosial menyangkut hubungan antar manusia yang terjadi dalam berbagai situasi sosial. Kedalam faktor ini termasuk lingkungan keluarga, sekolah, teman dan masyarakat pada umumnya. Sedangkan faktor non-sosial adalah faktor-faktor lingkungan yang bukan social seperti lingkungan alam dan fisik; misalnya: keadaan rumah, lingkungan belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber dan sebagainya.

2) Pengaruh Faktor Internal

Brata dalam Mulyasa (2006:193) mengklasifikasikan faktor internal mencakup:

a) faktor-faktor fisiologis, yang menyangkut keadaan jasmani atau fisik individu, yang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama panca indera, dan

b) faktor-faktor psikologis, yang berasal dari dalam diri seperti intelegensi, minat, sikap, dan motivasi.

(31)

dan hasil belajar yang dicapai tidak akan melebihi tingkat intelegensinya. Semakin tinggi tingkat intelegensi, makin tinggi pula kemungkinan tingkat hasil belajar yang dapat dicapai. Jika intelegensi rendah, maka kecenderungan hasil yang dicapainyapun rendah. Meskipun demikian, tidak boleh dikatakan bahwa taraf prestasi belajar di sekolah kurang, pastilah taraf intelegensinya kurang, karena banyak faktor lain yang mempengaruhinya.

d. Usaha Peningkatan Prestasi Belajar

Menurut Mulyasa (2006:195) terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan prestasi belajar, antara lain sebagai berikut:

1) Keadaan jasmani

2) Keadaan sosial emosional 3) Lingkungan

4) Memulai pelajaran 5) Membagi pekerjaan 6) Kontrol

7) Sikap yang optimis 8) Menggunakan waktu 9) Cara mempelajari buku

(32)

4. Pembelajaran Matematika SD berdasarkan KTSP

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut diatas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram dan media lain.

Tabel 2.1 SK dan KD Matematika Kelas VI SD Semester I Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

4. Mengumpulkan dan mengolah data.

4.1 Mengumpulkan dan membaca data

4.2 Mengolah dan menyajikan data dalam bentuk table

(33)

5. Matematika

a. Pengertian Matematika

Menurut Russefendi 1988 dalam Heruman (2010:1), matematika adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat dan akhirnya kedalil. Menurut James dan James dalam Suwangsih (2006:4), matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya.

Menurut Kline dalam Suwangsih (2006:4), matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat disempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu terstruktur yang terorganisasi dengan baik karena matematika dimulai dari unsur yang tidak didefinisakan ke unsur yang didefinisikan yang membantu manusia dalam memahami, dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.

b. Ciri-ciri Pembelajaran Matematika di SD

Pembelajaran matematika menurut Suwangsih (2006:25) 1) Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral

(34)

prasyarat untuk dapat memahami dan memelajari uatu topik matematika. Topik baru yang dipelajari merupakan pendalaman dan perluasan dari topik sebelumnya. Konsep diberikan dimulaidengan benda-benda konkrit kemudian konsep itu diajarkan kembali dengan bentuk pemahaman yang lebih abstrak dengan menggunakan notasi yang lebih umum digunakan dalam matematika.

2) Pembelajaran matematika bertahap

Materi pembelajaran matematika diajarkan secara bertahap yaitu dimulai dari konsep-konsep yang sederhana, menuju konsep yang lebih sulit. Selain itu pembelajaran matematika dimulai dari yang konkret, kesemi konkret dan akhirnya kepada konsep abstrak. Untuk mempermudah siswa memahami objek matematika benda-benda konkret digunakan pada tahap konkret, kemudian kegambar-gambar pada tahap semi konkret dan akhirnya ke simbol-simbol pada tahap abstrak.

3) Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif

Matematika merupakan ilmu deduktif. Namun karena sesuai tahap perkembangan mental siswa maka pada pembelajaran matematika di SD digunakan pendekatan deduktif. 4) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi

(35)

satu dengan kebenaran yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar jika didasarkan pada pernyataan-pernyataan sebelumnya yang telahditerima kebenarannya.

5) Pembelajaran matematika hendaknya bermakna

Pembelajaran secara bermakna merupakan cara mengajarkan materi pelajaran yang mengutamakan pengertian daripada hafalan. Dalam belajar bermakana aturan-aturan, sifat-sifat dan dalil-dalil tidak diberikan dalam bentuk jadi, tetapi sebaliknya aturan-aturan, sifat-sifat dan dalil-dalil ditemukan oleh siswa melalui contoh-contoh secara induktif di SD.

c. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep matematika menurut Heruman (2010:2):

1) Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep) yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut.

2) Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika.

(36)

6. Media Pembelajaran a. Pengertian media

Atwi Suparman 1997 dalam Fathurohman (2010:65) mendefinisikan, media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan.

Menurut Fathurohman (2010:65), dalam aktivitas pembelajaran media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik.

Menurut Hanafiah (2010:59) media pembelajaran merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar cepat, tepat, mudah, benar dan terjadinya verbalisme.

Berdasarkan pengertian media di atas dapat dismpulkan, media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan informasi dan pengetahuan dalam interaksi antara pendidik dan peserta didik. 7. Model Pembelajaran Berbasis

a. Pengertian

Raturatman dalam Trianto (2009:92) pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajarn ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.

(37)

membantu untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis dan belajar aktif. Kurikulum PBM memfasilitasi keberhasilan memecahkan masalah, komunikasi, kerja kelompok dan keterampilan interpersonal dengan lebih baik dibanding pendekatan yang lain.

Erik (2003:658) Problem based learning is an educational approach where by the problem is the starting point of the learning process. The type of problem is dependent on the specific organisation. Usually, the problems are based on real life problems which have been selected and criteria.

Berdasarkan kalimat di atas dapat diartikan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah sebuah pendekatan pendidikan dari proses belajar. Jenis masalah tergantung dari pengorganisasian spesifik. Biasanya masalah yang didasarkan dalam kehidupan nyata dan diubah untuk menemukan objek dan kriteria pendidikan. Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa, pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu strategi atau pendekatan pembelajaran suatu model pembelajaran yang didasarkan pada pemberian masalah dengan konteks kehidupan nyata siswa, yang selanjutnya akan dipecahkan melalui komunikasi, kerja kelompok dan keterampilan interpersonal.

b. Karakteristik pembelajaran berbasis masalah

Menurut Tan dalam Rusman (2011:230) kareakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:

1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar

2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstuktur.

(38)

perspective).

4) Permasalahan menentang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar. 5) Belajar pengarahan diri dari hal yang utama.

6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaanya, dan evaluasi sumber informasi merupakan poses yang esensial dalam PMB.

7) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi dan kooporatif.

8) Pengembanagan ketrampilan inkuiri dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penugasan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan.

9) Keterbukaan proses dalam PMB meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.

10)PMB melibatkan evaluasi dan rieview pengalaman siswa dan proses belajar.

(39)

Gambar 2.1

Alur proses pembelajaran berbasis masalah

c. Ciri-ciri Pengajaran Berdasarkan Masalah

Menurut Arends dalam Trianto (2009:93) ada lima ciri-ciri pengajaran berdasarkan masalah sebagai berikut:

1) Pengajuan pertanyaan atau masalah. Bukannya mengorganisasikan disekitar prinsip-prinsip atau ketrampilan akademik tertentu, pelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengjaran disekitar pertanyaan dan masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi

(40)

kehidupan nyata atutentik, menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu. 2) Berfokus pada keterkaitan antar disipiln. Meskipun

pembelajaran berdasarkan masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, matematika, dan ilmu-ilmu sosial), masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banayak mata pelajaran.

3) Penyelidikaan autentik. Pembelajaran berdasarkan masalah mengaharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.

4) Menghasilkan produk dan memamerkannya.pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan.

5) Kolaborasi. Pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa untuk bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau kelompok kecil.

d. Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah

Tujuan pembelajaran bertbasis masalah menurut Trianto (2009:94) 1) Membantu siswa mengembangkan ketrampilan berpikir dan

(41)

2) Belajar berbagai peran orang dewasa yang autentik 3) Menjadi pembelajaran yang mandiri

4) Langkah-langkah Pembelajaran

e. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Tabel 2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Fase Indikator Tingkah Laku Guru

1 Orientasi siswa pada masalah Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah. 2 Mengorganisasi siswa untuk

belajar

Membantu siswa mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

3 Membimbing pengalaman individual/ kelompok

Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. 4 Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya.

5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.

f. Kelebihan dan Kelemahan Model Berbasis Masalah

Kelebihan dan Kelemahan PMB menurut Arikuto (2009: 96) sebagai berikut:

1)Kelebihan

a) Realistik dengan kehidupan siswa b) Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa c) Memupuk sifat inquiry siswa

d) Retensi konsep jadi kuat

e) Memupuk kemampuan problem solving 2)Kelemahan

(42)

b) Sulitnya mencari problem yang relevan c) Sering terjadi miss-kosepsi

d) Konsumsi waktu, dimana model ini memerlikan waktu yang cukup dalam proses penyelidikan.

8. Aplikasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Materi Pengolahan Data.

Tabel 2.3 Aplikasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Materi Pengolahan Data

Fase Indikator Tingkah Laku Guru Tingkah laku Siswa

1 Orientasi siswa pada

masalah

a. Guru menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan menggunakan model PBM b. Guru menumbuhkan partisipasi aktif

dan kreatif siswa dalam pembelajaransiswa

- Siswa memperhatikan penjelasan guru - Siswa ikut aktif dalam

setiap kegiatan pembelajaran

2 Mengorganisasi siswa

untuk belajar

a. Guru membagi siswa kedalam

kelompok belajar

b. Guru menyampaikan materi pelajaran

secara jelas dan dimengerti siswa.

c. Guru dan siswa melakukan tanya

jawab tentang materi pengolahan data.

d. Guru memberikan contoh bagaimana

cara menyelesaikan. permasalahan yang berkaitan dengan materi pengolahan data.

- Siswa duduk sesua dengan kelompoknya

- Siswa memperhatikan materi pelajaran

3 Membimbing

pengalaman individual/ kelompok

a. Guru memberikan LKS pada

masing-masing kelompok

b. Guru meminta siswa bekerja dalam

kelompok menyelesaikan permasalahan

c. Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi serta membantu siswa yang memerlukan bantuan dalam menyelesaikan LKS.

- Siswa mengerjakan LKS berdiskusi dengan teman sekelompok

4 Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

a. Guru memberikan kesempatan pada

setiap kelompok untuk menampilkan hasil diskusinya.

b. Guru meminta siswa menaggapi hasil

karya kelompok lain c. Guru menanggapi hasil diskusi

kelompok

- Setiap kelompok membacakan hasil kerjanya di depan kelas, lalu kelompok lain menanggapi atau mengoreksi

5 Menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah

a. Guru bersama siswa membahas LKS

dan memberi penghargaan bagi kelompok terbaik dengan

memberikan pujian dan tepuk tangan

b. Guru memberikan kesempatan untuk

bertanya bagi siswa yang merasa kesulitan atau kurang paham dengan materi pelajaran yang disampaikan

- Siswa bersama guru membahas LKS - Siswa bertanya kepada

(43)

B. Hasil Penelitian Yang Releven

Penelitian yang relevan untuk mendukung Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Peningkatkan Tanggung Jawab dan Prestasi Belajar Matematika Materi Pengolahan Data Melalui Model Pembelajaran

Berbasis Masalah Di Kelas VI SD Negeri 2 Mersi” adalah penelitian yang

dilakukan oleh Nyoman Wardana dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Ketahanmalangan Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dan Pemahaman Konsep Fisika (Studi Eksperimen Pada Siswa SMA Negeri 1 Tabanan)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran dan ketahanmalangan siswa dapat mempengaruhi kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pemahaman konsep fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Tabanan. Pertama terdapat perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pemahaman konsep fisika antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah dan siswa yang mengikuti model pembelajaran langsung (F = 4,37 ; p < 0,05). Kedua, terdapat pengaruh interaksi model pembelajaran dan ketahanmalangan terhadap kemampuan berpikir tingkat tnggi dan pemahaman konsep fisika (F = 28,74 ; p < 0,05). Ketiga,

terdapat perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pemahaman konsep fisika bagi siswa yang ketahanmalangan tinggi antara siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran langsung

(Qhitung = 9,04 > Qtabel (0,05;24) = 2,92). Keempat, terdapat perbedaan

(44)

siswa yang memiliki ketahanmalangan rendah antara siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masala dan pembelajaran langsung (Qhitung = 8,16 > Qtabel (0,05;24) = 2,92).

C. Kerangka Berpikir

Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian, dengan strategi ini diharapkan dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus meningkatkan tanggung jawab dan prestasi belajar siswa.

(45)

Gambar 2.2 Skema kerangka berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir di atas, maka dalam penelitian tindakan ini diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut : 1. Tanggung jawab siswa kelas VI SD Negeri 2 Mersi pokok bahasan

pengolahan data dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran berbasis masalah.

2. Prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Mersi pokok bahasan mengumpulkan dan mengolah data dapat ditingkatkan melalui model berbasis masalah.

Belum

menggunakan model pembelajaran Rasa tanggung jawab dan

prestasi belajar Matematika Tindakan Guru menggunakan model

PBM

(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITAN A. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2012/2013. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan Penelitian Tindakan kelas ini adalah 4 bulan. Dimulai bulan Agustus – November. 2. Tempat Penelitiam

Penelitian dilaksanakan di SD N 2 Mersi yang terletak di Jalan Terwoeh Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas, untuk mata pelajaran Matematika. Adapun alasan pemilihan tempat dikarenakan pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Mersi khususnya pada rasa tanggung jawab dan prestasi belajar masih tergolong rendah.

3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran matemtika pada materi pengolahan data. Penelitian dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah. Penelitian tindakan kelas ini berkolaborasi dengan guru kelas IV SD Negeri II Mersi, selain itu peneliti juga dibantu oleh guru kelas dengan tugas sebagai observer aktivitas peneliti sebagai guru dan satu orang teman sejawat dengan tugas sebagai observer aktivitas siswa dalam penelitian.

(47)

4. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I, dan siklus II (tetapi jika penelitian pada siklus dua belum berhasil maka akan dilanjutkan ke siklus berikutnya) untuk melihat peningkatan rasa tanggung jawab dan prestasi belajar di kelas dalam mengikuti mata pelajaran Matematika melalui model pembelajaran berbasis masalah.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 2 Mersi kecamatan Purwokerto Timur kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2012/2013. Jumlah siswa kelas VI sebanyak 35 orang siswa yang terdiri dari 23 laki-laki dan 12 perempuan.

C.Kolaborasi Penelitian

PTK diselenggarakan secara kolaboratif, secara bermitra kerja diperoleh kesepakatan susunan personalia sebagai berikut:

1. Uka Tri Susanti sebagai pelaku tindakan dan peneliti 2. Napsiyah, S.Pd (guru kelas VI) sebagai observer I

3. Isnaeni Aji Maghfuroh (teman sejawat) sebagai observer II 4. Sidik Waluyo, S.Ag (kepala sekolah) sebagai supervaser

(48)

D. Teknik Dan Alat Pengumpul Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara : d. Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan (Arifin, 2011:153)

Observasi atau pengamatan yang dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Observasi dalam Penelitian Tindakan Kelas ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan implementasi pembelajaran berbasis masalah.

b. Tes

Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan dijawab oleh peserta didik (Arifin, 2011:118)

(49)

Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti menggunakan tes tertulis. Tes tertulis dalam bentuk uraian yang diberikan pada tiap akhir siklus. Data yang diperoleh dari tes ini digunakan untuk mengetahui prestasi siswa setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan model berbasis masalah. Serta tes tertulis dalam bentuk lembar kerja siswa yang diberikan pada setiap tindakan dan lembar latihan yang diberikan pada setiap siklus diawal tindakan.

c. Angket

Angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, pendapat dan paham dalam hubungan kausal. (Arifin, 2011:166)

Penyebaran angket dilakukan setelah proses pembelajaran. Penyebaran angket bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan. Angket digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat tanggung jawab siswa. Peneliti dapat melihat tingkat rasa tanggung jawab siswa dengan melihat hasil angket yang telah diisi siswa.

d. Dokumentasi, sebagai bukti autentik telah dilaksanakannya proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yang akan dilakukan peneliti setiap proses pembelajaran berlangsung.

2. Alat Pengumpulan Data

(50)

a. Observasi

Menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat aktivitas siswa dan guru dalam proses belajar mengajar metematika.

b. Teknik pengambilan data dengan tes

Tes hasil belajar merupakan butir tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, pada pengambilan data dengan teknik tes tertulis yaitu dengan menggunakan butir soal tes uraian dan lembar kerja.

c. Angket

Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang diri responden dalam hal ini adalah siswa, yaitu mengenai respon siswa dalam mengikuti pembelajaran. Angket diberikan kepada siswa dalam bentuk lembar angket/ responsi, untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan respon siswa dalam mengikuti pembelajaran Matematika melalui model pembelajaran berbasis masalah. Angket ini diberikan satu kali pada akhir siklus yaitu untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran berbasis masalah.

(51)

E.Analisis Data

1. Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Pensekoran untuk skala penilaian dan kriteria penilaian yang digunakan untuk lembar observasi terhadap aktivitas guru dan siswa adalah sebagai berikut

1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik

4 = Sangat Baik

Untuk menganalis data yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa menggunakan persentase (%) dengan rumus :

NP = x 100

SM R

Keterangan :

NP : Nilai persen yang dicari atau diharapkan R : Skor mentah yang diperoleh guru

SM : Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 : Bilangan tetap

(Purwanto, 2010:102) Dengan presentase :

80 – 100% : sangat baik 66 – 79% : baik

(52)

40 – 55% : kurang

≤ 40% : sangat kurang

(Arikunto dan Jabar, 2010:35) 2. Kuesioner (angket)

Angket yang digunakan berjumlah 20 soal menggunakan skala likert dalam skala likert peserta didik tidak hanya memilih pertanyaan-pertanyaan yang positif saja, tetapi memilih juga pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan yang negatif. Tiap item dibagi ke dalam empat skala, yaitu selalu (SL), sering (SR), jarang (JR), tidak pernah (TP). Setiap pertanyaan positif diberi bobot 4, 3, 2 dan 1, sedangkan peratanyaan negatif diberi bobot sebaliknya 1, 2, 3, 4.

Pedoman pensekoran 4 x 20 = 80

3 x 20 = 60 2 x 20 = 40 1 x 20 = 20

Skor maksimum = 120 Skor minimum = 30

Skalanya seperti berikut ini:

Sangat baik (A) = 61 – 80

Baik (B) = 41 – 60

Cukup (C) = 21 – 40

Kurang (D) = 0 – 20

(53)

Untuk menghitung data angket mengunakan rumus sebagai berikut Persentase respon siswa =

x

100%

Keterangan:

A = Proporsi siswa yang memilih B = Jumlah Siswa (Responden)

(Trianto, 2011 :243) Adapun penggolongan rentang ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut :

80– 100% : sangat baik 66 – 79% : baik

56 – 65% : cukup 40 – 55% : kurang

≤ 40 % : sangat kurang

(Arikunto dan Jabar, 20010:35) 3. Tes

Untuk menganalisis hasil tes dalam penelitian ini, hasil tes diberi skor angka kemudian dicari skor rata-rata dalam suatu kelas yang dijadikan sebagi objek penelitian. Setelah itu dihitung ketuntasan belajar secara klasikal.

Rumus untuk mencari rata-rata nilai yang diperoleh siswa dalam suatu kelas adalah sebagai berikut:

=

Keterangan:

= Rata-rata (mean) = Jumlah seluruh skor

(54)

Untuk menghitung ketuntasan belajar siswa secara individual : Nilai = 100

N x

n

Keterangan:

n = Skor yang diperoleh tiap siswa

N = Jumlah seluruh skor Purwanto (2010:112) Menghitung ketuntasan belajar seluruh siswa sebagai berikut :

KB = Tt

T

x 100%

Keterangan :

KB = Ketuntasan belajar

T = Jumlah siswa yang mendapatkan nilai ≥ 65

Tt = Banyak siswa (Trianto, 2011:63) Pedoman penskoran yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif yaitu dengan menggunakan kebijakan guru dalam memberikan skor, yaitu:

Pedoman Penskoran:

Skor 10 : Menjawab dengan benar, lengkap dan jelas (sempurna)

(55)

Adapun penggolongan rentang nilai akhir adalah sebagai berikut: 80 keatas = baik sekali

66 – 79 = baik 56– 69 = cukup 46 – 55 = kurang 45 kebawah = gagal

Sudjiono (2008:35) Adapun penggolongan rentang ketuntasan belajar adalah sebagai berikut

80– 100% : sangat baik 66 – 79% : baik

56 – 65% : cukup 40 – 55% : kurang ≤ 40 % : sangat kurang

(Arikunto dan Jabar, 20010:35)

F. Prosedur Penelitian

(56)

Gambar 3.1 Alur PTK

Gambar di atas tampak bahwa di dalamnya terdapat dua perangkat komponen yang dapat dikatakan dua siklus. Dalam pelaksanaanya sesungguhnya jumlah siklus sangat bergantung pada permasalahan yang harus dipecahkan. Apabila permasalahan terkait dengan materi dan tujuan pembelajaran dengan sendirinya jumlah siklus untuk setiap mata pelajaran tidak hanya terdiri dari dua siklus, tetapi jauh lebih banyak dari itu, barangkali lima atau enam siklus

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam 2 siklus, apabila belum berhasil akan dilanjutkan ke siklus berikutnya. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi dan refleksi. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, setiap pertemuannya 3 x 35 menit.

Adapun pelaksanaan siklus 1 dan 2 yang akan dijelaskan dengan uraian sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS II

Refleksi

Pengamatan

(57)

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah:

a. Diskusi antara peneliti dengan guru pengamat serta teman sejawat tentang persiapan dan pelaksanaan penelitian.

b. Menyusun rencana pembelajaran yang dirancang sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah dan mempersiapkan beberapa instrumen penelitian yaitu LKS, tes prestasi belajar siswa, lembar latihan, lembar observasi aktivitas guru da.n siswa

c. Menyiapkan media dan alat dokumentasi. 2. Tindakan

a. Guru melakukan apersepsi kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan memberikan motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik

b. Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok c. Guru menyampaikan materi pembelajaran

d. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) yang berisi permasalahan

e. Guru membagikan soal latihan/evaluasi

f. Guru memberikan evaluasi dan kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan

3. Pengamatan

(58)

dipersiapkan. Aspek- aspek yang diamati meliputi aktifitas siswa dan keterampilan peneliti dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi pengolahan data.

4. Refleksi

Tahap refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi, baik pada siswa, suasana kelas, maupun peneliti. Pada tahap ini merenungkan kembali apa yang telah dilaksanakan di dalam tindakan. Apabila hasil dari tindakan tersebut baik, maka tindakan selanjutnya dapat dilanjutkan, tetapi apabila dalam tindakan itu perlu adanya perbaikan, maka tindakan tersebut perlu diulangi secara keseluruhan. Dalam tahap refleksi peneliti mengadakan diskusi dengan observer disetiap akhir tindakan. Diskusi dilakukan berdasarkan hasil observasi, Untuk menyusun tindakan selanjutnya selain itu juga peneliti merefleksi diri dengan melihat data observasi apakah kegiatan yang dilakukan telah mengenai sasaran atau belum.

G.Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dianggap berhasil atau dihentikan diukur berdasarkan sebagai berikut:

(59)
(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Alokasi waktu setiap pertemuan dalam siklus yaitu 3 jam pelajaran ( 3x35 menit ). Berikut deskripsi dari hasil penelitian yang telah dilakukan:

1. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I e. Tahap Perencanaan

1) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran dijadikan sebagai pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan pembelajaran di kelas dengan model pembelajaran berbasis masalah.

2) Mempersiapkan media yang dibutuhkan selama proses pembelajaran berlangsung.

Media yang disiapkan berupa timbangan berat badan dan meteran.

3) Mempersiapkan lembar kerja siswa dan latihan

Lembar kerja siswa dijadikan sebagai lembar permasalahan yang berisi masalah yang berkaitan dengan mengumpulkan data. Pada pertemuan pertama LKS disusun dengan maksud agar siswa mengumpulkan data seluruh siswa dari masing-masing kelompok dengan masalah yang berbeda-beda. Soal latihan digunakan untuk

(61)

mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam belajar tentang materi yang telah diberikan.

4) Mempersiapkan alat evaluasi akhir siklus serta kunci jawaban Alat evaluasi yang digunakan berupa tes individual yang berjumlah 5 butir soal uraian, dalam menyusun soal tes peneliti meminta masukan dari guru Kelas VI mengenai soal tes yang akan diberikan kepada siswa, karena biasanya guru lebih mengetahui kemampuan siswanya. Lembar evaluasi ini digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa, selain itu juga membuat kunci jawaban yang sesuai dengan pertanyaan pada soal evaluasi tersebut. 5) Menyusun lembar observasi guru dan siswa serta angket

Lembar observasi aktivitas guru digunakan untuk mengetahui kesesuaian pembelajaran yang dilaksanakan dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Angket digunakan untuk mengetahui peningkatan tanggung jawab siswa dalam mengikuti pelajaran matematika

f. Tahap Pelaksanaan

(62)

menggunakan RPP yang telah dipersiapkan, sementara guru kelas dan teman sejawat menjadi observer untuk menilai aktivitas guru dan aktivitas peserta didik menggunakan instrumen lembar observasi. 1) Pertemuan Pertama Siklus I

Guru berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran. Pertemuan pertama guru menjelaskan tentang mengumpulkan dan membaca data pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 19 November 2013 waktu yang diperlukan 3 x 35 menit.

(63)

yang akan dilaksanakan dan memberikan motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik.

Kegiatan inti dimulai dengan menumbuhkan partisipasi aktif dan kreatif siswa dalam pembelajaran. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok, yaitu guru membagi siswa kedalam 7 kelompok setiap kelompok berjumlah 4/5 siswa, peneliti membimbing siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok diskusi. Guru menggunakan macam warna sebagai nama kelompok.

(64)

digemari dari anggota kelompok 4, 5, 6 dan 7, kelompok VI mencatat nomor sepatu dari anggota kelompok 4, 5, 6 dan 7, kelompok terakhir kelompok VII mencatat warna kesukaan yang digemari dari anggota kelompok 4, 5 dan 7. Timbangan berat badan dan meteran digunakan kelompok II dan III sebagai media untuk mengumpulkan data berat badan dan tinggi badan anggota kelompok 1, 2, dan 3. Siswa pada saat berkelompok untuk mengerjakan lembar permaslahan belum bisa menanamkan rasa tanggung jawab karena masih banyak siswa yang mengerjakan lembar permasalahan atau LKS meyerahkan tugasnya kepada siswa yang berprestasi dan hanya menunggu jawaban selesai, belum adanya kerjasama antar kelompok.

(65)

Gambar 4.1 Presentasi Perwakilan Kelompok

Perwakilan kelompok sedang mempresentasikan hasil pekerjaannya, kelompok lain diminta mendengarkan sekaligus memberikan komentar atau tanggapan atas pekerjaan kelompok tersebut, ternyata tidak ada siswa atau kelompok lain yang memberikan tanggapan, bahkan terlihat beberapa siswa kurang memperhatikan kelompok yang sedang membacakan hasil pekerjaannya. Guru akhirnya yang memberikan komentar dan tanggapan serta mengumumkan kelompok dengan hasil kerja paling baik atau memuaskan lalu memberikan pujian dan tepuk tangan.

(66)

siswa sudah paham atau materi belum tersampaikan sehingga membingungkan siswa.

Kegiatan akhir guru memberikan lembar latihan pada masing-masing siswa untuk dikerjakan secara individu. Siswa mengerjakan soal tersebut dengan tenang, namun masih banyak terlihat siswa yang berupaya untuk bertanya pada siswa lain atau bekerjasama dengan teman sebangkunya. Siswa selesai mengerjakan soal latihan, hasil latihan dikumpulkan, karena waktu tidak mencukupi untuk membahas soal latihan, pada akhir pembelajaran guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi dan memberikan pesan belajar, agar siswa mau memelajari kembali materi yang telah didapatnya, guru juga memberitahu materi pada pertemuan berikutnya.

2) Pertemuan Kedua Siklus I

Pertemuan kedua guru mengajarkan materi tentang membuat tabel berdasarkan data yang telah ada dan membaca data. Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari kamis pada tanggal 22 November 2012 dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran mulai pukul 07.00 - 09.45 WIB. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

(67)

Pertemuan kedua seluruh siswa hadir untuk mengikuti pelajaran. Guru menyuruh siswa untuk menyiapkan siswa untuk belajar seperti menyuruh siswa untuk membuka buku pelajaran dan menyiapkan alat tulis yang dibutuhkan untuk belajar serta menyuruh siswa meperhatikan pelajaran.

Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab kepada siswa tentang materi sebelumnya, berbeda pada pertemuan pertama, pada kegiatan tanya jawab ini ada satu siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru, walaupun hanya ada satu siswa yang berani menjawab guru merasa senang karena ada peningkatan tanggung jawab siswa. Guru kemudian menyampaikan tujuan yang hendak dicapai dan memberi motivasi kepada siswa yang berkenaan dengan materi yang akan diajarkan, agar siswa lebih antusias dalam belajar.

Gambar

Tabel 1.2 Persentase nilai Ulangan Tengah Semester kelas VI SD Negeri
Gambar 2.1 Alur proses pembelajaran berbasis masalah
Gambar  2.2 Skema kerangka berpikir
Gambar di atas tampak bahwa di dalamnya terdapat dua perangkat
+7

Referensi

Dokumen terkait

RUMAH ADAT PROVINSI ACEH (KRONG BADE).. ALAT

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat, pertolongan, pendampingan, rahmat, dan kasih karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan

This formation is well developed in the mountains of western and central Kendeng, began Purwodadi to Pandan Mount, even to the east is still exposed (to the north Kertosono),

Perbaikan stabilitas lereng metode geometri (Sumber: Hardiyatmo, HC. Mekanika Tanah II) ... Pembuatan sistem benching ... Dinding penahan pada lokasi lereng daerah penelitian

Aplikasi pemetaan digital ini dapat menampilkan letak client hasil optimasi beserta data hasil pengukuran bit rate dan field strength dari program pengukur

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Pengantar tentang

Pupuk organik merupakan pupuk yang terbuat dari sisa-sisa tanaman, hewan atau manusia baik yang berbentuk cair maupun padat, pupuk organik mengandung unsur hara

xwvutrqponmlkjihfedcbaWVUTPOMLKJIHFCBA tttt^A