• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

9   

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kewirausahaan

Joseph Schumpeter, memperkenalkan definisi modern dari entrepreneur (wiraswasta), yaitu: seseorang yang merusak tatanan ekonomi yang telah terbentuk, dengan cara memperkenalkan suatu produk atau layanan yang baru, memperkenalkan suatu metode atau teknik produksi yang baru, membuat suatu bentuk organisasi yang baru, atau dengan mengeksplorasi suatu bahan mentah / material yang baru. Dimana orang tersebut untuk melakukan proses / usaha tersebut akan membentuk suatu jenis bisnis atau usaha (entrepreneurship) yang baru untuk mencapainya (Bygrave, 2008 : 1).

Definisi umum (standar) dari entrepreneur, menurut Bygrave (2008 : 2), adalah seseorang yang mendapati sebuah peluang dan membangun sebuah organisasi untuk memaksimalkan peluang tersebut. Selanjutnya, proses kewirausahawan (entrepreneurship) tersebut melibatkan semua fungsi, aktivitas, dan tindakan yang berhubungan dengan mewujudkan peluang dan membangun organisasi untuk mencapainya. Dimana dalam proses tersebut, dibutuhkan:

1. Penelitian market dan pelanggan 2. Inovasi produk dan layanan (service) 3. Pembentukan team

4. Menemukan dan mengatur sumber daya 5. Kepemimpinan, dan lain sebagainya

(2)

Menurut Jeffry Timmons (Bygrave, 2007 : 56), terdapat 3 komponen utama untuk menjadi entrepreneurship yang sukses. Ketiga komponen tersebut adalah: kesempatan, seorang wirausahawan (atau team manajemen, bila perusahaan venture), dan sumber daya untuk memulai membangun perusahaan dan membuatnya berkembang. Hubungan ketiga komponen tersebut digambarkan Timmons sebagai berikut (2.1):

Opportunity Entrepreneur

Resources Fits & Gaps Business plan

Uncertainty Uncertainty

Uncertainty

 

Gambar 2.1. Basic Timmons Framework

Menurut Pearce dan Robinson (2008: 537), Kewirausahaan adalah proses menggabungkan ide serta tindakan kreatif dan inovatif dengan keahlian manajeman dan organisasi yang diperlukan untuk mengerahkan sumber daya manusia, uang, dan organisasi yang tepat untuk mencapai suatu kebutuhan yang dapat dikenal dan menciptakan kekayaan dalam prosesnya.

(3)

berkaitan dengan sifat pengusaha dibandingkan dengan keahlian mendasar yang cocok bagi para penyelenggara, manajer, dan penemu.

Gambar 2.2

Siapa Pengusaha itu? Sumber : Manajemen Strategis 10th edition, p538

2.2 SWOT

Menurut Pearce dan Robinson (2008 :200), Analisis SWOT adalah teknik historis yang terkenal di mana para manajer menciptakan gambran umum secara cepat mengenai situasi strategis perusahaan. SWOT merupakan akronim dari Strength (kekuatan) dan Weakness (kelemahan) internal dari suatu perusahaan serta Opportunities (peluang) dan Threat (ancaman) lingkungan yang dihadapinya.

Kekuatan (Strength) merupakan sumber daya atau kapabilitas yang dikendalikan oleh atau tersedia bagi suatu perusahaan yang membuat perusahaan relatif lebih unggul dibandingkan pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang dilayaninya. Kekuatan muncul dari sumber daya dan kompetensi yang tersedia bagi perusahaan.

Kreativitas dan 

Keinovatifan 

Keahlian Manajemen dan 

(4)

Kelemahan (weakness) merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam satu atau lebih sumber daya atau kapabilitas suatu perusahaan relatif terhadap pesaingnya, yang menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif.

Peluang (Opportunity) merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Tren utama merupakan salah satu sumber peluang. Identifikasi atas segmen pasar yang sebelumnya terlewatkan, perubahan dalam kondisi persaingan atau regulasi, perubahan teknologi, dan membaiknya hubungan dengan pembeli atau pemasok dapat menjadi peluang bagi perusahaan. Ancaman (threat) merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Ancaman merupakan penghalang utama bagi perusahaan dalam mencapai posisi saat ini atau yang diinginkan. Masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lamban, meningkatnya kekuatan tawar-menawar dari pembeli atau pemasok utama, perubahan teknologi, dan direvisinya atau pembaruan peraturan dapat menjadi penghalang bagi keberhasilan suatu perusahaan.

(5)

Pada Sel 1 SO (Strength/Opportunity) menjelaskan untuk mencoba tanggapan strategis guna memanfaatkan peluang utama.

Pada Sel 2 ST (Strength/Threat) menjelaskan suatu perusahaan yang telah mengidentifikasikan beberapa kekuatan inti menghadapi situasi lingkungan yang tidak menguntungkan. Dalam situasi ini harus dicari strategi untuk menggunakan sumber daya dan kompetensi yang kuat tersebut untuk membangun peluang jangka panjang pada pasar produk yang lebih menjanjikan.

Pada Sel 3 WO (Weakness/Opportunity) menjelaskan perusahaan menhadapi peluang pasar yang mengesankan namun terhambat oleh sumber daya internal yang lemah. Fokus dari strategi untuk perusahaan semacam itu adalah menghilangkan kelemahan internal sehingga dapat lebih efektif mengejar peluang pasar.

Pada Sel 4 WT (Weakness/Threat) merupakan situasi yang paling tidak menguntungkan, dimana perusahaan menghadapi ancaman besar dari lingkungan karena posisi sumber daya yang lemah. Situasi ini membutuhkan strategi yang dapat mengurangi atau mengarahkan kembali keterlibatan dalam produk atau pasar yang telah ditelaah melalui analisis SWOT.

2.3 Marketing Mix

Menururt Bygrave dan Zacharakis (2008:169) mengatakan bahwa segmentasi dan targeting merupakan proses menentukan pelanggan yang tepat dari marketer untuk produk dan jasa perusahaan. Segmentasi merupakan kumpulan dari pelanggan yang didefinisikan dengan keadaan tertentu atau

(6)

karakteristik yang mungkin seperti keadaan demografik, psikografik, atau perilaku konsumen. Targeting adalah membandingkan segmentasi yang didefinisikan dan memilih yang paling menarik untuk dijadikan target utama. Sementara segmentasi dan targeting merupakan konsumen dari perusahaan, Positioning berhubungan dengan para kompetitor dan pandangan pelanggan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.

Menurut Buchari Alma (2007:205) menyatakan bahwa “marketing mix adalah strategi mencampur kegiatan-kegiatan marketing, agar mendatangkan hasil yang memuaskan”. Marketing mix terdiri dari empat komponen atau disebut dengan 4P yaitu product, place, price, promotion.

Menurut Kotler (2000:147) mengemukakan bahwa marketing mix adalah “Campuran dari variable-variabel yang dikendalikan dan dipergunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar penjualan yang diinginkan dalam sasaran pasar”. Jadi dapat disimpulkan bahwa marketing mix adalah strategi yang dijalankan oleh perusahaan dengan menggunakan seperangkat alat pemasaran yang menggambarkan seluruh faktor produksi dari perusahaan guna untuk mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Ratih Hurriyati (2008:47) mengemukakan bahwa “Bauran pemasaran jasa adalah elemen-elemen organisasi perusahaan yang dapat dikontrol oleh perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan konsumen, dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen”.

Menurut Ratih Hurriyati (2008:47) mengemukakan bahwa konsep bauran pemasaran tradisional yang terdiri dari 4P, yaitu product, price, place, dan promotion. Sementara itu, pemasaran jasa perlu bauran pemasaran yang diperluas

(7)

dengan penambahan unsur non-tradisional marketing mix, yaitu people (orang), physical evidence (fasilitas fisik), dan process (proses) sehingga semuanya menjadi unsur 7P. Berikut ini penjelasan unsur 7P adalah sebagai berikut :

1. Product

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. 2. Price

Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain. 3. Place

Tempat adalah berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran.

4. Promotion

Promosi adalah semua jenis kegiatan yang ditujukan untuk mendorong permintaan.

5. People

People adalah semua pelaku yang turut ambil bagian dalam penyajian jasa dan dalam hal ini mempengaruhi persepsi pembeli. Yang termasuk dalam elemen ini adalah personel perusahaan dan konsumen.

(8)

Physical Evidence yaitu lingkungan tempat jasa di-deliver dan tempat perusahaan berinteraksi dengan pelanggan, beserta semua komponen tangible yang memfasilitasi kinerja dan komunikasi jasa.

7. Process

Proses adalah prosedur, mekanisme dan arus aktivitas aktual saat jasa di-deliver: delivery dan sistem operasi jasa.

2.4 Analisis Five Forces

  Michael E. Porter merupakan salah satu marketing merupakan salah satu ahli marketing terkenal. Teori Porter yang paling terkenal adalah Porter’s Five Forces Analysis. Menurut Porter ( 2008:3 ) definisi analisis Five Forces ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah suatu produk memiliki potensi yang menguntungkan dimana keuntungan tidak hanya diambil dari kondisi yang baik tetapi juga harus dari kondisi yang lemah. Porter’s Five Forces Analysis terdiri dari lima analisis yaitu :

1. Ancaman Produk atau Jasa pengganti (Threat Of Subtitute Product and Services), dimana cara mudah masuknya produk atau jasa yang dapat menjadi alternatif dari produk atau jasa yang sudah ada, khususnya yang dibuat dengan biaya lebih murah.

2. Persaingan di antara pemain yang sudah ada (Rivalry Among Existing Firms), dimana analisis bagaimana kuatnya persaingan diantara pemain yang sudah ada. Apakah ada pemain yang sangat dominan atau semuanya sama.

(9)

3. Masuknya kompetitor (The Threat of New Entrants), dimana di dalam analisis ini melihat bagaimana cara yang mudah atau sulit untuk kompetitor baru untuk mulai bersaing industri yang sudah ada.

4. Daya tawar dari supplier (The Bargaining Power Of Suppliers), dimana analisis ini melihat bagaimana kuatnya posisi penjual. Apakah ada banyak supplier atau hanya beberapa supplier saja, bisa jadi mereka memonopoli supply barang.

5. Daya tawar dari pembeli (Bargaining Power of Customers), dimana analisis ini bagaimana kuatnya posisi pembeli. Pembeli mempunyai kekuatan untuk menentukan kemana dia akan melakukan transaksi

Gambar 2.4 5 forces Porter

Selain itu, Michael Porter juga mendefiniskan 3 daya saing bisnis yang utama, yaitu:

(10)

2. Differentiation

3. Focus

Cost leadership adalah daya saing atau kompetisi berdasarkan biaya pengeluaran paling sedikit dari suatu produksi barang maupun jasa. Dimana tidak berhubungan langsung dengan harga yang dikenakan (dijual), melainkan fokus pada meminimalisir atau mengefektifkan biaya pengeluaran yang diakibatkan dari produksi.

Differentiation adalah daya saing atau kompetisi yang menawarkan

produk / jasa yang lebih baik dibandingkan dengan pesaing. Yang dimaksudkan dengan lebih baik adalah penilaian pelanggan secara keseluruhan terhadap produk dan kesediaan pelanggan untuk membeli dengan harga premium untuk produk / jasa yang ditawarkan.

Focus adalah daya saing atau kompetisi berdasarkan keahlian atau

spesialisasi dalam suatu bidang area tertentu dan umumnya terbatas untuk penawaran pada market tertentu.

2.5 E-Business

Menurut Turban et al (2006 : 4), e–business adalah suatu definisi yang lebih luas daripada e-commerce, yang tidak hanya sekedar menjual-membeli, tetapi juga melayani dan berkolaborasi dengan partner bisnis lainnya, dan membawakan transaksi secara elektronik dalam sebuah perusahaan.

Jelassi, Tawfik (2008: 4), mengutarakan bahwa e-business, berarti sebagai penggunaan elektronik untuk melaksanakan suatu pada organisasi bisnis internal dan / atau eksternal. Aktivitas Internal bisnis meliputi menghubungkan suatu

(11)

organisasi pekerja dengan yang lain, melalui intranet untuk meningkatkan pembagian informasi, fasillitas penyebaran pengetahuan dan mendukung pelaporan manajemen, aktivitas e-business juga termasuk mendukung aktivitas layanan purna jual, dan kerjasama dengan rekan bisnis. Contohnya kerjasama riset, pengembangan produk baru dan formulasi suatu promosi penjualan.

Sedangkan Dave Chaffey(2011: 13) dalam buku nya Business and E-commerce management, menerangkan E-business berdasarkan Departement of Trade and Industry, sebagai berikut.

“Ketika suatu bisnis telah secara penuh terintegrasi teknologi informasi dan komunikasi (ICT) kedalam operasional, mendesain ulang potensi bisnis nya seputar ICT atau secara keseluruhan menemukan model bisnis nya, e-business, dimengerti menjadi integrasi dari seluruh aktivitas dengan proses internal dari suatu bisnis melalui ICT (DTI,2008)

2.6 E-Commerce

Menurut Turban et al (2006, 168), e-commerce adalah suatu proses membeli, menjual, transfer atau pertukaran produk, pelayanan dan informasi melalui jaringan computer termasuk internet.

Jellasi, Tawfik (2008, 4-5) menjelaskan bahwa e-commerce, lebih spesifik dari e-business and dapat dipikirkan sebagai bagian dari yang terakhir, elektronik komersial,berhubungan dengan fasilitas dari transaksi dan penjualan dari produk and pelayanan secara online. Contoh melalui internet atau jaringan telekomunikasi yang lain. Ini melibatkan perdagangan elektronik secara fisik dan barang digital,

(12)

pemasaran secara online, pemesan online, e-payment, dan untuk barang digital, pendistribusian online.

Chaffey (2011 : 10) menjelaskan Electronic Commerce(e-commerced) sering dipikirkan secara mudah kepada penjualan dan pembelian dengan menggunakan internet, orang orang berpikir cepat dengan pembelian secara eceran pelanggan dari perusahaan seperti Amazon, Tapi e-commerce harus di pertimbangkan sebagai seluruh elektronik yang menjadi media transaksi antara organisasi dan pihak ketiga yang sepakat. Jadi transaksi bukan non-finansial seperti permintaan informasi lebih lanjut dari pelanggan juga akan dipertimbangkan menjadi bagaian dari e-commerce.

2.7 Business Plan

Sebuah business plan merupakan sebuah dokumen tertulis yang merincikan usaha atau bisnis yang diusulkan. Perencanaan tersebut harus menggambarkan status pada saat ini, kebutuhan yang diharapkan dan hasil yang diproyeksikan dari bisnis baru. Setiap aspek dari bisnis perlu dicakup, proyek, pemasaran, riset dan pengembangan, manufaktur, manajemen, resiko kritis, pendanaan, dan milestone atau penjadwalan. Business plan merupakan peta jalan bagi pengusaha agar perusahaanya sukses (Kuratko dan Hodgetts, 2007, h.351).

Menurut Kuratko dan Hodgetts (2007, h. 353-354), bagi pengusaha business plan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Waktu, usaha, penelitian dan disiplin dibutuhkan untuk menyusun business plan mendorong pengusaha untuk melihat usaha tersebut secara kritis dan objektif.

(13)

2. Analisis kompetitif, ekonomi dan keuangan termasuk dalam subyek business plan pengusaha untuk menutup pengawasan asumsinya mengenai keberhasilan usaha.

3. Karena seluruh aspek usaha harus terdapat dalam perencanaan, pengusaha mengembangkan dan memerika strategi operasi dan hasil yang diharapkan untuk evaluator luar.

4. Business plan mengkuantifikasi tujuan, menyediakan tolak ukur untuk membandingkan perkiraan dengan hasil yang sebenarnya.

5. Business plan menyediakan pengusaha sebuah alat komunikasi untuk

menuntun usaha menuju kesuksesan.

Selain memiliki manfaat bagi pengusaha, business plan juga memiliki manfaat bagi sumber pendana yang membacanya, antara lain:

1. Business plan menyediakan rincian potensi pasar dan perencanaan untuk mengamankan pangsa pasar tersebut.

2. Melalui laporan keuangan prospektif, business plan menggambarkan kemampuan bisnis untuk membayar hutang atau memberikan pengembalian yang memadai kepada ekuitas.

3. Perencanaan mengidentifikasi resiko kritis dan peristiwa penting dengan membahas rencana darurat yang memberikan kesempatan untuk keberhasilan usaha.

4. Dengan menyediakan gambaran yang komprehensif dari seluruh operasi, business plan memberikan sumber keuangan yang jelas, dokumen singkat yang berisi informasi yang diperlukan untuk bisnis dan evaluasi keuangan.

(14)

5. Untuk sumber pendana yang tidak memiliki pengetahuan dari pengusaha atau usaha, business plan menyediakan panduan yang berguna untuk menilai kemampuan pengusaha individu dalam hal perencanaan dan kemampuan manajerial.

2.8 Pembiayaan Dana

Menurut Pearce dan Robinson (2008 :543) , ramuan penting bagi perusahaan bisnis manapun adalah modal yang dibutuhkan untuk memperoleh peralatan, fasilitas, orang, dan kemampuan untuk mengejar peluang yang ditargetkan. Perusahaan – perusahaan baru melakukan hal ini dalam dua cara:

1. Pendanaan dengan utang (debt financing) adalah uang yang disediakan untuk perusahaan yang harus dibayar kembali pada suatu waktu. Kewajiban membayar biasa dijaminkan dengan property atau peralatan yang dibeli melalui bisnis, atau dari harta pribadi pengusaha. Biasanya diperoleh dari sebuah bank komersial untuk untuk membayar properti dan peralatan serta mungkin menyediakan modal kerja.

2. Pendanaan dengan ekuitas (equity financing) adalah uang yang disediakan untuk perusahaan yang memungkinkan penyedia memliki hak atau kepemilikan dalam perusahaan dan tidak diharapkan untuk dibayar kembali. Hal itu memberikan hak kepada sang sumber berupa sebagian kepemilikan dalam perusahaan, dimana sumber itu biasanya mengharapkan pengembalian atau keuntungan dari investasi tersebut dimasa depan. Pendanaan ini biasanya diperoleh melalui satu atau lebih

(15)

tiga sumber : sumber kekeluargaan, investor perusahaan informal, atau pemodal ventura professional.

2.9 Kemajuan IT di bidang Kesehatan

Kemajuan teknologi informasi pada saat ini menjangkau hingga berbagai bidang, salah satunya yang terkena dampaknya adalah bidang kesehatan. Penggunaan teknologi di bidang kesehatan bisa juga disebut sebagai telemedika. Menurut Soegijoko, et.al (2006) Telemedika merupakan aplikasi teknologi elektronika, komputer dan telekomunikasi dalam teknik biomedika, untuk melakukan pertukaran informasi kedokteran dari satu tempat ke tempat lain, guna membantu pelaksanaan prosedur kedokteran, dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup manusia melalui peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.. Suatu sistem telemedika biasanya dapat tersusun atas komponen-komponen sebagai berikut:

1. Sejumlah unit (medical stations) berbasis komputer (PC) atau mikrokontroler

2. Infrastruktur telekomunikasi yang tersedia (baik khusus/dedicated maupun berupa jaringan publik)

3. Sejumlah modul perangkat lunak telemedika 4. Sejumlah modul perangkat keras telemedika

5. Sejumlah alat kedokteran/kesehatan dan/atau alat tambahan lainnya 6. SDM (personil pelayanan kesehatan/operator dan teknik)

Selain komponen-komponen yang telah disebutkan sebelumnya, adapun dibutuhkan infrastruktur komunikasi untuk mendukung sistem telemedika.

(16)

Infrastruktur tersebut dapat berupa jaringan khusus (leased line) atau jaringan publik yang dapat berupa jaringan telepon PSTN, jaringan telepon bergerak (telepon genggam), jaringan telepon satelit, jaringan telekomunikasi radio, jaringan Internet dan kombinasi dari penggunaan jaringan yang telah disebutkan (Soegijoko, et.al, 2006). Masih menurut Soegijoko, et.al (2006) ada beberapa jenis aplikasi dasar dalam telemedika yang berbasiskan teknologi informasi dan komunikasi, antara lain:

1. Pencatatan dan pelaporan data pasien 2. Basis data dan evaluasi pelayanan kesehatan 3. Pencatatan dan pelaporan data obat

4. Tele-koordinasi

5. Tele-konsultasi sederhana 6. Pendidikan jarak jauh

Dikutip dari Islam (2007, h.1-1), sistem kesehatan oleh WHO didefinisikan sebagai "semua organisasi, lembaga, dan sumber daya yang dikhususkan untuk memproduksi tindakan kesehatan". Agar sistem informasi kesehatan dapat berjalan dengan baik, menurut Islam (2007, h.1-17) persyaratan sebagai berikut haruslah dipenuhi:

1. Kebijakan informasi: standar yang diperlukan sebagai acuan bagi penyedia informasi.

2. Sumber daya keuangan: investasi untuk penyediaan informasi kesehatan.

3. Sumber daya manusia: personil yang terlatih untuk tingkatan tata kelola yang berbeda.

(17)

4. Infrastruktur komunikasi: infrastruktur dan kebijakan untuk manajemen, perpindahan dan penyimpanan informasi.

5. Koordinasi dan kepemimpinan: mekanisme untuk memimpin sistem informasi kesehatan secara efektif.

2.10 Build-Up Method

Menurut Bygrave dan Zacharakis (2008: 312) untuk dapat menentukan laporan keuangan yang baik diperlukan dua cara yaitu Build-Up Method dan

Comparable Method. Dimana build-up method merupakan suatu cara atau

penemuan ilmiah yang menyarankan agar masyarakat dapat membuat keputusan yang lebih baik dengan cara memperkecil masalah ke keputusan yang lebih kecil/ detail. Dari build-up method, dapat mencari pendapatan yang mungkin dihasilkan dalam hari yang khusus. Dengan cara ini dapat dikalikan dengan berapa lama/ hari usaha dibuka dalam satu tahun untuk mendapat pendapatan pertahun.

Cara-cara yang dilakukan dalam Build-Up Method: 1. Identifikasi dari mana saja sumber pendapatan 2. Menentukan pendapatan dari hari yang khusus

3. Mengetahui apa yang menjadi pendorong utama pendapatan a. Berapa pelanggan yang akan dilayani

b. Berapa harga yang akan dibeli

c. Berapa harga yang akan dibayar untuk setiap produk d. Berapa sering akan dibeli

4. Validasi asumsi dari pendorong tersebut

(18)

b. Riset sekunder (laporan Industri, Laporan Perusahaan) 5. Bergabung kembali / recombine. Kalikan hari khusus tersebut

dalam satu tahun

6. Menentukan Cost of Goods Sold (COGS) untuk hari yang khusus 7. Recombine. Kalikan COGS dengan jumlah hari pada satu tahun 8. Menentukan pengeluaran operasi yang pantas pada waktu tertentu 9. Menyaring biaya operasi

10.Membuat pendahuluan laporan rugi/laba (balance sheet).

Payback period merupakan angka dalam tahun yang dibutuhkan

Gambar

Gambar 2.1. Basic Timmons Framework
Gambar 2.3 Diagram Analisis SWOT
Gambar 2.4 5 forces Porter

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan yang terjadi secara drastis pada umumnya hanya mengenai bentuk luarnya saja, sedangkan unsur-unsur sosial budaya yang menjadi bangunan dasarnya tidak

bahwa untuk efektivitas, efesiensi dan akuntabilitas pengelolaan belanja hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan

Penelitian ini lebih berfokus pada uji kalibrasi dari sensor unit pengukuran inersia Xsens MTw Awinda untuk mendapatkan hasil yang akurat dan dapat diandalkan..

Pencapaian Peserta KB Baru per Metode Kontrasepsi Terhadap PPM Pada Gambar 2 dapat terlihat bahwa IUD merupakan metode kontrasepsi dengan pencapaian PPM yang paling tinggi sampai

Komoditi unggulan perkebunan diharapkan dapat meningkatkan devisa dari ekspor, dan juga untuk bahan baku industri pengolahan yang dapat memberikan nilai tambah bagi pelaku

Komunikasi interpersonal yang dipergunakan antara guru BK dengan siswa dalam menangani masalah siswa yang membolos sekolah merupakan komunikasi yang efektif bagi kedua belah

adalah kalamullah yang diturunkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Yang lafazhnya merupakan mukjizat, ibadah bagi yang membacanya, dinukilkan secara mutawatir, berfaedah

Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor: 44 Tahun 2015 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Pasal 37 ayat (1) Perguruan Tinggi harus