• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N. NOMOR 41/Pdt.G/2013/PA Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N. NOMOR 41/Pdt.G/2013/PA Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Hal. 1 dari 1 hal. Put. No. 41/Pdt.G/2013/PA. Sgr. SALINAN

P U T U S A N

NOMOR 41/Pdt.G/2013/PA Sgr.

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Singaraja yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Cerai Talak yang diajukan oleh:

PEMOHON, umur 28 tahun, agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan Dagang, tempat tinggal di Kabupaten Buleleng, sebagai "Pemohon";

MELAWAN

TERMOHON, umur 29 tahun, agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, tempat tinggal di Kabupaten Buleleng, sebagai

"Termohon";

Pengadilan Agama tersebut;

Telah membaca dan mempelajari berkas perkara;

Telah mendengar keterangan Pemohon dan Termohon serta para saksi di persidangan;

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Bahwa Pemohon berdasarkan surat permohonannya tertanggal 29 April 2013 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Singaraja, dengan register Nomor 41/Pdt.G/2013/PA.Sgr. tanggal 29 April 2013, telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut :

(2)

Hal. 2 dari 2 hal. Put. No. 41/Pdt.G/2013/PA. Sgr.

1. Bahwa, pada tanggal 30 September 2005, Pemohon dan Termohon telah melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, sebagaimana Kutipan Akta Nikah Nomor : 23/22/IX/2005, tanggal 30 September 2005;

2. Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah kos di Jalan Jalak Putih Utama No. 1 selama 6 (enam) tahun dan selama dalam pernikahan antara Pemohon dan Termohon telah melakukan hubungan sebagaimana layaknya suami isteri, dan telah dikaruniai 3 (tiga) orang anak, yang masing-masing bernama ANAK I PEMOHON DAN TERMOHON, umur 8 tahun, ANAK II PEMOHON DAN TERMOHON, umur 7 tahun, ANAK III PEMOHON DAN TERMOHON, Umur 2 tahun, sekarang anak-anak tersebut dalam asuhan Pemohon dan Termohon;

3. Bahwa semula keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon berjalan rukun dan harmonis namun sejak tahun 2011 yang lalu antara Pemohon dan Termohon mulai tidak harmonis serta terus–menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran yang penyebabnya antara lain :

3.1. Termohon telah berselingkuh dengan laki-laki lain yang bernama PRIA IDAMAN LAIN;

3.2. Termohon tidak hormat kepada Pemohon dan orang tua Pemohon; 3.3. Termohon suka merokok;

4. Bahwa puncak pertengkaran terjadi pada Juni 2011 disebabkan Termohon diketahui berduaan dengan selingkuhannya tersebut PRIA IDAMAN LAIN di rumah orang tua Termohon oleh Pemohon;

5. Bahwa Pemohon dan Termohon masih tinggal dalam satu rumah, namun sudah tidak berhubungan lagi layaknya suami isteri selama 2 (dua) tahun sejak tahun 2011;

(3)

Hal. 3 dari 3 hal. Put. No. 41/Pdt.G/2013/PA. Sgr.

6. Bahwa atas sikap dan perbuatan Termohon tersebut, Pemohon sudah tidak sanggup lagi untuk meneruskan hidup berumah tangga bersama Termohon dan memilih bercerai;

7. Bahwa dengan demikian alasan/dalil perceraian yang diajukan oleh Pemohon telah memenuhi salah satu alasan perceraian sesuai ketentuan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jis. Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam;

8. Bahwa Pemohon sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini;

Berdasarkan alasan atau dalil-dalil di atas, Pemohon mohon kepada Ketua Pengadilan Agama Singaraja Cq. Majelis Hakim agar segera memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan sebagai berikut:

1. Menerima dan mengabulkan permohonan Pemohon;

2. Memberi izin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu raj'i terhadap Termohon (TERMOHON) di depan sidang Pengadilan Agama Singaraja;

3. Membebankan biaya perkara sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku; Atau apabila Pengadilan Agama berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya;

Bahwa pada hari dan tanggal persidangan yang telah ditetapkan, Pemohon dan Termohon datang menghadap sendiri di muka persidangan;

Bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon dan

Termohon, namun tidak berhasil, begitu pula Hakim Mediator yang bernama H. MUH. DALHAR ASNAWI, SH. telah mendamaikan Pemohon dan Termohon

(4)

Hal. 4 dari 4 hal. Put. No. 41/Pdt.G/2013/PA. Sgr.

Bahwa selanjutnya dibacakanlah surat permohonan Pemohon yang isi diubah oleh Pemohon sepanjang dalam posita 2 (dua) mengenai anak kandung Pemohon dan Termohon dimana anak kandung dari pernikahan Pemohon dan Termohon hanya 1 (satu) orang anak yang bernama ANAK III PEMOHON DAN TERMOHON, sedangkan 2 (dua) orang anak yang bernama ANAK I PEMOHON DAN TERMOHON dan ANAK II PEMOHON DAN TERMOHON adalah anak hasil pernikahan Termohon dengan suami terdahulunya;

Bahwa atas permohonan Pemohon tersebut, Termohon tidak menyampaikan jawaban karena Termohon tidak pernah lagi datang di persidangan;

Bahwa untuk menguatkan dalil permohonannya, Pemohon telah mengajukan bukti surat berupa :

a. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Pemohon NIK: 5108062305830008 tanggal 07-07-2012, bermeterai cukup (dinazegelen) dan telah sesuai dengan aslinya (bukti P.1);

b. Fotokopi Buku Kutipan Akta Nikah atas nama Pemohon dan Termohon dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Buleleng Nomor 123/22/IX/2005 tanggal 30 September 2005, bermeterai cukup (dinazegelen) dan telah sesuai dengan aslinya (bukti P.2);

Bahwa Pemohon juga mengajukan saksi-saksi keluarga/orang dekat sebagai berikut :

1. SAKSI 1, umur 47 tahun, agama Islam, pendidikan SD., pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di Kabupaten Buleleng, di bawah sumpah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:

 Bahwa saksi adalah keponakan Pemohon, kenal Pemohon dan Termohon sebagai suami isteri yang telah dikaruniai 1 (satu) orang anak bernama

(5)

Hal. 5 dari 5 hal. Put. No. 41/Pdt.G/2013/PA. Sgr.

ANAK III PEMOHON DAN TERMOHON yang sekarang dalam asuhan Pemohon;

 Bahwa pada awalnya keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon rukun dan harmonis, namun sejak dua tahun yang lalu sering berselisih dan bertengkar yang saksi lihat sendiri kejadiannya;

 Bahwa saksi mengetahui antara Pemohon dan Termohon telah pisah rumah sejak 1 (satu) bulan yang lalu dimana Pemohon tetap tinggal di rumah kostnya di Jalan Jalak Putih sedangkan Termohon pulang ke rumah orang tuanya juga di Jalan Jalak Putih, saksi juga pernah diceritakan oleh Pemohon bahwa Pemohon dan Termohon sudah tidak berhubungan lagi sebagaimana layaknya suami isteri sejak kurang lebih 2 (dua) tahun yang lalu hingga sekarang;

 Bahwa Pemohon sudah dinasehati untuk rukun dan damai kembali dengan Termohon, akan tetapi tidak berhasil;

- Bahwa saksi sudah tidak sanggup lagi untuk merukunkan Pemohon dan Termohon;

2. SAKSI 2, umur 41 tahun, agama Islam, pendidikan SMU., pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di Kabupaten Buleleng, di bawah sumpah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:

 Bahwa saksi adalah kakak ipar Pemohon, kenal Pemohon dan Termohon sebagai suami isteri yang telah dikaruniai 1 (satu) orang anak bernama ANAK III PEMOHON DAN TERMOHON yang sekarang dalam asuhan Pemohon;

 Bahwa pada awalnya keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon rukun dan harmonis, namun sejak dua tahun yang lalu sering berselisih dan bertengkar yang saksi lihat sendiri kejadiannya dimana saksi melihat

(6)

Hal. 6 dari 6 hal. Put. No. 41/Pdt.G/2013/PA. Sgr.

Termohon sering bertengkar dengan Pemohon, Termohon tidak hormat dengan ibu Pemohon dan Termohon suka merokok dimana sehari bisa menghabiskan dua bungkus rokok Marlboro;

 Bahwa saksi mengetahui antara Pemohon dan Termohon telah pisah rumah sejak kurang lebih 5 (lima) bulan yang lalu dimana Pemohon tetap tinggal di rumah kostnya sedangkan Termohon pulang ke rumah orang tuanya, saksi juga pernah diceritakan oleh Pemohon bahwa Pemohon dan Termohon sudah tidak berhubungan lagi layaknya suami isteri sejak kurang lebih 2 (dua) tahun yang lalu hingga sekarang;

 Bahwa Pemohon dan Termohon sudah diupayakan untuk rukun kembali berumah tangga, akan tetapi tidak berhasil;

- Bahwa saksi sudah tidak sanggup lagi untuk merukunkan Pemohon dan Termohon;

Bahwa atas keterangan kedua orang saksi di atas, Pemohon menerima dan tidak keberatan, serta mencukupkan dengan bukti-bukti yang telah diajukan;

Bahwa selanjutnya Pemohon menyampaikan kesimpulannya secara lisan yang pada pokoknya tetap pada permohonannya dan mohon agar Pengadilan Agama menjatuhkan putusan;

Bahwa untuk meringkas uraian putusan ini maka ditunjuklah segala hal-ihwal sebagaimana yang telah dituangkan dalam berita acara pemeriksaan perkara ini yang sekaligus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari putusan ini;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah seperti diuraikan tersebut di atas;

(7)

Hal. 7 dari 7 hal. Put. No. 41/Pdt.G/2013/PA. Sgr.

Menimbang, bahwa Pemohon dan Termohon telah sama-sama dipanggil untuk hadir menghadap di persidangan sebagaimana dikehendaki Pasal 146 R.Bg. dan Pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, dan terhadap panggilan tersebut Pemohon dan Termohon telah hadir secara in person di persidangan, maka Majelis Hakim di persidangan telah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon untuk rukun kembali membina rumah tangga sesuai Pasal 82 ayat (1) dan (4) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009 jo. Pasal 31 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, akan tetapi tidak berhasil;

Menimbang, bahwa sebagaimana dikehendaki PERMA Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, jo. Pasal 154 RBg., Majelis Hakim telah memberi kesempatan kepada Pemohon dan Termohon untuk melakukan usaha perdamaian (Mediasi) di luar persidangan melalui Hakim Mediator, akan tetapi usaha perdamaian (Mediasi) tersebut ternyata tidak berhasil merukunkan Pemohon dan Termohon;

Menimbang, bahwa pokok masalah dalam perkara ini adalah Pemohon memohon kepada Pengadilan Agama agar diizinkan menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon dengan dalil/alasan bahwa antara Pemohon dan Termohon tidak ada kerukunan dalam rumah tangga sering terjadi perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus yang disebabkan Termohon telah berselingkuh dengan laki-laki lain, Termohon tidak hormat dengan Pemohon dan

(8)

Hal. 8 dari 8 hal. Put. No. 41/Pdt.G/2013/PA. Sgr.

orang tua Pemohon, telah tidak lagi berhubungan layaknya suami-isteri selama 2 (dua) tahun, sebagaimana selengkapnya diuraikan pada bagian duduk perkara;

Menimbang, bahwa pada persidangan berikutnya Termohon tidak pernah hadir kembali di persidangan, sehingga Majelis Hakim tidak dapat mengetahui jawabannya atas dalil / alasan permohonan Pemohon tersebut. Dengan demikian maka secara yuridis formil dalil / alasan permohonan Pemohon tersebut dapat dianggap sebagai fakta yang benar;

Menimbang, bahwa meskipun perkara ini diperiksa tanpa adanya jawaban dari Termohon, namun karena perkara ini adalah perkara perceraian maka Pemohon tetap dibebani pembuktian;

Menimbang, bahwa terhadap bukti-bukti surat dan saksi-saksi yang diajukan oleh Pemohon, Majelis Hakim mempertimbangkannya sebagai berikut:

- Bukti Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Pemohon (Bukti P.1) yang telah dicocokkan dengan aslinya dan telah bermeterai secukupnya (nazegeling) telah memenuhi syarat formil dan materiil alat bukti sebagaimana maskud Pasal 301 R.Bg. jo. Pasal 1888 KUH Perdata jo. Pasal 2 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai, adalah bukti domisili/tempat tinggal Pemohon di wilayah Buleleng, serta berdasarkan relaas panggilan dan pengakuan Termohon yang berdomisili di wilayah Buleleng, maka berdasarkan ketentuan Pasal 66 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 Pengadilan Agama Singaraja sesuai kewenangan relatif berwenang mengadili perkara ini.;

(9)

Hal. 9 dari 9 hal. Put. No. 41/Pdt.G/2013/PA. Sgr.

- Bukti Fotokopi Kutipan Akta Nikah atas nama Pemohon dan Termohon (bukti P-2) yang telah dicocokkan dengan aslinya dan telah bermeterai secukupnya (nazegeling) telah memenuhi syarat formil dan materiil alat bukti sebagaimana maskud Pasal 301 R.Bg jo. Pasal 1888 KUH Perdata jo. Pasal 2 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai adalah bukti conditio sine qua non bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami-isteri yang sah dan pernikahan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Pasal 2 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, sekaligus dapat dinyatakan bahwa Pemohon secara yuridis formal adalah persona standi in judicio dan berdasarkan ketentuan Pasal 49 Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 maka Pengadilan Agama in casu Pengadilan Agama Singaraja sesuai kewenangan absolut berwenang mengadili perkara ini;

- Kesaksian saksi pertama (Abdul Aman bin Abdul Wahab), yakni keponakan Pemohon secara formal harus didengar keterangan/kesaksiannya di persidangan sebagaimana dikehendaki Pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 karena saksi bukanlah orang yang mempunyai halangan untuk menjadi saksi dalam perkara ini, memberikan kesaksian di depan sidang dan di bawah sumpah. Sedangkan materi kesaksian saksi tentang terjadinya perselisihan Pemohon dan Termohon dengan sebab-sebab yang didalilkan oleh Pemohon, dalam hal ini saksi menerangkan melihat secara langsung mengenai hubungan Pemohon dan Termohon yang tidak harmonis lagi sebagai suami isteri, Pemohon dan Termohon sudah pisah rumah lebih kurang 1 (satu) bulan lamanya, Pemohon dengan Termohon juga telah diupayakan

(10)

Hal. 10 dari 10 hal. Put. No. 41/Pdt.G/2013/PA. Sgr.

untuk damai akan tetapi tidak berhasil, sebagaimana diuraikan pada bagian duduk perkara, maka kesaksian tersebut, secara materiil dapat diterima sebagai kesaksian yang patut dijadikan bukti dalam perkara ini.;

- Kesaksian saksi kedua (Salasiah binti Ijuh), yakni kakak ipar Pemohon adalah kesaksian yang secara formal dapat dibenarkan sebagaimana dikehendaki Pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 karena saksi bukanlah orang yang mempunyai halangan untuk menjadi saksi dalam perkara ini, memberikan kesaksian di depan sidang dan di bawah sumpah. Sedangkan materi kesaksian saksi tentang terjadinya perselisihan Pemohon dan Termohon dengan sebab-sebab yang didalilkan oleh Pemohon, dalam hal ini saksi menerangkan melihat secara langsung mengenai hubungan Pemohon dan Termohon yang tidak harmonis lagi sebagai suami isteri yang sudah pisah rumah lebih kurang 5 (lima) bulan lamanya, Pemohon juga telah diupayakan untuk damai dengan Termohon akan tetapi tidak berhasil, sebagaimana diuraikan pada bagian duduk perkara, maka kesaksian tersebut, secara materiil dapat diterima sebagai kesaksian yang patut dijadikan bukti dalam perkara ini.;

Menimbang, bahwa kesaksian dari 2 (dua) orang saksi terhadap dalil-dalil/alasan permohonan Pemohon tersebut di atas adalah merupakan bukti yang sempurna dalam perkara ini karena materi kesaksian tersebut telah sejalan dengan ketentuan Pasal 308 ayat (1) dan Pasal 309 RBg.;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut dan juga dari sikap Pemohon dan Termohon sejak terjadinya peristiwa tersebut sampai dengan akhir proses persidangan tidak ternyata telah terjadi perubahan sikap Pemohon dan Termohon untuk rukun kembali sebagai suami isteri, hal mana ternyata juga dari sikap Pemohon dan Termohon yang telah pisah tempat tinggal

(11)

Hal. 11 dari 11 hal. Put. No. 41/Pdt.G/2013/PA. Sgr.

dan pisah ranjang (scheiding van tafel en bed), maka Majelis Hakim menemukan fakta-fakta sebagai berikut:

- Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang sah menurut hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.;

- Bahwa Pemohon dan Termohon telah berselisih secara terus menerus selama kurang lebih 2 (dua) tahun lamanya.;

- Bahwa Pemohon dan Termohon tidak dapat didamaikan/dirukunkan lagi.;---- Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut di atas, maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon benar-benar sudah tidak harmonis dan sudah pecah (broken marriage) karena telah terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus yang sudah tidak mungkin lagi untuk dirukunkan dalam satu rumah tangga sehingga mempertahankan rumah tangga yang demikian tidak sejalan dengan maksud dan tujuan perkawinan sebagaimana yang dikehendaki dalam al-Qur'an Surat Ar-Rum: 21 dan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan;

Menimbang, bahwa berdasarkan semua yang telah dipertimbangkan di atas, Majelis Hakim menilai permohonan Pemohon telah memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo. Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 1/1974, jo. Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam di Indonesia;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat perlu mengingatkan Pemohon akan maksud dalil syar'i yang terdapat dalam Al-Qur'an Surat al-Baqarah ayat 229 yang berbunyi:

(12)

Hal. 12 dari 12 hal. Put. No. 41/Pdt.G/2013/PA. Sgr.

Artinya : “Talak (yang dapat dirujuk) itu dua kali, setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang makruf, atau menceraikan dengan cara yang baik”; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka permohonan Pemohon a quo telah beralasan dan tidak melawan hukum, maka permohonan Pemohon patut dikabulkan dengan memberi izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj'i terhadap Termohon di depan sidang Pengadilan Agama Singaraja setelah putusan ini berkekuatan hukum tetap; Menimbang, bahwa untuk memenuhi maksud Pasal 84 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, dan Surat Edaran Ketua Muda Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 28/TUADA.AG/ X/2002 tanggal 20 Oktober 2002 prihal pencatatan perkawinan, maka Majelis Hakim memandang perlu memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Singaraja untuk mengirimkan salinan penetapan ikrar talak atas putusan perkara ini yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat kediaman Pemohon dan Termohon dan kepada Pegawai Pencatat Nikah di tempat perkawinan Pemohon dan Termohon dilangsungkan untuk selanjutnya mencatat perceraian tersebut dalam daftar yang telah disediakan untuk itu;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 89 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya perkara dibebankan kepada Pemohon;

Memperhatikan, Pasal 38, Pasal 39 dan 41 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo, Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 9

(13)

Hal. 13 dari 13 hal. Put. No. 41/Pdt.G/2013/PA. Sgr.

Tahun 1975 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 1/1974, Pasal 70 ayat 1 Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama jo, Pasal 131 ayat 2 Kompilasi Hukum Islam di Indonesia;

Mengingat segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hukum Syara’ / Hukum Islam yang berkaitan dengan perkara ini;

M E N G A D I L I

1. Mengabulkan permohonan Pemohon;

2. Memberi izin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu raj'i terhadap Termohon (TERMOHON) di depan sidang Pengadilan Agama Singaraja;

3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Singaraja untuk mengirimkan satu helai salinan penetapan ikrar talak atas putusan perkara ini kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat perkawinan Pemohon dan Termohon dilangsungkan dan kepada Pegawai Pencatat Nikah yang mewilayahi tempat kediaman Pemohon dan Termohon untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;

4. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 391.000,- (tiga ratus sembilan puluh satu ribu rupiah);

Demikian putusan ini dijatuhkan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim

pada hari Rabu tanggal 19 Juni 2013 Masehi bertepatan dengan tanggal 10 Syakban 1434 Hijriyah oleh kami LUTFI MUSLIH, S.Ag., MA. sebagai Ketua

Majelis, A. RIZA SUAIDI, S.Ag., M.HI. dan ABDUL MUSTOPA, S.HI. masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana diucapkan oleh Ketua Majelis yang dihadiri Hakim-Hakim Anggota tersebut dalam persidangan yang terbuka untuk

(14)

Hal. 14 dari 14 hal. Put. No. 41/Pdt.G/2013/PA. Sgr.

umum pada hari itu juga, dibantu oleh RAMLI, SH. selaku Panitera Pengganti, dengan dihadiri Pemohon di luar hadirnya Termohon;

HAKIM ANGGOTA : KETUA MAJELIS, ttd ttd

1. A. RIZA SUAIDI, S.Ag., M.HI. LUTFI MUSLIH, S.Ag., MA. ttd

2. ABDUL MUSTOPA, S.HI.

PANITERA PENGGANTI,

ttd

RAMLI, SH. Perincian Biaya Perkara :

1. Biaya Pendaftaran : Rp. 30.000,- 2. Biaya Proses : Rp. 50.000,- 3. Biaya Panggilan : Rp. 300.000,- 4. Biaya Redaksi : Rp. 5.000,- 5. Biaya Meterai : Rp. 6.000,- J u m l a h : Rp. 391.000,-

(tiga ratus sembilan puluh satu ribu rupiah) Untuk salinan yang sama bunyinya oleh

Panitera Pengadilan Agam Singaraja

SUPIAN, S.H.

Catatan admin:

Telah dilakukan anonimasi pada salinan putusan/penetapan ini demi untuk menjaga kerahasiaan identitas para pihak, para saksi dan pihak lain yang terkait dengan perkara ini, dengan demikian salinan putusan/penetapan yang telah dianonimasi ini, sedikit memiliki perbedaan dengan putusan/penetapan aslinya, namun demikian anonimasi ini tidak merubah pertimbangan hukum dan isi putusan/penetapan.

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi terhadap kinerja dosen ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan memberikan angket kuisioner kepada mahasiswa untuk menilai

Gambar 4.5 NH melakukan Fase Frontal Berdasarkan gambar 4.5 besaran yang dihasilkan saat fase frontal 126.8  dan siap untuk melepaskan peluru.kaki kanan memegang

Penelitian ini menunjukkan bahwa di SD Inpres Tamalanrea II Kota Makassar (lihat Tabel V.5) menunjukkan responden yang memiliki persentase kecemasan paling tinggi adalah

adalah obat dengan nama merek dagang dan menggunakan nama dan menggunakan nama yang merupakan milik produsen obat tersebut.. yang merupakan milik produsen

informasi yang ada sampai pada saat estimasi, mengestimasi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi pada masa yang akan datang dengan probabilitas dari setiap peristiwa yang mungkin

Merupakan suatu sistem yang memberikan dukungan komputer secara langsung kepada seorang manajer dalam proses pengambilan/pembuatan keputusan. Seorang manajer produksi

Kuadran B merupakan kuadran yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh responden dan pelaksanaan atribut tersebut telah sesuai dengan yang dirasakan