• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALAT PERNAPASAN PADA HEWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ALAT PERNAPASAN PADA HEWAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ALAT PERNAPASAN PADA HEWAN

Macam macam alat pernapasan pada hewan yaitu : paru

-paru, insang, kulit, dan trakea.

1. Alat Pernapasan pada Burung

Burung bernapas dengan paru - paru. Burung mempunyai alat pernapasan yaitu pundi - pundi

(kantong) udara. Pundi - pundi udara berguna untuk menyimpan udara pada waktu terbang.

Proses pernapasan burung adalah sebagai berikut :

Hidung, tenggorokan, pundi - pundi udara, paru - paru. Ketika terbang pernapasan burung berasal

dari udara yang tersimpan dalam pundi - pundi udara, dan ketika tidak burung mengisi pundi - pundi

udaranya.

2. Reptil

Reptil (ular, buaya, kadal, cecak dan buaya) bernnapas dengan paru - paru. Udara masuk melalui

hidung kemudian masuk ke batang tenggorokan lalu ke paru - paru.

(2)

3. Amfibi (Katak)

Metamorfosis katak meliputi : telur, berudu (cebong), katak muda dan katak dewasa.

Berudu bernafas dengan insang. Katak muda dan katak dewasa bernapas dengan paru - paru dan kulit.

4. Ikan

Ikan bernapas dengan insang yang berjumlah empat pasang. Ikan memiliki gelembung renang yang

berguna sebagai penyimpan oksigen dan pengatur gerak naik turun.

Bagi ikan yang hidup ditempat yang kurang air (lumpur) mempunyai lipatan -lipatan insang disebut

labirin. Labirin dapat menyimpan cadangan oksigen.

(3)

5. Serangga

Serangga bernapas dengan trakea. Trakea adalah pembuluh - pembuluh halus yang bercabang

yang memenuhi seluruh bagian tubuh serangga dan bermuara pada stigma. Stigma adalah lubang

yang terletak di sisi tubuh bagian kiri-kanan. Stigma berfungsi sebagai tempat keluar masuknya udara.

6. Cacing

Cacing tidak mampunyai alat pernapasan khusus, cacing bernapas melalui permukaan kulit tubuhnya

yang basah.

(4)

7. Mamalia

Semua hewan mamalia, baik mamalia darat maupun mamalia air bernapas dengan paru - paru.

Seekor lumba - lumba dan paus mengeluarkan kepalanya ke permukaan air untuk menghirup udara

hangat dari paru - paru.

(5)

SISTEM PERNAFASAN PADA HEWAN

1.BELUT

Defenisi belut

Secara umum jenis belut ada 3, yaitu : 1. belut sawah (Monopterus Albus), 2.belut rawa (Synbrancus Bengalensis), 3.belut laut (Macrotema Caligans).

belut bernafas dengan ingsang dan kulit tipis didalam ronga mulutnya.

Ukuran insang sangat kecil, dilengkapi dengan lubang yang menghubungkan insang dengan media di luar tubuh. ingsang berguna untuk menghirup oksigen dalam air. Karena habitat di lumpur belut memiliki alat bantu pernafasan kulitnya di dalam rongga mulutnya.

Belut termasuk hewan pemakan daging (carnivora), dengan ciri-ciri:

Belut kuat bertahan lama walau pun dia tidak menemukan makanan jadi pertumbuhannya tidak signifikan. sebanding antara yang di makanya dengan berat tubuhnya.

Alat pencernaan makanannya menggunakan sistem hormonal dan enzimase, sehingga belut mudah mencerna daging.

Sejak larva sampai fase belut muda, belut memangsa micro organisme seperti cacing sutra, plankton, daphnia, larva serangga, berudu, dan ikan kecil.

Secara biologis belut mengalami perubahan kelamin (hermaprodit protogini) dari fase betina ke fase jantan, atau sebaliknya.

belut muda berkelamin betina rata-rata 40 cm kulit berwarna lebih cerah, setelah berumur lebih dari 9 bulan akan mengalami perubahan kelamin menjadi jantan berukuran lebih dari 40 cm berwarna lebih gelap, masa ini belut menjadi agresif dan ganas bisa menjadi kanibalisme. ketika populasi belut sedikit maka belut jantan berubah lagi menjadi kelamin berjenis betina.

Anatomi belut

Secara anatomi, kelenjar kelamin (gonad) belut memiliki ovarium sekaligus testis. Ovarium berjumlah sepasang, terletak memanjang di dalam rongga badan, di sebelah kiri dan kanan gelembung renag. Sedang testis terletak di bawah gelembung renang.

(6)

Perkembangbiakan

Belut berkembangbiak sekali dalam setahun. Masa perkawinannya sangat panjang, dimulai dari awal musim hujan sampai awal musim kemarau. Di Indonesia kira-kira 5 sampai 7 bulan.

Anak-anak yang baru menetas diasuh oleh induk jantan sampai berumur 2 minggu. Selebihnya, anak-anak meninggalkan sarang dan mencari makan sendiri

Habitat Belut:

Secara umum belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesufik. Habitat belut bisa di mana saja, meliputi air tawar, air payau hingga perairan asin dengan kondisi berlumpur dan kedalaman kurang dari 150 cm.

Sebagai binatang malam (nocturnal), belut menyukai tempat yang lembab, berair dan terlindung dari sinar matahari, tapi dalam keadaan terpaksa, belut mampu bertahan hidup sampai berbulan-bulan dilingkungan kurang air.

(7)

2.LUMBA-LUMBA

Sistem pernafasan lumba-lumba juga mirip dengan manusia. Namun letak lubang hidungnya tidak di tengah-tengah wajahnya, tapi di bagian atas kepalanya. Seperti manusia, sebelum menyelam, lumba-lumba mengirup udara dan menahannya di dalam paru-paru. Saat mereka muncul dari kedalaman air, beberapa meter sebelum mencapai permukaan, mereka akan menghembuskan udara dengan kuat melalui lubang udara mereka.

Mamalia berdarah panas. Ini berarti bahwa pada kondisi normal suhu tubuhnya selalu konstan, karena termostat alami di dalam tubuh terus mengatur suhu tubuh. Namun saat hibernasi, suhu tubuh mamalia kecil seperti tupai, dari suhu normal 40 derajat turun sampai sedikit saja di atas titik beku, seolah-olah diatur oleh sebuah kunci. Metabolisme tubuhnya menjadi sangat lambat. Hewan ini bernapas sangat lambat, dan denyut jantungnya turun dari kondisi normal 300 kali per menit menjadi 7-10 kali per menit. Refleks tubuhnya berhenti dan aktivitas listrik dalam otaknya melambat hampir tidak terdeteksi.

Hewan menyembunyikan diri dengan dua alasan utama:

 berburu dan melindungi diri dari pemangsa.

 Metode penyamaran berbeda dari metode lainnya karena diperlukan kecerdasan, keterampilan, estetika dan keserasian tinggi.

(8)

Teknik-teknik kamuflase hewan sungguh menakjubkan. Hampir mustahil mengenali seekor ikan yang bersembunyi di karang, atau makhluk lainnya.

Sistem pernafasan lumba-lumba juga mirip dengan manusia. Namun letak lubang hidungnya tidak di tengah-tengah wajahnya, tapi di bagian atas kepalanya. Seperti manusia, sebelum menyelam, lumba-lumba mengirup udara dan menahannya di dalam paru-paru. Saat mereka muncul dari kedalaman air, beberapa meter sebelum mencapai permukaan, mereka akan menghembuskan udara dengan kuat melalui lubang udara mereka.

Mamalia berdarah panas. Ini berarti bahwa pada kondisi normal suhu tubuhnya selalu konstan, karena termostat alami di dalam tubuh terus mengatur suhu tubuh. Namun saat hibernasi, suhu tubuh mamalia kecil seperti tupai, dari suhu normal 40 derajat turun sampai sedikit saja di atas titik beku, seolah-olah diatur oleh sebuah kunci. Metabolisme tubuhnya menjadi sangat lambat. Hewan ini bernapas sangat lambat, dan denyut jantungnya turun dari kondisi normal 300 kali per menit menjadi 7-10 kali per menit. Refleks tubuhnya berhenti dan aktivitas listrik dalam otaknya melambat hampir tidak terdeteksi.

(9)

3.BURUNG

Kata aves (burung) berasal dari kata Latin yang dipakai sebagai nama kelas, sedang Ornis dari bahasa Yunani, dipakai dalam “Ornithology” berarti ilmu yang mempelajari burung-burung. Definisi aves (burung) adalah vertebrata dengan tubuh yang ditutupi oleh bulu (asal epidermal), sedangkan hewan lainnya tidak ada yang berbulu. Aves (burung) adalah vertebrata yang dapat terbang, karena mempunyai sayap yang merupakan modifikasi anggota gerak anterior. Kaki pada aves (burung) digunakan untuk berjalan, bertengger, atau berenang (dengan selaput interdigital). Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.

Aves hidup di darat. Sebagian spesies mendiami pohon-pohon. Jenis tertentu, seperti penguin, hidup di daratan kutub utara namun mencari makanan dengan berenang di laut. Jenis lainnya juga mencari makanan di danau dan perairan tawar lain, contohnya bebek.

Secara umum, tubuh aves (burung) terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor. Tubuhnya tertutup oleh bulu yang khas yang terbuat dari keratin. Bulu ini diganti sekali setahun. Menurut letaknya terdapat lima macam bulu, yaitu remiges (pada sayap), rektrises (pada ekor), tetrises (penutup badan), alula (pada jari-jari sayap), dan paraterum (di sekitar bahu). Menurut bentuknya ada tiga macam bulu, yaitu pluma, plumula (lunak), dan filopluma (seperti rambut bertangkai panjang). Pada sayap dan ekor, bulu berpasang-pasangan secara simetris. Bulu yang hanya tumbuuh pada tempat tertentu dan teratur disebut apteria. Leher diselubungi bulu-bulu jenis plumula, dan memiliki kelenjar minyak.

Selain bulu, ciri-ciri lain pada burung antara lain:

a. Mulut burung tidak bergigi. Paruh burung diselubungi zat tanduk yang dibentuk oleh maksila (rahang atas) dan mandibula (rahang bawah). Pada pangkal paruh terdapat tonjolan ke atas dari kulit lunak, disebut sera.

b. Struktur tulang menyerupai sarang lebah sehingga kerangkanya kuat namun ringan. Kerangkanya merupakan material yang tipis, kuat dan mengalami osifikasi yang sempurna. Tulang burung relative ringan karena memiliki banyak rongga. Tulang dada menjadi tempat melekatnya otot terbang. Gelang bahu terbentuk oleh sepasang korakoid, sepasang scapula, dan sepasang klavikula. Ketiga tulang tersebut membentuk lubang (foramen trioseum) tempat otot dada kecil (muskulus pektoralis minor) yang berfungsi mengangkat sayap. Tulang rusuk bagian depan melekat pada tulang dada, di bagian belakang melekat pada tulang leher atau tulang punggung.

c. Alat penglihatan, alat pendengaran dan alat suara sudah berkembang dengan baik.

(10)

d. Aves (burung) memiliki alat suara (siring) pada percabangan trakea. Siring digerakkan oleh otot siringialis (penghubung siring dengan dinding trakea sebelah dalam) dan otot sternotrakealis (penghubung trakea dengan tulang dada).

e. Aves (burung) termasuk homoiterm (hewan berdarah panas). Suhu tubuh tetap, ±40,5o– 42oC.

f. Habitat aves (burung) di daratan sampai ketinggian ±6.000 m. Aves (burung) ada yang menetap, ada pula yang bermigrasi.

Adapun sistem organ yang terdapat dalam Aves yaitu: a. Sistem Gerak

Anggota gerak (tungkai) dua pasang. Tungkai depan berupa sayap yang berfungsi untuk terbang. Tungkai belakang berfungsi untuk bertengger, berjalan, atau berenang.

b. Sistem Pencernaan Makanan

Sistem pencernaan makanan sempurna dari mulut → kerongkongan → tembolok → lambung kelenjar → lambung otot atau empedal (ventrikulus) berdinding tebal → usus halus terdiri atas duodenum, jejunum, dan ileum yang digantung oleh mesentrium → usus besar (terdapat sepasang usus buntu diantara usus halus dan usus besar) → bermuara pada kloaka di bawah ekor.

Empedal pada aves (burung) berfungsi untuk menghancurkan makanan. Mempunyai kelenjar ludah, kelenjar pancreas, dan hati yang menghasilkan empedu. c. Sistem Pernapasan

Aves (burung) bernafas dengan paru-paru yang berhubungan dengan kantong-kantong udara (sakus pneumatikus) yang berhubungan pula dengan tulang-tulang pipa. Fungsi kantong udara :

1) membantu pernafasan terutama saat terbang 2) menyimpan cadangan udara (oksigen)

3) memperbesar atau memperkecil berat jenis pada saat burung berenang 4) mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu banyak.

Pernapasan pada burung di saat hinggap:

Pada waktu tidak terbang, pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga tulang-tulang rusuk bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Mengembangnya paru-paru menyebabkan udara luar masuk (inspirasi). Sebaliknya dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru akan mengempis sehingga udara dari kantung udara kembali ke paru-paru-paru-paru. Jadi, udara segar mengalir melalui parabronkus pada waktu inspirasi maupun ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien dari pada paru-paru mamalia.

Pernafasan burung saat terbang :

Pada waktu terbang, gerakan aktif dari rongga dada tak dapat berlangsung karena tulang-tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal pelekatan yang kuat untuk otot-otot terbang. Akibatnya, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung udara diketiak, caranya adalah dengan menggerak-gerakkan sayap ke atas dan ke bawah. Gerakkan ini dapat menekan dan melonggarkan kantong udara tersebut sehingga terjadilah pertukaran udara didalam paru-paru. Semakin tinggi terbang, burung harus semakin cepat menggerakkan sayap untuk memperoleh semakin banyak oksigen. Frekuensi bernapas burung kurang lebih 25 kali permenit, sedangkan pada manusia hanya 15-20 kali permenit.

d. Sistem Peredaran Darah Bagan sirkulasi pada burung

(11)

Paru-paru → Serambi kiri → Bilik kiri → Seluruh tubuh → Serambi kanan→ Bilik kanan → Paru-paru

Pada burung sistem peredaran darahnya adalah peredaran tertutup yakni sistem dalam peredarannya darah selalu terdapat dalam pembuluh, atau darah tidak pernah langsung masuk ke dalam jaringan. Jantung terdiri atas empat ruangan (dua buah atrium dan dua buah ventrikulus) yang dibungkus oleh perikardium. Lengkung aorta hanya satu di sebelah kanan dan hanya memiliki satu sistem porta, yaitu sistem porta hepatica.

Dinding diantara kedua ventrikel jantung burung begitu sempurna sehingga dinding itu mampu mencegah percampuran antara darah yang kaya oksigen dan yang miskin oksigen. Pembagian jantung yang sempurna itu memungkinkan darah melewati jantung sebanyak dua kali pada setiap kali darah beredar di dalam tubuh (peredaran darah ganda). Sebagai akibatnya, darah di aorta burung mengandung lebih banyak oksigen daripada aorta vertebrata lainnya.

e. Sistem Ekskresi Aves (Burung)

Alat ekskresi burung terdiri atas ginjal, paru-paru, dan kulit. Burung mempunyai sepasang ginjal bertipe metanefros yang berwarna cokelat. Vena porta ginjal tidak terbagi-bagi menjadi kapiler-kapiler ginjal.Saluran ekskresi ginjal dan saluran kelamin bermuara pada bagian akhir usus (kloaka). Kloaka ini merupakan tempat pertemuan saluran kelenjar kelamin dan usus. Kantong air seni tidak ada, hasil ekskresi setengah padat.

Burung hampir sama sekali tidak mempunyai kelenjar kulit, tetapi mempunyia kelenjar minyak yang terdapat di punggungnya, yang berguna untuk meminyaki bulunya.

f. Sistem Alat Indera Dan Sistem Saraf Aves (Burung)

Lidah pada umumnya tak dapat dijulurkan. Mata mempunyai kelopak mata, membrane niktitans (selaput tidur), dan kelenjar air mata. Tak ada daun telinga, terdapat membrane timpani (selaput pendengar) di bagian dalam lubang telinga luar.

Lubang hidung satu pasang dengan indera pencium yang kurang baik.pemilihan makanan dengan organ perasa yang berada di sisi lidah dan langit-langit. Sistem saraf pusat berupa otak dengan 12 pasang saraf cranial. Terdapat kelenjar tiroid, adrenal, dan endokrin pituitary (hipofisis) yang terletak di dasar otak.

g. Sistem Reproduksi Aves (Burung)

Pembuahan sel telur dan sperma / fertilisasi terjadi di dalam tubuh induk (fertilisasi internal). Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka. Pada hewan jantan, terdapat sepasang testis, sedangkan ovarium hanya satu dan tumbuh dengan baik di sebelah kiri pada hewan betina.

Aves (burung) bertelur sehingga tergolong hewan ovipar dengan ciri telur bercangkang dan kuning telur besar. Burung mengerami telurnya dan merawat anaknya.

Aves (burung) dapat diklasifikasikan kembali menjadi beberapa ordo. Berdasarkan kemampuan terbangnya, kelompok aves (burung) dibedakan menjadi dua yaitu: a. Carinata

Burung yang tergolong karinata memiliki taju dada (carina). Taju dada berfungsi menyokong otot dadanya yang besar. Otot dada memberikan kekuatan terbang. Pada pinguin contohnya pinguin gentoo (Pygoscelis papua), yang merupakan

(12)

karinata yang tidak terbang, otot dadanya digunakan untuk berenang di laut mencari makanan.

Hampir 60% spesies burung karinata tercakup dalam ordo passeriformes atau burung bertengger. Burung bertengger memiliki jari kaki yang dapat mencengkeram dahan pohon. Contoh burung ini adalah burung layang-layang besar (Hirundapus giganteus), burung merpati (Columbia livia), burung pipit (Anthus sp.), burung dara, dan berbagai burung pengicau. Ayam (Gallus gallus domesticus) juga tergolong karinata. Burung layang-layang adalah burung yang paling cepat terbangnya yakni terbangnya mencapai 170 km/jam.

b. Ratita

Burung yang tergolong ratita tidak memiliki taju dada pada tulang dadanya. Otot dadanya juga tidak sebesar burung karinata. Burung unta (Struthio camelus), kiwi (Apteryx australis), emu (Dromaius novaehollandiae) dan Kasuari dalah contoh burung ratita.

Aves (burung) meliputi banyak sekali ordo, beberapa ordo yang telah punah, antara lain:

a. Aepyornithiformes ( burung gajah), tinggi ±3 m, telur 21-30 cm, terdapat di Malagasi.

b. Dinornithiformes, tinggi ±3 m, telur 14-18 cm, pernah hidup di Selandia Baru. c. Hesperornis dan Ichthyornis, burung bergigi, hidup di Amerika Serikat.

d. Archaeopteryx, bergigi, tidak mempunyai pigostil. Fosilnya terdapat di Jerman. e. Diatrymiformes, tak dapat terbang, dan berparuh besar. Burung ini terdapat di Amerika Serikat.

Beberapa ordo yang masih ada, antara lain: a. Rosares (Galliformes)

Rosaries memiliki paruh pendek. Kakinya berfungsi untuk mengais dan berlari. Contoh: ayam buras, merak, kalkun, maleo

b. Ratites (Palaeognathae)

Ratites meliputi beberapa ordo burung tak dapat terbang, yaitu sebagai berikut: 1) Struthioniformes, contohnya burung unta

2) Casuariiformes, contohnya kasuari 3) Apterygiformes, contohnya kiwi 4) Rheiformes, contohnya burung rea. c. Anseriformes (burung perenang)

Burung ini berkaki pendek, memiliki selaput renang diantara jari-jari kaki. Ekor pendek, paruh melebar berkrista penyaring.

Contoh: entok, itik, angsa, belibis. d. Ciconiiformes

Burung ini berkepala botak, memiliki paruh, leher, dan tungkai panjang. Hidup bergerombol, memakan hewan air.

Contoh: blekok, flamingo, bangau jawa. e. Coraciiformes

Burung raja berparuh besar, kepala besar, tungkai pendek. Pemakan hewan seperti ikan, udang,katak, kupu-kupu, kumbang, lebah.

Contoh: raja udang, rangkong, tetangket. f. Columbiformes

Burung merpati atau dara merupakan pemakan biji-bijian. Paruh pendek dengan sora dipangkalnya. Tembolok besar, sel epitelnya mudah mengelupas dan diberikan kepada anaknya semasa masih kecil lewat paruhnya (disebut “susu merpati”). Contoh: merpati, perkutut, tekukur.

(13)

g. Apodiformes (burung dengung)

Tubuh kecil berukuran ±5,6 cm. paruh lembek, lidah panjangdan dapat dijulurkan, membuat sarang dari lidahnya.

Contoh: burung kolibri, wallet, lelayang.

h. Oscines (Passeriformes) atau burung penyanyi

Pita suara berfungsi bagus. Tiga jari kaki menghadap ke depan, satu jari kaki menghadap ke belakang, sesuai untuk bertengger. Telur berwarna-warni, ketika menetas anaknya masih buta. Peakan serangga dan berbagai biji-bijian.

Contoh: burung gereja, burung kenari, cendrawasih, dan jalak

4.KATAK

Katak muda (berudu) menggunakan insang untuk mengambil O2 yang terlarut dalam air. Setelah berumur lebih kurang 12 hari, insang luar diganti dengan insang dalam. Setelah dewasa, katak bernapas menggunakan selaput rongga mulut, paru-paru, dan kulit.

Sistem Pernapasan Katak Amphibia

Katak muda (berudu) menggunakan insang untuk mengambil O2 yang terlarut dalam air. Setelah berumur lebih kurang 12 hari, insang luar diganti dengan insang dalam. Setelah dewasa, katak bernapas menggunakan selaput rongga mulut,

paru-paru, dan kulit.

Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup, sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang

(14)

tipis.

Pernapasan dengan kulit dilakukan secara difusi. Hal ini karena kulit katak tipis, selalu lembap, dan mengandung banyak kapiler darah. Pernapasan dengan kulit berlangsung secara efektif baik di air maupun di darat. Oksigen (O2) yang masuk lewat kulit akan diangkut melalui vena kulit paru-paru (vena pulmo kutanea) menuju ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida (CO2) dari jaringan akan dibawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru melalui arteri kulit paru-paru-paru-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian, pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi di kulit.

Katak juga bernapas dengan paru-paru, tetapi belum sebaik paru-paru Mammalia. Perhatikan Gambar 7.18. Paru paru katak berupa sepasang kantung tipis yang elastis sehingga udara pernapasan dapat berdifusi, dan dindingnya banyak dikelilingi kapiler darah sehingga paru-paru katak berwarna kemerahan. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Seperti pada ikan, pernapasan pada katak meliputi proses inspirasi dan ekspirasi yang berlangsung pada saat mulut dalam keadaan tertutup. Mekanisme pernapasan ini diatur oleh otot-otot pernapasan, yaitu: otot rahang bawah (submandibularis), sternohioideus, geniohioideus, dan otot perut. Perhatikan Gambar 7.19.

(15)

Mekanisme inspirasi dan ekspirasi dijelaskan seperti berikut.

1) Fase inspirasi katak

Fase inspirasi terjadi bila otot sternohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane (celah hidung). Setelah itu, koane menutup, otot submandibularis dan otot geniohioideus berkontraksi, sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru, dan sebaliknya karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan.

2) Fase ekspirasi katak

Mekanisme ekspirasi terjadi setelah pertukaran gas di dalam paru-paru, otot rahang bawah mengendur atau berelaksasi, sementara otot perut dan sternohioideus berkontraksi. Hal ini mengakibatkan paru-paru mengecil, sehingga udara tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Selanjutnya koane membuka, sedangkan celah tekak menutup, sehingga terjadi kontraksi otot rahang bawah yang diikuti berkontraksinya otot geniohioideus. Akibatnya, rongga mulut mengecil dan udara yang kaya karbon dioksida terdorong keluar melalui koane.

Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup, sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis.

Pernapasan dengan kulit dilakukan secara difusi. Hal ini karena kulit katak tipis, selalu lembap, dan mengandung banyak kapiler darah. Pernapasan dengan kulit berlangsung secara efektif baik di air maupun di darat. Oksigen (O2) yang masuk lewat kulit akan diangkut melalui vena kulit paru-paru (vena pulmo kutanea) menuju ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida (CO2) dari jaringan akan dibawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru melalui arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian, pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi di kulit.

pernapasan paru paru katak

Katak juga bernapas dengan paru-paru, tetapi belum sebaik paru-paru Mammalia. Perhatikan Gambar 7.18. Paru paru katak berupa sepasang kantung tipis yang elastis sehingga udara pernapasan dapat berdifusi, dan dindingnya banyak dikelilingi kapiler darah sehingga paru-paru katak berwarna kemerahan. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Seperti pada ikan, pernapasan pada katak meliputi proses inspirasi dan ekspirasi yang berlangsung pada saat mulut dalam keadaan tertutup. Mekanisme pernapasan ini diatur oleh otot-otot pernapasan, yaitu: otot rahang bawah (submandibularis), sternohioideus, geniohioideus, dan otot perut. Perhatikan Gambar 7.19.

(16)

Mekanisme inspirasi dan ekspirasi dijelaskan seperti berikut. 1) Fase inspirasi katak

Fase inspirasi terjadi bila otot sternohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane (celah hidung).

Setelah itu, koane menutup, otot submandibularis dan otot geniohioideus berkontraksi, sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru, dan sebaliknya karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan.

2) Fase ekspirasi katak

Mekanisme ekspirasi terjadi setelah pertukaran gas di dalam paru-paru, otot rahang bawah mengendur atau berelaksasi, sementara otot perut dan sternohioideus berkontraksi. Hal ini mengakibatkan paru-paru mengecil, sehingga udara tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Selanjutnya koane membuka, sedangkan celah tekak menutup, sehingga terjadi kontraksi otot rahang bawah yang diikuti berkontraksinya otot geniohioideus. Akibatnya, rongga mulut mengecil dan udara yang kaya karbon dioksida terdorong keluar melalui koane.

5.BUAYA

Mengapa binatang reptil dapat hidup lama didalam air atau dapat diam diri didalam air, pada hal

reptil (Buaya ) bernafas dengan paru-paru maka apa jawabannya

Reptil kususnya Buaya bila menyelam didalam air paru-paru sementara tidak berfungsi sehingga rongga mulut dapat difungsikan karena otomatis dapat digunakan makan atau mencari mangsa

(17)

sedangkan fungsi kulit otomatis berfungsi ,bukannya kulit permukaan ,akan tetapi membran kulit

melapisi rektum pada anusnya

Didalam rektum terdapat pembuluh kapiler baik venule maupun arteriolus sehingga terjadi pertukaran O2 (oxygen) maupun CO2

Sehingga posisi rektum berdenyut mengembang dan mengempis akhirnya terjadi pernafasan ekstra sel yang dilanjutkan pernafasan intra sel dalam tubuh

Respirasi pada buaya

mengapa binatang reptil dapat hidup lama didalam air atau dapat diam diri didalam

air, pada hal

reptil (Buaya) bernafas dengan paru-paru maka apa jawabannya Reptil kususnya Buaya bila menyelam didalam air paru-paru sementara tidak berfungsi sehingga rongga mulut dapat difungsikan karena otomatis dapat digunakan makan atau mencari mangsa sedangkan fungsi kulit otomatis berfungsi ,bukannya kulit permukaan ,akan tetapi

membran kulit

melapisi rektum pada anusnya Didalam rektum terdapat pembuluh kapiler baik venule maupun arteriolus sehingga terjadi pertukaran O2 (oxygen) maupun CO2 Sehingga posisi rektum berdenyut mengembang dan mengempis akhirnya terjadi pernafasan ekstra sel yang dilanjutkan pernafasan intra sel dalam tubuh.

6.CICAK

Cicak termasuk hewan melata. Cicak dapat merayap di dinding tanpa terpeleset. Hal ini karena cicak memiliki ciri khusus berupa telapak kaki dengan sistem perekat. Sistem perekat ini dibangun oleh telapak kaki yang beralur pararel. Dengan alur

(18)

yang dimiliki, memungkinkan cicak dapat menempelkan kakinya di dinding dan berjalan tanpa terpeleset.

Ciri lain dari cicak adalah kemampuan memutuskan ekornya(autotomi). Hal ini dilakukan cicak untuk melindungi diri dari musuhnya. Cicak akan memutuskan ekor, kemudian ekor tersebut akan bergerak-gerak untuk mengalihkan perhatian musuh. Sementara itu, cicak dengan ekor yang putus akan leluasa untuk meloloskan diri. Untuk memperoleh makanan, cicak mempunyai ciri khusus berupa lidah yang panjang dan lengket. Bentuk lidah ini digunakan untuk menangkap mangsa berupa serangga yang terbang.

(19)

NAYLA DESTARI ARIEFIRANA

SDN SUMBERSARI 1

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini anggota menyediakan usaha dan system pengelolaanya (mengelola sendiri) usaha yang akan dijalankan. Hasil keuntungan akan dibagi sesuai kesepakatan

Setiap penender yang ingin dipertimbangkan untuk melaksana dan menjalankan gerai makanan dan minuman Medan Selera dikehendaki membuat pilihan kategori gerai seperti

Perkerasan kaku adalah suatu perkerasan yang mempunyai Perkerasan kaku adalah suatu perkerasan yang mempunyai sifat dimana saat pembebanan berlangsung perkerasan tidak sifat dimana

Pada tulisan ini dibahas mengenai Screw Conveyor merupakan salah satu jenis alat transportasi yang sering digunakan dalam kegiatan pemidahan bahan, Screw conveyor digunakan

syste$ to the surroundings.. Is the heat  &roduced considered as the heat of co$#ustion*.. Tindak balas kimia natrium etanoat digunakan untuk menghasilkan haba dalam

Pada pengamatan di lapangan bahwa dari ketiga jenis pohon tersebut yang banyak terdapat gangguan oleh masyarakat, seperti penempelan spanduk, membakar sampah pada

diwujudkan dengan cara : prinsip-prinsip feminimitas dipromosikan dijadikan arus utama dalam semua aspek pembangunan nasional maupun kehidupan bermasyarakat

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa (1) ada perbedaan berfikir kritis siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran CPS dengan siswa yang diajarkan menggunakan