• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM RSUD SOEDIRAN MANGUN SUMARSO 1. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM RSUD SOEDIRAN MANGUN SUMARSO 1. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM RSUD SOEDIRAN MANGUN SUMARSO

1. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOEDIRAN MANGUN SUMARSO

Sejarah berdirinya RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri secara singkat dapat diuraikan, bahwa sebelum dikelola oleh Pemerintah Kabupaten yang dulu disebut Pemerintah Swatantra, RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri adalah milik Zending dan berlokasi dikampung Sanggrahan, Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri. Pemerintah Daerah Swatantra Tingkat II Wonogiri tahun 1958 membangun gedung yang disiapkan untuk RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri yang berlokasi di kampung Joho Lor, Kelurahan Giriwono. Pada tahun 1958 sebelum digunakan untuk RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri, gedung yang dimanfaatkan sebagai asrama petugas atau peserta training centerpemberantasan Frambusia.Baru pada tahun 1958 RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri menempati lokasi di kampung Joho Lor, Kelurahan Giriwono, Kecamatan Wonogiri atau jalan Ahmad Yani nomor 40 Wonogiri hingga sekarang.

RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri adalah rumah sakit milik pemerintah, didirikan dengan ijin operasional yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan surat keputusan

(2)

Nomor 13827/G tanggal 13 Januari 1956 dan mulai difungsikan pada tanggal 13 Pebruari 1956, dengan klasifikasi Rumah Sakit kelas D. Sejak bulan Juni 1983 klasifikasi rumah sakit dinaikkan menjadi kelas C atas dasar Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 233/MenKes/VI/1983 tanggal 11 Juni 1983. Pada bulan Juni 1996, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 566/Menkes/VI/1996 tanggal 5 Juni 1996 klasifikasi RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri ditetapkan menjadi kelas B (non pendidikan) dan terdiri dari 9 Unit Pelayanan Fungsional yaitu : Penyakit dalam, bedah. Kesehatan anak, kebidanan, penyakit kandungan, syaraf, THT, mata, penyakit kulit dan kelamin. Beberapa Unit Pelayanan Fungsional tersebut masih ditunjang oleh unit pelayanan lain seperti bangsal pelayanan umum, isolasi, Intensif Care Unit (ICU) dan

perinatologi. Sampai saat ini status RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri masih sebagai Rumah Sakit kelas B (non pendidikan).

RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri menempati tanah seluas 45.330 m2, dengan luas bangunan 30.000 m2. Lokasi tapak RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri terletak di jalan Ahmad Yani 40, Kelurahan Giriwono, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri dengan batas-batas fisik sebagai berikut :

a. Batas sebelah Utara Jl. Ahmad Yani (jalan raya Wonogiri-Solo). b. Batas sebelah Selatan Jl. Lingkungan dan permukiman penduduk. c. Batas sebelah Timur Jl. Lingkungan dan permukiman penduduk.

(3)

d. Batas sebelah Barat Jl. Lingkungan dan permukiman penduduk.

RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri memiliki sumber daya manusia yang terdiri dari 34 orang tenaga medik, 253 orang paramedik keperawatan, orang 71 paramedik non keperawatan dan 240 orang tenaga non medik atau administrasi.

2. KEDUDUKAN, TUGAS, dan FUNGSI, RSUD SOEDIRAN MANGUN SUMARSO

a. Kedudukan

Rumah Sakit Umum dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Bupati Kepala Daerah.

b. Tugas pokok

RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri mempunyai tugas pokok melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan pelayanan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

c. Fungsi

1) Menyelenggarakan pelayanan medis.

2) Menyelenggarakan penunjang medis dan non medis. 3) Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan. 4) Menyelenggarakan pelayanan rujukan.

(4)

5) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan. 6) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan. 7) Menyelenggarakan administrasi dan keuangan.

8) Menyelenggarakan pemeliharaan sarana dan prasarana.

Susunan organisasi dan tata kerja (SOT) RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri berbentuk Badan Layanan Umum. Berdasarkan Peraturan Bupati nomor 98 tahun 2008, RSUD dipimpin oleh seorang kepala yaitu suatu jabatan struktural dengan kedudukan eselon IIB. Sejak berdiri hingga saat ini telah mengalami beberapa kali pergantian pimpinan tersaji berikut ini :

a. Tahun 1942-1960 dipimpin oleh Dr. R. Soediran MS. b. Tahun 1960-1962 dipimpin oleh Dr. Satar Malik. c. Tahun 1962-1966 dipimpin oleh Dr. Widya Harsana. d. Tahun 1966-1969 dipimpin oleh Dr. Sudaryatmi.

e. Tahun 1969-1987 dipimpin oleh Dr. Tjoe Bwee Lan LIH. f. Tahun 1987-1991 dipimpin oleh Dr. Suradi.

g. Tahun 1991-2002 dipimpin oleh Dr. H. Soemarsono, M Kesehatan (MMR).

h. Tahun 2002-2009 dipimpin oleh Dr. Dwi Handoyo, MM.

(5)

Organisasi dan tata kerja RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri :

a. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 tahun 1994, tentang Pedoman dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah.

b. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 544/ Menkes/ VI/ 1996, tentang penetapan RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri menjadi kelas B (non pendidikan).

c. Peratururan Daerah Wonogiri Nomor 21 tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUD Wonogiri.

Susunan Organisasi RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri terdiri dari :

a. Direktur Rumah Sakit

Tugas pokoknya adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan upaya penyembuhan, pemukihan, peningkatan, pencegahan, pelayanan rujukan, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat. b. Wakil Direktur Umum dan Keuangan

Tugas pokoknya adalah mengkoordinasikan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis dibidang umum, perencanaan program dan keuangan.

c. Wakil Direktur Pelayanan dan Penunjang Medik

Tugas pokoknya adalah melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang pelayanan medis rawat jalan dan rawat inap.

(6)

BADAN PENGELOLA RSUD Dr SOEDIRAN MANGUN SOEMARSO WONOGIRI

PERDA NOMOR : 98 TAHUN 2008

TANGGAL : 30 DESEMBER 2008

TENTANG : SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH

1.1 Susunan Organisani RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri Sumber : Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri

DIREKTUR RSUD Dr SOEDIRAN MS WONOGIRI KA.SUB.BAGIAN TATA USAHA WAKIL DIREKTUR PELAYANAN DAN PENUNJANG MEDIK WAKIL DIREKTUR UMUM DAN KEUANGAN KA BAGIAN KEUANGAN KA. BAGIAN UMUM KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KA.SUB.BAGIAN KEPEGAWAIAN KA.SUB.BAGIAN RUMAH TANGGA DAN PERLENGKAPAN KA. BAGIAN PERENCANAAN PROGRAM KA.SUB.BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM, PELAPORAN DAN EVALUASI ()PPE) KA.SUB.BAGIAN HUKUM, HUBUNGAN MASYARAKAT DAN PERSPUSTAKAAN KA.SUB.BAGIAN REKAM MEDIK KA.SUB.BAGIAN ANGGARAN KA.SUB.BAGIAN PERBENDAHARA AN KA.SUB.BAGIAN VERIFIKASI DAN PELAPORAN KA. BIDANG PERAWATAN KA. BIDANG PENINJANG MEDIK KA. BIDANG PELAYANAN MEDIK

KA. SEKSI ASUHAN KEPERAWATAN DAN

KEBID

SEKSI ETIKA, MUTU, KEPERAWATAN DAN KEBID. INSTALASI SEKSI INFEKSI NOSOKOMIAL DAN LOUNDRY SEKSI ALAT KESEHATAN INSTALAS I

(7)

3. FALSAFAH, VISI, DAN MISI RSUD Dr SOEDIRAN MANGUN SUMARSO

Falsafah

Terciptanya kepuasan pengguna RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri merupakan kebahagiaan kami.

Visi

Terciptanya pelayanan prima dan terwujudnya Rumah Sakit unggulan yang diminati masyarakat.

Misi

- Mewujudkan kinerja pelayanan yang bermutu, efisien, efektif, adil dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

- Menyelenggarakan sistem pelayanan yang profesional. Motto

Senyum adalah budaya pelayanan kami.

B. Latar Belakang Masalah

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak juga disebut sumber penerimaan negara untuk pembiayaan pemerintah dan pembangunan di Indonesia. Peran pajak terhadap penerimaan negara dari tahun ke tahun semakin dominan, terutama sejak penerimaan minyak dan gas bumi tidak mampu lagi membiayai belanja pemerintah. Semakin besarnya peranan pajak dalam pembangunan menjadi perhatian

(8)

semua pihak, karena tingginya pajak menunjukkan kemampuan kemandirian bangsa dalam membiayai pembangunan dari seluruh komponen bangsa. Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum. Pajak merupakan sumber utama pemasukan negara yang dalam penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Direktorat Jendral Pajak.

Pajak memberikan manfaat secara tidak langsung bagi masyarakat, karena kontraprestasi yang akan dikembalikan pada masyarakat adalah dalam bentuk pembangunan infrasruktur dan fasilitas umum,sehingga pajak tersebut seharusnya dapat dinikmati secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat. Selain untuk membangun infrastruktur dan fasilitas umum, pajak juga dipergunakan untuk membayar gaji pegawai negeri,pensiunan pegawai negeri,bahkan subsidi yang selama ini dirasakan oleh masyarakat berasal dari pajak yang dibayarkan.

Pencairan gaji yang termuat terkhusus untuk gaji pegawai negeri sipil yang bekerja bagi Pemerintah Daerah. Langkah pencairan tidaklah mudah, karena diatur oleh Peraturan Daerah. Mekanisme pencairan yang tidak mudah ini perlu disosialisasikan pada masyarakat luas. Untuk itu, penulis memaparkan mekanisme atas pencairan gaji pegawai negeri sipil sesuai dengan Peraturan yang telah disusun Pemerintah Daerah. Pemaparan yang dijelaskan merupakan hasil dari pengamatan atas kegiatan pencairan gaji yang selama ini terjadi. Pencairan gaji pegawai negeri sipil melibatkan pihak penting yang terkait. Pihak tersebut yang nantinya akan melaksanakan

(9)

anggaran dan bertanggung jawab atas cairnya anggaran. Pihak yang terkait harus menjalankan tugas yang diberikan sesuai yang diatur oleh Peraturan Daerah. Meski tidak semua pegawai negeri sipil dapat mencairkan anggaran gaji tapi bukan berarti pihak yang terlibat dalam pencairan gaji sedikit.

Dalam pembahasan akan dijelaskan pihak- pihak yang terkait dalam pencairan gaji pegawai negeri sipil. Pembahasan memaparkan pihak yang terkait dan tugas yang selama ini telah dilakukan apakah sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pihak yang terkait dirasa perlu dipaparkan untuk mengetahui lebih jauh peran setiap pihak dalam proses pencairan gaji pegawai negeri sipil. Bukan hanya pihak yang terkait dan mekanisme pencairan gaji yang diatur oleh Pemerintah Daerah tetapi juga dokumen yang digunakan. Dokumen yang digunakan merupakan syarat syarat tertulis yang harus dipenuhi dan diajukan untuk dapat mencairkan anggaran. Dokumen tersebut memuat surat dari awal permintaan anggaran sampai dokumen yang menunjukkan perintah untuk mencairkan dana pada bank yang ditunjuk.

Dokumen untuk mencairkan anggaran terdiri dari beberapa surat, dan surat tersebut tidaklah sedikit, untuk itu perlu adanya suatu pembahasan untuk menunjukkan surat surat yang diperlukan dalam proses cairnya anggaran gaji. Pembahasan tersebut akan menjelaskan dokumen yang harus dipenuhi di dalam proses pencairan gaji berlandaskan atas pengamatan yang dilakukan pada proses pencairan gaji pegawai negeri sipil. Gaji atas Pegawai negeri sipil yang sudah cair juga terutang pajak penghasilan pasal 21. Pajak yang terutang tersebut harus disetorkan ke kas Negara. Penyetoran pajak penghasilan

(10)

menggunakan dokumen yang diperlukan untuk diserahkan ke kantor pajak. Dalam penyetoran pajak penghasilan atas gaji pegawai negeri sipil terdapat mekanisme yang harus ditaati. Perlu adanya pembahasan yang menunjukkan mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 21 atas pegawai negeri sipil yang selama ini terjadi apakah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pembahasan yang dilakukan atas dasar kegiatan prosedur penggajian yang selama ini terjadi pada Rumah Sakit Umum Daerah Wonogiri. Berdasar latar belakang diatas, maka penulis membuat laporan dengan judul

PENCAIRAN GAJI SAMPAI DENGAN PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOEDIRAN MANGUN SUMARSO

C. Rumusan Masalah

Adapun yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana prosedur pencairan gaji pegawai negeri sipil di Rumah Sakit Umum Daerah Wonogiri?

2. Apa saja dokumen yang diperlukan untuk proses pencairan gaji?

3. Bagaimana prosedur pengenaan Pajak Penghasilan pasal 21 atas gaji pegawai negeri sipil pada Rumah Sakit Umum Daerah Wonogiri ?

4. Dokumen apa saja yang dibutuhkan untuk penyetoran pajak penghasilan pasal 21 ke kantor pajak?

(11)

D. Tujuan

1. Mengetahui prosedur yang benar untuk pencairan gaji pegawai negeri sipil di Rumah Sakit Umum Daerah Wonogiri.

2. Mengetahui berbgai dokumen yang digunakan untuk proses pencairan gaji.

3. Mengetahui prosedur pengenaan Pajak Penghasilan pasal 21 atas gaji pegawai negeri sipil.

4. Mengetahui dokumen yang digunakan dalam penyetoran Pajak Penghasilan pasal 21.

E. Manfaat

1. Bagi Penulis

Hasil dari penelitian ini diharapkan untuk menambah wawasan di bidang perpajakan khususnya mengenai prosedur pencairan gaji pegawai negeri sampai pengenaan PPh pasal 21.

2. Bagi Pegawai Negeri Sipil

Memberikan penjelasan pengetahuan atas prosedur yang harus ditempuh untuk dapat mencairkan anggaran gaji pegawai negeri sipil serta memberikan penjelasan atas prosedur pengenaan pajak penghasilan pasal 21 atas gaji yang telah cair.

(12)

3. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Wonogiri

Memberikan pembahasan atas penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji pegawai negeri sipil yang telah dilaksanakan, dan memberi masukan atas pelaksanaan prosedur pencairan gaji pegawai negeri sipil yang telah dilaksanakan.

4. Bagi Pihak Lain

Penulis berharap laporan yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi pihak lain yang membutuhkan pengetahuan atas alur pencairan gaji dan pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji pegawai Negeri Sipil yang nantinya dapat dijadikan sebagai dasar atau informasi untuk menambah wawasan dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.

F. TEKNIK ANALISIS DATA

1. Obyek penelitian ini adalah Rumah Sakit Umum Daerah Soediran Mangun Sumarso.

2. Sumber Data

a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti mengenai data data yang berhubungan langsung dengan prosedur penggajian pegawai negeri sipil dan perhitungan Pajak Penghasilan pasal 21.

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dengan mempelajari buku buku, literatur, Undang Undang Perpajakan, dan buku buku lain yang terkait dengan penulisan.

(13)

3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi atau pengamatan

Menurut HB. Sutopo teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat, atau lokasi, dan benda serta rekanan gambar. Observasi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.

Pengamatan ini dilakukan langsung di lokasi penelitian untuk mendapat informasi yang sebenarnya yang dibutuhkan tentang permasalahan yang diangkat.

b. Interview atau wawancara

Mengumpulkan data dengan cara mewawancarai narasumber yang mengerti langsung terhadap permasalahan yang diangkat.

c. Dokumentasi

Merupakan pencatatan dokumen dari sumber sumber data yang tersedia guna mengumpulkan data.

d. Studi Pustaka

Penulis mempelajari peraturan perundang undangan, buku buku dan dokumen lainnya yang ada hubungannya dengan pencairan gaji dan pajak penghasilan pasal 21.

4. Metode Analisa Data

Metode analisa data yang digunakan penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah metode pendekatan kualitatif dan metode kuantitatif.

Referensi

Dokumen terkait

Purpose: ​ The purpose of this study was to explore the factors associated with caregiver burden on primary caregivers of stroke patients after treatment in dr..

pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas gaji Pegawai Negeri Sipil (.. PNS ) pada Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Lubuk Pakam, dan karena.. pada saat ini pajak

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengenaan pajak penghasilan Pasal 21 Atas gaji pegawai negeri sipil pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda

Dengan melakukan penilaian kinerja diharapkan setiap pegawai di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Indramayu dapat mampu mencapai dan memenuhi target pekerjaan

Pajak penghasilan pasal 21 merupakan pajak yang dipotong oleh pihak lain atas penghasilan berupa gaji, upah, honorium, tunjangan dan pembayaran laindengan nama

Bagian rekam medis menyimpan data kematian yang digunakan untuk kearsipan atau sumber informasi rumah sakit dan digunakan oleh pihak rumah sakit sesuai dengan keputusan

Keadilan horizontal disini berarti antara Pegawai Negeri Sipil golongan III dan IV dimana untuk pengenaan Pajak Penghasilan 21 atas penghasilan tetap dan teratur berada

Bagian rekam medis menyimpan data kematian yang digunakan untuk kearsipan atau sumber informasi rumah sakit dan digunakan oleh pihak rumah sakit sesuai dengan keputusan