Sumbangan Pemikiran ISTECS untuk
Rancangan Undang-Undang Sistem Nasional
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
:
Integrasi IPTEK-Industri
Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi VIII
Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia
22 Oktober 2001
Institute for Science and Technology Studies
Jl. Duren Tiga Selatan No 17, Duren Tiga,
Jakarta Selatan
Daftar Isi
n
Latar belakang
n
Kondisi IPTEK Indonesia
n
Tinjauan umum RUU Sisnasiptek
n
Usulan Isi RUU IPTEK
nPenutup
Latar Belakang
n
ISTECS sebagai LSM yang bergerak di bidang pengembangan IPTEK
ingin memberikan kontribusi dalam pengembangan IPTEK
n
RUU Sisnasiptek yang diajukan pemerintah kepada DPR masih
memungkinkan untuk disempurnakan agar dapat mencapai sasaran
yang diinginkan
n
IPTEK merupakan modal dasar pembangunan nasional.
n
Perlunya segera mewujudkan integrasi IPTEK dan industri.
Kondisi IPTEK Indonesia
§
IPTEK belum dimanfaatkan secara optimal dalam kegiatan
ekonomi, sosial dan budaya.
§
Belum terkoordinasinya institusi dan program.
§
Industri cenderung memanfaatkan lisensi impor.
§
Institusi belum melaksanakan fungsinya.
§
Belum menjadi pelaku IPTEK yang diperhitungkan secara
internasional.
§
Sumber daya yang ada belum diberdayakan secara maksimal.
§
Peran industri belum optimal dalam pengembangan IPTEK.
§
Terjadi “Brain Drain” SDM IPTEK.
Secara umum, latar belakang dan tujuan penyusunan UU
Sisnasiptek perlu lebih diperjelas dan dipertajam
Tinjauan
Evaluasi
Latar
Belakang
Tujuan dan
Sasaran
Pokok Isi
n RUU Sistem Nasional IPTEK hanya menyebutkan tentang perlunya IPTEK dikembangkan sebagai sebuah sistem
nasional untuk pembangunan nasional guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan
n Tujuan disusunnya undang-undang ini disebutkan hanya untuk memberikan
landasan hukum yang kuat bagi unsur-unsur pembentuk kemampuan IPTEK dan tidak disebutkan secara jelas
n Secara keseluruhan, kesadaran pemerintah tentang perlunya sebuah UU yang khusus membahas IPTEK adalah sebuah kemajuan besar bagi perkembangan IPTEK di Indonesia
n Isi keseluruhan RUU Sistem Nasional IPTEK ini kurang memfokuskan pada masalah yang sedang dihadapi atau sedang dibutuhkan oleh keadaan IPTEK di Indonesia saat ini
n Perlunya penajaman latar belakang dengan menggambarkan situasi dan kondisi IPTEK di Indonesia, sehingga jelas duduk
masalahnya yang menyatakan bahwa RUU Sisnasiptek ini benar-benar dibutuhkan untuk kebangkitan IPTEK di Indonesia
n Tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dengan disusunnya UU ini perlu ditetapkan secara lebih jelas dan kongkrit, sehingga bab-bab serta pasal-pasal yang ada di dalam batang tubuh UU benar-benar
mencerminkan usaha demi pencapaian tujuan dan sasaran yang dimaksud
n Perlunya penegasan kewajiban pemerintah dalam pembangunan IPTEK nasional
n Perlunya penataan kelembagaan IPTEK yang jelas, terutama masalah koordinasi antar lembaga IPTEK di Indonesia untuk menghindari kerancuan dan tumpang tindih tugas antar lembaga IPTEK
Secara khusus, isi UU Sisnasiptek harus diarahkan untuk mendorong
terjadinya integrasi antara IPTEK dan Industri, tidak sebatas
kemitraan
Tema-Tema Utama RUU
Lembaga IPTEK
Sumber Daya IPTEK
Sumber Daya
Manusia
Jaringan IPTEK
n Penataan lembaga-lembaga IPTEK yang ada dengan melakukan evaluasi terhadap fungsi-fungsinya saat ini termasuk reposisi BUMN dengan kandungan IPTEK tinggi.
n Diusulkan untuk memasukkan lembaga koordinasi pembangunan IPTEK
nasional dalam UU Sisnasiptek
n Pemasukan klausul pengembangan budaya IPTEK sebagai salah satu sumber daya IPTEK, beserta kewajiban/peran pemerintah dan
masyarakat dalam proses pembudayaan ini
n SDM memegang peranan penting dalam pembangunan IPTEK
n Pengaturan pembentukan SDM yang diperlukan bagi pembangunan IPTEK perlu disebutkan secara eksplisit dalam UU Sisnasiptek dan karenanya perlu diatur secara khusus
n Penegasan cara mewujudkan kemitraan antara PT, Lembaga LITBANG, BUP dan lembaga lain
Usulan Isi RUU Sisnasiptek:
Nama Undang-undang
UU Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
UU Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Seharusnya lebih diarahkan pada pengembangan IPTEK itu
sendiri, bukan sebatas pembahasan sistemnya.
Komposisi Undang-undang IPTEK
Tujuan
Sisnasiptek
Kebijakan Strategis
Pembangunan
IPTEK
n Latar belakang dan tujuan yang jelas dan kongkrit mengenai penyusunan UU Iptek yaitu bagi kesejahteraan rakyat, sehingga menjadi pedoman yang tegas bagi para pelaku IPTEK
n Menjadikan IPTEK sebagai Modal Dasar Pembangunan dan Unsur Ketahanan Nasional
n Pengembangan IPTEK didasarkan pada sumber daya nasional
n Mengatur pembangunan Sistem Nasional IPTEK yang terdiri dari empat unsur
• Kelembagaan IPTEK – perumusan, pelaksanaan, pengawasan, pengkoordinasian
• Sumber Daya Manusia • Sumber Daya IPTEK • Jaringan IPTEK
n Memberi peran pemerintah daerah di era Otoda dalam pembangunan IPTEK nasional
• Pengaturan wewenang antara pemerintah pusat dan daerah • Pembentukan lembaga-lembaga IPTEK daerah
• Pengembangan IPTEK sesuai dengan karakteristik setiap daerah
n Mengatur kewajiban pemerintah untuk menyusun Kebijakan Strategis IPTEK Nasional secara berkala dan melaksanakan evaluasinya yang menjadi acuan kerja bagi lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta
• Arah dan target pembangunan IPTEK
• Bidang-bidang unggulan pembangunan IPTEK
Integrasi
IPTEK-Industri
n Mengatur hal-hal yang mendorong terjadinya integrasi antara IPTEK dan proses
Pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Basis Sumber
Daya Alam
Basis Sumber
Daya Manusia
Basis Industri
Kesejahteraan
Rakyat
Proses Pembangunan
IPTEK
Perumusan basis-basis
IPTEK yang ada untuk
menghasilkan IPTEK yang
dapat mendorong
pembangunan industri
Peran Pemerintah
Menciptakan kondisi yang kondusif bagi pengembangan IPTEK
• Regulator
• Fasilitator
• Motivator
Tujuan utama
penyusunan UU ini
adalah untuk
memberikan arah
pembangunan IPTEK
yang menunjang
pembangunan industri
Tujuan Penyusunan UU IPTEK
n Isi UU IPTEK haruslah mengatur
pembangunan IPTEK Indonesia agar dapat memberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi
pembangunan industri nasional
n Pembangunan industri nasional
untuk menjadi industri yang tangguh dan kompetitif di dunia tidak bisa terlepas dari
pembangunan IPTEK yang
berkualitas dan berdaya guna dan juga lingkungan yang kondusif untuk berkembang
n Tidak berjalannya pembangunan IPTEK yang terfokus dan efektif akan membawa pengaruh buruk terhadap pembangunan industri dan ekonomi
Tujuan penyusunan UU
IPTEK harus
menyebutkan secara
jelas dan tegas bahwa
Iptek adalah Modal
Dasar Pembangunan
dan Unsur Ketahanan
Nasional
Pembangunan Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Unsur-unsur Sisnasiptek
Lembaga IPTEK
Sumber Daya
IPTEK
Sumber Daya
Manusia
Jaringan IPTEK
n Penataan kembali lembaga-lembaga IPTEK berdasarkan fungsinya
n Pembentukan lembaga koordinasi pembangunan IPTEK sebagai konsistensi
Kebijakan Satu Pintu (KSP)
n Pembentukan sumber daya IPTEK yang mumpuni dan dapat menunjang pembangunan IPTEK
n Pengembangan budaya IPTEK sebagai salah satu unsur sumber daya IPTEK, beserta kewajiban/peran pemerintah dan masyarakat dalam proses
pembudayaan ini
n Pembinaan SDM IPTEK untuk memenuhi kebutuhan pembangunan IPTEK nasional
n Penentuan target jumlah SDM yang diperlukan
n Pengaturan sistem insentif dan disinsentif
n Mendorong akselerasi realisasi kerjasama tripartit yang sinergis
Pokok-pokok Peraturan
Sistem IPTEK
Daerah
n Pembagian peran pemerintah pusat dan daerah dalam pembentukan Sistem IPTEK Daerah (Siptekda)
Penataan kembali lembaga-lembaga IPTEK nasional berdasarkan
fungsinya menjadi tema utama bagian lembaga IPTEK
Lembaga-lembaga yang berhubungan dengan kebijakan IPTEK
Kebijakan-kebijakan IPTEK Lembaga-lembaga yang berhubungan dengan pembiayaan IPTEK Lembaga-lembaga yang berhubungan dengan
pembentukan sumber daya IPTEK Lembaga-lembaga yang
berhubungan dengan hasil-hasil IPTEK
Hasil-hasil IPTEK
Pengguna hasil-hasil IPTEK
• Perumusan dan koordinasi • Pelaksanaan
• Pengawasan
• Litbang • Promosi
• Pembentukan SDM
• Pembentukan Infrastruktur IPTEK • Pembentukan Profesionalisme
IPTEK
Pemerintah
Pembinaan SDM IPTEK dan penentuan target kualitas dan
kuantitasnya adalah poin utama bagian SDM dalam UU IPTEK
Target Jumlah
SDM IPTEK
Pembinaan
SDM IPTEK
n
Alokasi SDM
n
Sistem rekruitmen yang baik
n
Training dan edukasi
n
Merit system dan promosi
n
Perencanaan karir
n
Motivasi, insentif dan disinsentif
n
Penentuan target jumlah SDM IPTEK secara nasional pada
kebijakan pemerintah di bawah undang-undang untuk
memudahkan evaluasi pembangunan SDM IPTEK
• Pendekatan secara critical mass
• Pendekatan rasio
Pembangunan Sistem IPTEK Daerah perlu dilakukan dalam rangka
mendorong munculnya produk-produk unggulan daerah yang
berdaya saing tinggi, baik untuk tingkat nasional maupun global
Pembangunan Sistem IPTEK Daerah
Peran Pemerintah Pusat
Peran Pemerintah Daerah
n Mendukung pengembangan SDM daerah
dengan memberikan pelatihan, pendidikan, dan sebagainya
n Mendukung kerjasama tripartit (industri, lembaga riset pemerintah, universitas) tingkat daerah, antar daerah, dan dalam skala nasional.
n Menguatkan aktivitas dan fungsi institusi riset
daerah untuk menjadi pendorong industri
daerah dengan mempermudah pertukaran SDM antar daerah
n Memindahkan sebagian fungsi riset Pemerintah
Pusat ke daerah dalam Balitbangda
n Menentukan produk unggulan pada masing-masing DATI II
n DATI I mengkoordinasi dan mengintegrasi produk-produk unggulan dari DATI II
n Mendukung pembangunan sekolah-sekolah profesional kejuruan yang mengarah kepada bidang teknologi (untuk Dati II), sedang untuk DATI I adalah pembangunan sekolah tinggi yang mengarah kepada penelitian yang
berhubungan dengan kompetensi inti DATI I tersebut
UU IPTEK harus menyebutkan secara tegas dan jelas kewajiban
pemerintah untuk menyusun kebijakan strategis pembangunan
IPTEK (Jakstra IPTEK) nasional
n
Rencana yang komprehensif untuk
pengembangan kegiatan penelitian dan
pengembangan IPTEK
n
Penentuan bidang-bidang IPTEK yang
dianggap strategis dalam pembangunan
industri dan ekonomi Indonesia dan
karenanya patut diprioritaskan untuk
dikembangkan
n
Kebijakan-kebijakan yang komprehensif
dan sistematis yang berhubungan dengan
pembangunan infrastruktur IPTEK,
promosi dan pelaksanaan hasil-hasil IPTEK
dan perealisasian situasi yang kondusif bagi
kegiatan IPTEK
n
Hal-hal lain yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pembangunan IPTEK
Pokok-pokok Jakstra IPTEK
Kewajiban Pemerintah
n
Konsultasi dengan lembaga-lembaga yang
berhubungan dengan perumusan
kebijakan-kebijakan IPTEK nasional dalam
penyusunan Jakstra
n
Memonitor pelaksanaan Jakstra IPTEK dan
melakukan revisi terhadapnya jika dianggap
perlu
n
Mempublikasikan Jakstra IPTEK kepada
masyarakat
n
Mengalokasikan dana yang diperlukan
untuk implementasi Jakstra IPTEK dari
APBN dan sumber-sumber dana yang lain
dalam batas kemampuan keuangan
pemerintah
n
Mengkoordinasikan pelaksanaan Jakstra
IPTEK dan hasilnya secara berkala (1 tahun
sekali) dengan DPR
Penutup
n
ISTECS berharap masukan ini dapat dijadikan sebagai salah satu
referensi dan bagian dalam penyusunan UU IPTEK
n
ISTECS berharap agar “IPTEK menjadi titian emas menuju
kesejahteraan”
n
ISTECS berterima kasih atas kesempatan dan perhatian yang
diberikan untuk menyumbangkan pemikiran dalam penyusunan UU
IPTEK ini
Kelembagaan IPTEK Nasional
PRESIDEN
Deperindag (melalui BPPT) Menristek(melalui DRN)
LEMBAGA PENGHUBUNG
(1)Pemerintah (dengan perundang-undangannya) (2)Technology Licensing Office pada lembaga IPTEK (3)Asosiasi Profesi Ilmiah
LEMBAGA PELAKSANA KEBIJAKAN IPTEK NASIONAL
LEMBAGA PENGGUNA
(1)Industri (swasta dan bumnis) (2)Masyarakat
LEMBAGA PERUMUS KEBIJAKAN DAN KOORDINASI IPTEKNAS
1. AIPI (koordinator) - ilmuwan. pakar, wakil industri, ulama, organisasi profesi ilmiah
2. Penasehat presiden bidang IPTEK 3. Menristek (DRN)
4. Deperindag (BPPT)
1. Menristek (BATAN, LAPAN, Bapeten, LIPI IPTEK Dasar) 2. Depdiknas (PT)
3. Depkes (Eijkman Biologi molekuler & litbang lainnya 4. Kantor lingkungan hidup & litbangnya
5. Departemen lainnya
1. Deperindag (BPPT, LIPI Industri, BBI, Bumnis)
2. Dep. Pertambangan dengan litbangnya (hasil tambang dan industrinya) 3. Dep. Pertanian dengan litbangnya untuk industri pertanian
4. Dep. Perhubungan 5. Departemen lainnya
DPR Komisi VIII
LEMBAGA PENGAWAS
(1) AIPI (koordinator) (2) Organisasi profesi ilmiah
memantau pelaksanaan
memantau efektifitas kerja lembaga penghubung
Evaluasi hasil dan manfaat riset IPTEK bagi industri dan masyarakat
Menggunakan hasil-hasil IPTEK
KEBIJAKAN
IPTEK NASIONAL Laporan
teratur/ tahunan
Koordinasi pelaksanaan
Implementasi
Kelembagaan IPTEK Daerah
Kepala Daerah DPRD
• BBI* • Universitas • Industri
• Organisasi profesi ilmiah • Ulama Program IPTEK-industri Lembaga Pengawas • Universitas • Organisasi profesi ilmiah Lembaga Pelaksana
• Lembaga Pengembang (BBI, Universitas, industri) • Lembaga penghubung (BBI, organisasi profesi ilmiah) • Lembaga Pengguna (IKM, koperasi, Industri)
Lembaga Perumus dan Koordinasi