• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS IV SDN DADAPAYAM 02 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 20132014 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS IV SDN DADAPAYAM 02 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 20132014 SKRIPSI"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

PENGGUNAAN ALAT PERAGA TIGA DIMENSI PADA

SISWA KELAS IV SDN DADAPAYAM 02 KECAMATAN

SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

TRIMIS LEGOWOWATI 11509045

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

PENGGUNAAN ALAT PERAGA TIGA DIMENSI PADA

SISWA KELAS IV SDN DADAPAYAM 02 KECAMATAN

SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

TRIMIS LEGOWOWATI 11509045

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(4)

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:

Nama : Trimis Legowowati

NIM :115 09 045

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul Skripsi : Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penggunaan Alat Peraga Tiga Dimensi Pada Siswa Kelas IV SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2013/2014

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 2 Desember 2013

Dosen Pembimbing

(5)

v SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS

IV SDN DADAPAYAM 02 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013/2014

DISUSUN OLEH TRIMIS LEGOWOWATI

NIM : 11509045

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 24 Desember 2013 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar

sarjana S1 Kependidikan Islam

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Drs. Miftahuddin, M.Ag _________________

Sekretaris Penguji : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si _________________ Penguji I : Drs. Bahroni, M.Pd _________________

Penguji II : Rasimin, M.Pd _________________ Penguji III : Miftachur Rif‟ah, M.Ag _________________

Salatiga, 24 Desember 2013 Ketua Stain Salatiga

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Trimis Legowowati

NIM : 115 09 045

Jurusan : Tarbiyah

Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 2 Desember 2013

Yang menyatakan,

(7)

vii MOTTO

اًرْسُي ِرْسُعل ا َعَم َّن ِا

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”. (Q.S Al-Insyirah: 6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Bapak & Ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, doa dan dukungannya selama ini.

2. Kakak-kakak dan adik- adik tersayang yang selalu memberi nasehat dan dukungan.

3. Ibu Miftachur Rif‟ah, M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi dan pembimbing akademik yang telah memberikan perhatian dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Suwardi, M.Pd, Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 5. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd, Ketua Program Studi PGMI. 6. Para dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmunya.

7. Kepala Sekolah dan segenap guru SDN Dadapayam 02 yang telah memberikan izin dan membantu penulis melaksanakan penelitian.

8. Sahabat saya Ayu Afida Ilmi yang selalu setia menemani di manapun. 9. Semua teman-teman seperjuangan PGMI B 2009.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap dilimpahkan pada Nabi Muhammad

SAW, kepada para keluarga, sahabat serta umatnya.

Merupakan kebahagiaan bagi penulis yang telah dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui

Penggunaaan Alat Peraga Tiga Dimensi Pada Siswa Kelas IV SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruah Kabupaten Semarang Tahun 2013/2014”. Selanjutnya

dengan penuh kerendahan hati penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini.

Adapun ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, penulis sampaikan

kepada :

1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag. selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd, Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

3. Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd. selaku ketua Program Studi Pendidikan

Guru Madrasah Ibtida‟iyah STAIN Salatiga.

4. Miftachur Rif‟ah M. Ag. selaku pembimbing skripsi sekaligus

pembimbing akademik yang telah memberikan perhatian dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Para dosen dan karyawan STAIN Salatiga.

(9)

ix

7. Kepala Sekolah dan segenap guru SDN Dadapayam 02 yang telah memberikan izin dan membantu penulis melaksanakan penelitian.

8. Siswa-siswi kelas IV SDN Dadapayam 02 yang telah membantu peneliti dalam pengumpulan data.

9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga segala amal kebaikan tersebut mendapat balasan dari Allah SWT,

mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Salatiga, 2 Desember 2013 Penulis

(10)

x

ABSTRAK

Legowowati, Trimis. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penggunaan Alat Peraga Tiga Dimensi Pada Siswa Kelas IV SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2013/2014. Skripsi, Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing: Miftachur Rif‟ah, M. Ag.

Kata kunci: Peningkatan hasil belajar, Alat peraga

Kurangnya pengelolaan guru dalam pembelajaran menyebabkan sebagian besar siswa mengalami hambatan dalam menemukan konsep dasar mencari luas bangun datar dan kurangnya pemahaman dan kemampuan siswa dalam belajar matematika. Berdasarkan observasi, proses pembelajaran matematika di SDN Dadapayam 02 masih menggunakan metode ceramah. Guru jarang menggunakan alat peraga sehingga siswa pasif dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Hal ini juga dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Maka dilaksanakan penelitian sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN Dadapayam 02 Tahun pelajaran 2013/2014. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah apakah penggunaan alat peraga tiga dimensi dapat meningkatkan hasil belajar matematika?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka dilakukan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melalui dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

(11)

xi DAFTAR ISI

SAMPUL... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 5

E. Kegunaan Penelitian... 6

F. Definisi Operasional... 7

G. Metode Penelitian... 8

(12)

xii BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Hasil Belajar ... 16

1. Belajar ... 16

2. Hasil Belajar ... 27

B. Matematika ... 31

1. Langkah Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 31

2. Fungsi dan Tujuan Matematika dalam Standar Kompetensi Kurikulum 2004 ... 32

3. Ruang Lingkup Matematika di SD/MI... 33

4. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika di SD/ MI ... 34

5. Luas Persegi Panjang Menentukan Rumus Bangun-Bangun Datar ... 34

C. Media dan Alat Peraga ... 38

1. Media Pembelajaran ... 34

2. Alat Peraga ... 41

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 46

B. Subjek Penelitian ... 51

C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 51

D. Penjelasan Pelaksanaan Pra Siklus... 51

E. Penjelasan Pelaksanaan Siklus I... 52

(13)

xiii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 62

B. Pembahasan ... 73 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 77 B. Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

3.1 Daftar Jumlah Siswa SDN Dadapayam 02 ... 48

3.2 Daftar Guru SDN Dadapayam 02 ... 49

3.3 Daftar Siswa Kelas IV SDN Dadapayam 02 ... 51

4.1 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Pra Siklus ... 63

4.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pra Siklus ... 64

4.3 Hasil Tes Formatif Pra Siklus ... 65

4.4 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ... 66

4.5 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II ... 67

4.6 Hasil Tes Formatif Siklus I ... 69

4.7 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ... 70

4.8 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II ... 71

4.9 Hasil Tes Formatif Siklus II ... 72

4.10 Perbandingan Keaktifan Belajar Siswa ... 73

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PRA SIKLUS Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II Lampiran 4 LEMBAR SOAL TES FORMATIF PRA SIKLUS

Lampiran 5 LEMBAR SOAL TES FORMATIF SIKLUS I

Lampiran 6 LEMBAR SOAL TES FORMATIF SIKLUS II

Lampiran 7 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA PRA SIKLUS

Lampiran 8 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA SIKLUS I Lampiran 9 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA SIKLUS II Lampiran 10 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU PRA SIKLUS

Lampiran 11 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU SIKLUS I Lampiran 12 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU SIKLUS II

Lampiran 13 NILAI HASIL TES FORMATIF SISWA Lampiran 14 FOTO KEGIATAN

Lampiran 15 LEMBAR TUGAS PEMBIMBING

Lampiran 16 LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI

Lampiran 17 SURAT PERMOHONAN IJIN PENELITIAN

Lampiran 18 SURAT BALASAN IJIN PENELITIAN Lampiran 19 NILAI SKK MAHASISWA

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bidang studi matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di tingkat sekolah dasar. Objek dari matematika adalah benda-benda pikiran yang sifatnya abstrak, yang tidak dapat ditangkap / diamati dengan

panca indera.

Russefendi (Heruman, 2010: 1) mengemukakan pendapatnya tentang

matematika. Matematika terorganisir dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil dimana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah

matematika sering disebut sebagai ilmu deduktif.

Banyak orang memandang bahwa matematika itu adalah pelajaran yang

sulit, menyeramkan, bahkan ada beberapa anak yang tidak suka sama sekali dengan matematika. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pendekatan guru dalam pengelolaan pembelajaran. Sehingga banyak yang berpendapat bahwa

matematika adalah suatu momok yang harus dihindari. Tetapi mau tidak mau anak-anak harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk

memecahkan masalah sehari-hari, seperti membaca dan menulis. Kesulitan mempelajari matematika harus diatasi sejak dini, kalau tidak akan

(18)

2

Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional

konkret. Tanpa objek fisik di hadapan mereka, anak-anak pada tahap operasional konkret masih mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan

tugas-tugas logika karena mereka belum mampu berpikir hanya dengan menggunakan lambang-lambang (Jarvis, 2009: 149-150).

Berdasarkan fakta tersebut, diperlukan suatu pembelajaran yang dapat

menciptakan pembelajaran yang interaktif, menfasilitasi siswa dalam belajar, dan melibatkan peran aktif siswa saat mengikuti pelajaran matematika serta

memantapkan penguasaan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media dan alat peraga yang dapat memperjelas

apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa.

Dalam proses pembelajaran yang dapat digunakan salah satu diantaranya adalah menggunakan alat peraga. Menurut Sudono (2006: 14) alat peraga adalah alat yang berfungsi untuk menerangkan atau memperagakan suatu

mata pelajaran dalam proses belajar mengajar. Media ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran dapat digunakan sebagai alat bantu pengajaran maupun sebagai pendukung agar materi pembelajaran

(19)

3

dimanfaatkan siswa dengan mengotak-atik benda secara langsung di dalam proses pembelajaran.

Peragaan bertujuan agar dalam proses belajar mengajar segenap panca indera murid turut serta menghayati pelajaran, tidak saja pendengarannya

menangkap keterangan guru sebagaimana yang berlaku secara umum pada diri murid-murid tetapi juga penglihatannya serta alat-alat indera lainnya. Dengan kata lain, peragaan berusaha agar seluruh jiwa raga murid ikut di

dalam proses belajar mengajar untuk membentuk pengertian yang mantap

sekaligus menghindari verbalisme (Dja‟far, 1995: 46).

Dalam mengajarkan bilangan misalnya, guru harus menggunakan benda-benda konkret. Sebagai contoh untuk mengajarkan 4 + 1, dapat dilakukan dengan menggunakan Alat yang digunakan dapat berupa benda nyata

misalnya lidi, kelereng atau media lainnya yang digunakan untuk menanam konsep penjumlahan, pengurangan serta perkalian sehingga dapat diamati

secara langsung oleh siswa. Selain tumbuhnya minat, siswa dapat di bangkitkan motivasinya. Melalui demonstrasi penggunaan alat peraga matematika, guru dapat merangsang munculnya motivasi dalam diri siswa

untuk mempelajari materi lebih lanjut.

Sebagian besar siswa kelas IV SDN Dadapayam 02 mengalami hambatan

dalam menemukan konsep dasar mencari luas bangun datar, sehingga menyebabkan kurangnya pemahaman dan kemampuan siswa dalam

(20)

4

persegi panjang untuk menurunkan rumus luas jajargenjang dan segitiga, sehingga siswa dapat menemukan konsep rumus mencari luas bangun datar.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penggunaan Alat Peraga Tiga Dimensi Pada Siswa Kelas IV SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2013/2014”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan alat peraga tiga dimensi dapat meningkatkan hasil belajar matematika matematika siswa kelas IV SDN Dadapayam 02

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2013/2014? C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui apakah penggunaan alat peraga tiga dimensi mampu

meningkatkan hasil belajar matematika khususnya mengenai materi luas

pada siswa kelas IV SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2013/2014.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

(21)

5

adalah “Penggunaan alat peraga tiga dimensi dapat meningkatkan hasil

belajar matematika siswa kelas IV SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang tahun 2013/2014”.

2. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis adalah sebagai berikut:

a. Siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran matematika.

b. Ada perubahan hasil belajar (proses) secara berkelanjutan dari siklus pertama ke siklus dua dan seterusnya.

c. Rata-rata hasil belajar siswa meningkat yang diukur dengan nilai

ulangan harian siswa.

d. Siswa yang memperoleh nilai di atas Standar Ketuntasan Minimal

meningkat. E. Kegunaaan Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun praktis. 1. Secara Teoritis

a. Untuk menambah khasanah keilmuan dan sumbangan pendidikan. b. Sebagai bahan referensi berbagai alat peraga matematika yang

(22)

6 2. Secara Praktis

a. Bagi guru

Untuk membantu dan membimbing siswa dalam mengerjakan soal dan meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika,

meningkatkan kreatifitas guru dalam mengajar sebagai wujud inovasi dalam dunia pendidikan.

b. Bagi siswa

Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman berhitung siswa, serta meningkatkan perhatian dan keaktifan siswa sehingga tertarik untuk

mempelajari matematika. c. Bagi sekolah

Untuk meningkatkan kualitas sekolah.

d. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penggunaan media

yang praktis dan menyenangkan bagi siswa. F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran atas maksud utama penulis dalam

penggunaan judul, maka akan dijelaskan definisi istilah sabagai berikut : 1. Hasil Belajar

Dalam kamus hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha (Poerwadarminta, 2006: 409). Menurut HC Witherington,

(23)

7

diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian (Soetomo, 1993: 119).

Suprijono (2011: 5) dalam bukunya menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan.

Hasil belajar pada dasarnya adalah perubahan yang terjadi pada diri individu yang belajar, bukan saja perubahan yang mengenai pengetahuan,

tetapi juga kemampuan untuk membentuk kecakapan dalam bersikap. Hasil belajar dapat ditandai dengan peningkatan nilai yang sesuai dengan

indikator keberhasilan yang telah ditetapkan serta melalui perubahan perilaku pada peserta didik. Indikator yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

a. Perhatian siswa terhadap alat peraga model-model bangun datar. b. Keaktifan siswa dalam bertanya.

c. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan.

d. Keberanian siswa dalam menyampaikan gagasan atau pendapat. 2. Matematika

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa baik di tingkat dasar maupun di tingkat menengah. Untuk Skripsi

(24)

8 3. Alat Peraga

Alat peraga adalah alat yang berfungsi untuk menerangkan atau

memperagakan suatu mata pelajaran dalam proses belajar mengajar (Sudono, 2006: 14). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat

peraga bangun datar persegi panjang dalam menemukan rumus dan menyelesaikan soal-soal latihan pada pembelajaran keliling dan luas bangun datar jajargenjang dan segitiga. Alat peraga ini terbuat dari

sterofom untuk diperagakan di depan kelas dan kertas untuk masing-masing siswa.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan Penelitian yang diterapkan berupa penelitian tindakan

kelas. Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari Bahasa inggris, yaitu Classroom Action Research, yang berarti action research

(penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas (Suyadi, 2010: 17-18).

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian tindakan (action

research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan

merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan

(25)

9

Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas kolaboratif karena peneliti ikut berperan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini

menjadikan kelas sebagai objek penelitian.

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2013/2014.

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun ajaran 2013/2014.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV di SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2013/2014

yang berjumlah 25 siswa. 3. Langkah-langkah Penelitian

Suyadi (2011 :49) dalam bukunya memaparkan terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini direncanakan dalam tiga siklus,

tiap siklus memuat empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk

(26)

10

Gambar 1.1 Tahap-tahapan pelaksanaan PTK menurut Suyadi (2011: 50)

Penjelasan alur gambar 1

a. Perencanaaan

Dalam perencanaan PTK terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu

identifikasi masalah, merumuskan masalah dan pemecahan masalah.Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dan pembelajaran kita. Kegiatan yang dilakukan

adalah:

1) Mengadakan pertemuan, guru pelaksana tindakan dan guru

pengamat berdiskusi tentang persiapan penelitian. 2) Menyiapkan materi.

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

(27)

11

3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

4) Membuat lembar soal ulangan atau pos test untuk mengetahui

hasil belajar siswa. 5) Memberi instrumen.

a) Lembar observasi kegiatan siswa b) Lembar observasi kegiatan guru 6) Menyiapkan alat pembelajaran

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menerapkan apa yang

telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Perencanaan harus diwujudka dengan adanya tindakan dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya. Kegiatan pembelajaran terdiri

dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti (Elaborasi, Eksplorasi dan Konfirmasi) dan penutup.

c. Pengamatan

Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan (observing). Observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan

telah mencapai sasaran. Pada langkah ini, peneliti harus melakukan pengamatan terhadap peserta didik berminat atau motivasi mereka

dalam penggunaan alat peraga dalam pembelajaran. Segala aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai,

(28)

12

pembelajaran. Pantauan guru saat pembelajaran berlangsung, kondisi siswa mampu menyerap konsentrasi secara maksimal atau tidak.

d. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

telah dilakukan. Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi dan dapat menyimpulkan apa yang terjadi dalam kelasnya. Kegiatan refleksi ini meliputi:

1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran. 2) Evaluasi hasil observasi.

3) Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I pada siklus II

Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah

dilaksanakan tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap selanjutnya.

4. Instrumen Penelitian

a. Pedoman / lembar pengamatan

digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dalam

(29)

13 b. Tes / soal

Tes digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar setelah

mengikuti pembelajaran dengan alat peraga. 5. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa:

a. Observasi

Dalam setiap siklus peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa untuk mengetahui sejauh mana keaktifan dan hasil belajar

siswa terhadap materi operasi perhitungan bulat. b. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa

terhadap materi pelajaran matematika. Pada setiap siklus guru memberikan tes tertulis untuk mengukur kemampuan dan

pemahaman siswa terhadap materi. c. Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran umum

sekolah, keadaan guru, keadaan sarana prasarana dan keadaan siswa. d. Wawancara

Dialog yang dilakukan untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai. Wawancara ini digunakan untuk mendapatkan

(30)

14 6. Analisis Data

Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka selanjutya adalah

menganalisis data tersebut untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan. Teknik yang digunakan untuk analisis data pada

penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P = x 100%

Keterangan:

P : jumlah nilai dalam persentase

f : jumlah siswa

n : jumlah seluruh siswa

H. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut: 1. Bagian Awal

Bagian awal skripsi memuat tentang sampul, lembar berlogo, halaman judul, lembar persetujuan pembimbing, lembar pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata

pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.

2. Bagian Inti

Bagian inti skripsi terdiri atas V bab. Untuk mempermudah pembahasan dalam skripsi ini, maka disusun sistematika penulisan

(31)

15 Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika

penulisan. Metode penelitian mencakup rancangan penelitian, subyek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data dan analisis data.

Bab II Kajian Pustaka

Bab ini berisi kajian tentang hasil belajar siswa meliputi: pengertian

belajar, tujuan belajar,ciri-ciri belajar, bentuk belajar, tipe kegiatan belajar, prinsip-prinsip belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, hasil belajar, pembelajaran matematika di SD/MI, media

dan alat peraga yang meliputi: pengertian media dan alat peraga, prisip penggunaan media, fungsi media pembelajaran, jenis-jenis

alat peraga, faktor memilih alat peraga, syarat dan kriteria alat peraga dan manfaat alat peraga matematika.

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Berisi gambaran umum lokasi penelitian, subyek penelitian, deskripsi pelaksanaan penelitian (siklus I dan siklus II).

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi hasil penelitian dan pembahasan, yaitu bab yang

(32)

16 Bab V Penutup

Berisi kesimpulan dan saran terhadap hasil penelitian. 3. Bagian Akhir

(33)

17 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Hasil Belajar 1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, ketrampilan, dan sikap (Gredler, 1994: 1). Belajar dapat diartikan

sebagai suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Hamalik, 1990: 21). Sedangkan

menurut Hilgard (Pasaribu & Simandjuntak, 1983: 59) mendefinisikan belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi

terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti kelelahan atau disebabkan obat-obatan.

Dengan demikian dapat disimpulkan Belajar adalah perubahan tingkah laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak

hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan bahwa belajar

(34)

18 b. Tujuan Belajar

Mengenai tujuan-tujuan belajar itu sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan belajar menurut Sardiman (2009: 26-28) ada tiga

jenis, yaitu:

1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan

pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan

kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan. Tuuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar

perkembangannya di dalam kegiatan belajar.

Dalam hal ini peranan guru sebagai pengajar lebih menonjol.

Anak didik/siswa akan diberikan pengetahuan sehingga menambah pengetahuannya dan sekaligus akan mencarinya sendiri untuk mengembangkan cara berpikir dalam rangka

memperkaya pengetahuannya. 2) Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu ketrampilan. Jadi soal ketrampilan yang bersifat

(35)

19

menitik beratkan pada ketrampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Sedangkan ketrampilan

rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah ketrampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung

pangkalnya, tetapi lebih abstark, menyangkut persoalan-persoalan penghayatan, dan ketrampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.

3) Pembentukan sikap

Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi

anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak terlepas dari soal penanaman nilai-nilai. Oleh karena

itu, guru tidak sekedar pengajar,tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak

didiknya. Dengan dilandasi nilai-nilai itu, anak didik/siswa akan tumbuh kesadaran dan kemauannya, untuk mempraktikkan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.

c. Ciri-Ciri Belajar

Dalam bukunya Rusyan (1989: 12-13) Oemar Hamalik

mengemukakan bahwa ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut:

1) Proses belajar ialah mengalami, berbuat, mereaksi dan melampui.

(36)

20

3) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan tertentu.

4) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan peserta didik sendiri yang mendorong motivasi secara berkesinambungan.

5) Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh heredi dan lingkungan.

6) Proses belajar dan hasil usaha belajar secara material dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan peserta didik.

7) Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan peserta didik.

8) Proses belajar yang terbaik ialah apabila peserta didik mengetahui status dan kemajuannya.

9) Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur.

10)Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain,

tetapi dapat didiskusikan secara terpisah.

11)Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan

yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan. 12)Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

(37)

21

13)Hasil-hasil belajar diterima oleh peserta didik apabila memberi kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna

baginya.

14)Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian

pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik.

15)Hasil-hasil beajar itu lambat laun dipersatukan menjadi

kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda.

16)Hasil-hasil belajar yang telah dicapai bersifat kompleks dan dapat

berubah-ubah (adaptable), jadi tidak sederhana dan statis. d. Bentuk-Bentuk Belajar

Pengelompokan hasil dan bentuk-bentuk belajar didasarkan pada

kesamaan ciri. Berikut ini bentuk-bentuk belajar menurut Gagne (Sriyanti, 2003: 37-41) yaitu:

1) Belajar ketrampilan intelektual merupakan kemampuan bergaul dengan lingkungan dan dengan diri sendiri dengan menggunakan lambang dan simbol (huruf, angka, kata, gambar).

2) Belajar kognitif. Bentuk belajar ini menuntut kemampuan untuk mengatur aktivitas intelektualnya, mengatasi masalah yang

dihadapi hingga sampai pemecahan masalah.

3) Belajar verbal yang meliputi kemampuan untuk menyerap

(38)

22

untuk menyatakan isi pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain.

4) Belajar ketrampilan motorik (motor skill). Ketrampilan motorik ini menampilkan gerak jasmani yang meliputi gerak urat dan otot.

5) Belajar sikap merupakan kecenderungan untuk menolak atau menerima sesuatu berdasar penilaiannya sebagai sesuatu yang berharga atau kurang berharga.

e. Tipe Kegiatan Belajar

Menurut Gagne terdiri atas delapan tipe kegiatan belajar

(Suprijono, 2011: 10-11), yaitu:

1) Signal learning atau kegiatan belajar mengenal tanda. Tipe kegiatan belajar ini menekankan belajar sebaga usaha merespons

tanda-tanda yang dimanipulasi dalam situasi pembelajaran. 2) Stimulus-response learning atau kegiatan belajar tindak balas.

Tipe ini berhubungan dengan perilaku peserta didik yang secara sadar melkukan respons tepat terhadap stimulus yang dimanipulasi dalam situasi pembelajaran.

3) Chaining learning atau kegiatan belajar melalui rangkaian. Tipe ini berkaitan dengan kegiatan peserta didik menyusun hubungan

(39)

23

4) Verbal association atau kegiatan belajar melalui asosiasi lisan. Tipe ini berkaitan dengan upaya peserta didik menghubungkan

respons dengan stimulus yang disampaikan secara lisan.

5) Multiple discrimination learning atau kegiatan belajar dengan

perbedaan ganda. Tipe ini berhubungan dengan kegiatan peserta didik membuat berbagai perbedaan respons yang digunakan terhadap stimulus yang beragam, namun berbagai respons dan

stimulus itu saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. 6) Concept learning atau kegiatan belajar konsep. Tipe ini berkaitan

dengan berbagai respons dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah stimulus berupa konsep-konsep yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

7) Principle learning atau kegiatan belajar prinsip-prinsip. Tipe ini digunakan peserta didik menghubungkan beberapa prinsip yang

digunakan dalam merespons stimulus.

8) Problem solving learning atau kegiatan belajar pemecahan masalah. Tipe ini berhubungan dengan kegiatan peserta didik

menghadapi persoalan dan memecahkannya sehingga pada akhirnya peserta didik memiliki kecakapan dan keterampilan baru

(40)

24 f. Prinsip-Prinsip Belajar

Dalam kegiatan pembelajaran supaya belajar menjadi efektif dan

menyenangkan maka perlulah memperhatikan prinsip-prinsip belajar. Ahmadi (1991: 17) prinsip-prinsip belajar diantaranya:

1) Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntutnya dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya.

2) Belajar memerlukan bimbingan. Baik bimbingan dari guru atau

buku pelajaran itu sendiri.

3) Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari

sehingga diperoleh pengertian-pengertian.

4) Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasainya.

5) Belajar adalah suatu proses aktif di mana terjadi saling pengaruh secara dinamis antara murid dengan lingkungannya.

6) Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan.

7) Belajar dianggap berhasil apabila telah sanggup menerapkan ke

dalam bidang praktek sehari-hari.

g. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja seperti apa yang

(41)

25

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar

individu.

Faktor intern dibagi menjadi tiga, yaitu:

1) Faktor jasmaniah

a) Faktor kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya bebasdari penyakit.

Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh tehadap belajarnya.

b) Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan.

2) Faktor Psikologis

Terdapat tujuh hal yang mempengaruhi belajar dalam faktor psikologis yaitu: tingkat inteligensi, minat, bakat, motivasi,

kematangan, konsentrasi dan perhatian serta kepribadian.

a) Intelligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam

situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak

(42)

26

b) Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu

obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek.

c) Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,

siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

d) Bakat merupakan kemampuan untuk belajar.

e) Motivasi merupakan tenaga penggerak bagi aktivitas belajar anak. Motif yang kuat sangatlah pelu di dalam belajar, di

dalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan/kebiasaan-kebiasaan.

f) Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kacakapan baru.

g) Kesiapan adalah kesediaaan untuk memberi reponse atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan

juga berhubungan dengan kematangan. 3) Faktor kelelahan

(43)

27

jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk

membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan

dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

Sedangkan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar antara lain:

1) Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga

berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

2) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi

siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

3) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh

terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat.

(44)

28

tempat tinggalnya, serta tata tertib yang berlaku di masyarakat. Faktor masyarakat yang mempengaruhi belajar antara lain

kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang

berupa ketrampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari pelatihan atau pengalaman yang diperoleh. Hasil belajar pada diri seseorang

sering tidak langsung tampak tanpa seseorang itu melakukan tindakan untuk memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Namun demikian, hasil belajar merupakan perubahan yang

mengakibatkan orang berubah dalam perilaku, sikap dan

kemampuannya (Sam‟s, 2010: 34).

Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil adalah porelehan akhir dari proses belajar. Menurut Sudjana

(2005: 22) proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah

(45)

29 b. Klasifikasi Hasil Belajar

Menurut Erman S. dalam Taniredja, Pujiati dan Nyata ( 2010: 69)

hasil belajar mencakup aspek yang berkenaan dengan perubahan dan kemampuan yang telah dimiliki siswa pada ranah kognitif, afektif,

dan psikomotorik. Perubahan dan kemampuan yang telah dimiliki tersebut bisa berupa komunikasi, interaksi, kreativitas, dan sebagainya.

Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni ketrampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian serta sikap

dan cita-cita. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni informasi verbal, ketrampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan ketrampilan motoris (Sudjana, 2005: 22).

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang

membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.

1) Ranah kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,

(46)

30 2) Ranah afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

penerimaan, partisipasi, penilaian/penentuan sikap, organisasi dan pembetukan pola hidup.

3) Ranah psikomotoris

Berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni persepsi,

kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan yang kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas

(Winkel, 1996: 244-245). c. Penilaian Hasil Belajar

1) Pengertian Penilaian

Dalam buku Sudjana (2005: 3) Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu

berdasarkan suatu kriteria tertentu. Sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.

2) Fungsi dan Tujuan Penilaian Fungsi dari penilaian adalah:

a) Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan instruksional. b) Sebagai umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar.

(47)

31

Sedangkan tujuan penilaian adalah untuk:

a) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga

dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.

b) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh kefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan

yang diharapkan.

c) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan

perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya.

d) Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak

sekolah ke pihak-pihak yang berkepentingan (Sudjana, 2005: 3).

3) Jenis dan Sistem Penilaian

Berdasakan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam tiga jenis penilaian (Djamarah, 2006:

106) sebagai berikut: a) Penilaian formatif

Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk

(48)

32

memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.

b) Penilaian subsumatif

Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang

telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes ini dimanfaatkan

untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.

c) Tes Sumatif

Tes ini digunakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan

selama satu semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf

keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar tertentu. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat atau sebagai ukuran mutu sekolah.

B. Matematika

1. Langkah Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Tujuan akhir pembelajaran matematika di sekolah tingkat dasar ini yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep

(49)

33

sesuai dengan kemampuan dan lingkungan siswa. Berikut ini adalah pemaparan pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep

matematika menurut Heruman (2010: 2-3).

a. Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep), yaitu pembelajaran

suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan

kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru matematika yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran konsep dasar ini, media atau

alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir siswa.

b. Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman

konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pemahaman konsep merupakan kelanjutan dari

pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan. Pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda.

c. Pembinaan Ketrampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman

konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan ketrampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan

(50)

34

2. Fungsi dan Tujuan Matematika dalam Standar Kompetensi Kurikulum 2004

Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus matematika sederhana

yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui metri bilangan, pengukuran, geometri, dan pengelolaan data. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan

bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik, atau tabel (Depag RI, 2004:

173).

Sedangkan tujuan pembelajaran matematika adalah:

a. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan,

misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsistensi.

b. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

d. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

(51)

35

3. Ruang Lingkup Matematika di SD/MI

Ruang lingkup materi pada standar kompetensi matematika ini adalah

bilangan, pengukuran dan geometri, dan pengelolaan data. Kompetensi dalam bilangan ditekankan pada kemampuan melakukan dan

menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan. Pengukuran dan geometri ditekankan pada kemampuan mengidentifikasi sifat dan unsur bangun datar dan bangun ruang serta menentukan keliling, luas dan

volume dalam pemcahan masalah. Pengelolaan data ditekankan pada kemampuan mengumpulkan , menyajikan dan mengolah data (Depag RI,

2004: 174).

4. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika di SD/MI

Standar kompetensi matematika merupakan seperangkat kompetensi

matematika yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh peserta didik pada hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika (Depag RI, 2004:

173).

Kemampuan matematika yang dipilih dalam buku Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah (2004: 175) dirancang sesuai dengan

kemampuan dan kebutuhan peserta didik agar dapat berkembang secara optimal, serta memperhatikan pula perkembangan pendidikan matematika

sekarang. Untuk mencapai kompetensi tersebut dipilih materi-materi matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalaman

(52)

36 a. Bilangan

1) Menggunakan bilangan dalam pemecahan masalah.

2) Menggunakan operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah.

3) Menggunakan konsep bilangan cacah dan pecahan dalam pemecahan masalah.

4) Menentukan sifat-sifat operasi hitung, faktor, kelipatan bilangan

bulat dan pecahan serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.

5) Menentukan sifat-sifat operasi hitung, faktor, kelipatan bilangan bulat dan pecahan serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.

b. Pengukuran dan Geometri

1) Melakukan pengukuran, mengenal bangun datar dan bangun

ruang, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.

2) Melakukan pengukuran, menentukan unsur bangun datar, dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

3) Melakukan pengukuran keliling dan luas bangun datar serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.

4) Melakukan pengukuran, menentukan sifat dan unsur bangun ruang, menetukan kesimetrian bangun datar, serta

(53)

37

5) Melakukan operasi hitung yang melibatkan satuan ukuran, mengenal sistem koordinat pada bidang datar, dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah. c. Pengelolaan data

1) Mengumpulkan, menyajikan, dan mengolah data (ukuran pemusatan data).

5. Luas Persegi Panjang Menentukan Rumus Bangun-Bangun Datar Bangun-bangun datar ialah: segitiga, persegi panjang, jajar genjang, belah ketupat, layang-layang, dan lingkaran. Setiap bangun datar

mempunyai keliling dan luas. Luas bangun datar dapat dicari dengan menggunakan rumus. Beberapa rumus luas bangun datar dapat diturunkankan dari model rumus luas persegi panjang.

Rumus luas persegi panjang adalah: L = p x 1 L = Luas

p = Panjang 1 = Lebar

a. Rumus Jajargenjang

(54)

38 Persegi panjang

A D

B p C

Jajargenjang

A D

B a C

Jika persegi panjang itu di sebelah kirinya di potong miring,

kemudian disambungkan ke tepi kanannya ternyata akan terbentuk bangun jajar genjang. Sehingga rumus luas jajargenjang dapat

diturunkan dari rumus luas persegi panjang. Keliling ABCD = 2 x (sisi datar + sisi miring) Jika luas persegi panjang = p x l, maka

Luas jajargenjang = Luas persegi panjang

= p x l

= alas x tinggi

l

(55)

39 b. Rumus Luas Segitiga

Dari suatu persegi dapat dibuat bangun segitiga. Perhatikan gambar

di bawah ini: Persegi Panjang

A D

B p C

Segitiga

A D

B a C

Persegi panjang di atas di bagi menjadi dua bagian sama besar menurut

garis diagonalnya. Dari pembagian itu terbentuk dua buah segitiga yang sama besar pula.

Keliling segitiga = Jumlah ketiga sisinya

Sedangkan rumus luas segitiga dapat diturunkan dari rumus luas persegi panjang, yaitu: L = p x 1

maka luas sebuah segitiga adalah setengah dari luas persegi panjang atau: L= ½ x p x 1

Pada bangun segitiga, panjang disebut juga alas (a) dan lebar disebut juga tinggi (t), oleh karena p = a dan 1= t maka rumus luas segitiga adalah:

l

(56)

40 L= ½ x a x t

C. Media dan Alat Peraga 1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media

Istilah media berasal dari bahasa latin medius yang merupakan bentuk jamak dari ”medium”. Sedangkan secara harfiah meda berarti

“perantara” atau “pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber

pesan dengan penerima pesan (Rasimin, 2012: 135).

Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan

dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya (Asnawir & Usman, 2002: 11).

b. Prinsip Pemanfaatan Media

Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan

atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya (Asnawir & Usman, 2002: 19)

1) Penggunaaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya

sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan

(57)

41

2) Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang

dihadapi dalam proses belajar mengajar.

3) Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu

media pengajaran yang digunakan.

4) Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran.

5) Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistimatis bukan sembarang menggunakannya.

6) Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam media, maka guru dapat memanfaatkan multy media yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan

juga dapat merangsang siswa dalam belajar. c. Fungsi Media Pembelajaran

Levie & Lentz (Azhar Arsyad, 2011: 16-17), mengemukakan terdapat empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif dan fungsi

kompensatoris.

1) Fungsi atensi, media visual merupakan inti, yaitu menarik dan

mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan

(58)

42

pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran yang tidak disenangi sehingga mereka tidak memperhatikan.

2) Fungsi afektif, media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau

lambang visual dapat mengubah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi menyangkut masalah sosial.

3) Fungsi kognitif, media dapat terlihat dari temuan-temuan

penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan

mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. 4) Fungsi kompensatoris, media pembelajaran terlihat dari hasil

penelitian bahwa media yang memberikan konteks untuk

memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca atau mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya

kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau

disajikan secara verbal.

2. Alat Peraga

a. Pengertian Alat Peraga

Alat-alat peraga adalah alat-alat untuk membantu pengajar

menyampaikan pengetahuan dan mengalihkan ketrampilan (Pasaribu

(59)

43

alat peraga sebagai alat bantu mengajar ialah segala sesuatu yang turut memberi pengaruh di dalam proses belajar mengajar untuk

mencapai tujuan pengajar.

Menurut Sudono (2006: 14) alat peraga adalah alat yang

berfungsi untuk menerangkan atau memperagakan suatu mata pelajaran dalam proses belajar mengajar.

Pada dasarnya anak belajar melalui benda kongkrit. Untuk

memahami konsep matematika yang bersifat abstrak anak memerlukan benda-benda kongkrit sebagai perantara atau media.

Benda-benda tersebut biasanya disebut dengan alat peraga.. Penggunaan alat peraga tidak hanya pembentukan konsep anak, tetapi dapat pula digunakan utuk pemahaman konsep, latihan dan

penguatan, pelayanan terhadap perbedaan individu, pemecahan masalah, dan lain sebagainya.

b. Jenis-Jenis Alat Peraga

Menurut klasifikasinya, Roestiyah (1986: 65) membagi alat peraga menjadi 4 jenis:

1) Alat-alat visual yang dilihat

Misalnya: film strips, transparancies, microprojection, papan

tulis, gambar chart, grafik, poster, dll. 2) Alat-alat auditif yang didengar

(60)

44 Misalnya: film, televisi, dll. 4) Benda-benda tiga dimensi

Misalnya: bak pasir, koleksi diorama, model, dll c. Faktor-faktor Memilih Alat Peraga

Adapun faktor yang dipakai dalam menentukan alat peraga (Pasaribu & Simandjuntak, 1983: 36-37) ialah:

1) Berdaya-guna (effectiveness).

Alat peraga itu benar-benar berguna dan membantu siswa dalam menerima materi pelajaran.

2) Kesederhanaan.

Alat-alat peraga yang kompleks membutuhkan banyak waktu bagi pengajar dan penggunaannya memakan biaya yang besar.

Seandainya alat peraga yang sederhana dapat memberikan hasil yang optimum, maka alat peraga yang sederhana itu harus

dipakai.

3) Jumlah waktu yang tersedia dalam menyiapkan alat peraga. Waktu yang peneliti butuhkan dalam menyiapkan alat peraga

tersebut juga tidak terlalu lama, karena semua alat yang dibutuhkan mudah didapat.

4) Biaya.

Harus dipertimbangkan besarnya biaya yang diperlukan dalam

(61)

45 6) Sifat masalah.

7) Fasilitas lingkungan yang mengharuskan digunakannya alat

peraga.

d. Syarat dan Kriteria Alat Peraga

Untuk menggunakan alat peraga pembelajaran hendaknya memperhatikan persyaratan dalam penggunaan alat peraga. Menurut E.T Rusefensi beberapa persyaratan alat peraga antara lain :

1) Tahan Lama.

2) Bentuk dan warnanya menarik.

3) Sederhana dan mudah dikelola. 4) Ukurannya sesuai.

5) Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk real,

gambar, atau diagram.

6) Sesuai dengan konsep matematika.

7) Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan sebaliknya. 8) Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep

berfikir abstrak bagi siswa.

9) Menjadikan siswa belajar aktif dan mandiri dengan memanipulasi alat peraga.

10)Bila mungkin alat peraga tersebut bisa berfaedah lipat (banyak) (

(62)

46 e. Manfaat Alat Peraga

Ada beberapa fungsi atau manfaat dari penggunaan alat peraga

dalam pengajaran matematika, di antaranya:

1) Dengan adanya alat peraga, siswa akan lebih banyak mengikuti

pelajaran dengan gembira, sehingga minatnya dalam mempelajari Matematika semakin besar. Siswa akan senang, terangsang, tertarik dan bersilap positif terhadap pengajaran Matematika.

2) Dengan disajikannya konsep abstrak Matematika dalam bentuk konkret, maka siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan

lebih mudah memahami dan mengerti.

3) Alat peraga dapat membantu daya tilik ruang, karena tidak membayangkan bentuk-bentuk geometri terutama bentuk

geometri ruang, sehingga dengan melalui gambar dan benda-benda nyatanya akan terbantu daya tiliknya sehingga lebih

berhasil dalam belajarnya.

4) Siswa akan menyadari adanya hubungan antara pengajaran dengan benda-benda yang ada di sekitarnya, atau antara ilmu

dengan alam sekitar dan masyarakat.

5) Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret,

yaitu dalam bentuk model Matematika dapat dijadikan objek penelitian dan dapat pula dijadikan alat untuk penelitian ide-ide

(63)

47

6) Alat peraga dapat membantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif

( http://aezacan.wordpress.com/2011/03/17/manfaat-penggunaan-alat-peraga-dalam-pembelajaran-matematika/, diakses tanggal 10

(64)

48 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Dalam bagian ini, penulis ingin memaparkan lokasi

dilaksanakannya penelitian ini. Hal ini penulis pandang perlu karena untuk menghindari persepsi yang salah tentang lokasi penelitian yang nantinya juga

sangat berpengaruh pada analisa data yang akan dilakukan. Secara garis besar lokasi penelitian sebagai berikut:

1. Identitas

Nama Sekolah : SDN Dadapayam 02

NPSN : 20320827

Alamat : Dsn Krajan, Ds Dadapayam, Kec. Suruh, Kab. Semarang

Status Sekolah : Negri

Tahun Berdiri :1971 2. Visi dan Misi Sekolah

Adapun visi dan misi dari SDN Dadapayam 02 adalah sebagai berikut: a. Visi Sekolah

Unggul dalam prestasi, beriman dan bertakwa pada Allah SWT,

berbudi pekerti luhur, berdaya saing berdasarkan tuntutan jaman, mandiri dengan tetap mengedepankan nilai-nilai luhur budaya bangsa

(65)

49 b. Misi Sekolah

1) Mewujudkan siswa yang berprestasi serta menghayati terhadap

agama yang dianut, agar anak lebih bertaqwa kepada Allah SWT. 2) Mewujudkan generasi yang berpotensi untuk meraih prestasi, siap

bersaing memenuhi era globalisasi yang berlandaskan iman, taqwa dan berakhlak mulia.

3) Melaksanakan pembelajaran dan pelatihan yang efisien dan

efektif serta bimbingan belajar dengan berbagai pendekatan yang berpusat pada siswa ( student centered learning) untuk

mengoptimalkan potensi siswa menuju pencapaian prestasi yang optimal.

4) Menumbuhkan suasana sekolah yang kondusif, dengan

penguasaan ilmu pengetahuan dilandasi iman dan taqwa.

5) Memiliki kesadaran dan kesungguhan membimbing siswa dan

membetuk kepribadian yang santun dan mandiri.

6) Mendorong dan membimbing kepada siswa untuk berkompetitif dalam meraih prestasi sesuai bakat, minat dan kemampuannya.

7) Meningkatkan kemampuan profesional tenaga guru dalam kegiatan pembelajaran dan bimbingan secara optimal.

8) Membiasakan siswa berlaku sopan dalam kehidupan sehari-hari. 9) Menjalin keharmonisan antara sekolah dengan masyarakat dan

(66)

50

10)Melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa baik lewat olahraga, seni dan budaya.

11)Mewujudkan pola kerja yang efektif dan efisien yang tetap didasari rasa saling asah, asih dan asuh.

3. Letak dan Posisi SDN Dadapayam 02

Letak sekolah ini sangat strategis karena terletak di pinggir jalan jalur Dadapayam. Adapun batas wilayahnya sebagai berikut:

a. Sebelah timur berbatasan dengan Dusun Pojok, Desa Dadapayam, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang.

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Jambe, Desa Dadapayam, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang.

c. Sebelah barat berbatasan dengan Dusun Rejosari, Desa Rejosari,

Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang.

d. Sebelah utara berbatasan dengan Dusun Pucung, Desa Pucung,

Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. 4. Keadaan Siswa dan Guru

Jumlah siswa di SDN Dadapayam 02 pada tahun 2013/2014 adalah

(67)

51 Tabel 3.1

Daftar Jumlah Siswa SDN Dadapayam 02 Desa Dadapayam, Kec. Suruh, Kab. Semarang

Keadaan guru SDN Dadapayam 02 sangat baik. Dalam sebuah lembaga pendidikan guna memiliki peranan yang sangat fital bagi kemajuan dan kualitas dilembaga tersebut guru yang mengajar harus

memiliki kualifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan, ditambah pengalaman mengajar yang sudah bertahun- tahun menangani

pendidikan di SD/MI

Secara lengkap guru di SDN Dadapayam 02 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2

(68)

52 5. Keadaan Sarana Prasarana

Dalam suatu lembaga pendidikan, sarana dan prasarana merupakan

kebutuhan primer demi terlaksananya kegiatan operasional. Hal itu dapat mendukung keberhasilan dalam suatu lembaga, apalagi lembaga

pendidikan. Sarana dan prasarana yang memadai adalah salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan pendidikan dan pengajaran.

SDN Dadapayam 02 ditinjau dari kondisi fisik, secara garis besar

dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Gedung yang terdiri dari 6 ruang kelas, ruang guru, ruang

perpustakaan, kantin, gudang dan toilet.

3. Nur Asih, S. Pd Wali Kelas II S 1 Aktif

Guru Penjaskes SLTA Aktif

(69)

53

b. Peralatan kantor, peralatan kelas, peralatan lain-lain.

B. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang dijadikan subjek penelitian adalah semua siswa kelas IV SDN Dadapayam 02 yang berjumlah 25 siswa, terdiri dari

laki-laki 13 anak dan 12 anak perempuan. Adapun nama-nama siswa atau subyek penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Daftar nama siswa kelas IV SDN Dadapayam 02 Tahun 2013/ 2014

19. UMI KHALIMATUL DZIKRIYAH P

Gambar

Gambar 1.1 Tahap-tahapan pelaksanaan PTK menurut Suyadi (2011: 50)
Tabel 3.1
Tabel 3.3 Daftar nama siswa kelas IV SDN Dadapayam 02
Tabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Paroki Santa Maria Tak Bercela Surabaya adalah Gereja Katolik dapat5. menjadi panutan Umat Katolik untuk menanggapi masalah

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan diabetes melitus dengan kejadian stroke iskemik. Penelitian dilaksanakan di Unit Rawat Inap di bagian penyakit Saraf

Begitu pentingnya pembelajaran bahasa Arab, maka penelitian ini menggunakan judul Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta yang mengajarkan bahasa

Propaganda Amerika Serikat Terhadap Korea Utara Melalui Film The Interview.. 1.2

Tiga ratus enam puluh drajat artinya satu lingkaran penuh// Bila fotografer pada umumnya memajang karyanya di dalam bingkai datar/ sosok lelaki Jauhari lain//

Pola keruntuhan yang terjadi pada semua balok uji dengan penambahan CFRP adalah debonding failure yaitu lepasnya ikatan antara beton dengan CFRP, sehingga dapat dikatakan

Combes dan Nimmo.1983.Propaganda Baru Kediktatoran Perundingan Dalam Politik Masa Kini.Bandung.PT Remaja Rosdakarya • Jill Steans dan Lloyd Pettiford.1966.International

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPENMELALUI PENDEKATAN SAINTIFIKDENGAN MEDIA GAMBAR DAN TEKNIK TRANSFORMASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |