• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI METODE AL-QOSIMI DALAM PEMBELAJARAN TAHFIZHUL QUR’AN PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AN-NIDA KOTA SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMPLEMENTASI METODE AL-QOSIMI DALAM PEMBELAJARAN TAHFIZHUL QUR’AN PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AN-NIDA KOTA SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI METODE AL-QOSIMI

DALAM PEMBELAJARAN TAHFIZH

UL QUR’AN

PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AN-NIDA

KOTA SALATIGA TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan( S.Pd. )

Oleh

RESTU WIJAYANTI

NIM : 11113020

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

IMPLEMENTASI METODE AL-QOSIMI

DALAM PEMBELAJARAN TAHFIZH

UL QUR’AN

PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AN-NIDA

KOTA SALATIGA TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan( S.Pd. )

Oleh

RESTU WIJAYANTI

NIM : 11113020

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

َمْلِعْلااوُتْوُا َهْيِذَّلاِرْوُدُص ْيِف ٌتىِّيَب ٌتياَوُه ْلَب

ط

َنْوُمِلّظلا َّلَِّا اَىِتياِب ُدَحْجَياَمَو

(

94

)

“Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali

orang-orang yang zalim.” (Q.S. Al-„Ankabut 29:49).

ْيَخ

ُز

َّلَعَت ْهَم ْمُك

َم

ْلا

ُق

ْز

َنا

َو

َع

َّل َم

ُه

"Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang mempelajari al-Qur‟an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari).

ازْسُي ِزْسُعلا َعَم َّنإ

(8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Kedua orang tuaku tersayang Bapak Bambang Achyanto & Ibu Siti Musyarofah yang telah membesarkanku dengan penuh cinta dan kesabaran serta selalu menjadi motivasi dalam setiap langkah hidupku.

2. Kedua kakakku Masiya Laila Sani dan Ratih Ika Pujiyanti serta adik-adikku Ulfatul Hasanah, M.Ponco alfiyanto dan Lutfi Amanda Rahmawati yang sangat kusayangi, terimakasih atas dukungan dan motivasinya. Semoga kita bisa membahagiakan bapak dan ibu.

3. Kedua kakak iparku Ahmad Muntaha dan Ahmad Asror, serta ketiga keponakan aunty Faizah Azkiya ‟Ulayya, M. Zidni Taufiqi dan Hazika Yumna Naila Asya terimakasih atas motivasinya.

4. Nasaluk Ghufron yang selalu sabar menemani dan memberi motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga sukses untuk kita.

5. Kepada sahabat-sahabatku Asep, Elog, Inna, Qisty. Terimakasih atas segala semangat dan motivasinya. Semoga kalian cepat wisuda.

6. Kepada teman-teman angkatan 2013 khususnya kelas PAI A yang telah memberi motivasi dan semangat belajar.

7. Kepada teman-teman ma‟had kamar 8, Nunk, Empok lela, Isti, Qisty, dan Nurma. Terimakasih semangatnya.

8. Keluarga Besar Pondok Pesantren An-Nida Kota Salatiga.

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu ’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirabbil’alamin

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada uswah khasanah kita Nabi Agung Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di Yaumul Akhir. Amin.

Dengan penuh rasa syukur penulis panjatkan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul IMPLEMENTASI METODE AL-QOSIMI DALAM PEMBELAJARAN TAHFIZHUL QUR‟AN PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AN-NIDA KOTA SALATIGA TAHUN 2016 ini dengan baik dan lancar tanpa ada halangan suatu apapun. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana program studi Pendidikan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Adapun pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini adalah : 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

(10)

5. Segenap dosen pengajar di lingkungan IAIN Salatiga, yang telah membekali pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. 6. Keluarga besar penulis, atas segala motivasi, dukungan, dan do‟a restu kepada

penulis, sehingga ini dapat terselesaikan.

7. Ketua Yayasan, Pengasuh dan Ustad pondok pesantren An-Nida, yang telah memberikan izin bagi penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Santriwan-santriwati pondok pesantren An-Nida Kota Salatiga, yang telah membantu peneliti dalam pengumpulan data-data.

9. Teman-teman satu angkatantahun 2013, khususnya kelas PAI A yang telah memberi semangat belajar dan motivasi.

Penulis yakin bahwa dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Untuk itu, saran dan kritik dari semua pihak sangat penulis harapkan.

Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Salatiga, 09 Maret2017 Penulis

(11)

ABSTRAK

Wijayanti, Restu. 2017. IMPLEMENTASI METODE AL-QOSIMI DALAM

PEMBELAJARAN TAHFIZHUL QUR’AN PADA SANTRI PONDOK

PESANTREN AN-NIDA KOTA SALATIGA TAHUN 2016. Skripsi.

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi PendidikanAgama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. M. Ghufron, M.Ag,M.A.

Kata kunci : implementasi metode al-Qosimi dalam pembelajaran tahfizhul Qur‟an.

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengimplementasikan metode al-Qosimi dalam menghafal al-Qur‟an pada santri pondok pesantren An-Nida Kota Salatiga. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana implementasi metode al-Qosimi dalam pembelajaran tahfizhul Qur‟an di pondok pesantren An-Nida kota Salatiga?,dan (2)Apa faktor pendukung dan faktor penghambat penerapan metode al-Qosimi dalam pembelajaran tahfizhul Qur‟an di pondok pesantren An-Nida kota Salatiga?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi pengembangan (research and development).

Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian di lapangan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil penelitian tentang implementasi metode al-Qosimi dalam pembelajaran tahfizhul Qur‟an di pondok pesantren An-Nida yaitu untuk proses pembelajaran pada program tahfizhul Qur‟an dengan menggunakan metode al-Qosimi yaitu dengan sistem setoran, muroja‟ah dan tasmi‟. Keberhasilan pencapaian target hafalan dalam empat bulan terakhir ini sudah lumayan baik, artinya sudah ada perubahan bahkan ada peningkatan dari sebelum menggunakan metode al-Qosimi, dan pencapaian hafalan dari para santri berbeda-beda sesuai dengan kemampuan masing-masing santri. Dalam pelaksanaan program tahfizhul Qur‟an dengan metode al-Qosimi ini tidak lepas dari hambatan-hambatan, di antaranya para santri masih kurang fasih dalam membaca al-Qur‟an, tingkat kecerdasan yang variatif, dan tidak boleh menghafal al-Qur‟an ketika haid. Untuk solusinya dari pihak pondok menambah kegiatan binadlhor agar bisa memperbaiki bacaan para santri yang kurang fasih, dan untuk santri yang sedang berhalangan menghafal al-Qur‟an di ganti dengan menghafal hadist Arba’in Nawawi. Tentu tidak hanya hambatan-hambatan yang kita temui, tetapi ada juga beberapa faktor pendukung dalam program tahfizhul Qur‟an dengan metode al-Qosimi ini, diantaranya adanya ketenagaan yang baik, adanya target hafalan yang jelas, dan sarana dan prasarana yang memadai.

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO ... vii A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Kegunaan Penelitian... 4

E. Penegasan Istilah ... 5

F. Metode Penelitian... 7

G. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tahfizhul Qur‟an ... 14

1. Pengertian Pembelajaran ... 14

2. Tujuan dan Ciri-ciri Pembelajaran ... 14

3. Prinsip Pembelajaran ... 15

4. Pengertian Tahfizhul Qur‟an ... 16

5. Dasar Hukum dan Tata Cara dalam Tahfizhul Qur‟an ... 16

(13)

7. Keutamaan Dalam Tahfizhul Qur‟an ... 23

B. Metode Al-Qosimi ... 25

1. Pengertian Metode Al-Qosimi ... 25

2. Penerapan Metode Al-Qosimi ... 26

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Al-Qosimi ... 34

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Pondok Pesantren An-Nida ... 35

1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren An-Nida ... 35

2. Letak Geografis Pondok Pesantren An-Nida ... 39

3. Visidan Misi Pondok Pesantren An-Nida ... 39

4. Keadaan Sarana Dan Prasarana Pondok Pesantren An-Nida ... 40

5. Pengurus Pondok Pesantren An-Nida ... 40

6. Keadaan Guru/Ustadz Pondok Pesantren An-Nida ... 41

7. Keadaan Santri Pondok Pesantren An-Nida ... 43

8. Kegiatan Pembelajaran Pondok Pesantren An-Nida ... 47

9. Kurikulum Pondok Pesantren An-Nida ... 49

10.Sumber Pendanaan ... 49

11.Tata Tertib Pondok Pesantren An-Nida ... 49

B. Temuan Penelitian ... 49

1. Implementasi Metode Al-Qosimi Dalam Pembelajaran Tahfizhul Qur‟an Di Pondok pesantren An-Nida ... 50

2. Faktor Yang Mempengaruhi Metode Al-Qosimi Dalam Pembelajaran Tahfizhul Qur‟an Di Pondok Pesantren An-Nida ... 54

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Implementasi Metode Al-Qosimi Dalam Pembelajaran Tahfizhul Qur‟an Di Pondok Pesantren An-Nida ... 56

1. Metode Yang Digunakan Dalam Pembelajaran Tahfizhul Qur‟an ... 56

(14)

3. Efektifitas dan Keberhasilan Implememtasi Metode Al-Qosimi Dalam Pembelajaran Tahfizhul Qur‟an Pondok Pesanten An-Nida ... 59 B. Analisis Faktor Penghambat Dan Faktor Pendukung Penerapan

Metode Al-Qosimi Dalam Pembelajaran Tahfizhul Qur‟an Di Pondok Pesantren An-Nida ... 61 1. Faktor Penghambat Penerapan Metode Al-Qosimi Dalam

Pembelajaran Tahfizhul Qur‟an Di Pondok Pesantren An-Nida ... 61 2. Faktor Pendukung Penerapan Metode Al-Qosimi Dalam

Pembelajaran Tahfizhul Qur‟an Di Pondok Pesantren An-Nida ... 63 BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ... 66 B. Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Nomor 2.1 Batasan Menghafal Dalam Hal Ini Di Batasi Per 1 Halaman Tabel Nomor 2.2 Cara Membaca 40 Kali

Tabel Nomor 2.3 Cara Membaca “Setengah Dosis”

Tabel Nomor 2.4 Penerapan Metode Hafalan Lancar Per Ayat Tabel Nomor 2.5 Penerapan Metode Menghafal Cepat

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kode Penelitian Lampiran 2 Pedoman Wawancara Lampiran 3 Hasil Wawancara

Lampiran 4 Catatan Lapangan Pengamatan Lampiran 5 Dokumentasi

Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup Penulis

Lampiran 7 Surat Keterangan TelahMelakukan Penelitian Lampiran 8 SKK

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur‟an merupakan kitab yang berfungsi sebagai sumber

hikmah, cahaya mata dan akal bagi siapa saja yang ingin memikirkan dan merenungkannya. Di samping itu al-Qur‟an juga merupakanundang -undang Allah yang kokoh yang memberikan kebahagiaan bagi yang menjadikannya pegangan dalamkehidupan. Al-Qur‟an sendiri menyatakan dirinya sebagai petunjuk, peringatan, pelajaran, obat dan rahmat, pembeda antara yang hak dan yang batil, dan pemberi kabar gembira. Al-Qur‟an adalah sumber hukum sekaligus bacaan yang diturunkan secara mutawatir dan al-Qur‟an terbagi dalam 30 juz, 114 surah dan kurang lebih 6666 ayat (Amrullah, 2008:3).

(18)

al-Qur‟an, dan tentunya setelah proses dasar membaca al-Qur‟an dilalui dengan baik dan benar.

Dalam hal ini, proses penghafal al-Qur‟an pada garis besarnya dapat dilakukan dengan dua jalan: Pertama, menghafal terlebih dahulu walaupun penghafal itu sendiri belum mengetahui tentang seluk beluk Ulumul Qur‟an, gaya bahasa, atau makna yang terkandung. Kedua,

terlebih dahulu mempelajari struktur bahasa dengan mendalami bahasa Arab dengan segala aspek sebelum menghafal.

Seperti yang dikutip Ahsin (2000:24), dalam Nihayah Qaulil-Mufid Syeikh Muhammad Makki Nash mengatakan: “Sesungguhnya

menghafal al-Qur‟an di luar kepala hukumnya fardu kifayah”.

Dari ungkapan di atas sudah jelas bahwa menghafal al-Qur‟an hukumnya fardu kifayah, maka sudah seharusnya kaum muslim memperhatikan pentingnya menghafal al-Qur‟an. Salah satu cara untuk mempelajari al-Qur‟an adalah dengan memasukkan anak-anak mereka ke dalam pondok pesantren.

(19)

sesuai dengan kenyataan lingkungan dan tingkat kebutuhan yang dihadapinya, yaitu bukan hanya mendidik para santri mengenai pendidikan agama saja, tetapi juga mengusahakan agar dapat memahami, menguasai serta mengamalkan ajaran-ajaran agama islam sebagai sumber ajaran dan motivasi pembangunan di segala bidang kehidupan.

Anak-anak yang menghafalkan al-Qur‟an menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga muslim, Di Indonesia ini banyak lembaga-lembaga pendidikan yang mempunyai program tahfizhul Qur‟an, salah satunya adalah Pondok Pesantren An-Nida kota Salatiga. Pondok Pesantren ini menempati lokasi yang sangat strategis dan dilengkapi dengan kegiatan yang terprogram dengan rapi sehingga belajar mengajar lebih efektif.

Pondok Pesantren An-Nida ini selain mempunyai program tahfizhul Qur‟anjuga terdapat program ilmu-ilmu agama seperti aqidah, sirah nabawiyah, hadist, nahwu sorof, fiqh, dan bahasa arab.Program tahfizhul Qur‟andi pondok pesantren An-Nida menggunakan metode al-Qosimi, dimana para santri yang ingin menghafal harus membaca 40x sebelum proses menghafal. Disamping itu metode al-Qosimi mempunyai banyak manfaat yang di antaranya: dapat mempermudah proses menghafal, memperlancar bacaan, menguatkan hafalan, hafalan dan bacaan terasa lebih fasih di lidah dan lain-lain.

(20)

masyarakat maupun bagi para santri sendiri. Maka dari itu, Pondok Pesantren tersebut memberikan jangka waktu 4 tahun untuk menghafal minimal 8 juz dengan setiap setengah semester atau setengah tahun minimal setengah juz.

Bertolak dari paparan diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di Pondok Pesanten An-Nida kota Salatiga ini, dengan mengambil judul “ IMPLEMENTASI METODE AL-QOSIMI DALAM PEMBELAJARAN TAHFIZHUL QUR’AN PADA SANTRI

PONDOK PESANTREN AN-NIDA KOTA SALATIGA TAHUN

2016”.

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana implementasi metode al-Qosimi dalam pembelajaran tahfizhul Qur‟an di Pondok Pesantren An-Nida Kota Salatiga?

2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat penerapan metode al-Qosimi dalam pembelajaran tahfizhul Qur‟an di Pondok Pesantren An-Nida Kota Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahuiimplementasi metode al-Qosimi dalam pembelajaran tahfizhul Qur‟an di Pondok Pesantren An-Nida Kota Salatiga.

(21)

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna baik yang bersifat teoritis maupun praktis, antara lain adalah:

1. Teoritis

Dapat menambahkan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang metode al-Qosimi dalam menghafal al-Qur‟an di Pondok PesantrenAn-Nida kota Salatiga.

2. Praktis

a. Sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan metode al-Qosimi dalam menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren An-Nida Kota Salatiga.

b. Dapat dijadikan sebagai masukan pembelajaran tahfidzul

Qur‟an dengan menggunakan metode al-Qosimi di Pondok

PesantrenAn-Nida Kota Salatiga.

E. Penegasan Istilah

1. Implementasi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia implementasi adalah pelaksanaan, penerapan, pertemuan kedua ini bermaksud mencari bentuk tentang hal yang disepakati dulu. (Departemen Pendidikan Nasional, 2007:427).

2. Metode al-Qosimi

(22)

didiknya yang berlangsung dalam proses belajar dan mengajar atau proses pembelajaran. Atau juga dapat diartikan sebagai sebuah sistematika umum bagi pemilihan, penyusunan, dan penyajian materi.(Ulin Nuha, 2012:157)

Sedangkan Qosimi adalah salah satu metode menghafal

al-Qur‟anyang dalam pelaksanaanya membaca minimal 40x sebelum

proses menghafal (Abu Hurri, 2014:36).

Jadi, metode al-Qosimi bisa diartikan sebagai sekumpulan cara yang dipergunakan untuk menghafal al-Qur‟an yang dalam pelaksanaannya membaca minimal 40x sebelum proses menghafal. 3. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan (Heri Rahyubi, 2004:6).

4. Al-Qur‟an

(23)

pedoman bagi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

5. Pondok Pesantren An-Nida

Pondok Pesantren adalah lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama islam (Ridlwan, 2005:80).Sedangkan menurut Iskandar (2014:172), Pondok Pesantren ialah tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama islam yang telah melembaga sejak jaman dahulu.

Sedangkan Pondok Pesantren An-Nida adalah lembaga keagamaan non formal yang berada di Kota Salatiga. Dimana Pondok PesantrenAn-Nida termasuk jenis pondok yang di dalamnya terdapat program tahfizhul Qur‟an dan mempelajari ilmu-ilmu agama.

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan pendekatan penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan penelitian

kualitatif yaitu suatu penelitian yang berfokus pada perasaan dan persepsi

dari partisipan di bawah studi.

2. Kehadiran Peneliti

(24)

3. Lokasi dan Sumber penelitian

Lokasi penelitiannya adalah Pondok Pesantren An-Nida kota

Salatiga.Sedangkan sumber penelitiannya adalah ketua yayasan An-Nida,

para ustadz pondok pesantren An-Nida, dan para santri Pondok Pesantren

An-Nida.

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah: a. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari objeknya.(Suparno, 2007:52).

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi. (Supranto, 2007:52)

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ialah cara-cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data (Suharsimi, 2005:100). Ada tiga metode

dalam pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:

a. Metode Pengamatan (Observasi) Partisipasi

(25)

Observasi partisipasi adalah observasi yang dilakukan dengan observer terlibat langsung secara aktif dalam objek yang diteliti (Husaini, 2008: 57)

Jadi, cara kerja metode pengamatan (observasi) partisipasi ini penulis terlibat langsung dalam objek yang diteliti yaitu untuk mengetahui bagaimana cara berlangsungnya pembelajaran di Pondok Pesantren An-Nida khususnya program tahfizhul Qur‟an. b. Metode Wawancara/interviu

Metode wawancara ialah, metode yang dilakukan dengan pembicaraan santai dalam berbagai situasi, dilakukan secara terus-menerus untuk mendapatkan informasi dan penjelasan yang utuh, mendalam, terperinci dan lengkap (Nusa, 2013:33).

Jadi, dengan metode wawancara terstrukturyang di gunakan penulis dalam penelitian ini berharap dapat mengetahui lebih mendalam dari para pengelola Pondok Pesantren An-Nida yaitu ketua yayasan An-Nida, para ustadz dan para Santri Pondok Pesantren An-Nida.

c. Metode Dokumentasi

(26)

Jadi, dengan metode dokumentasi ini diharapkan penulis bisa mendapatkan bukti tambahan, seperti: foto, dan data-data Pondok lainnya yang penulis perlukan.

6. Analisis Data

Analisis data ialah data dalam penelitian kualitatif dianalisis melalui

membaca dan mereview data untuk mendeteksi tema-tema dan pola-pola

yang muncul (Emzir, 2010: 17).

Adapunlangkah-langkah yang peneliti lakukan dilapanganadalah

sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan peneliti dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.

b. Reduksi Data

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan (Emzir, 2010: 130).

c. Penyajian Data

(27)

d. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari satu kegiatan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga dideverifikasiselama penelitian berlangsung. ferivikasi itu kemungkinan setingkat dengan pemikiran kembali yang melintas dalam menganalisis selama menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan di lapangan serta tukar pikiran dan akhirnya berusaha menarik kesimpulan. Dengan demikian verifikasi yang pada mulanya mengambang atau kabur menjadi relevan.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam memperoleh keabsahan data, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2008:331). Ada dua macam trianggulasi yang digunakan, yaitu:

a. Triangulasi sumber

Trianggulasi sumber berarti, mencari sumber-sumber lain di samping sumber yang telah kita dapatkan (Nusa, 2013:34). b. Triangulasi metode

(28)

8. Tahap-tahap penelitian

Menurut Moloeng (2008:127-128) tahap-tahap penelitian kualitatif harus memuat:

a. Tahap Pra Lapangan

Tahap pra lapangan yaitu memperhatikan Segala macam persoalan dan segala macam persiapan sebelum peneliti terjun kedalam kegiatan penelitian berupa: menyusun rancangan penelitian, mengurus perizinan kepada pihak Pondok Pesantren An-Nida, menjajaki dan menilai keadaan, memilih dan memanfaatkan informasi, serta menyiapkan perlengkapan penelitian.

b. Tahap Pekerja Lapangan

Pada tahap ini peneliti harus sungguh-sungguh dalam memahami latar penelitian dan mempersiapkan diri dengan segala daya dan upayanya, memasuki lapangan dengan beberapa serta sambil mengumpulkan data.

c. Tahap Analisis Data

Pada tahap ini dianalisiskan konsep analisis data juga dipersoalkan

bahwa analisis data itu dibimbing oleh usaha untuk menemukan data dan

(29)

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu: 1. Bagian muka, yang berisi tentang: Halaman Judul, nota pembimbing,

pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.

2. Bagian isi yang terdiri dari:

BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari Latar belakang masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian,

Penegasan Istilah, Metode Penelitian dan Sistematikan

Penuliasan.

BAB II : Kajian Pustaka

A. Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an

B. Metode Al-Qosimi

BAB III :Paparan data dan temuan penelitian, berisi gambaran

umumPondok Pesantren An-Nida, metode al-Qosimi dalam

pembelajaran tahfizhul Qur‟an di Pondok Pesantren An-Nida,

dan faktor yang mempengaruhi metode al-Qosimi dalam

pembelajaran tahfizhul Qur‟an di Pondok Pesantren An-Nida.

BAB IV : Analisa data yang berisi:

(30)

B. Faktor yang mempengaruhi Metode Al-Qosimi dalam Pembelajaran tahfizhul Qur‟an di Pondok Pesantren An -Nida.

BAB V : Penutup, meliputi :

A. Kesimpulan. B. Saran-saran. C. Penutup. 3. Bagian Akhir, terdiri dari :

(31)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Tahfizhul Qur’an

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan. Pembelajaran merupakan subsistem dari penyelenggaraan pendidikan/pelatihan (Hamzah, 2008:54)

Sedangkan menurut Omar Hamalik (2010:57), Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Jadi, pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik.

2. Tujuan dan Ciri-ciri Pembelajaran

a) Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran ialah tujuan yang hendak dicapai setelah selesai diselenggarakannya suatu proses pembelajaran (Omar Hamalik, 2010: 6).

b) Ciri-ciri Pembelajaran

(32)

1) Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.

2) Kesalingtergantungan, antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan.

3) Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem yang alami (natural). Jadi, suatu sistem pembelajaran memiliki tiga ciri utama, yaitu

memiliki rencana khusus, kesalingtergantungan antara unsur-unsurnya, dan

tujuan yang hendak dicapai.

3. Prinsip Pembelajaran

Menurut Abdul Majid (2011: 131), mengatakan bahwa terdapat beberapa prinsip dalam pembelajaran, antara lain:

a. Motivasi, sebagai pendorong dalam melakukan semua suatu kegiatan.

b. Memperhatikan keragaman anak, sehingga dapat melahirkan pemahaman yang berbeda dan tidak terbatas satu pemahaman saja.

c. Memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak (aspek psikologis/ilmu jiwa).

(33)

e. Do‟a, setiap perbuatan diawali dan diakhiri dengan menyebut asma Allah.

f. Teladan, satu kata antara ucapan dan perbuatan yang dilandasi dengan niat yang tulus karena Allah.

4. Pengertian Tahfidzul Qur’an

Menghafal merupakan bahasa Indonesia yang berarti menerima, mengingat, menyimpan dan memproduksi kembali tanggapan-tanggapan yang diperolehnya melalui pengamatan. Sedangkan al-Qur‟an berasal dari bahasa arab yang artinya bacaan atau yang dibaca. Orang yang hafal seluruh al-Qur‟an, oleh masyarakat Indonesia dijuluki atau diberi gelar sebagai seorang hafizh.

Sedangkan secara istilah yang dimaksud dengan hafizhul

Qur’an adalah menghafal al-Qur‟an sesuai dengan urutan yang terdapat dalam mushaf Ustmani mulai dari surah al-Fatihah hingga surat an-Nas dengan maksud beribadah, menjaga dan memelihara kalam Allah yang merupakan mu‟jizat dengan perantara Malaikat

Jibril yang ditulis dalam beberapa mushaf yang dipindahkankepada kita dengan jalan mutawatir (Munjahid, 2007:73-74).

5. Dasar Hukumdan Tata Cara dalam Tahfizhul Qur’an

a. Dasar Hukum Tahfizhul Qur‟an

(34)

kepada Nabi Muhammad SAW hingga sekarang bahkan sampai hari kemudian. Sebagaimana ditegaskan dalam firmanNya:

a

)

ِإَو َزْكِّذلا اَىْلَّزَو ُهْحَو اَّوِإ

َنوُظِفاَحَل ُهَل اَّو

Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan

sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al

-Hijr/15:9).

Dengan jaminan Allah dalam ayat tersebut tidak berarti umat Islam terlepas dari tanggung jawab dan kewajiban untuk memelihara kemurniannya dari tangan-tangan jahil dan musuh-musuh Islam yang tak henti-hentinya berusaha mengotori dan memalsukan ayat-ayat Al-Qur‟an.

Umat Islam pada dasarnya tetap berkewajiban untuk secara rill dan konsekuen berusaha memeliharanya, karena pemeliharaan terbatas sesuai dengan sunatullah yang telah ditetapkanNya tidak menutup kemungkinan kemurnian ayat-ayat Al-Qur‟an akan diusik dan diputarbalikkan oleh musuh-musuh Islam, apabila umat Islam sendiri tidak mempunyai kepedulian terhadap pemeliharaan kemurnian Al-Qur‟an. Salah satu usaha nyata dalam proses pemeliharaan kemurnian Al-Qur‟an itu ialah dengan menghafalkannya.

(35)

terjadinya pemalsuan dan pengubahan terhadap ayat-ayat suci Al-Qur‟an.

Dalam Nihayah Qaulul-Mufid, Syeikh Muhammad Makki Nashr mengatakan:

Sesungguhnya menghafal Al-Qur’an di luar kepala hukumnya fardu kifayah” (Ahsin, 2000: 21-24).

b. Tata Cara Dalam Tahfizhul Qur‟an

Menghafal al-Qur‟an merupakan pekerjaan tidak mudah. Menurut Ahmad (2009:96-99) mengatakan bahwa ada beberapa tata cara yang harus dipenuhi dalam menghafalkan al-Qur‟an, antara lain:

1) Keinginan yang tulus dan niat yang kuat untuk menghafal al-Qur‟an.

2) Mempelajari aturan-aturan membaca al-Qur‟an di bawah bimbingan seorang guru yang mempelajari dan mengetahui dengan baik aturan-aturan tersebut.

3) Terus bertekad dan memiliki keyakinan untuk menghafal al-Qur‟an setiap hari, yaitu dengan menjadikan hafalan sebagai

wirid harian.

4) Mengulang hafalan yang telah dilakukan sebelum melanjutkan hafalan selanjutnya disertai dengan kesinambungan.

(36)

6) Mengerjakan apa yang ada dalam al-Qur‟an, baik urusan -urusan kecil maupun yang besar dalam kehidupan kita. Karena, melakukan apa yang diperintahkan dan meningkatkan apa yang dilarang Allah merupakan kebahagiaan sebenarnya, yaitu jalan menuju pendekatan diriNya. Semua kebaikan ada di dalam al-Qur‟an, dan pada setiap huruf yang dibawanya.

7) Hendaknya ada penyadaran pada diri penghafal serta usaha menjadikan iman yang kuat.

8) Setiap permulaan sesuatu biasanya agak sulit dan menjenuhkan, namun dengan keimanan, kesabaran, dan ketabahan, niscaya kebaikan yang besar akan melingkupi para penghafal. Bahwa setiap huruf yang dibaca akan mendapatkan pahala dan ganjaran yang hanya diketahui oleh Allah Swt. 6. Metode Pembelajaran Tahfizhul Qur’an

Ada beberapa metode yang mungkin bisa dikembangkan dalam

rangka mencari alternatif terbaik untuk menghafal al-Qur‟an, dan bisa

memberikan bantuan kepada para penghafal dalam mengurangi kepayahan

dalam menghafal al-Qur‟an. Berikut beberapa metode yang dianggap

sesuaisebagai variasi untuk menghilangkan kejenuhan (Ahsin,2000:63-66):

a. Metode Wahdah

(37)

atau lebih sehingga proses ini mampu membentuk pola dalam bayangannya. Dengan demikian penghafal akan mampu mengkondisikan ayat-ayat yang dihafalkannya bukan saja dalam bayangannya, akan tetapi hingga benar-benar membentuk gerak refleks pada lisannya. Setelah benar-benar hafal barulah dilanjutkan pada ayat-ayat berikutnya dengan cara yang sama, demikian seterusnya hingga mencapai satu muka.

b. Metode Kitabah

Kitabah artinya menulis. Metode ini memberikan alternatif lain daripada metode yang pertama. Pada metode ini penulis terlebih dahulu menulis ayat-ayat yang akan dihafalnya pada secarik kertas yang telah disediakan untuknya. Kemudian ayat-ayat tersebut dibacanya sehingga lancar dan benar bacaannya, lalu dihafalkannya.

Menghafalnya bisa dengan metode wahdah, atau dengan menuliskannya ia dapat sambil memperhatikan dan sambil menghafalkannya dalam hati. Berapa banyak ayat tersebut ditulis tergantung kemampuan penghafal. Mungkin cukup sekali, dua kali atau tiga kali, atau mungkin sampai sepuluh kali atau lebih sehingga ia benar-benar hafal terhadap ayat yang dihafalkannya.

(38)

Metode ini merupakan gabungan antara metode pertama dan metode kedua, yakni metode wahdah dan metode kitabah. Hanya saja kitabah (menulis) di sini lebih memiliki fungsional sebagai uji coba terhadap ayat-ayat yang telah dihafalnya. Maka dalam hal ini, setelah penghafal selesai menghafal ayat yang telah disediakan untuknya dengan hafalan pula. Jika ia telah mampu mereproduksi kembali ayat-ayat yang dihafalnya dalam bentuk tulisan, maka ia bisa melanjutkan kembali untuk menghafal ayat-ayat berikutnya, tetapi jika penghafal belum mampu mereproduksi hafalannya ke dalam tulisan secara baik, maka ia kembali menghafalkannya sehingga ia benar-benar mencapai nilai hafalan yang valid. Demikian seterusnya.

d. Metode Jama‟

(39)

sepenuhnya masuk dalam bayangannya. Setelah semua siswa hafal, barulah kemudian diteruskan pada ayat-ayat berikutnya dengan cara yang sama. Cara ini termasuk metode yang baik untuk dikembangkan, karena akan dapat menghilangkan kejenuhan di samping akan banyak membantu menghidupkan daya ingat terhadap ayat-ayat yang dihafalkannya.

Menurut Ilham Agus (2004:78-80), dalam menghafal al-Qur‟an dapat

menggunakan metode-metode yang lain, diantaranya sebagai berikut:

a. Metode Menghafal Dengan Tulisan

Materi hafalan ditulis pada buku atau pada lembaran kertas, lalu

dibacakan di hadapan guru hingga dinyatakan baik, benar dan lancar.

Materi tersebut dihafalkan ayat per ayat dengan dibaca berulang-ulang

hingga hafal dan lancar.

b. Metode Menghafal Dengan Memahami Makna

Materi hafalan dipahami arti kalimat per kalimat terlebih dahulu. Setelah paham arti kalimat per kalimatnya, kemudian dihafal ayat per ayat dengan dibaca berulang-ulang hingga hafal dan lancar. Adapun cara penyambungan antara ayat satu dengan yang lainnya yaitu dengan relevansi (hubungan) ayat sesuai dengan kefahaman makna ayat.

(40)

Materi hafalan tersebut dibacakan oleh sang guru dan ditirukan oleh murid (penghafal) secara berulang-ulang. Materi hafalan tersebut dihafalkan ayat per ayat yaitu dengan dibacakan oleh sang guru dan ditirukan oleh murid secara berulang-ulang hingga hafal. Demikian seterusnya dari ayat ke ayat hingga hafal satu materi hafalan. Metode ini biasanya digunakan oleh para tuna netra.

Menurut Abu Hurri (2015:36), dalam menghafalkan al-Qur‟an bisa

juga dengan metode Al-Qosimi. Metode Al-Qosimi adalah metode yang

digunakan untuk memudahkan para penghafal al-Qur‟an untuk pemula

diantaranya adalah metode MMUSBOB (Metode Menghafal Untuk

Sebodoh-Bodoh Orang Bisa) atau MMUSUB (Metode Menghafal Untuk Semua Umur

Bisa) yang memiliki tiga putaran.Ada juga metode MHL-PA (Metode Hafal

Lancar Per Ayat) dan metode MMC (Metode Manghafal Cepat). Dimana

dalam pelaksanaanya membaca minimal 40x sebelum proses menghafal.

Metode ini ada 3 fase dalam menghafal al-Qur‟an yaitu fase pertama

membaca 40 kali, fase kedua menghafal, fase ketiga mengulangi.

7. Keutamaan Dalam Tahfizhul Qur’an

Yahya (2015:31-40)mengatakan bahwa dalam menghafal al-Qur‟an

terdapat beberapa keutamaan yang diperoleh oleh para penghafal al-Qur‟an,

antara lain:

(41)

Sesungguhnya Allah bersama para penghafal al-Qur‟an.Dia senantiasa mengulukan bantuan dan pertolongan kepada mereka. Dan mereka akan dianggap sebagai orang-orang kuat.

Pada dasarnya kekuatan itu bukan terletak pada besarnya badan dan kebesaran nama, tetapi kekuatan itu adalah kekuatan hati, maka apabila pada diri seseorang merasa ragu maka hendaknya ia mendalami sirah Rasulullah SAW dan kehidupan para sahabatnya.

b. Allah akan memberkahi para penghafal al-Qur‟an

Sesungguhnya ini termasuk barakah al-Qur‟an, ketika seseorang yang sibuk dengan al-Qur‟an pada siang dan malam hari maka Allah akan memberkahi waktu demi waktu yang dilaluinya, meskipun mereka sibuk dengan menghafal, membaca, dan muraja‟ah (mengulang) al-Qur‟an.

c. Doa ahli al-Qur‟an (orang yang hafal al-Qur‟an) tidak tertolak Orang yang menghafal al-Qur‟an adalah orang yang paling banyak berdzikir kepada Allah. Mereka adalah para wali Allah, oleh sebab itu doa-doa mereka akan dikabulkan dan keperluan-keperluan mereka terpenuhi. Allah membukakan mereka pintu-pintu rezeki itu adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi penghafal al-Qur‟an di dunia dan akhirat.

(42)

Rasulullah bukanlah seorang yang buruk (perkataannya), jorok, pelaknat, dan bukan pula seorang pencela kepada siapapun.Beliau Nabi tidak pernah menyebutkan keburukan seseorang, lisannya terjaga, baik dan indah perkataannya.

Perkataan Rasulullah SAW memiliki pengaruh yang besar ke dalam hati, perkataan yang menggugah semangat (motivasi), indah dan menarik.Itu semua karena akhlak beliau adalah al-Qur‟an.Beliau senantiasa mengikuti dan melaksanakanajaran

-ajaran dan perintah-perintah yang ada di dalam al-Qur‟an. B. Metode Al-Qosimi

1. Pengertian Metode Al-Qosimi

Metode adalah seperangkat cara yang digunakan oleh seorang guru dalam menyampaikan ilmu atau transfer ilmu kepada anak didiknya yang berlangsung dalam proses belajar dan mengajar atau proses pembelajaran. Atau juga dapat diartikan sebagai sebuahsistematika umum bagi pemilihan, penyusunan, dan penyajian materi. (Ulin Nuha, 2012:157)

(43)

sebelum menghafal tanpa kita sadari sebenarnya sudah termasuk dalam proses menghafal. Setelah membaca 40 kali kita menghafalnya, kemudian mengulanginya sampai ajal menjemput (Abu Hurri, 2014: 36).

2. Penerapan Metode Al-Qosimi

Dalam penerapannya, menghafalkan al-Qur‟an dengan menggunakan

metode al-Qosimi tidak lain bertujuan untuk hafalan jangka panjang.

Dimana, hari ini masih banyak yang menggunakan target hafalan jangka

pendek, dengan menggunakan 2 fase, fase langsung menghafal dan fase

muroja‟ah. Tatapi metode al-Qosimi menggunakan 3fase dalam menghafal

al-Qur‟an, fase pertama membaca 40 kali, fase kedua menghafal, dan fase

ketiga mengulangi. Hal ini dibatasi per 1 halaman, sebagaimana bisa dilihat

di tabel 2.1

Tabel 2.1

Batasan Menghafal Dalam Hal Ini Di Batasi Per 1 Halaman.

Hafalan Jangka Panjang Fase I Fase II Fase III

(Metode Al-Qosimi) Membaca 40X Menghafal Muroja‟ah

Hafalan Jangka Pendek

(Metode Lain)

Fase I Fase II

Menghafal Muroja‟ah

Penerapan metode al-Qosimi ini mempunyai tiga tahapan atau tiga

(44)

putaran ketiga dibaca hanya 10 kali saja. Jika pada halaman yang akan

dihafal ayatnya pendek-pendek (banyak), kelompokanlah setiap 5 ayat

menjadi 1 kelompok. Jika pada halaman yang akan dibaca ayat-ayatnya ada

sekitar 10 ayat atau ayatnya tidak banyak, maka dibagi menjadi 2 bagian atau

kelompok. Satu bagian disebut setengah halaman atas, dan selanjutnya

disebut setengah halaman bawah (Abu Hurri, 2014:37).

Tabel 2.2

Cara membaca 40 Kali.

Tahapan I Tahapan II Tahapan III Total

Per 1 ayat Per 5 ayat/per setengah halaman Per 1 hlm

Baca 20x Baca 10x Baca 10x 40x

Jika membaca 40 kali tidak bisa dikerjakan sekali duduk atau dalam

sehari, maka bisa melakukannya dengan resep “Setengah Dosis” atau

dikredit. Maksudnya, membaca 40 kali dilakukan selama 2 hari, hari pertama

dan kedua pengulangannya 20 kali, dan halaman yang dibaca sama. Cara

membaca “setengah dosis bisa dilihat di tabel 2.3 berikut ini. (Abu Hurri,

(45)

Tabel 2.3

Cara Membaca “Setengah Dosis”.

Tahapan I Tahapan II Tahapan III Total

Per 1 ayat Per 5 ayat/per setengah halaman Per 1 halaman

Baca 10x Baca 5x Baca 5x 20x

Menurut Abu Hurri (2010:84-88), ada beberapa macam cara dalam

penerapan metode al-Qosimi, antara lain:

a. Metode Menghafal Untuk Sebodoh-bodoh Orang Bisa

(MMUSBOB)

(46)

Penerapannya seperti MMC, jika pada halaman yang akan dihafal ayatnya pendek-pendek (banyak), kelompokkan setiap 5 ayat menjadi 1 kelompok. Jika pada halaman yang akan dibaca ayat-ayat ada sekitar 10 ayat atau ayatnya tidak banyak, maka dibagi menjadi 2 bagian atau kelompok. Satu bagian disebut setengah halaman atas, dan yang selanjutnya disebut setengah halaman bawah.

b. Metode Hafal Lancar Per Ayat (MHL-PA)

Metode hafal lancar per ayat ini cocok digunakan untuk para penghafal al-Qur‟an yang tidak suka ribet, karena metode ini cukup mudah dipahami dan diterapkan. Metode tanpa menyebutkan banyaknya jumlah pengulangannya, bisa disesuaikan dengan kemampuan setiap individu. Akan tetapi dianjurkan minimal per ayat dibaca 40 kali.

Jadi, penggunaan metode ini dilakukan oleh penghafal al-Qur‟an dengan cara menghafalkan setiap ayat dengan membaca

sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), begitupun dengan ayat-ayat selanjutnya. Untuk mempermudah dalam penerapan metode hafalan lancar per ayat bisa dilihat tabel 2.4 sebagai berikut.

Tabel 2.4

Penerapan Metode Hafalan Lancar Per Ayat.

(47)

1 halaman ada 29 ayat

- Ayat 1 dihafalkan sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu)

- Ayat 2 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1 dan 2 dibaca

- Ayat 3 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-3 dibaca

- Ayat 4 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-4 dibaca

- Ayat 5 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-5 dibaca

- Ayat 6 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-6 dibaca

- Ayat 7 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-7 dibaca

- Ayat 8 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-8 dibaca

- Ayat 9 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-9 dibaca

- Ayat 10 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-10 dibaca

(48)

- Ayat 12 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-12 dibaca

- Ayat 13 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-13 dibaca

- Ayat 14 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-14 dibaca

- Ayat 15 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-15 dibaca

- Ayat 16 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-16 dibaca

- Ayat 17 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-17 dibaca

- Ayat 18 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-18 dibaca

- Ayat 19 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-19 dibaca

- Ayat 20 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-20 dibaca

- Ayat 21 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-21 dibaca

- Ayat 22 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-22 dibaca

(49)

tidak lupa ketika itu), ayat 1-23 dibaca

- Ayat 24 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-24 dibaca

- Ayat 25 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-25 dibaca

- Ayat 26 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-26 dibaca

- Ayat 27 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-27 dibaca

- Ayat 28 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-28 dibaca

- Ayat 29 dihafal sampai lancar (tidak ada kesalahan dan tidak lupa ketika itu), ayat 1-29 dibaca

Dari skema diatas, ayat yang paling lancar adalah ayat pertama

kemudian setelahnya dan setelahnya. Atau dalam kata lain ayat-ayat yang

paling lancar adalah ayat satu sampai pertengahan surat. Dalam surat

At-takwir ini yang paling lancar adalah ayat 1 sampai 14 karena yang sering

diulang-ulang adalah ayat yang paling atas. Untuk menyeimbangkan

hafalan, maka pertengahan surat yang akhir atau setengah halaman

bawah dibaca berulang-ulang agar ada keseimbangan dalam pengulangan

hafalan.

c. Metode Menghafal Cepat (MMC)

(50)

dihafal, jika pada halaman yang akan dihafal ayatnya pendek-pendek (banyak), kelompokkan setiap 5 ayat menjadi 1 kelompok. Jika pada halaman yang akan dibaca ayat-ayat ada sekitar 10 ayat atau ayatnya tidak banyak, maka dibagi menjadi 2 bagian atau kelompok. Satu bagian disebut setengah halaman atas, dan yang selanjutnya disebut setengah halaman bawah. Cara mudah untuk penerapan metode menghafal cepat bisa dilihat di tabel 2.5 sebagai berikut.

Tabel 2.5

Penerapan Metode Menghafal Cepat

SKEMA “MMC”

Satu halaman ada 8 ayat

(51)

3. Kelebihan dam kekurangan Metode Al-Qosimi

Menurut Abu Hurri (2014:51), Pondasi menghafal dengan metode al-Qosimi yaitu membaca 40 kali sebelum menghafal. Membaca 40 kali sebelum menghafal al-Qur‟an mempunyai banyak kelebihan.

Sebagai sebuah metode pembelajaran al-Qur‟an, metode al-Qosimi ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dari metode al-Qosimi :

a. Bisa diterapkan untuk semua usia, baik anak-anak maupun yang sudah dewasa.

b. Bisa mempercepat hafalan al-Qur‟an dan dapatnya banyak.

c. Bisa diterapkan untuk semua orang dengan berbagai kecerdasan yang berbeda-beda.

Sedangkan kekurangan dari metode al-Qosimi, antara lain:

a. Terkadang membosankan terutama bagi anak-anak karena harus mengulang banyak kali.

(52)

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren An-Nida

Dalam Bab III ini, penulis ingin paparkan keadaan lokasidilaksanakannya penelitian skripsi ini. Secara garis besar lokasi penelitian dapat penulis sampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren An-Nida

Pondok pesantren An-Nida kota Salatiga.Bila kita teliti dari

sejarahnya / perjalananya sejak didirikan pada tanggal 1 Januari 1979 oleh

Bapak KH. Ali As‟ad Af, sampai sekarang usianya 37 tahun. Maka

seyognyalah mendapat perhatian khusus dari para ulama, lebih-lebih di kota

Salatiga yang menurut kata banyak orang adalah basis Kristen, maka pondok

pesantren An-Nida dapat dijadikan sebagai pusat pengembangan Islam.

Perlu digaris bawahi kepemimpinan Bapak KH. Ali As‟ad Af,

keluarganya sewaktu pulang ke Salatiga merupakan keluarga yang tergolong

miskin, untuk menghidupi keluarganya saja terpaksa menjadi tukang buruh,

semua itu dilaksanakan sebagai rasa tanggung jawab terhadap keluarga. Akan

tetapi sebagai orang yang diberi amanah oleh Allah SWT tetap melaksanakan

tugasnya sebagai da‟i dan melaksanakan da'wah.semua ini dilaksanakan

dengan ikhlas, tabah, sabar karena mengharap keridloan Allah.

Kehidupan ekonomi yang semakin menjepit dan tuntutan kebutuhan

keluarga yang semakin bertambah dan rumah yang masih menyewa, dengan

hal tersebut menjadikan problema keluarga yang harus dibenahi. Namun hal

(53)

dengan hal yang demikian itu beliau selalu bermunajat berserah diri

memohon petunjuk kehadrat Illahi, sehingga suatu ketika Bapak KH Ali

As‟ad diberi kepercayaan untuk mencarikan ramuan jamu untuk dijadikan

obat oleh suatu perusahaan obat tradisional, dengan bekal kejujuran itulah.

Kehidupan Bapak KH. Ali As'ad semakin hari semakin membaik, hal

terseebut terbukti semakin banyaknya permintaan perusahaan untuk

mengirimkan bahan ramuan jamu, sehingga mulailah membeli lahan,

mendirikan mushola, dan sebagainya.Pernah suatu ketika beliau bermimpi

bertemu dengan seorang kyai bemama Kyai Khumedi Saleh, di dalam

mimpimya itu beliau sedang mengalirkan air dari lokasi pemandian senjoyo

umuk dialirkan ke Salatiga.

Dalam mimpinya itu Bapak Ali As‟ad dipanggil oleh Bapak Kyai

Khumedi untuk terus mengalirkan air ke Salatiga. Setelah ditanyakan kepada

salah seorang Kyai di Kudus menurut penafsirannya Bapak Kyai disuruh

mendirikan Pondok Pesantren, maka besarlah tekad dan minat beliau untuk

mendirikan ponpes. Oleh karena dalam mimpinya Bapak Kyai merasa

dipanggil, “Ali....Ali !!makaPondok Pesantnen yang diberi nama “An-Nida",

yang berasal dari kata nadawa, yang berarti panggilan, maksudnya adalah

ajakan kepada masyarakat untuk mengaji dan melaksanakan perintah

beribadah kepada Allah SWT.

Adapun para pendiri pondok pesantren An-Nida adalah alumni

Pondok Ma‟ahid Kudus, diantaranya : KH. Ali As'ad, KH. Muslim Jawahir,

(54)

beliau-beliau ini bermusyawarah dengan mengambil keputusan sebagai

berikut. dengan tujuan pendirian ponpes :

a. Sebagai rasa tanggung jawab untuk menyampaikan amanat.

b. Desakan dari para alumnus Ma‟ahid Krapyak Kudus yang berada

di Salatiga.

c. Mengingat kurangnya tempat pengembangan ilmu agama di Salatiga.

d. Untuk menolong para pelajar dari luar kota Salatiga, dalam mencari ilmu dansekaligus menjadikan tempat tinggal selama mereka masih mengenyam pendidikan di Salatiga.

Dari hasil musyawarah itulah terbentuk panitia pembangunan pondok

pesantren An-Nida tahun 1979 berdirilah ponpes An-Nida dalam keadaan

sementara dengan jumlah santri 26 orang. Dan pada tanggal 1 Januari 1980

pondok An-Nida resmilah sebagai Pondok Pesantren An-Nida, yang

berlokasi di dukuh Ngaglik Kelurahan Ledok Kota Salatiga.

Perkembangan pondok pesantren An-Nida nampaklah setiap

tahunnya, baik bangunan fisik sebagai sarana belajar maupun jumlah

santrinya.Dengan semakin banyaknya jumlah santriwan/i maka ponpes

mengalami kekurangan sarana penunjang.

Maka pada tahun 1991 pondok pesantren An-Nida Putri mengalami

parubahan dengan ditambahnya dengan bangunan berlantai 2 dan sekarang

berdiri dengan megahnya berlantai 3 dengan dilengkapi sarana Auditorium

(55)

Untuk meningkatkan mutu kegiatan belajar dan administrasi ponpes

Nida, Bapak Kyai beserta staf dan pengurus ponpes

An-Nida.Memusatkan perhatiannya untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu

pondok pesantren. Dengan berdasarkan pemikiran yang demikian maka perlu

pembantu dalam menangani masalah yang berhubungan dengan pondok,

dengan hal pertimbangan di atas maka dibentuklah kepengurusan pondok

yang dimulai pada tahun 1980 yang dlketuai oleh seorang lurah pondok yang

masa jabatannya 1 tahun.

Bapak KH. Ali As‟ad meninggal pada tahun 2003, beliau meninggal

di usia 67tahun. Jadi setelah bapak KH.Ali As‟ad meninggal pondok

pesantren Annida digantikan oleh KH. Drs. Nuh Muslim (2003-2009),

dimana beliau masih saudara dengan bapak KH. Ali As‟ad, setelah itu

dipegang oleh KH. Samsudin AF (2009-2014), dimana beliau adalah adik

dari KH. Ali As‟ad, dan setelah itu pimpinan pondok pesantren An-Nida

diserahkan oleh Bapak Nur Hadi, S.Pd.I., dimana beliau dulunya adalah

santri pondok pesantren An-Nida yang dipercayai oleh keluarga besar bapak

KH. Ali As‟ad, terutama Ibu Nyai H. Fatimah.

2. Letak Geografis Pondok Pesantren An-Nida

Pondok pesantren An-Nida ini beralamatkan di Jl. Jendral Sudirman

No. 239, Kelurahan Ledok, Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Adapun

batas-batas pondok pesantren An-Nida Kota Salatiga adalah sebagai berikut:

(56)

d. Sebelah timut berbatasan dengan Kelurahan Kalibening.

3. Visi dan Misi Pondok Pesantren Annida

Visi

Menjadi lembaga pendidikan keagamaan Islam yang mampu

melaksanakan pembangunan manusia seutuhnya baik lahir maupun batin

yang berkarakter Al-Qur‟an.

Misi

1. Membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

2. Membentuk manusia yang berilmu agama Islam dan berpengetahuan

umum.

3. Mewujudkan manusia yang berakhlakul karimah.

4. Mengupayakan kemampuan manusia untuk mengamalkan ilmu al Qur‟an

dalam kehidupan, dan menyebarluaskannya.

5. Mengusahakan manusia mampu hidup mandiri, terampil dan Qur‟ani.

4. Keadaan Sarana Dan Prasarana Pondok Pesantren An-Nida

Sarana dan prasarana yaitu media/alat/bahan dalam melaksanakan

suatu pembelajaran. Pondok Pesantren An-Nida sudah memiliki gedung

sendiri. Adapun sarana dan prasarana yang menunjang berlangsungnya

kegiatan pembelajaran di pondok Pesantren An-Nida kota Salatiga

diantaranya adalah masjid, 1 ruang aula, 15 ruang kamar santri, 8 kamar

mandi santri, 1 dapur, tempat wudhu, 1 ruang kantor dan perpustakaan.

5. Pengurus Pondok Pesantren An-Nida

Untuk mencapai tujuan yang optimal dalam melaksanakan

(57)

mengimplementasikan tugas-tugas dan tanggung jawab sesuai dengan

jabatannya secara maksimal. Adapun struktur organisasi kepengurusan

Pondok Pesantren An-Nida Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai

berikut.

Tabel 3.1

Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren An-Nida Kota Salatiga.

KETUA YAYASAN

M. Syarifudin, S.Pd.i

BENDAHARA

RESTU W.

SEKRETARIS

MIFTAHUL JANNAH

LURAH

KEBERSIHAN

PUJI NUR H.

DIKJAR

LALA H.

HUMAS

RAFIKA INTAN

KEAMANAN

MUSTAKIMAH

PEMBINA PONDOK

(58)

6. Keadaan Guru/Ustadz Pondok Pesantren An-Nida

Ustadz adalah seorang guru yang dapat diperlukan dalam proses

pembelajaran dan paling bertanggung jawab untuk memonitor jalannya

kegiatan belajar mengajar. Adapun ustadz yang mengajar di Pondok

Pesantren An-Nida yaitu mulai dari pengasuh Pondok, para alumni Pondok

Pesantren An-Nida dan juga mendatangkan ustadz dari luar pondok yaitu dari

masyarakat yang tinggal di daerah sekitar Pondok Pesantren. Dan ada juga

ustadz yang alumni LIPIA Jakarta, yaitu ustadz Musbihin, Lc.Beliau

bertempat tinggal di Tingkir Salatiga.(hasil wawancara dengan ustadz Nur

Hadi tanggal 09 oktober 2016).

Adapun data ustadz dan mata pelajaran yang diajarkan di Pondok

Pesantren An-Nida tercantum dalam tabel 3.3 Berikut ini.

Tabel 3.2

Data Ustadz Pondok Pesantren An-Nida Kota Salatiga

NO NAMA MATA

PELAJARAN

STATUS

1. Ustadz Sukedi, S.Pd.I Aqidah Alumni

2. Ustadz Aly Barokah Sirah Nabawiyah Alumni 3. Ustadz Drs. Dahlan Hadist Alumni 4. Ustadz Musbihin, Lc. Fiqh Ustadz 5. Ustadz M Syarifudin,

S.Pd.I

Tafsir Alumni

(59)

SH.I

7. Ustadz Aswad Addu Ali Humad Al Alim, AlHafidz

Tahfidz Ustadz

8. Ustadz Nur Hadi, S.Pd.I Tahsin Pengasuh 9. Ustadz Nur kholis Nahwu dan Sorof Ustadz 10. Ustadzah Sayyidatina

Anzalia, Al-Hafidzoh

Tahfidz Ustadzah

7. Keadaan Santri Pondok Pesantren An-Nida

Dari hasil wawancara diperoleh data bahwa Pondok Pesantren An-Nida memiliki 56 santri, yang terdiri dari 43 santri putri dan 13 santri putra. Mereka juga rata-rata berasal dari sekitar salatiga. Namun ada juga yang berasal dari luar daerah seperti semarang, magelang, temanggung, boyolali, dan lain sebagainya. Untuk tingkat ekonomi pondok ini terbuka untuk barbagai kalangan maka dari 52 santri, rata-rata orang tua santri bekerja sebagai pekerja swasta dan petani (NH, 04-11-2016).

(60)

Tabel 3.3

Data Santri Pondok Pesantren Putri An-Nida Kota Salatiga

NO NAMA ALAMAT STATUS

1. Mustakimah Pedurungan, Semarang Mahasiswi

2. Dewi Muti‟ah Windusari, Magelang Mahasiswi

3. Dina Kholida Blora Pelajar

4. Nur Khasanah Boyolali Mahasiswi

5. Lala Halimah Kuningan, Jawa Barat Mahasiswi

6. Lilis Blora Mahasiswi

7. Puji Lestari Pabelan Pelajar 8. Trisna Widyawati Temanggung Mahasiswi

9. Santi Boyolali Mahasiswi

10. Tutik Indah Wati Blora Pelajar

11. Farikha Tegalrejo, Magelang Mahasiswi 12. Ilmi Karima Jamil Pati Mahasiswi 13. Nana Miftahul

Hasanah

Wonogiri Mahasiswi

14. Eka Riska W Getasan Pelajar

15. Rianita Wonogiri Mahasiswi

16. Puji Nur Hidayah Sragen Mahasiswi

17. Salwa Susukan Pelajar

(61)

19. Annisa Amalia Ulfa Tegalrejo, Magelang Mahasiswi 20. Ummu Atika Rahmi Temanggung Mahasiswi

21. Sita Magelang Mahasiswa

22. Husna Sragen Mahasiswi

23. Restu Wijayanti Bandongan, Megelang Mahasiswi 24. Rafika Intan sari Sragen Mahasiswi 25. Vebriani Indah Purwodadi Mahasiswi 26. Heni Sri G Purwodadi Mahasiswi 27. Naela Ayu Karisma Suruh Pelajar 28. Dian Mustika D Magelang Mahasiswi

29. Miftahul Jannah Magelang Mahasiswi

30. Ulfa Badi‟atun

Nihayah

Temanggung Mahasiswi

32. Betaria Suci Blora Mahasiswi

33. Sayyidatul Maulida Suruh Pelajar 34. Annisa Zahwa

Attiya Syakieb

Candirejo, Tuntang Pelajar

35. Anisa Tri Yani Bugel, Salatiga Pelajar 36. Hanin Syarifatul

Afifa

Tingkir Pelajar

(62)

39. Zhafirra Aqila Putri Salatiga Pelajar

43. Anifa Rifka Hanna Butuh, Salatiga Pelajar

Sedangakan santri putra Pondok Pesantren An-Nida kota salatiga ada 12 santri, sebagaimana bisa dilihat di tabel 3.5 Berikut ini.

Tabel 3.4

Data Santri Pondok Pesantren Putra An-Nida Kota

Salatiga

NO NAMA ALAMAT STATUS

1. Imam Fahroni Blora Santri

2. Nasaluk Ghufron Batang Mahasiswa

(63)

9. Bimbing Projo Raharjo Tuntang Pelajar 10. Danindra Thoriq Yuka

Natama

Asrama Garnisun Pelajar

11. Kasanova Satria P ABC Salatiga Pelajar

12. Ahmad Tuntang Pelajar

13. Muhammad Faisol Wonosobo Mahasiswa

8. Kegiatan Pembelajaran Pondok Pesantren An-Nida

Dalam melaksanakan program pembelajaran di Pondok Pesantren

An-Nida, maka disusunlah jadwal kegiatan santri. sebagaimana tertera dalam

tabel 3.6 Berikut ini.

Tabel 3.5

Tabel Jadwal Kegiatan Santri Pondok Pesantren An-Nida

Hari Ba’da Subuh

Maghrib Ba’da Isya’

Senin Aqidah Membaca al-Qur‟an di

masjid minimal 1 lembar

Tahfidz 5 baris/ Tahsin

Selasa Siroh Membaca al-Qur‟an di

masjid minimal 1 lembar

Nahwu dan Sorof

Rabu Hadis Membaca al-Qur‟an di

masjid minimal 1 lembar

Tahfidz 5 baris/ Tahsin

(64)

baris/

tahsin

masjid minimal 1 lembar

Jum‟at Muroja‟ah

5 baris/

tahsin

Bahasa Arab Membaca al-Qur‟an di

masjid minimal 1

lembar

Sabtu Tafsir Khitobah dan malam kreasi

Ahad * Tasmi‟

Keterangan: Tahfidz = Setoran hafalan

Catatan : Target hafalan ini adalah target minimal

*Kegiatan Bakti Pondok, olahraga, dan Ekstra

Kurikuler

Namun, khusus santri yang tingkat SD difokuskan ke program

tahfidzul Qur‟an saja tidak mendapatkan pelajaran ilmu-ilmu agama. Jadi,

setiap hari untuk santri yang tingkat SD hanya hafalan dan muroja‟ah. Untuk

jadwal santri yang tingkat SD bisa dilihat di tabel 3.7 Sebagai berikut.

Tabel 3.6

Jadwal Santri Tingkat SD

Ba’da Maghrib Ba’da Isya’ Ba’da subuh

Muroja‟ah Menambah Hafalan Menambah Hafalan

Para santri Pondok Pesantren An-Nida juga diharuskan

(65)

a. Sholat jama‟ah di masjid, terutama maghrib, isya‟ dan subuh.

b. Setoran hafalan minimal lima baris dan sesuai jadwal yang ditentukan. Dan ketika santri ingin setoran di luar jadwal hal ini boleh dan sangat dianjurkan.

c. Muroja‟ah yang dikukan bersama ustadz sekali dalam satu

minggu dan untuk hari-hari yang lain muroja‟ah dilakukan sendiri-sendiri dan ketika ada jadwal yang kosong.

d. Tahsin bagi santri yang sudah ditunjuk dan disimak oleh santri yang lainnya.

9. Kurikulum Pondok Pesantren An-Nida

Kurilulum yang adadi Pondok Pesantren An-Nida saat ini yaitu program tahfidzul Qur‟an, yang dalam pelaksanaannya terdapat batas minimal yaitu santri wajib hafal satu juz dalam satu semester. Cara mudah penghitungan hafalan agar tercapai batas minimal yaitu santri dalam sehari menghafal lima baris.

10.Sumber Pendanaan

(66)

11.Tata Tertib Pondok Pesantren An-Nida

Tata tertib Pondok Pesantren An-Nida kota Salatiga terlampir.

B. Temuan Penelitian

Hasil dari proses wawancara dan observasi yang dihasilkan oleh peneliti

adalah sebagai berikut:

1. Implementasi Metode Al-Qosimi Dalam Pembelajaran Tahfizhul Qur’an Di Pondok Pesantren An-Nida

Pondok Pesantren An-Nida merupakan pondok yang konsentrasi

pada program tahfizhul Qur‟an sejak tahun 2016. Program tahfidzul Qur‟an

dengan metode al-Qosimi dengan target minimal santri menghafalkan satu

juz dalam satu semester sebagaimana yang dijelaskan Nh selaku pembina

Pondok Pesantren An-Nida.

“Sampai saat ini program tahfizhul Qur‟an yang kami bina sudah berjalan kurang lebih empat bulan.Sejak tahun 2016, kami selaku yayasan telah menetapkan bahwa pondok pesantren An-Nida lebih konsentrasi pada program tahfizhul Qur‟an, jadi program tahfizhul Qur‟an ini termasuk program baru di pondok kami. Saya selaku pembina pondok pesantren An-Nida ini berharap nantinya para santri mempunyai bekal ketika sudah pulang kerumah masing-masing. Program tahfizhul Qur‟an disini menggunakan metode al-Qosimi dengan sistem setoran, jadi disini para santri menghafal sendiri-sendiri dulu dengan metode al-Qosimi kemudian baru setorandengan ustadz tahfizhul Qur‟an.”(Rabu, 09 November 2016)

Dalam pembelajaran tahfizhul Qur‟an dengan metode al-Qosimi,

para santri tidak terbatasi dengan satu cara saja, karena di dalam metode

al-Qosimi terdapat beberapa cara untuk menghafal al-Qur‟an, mulai dari untuk

santri yang susah menghafal sampai cara untuk santri yang sudah lancar

dalam menghafal sebagaimana yang dijelaskan Nh selaku pembina Pondok

(67)

“Tujuan menggunakan metode al-Qosimi yaitu kami menganggap metode ini sangat cocok bagi santri kami untuk dijadikan cara dalam mereka menghafal al-Qur‟an agar para santri dapat menghafal dengan mudah dan bisa mencapai target minimal dan dalam metode al-Qosimi ini ada beberapa cara untuk menghafal al-Qur‟an dari mulai untuk santri yang sangat malas/susah menghafal sampai cara menghafal cepat, karena dari kemampuan para santri di Pondok Pesantren An-Nida ini berbeda-beda, ada yang mampu menghafal banyak, sedang dan bahkan ada yang sulit menghafal. Jadi, bagaimanapun keadaan santri harus wajib hafalan.”(Rabu, 09 November 2016)

Pencapaian hafalan para santri di Pondok Pesantren An-Nida

berbeda-beda antara santri satu dengan yang lainnya. Yang terpenting intinya

harus memenuhi batas minimal yang ditentukan yaitu santri wajib menghafal

satu juz dalam waktu satu semester sebagaimana yang dijelaskan Nh selaku

pembina Pondok Pesantren An-Nida

“Dengan target minimal yang telah kami buat yaitu santri wajib menghafal satu juz selama satu semester. Kalaupun ada yang ingin menambah target hafalnnya kami sangat menganjurkan. Tetapi untuk capaian target tergantung dari kemampuan dan kemauan santri, dalam waktu 4 bulan ini ada yang sudah mencapai 2 juz, ada yang 1 juz, dan bahkan ada yang baru mencapai 4 surat.”(Rabu, 09 November 2016)

Pembelajaran tahfizhul Qur‟an di pondok pesantren An-Nida

dilaksanakan dengan metode al-Qosimi dan setoran. Gambaran pelaksanaan

sistem setoran dapat disimpulkan dari petikan catatan lapangan berikut ini.

“Sebelum setoran kepada ustadz tahfizhul Qur‟an, para santri

menghafal sendiri-sendiri terlebih dahulu, jadwal setoran para santri yaitu ba‟da isya‟. Jadi setelah selesai jama‟ah sholat isya‟ mereka biasanya mereka menghafal di berbagai sudut ruang masjid, serambi masjid, dan ada juga yang menghafal di kamar masing-masing. Mereka menghafal mulai juz 30 lalu dilanjut ke juz 1. Dari mereka ada yang sudah hafal 6 juz, 3 juz dan ada juga yang baru menghafal 1 juz bahkan baru menghafal 4 surat. Mereka menghafal sesuai dengan hafalan mereka masing-masing. Setelah mereka selesai menghafal sendiri lalu di setorkan kepada ustadz tahfidzul Qur‟an

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.5 Penerapan Metode Menghafal Cepat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan Pengaruh Penggunaan Simulator Cisco Packet Tracer Dan Graphical Network Simulator 3 (GNS3) Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Mengasosiasi    (Associating) Observasi    Sikap ilmiah  saat diskusi,  merancang dan  melakukan  percobaan  dengan lembar  pengamatan Portofolio  Laporan 

Pelajar lepasan sekolah menengah rendah Australia pula akan melanjutkan pelajaran ke Sekolah Menengah Atas atau ke Program Vokasional selama 3 tahun untuk mendapat

Hasil ini membuktikan dengan adanya pendanaan dari luar yaitu hutang maka akan memberikan sinyal positif oleh para investor tentang kemampuan perusahaan untuk

Penelitian ditujukan untuk menganalisis pengaruh ketebalan lapisan subbase course material batu kapur pada subgrade tanah granuler terhadap nilai CBR dan k v.. Penelitian

Ketika seorang siswa berusaha mencapai tujuan belajar atau dia ingin mencapai prestasi belajar yang optimal maka dia akan menjumpai sejumlah faktor-faktor yang dapat mendorong

“Membangun Keunggulan Kompetitif Melalui Aliansi Stratejik Untuk Meningkatkan Kinerja Perusahaan.” Program Pasca Sarjana.. Universitas

Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Guru Dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Siswa Melalui Pembelajaran Tadabur Alam Pada Mata Pelajaran Aqidah