• Tidak ada hasil yang ditemukan

TinJauan daTa kemaTian di rumaH sakiT umum daeraH dr. sOediran manGun sumarsO kaBuPaTen WOnOGiri TaHun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TinJauan daTa kemaTian di rumaH sakiT umum daeraH dr. sOediran manGun sumarsO kaBuPaTen WOnOGiri TaHun 2012"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TinJauan daTa kemaTian di rumaH sakiT umum

daeraH dr. sOediran manGun sumarsO

kaBuPaTen WOnOGiri TaHun 2012

annisa marfuatin1, Tri lestari 2, sri mulyono3

mahasiswa aPikes mitra Husada karanganyar1, dosen aPikes mitra Husada karanganyar2,3 annisa_marfuatin@yahoo.com1, itri_apikesmitra@yahoo.co.id2, doubleklik82@ymail.com3

ABSTRACT

The hospital must be able to determine how to conduct a policy in making a decision in the implementation of monitoring and evaluation by the hospital to utilize the data. Knowing the purpose of this study is the utilization of existing mortality data in dr. Mangun Soediran Sumarso Wonogiri. This type of research is descriptive research with

the method of observational research methods and interview. Subjects were oficers in the medical record unit while reporting oficers in particular object of study is the mortality in dr. Mangun Soediran Sumarso Wonogiri with a

descriptive analysis. The results showed that the data of deaths of dr. Mangun Soediran Sumarso Wonogiri derived from ward (URI) and the emergency department (ED). The process of data reporting the death of the patient is the process of checking the completeness of the medical record documents (assembling), then the coding is done by the

coding, Indexing process is then performed, and then processed according to the needs of the report. Beneits for

hospital mortality data is to determine the development of mortality in the ER and to determine the most deaths that

occur in the ER, the hospital’s archives and as a performance evaluation to improve the quality of medical services State mortality data is only used when there is a request of certain parties who need such as clinic or research and evaluation of performance. Hospital mortality statistics is very important to evaluate the quality of medical services in hospitals. Therefore, it must be evaluated and conducted surveillance to ind information about the problems

that lead to death so as to provide guidance intervention to prevent such deaths in the future, by organizing regular

meetings to disseminate to other parts so that no quality evaluation.

Keywords : Beneits, mortality data

Bibliography : 9 (1999-2011)

aBsTrak

(2)

Manfaat data kematian bagi rumah sakit yaitu untuk mengetahui perkembangan angka kematian di IGD dan untuk mengetahui kematian terbanyak yang terjadi di IGD, untuk kearsipan rumah sakit dan sebagai bahan evaluasi kinerja meningkatkan mutu pelayanan medis. Data keadaan mortalitas hanya digunakan apabila ada permintaan dari pihak tertentu yang membutuhkan misalnya poliklinik atau peneliti dan evaluasi kinerja. Data statistik kematian rumah sakit sangat penting untuk mengevaluasi kualitas pelayanan medis di rumah sakit. Oleh karena itu harus dilakukan evaluasi dan dilakukan surveilans untuk mencari informasi tentang permasalahan yang memicu kematian sehingga dapat memberi petunjuk intervensi untuk mencegah kematian semacam itu dimasa mendatang, dengan menyelenggarakan pertemuan rutin untuk sosialisasi kepada bagian lain agar ada evaluasi mutu.

Kata Kunci : Manfaat, data kematian

Kepustakaan: 9 (1999-2011)

PendaHuluan

Sistem pelaporan rumah sakit atau yang sering disebut dengan Sistem Informasi Rumah Sakit adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data rumah sakit. Sistem informasi ini diperlukan agar dapat menunjang pemanfaatan data yang optimal serta semakin meningkatnya kebutuhan data saat ini dan yang akan datang. PerMenKes RI Nomor 1171/MENKES/ PER/vI/2011 menyebutkan bahwa setiap rumah sakit wajib melaksanakan sistem informasi rumah sakit yaitu suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data rumah sakit (KepMenKes, 2011).

Statistik kematian (mortalitas) di rumah sakit adalah proporsi dari jumlah pasien rawat inap yang meninggal dalam perawatan. Angka kematian ini umumnya diekspresikan dalam bentuk persentase atau permil. Jadi angka ini menunjukan tingkat kejadian kematian dalam kelompok pasien rawat inap dalam periode waktu tertentu. (Rustiyanto, 2010)

Data mortalitas pasien rawat inap di suatu rumah sakit dapat menentukan bagaimana melakukan suatu kebijakan dalam mengambil suatu keputusan dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi oleh rumah sakit. Begitu pula informasi yang didapat dari formulir data kematian (mortalitas) pasien rawat inap. Data kematian pasien rawat inap mulai dari pengumpulan

data, pengolahan data, penyajian, akan menghasilkan suatu informasi yang dapat memberikan manfaat bagi rumah sakit.

Manfaat data kematian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan mengevaluasi sistem pelayanan kesehatan nasioenal maupun daerah. Berdasarkan data sensus nasional tahun 2005 angka kematian bayi saja di indonesia yaitu 35 per 1000. Data kematian bayi di Provinsi Jawa Tengah yaitu 10,75 per 100.00. Sedangkan angka kematian bayi di Kabupaten Wonogiri masih tinggi yaitu 21 per 1000 pada tahun 2006. Hasil survei data pendahuluan indeks pasien rawat inap RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri tahun 2012 jumlah pasien meninggal yaitu 32 per 1000, dan 8 per 1000 nya adalah angka kematian bayi. Sedangkan standar angka kematian menurut KepMenKes (2011) yaitu 25 per 1000, maka peneliti tertarik untuk mengetahui pemanfaatan data kematian di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri.

meTOde PeneliTian

(3)

berlaku umum (generalisasi). Dengan menggunakan pendekatan retrospektif yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan/ berdasarkan data yang sudah ada (Arif, M, 2004). Data kematian adalah data yang berupa angka diperoleh dari hasil perhitungan jumlah pasien yang meninggal yang sehingga dapat menjadi informasi yang penting. Subjek penelitian adalah narasumber yang bisa memberikan informasi-informasi utama yang dibutuhkan dalam penelitian. Subjek penelitian ini yaitu petugas di unit rekam medis khususnya petugas pelaporan di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Objek penelitian adalah gejala yang akan diteliti oleh peneliti. Objek penelitian ini yaitu data statistik kematian dan indeks kematian (mortalitas) di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Instrumen yang di gunakan adalah pedoman observasi yaitu daftar catatan untuk mengamati jenis-jenis data kematian yang ada di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Dan menggunakan pedoman pertanyaan yang dapat dikembangkan saat melakukan wawancara untuk menggali informasi tentang manfaat data kematian di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Cara Pengumpulan Data observasi yaitu mengamati secara langsung terhadap obyek penelitian dengan mencatat jenis-jenis data kematian yang ada di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

a. collecting : Melakukan pengumpulan jenis-jenis data kematian dan manfaat data kematian bagi unit yang terkait.

b. Editing : Mengoreksi, memperbaiki dan mengumpulkan data yang telah diperoleh menjadi informasi yang lebih berarti sesuai dengan tujuan penelitian.

c. Penyajian : Memaparkan atau menyajikan hasil penelitian dengaan interpretasi data.

Hasil PeneliTian

1. sumber data kamatian rsud dr. soediran mangun sumarso kabupaten Wonogiri

Sumber data kamatian RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri berasal dari bangsal perawatan (URI) dan instalasi gawat darurat (IGD). Data dikumpulkan ke bagian rekam medis berupa Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) dan Sensus Harian Gawat Darurat (SHGD) Sensus harian segera diisi setelah pasien masuk dan keluar rumah sakit selama 24 jam. Jika ada pasien masuk rumah sakit atau keluar dalam keadaan meninggal sesudah pukul 24.00 WIB, maka harus dicatat pada formulir sensus harian berikutnya. Sensus harian dikirimkan ke bagian rekam medis pukul 08.00 WIB. Sumber data kematian lain yang juga digunakan sebagai sumber utama data

kematian yaitu adalah sertiikat kematian. Pasien

yang meninggal pada saat perawatan dibuatkan

sertiikat kematian oleh petugas bangsal. Petugas

bangsal kemudian melaporkan kejadian kematian ke unit rekam medis untuk dicatat dan diberi nomor kematian oleh petugas rekam medis. Data kematian tersebut diolah menjadi indeks kematian. Data indeks kematian dibuat oleh petugas rekam medis. Data indeks kematian berisi data pasien yang meninggal kurang dari 48 jam dan lebih dari 48 jam. Pada indeks kematian tahun 2012 jumlah pasien meninggal kurang dari 48 jam yaitu 276 pasien, sedangkan pasien meninggal lebih dari 48 jam yaitu 162 pasien, dari jumlah seluruh pasien tahun 2012 yaitu 13655 pasien. Dengan begitu diperoleh jumlah pasien meninggal yaitu 32 kematian pasien setiap 1000 pasien rawat inap.

2. Jenis-Jenis data kematian rsud dr. soediran mangun sumarso kabupaten Wonogiri

(4)

dibedakan menjadi dua kelompok yaitu laporan internal rumah sakit dan laporan eksternal rumah sakit. Jenis data kematian berdasarkan laporan internal RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri pada tahun 2012 yaitu: a. Pasien meninggal kurang dari 48 jam.

Data pasien meninggal kurang dari 48 jam diperoleh dari indeks pasien rawat inap tahun 2012 dengan jumlah pasien meninggal yaitu 276 pasien dari jumlah seluruh pasien yaitu 13655 pasien. Sehingga diperoleh hasil persentase pasien meninggal yaitu 20 kematian setiap 1000 pasien rawat inap. b. Pasien meninggal lebih dari 48 jam

Data pasien meninggal lebih dari 48 jam diperoleh dari indeks pasien rawat inap tahun 2012 dengan jumlah pasien meninggal yaitu terjadi 162 pasien dari jumlah seluruh pasien yaitu 13655 pasien.

c. Pasien Death On Arival (DOA)

Data pasien Death On Arival (DOA) diperoleh dari pasien Death On Arival (DOA) yang tiba di IGD tahun 2012. Jumlah pasien bedah yang meninggal yaitu 6 pasien. Jumlah pasien non bedah yang meninggal yaitu 14 pasien. Dan jumlah pasien kebidanan yang meninggal yaitu 1 pasien. Sehingga jumlah total pasien Death On Arival (DOA) adalah 21 pasien. d. Net Death Rate (NDR)

Data Net Death Rate (NDR) diperoleh dari jumlah pasien yang meninggal setelah mendapat perawatan di rumah sakit. Jumlah Net Death Rate (NDR) pada tahun 2012 yaitu 8 kematian setiap 1000 pasien.

e. Gross Death Rate (GDR)

Data Gross Death Rate (GDR) diperoleh dari seluruh jumlah pasien yang meninggal di

rumah sakit baik. Jumlah Gross Death Rate

(GDR) pada tahun 2012 yaitu 27 kematian setiap 1000 pasien.

Jenis data kematian yang lain di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri yaitu laporan kejadian kematian karena operasi (Postoperative Death) dan anestesi (Anesthesia Death). Tetapi di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri jarang terjadi kematian yang disebabkan karena operasi dan karena pemakaian anestesi. Sehingga laporan kematian setelah operasi (Postoperative Death) dan karena anestesi (Anesthesia Death) jarang terisi atau nihil. Jika terjadi kematian yang disebabkan karena operasi atau karena pemakaian anestesi maka dilaporkan maksimal sepuluh hari setelah kejadian kematian.

Data kematian di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri pada tahun 2012 kematian bayi masih tinggi. Berdasarkan hasil analisis peneliti pada indeks pasien rawat inap tahun 2012 RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri didapat data 10 besar penyakit yang menyebabkan kematian, sebagai berikut:

Tabel 4.1

data 10 Besar Penyakit Penyebab kematian Pasien rawat inap di rsud dr. soediran mangun sumarso kabupaten Wonogiri Pada tahun 2012

no iCd 10 diagnosis Jumlah

1 I61.9 I n t r a c e r e b r a l haemorrhage

67

2 I51.9 Heart disease 39

3 P95 fetal death 35

4 P21.0 Severe birth asphixia 30

5 P07.1 Low birth weight 19

6 P07.0 Extremely low birth weight

15

7 N03.9 c ro n i c n e p h r i t i c Syndrome

13

8 I21.9 Myocardial infarction acute

(5)

no iCd 10 diagnosis Jumlah

9 A41 Septicaemia 7

10 A35 Tetanus 7

Sumber data: Data Skunder Laporan Indeks Pasien Rawat InapRSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri tahun 2012

Jenis pelaporan eksternal rumah sakit disesuaikan dengan kebutuhan Kementrian Kesehatan RI. Data kematian (mortalitas) dan data kesakitan (morbiditas) dilaporkan menjadi satu di formulir RL 4A (Lampiran 8). Rekapitulasi Laporan 4A atau disebut RL 4A merupakan salah satu formulir pelaporan Sistem Informasi Rumah Sakit yang disiapkan oleh Direktur Jendral Bina Upaya Kesehatan untuk melaporkan data morbiditas dan mortalitas pasien, sesuai dengan ketentuan dari PerMenKes RI Nomor 1171/MENKES/PER/ vI/2011.

2. Pelaporan data kematian Pasien rsud dr. soediran mangun sumarso kabupaten Wonogiri

Proses pengolahan data kematian dilakukan secara manual dan komputerisasi. Data yang diolah secara manual yaitu dengan cara mencari kode diagnosis pasien dengan menggunakan ICD-10, kode tindakan menggunakan ICOPIM kemudian data dimasukkan ke dalam program di komputer oleh petugas.

Proses pengolahan pelaporan data kematian pasien RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri sama dengan proses pengolahan data morbiditas. Data dari bangsal perawatan yang sudah terkumpul di rekam medis dilakukan proses pemeriksaan kelengkapan dokumen rekam medis (assembling), lalu dilakukan pemberian kode oleh bagian koding, selanjutnya dilakukan proses indeksing, kemudian diolah sesuai kebutuhan

laporan. Pengiriman kepada pihak Direktorat Jendral Pelayanan Medik dan Dinas Kesehatan dikirimkan dalam bentuk email dalam format Microsoft excel.

Pelaporan data kematian digunakan untuk melengkapi kebutuhan laporan internal rumah sakit yaitu untuk kearsipan data kematian atau sebagai sumber informasi rumah sakit. Dan laporan eksternal rumah sakit digunakan untuk membuat laporan sewaktu-waktu, bulanan, tribulan, semester, dan tahunan sesuai ketentuan dari PerMenKes RI Nomor 1171/MENKES/PER/vI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit. Laporan eksternal rumah sakit ditujukan kepada Kementrian Kesehatan Propinsi, dan Dinas Kesehatan Kabupaten. Pelaporan eksternal rumah sakit disesuaikan kebutuhan Kementrian kesehatan RI.

3. manfaat data kematian rsud dr. soediran mangun sumarso kabupaten Wonogiri.

Data kematian diperlukan dan dimanfaatkan di dalam rumah sakit sendiri maupun luar rumah sakit dengan manfaat yang berbeda-beda. Manfaat data kematian di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri di manfaatkan sebagai berikut:

a. Manfaat data kematian bagi bangsal Data kematian belum dimanfaatkan oleh bangsal secara khusus. Data kesakitan dan data kamatian di bangsal hanya untuk dilaporkan kepada rekam medis. Kemudian rekam medis yang menindaklanjuti laporan tersebut.

b. Manfaat data kematian bagi IGD

(6)

kematian terbanyak yang terjadi di IGD. Setelah mengetahui angka kematian maka IGD mengajukan penanbahan fasilatas untuk memperbaiki mutu pelayanan yang lebih baik. c. Manfaat data kematian bagi Unit Rekam

Medis

Bagian rekam medis menyimpan data kematian yang digunakan untuk kearsipan atau sumber informasi rumah sakit dan digunakan oleh pihak rumah sakit sesuai dengan keputusan direktur yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan pasien dan penyelenggaraan pelayanan yang lebih baik sebagai bahan evaluasi kinerja. Rumah sakit melakukan evaluasi kinerja dengan mengadakan pertemuan rutin panitia rekam medis untuk membahas peningkatan mutu pelayanan medis.

Pihak eksternal rumah sakit yang menerima pelaporan data kematian rumah sakit meliputi Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri. Laporan tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak rumah sakit dan juga dinas terkait. Berdasarkan pelaporan yang telah dikirimkan oleh RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri tidak ada tindak lanjut dan feed back langsung yang diberikan oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri. Rumah sakit hanya memenuhi kewajiban untuk mengirimkan laporan kepada pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri.

PemBaHasan

1. sumber data kematian rsud dr. soediran mangun sumarso kabupaten Wonogiri

Sumber data kematian berasal dari sensus harian rawat inap (SHRI) sesuai dengan penjelasan

Standar Prosedur Operasional (SOP) RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri tentang Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) nomor 05-068.2-P-028. Dari sensus harian dapat diperoleh informasi tentang semua pasien masuk keluar dan keadaan pasien hidup atau meninggal. Sensus harian yang sudah terkumpul dibuat indeks penyakit pasien dengan kategori kurang dari 48 jam dan lebih dari 48 jam. Data pasien yang datang dalam keadaan meninggal (DOA) berasal dari IGD.

2. Jenis-Jenis data kematian rsud dr. soediran mangun sumarso kabupaten Wonogiri

Jenis-Jenis Data Kematian sudah sesuai dengan

klasiikasi pasien meninggal menurut Depkes RI

(2006) yaitu pasien meninggal lebih dari 48 jam, Death On Arival (DOA), Net Death Rate (NDR),

Gross Death Rate (GDR). Jenis data lainya yaitu RL 4A merupakan salah satu formulir pelaporan Sistem Informasi Rumah Sakit sudah sesuai dengan ketentuan pelaporan yang ditetapkan PerMenKes RI Nomor 1171/MENKES/PER/ vI/2011.

3. Pelaporan data kematian Pasien rsud dr. soediran mangun sumarso kabupaten Wonogiri.

(7)

1171/MENKES/PER/vI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit.

Pelaporan RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri menggunakan Pedoman Sistem Informasi Rumah Sakit tahun 2011 revisi vI mulai tahun 2012 walaupun Standar Operasional Prosedur (SOP) pelaporan rumah sakit belum diperbarui.

4. manfaat data kematian bagi rsud dr. soediran mangun sumarso kabupaten Wonogiri.

Data kematian di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri belum dimanfaatkan oleh rumah sakit dalam mengambil keputusan seperti keputusan dalam menargetkan pengurangan angka kematian, dan penambahan sarana prasarana dan fasilitas pelayanan kesehatan. Terlihat dari tidak dilaksanakanya pertemuan rutin rekam medis untuk membahas peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Dengan begitu data kematian di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri belum terpakai maksimal. Berdasarkan mekanisme kerja rekam medis pada Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis (BPPRM) RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri tahun 2010 standarnya panitia rekam medis harus mengadakan pertemuan satu kali sebulan yang menitik beratkan kepada perbaikan mutu pelayanan rekam medis. Tetapi pertemuan panitia rekam medis tidak dilakukan rutin sebulan sekali. Pertemuan panitia rekam medis terakhir dilakukan tahun 2011, dan sampai sekarang belum diadakan lagi sehingga evaluasi kerja belum maksimal. Menurut Rustiyanto (2010) data kematian seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, kebijakan, dan sebagai bahan perencanaan program-program kesehatan rumah sakit.

Manfaat data kematian bagi rumah sakit sendiri laporan data kematian belum dimanfaatkan secara khusus oleh rekam medis. Data mortalitas hanya digunakan apabila ada permintaan dari pihak tertentu yang membutuhkan misalnya poliklinik atau peneliti. Data kematian di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri sampai saat ini dimanfaatkan untuk informasi rumah sakit dan sebagai evaluasi kinerja. Menurut Rustiyanto (2010) yaitu statistik kematian rumah sakit sangat penting untuk mengevaluasi kualitas pelayanan medis di rumah sakit. Selain bagi pihak manajemen RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri, angka ini juga penting bagi pihak-pihak lain misalnya penelitian bidang kesehatan, pendidikan tenaga kesehatan, asuransi kesehatan, dan sebagainya. Sehingga harus di diselenggarakan pertemuan rutin untuk sosialisasi kepada bagian lain untuk mengetahui hasil kerja yang sudah dilakukan, sehingga bisa melakukan perbaikan kinerja.

Menurut Djoko Wijono, (1999) penetapan dan ketaatan pada standar serta meningkatkan ada data dan dokumentasi, pada dasarnya merupakan langkah awal yang penting. Setelah organisasi menetapkan standar yang berlaku, perlu dilakukan penilaian baik oleh, dari, sendiri, maupun pihak luar untuk meningkatkan mutu rumah sakit. a. Penilaian oleh diri sendiri bertujuan untuk

menilai efektivitas sistem mutu, juga untuk memberi masukan kepada manajemen puncak dalam meningkatkan mutu terus-menerus. b. Penilaian pihak kedua dengan pendekatan

pada pasien meminta pendapat tentang pelayanan yang diberikan.

(8)

Data kematian di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri digunakan untuk evaluasi mutu kinerja. Maka dalam evaluasi menjaga mutu harus meningkatkan penampilan kinerja. Mendukung untuk perubahan peningkatan m u t u p e l a y a n a n . D a p a t m e m a k s i m a l k a n pemanfaatan fasilitas rumah sakit. Menghilangkan proses-proses yang dapat menghambat atau menyulitkan pelayanan kesehatan. Peningkatan komputerisasi dan teknologi/tehnik kedokteran yang canggih. Data kematian harus di lakukan evaluasi dan dilakukan surveilans untuk mencari informasi tentang permasalahan yang memicu kematian sehingga dapat memberi petunjuk intervensi untuk mencegah kematian s e m a c a m i t u d i m a s a m e n d a t a n g , k a r e n a angka kematian merupakan target yang harus diturunkan. Dengan begitu akan meningkatkan kwalitas rumah sakit dimasa yang akan datang. Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri memiliki program untuk menekan angka kematian bayi dan anggka kematian ibu. Pada tahun 2007 telah terjadi kenaikan angka kematian bayi pada masyarakat Kabupaten Wonogiri. Kenaikan angka kematian bayi dari 20 per 1.000 orang pada tahun 2006 menjadi 21 per 1.000 orang pada tahun 2007. Selain itu angka kesakitan demam berdarah hampir 2 per 10.000 penduduk dengan angka kematian hampir 1%. Sehingga laporan kematian yang dikirim rumah sakit sangat penting untuk mengetahui perkembangan angka kematian ibu, bayi, dan penyakit demam berdarah. Dengan mengetahui perkembangan angka kematian tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri dapat memberikan tindak lanjut dengan membuat kebijakan-kebijakan dan program-program kesehatan yang akan datang.

Terkait dengan menyebabkan kematian di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten

Wonogiri kematian bayi merupakan salah satu dari sepuluh besar penyakit yang menyebabkan kematian. Menganalisis angka kematian sehingga dapat dimanfaatkan guna memperkaya informasi penyusunan perencanaan serta advokasi pembangunan bidang kesehatan baik rumah sakit, pemerintah pusat maupun daerah sehingga tidak hanya rumah sakit saja yang memanfaatkan data kematian. RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri melakukan evaluasi untuk meninggkatkan pelayanan rumah sakit dengan tujuan utama mengurangi resiko kematian terjadi di rumah sakit. Bekerjasama dengan dinas kesehatan terkait dengan melaporkan setiap kejadian kematian dan penyakit yang disebabkan penyakit menular 2 kali 24 jam sehingga pemerintah segera menindaklanjuti.

simPulan

1. Sumber Data Kamatian RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri berasal dari bangsal dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) berupa sensus harian.

2. Jenis-Jenis Data Kematian RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri yaitu laporan rumah sakit meliputi pasien meninggal kurang dari 48 jam, pasien meninggal lebih dari 48 jam, pasien DOA, Net Death Rate (NDR), dan

Gross Death Rate (GDR), sudah sesuai dengan

klasiikasi pasien meninggal menurut Depkes RI

(2006). Pelaporan Data Kematian di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri dilaksanakan sesuai dengan PerMenKes RI NOMOR 1171/MENKES/PER/vI/2011. 3. M a n f a a t D a t a K e m a t i a n b a g i R S U D d r.

(9)

kearsipan rumah sakit dan sebagai bahan evaluasi kinerja meningkatkan mutu pelayanan medis.

kePusTakaan

Arif, M. 2004. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. CSGF. Surakarta

DepKes RI. 2006. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta:DepKes RI. Erkadius. 2010. Sistem Klasiikasi Morbiditas dan

Mortalitas yang Digunakan di Indonesia,

Jakarta: UI-Press.

Hatta, G. 2010. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia.

KepMenKes RI. 2011. Juknis SIRS 2011 (Sistem Informasi Rumah Sakit). Jakarta: KepMenKes RI. Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Rustiyanto, Ery. 2010. Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan Keputusan. Edisi Pertama-Yogyakarta: Graha Ilmu

Sudra, RI. 2010. Statistik Rumah Sakit dari Sensus

Pasien dan Graik Barber-Johnson Hingga

Statistik Kematian dan otopsi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal pelayanan kesehatan, hubungan hukum yang terjadi antara dokter dengan pasiennya dimulai ketika seorang pasien datang kepada dokter dan mengutarakan keluhannya

13 (3) Pernyataan Kanselir Jerm an, Angela M erkel, terka it pe ngungsi dan pencari suaka dari Suriah bahwa M erkel berjanji akan m em berikan perlindungan ekstra ke

Wawancara atau diskusi dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara atau diskusi dengan guru lain dilaksanakan

Produktivitas Satgas merupakan salah satu indikator untuk melihat dan menilai kinerja Satgas dalam hal kemampuan dalam menyelesaikan tugas dan kewajibannya

Sebuah dioda normal, biasanya terbuat dari silikon atau germanium, memancarkan cahaya tampak dekat-inframerah, tetapi bahan yang digunakan untuk sebuah LED memiliki energi

Magic Minority melatih kita untuk bersabar dan berhati hati terhadap market dengan bantuan visualisasi indicator MA33, sehingga ketika kita sudah mencapai level Harmony,

Siak Sri Inderapura sampai sekarang tetap diabadikan sebagai nama ibu kota dari Kabupaten Siak, dan Balai Kerapatan Tinggi yang dibangun tahun 1886 serta