• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formulasi dan perbandingan sifat fisis sabun transparan berbahan dasar VCO dengan minyak atsiri (minyak kayu putih, sereh dan cengkeh) sebagai fragrance oil - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Formulasi dan perbandingan sifat fisis sabun transparan berbahan dasar VCO dengan minyak atsiri (minyak kayu putih, sereh dan cengkeh) sebagai fragrance oil - USD Repository"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

F

FRAGRANCCE OIL

SKRIPPSI

Diiajukan untuuk Memenuuhi Salah Saatu Syarat Meemperoleh GGelar Sarjanna Farmasi (S.Farm)

Progrram Studi Illmu Farmassi

Oleh :

Irenee Anindyajaati Retmanaa N

NIM : 06 81114 186

FAKKULTAS FFARMASI UNIVERSSITAS SANNATA DHAARMA

(2)

FO

Diiajukan untuuk Memenuuhi Salah Saatu Syarat Meemperoleh GGelar Sarjanna Farmasi (S.Farm)

Progrram Studi Illmu Farmassi

Oleh :

Irenee Anindyajaati Retmanaa N

NIM : 06 81114 186

FAKKULTAS FFARMASI UNIVERSSITAS SANNATA DHAARMA

(3)

Skripsi

FORMULASI DAN PERBANDINGAN SIFAT FISIS SABUN

TRANSPARAN BERBAHAN DASAR VCO DENGAN MINYAK ATSIRI (MINYAK KAYU PUTIH, SEREH dan CENGKEH) SEBAGAI

FRAGRANCE OIL

Yang diajukan oleh : Irene Anindyajati Retmana

NIM : 068114186

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

(4)
(5)

Your Beliefs Become Your Thoughts

Your Thoughts Become Your Words

Your Words Become Your Action

Your Action Become Your Destiny

_ Mahatma Gandhi_

Whene’er I come to Jesus

No matter when or where

To seek His gracious presence

I’m sure to find Him there

Karya kecil ini kupersembahkan untuk orang –orang yang kukasihi dan

mengasihiku tanpa batas_

“ Jesus Christ” my lovely Savior

Raimundus Priyatmana_Ayahku Tercinta

Theresia Retno Sri Winarti_Bundaku yang Sabar dan Pengertian

Ardha “Gemphil” Yosef Retmana & Bonivasius Pradipta “Pinji” Retmana,

Adik-adikku yang selalu membagi senyum denganku dengan caranya

(6)

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang, karena berkat dan penyertaan dariNyalah penulis dapat menyelesaikan laporan akhir dengan judul “Formulasi dan Perbandingan Sifat Fisis Sabun Transparan Berbahan Dasar VCO dengan Minyak Atsiri (Minyak Kayu Putih, Sereh dan Cengkeh) sebagai Fragrance Oil”. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Farmasi (S. Farm).

Selama penelitian dan penyusunan laporan akhir ini penulis banyak mengalami kendala namun dengan bantuan dari berbagai pihak penulis mampu menyelesaikan laporan akhir ini. Karenanya dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan, kepada :

1. My lovely “Jesus Christ” for everything I get in my life.

2. Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Rini Dwiastuti, S.Farm.,M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah dengan rela dan tanpa lelah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

(7)

5. Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun bagi penulis.

6. Drs. Petrus Sunu H., M.Si., SJ selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun bagi penulis.

7. Ign. Kristio Budiasmoro atas pencerahan yang diberikan ketika penulis mengalami kebimbangan metodologis.

8. Ibu Maria Wisnu Donowati atas masukan yang sangat bermanfaat dan adjustment yang telah diberikan untuk kuisioner penulis.

9. Ayah, Bunda, Gemphil dan Pinji atas masukan, bantuan, dukungan and everything that you have given to me. I’m nothing without all of you

10.Agustinus John Ricky, yang selalu mengajari penulis untuk bisa mengerti orang lain pelan-pelan, spirit dan juga masukan kata-katanya dalam penyusunan laporan akhir ini.

11.Lina, Kak Cha, Rani atas perjuangannya meneruskan sabun batangan dengan semangat.

12.Teman-teman penelitian teh hijau Iren Christina, Reni dan Eka cewek atas kebersamaannya di laboratorium.

13.Teman-teman penelitian pare Yosephine, Lia, Cik Yuvita, Ardani atas kebersamaannya di laboratorium.

14.Tempe girl, Kak Lul, Nee, dan Chint atas kebersamaan dan sharing selama ini 15.Teman-teman penelitian shampoo, Grace dan Si atas masukan, saran dan

(8)

16.Para single fighter lantai satu, Wiwit, Rico, Dani “Nduti”, Intan atas semangat yang telah ditularkan kepada penulis.

17.Pak Musrifin, Mas Ottok, Mas Agung dan Pak Iswandi atas bantuan tak terkira yang telah diberikan kepada penulis.

18.Teman-teman FST dan FKK angkatan 2006 atas spirit yang selalu ada untuk penulis.

19.Teman-teman kost “Wisma Ananda” Anna dan Vero yang selalu mau membantu dan mendengarkan keluh kesah penulis selama ini. You are best friend ever after that I’ve ever had.

20.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu penulis dalam meyelesaikan penyusunan laporan akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan akhir ini banyak kekurangan dan kesalahan mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis berharap agar laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pengembangan ilmu pengetahuan.

(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Irene Anindyajati Retmana

Nomor Mahasiswa : 068114186

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

FORMULASI DAN PERBANDINGAN SIFAT FISIS SABUN TRANSPARAN BERBAHAN DASAR VCO DENGAN MINYAK ATSIRI (MINYAK KAYU PUTIH, SEREH dan CENGKEH) SEBAGAI FRAGRANCE OIL

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 12 Desember 2009

Yang menyatakan

(10)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,12 Desember 2009 Penulis

(11)

INTISARI

Penelitian mengenai formulasi dan perbandingan sifat fisis sabun transparan berbahan dasar VCO dengan minyak atsiri (minyak kayu putih, sereh dan cengkeh) sebagai fragrance oil ini dilakukan untuk mengetahui apakah perbedaan fragrance oil akan memberikan sifat fisis yang berbeda dan juga mengetahui gambaran penerimaan konsumen terhadap sabun transparan ini.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Sifat fisis sabun transparan yang diteliti meliputi kekerasan dan kemampuan membentuk busa. Gambaran penerimaan konsumen diperoleh dengan membandingkan sabun transparan dengan sabun pasaran serta subjective assessment. Teknik analisis statistik yang digunakan adalah One Way Annova (uji parametrik) atau Kruskall Wallis (uji non parametrik). Tingkat kepercayaan yang digunakan untuk analisis statistik adalah 95%.

Diperoleh hasil bahwa minyak kayu putih, sereh dan cengkeh tidak menyebabkan perbedaan kekerasan pada sabun transparan namun mempengaruhi kemampuan membentuk busa sabun transparan. Sifat fisis sabun transparan dengan minyak atsiri ini memenuhi standar pasar sebab tidak berbeda dengan sabun yang beredar di pasar. Hasil dari subjective assessment yang telah dilakukan adalah semua sabun transparan baik sabun transparan basis, kayu putih sereh dan cengkeh dapat diterima oleh konsumen.

(12)

ABSTRACT

The aims of formulation and physical properties comparison of VCO transparent soap with volatile oil (cajuput, citronella and clove oil) as fragrance oil were to determine whether different fragrance would give different physical properties and descriptive of consumer acceptation of this transparent soap.

This study is experimental research. Physical properties that observe were soap hardness and soap foam ability. The acceptation of consumer were identified by compare the physical properties with the soap in the market and subjective assessment. The data were analyzed statistically with One Way Anova (parametric test) or Kruskal Wallis (non parametric test) with 95% level of confidence.

The results showed that cajuput, citronella and clove oil didn’t cause difference in soap hardness but gave difference in soap foam ability. The physical properties of this transparent soaps were fill the standard because had no different with the market soap. The results of subjective assessment showed that all of the transparent soap, basic, cajuput, citronella and clove transparent soap could be accepted by the consumer.

(13)

DAFTAR ISI  

HALAMAN SAMPUL………i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN……… v

PRAKATA……… ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... ix

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... x

INTISARI………… ... xi

ABSTRACT……… ... xii

DAFTAR ISI………. xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Keaslian Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ... 6

(14)

1. Sabun ... 6

2. Sabun Transparan ... 7

3. VCO (Virgin Coconut Oil) ... 8

4. Fragrance ... 9

5. Minyak Atsiri ... 10

6. Minyak Kayu Putih ... 11

7. Minyak Sereh ... 11

8. Minyak Cengkeh ... 12

B. Uji Sifat Fisis ... 13

1. Sifat Fisis ... 13

2. Kekerasan Sabun ... 13

3. Kemampuan Membentuk Busa ... 14

C. Landasan Teori ... 15

D. Hipotesis………. ... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 18

A. Jenis Penelitian ... 18

B. Variabel dan Definisi Operasional ... 18

1. Variabel Penelitian ... 18

2. Definisi Operasional ... 18

C. Bahan ………... .. 19

D. Alat……….. ... 19

E. Tata Cara Penelitian ... 19

(15)

2. Penentuan persen penyusutan bobot sabun ... 22

3. Uji sifat fisis sabun ... 22

4. Subjective assessment ... 23

F. Analisis Hasil ... 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

A. Formulasi. ... 26

B. Penetuan Persen Penyusutan Bobot ... 27

C. Uji Sifat Fisis Sabun ... 29

1. Kekerasan Sabun ... 29

2. Kemampuan Membentuk Busa ... 32

D. Subjective Assessment ... 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 38

A. Kesimpulan ... 38

B. Saran………. ... 38

DAFTAR PUSTAKA………. 40

LAMPIRAN……… 43

BIOGRAFI PENULIS………...….. ... .76

 

(16)

DAFTAR TABEL  

Tabel I. Paired t-test persentase bobot 2 minggu-4minggu ... 28 Tabel II. Hasil uji Kruskal Wallis kekerasan sabun transparan………...31 Tabel III. Hasil uji Anova tinggi busa sabun transparan……… . 34 Tabel IV. Hasil uji post hoc LSD tinggi busa sabun transparan (Confidence Interval 95%) ... 34

Tabel V. Gambaran penerimaan konsumen terhadap sabun transparan………. 37

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(17)

DAFTAR GAMBAR

 

Gambar 1. Misel ... 7

Gambar 2. Partisi fragrance dalam sistem surfaktan ... 10

Gambar 3. Struktur 1,8 cineole ... 11

Gambar 4. Struktur Sitronelal………. 12

Gambar 5. Struktur Eugenol………... 13

Gambar 6. Grafik persentase penyusutan bobot sabun transparan ... 28

Gambar 7. Grafik rata-rata kekerasan sabun transparan ... 30

Gambar 8. Grafik rata-rata tinggi busa sabun transparan ... 33

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(18)

DAFTAR LAMPIRAN  

Lampiran 1. Data persen penyusutan bobot sabun transparan ... 44

Lampiran 2. Data sifat fisis sabun transparan setelah 48 jam ... 53

Lampiran 3. Data sifat fisis sabun transparan setelah 2 minggu ... 54

Lampiran 4. Data sifat fisis sabun transparan setelah 4 minggu ... 55

Lampiran 5. Perbandingan sifat fisis sabun transparan 4 minggu dengan sabun pasaran……… ... 56

Lampiran 6. Komposisi sabun pasaran yang digunakan ... 62

Lampiran 7. COA minyak atsiri yang digunakan ... 63

Lampiran 8. Uji validitas dan reliabilitas kuisioner ... 66

Lampiran 9. Kuisioner subjective assessment ... 70

Lampiran 10. Dokumentasi ... 75

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara agraris dengan hasil pertanian dan perkebunan yang amat melimpah. Salah satu tanaman yang banyak dikembangkan di Indonesia adalah tanaman kelapa. Tanaman kelapa banyak dikembangkan di daerah pesisir pantai seperti Daerah Istimewa Yogyakarta.

Salah satu hasil olahan dari tanaman kelapa atau Cocos nucifera ini adalah Virgin Coconut Oil atau yang sering disebut oleh masyarakat sebagai VCO (Budi,

2008). Banyaknya produk VCO yang beredar di masyarakat saat ini menurunkan nilai jual VCO sehingga perlu dibuat suatu produk baru yang mampu menaikkan nilai jual VCO. Menurut Surtiningsih (2006) VCO telah banyak digunakan dalam pembuatan krim wajah.

(20)

Dalam penelitian ini akan dibuat sabun dengan bahan dasar VCO dan minyak kayu putih, minyak sereh serta minyak cengkeh sebagai fragrance oil. Sabun dipilih dengan pertimbangan sabun banyak digunakan oleh masyarakat untuk mencuci muka, mandi dan aktivitas lainnya (Hambali, 2006). Jenis sabun yang dipilih adalah sabun transparan karena memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dibanding sabun opaque (buram) dan juga merupakan perkembangan lebih lanjut dari sabun translucent. Sabun transparan atau sering disebut masyarakat sebagai sabun gliserin memiliki tampilan yang transparan, lebih berkilau dan umumnya menghasilkan busa yang lembut (Anonim, 2008). Menurut sumber lain (Anonim, 2007) sabun transparan memiliki potensi baik untuk dikembangkan karena tidak hanya bisa digunakan sebagai sabun mandi namun juga dapat digunakan sebagai wedding gift ataupun party gift. Sabun transparan memiliki potensi ini sebab bentuk, warna dan aroma bisa disesuaikan dengan keinginan pemesan. Karenanya sabun transparan dapat dikembangkan sebagai peluang usaha baru dan juga sebagai usaha diversifikasi produk untuk VCO dan beberapa jenis minyak atsiri yang telah berkembang.

(21)

secara estetika. Sabun yang menggunakan minyak cengkeh juga lebih cepat memadat saat dilakukan pengadukan dibandingkan dengan sabun yang menggunakan minyak sereh. Permasalahan ini menjadi suatu kendala tersendiri dalam proses pembuatan sabun tersebut.Karena hal inilah, peneliti ingin membuat sabun transparan dengan beberapa minyak atsiri (minyak cengkeh, minyak sereh, minyak kayu putih) sebagai fragrance oil dan dibandingkan sifat fisis sabun tersebut. Pemilihan minyak atsiri sebagai fragrance oil juga didasari oleh pertimbangan bahwa minyak atsiri mampu memunculkan aroma yang menenangkan sehingga sering digunakan sebagai aroma terapi (Armando, 2009)

Minyak atsiri yang dipilih sebagai fragrance oil adalah minyak sereh, minyak cengkeh dan minyak kayu putih sebab ketiga minyak ini termasuk kedalam kategori minyak yang telah berkembang dan upaya yang perlu dilakukan adalah mengembangkannya menjadi suatu produk baru.

Dalam publikasi yang dilakukan oleh Herman (2005), disebutkan bahwa penggunaan fragrance dapat mempengaruhi sifat fisis dari sediaan emulsi dan sistem surfaktan. Sifat fisis yang telah diketahui berubah karena adanya fragrance dalam sediaan tersebut adalah viskositas, warna serta masalah kelarutan pada sistem yang jernih. Karena sabun juga merupakan sistem surfaktan, maka ada kemungkinan penambahan fragrance yang berbeda juga dapat mempengaruhi sifat fisis dari sabun yang akan dibuat.

(22)

fisis dari kedua sabun ini nantinya akan dibandingkan dengan sabun yang telah beredar di pasaran. Hal ini dilakukan sebagai gambaran apakah sabun yang dibuat memenuhi standar (standar pasar). Subjective assessment juga dilakukan untuk mendapatkan gambaran penerimaan konsumen terhadap sabun transparan.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah ada perbedaan sifat fisis (kekerasan dan kemampuan membentuk busa) pada sabun transparan berbahan dasar VCO dengan penambahan minyak atsiri (minyak kayu putih, sereh dan cengkeh) sebagai fragrance oil? 2. Apakah sabun transparan yang telah diformulasi dapat diterima oleh

konsumen?

C. Keaslian Penelitian

Sejauh penelusuran yang telah dilakukan oleh penulis, VCO telah banyak digunakan sebagai bahan pembuatan sediaan farmasi namun penggunaan VCO sebagai fase minyak dan minyak atsiri (minyak kayu putih, minyak sereh dan minyak cengkeh) sebagai fragrance oil dalam pembuatan sabun transparan belum pernah dilakukan.

D. Manfaat Penelitian

(23)

Manfaat praktis : dengan adanya penelitian ini, diharapkan menambah bentuk variasi dari sediaan farmasi yang telah ada dan memberikan kemungkinan untuk dikembangkan menjadi sebuah peluang usaha.

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah penggunaan jenis minyak atsiri yang berbeda sebagai fragrance oil akan memberikan sifat fisis yang berbeda, meliputi kekerasan dan kemampuan membentuk busa, pada sabun transparan.

(24)

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Formulasi 1. Sabun

Sabun didefinisikan sebagai garam dari logam alkali, biasanya natrium dan kalium, dari asam lemak rantai panjang. Ketika asam lemak disaponifikasi oleh logam natrium maupun kalium, membentuk garam maka garam itu disebut sabun (Ghaim dan Volz, 2001).

Sabun secara sederhana dibuat dengan mencampurkan asam lemak dengan alkali seperti NaOH dan KOH. Penambahan alkali ini akan membuat sabun menjadi keras (sabun batangan). Untuk membuat sabun memiliki penampilan yang lebih baik perlu dilakukan penambahan bahan lain seperti gliserol (Allen, 1995).

(25)

hidrofobik berada di tengahnya. Konsentrasi di mana peristiwa ini terjadi disebut dengan Critical Micelle Concentration (CMC) (Hill & Moaddel, 2004).

Gambar 1. Misel (Hill & Moaddel, 2004)

Sabun konvensional yang dinetralkan dengan larutan natrium hidroksi memiliki pH alkalis dengan range 9-11 (Friedman, 2004). Sabun yang merupakan garam alkali dari asam lemak dikenal sebagai surfaktan anionik (Ertel, 2006).

2. Sabun Transparan

(26)

Sabun transparan secara khas dibuat dengan mencampurkan 50% sabun dengan 50% solvent. Biasanya solvent yang sering digunakan dapat mengandung gliserin, etil alkohol, sukrosa dan atau rosin. Larutan sabun yang panas harus terlihat transparan, tidak menampakkan keberadaan solid atau fase solid dari sabun ataupun lainnya. Jika tidak campuran tidak akan memberikan hasil yang transparan ketika didinginkan (Hill & Moaddel, 2004).

Menurut Dumas dan Helmond (1995), pendinginan secara cepat akan menaikkan tranparansi dari sabun yang telah dituang ke dalam cetakan. Masih menurut penelitian ini, pendiaman selama beberapa minggu akan membuat sabun menjadi tetap karena dalam proses pendiaman ini terjadi penguapan alkohol dan atau air dari sediaan sabun yang dibuat.

3. VCO (Virgin Coconut Oil)

VCO atau Virgin Coconut Oil merupakan minyak yang dibuat dari daging kelapa segar tanpa mengalami pemanasan. VCO memiliki kenampakan yang bening dan banyak mengandung asam laurat. VCO mengandung MFA ( Medium Cahin Fatty Acid / Asam Lemak Rantai Menengah) (Timoti, 2005).

(27)

4. Fragrance

Fragrance atau pewangi merupakan bahan tambahan yang paling penting

dalam produk pembersih terutama sabun. Fragrance dipergunakan untuk menutupi bau yang tidak enak dari sediaan. Fragrance akan mempengaruhi proses pembuatan secara keseluruhan. Hal ini akan lebih nampak pada sabun transparan di mana kejernihan dan bentuk yang tetap merupakan titik kritis (George, 2004).

Jumlah fragrance pada sabun batangan berkisar 0,3% (pada kulit sensitif) dan 1,5% (untuk menutupi bau) (Ghaim dan Volz, 2001).

Fragrance merupakan aditif yang memiliki efek pada misel. Bentuk misel

(28)

Gambar 2. Partisi fragrance dalam sistem surfaktan (Herman, 2005)

5. Minyak Atsiri

Minyak atsiri atau yang biasa disebut minyak esensial adalah campuran kompleks konstituen mudah menguap yang merupakan hasil biosintesis dari organisme hidup. Minyak atsiri sebagian besar ditemukan dalam tumbuhan, karenanya minyak atsiri sering dihubungkan dengan tanaman. Minyak atsiri bisa diperoleh dengan destilasi baik destilasi air, uap maupun dengan ekspresi. Minyak atsiri sering digunakan sebagai fragrance pada makanan, kosmetik dan toiletries (personal care) (Ertel, 2006).

(29)

6. Minyak Kayu Putih

Minyak kayu putih merupakan minyak atsiri yang didapatkan dari hasil destilasi daun tanaman Eucalyptus globulus. Minyak kayu putih berbau khas hangat dengan warna hijau. Konstituen utama dari minyak kayu putih adalah 1,8 cineole (eucalyptol) dengan konsentrasi 70-80 % (Bruneton, 1993).

Penelitian oleh Saify, Ahsan dan Dayo (2000) menunjukkan bahwa cineole dapat berfungsi sebagai pembantu penetrasi senyawa aktif pada sediaan topikal.

Minyak kayu putih memiliki tampilan dengan warna tak bewarna sampai hijau muda dengan bobot jenis pada suhu 25OC sebesar 0,905–0,925 dan indek bias pada suhu 25OC sebesar 1,460–1,470 (Armando, 2009).

H3C O

CH3 H3C

Gambar 3. Struktur 1,8 cineole (Southwell, Russel, Maddox, Wheeller, 2003)

7. Minyak Sereh

Minyak sereh atau yang biasa disebut minyak sereh wangi merupakan minyak atsiri yang dihasilkan dari destilasi daun tanaman sereh (Cymbopogon nardus). Kandungan utama minyak sereh adalah sitronelal dan geraniol. Bau

(30)

Minyak standar yang beredar di pasaran mengandung tidak kurang dari 35% sitronelal (Gaunther, 1990).

Minyak sereh memiliki warna kuning sampai kuning kecoklatan dengan indek bias pada suhu 25OC sebesar 1,488–1,495 dan bobot jenis pada suhu 25OC sebesar 0,876–0,919 (Armando, 2009).

HC CH3

O

CH3 H3C

Gambar 4. Struktur Sitronelal (O’ Neil, 2001)

8. Minyak Cengkeh

Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri (volatile oil) yang dihasilkan dari destilasi bagian tanaman cengkeh (Syzigium aromaticum). Bagian tanaman cengkeh yang biasa didestilasi menjadi minyak cengkeh adalah daun, bunga atau tangkai cengkeh (Nurdjanah, 2004).

Konstituen utama yang terkandung dalam minyak cengkeh adalah eugenol. Eugenol memiliki flavour yang kuat dengan rasa pedas dan panas (Mawarti dan Hernani, 2006).

(31)

OH

OCH3

CH2

 

Gambar 5. Struktur Eugenol (O’ Neil, 2001)

B. Uji Sifat Fisis 1. Sifat Fisis

Sifat fisis dipengaruhi oleh jumlah dan jenis aditif yang ditambahkan pada formula produk jadi. Beberapa sifat fisis yang penting diperhatikan untuk sabun mandi adalah warna, bau, kemampuan pembusaan, kekerasan, ketahanan pecah (crack resitance) (George, 2004).

2. Kekerasan Sabun

Kekerasan sabun merupakan ukuran mekanis yang menggambarkan seberapa tahan atau kuat sabun batangan terhadap tekanan fisik. Sabun yang terlalu lunak akan sukar untuk ditekan tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti (Ghaim dan Volz, 2001).

(32)

Uji kekerasan dapat dilakukan dengan memotong sabun dalam ukuran tertentu dan ditekan dengan jari selama 10 detik. Respon terhadap tekanan jari diukur dan dicatat (Edoga, 2009).

Menurut Jehn-Dellaport (2006) kekerasan sabun dapat diukur dengan menggunakan penetrometer. Penetrometer akan menembus sabun dengan ujungnya yang lancip. Kemampuan penetrometer untuk menembus sabun batangan dinyatakan dalam ton per inci kuadrat.

3. Kemampuan Membentuk Busa

Busa dihasilkan ketika udara atau gas lain berada di bawah permukaan cairan yang memungkinkan gas atau udara tersebut dilingkupi oleh lapisan (film) cairan. Surfaktan dapat membantu menurunkan tegangan antar muka udara atau gas lain dengan cairan sehingga busa lebih mudah terbentuk (Rosen, 1987).

Sabun yang banyak diminati saat ini adalah sabun yang bisa menghasilkan busa dalam jumlah banyak dan tahan lama. Untuk menghasilkan busa yang lebih banyak dalam formulasi sabun batangan sering ditambahkan surfaktan sintetik disamping basis sabun sendiri (Ghaim dan Volz, 2001).

Uji untuk kemampuan membentuk busa dapat dilakukan dengan menimbang 2,95 g sabun kemudian diserbuk dan dilarutkan dalam 800 ml air destilasi. 500 ml dari larutan ini diaduk dengan stirrer magnetic selama 2 menit dan diukur berat busanya (Edoga, 2009).

(33)

kemudian digojog selama 15 detik. Setelah penggojogan tinggi busa yang dihasilkan diukur. Sumber lain menuliskan bahwa uji ini dapat dilakukan dengan membuat larutan sabun 1%. Untuk melarutkan sabun bisa dibantu dengan pemanasan. Larutan ini kemudian diambil 2 ml dan ditambah air destilasi dengan jumlah yang sama dan digojog selama beberapa waktu. Kemudian tinggi busa yang terbentuk diukur (Anonim, 2009).

C. Landasan Teori

Minyak atsiri secara luas telah digunakan sebagai aroma terapi dan untuk memperkuat efek aroma (fragrance) dari beberapa produk kecantikan dan personal care seperti sabun. Sabun transparan merupakan sabun dengan

penampakan jernih yang menyenangkan. Untuk membuat sabun transparan diperlukan proses yang menjamin semua bahan terlarut. Sabun transparan perlu didiamkan selama beberapa saat untuk mencapai kondisi tetap sesuai dengan yang diinginkan.

Fragrance merupakan salah satu aditif yang penting untuk ditambahkan

(34)

surfaktan. Sedangkan fragrance dapat mempengaruhi misel pada sistem surfaktan sehingga dapat membuat viskositas sistem surfaktan berubah.

Karena sabun merupakan sistem surfaktan ada kemungkinan penggunaan fragrance yang berbeda akan mempengaruhi sifat fisis sediaan sabun yang

dihasilkan. Dengan adanya perbedaan viskositas sistem surfaktan dimungkinkan pula ada perbedaan kekerasan jika suatu sistem surfaktan dipadatkan. Semakin kental suatu sediaan maka sediaan tersebut akan semakin keras jika dipadatkan.

Telah diketahui bahwa fragrance dapat menempati tempat yang berbeda pada sistem surfaktan. Hal ini memungkinkan fragrance untuk mempengaruhi kemampuan surfaktan dalam menurunkan tegangan permukaan dua zat yang memiliki polaritas berbeda. Sementara busa dibentuk oleh surfaktan dengan menurunkan tegangan permukaan antara cairan dan gas (udara). Jika kemampuan surfaktan dipengaruhi oleh fragrance maka dimungkinkan kemampuan surfaktan untuk membentuk busa juga akan terpengaruh.

Karenanya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah penambahan fragrance yang berbeda akan memberikan sifat fisis yang berbeda, meliputi

kekerasan dan kemampuan membentuk busa, dari sabun transparan yang dibuat. Untuk mengevaluasi apakah ada perbedaan yang signifikan pada sifat fisis sabun mandi dengan penggunaan minyak atsiri yang berbeda sebagai fragrance ini maka digunakan One Way Anova untuk data berdistribusi normal dan uji Kruskal Wallis untuk data berdistribusi tidak normal.

(35)

sifat fisis sabun transparan secara statistik tidak berbeda dengan sifat fisis salah satu sabun yang beredar di pasaran maka dapat diasumsikan sabun transparan yang dibuat dapat diterima oleh pasar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah sabun yang diformulasikan ini memiliki potensi untuk diterima oleh konsumen jika produk dilemparkan ke pasar.

D. Hipotesis

(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian dengan judul Formulasi dan Perbandingan Sifat Fisis Sabun Transparan Berbahan Dasar VCO Dengan Minyak Atsiri (Minyak Kayu Putih, Sereh dan Cengkeh) Sebagai Fragrance Oil ini merupakan jenis penelitian eksperimental.

B. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian :

a. Variabel bebas dalam penelitian adalah jenis minyak atsiri yaitu minyak cengkeh, minyak sereh dan minyak kayu putih.

b. Variabel tergantung dalam penelitian adalah sifat fisis sabun transparan yang meliputi kekerasan sabun dan kemampuan membentuk busa.

c. Variabel pengacau terkendali yaitu suhu waterbath, suhu pendinginan dalam lemari es

2. Definisi Operasional

(37)

b. Sifat fisis sabun yang diuji meliputi kekerasan sabun dan kemampuan sabun untuk membentuk busa.

C. Bahan

Bahan–bahan yang digunakan dalam penelitian adalah minyak sereh, minyak kayu putih, minyak cengkeh, asam stearat, NaOH padat, Etanol, Gliserin, Cocoamidopropil betain/CAB (diperoleh dari “Bratachem”), VCO (diperoleh dari produsen VCO di daerah Bambanglipuro, Bantul), Asam Sitrat (Asia Lab), Aquadest dan Sukrosa (“Gulaku”).

D. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixer (modifikasi Fakultas Farmasi USD), waterbath (Gerhardt), thermometer, tablet hardness tester (Kiya Seisakusho, LTD), vortex (Fakultas Farmasi USD), cetakan sabun (Livina, Lion Star) dan beker gelas Duran 250 ml untuk pencampuran serta alat–alat gelas pada umumnya.

E. Tata Cara Penelitian 1. Formulasi sabun

Formula Sabun Transparan

Asam sterat 7g

Minyak kelapa 10g

Minyak jarak 10g

NaOH 30% 18g

(38)

Gliserin 13g

Gula 7,5g

Asam sitrat 3g

Betain 5g

Air 4,5g

(Hambali, et al, 2006)

Dalam penelitian dilakukan modifikasi formula sehingga diperoleh formula:

Asam sterat 7g

Virgin Coconut Oil (VCO) 10g

NaOH 30% 18g

Etanol 15g

Gliserin 13g Gula 7,5g

Asam sitrat 3g

Betain 5g Air 6,5g Butylated Hydroxy Toluen (BHT) 0,085g

Minyak atsiri 1,2ml

Sebelum dilakukan proses pembuatan, dilakukan identifikasi bahan yang digunakan terutama pada bahan utama dalam formula ini (Virgin Coconut Oil, minyak kayu putih, minyak sereh dan minyak cengkeh).

Identifikasi yang dilakukan adalah identifikasi penampakan fisiknya meliputi warna dan bau dari bahan-bahan tersebut.

Cara pembuatan :

(39)

Asam sitrat dilarutkan dalam 2,0 ml aquadest. Gula dilarutkan terlebih dahulu dalam 4,5 ml aquadest tanpa pemanasan.

Asam stearat dicairkan terlebih dahulu pada suhu 71-73 oC. Suhu yang digunakan untuk proses pencampuran dikontrol pada 71-73 oC. Kemudian pada cairan asam stearat ditambah Butylated Hydroxy Toluene (BHT) dan VCO. Saat VCO dimasukkan dihitung sebagai detik ke-0. Campuran dihomogenkan dengan mixer dengan kecepatan 400 rpm. Pada menit ke-1 NaOH dimasukkan dan mixer dimatikan pada menit ke-1 detik ke-15. Kemudian etanol dimasukkan dan dipastikan semua massa sabun terendam etanol. Mixer dinyalakan kembali dengan kecepatan yang sama pada menit ke-2. Setelah 1 menit larutan asam sitrat dimasukkan. Cocomidopropil betain dimasukkan pada menit 4 detik 50 dan gliserin pada menit ke-5. Larutan gula dimasukkan pada menit ke-5 detik ke-40. Campuran dihomogenkan sampai menit ke-6. Massa sabun disaring dan dituang dalam cetakan.

Untuk sabun dengan penambahan minyak atsiri sebelum dituang ke dalam cetakan, ditambah 1,2 ml minyak atsiri dan dihomogenkan dengan mixer kecepatan 400 rpm selama 10 detik.

(40)

Sabun yang tidak ditambah minyak atsiri, kemudian disebut dengan basis.

2. Penentuan persen penyusutan bobot sabun

Setiap sabun transparan yang dibuat ditimbang beratnya menggunakan neraca analitik. Uji ini dilakukan 2 x 24 jam, 2 minggu dan 4 minggu setelah pembuatan. Persen penyusutan dihitung dari selisih bobot penimbangan terhadap bobot awal (48 jam setelah pembuatan) dikali 100 persen. Persen penyusutan ini digunakan sebagai parameter ketetapan sabun transparan.

3. Uji sifat fisis sabun a.Uji Kekerasan Sabun

Sabun dipotong dengan ketebalan 1,0 cm x 1,0 cm x 1,0 cm. Sabun diletakkan pada tablet hardness tester dan kenop alat diputar sampai ujung alat menembus sabun. Kekuatan yang diperlukan untuk menembus sabun dicatat. Kekerasan sabun dinyatakan dalam kg. Uji ini dilakukan 2 x 24 jam, 2 minggu dan 4 minggu setelah pembuatan. Replikasi dilakukan sebanyak 7 kali.

b.Uji Kemampuan Membentuk Busa

(41)

kelarutan. Larutan sabun ini diuji pHnya dengan menggunakan indikator pH universal.

Sebanyak 3,00 ml aquadest dimasukkan dalam tabung berskala dan ditmbahkan 3,00 ml larutan sabun yang telah dibuat. Vortex campuran ini selama 15 detik dan diamati tinggi busa yang telah terbentuk. Tinggi busa yang terbentuk dinyatakan dalam ml. Uji ini dilakukan 2 X 24 jam, 2 minggu dan 4 minggu setelah pembuatan Replikasi dilakukan sebanyak 7 kali.

c. Uji Sifat Fisis Sabun yang Beredar di Pasaran

Dipilih 2 merek sabun yang berbeda di pasaran. Diambil 5 buah sabun dengan nomor batch yang sama untuk tiap merek sabun yang telah dipilih. Uji sifat fisis yang sama dengan yang dilakukan pada sabun formulasi dari laboratorium (uji kekerasan dan kemampuan membentuk busa) dilakukan pada kedua merek sabun ini. Hasil yang diperoleh untuk tiap sabun dari masing–masing merek yang telah dipilih dicatat dan dicari rata-ratanya.

4. Subjective assessment

Subjective assessment dilakukan dengan membuat kuisioner untuk

(42)

disebarkan untuk pengambilan data maka kuisioner yang digunakan harus diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Hasil subjective assessment ini digunakan untuk menggambarkan penerimaan konsumen

terhadap produk yang dibuat jika akan dipasarkan.

F. Analisis Hasil

Untuk mengetahui signifikansi persen penyusutan bobot 2 minggu dan 4 minggu setelah pembuatan digunakan uji Paired t test untuk masing-masing jenis sabun. Uji Paired t test digunakan jika data yang diperoleh memiliki distribusi normal, jika data yang diperoleh ternyata memiliki distribusi data tidak normal maka digunakan uji non parametriknya yaitu Wilcoxon. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan menggunakan taraf kepercayaan (Confidence Interval) 95%.

(43)

Hipotesis statistik dari penelitian ini ada beberapa buah yaitu ;

Hi(1) : Sabun transparan berbahan dasar VCO pada setiap perlakuan memiliki kekerasan yang berbeda.

Ho(1) : Sabun transparan berbahan dasar VCO pada setiap perlakuan memiliki kekerasan yang tidak berbeda

Hi(2) : Sabun transparan berbahan dasar VCO pada setiap perlakuan memiliki kemampuan membentuk busa yang berbeda.

Ho(2) : Sabun transparan berbahan dasar VCO pada setiap perlakuan memiliki kemampuan membentuk busa yang tidak berbeda.

Kuisioner digunakan untuk mendapatkan gambaran penerimaan konsumen terhadap produk yang dibuat. Data dalam kuisioner disajikan dalam bentuk persentase dari total responden. Apabila persentase penerimaan sama dengan persentase yang diharapkan untuk kriteria setuju (62,5%) maka dianggap bahwa produk ini memiliki peluang untuk diterima di pasaran apabila produk ini dipasarkan. Uji signifikansi persentase penerimaan konsumen dilakukan dengan menggunakan uji Z dengan taraf kepercayaan 95%.

Sebelum digunakan kuisioner harus diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengujian validitas dan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson.

(44)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Formulasi

Formula yang digunakan merupakan modifikasi dari formula sabun transparan yang telah dibuat oleh Hambali et al (2006). Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sabun transparan ini meliputi VCO, asam stearat, Natrium hidroksida (NaOH), etanol, asam sitrat, cocoamidopropil betain, gliserin, gula, air, Butylated Hydroxy Toluene (BHT) dan minyak atsiri.

VCO dan asam stearat merupakan fase asam lemak yang digunakan untuk pembentukan sabun oleh NaOH sebagai basa. Sabun yang dihasilkan merupakan garam karboksilat yang termasuk dalam kategori surfaktan anionik. Asam stearat berfungsi sebagai agen pengeras pada suppositoria gliserin (Rowe, Sheskey, Owen, 2006). Dalam sediaan sabun transparan ini asam stearat juga memiliki fungsi untuk membentuk massa sabun yang padat dan keras. VCO selain berfungsi sebagai fase asam lemak juga memiliki fungsi sebagai emolien sehingga diharapkan mencegah dehidrasi pada kulit saat digunakan.

Etanol digunakan sebagai pelarut sabun yang telah terbentuk. Gliserin dan gula digunakan sebagai agen penjernih dalam sabun transaparan. Selain itu gliserin dan gula memiliki sifat humectant sehingga sediaan lembut ketika diaplikasikan di kulit.

(45)

berdampingan dengan surfaktan anionik dapat menurunkan potensi sifat iritatif dari surfaktan aninonik. BHT dalam formula digunakan sebagai pengawet sediaan. Asam sitrat di sini berperan sebagai pH adjuster dan agen pengkelat. Agen pengkelat berfungsi untuk mengikat ion-ion logam pemicu oksidasi, sehingga mampu mencegah terjadinya oksidasi pada minyak yang digunakan.

B. Penentuan Persen Penyusutan Bobot

Sabun transparan yang telah dibuat didiamkan pada suhu ruangan untuk memperoleh keadaan yang tetap. Pendiaman ini dimaksudkan untuk menguapkan etanol yang terkandung dalam sabun transparan. Hal ini perlu dilakukan sebab etanol bersifat iritatif pada kulit. Sabun dikatakan tetap jika hampir semua etanol telah menguap. Etanol yang digunakan dalam formula ini sebesar 17,63%.

(46)
(47)

karena nilai p untuk semua jenis sabun < 0,05. Dari hasil ini didapatkan informasi bahwa sabun transparan akan aman digunakan setelah didiamkan selama 4 minggu.

C. Uji Sifat Fisis Sabun

Sifat fisis sabun transparan yang dibuat dibandingkan dengan sabun transparan yang telah beredar di pasaran. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai apakah sifat fisis sabun transparan yang dibuat telah memenuhi persyaratan yang baik. Karena tidak ada persyaratan yang baku untuk sifat fisis sabun transparan maka digunakan sabun pasaran sebagai pembandingnya (standar pasar). Sabun transparan yang digunakan sebagai pembanding memiliki komposisi utama yang mirip dengan sabun transparan yang dibuat seperti asam stearat, minyak kelapa, NaOH, gula, air dan etanol.

1. Kekerasan Sabun

(48)

dengan

Kekerasan 44 minggu

(49)

Tabel II. Hasil uji Kruskal Wallis kekerasan sabun transparan

Jenis Sabun Mean Rank df Confidence Interval

Asymp. Sig

Basis 17.67

5 95 % 0.250

Kayu Putih 20.07

Sereh 23.64

Cengkeh 22.14

Sabun D 9.20

Sabun P 22.10

Tabel II merupakan hasil signifikansi kekerasan sabun transparan berumur 4 minggu dengan sabun transparan yang beredar di pasaran. Uji yang digunakan untuk mengetahui signifikansi kekerasan sabun adalah uji Kruskal

Wallis sebab setelah diuji normalitasnya, data yang diperoleh memiliki

distribusi yang tidak normal.

Karena Confidence Interval yang digunakan 95 % maka kekerasan sabun dikatakan berbeda signifikan jika nilai p < 0,050. Sedangkan hasil uji Kruskal Wallis memberikan nilai p=0,250 sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak ada perbedaan kekerasan diantara sabun transparan yang dibuat dan sabun transparan yang telah beredar di pasaran. Dari hasil ini diperoleh informasi bahwa kekerasan sabun transparan yang dibuat memenuhi standar pasar dan memiliki kemungkinan diterima di pasar ketika dipasarkan.

(50)

dimungkinkan karena sabun yang dibuat sebelumnya tidak menggunakan asam stearat.

2. Kemampuan Membentuk Busa

Uji kemampuan membentuk busa juga dilakukan tiga kali yaitu 48 jam setelah pembuatan, 2 minggu setelah pembuatan dan 4 minggu setelah pembuatan. Sama dengan kekerasan sabun, hal ini ditujukan untuk mengetahui apakah ada perubahan kemampuan membentuk busa dengan bertambahnya waktu pendiaman sabun.

(51)
(52)

Tabel III. Hasil uji Anova tinggi busa sabun transparan

Untuk mengetahui signifikansi tinggi busa diantara kelompok sabun transparan digunakan uji One Way Anova sebab data yang diperoleh memiliki distribusi normal. Dari tabel III dapat disimpulkan bahwa paling tidak ada dua kelompok yang memiliki tinggi busa yang berbeda. Hal ini disebabkan karena nilai p < 0,050. Jadi ada perbedaan kemampuan membentuk busa pada kelompok sabun yang diuji. Untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda maka dilakukan uji post hoc LSD.

Tabel IV. Hasil uji post hoc LSD tinggi busa sabun transparan (Confidence Interval 95%)

Jenis

(53)

Untuk sabun transparan yang dibuat, yang memiliki perbedaan tinggi busa adalah sabun basis dengan sabun kayu putih dan sabun kayu putih dengan sabun cengkeh. Sabun yang memiliki tinggi busa yang paling besar adalah sabun kayu putih. Dari hasil pengukuran didapatkan informasi bahwa penggunaan minyak kayu putih sebagai fragrance dapat meningkatkan busa sabun yang dihasilkan.

Adanya perbedaan busa yang dihasilkan sabun dengan fragrance yang berbeda dimungkinkan karena perbedaan parameter solubilitas dari fragrance. Parameter solubilitas fragrance dilihat dari senyawa yang menjadi konstituen utama fragrance.

Untuk minyak cengkeh kandungan konstituen utamanya adalah eugenol, untuk minyak sereh adalah sitronelal dan untuk minyak kayu putih adalah sineol. Parameter solubilitas eugenol sebesar 11,12 dan untuk sitronelal sebesar 8,83 (Herman, 2005), sedangkan untuk sineol sebesar 4,30 (Labows, Brahms and Cagan, 1997). Semakin tinggi nilai parameter solubilitas maka senyawa akan cenderung semakin polar.

Dilihat dari nilai parameter solubilitasnya maka urutan polaritas konstituen utama fragrance dari yang paling polar adalah eugenol, sitronelal dan sineol. Urutan ini sama dengan urutan tinggi busa yang dihasilkan yaitu sabun cengkeh < sabun sereh< sabun kayu putih.

(54)

akan terdeposit di bagian ekor hidrofobik surfaktan mengingat sitronelal memiliki parameter solubilitas diantara sineol dan eugenol. Karena eugenol berada di permukaan surfaktan maka dimungkinkan eugenol juga dapat bersifat sebagai antifoaming karena eugenol bersifat non polar (oily) sehingga surfaktan akan menurunkan tegangan antar muka eugenol dengan larutan sabun dahulu dibandingkan menurunkan tegangan antar muka antara udara dan larutan sabun untuk membentuk busa. Hal ini yang mungkin menyebabkan sabun cengkeh memiliki busa yang paling sedikit dibandingkan dengan sabun sereh dan kayu putih.

D. Subjective Assessment

Subjective assessment dilakukan untuk mendapatkan gambaran

(55)

Kusioner disebarkan kepada 30 responden wanita, namun kuisioner yang kembali hanya 25. Sehingga data yang diolah merupakan data dari 25 responden. Hal ini masih diperbolehkan sebab minimal pengambilan sampel adalah 20% untuk populasi dengan jumlah kecil (Sevilla, Ochave, Punsalan, Regala, Uriarte, 1993). Populasi untuk survei ini berjumlah 115 sehingga sampel minimal yang dibutuhkan adalah 23 responden. Hasil survei yang diperoleh disajikan dalam bentuk persentase. Tingkat penerimaan konsumen digambarkan dengan persentase responden, baik yang setuju maupun sangat setuju, yang tertarik menggunakan sabun transparan ini.

Tabel V. Gambaran penerimaan konsumen terhadap sabun transparan

Jenis Sabun

Basis Kayu Putih Sereh Cengkeh

56% 52% 68% 48%

(56)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Perbedaan jenis minyak atsiri yang digunakan sebagai fragrance oil memberikan sifat kemampuan membentuk busa yang berbeda pada sabun transparan berbahan dasar VCO, namun tidak memberikan kekerasan yang berbeda.

2. Sabun transparan basis, kayu putih, sereh dan cengkeh memiliki kemungkinan diterima oleh konsumen jika dipasarkan.

B. Saran

1. Pada penelitian asam stearat ternyata memiliki peranan dalam menentukan sifat fisis sabun transparan, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh bahan-bahan lain dalam formula terhadap sifat fisis sabun transparan.

2. Kecepatan, lama putar , suhu pencampuran dan suhu dalam proses pembuatan sabun transparan mungkin memiliki pengaruh terhadap sifat fisis sabun transparan yang dibuat sehingga perlu dilakukan optimasi proses pembuatan sabun transparan untuk mendapatkan hasil yang optimal.

(57)

membentuk busa dari sabun transparan maka perlu dilakukan penelitian serupa menggunakan jenis fragrance yang lainnya.

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Allen, M.L., 1995, Soap Making, http://journeytoforever.org/farm_library/ soap.pdf, diakses tanggal 22 Mei 2009

Anonim, 2007, Sabun Transparan Diminati Untuk Hadiah, http://www.alumni-tin.org/content/view/54/67/, diakses tanggal 9 Oktober 2009

Anonim, 2008, RJ Series Pilihan Cerdas Untuk Kecantikan Kulitku, http://www.cni.co.id/component/page,shop.product_details/flypage,shop.fl ypage/product_id,43/category_id,2/manufacturer_id,0/option,com_virtuem art/Itemid,110/vmcchk,1/, diakses tanggal 9 Oktober 2009

Anonim, 2009, Preparation and Propertie of Soap experiment 6, http://myweb.brooklyn.liu.edu/lawrenceche4x/e6.sapon.pdf, diakses tanggal 15 Oktober 2009

Armando, R., 2009, Memproduksi 15 Minyak Atsiri Berkualitas, Penebar Swadaya, Jakarta

Budi, 2008, Definisi Virgin Coconut Oil, http://209.85.175.104/search?q=cache :DLhiIOGExIJ:buahmerahonline.com/ebook_apakah_vco_virgin_coconut _oil_itu.pdf+vco&hl=id&ct=clnk&cd=3&gl=id , diakses tanggal 26 September 2008

Bruneton, J., 1993, Pharmacognosy : Phytochemistry Medicinal Plants, second edition, diterjemahkan oleh Hatton, Caroline K., 555 – 557, Lavoisier Publishing, New York

Dumas, E. dan Helmond, J., 1995, Process for Making Transparent Soap, United States Patent

Edoga, M.O., 2009, Comparison of Various fatty Acid Sources for Making Soft Soap (Part I): Qualitative Analysis, Journal of Engineering and Applied Science, 4 (2)¸110-113

Ertel, K., 2006, Personal Cleansing Products: Properties and Use, in Draelos, Z.D. and Thaman, L.A. (Eds), Cosmetic Formulation of Skin Care Product, 35-59, Taylor & Francis, New York

(59)

Gaunther, E., 1990, Minyak Atsiri, jilid IV A, Universitas Indonesia Press, Jakarta George, E.D., 2004, Formulation of Toilet, Combo and Synthetic Clensing Bars,

in Spitz, L., (Eds), SODEOPEC: Soap, Detergent, Oleochemical and Personal Care Product, 96-113 , AOCS Press, USA

Ghaim, J.B., and Volz, E.D., 2001, Skin Cleansing Bars in Barel, A., Paye, M., and Maibach, H.(Eds), Handbook of Cosmetic Science and Technology, 485-497, Marcell Decker Inc., New York

Gordon, R. A., 1978, Solid Transparent Cleanser, United States Patent

Hambali, E., Suryani, A., Dadang, Hariyadi, Hanafie, H., Reksowardojo, I. K., Rivai, M., Ihsanur, M., Suryadarma, P., Tjitrosemito, S., Soerawidjaja, T. H., Prawitasari, T., Prakoso, T., dan Purnama, W., 2006, Jarak Pagar Tanaman Penghasil Biodiesel, 26, Penebar Swadaya, Jakarta

Hambali E., Suryani, A., dan Rivai, M., 2006, Membuat Sabun Transparan untuk Gift dan Kecantikan, 29, Penebar Swadaya, Jakarta

Herman, S., 2006, Fragrance in Emulsion and Surfactant System, Cosmetic and Toiletries, 121 (4), 59-67

Herman, S.J., 2005, Application II: Fragrance, in Rowe, D.J. (Eds), Chemistry ang Technology of Flavors and Fragrance, 305-315, Blackwell Publishing Ltd., USA

Hill, M., and Moaddel, T., 2004, Soap Structure and Phase Behavior, in Spitz, L., (Eds), SODEOPEC: Soap, Detergent, Oleochemical and Personal Care Product, 73-95, AOCS Press, USA

Jehn-Dellaport, 2006, Measured Hardness Values for Single Oil Soaps,

http://www.thescalenews.com/images/hardnessarticle4.pdf, diakses tanggal 15 februari 2009

Labows, J.N., Brahms, J.C., and Cagan, R.H., 1997, Solubilization of Fragrance by Surfactants, in Reiger, M.M., and rhein, L.D., (Eds), Surfactants in Cosmetic, second edition, 605-617, Marcell Dekker Inc., New York

Ma’mun, 2006, Karakteristik Beberapa Minyak Atsiri Famili Zingiberaceae

Dalam Perdagangan, http://balittro.litbang.deptan.go.id/pdf/bulletin

(60)

Mawarti dan Hernani, 2006, Peningkatan Mutu Minyak Atsiri Melaui proses Pemurnian, http://www.atsiriindonesia.com/uploadedfiles/library9makalah 3hernani_peningkatan%20mutu.pdf, diakses tanggal 24 februari 2009 Nelson, P.V., 2009, Preparation of Soap, http://chemistry.olivet.edu

/classes/chem100/pdf/Labs/preparation%20of%20Soap%20Lab.pdf, diak-ses tanggal 02 Maret 2009

Nurdjanah, N., 2004, Diversifikasi Penggunaan Cengkeh, Perspektif Volume 3 Nomor 2, 63, 61 – 67

O’ Neil, Maryadele J., 2001, The Merck Index: An Encyclopedia of Chemicals, Drugs and Biological, 406, 690, Merck & Co. Inc., New Jersey

Rosen, M.J., 1978, Surface & Interfacial Phenomena, 200-212, John Willey & Sons. Inc, United States of America

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Owen, S.C., 2006, Handbook of Pharmaceutical Excipients, fifth edition, Pharmaceutical Press, London

Saify, Z.S., Ahsan, O., and Dayo, A., 2000, Cineole as Skin Penetration Enhancer, Pakistan Journal of Pharmaceutical Science Vol 13 (1), 29 – 32

Sevilla, C.G., Ochave, J.A., Punsalan, T.G., Regala, B.P., Uriarte G.G., 1993, Pengantar Metodologi Penelitian, diterjemahkan oleh Tuwu., A., 160-171, Universitas Indonesia Press, Jakarta

Southwell, I.A., Russel, M.F., Maddox, C., Wheeler, G.S., 2003, Differential Metabolism of 1,8 Cineole in Insect, Journal of Chemical Ecology, 29,84

Surtiningsih, Tini, 2006, Virgin Coconut Oil (VCO), http://kimia.fmipa.unair.ac.id/kuliah/kuw/Hand_out/VCO.pdf, diakses tanggal 12 Oktober 2007

Thau, P., 1997, Surfactant for Skin Cleanser, in Reiger M.M. and Rhein, L.D., (Eds), Surfactant in Cosmetic, second edition, 285-300, Marcell Dekker Inc., New York

Timoti, H., 2005, Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil, PT. Nawapanca Adhi Cipta

(61)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(62)

Lampiran1. Data persen penyusutan bobot sabun transparan

Rep

Basis Kayu putih Sereh Cengkeh m1 m2 % S1 m3 %

S2 m1 m2 % S1 m3 %

S2 m1 m2 % S1 m3 %

S2 m1 m2 % S1 m3 % S2 1 42.66 39.37 7.71 38.25 10.34 47.63 43.84 7.96 42.32 11.15 48.70 44.72 8.17 43.19 11.31 47.54 43.81 7.85 42.40 10.81 2 50.43 45.22 10.33 43.47 13.80 48.55 43.66 10.07 41.99 13.51 51.13 45.58 10.85 43.72 14.49 50.61 45.57 9.96 44.05 12.96 3 50.01 43.30 13.42 41.48 17.06 51.95 44.98 13.42 43.07 17.09 55.90 48.59 13.08 46.51 16.80 50.44 43.49 13.78 41.77 17.19 4 52.21 44.60 14.58 42.28 19.02 53.05 45.07 15.04 42.42 20.04 54.80 47.75 12.86 45.22 17.48 53.61 45.55 15.03 43.16 19.49 5 53.44 45.91 14.09 43.50 18.60 56.02 48.23 13.91 45.91 18.05 52.58 45.71 13.07 43.15 17.93 56.38 48.05 14.77 45.52 19.26 6 50.94 41.78 17.98 39.21 23.03 55.60 45.48 18.20 43.09 22.50 58.65 48.62 17.10 45.40 22.59 57.35 47.24 17.63 44.37 22.63 7 54.83 46.32 15.52 43.84 20.04 53.73 44.80 16.62 42.38 21.12 53.39 45.18 15.38 43.49 18.54 57.23 48.34 15.53 42.59 25.58

Rata-rata 13.38 17.41 13.60 17.64 12.93 17.02 13.51 18.28

Keterangan :

m1 = berat sabun setelah 48 jam (g) m2 = berat sabun setelah 2 minggu (g) m3 = berat sabun setelah 4 minggu (g)

(63)

a. Normalitas Data Persen Penyusutan Bobot

Statistik Std. Error

susut bobot Mean 15.3943 1.12862

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 12.9560

Upper Bound 17.8325

5% Trimmed Mean 15.3970

Median 15.0500

Variance 17.833

Std. Deviation 4.22293

Minimum 7.71

Maximum 23.03

Range 15.32

Interquartile Range 6.06

Skewness -.094 .597

Kurtosis -.371 1.154

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistik df Sig. Statistik df Sig.

susut bobot .106 14 .200* .982 14 .986

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

(64)

• Kayu putih

Statistik Std. Error

susut bobot Mean 15.6200 1.13596

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 13.1659

Upper Bound 18.0741

5% Trimmed Mean 15.6633

Median 15.8300

Variance 18.066

Std. Deviation 4.25038

Minimum 7.96

Maximum 22.50

Range 14.54

Interquartile Range 5.81

Skewness -.141 .597

Kurtosis -.667 1.154

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistik df Sig. Statistik df Sig.

susutbobot .093 14 .200* .981 14 .982

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

(65)

• Sereh

Statistik Std. Error

susut bobot Mean 14.9750 1.00110

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 12.8123

Upper Bound 17.1377

5% Trimmed Mean 14.9300

Median 14.9350

Variance 14.031

Std. Deviation 3.74576

Minimum 8.17

Maximum 22.59

Range 14.42

Interquartile Range 5.12

Skewness .147 .597

Kurtosis .095 1.154

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistik df Sig. Statistik df Sig.

susutbobot .122 14 .200* .981 14 .979

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

(66)

• Cengkeh

Statistik Std. Error

susut bobot Mean 15.8907 1.30328

95% Confidence Interval for

Mean

Std. Deviation 4.87641

Minimum 7.85

Maximum 25.58

Range 17.73

Interquartile Range 6.90

Skewness .319 .597

Kurtosis -.083 1.154

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistik df Sig. Statistik df Sig.

susut bobot .101 14 .200* .985 14 .994

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

(67)

b. Signifikansi Data Persen Penyusutan Bobot 2 minggu dan 4 minggu

Karena semua data berdistribusi normal untuk mengetahui signifikansi perbedaan persen penyusutan bobot maka digunakan uji Paired-t test.

• Basis

Paired Samples Statistiks

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 susut2minggu 13.3757 7 3.39452 1.28301

susut4minggu 17.4129 7 4.19621 1.58602

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 susut2minggu &

susut4minggu 7 .999 .000

Paired Samples Test Interval of the

Difference

-4.03714 .82708 .31261 -4.80206 -3.27222 -12.914 6 .000

(68)

• Kayu putih

Paired Samples Statistiks

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 susut2minggu 13.6029 7 3.57661 1.35183

susut4minggu 17.6371 7 4.10564 1.55179

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 susut2minggu &

susut4minggu 7 .996 .000

Paired Samples Test Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 susut2minggu -

susut4minggu

-4.03429 .63639 .24053 -4.62285 -3.44572 -16.772 6 .000

Kesimpulan: Ada perbedaan signifikan antara persen penyusutan setelah 2 minggu penyimpanan dan 4 minggu penyimpanan pada sabun kayu putih

• Sereh

Paired Samples Statistiks

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 susut2minggu 12.9300 7 2.89892 1.09569

(69)

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 susut2minggu &

susut4minggu 7 .977 .000

Paired Samples Test Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 susut2minggu -

susut4minggu

-4.09000 .90743 .34298 -4.92923 -3.25077 -11.925 6 .000

Kesimpulan : Ada perbedaan signifikan antara persen penyusutan setelah 2 minggu penyimpanan dan 4 minggu penyimpanan pada sabun sereh

• Cengkeh

Paired Samples Statistiks

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 susut2minggu 13.5071 7 3.40744 1.28789

susut4minggu 18.2743 7 5.16282 1.95136

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 susut2minggu &

(70)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 susut2minggu -

susut4minggu

-4.76714 2.46185 .93049 -7.04398 -2.49031 -5.123 6 .002

(71)

Lampiran 2. Data sifat fisis sabun transparan setelah 48 jam a. Kekerasan Sabun (kg)

Replikasi Basis Kayu Putih Sereh Cengkeh

1 1.00 1.00 1.00 1.00

2 1.00 1.00 1.00 1.00

3 1.00 1.00 2.00 1.00

4 1.00 1.50 1.00 1.00

5 1.00 2.00 1.00 3.00

6 0.50 0.50 0.50 0.50

7 1.00 2.00 0.50 1.50

Rata-rata 0.93 1.29 1.00 1.29

b. Tinggi Busa Sabun (ml)

Replikasi Basis Kayu Putih Sereh Cengkeh

1 3.40 1.80 1.60 1.60

2 1.40 1.40 1.20 1.20

3 1.40 1.00 1.00 0.80

4 1.40 1.40 1.00 1.00

5 1.60 1.20 1.00 0.90

6 1.00 1.40 0.80 0.80

7 0.90 1.40 0.80 0.80

(72)

Lampiran 3. Data sifat fisis sabun transparan setelah 2 minggu a. Kekerasan sabun (kg)

Replikasi Basis Kayu putih Sereh Cengkeh

1 3.00 3.00 3.00 3.00

2 3.00 3.00 3.50 3.00

3 2.50 2.00 3.00 3.00

4 3.00 3.00 3.00 2.50

5 3.50 2.50 2.50 3.00

6 4.50 2.00 3.00 3.00

7 3.00 4.00 3.00 4.50

Rata-rata 3.21 2.79 3.00 3.14

b. Tinggi busa (ml)

Replikasi Basis Kayu putih Sereh Cengkeh

1 2.00 1.40 1.60 1.60

2 2.60 2.20 2.10 1.40

3 1.60 2.00 1.80 1.50

4 1.40 1.60 2.40 1.30

5 1.60 1.80 1.50 1.00

6 1.50 2.00 1.80 1.40

7 1.60 2.40 1.40 1.80

(73)

Lampiran 4. Data sifat fisis sabun transparan setelah 4 minggu a. Kekerasan Sabun (kg)

Replikasi Basis Kayu putih Sereh Cengkeh

1 3.00 3.00 3.00 3.00

2 2.50 3.00 3.00 3.00

3 2.50 2.00 3.00 3.00

4 3.00 3.00 3.50 4.00

5 4.00 3.50 3.50 3.50

6 4.00 4.00 4.00 3.00

7 3.00 4.00 4.00 4.00

Rata-rata 3.14 3.21 3.43 3.36

b. Tinggi Busa Sabun (ml)

Replikasi Basis Kayu putih Sereh Cengkeh

1 2.00 1.80 1.80 1.60

2 2.00 2.60 2.20 1.60

3 1.80 2.40 2.00 1.60

4 2.00 2.00 1.60 2.40

5 1.60 2.40 2.00 1.20

6 2.00 2.00 2.60 1.40

7 1.60 3.00 1.20 1.00

(74)

Lampiran 5. Perbandingan sifat fisis sabun transparan 4 minggu dengan sabun pasaran

a. Kekerasan Sabun Pasaran (kg)

Replikasi Sabun “D” Sabun “P”

b. Tinggi Busa Sabun Pasaran (ml) Replikasi Sabun “D” Sabun “P”

c. Normalitas Data Kekerasan Sabun Transparan dan Sabun Pasaran Case Processing Summary

Statistik Std. Error

kekerasan Mean 3.2368 .10109

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 3.0320

Upper Bound 3.4417

(75)

Median 3.0000

Variance .388

Std. Deviation .62317

Minimum 2.00

Maximum 5.00

Range 3.00

Interquartile Range .62

Skewness .505 .383

Kurtosis .294 .750

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistik df Sig. Statistik df Sig.

kekerasan .227 38 .000 .916 38 .007

a. Lilliefors Significance Correction

Kesimpulan : data kekerasan memiliki distribusi yang tidak normal (p < 0,050), karenanya untuk mengetahui apakah ada perbedaan antar tiap kelompok digunakan uji Kruskal Wallis

d. Uji Kruskal Wallis Kekerasan Sabun Transparan dan Sabun Pasaran Ranks

perlakuan N Mean Rank

kekerasan basis 7 17.64

kayuputih 7 20.07

sereh 7 23.64

cengkeh 7 22.14

sabunD 5 9.20

sabunP 5 22.10

(76)

Test Statistiksa,b

kekerasan

Chi-Square 6.623

df 5

Asymp. Sig. .250

a. Kruskal wallis Test

b. Grouping Variable:

perlakuan

Kesimpulan : Tidak ada perbedaan kekerasan yang signifikan (p > 0,050) antara sabun transparan dan antara sabun transparan dengan sabun pasaran

e. Normalitas Data Tinggi Busa Sabun Transparan dan Sabun Pasaran Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

tinggi busa 38 100.0% 0 .0% 38 100.0%

Descriptives

Statistik Std. Error

tinggi busa Mean 1.8868 .07526

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 1.7344

Upper Bound 2.0393

5% Trimmed Mean 1.8795

Median 1.8000

Variance .215

Std. Deviation .46393

Minimum 1.00

(77)

Range 2.00

Interquartile Range .65

Skewness .243 .383

Kurtosis -.306 .750

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistik df Sig. Statistik df Sig.

tinggi busa .140 38 .056 .966 38 .294

a. Lilliefors Significance Correction

Kesimpulan : Data tinggi busa memiliki distribusi normal (p > 0,050), karenanya untuk mengetahui apakah ada perbedaan antar tiap kelompok digunakan uji One Way Anova

f. Uji One Way Annova Tinggi Busa Sabun Transparan dan Sabun Pasaran ANOVA

tinggibusa

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 3.520 5 .704 5.070 .002

Within Groups 4.443 32 .139

Total 7.963 37

(78)

g. LSD Tinggi Busa

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

basis kayuputih -.45714* .19918 .028 -.8629 -.0514

sereh -.05714 .19918 .776 -.4629 .3486

cengkeh .31429 .19918 .124 -.0914 .7200

sabunD .39714 .21819 .078 -.0473 .8416

sabunP -.34286 .21819 .126 -.7873 .1016

kayuputih basis .45714* .19918 .028 .0514 .8629

sereh .40000 .19918 .053 -.0057 .8057

cengkeh .77143* .19918 .000 .3657 1.1771

sabunD .85429* .21819 .000 .4098 1.2987

sabunP .11429 .21819 .604 -.3302 .5587

sereh basis .05714 .19918 .776 -.3486 .4629

kayuputih -.40000 .19918 .053 -.8057 .0057

cengkeh .37143 .19918 .071 -.0343 .7771

sabunD .45429* .21819 .045 .0098 .8987

sabunP -.28571 .21819 .200 -.7302 .1587

cengkeh basis -.31429 .19918 .124 -.7200 .0914

kayuputih -.77143* .19918 .000 -1.1771 -.3657

sereh -.37143 .19918 .071 -.7771 .0343

sabunD .08286 .21819 .707 -.3616 .5273

sabunP -.65714* .21819 .005 -1.1016 -.2127

sabunD basis -.39714 .21819 .078 -.8416 .0473

kayuputih -.85429* .21819 .000 -1.2987 -.4098

sereh -.45429* .21819 .045 -.8987 -.0098

cengkeh -.08286 .21819 .707 -.5273 .3616

(79)

sabunP basis .34286 .21819 .126 -.1016 .7873

kayuputih -.11429 .21819 .604 -.5587 .3302

sereh .28571 .21819 .200 -.1587 .7302

cengkeh .65714* .21819 .005 .2127 1.1016

sabunD .74000* .23568 .004 .2599 1.2201

(80)

Lampiran 6. Komposisi sabun pasaran yang digunakan. A. Sabun “D”

No batch : 920723

Komposisi : Coconut Oil, NaOH, Stearic acid, Sucrosa, Water, Castor oil, Glycerin, Sulfurized TEA, Ricinoleate (2%), PEG 35, Fragrance, Cocoamide MEA, Cocoamide BEA, Propilene glycol, TEA Laurylsulfat, Olive Oil (0,2%), Tetrasodium EDTA, BHT, Rose Extract, CI 191410

B. Sabun “P”

No Batch : 1C923

(81)
(82)
(83)
(84)

Lampiran 8. Uji validitas dan reliabilitas kuisioner A. Data Validasi Sembilan Pernyataan

Correlations

satu dua tiga empat lima enam tujuh delapan sembilan total

satu Pearson Correlation 1 -.337 .745** -.366 1.000** .000 .381 .366 .318 .722**

Sig. (2-tailed) .219 .001 .180 .000 1.000 .161 .180 .248 .002

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

dua Pearson Correlation -.337 1 -.553* .395 -.337 .000 -.069 .148 .043 .008

Sig. (2-tailed) .219 .033 .145 .219 1.000 .808 .599 .879 .976

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

tiga Pearson Correlation .745** -.553* 1 -.491 .745** -.289 .227 .055 .332 .440

Sig. (2-tailed) .001 .033 .063 .001 .297 .415 .847 .226 .101

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

empat Pearson Correlation -.366 .395 -.491 1 -.366 .189 .385 .018 .264 .159

Sig. (2-tailed) .180 .145 .063 .180 .500 .157 .950 .342 .571

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

lima Pearson Correlation 1.000** -.337 .745** -.366 1 .000 .381 .366 .318 .722**

Sig. (2-tailed) .000 .219 .001 .180 1.000 .161 .180 .248 .002

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

enam Pearson Correlation .000 .000 -.289 .189 .000 1 .460 .378 .164 .357

Sig. (2-tailed) 1.000 1.000 .297 .500 1.000 .085 .165 .558 .192

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

(85)

Sig. (2-tailed) .161 .808 .415 .157 .161 .085 .004 .002 .000

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

delapan Pearson Correlation .366 .148 .055 .018 .366 .378 .695** 1 .342 .695**

Sig. (2-tailed) .180 .599 .847 .950 .180 .165 .004 .212 .004

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

sembila n

Pearson Correlation .318 .043 .332 .264 .318 .164 .723** .342 1 .730**

Sig. (2-tailed) .248 .879 .226 .342 .248 .558 .002 .212 .002

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

total Pearson Correlation .722** .008 .440 .159 .722** .357 .866** .695** .730** 1

Sig. (2-tailed) .002 .976 .101 .571 .002 .192 .000 .004 .002

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

(86)

B. Data Validasi Lima Pernyataan

sembilan Pearson Correlation .318 .318 .723** .342 1 .684**

Sig. (2-tailed) .248 .248 .002 .212 .005

N 15 15 15 15 15 15

total Pearson Correlation .831** .831** .806** .684** .684** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .005 .005

N 15 15 15 15 15 15

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Kelima pernyataa yang tersisa memiliki validitas yang baik dengan taraf kepercayaan 99%.

C. Data Reliabilitas Lima Pernyataan Correlations

ganjil genap

ganjil Pearson Correlation 1 .809**

Sig. (2-tailed) .000

N 15 15

genap Pearson Correlation .809** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 15 15

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(87)

1 1

2 2

Mak : a ,

,

0,894

Karena nilai koefisien korelasi Spearman-Browman > 0,8 maka kuisioner ini telah reliabel.

Mengingat empat pernyataan yang tidak valid semua mengandung kata”bau” dan adanya beberapa keterbatasan maka terhadap keempat pernyataan tersebut dilakukan professional adjustment. Jadi keempat pernyataan tersebut masih digunakan dalam penelitian dengan merubah kata

Gambar

Gambar 1. Misel (Hill & Moaddel, 2004)
Gambar 2. Partisi fragrance dalam sistem surfaktan (Herman, 2005)
Gambar 3. Struktur 1,8 cineole (Southwell, Russel, Maddox, Wheeller, 2003)
Gambar 4. Struktur Sitronelal (O’ Neil, 2001)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya Media Pembelajaran Interaktif Bahasa Jawa tentang materi Aksara Jawa, siswa-siswi kelas III pada Sekolah Dasar Negeri Sragen Tiga tidak merasa jenuh bahkan

Kesenjangan antara jumlah pejabat pengawas dan Auditee, Kurangnya Pemahaman Pejabat/Aparatur tentang tugas dan tanggung jawabnya didalam menindaklanjuti hasil temuan

dilaksanakan sejak awal proyek sampai dengan saat ini dibandingkan dengan seluruh target yang ditetapkan dalam proposal; 2) hasil yang dicapai pada pelaksanaan program tahun 2009

[r]

The Effect of Using Games on the Eighth Grade Students’ Tenses Achievement at SMP Negeri 2 Cluring in the 2012/2013 Academic Year; Maretta Hangga Putri, 080210491050; 2013: 45

Unsur-unsur yang dirumuskan oleh Departemen Pendidikan Nasional dalam implementasi pendidikan karakter hanya berkisar pada (1) diskripsi, (2) indikator sekolah, dan (3) indikator

Dengan demikian, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Praktik Perataan Laba terhadap Cost Of Equity Capital pada Perusahaan Manufaktur

risk-taking yang dilakukan oleh bank menjadi beragam, karena pemerintah dan asing memiliki karakteristik yang berbeda dalam pengambilan keputusan yang berisikoc.