• Tidak ada hasil yang ditemukan

LITERATURE REVIEW: EXTERNAL CEPHALIC VERSION (VERSI LUAR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LITERATURE REVIEW: EXTERNAL CEPHALIC VERSION (VERSI LUAR)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LITERATURE REVIEW:

EXTERNAL CEPHALIC VERSION (VERSI LUAR)

Lisa Dwi Astuti

Mahasiswa Angkatan 6 Program Pascasarjana Magister Ilmu Kebidanan Universitas Padjadjaran Bandung

Latar Belakang

Hingga saat ini prosedur versi luar masih menjadi kontroversi, apakah perlu dilakukan untuk memperoleh

outcome yaitu ibu dan bayi yang sehat dan berkualitas. Preferensi terhadap

tindakan versi luar mengalami

perubahan dari tahun ke tahun. Di Israel dilaporkan oleh Yogev 54%

memilih ECV (External Cephalic

Version) dan 65% memilih seksio

sesarea jika presentasi bokong

menjasi persisten pada tahun 1995. Sementara itu pada tahun 2001 hanya 24% yang memilih ECV dan 97% memilih seksio sesarea. Sedangkan Raynes dan Greenow melaporkan bahwa wanita di Australia tahun 2001 yang memeriksakan kehamilnnya di klinik, 39% memilih dilakukannya ECV

dan 22% dari mereka tidak

memutuskan pilihannya.(1) Prevalensi

tindakan versi luar di Indonesia belum ditemukan informasinya.

Perlu atau tidaknya tindakan versi luar masih terus dipertanyakan karena

tindakan ini dapat memberikan

komplikasi baik pada ibu maupun

pada janin. Beberapa studi

menginformasikan bahwa tindakan versi luar dapat menurunkan insiden

presentasi bukan kepala serta

tindakan seksio sesarea dengan

menurunkan kejadian presentasi

bokong pada kehamilan akan

menurunkan angka seksio sesarea

dengan RR 0,55.(2) Keberhasilan

tindakan versi luar berkisar antara 30-80%.(3)

Komplikasi versi luar dapat berupa fraktur femur janin, prolong takikardia,

pola sinusoidal pada FHR (Fetal Heart

Rate), fetal-maternal haemorrhage

dan lain sebagainya.(1) Dampak lain

dari tindakan ini adalah solusio plasenta, ruptura uteri, emboli air

ketuban, isoimunisasi, persalinan

preterm dan IUFD.(2)

Dari studi yang dilakukan oleh Hutton et al (2011) melaporkan bahwa ECV pada usia kehamilan 34-35 minggu versus 37 minggu atau lebih

dapat meningkatkan kejadian

presentasi kepala pada kehamilan, tetapi tidak mengurangi tindakan persalinan dengan seksio sesarea dan bahkan dapat meningkatkan kejadian partus prematur.

Dari hasil review oleh Cochrane menyimpukan bahwa tindakan versi luar menjadi penting dan dapat dilakukan jika tidak terdapat akses

terhadap pelayanan kesehatan

dengan fasilitas kamar operasi untuk

tindakan operasi seksio sesarea.(1)

Selain itu American College of

Obstericians and Gynecologist pada tahun 2001 merekomendasikan versi luar sebagai usaha untuk mengurangi

kejadian presentasi sungsang

bilamana memungkinkan.(2)

Metode Penulisan

Tulisan ini dimulai dengan mencari

literature dari textbook yang ada

dengan terbitan lebih dari tahun 2005, kemudian mencari value pasien dari pengalaman yang ada. Setelah itu

(2)

menyusun pertanyaan yang

berhubungan konsep ECV dan

kontroversi yang ada dan selanjutnya mencari jurnal yang ada berkaitan dengan rumusan masalah diatas, untuk mencari data dan informasi yang diperlukan untuk dapat menyimpulkan maksud dari tulisan ini. Kriteria inklusi jurnal yang dijadikan referensi tulisan ini adalah yang telah direview oleh Cochrane dan diluar Cochrane yang

memiliki evidence base level 1.

Komponen dari penulisan ini adalah

evidence base, nilai pasien serta pendapat ahli.

Tinjauan Literatur

Versi adalah suatu memutar janin menjadi presentasi kepala dengan

manipulasi ekstenal.(4) Prosedur ini

merupakan manipulasi fisik untuk merubah presentasi janin dari satu kutub ke kutub yang lain pada

presentasi longitudinal, maupun

mengkonversi letak oblik atau letak lintang menjadi presentasi longitudinal. Tindakan ini dilakukan agar dapat

berlangsungnya persalinan secara

normal.(2)

Versi luar / ECV (External Cephalic

Version) adalah manipulasi sepenuhnya dilakukan melalui dinding abdomen, sedangkan pada versi

dalam kedua tangan penolong

dimasukan kedalam rongga rahim(2, 5).

Yang akan dibahas selanjutnya pada tulisan ini adalah versi luar dan berbagai hasil penelitian maupun kontroversi dilakukannya prosedur ini.

Hingga saat ini versi luar masih merupakan masalah yang masih terus dipertanyakan apakah versi luar ini perlu dilakukan, aman dan murah. Kontroversi ini disebabkan karena

sekalipun prosedur ini dapat

menurunkan angka persalinan dengan

seksio sesarea serta persalinan

dengan presentasi bukan kepala, terdapat beberapa komplikasi yang

ditimbulkan akibat tindakan tersebut.(1)

Beberapa studi melaporkan bahwa jika tidak dilakukan versi luar maka 80% presentasi janin selain presentasi

kepala akan menetap hingga

persalinan.(3)

Versi luar pada dua dekade terakhir ini menjadi populer kembali seiring dengan adanya penggunaan yang luas dari alat ultrasonografi,

peralatan elektronik untuk

pengamatan kesehatan janin

(electronic fetal monitoring) dan

obat-obat tokolitik yang efektif. American

College of Obstericians and Gynecologist (2000) melaporkan bahwa keberhasilan tindakan versi luar berkisar antara 35-85% atau rata-rata 60%. Selain itu juga tahun 2001 merekomendasikan versi luar sebagai usaha untuk mengurangi kejadian

presentasi sungsang bilamana

memungkinkan. Prosedur versi luar menjadi penting untuk dilakukan pada situasi yang sulit, seperti tidak ada akses terhadap tindakan operasi

seksio sesarea. Prosedur ini

ditemukan berhubungan secara

bermakna baik secara statistik

maupun klinik dengan penurunan persalinan dengan presentasi bukan kepala dengan RR 0,33 serta tindakan

seksio sesarea dengan RR 0,55.(1, 5)

Indikasi dilakukannya versi luar antara lain: Letak bokong, Letak

lintang, Letak sungsang(6) RCOG

(Royal College of Obstetricians and Gynaecologist)(3) dan Cochrane

Review (2007)(1) membagi

kontraindikasi menjadi kontraindikasi absolute dan relatif. Yang termasuk kontraindikasi absolute adalah Kasus yang membutuhkan tindakan seksio

sesarea seperti Antepartum

haemorrhage dalam 7 hari; CTG yang abnormal; Anomaly uterus mayor; Ketuban pecah; Kehamilan multipel

(kecuali kelahiran kembar yang

(3)

relative adalah SGA (Small for Gestational Age) dengan parameter dopler yang abnormal; Proteinuri pada Pre Eklampsia; Oligohidramnion; Skar

uterus; Posisi yang tidak

stabil/unstable lie.

Komplikasi dari tindakan versi luar meliputi: (1, 2) Solusio plasenta; Ruptura uteri; Emboli air ketuban; Hemorrhagia fetomaternal; Isoimunisasi; Persalinan Preterm; Fraktur femur janin; Prolong

takikardi; Pola Sinusoidal FHR;

Fetal-maternal harmorrhage; Gawat janin dan IUFD; KOMPLIKASI VERSI LUAR

(6); Lilitan tali pusat; Ketuban pecah

Beberapa studi menginformasikan ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi keberhasilan ECV

(External Cephalic Version) antara lain

(1-3): Paritas; Presentasi janin

(engagement of the presenting part);

Volume cairan ketuban; Usia

kehamilan; Obesitas maternal:

kesulitan melakukan palpasi karena

ketebalan dinding perut; Letak

plasenta pada korpus anterior; Dilatasi serviks; Posisi anterior atau posterior dari spina janin; Ras: wanita bukan kulit putih dengan uterus yang rileks; Penggunaan tokolitik.

Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi keberhasilan versi luar adalah: Bagian terendah janin sudah

engage; Bagian janin sulit diidentifikasi (terutama kepala); Kontraksi uterus

yang sering terjadi; Hidramnion;

Talipusat pendek; Kaki janin dalam

keadaan ekstensi (frank breech).

Syarat dari Versi Luar adalah(2,6)

1. Janin dapat lahir pervaginam atau

diperkenankan untuk lahir

pervaginam (tak ada

kontraindikasi)

2. Bagian terendah janin masih dapat dikeluarkan dari pintu atas panggul (belum engage)

3. Dinding perut ibu cukup tipis dan

lentur sehingga bagian-bagian

tubuh janin dapat dikenali

(terutama kepala) dan dapat

dirasakan dari luar dengan baik 4. Selaput ketuban utuh.

5. Pada inpartu : dilatasi servik kurang dari 4 cm dengan selaput ketuban yang masih utuh.

6. Umur kehamilan : letak lintang > 34 minggu; Letak sungsang > 36 minggu

7. Bunyi jantung janin baik

8. Pada persalinan pembukaan

serviks < 3 cm 9. Pemeriksaan USG

Teknik Versi Luar(6)

1. Versi Luar harus dilakukan di

rumah sakit dengan fasilitas

tindakan SC emergensi dan

dilakukan atas persetujuan

penderita setelah mendapatkan informasi yang memadai dari dokter.

2. Sebelum melakukan tindakan

Versi luar, lakukan pemeriksaan ultrasonografi untuk memastikan

presentasi janin (vertex atau

bukan), manila Indeks cairan

amnion, melihat ada atau tidaknya kelainan kongenital janin, lokasi plasenta. Dan ada tidaknya lilitan talipusat.

3. Lakukan pemeriksaan

kardiotokografi (NST) untuk

memantau keadaan janin.

4. Pasang infus sambil dilakukan pengambilan darah darah untuk

pemeriksaan darah lengkap

sebagai persiapan apabila harus segera dilakukan tindakan sectio caesar.

5. Tokolitik : terbutalin 250u gr IV

perlahan (> 5 menit) atau

salbutamol 0,5 mg IV perlahan (> 5 menit)

6. Kandung kemih dikosongkan 7. Periksa bunyi jantung janin

8. Posisi berbaring dengan kaki fleksi 9. Mobilisasi dengan bagian terendah

(4)

10. Sentralisasi : kepala dan bokong didekatkan

11. Versi : pemutaran dilakukan ke

arah yang paling rendah

tahanannya (ke arah perut janin) supaya tidak terjadi defleksi kepala atau tali pusat terkemuka

12. Pantau BJJ selama 5 – 10 menit pasca versi, bila terjadi gawat janin, diputar kembali ke posisi semula

13. Fiksasi

Bila BJJ baik, ibu berbaring sekitar 15 menit; kemudian fiksasi dinding perut dengan gurita atau stagen Versi luar dianggap gagal jika: Ibu

mengeluh nyeri saat dilakukan

pemutaran; Terjadi gawat janin atau hasil NST memperlihatkan adanya gangguan terhadap kondisi janin; Bagian janin tidak dapat diidentifikasi dengan baik oleh karena sering terjadi

kontraksi uterus saat dilakukan

palpasi; Terasa hambatan yang kuat saat melakukan rotasi; Letak anak

yang diharapkan tidak tercapai(6)

Masalah kontroversial dalam

tindakan Versi Luar adalah(2):

Penggunaan tokolitik; Penggunaan analgesia epidural; Perlu tidaknya ECV dilakukan. Versi luar ulang dapat dilakukan setiap kunjungan antenatal, maksimal 3 kali selama tidak ada

kontraindikasi. Jika masih gagal

dicoba lagi saat pasien masuk dalam persalinan, apabila syarat terpenuhi

Pembahasan Komplikasi ECV

Timbul pertanyaan bagi praktisi maupun pasien, apakah ECV aman untuk dilakukan. Menurut RCOG (2010) ibu hamil harus diinformasikan

bahwa ECV mempunyai angka

komplikasi yang rendah, tetapi hal yang penting untuk dilakukan adalah mereka juga harus diberi peringatan

bahwa prosedur ini berpotensi

terhadap berbagai komplikasi yang mungkin timbul. Prosedur ini sebaknya ditawarkan pada ibu hamil dengan presentasi bukan kepala pada usia kehamilan 36 minggu pada nulipara dan 37 minggu pada multipara.

Beberapa penelitian melaporkan

bahwa tidak ada bukti yang signifikan jika ECV dilakukan pada usia gestasi kurang dari 36 minggu kehamilan dengan turunnya angka persalinan dengan presentasi bukan kepala atau

tindakan seksio sesarea.(3)

Penggunakan tokolitik ditemukan berhubungan dengan keberhasilan ECV. Tokolitik yang digunakan pada studi ini adalah ritrodrin, salbutamol

dan terbutalin, tetapi belum

dibandingkan terhadap penggunakan

tokolitik secara umum. Prosedur

simple ialah bolus salbutamol atau terbutalin intravena sacara perlahan

atau subkutan(3). Berlainan dengan

informasi tersebut, Cocharane

menyimpulkan bahwa data dari

penelitian yang ada tidak dapat digunakan untuk menarik kesimpulan

bahwa tokolitik dapat digunakan

secara rutin pada prosedur ECV. Hal ini membutuhkan penelitian lebih lanjut

menyangkut efek samping yang

ditimbulkan terhadap cardiovaskuler ibu.(4)

Belum ada data yang adekuat tentang penggunaan analgesik pada prosedur ini. Informasi yang tersedi

adalah pengalaman pasien yan

gmengalami nyeri meningkat seiring dengan kegagalan prosedur ECV.

Randomized controlled study yang dilaporkan oleh Hindawi (2005) pasien

yang diintervensi ECV diberikan

tokolitik berupa infuse ritodrine juga analgesia, bukan sedative tetapi tidak ada informasi tentang efek dari kedua

(5)

obat tersebut.(5) Cochrane menyebutkan bahwa tidak ada alasan

untuk mengharapkan anastesia

epidural berbeda dengan spinal

analgesik. Namun dua studi tentang epidural anastesi dengan pre loading

dengan cairan Ringer 2000 dan 1500

cc ditemukan terjadi kenaikan volume air ketuban.(4)

Perlu tidaknya prosedur ECV dilakukan secara rutin masih menjadi

kontrovesi, tetapi review dari

Cochrane dan beberapa studi yang lain menganjurkan agar prosedur ini perlu dilakukan bila perlu, terutama di

daerah dengan akses terhadap

persalinan presentasi bukan kepala yang tidak memungkinkan.

Kontroversi ECV

Timbul pertanyaan bagi praktisi maupun pasien, apakah ECV aman untuk dilakukan. Menurut RCOG (2010) ibu hamil harus diinformasikan

bahwa ECV mempunyai angka

komplikasi yang rendah, tetapi hal yang penting untuk dilakukan adalah mereka juga harus diberi peringatan

bahwa prosedur ini berpotensi

terhadap berbagai komplikasi yang mungkin timbul. Prosedur ini sebaknya ditawarkan pada ibu hamil dengan presentasi bukan kepala pada usia kehamilan 36 minggu pada nulipara dan 37 minggu pada multipara.

Beberapa penelitian melaporkan

bahwa tidak ada bukti yang signifikan jika ECV dilakukan pada usia gestasi kurang dari 36 minggu kehamilan dengan turunnya angka persalinan dengan presentasi bukan kepala atau

tindakan seksio sesarea.(3)

Penggunakan tokolitik ditemukan berhubungan dengan keberhasilan ECV. Tokolitik yang digunakan pada studi ini adalah ritrodrin, salbutamol

dan terbutalin, tetapi belum

dibandingkan terhadap penggunakan

tokolitik secara umum. Prosedur

simple ialah bolus salbutamol atau terbutalin intravena sacara perlahan

atau subkutan(3). Berlainan dengan

informasi tersebut, Cocharane

menyimpulkan bahwa data dari

penelitian yang ada tidak dapat digunakan untuk menarik kesimpulan

bahwa tokolitik dapat digunakan

secara rutin pada prosedur ECV. Hal ini membutuhkan penelitian lebih lanjut

menyangkut efek samping yang

ditimbulkan terhadap cardiovaskuler ibu.(4)

Belum ada data yang adekuat tentang penggunaan analgesik pada prosedur ini. Informasi yang tersedi

adalah pengalaman pasien yan

gmengalami nyeri meningkat seiring dengan kegagalan prosedur ECV.

Randomized controlled study yang dilaporkan oleh Hindawi (2005) pasien

yang diintervensi ECV diberikan

tokolitik berupa infuse ritodrine juga analgesia, bukan sedative tetapi tidak ada informasi tentang efek dari kedua

obat tersebut.(5) Cochare menyebutkan

bahwa tidak ada alasan untuk

mengharapkan anastesia epidural

berbeda dengan spinal analgesik. Namun dua studi tentang epidural anastesi dengan pre loading dengan

cairan Ringer 2000 dan 1500 cc

ditemukan terjadi kenaikan volume air ketuban.(4)

Perlu tidaknya prosedur ECV dilakukan secara rutin masih menjadi

kontrovesi, tetapi review dari

Cochrane dan beberapa studi yang lain menganjurkan agar prosedur ini perlu dilakukan bila perlu, terutama di

daerah dengan akses terhadap

persalinan presentasi bukan kepala yang tidak memungkinkan.

Kesimpulan

1. Versi luar / ECV (External Cephalic

Version) adalah manipulasi

sepenuhnya dilakukan melalui

(6)

presentasi janin yang bukan kepala menjadi presentasi kepala

sehingga memungkinkan

terjadinya persalinan secara

normal.

2. ECV dapat menyebabkan

komplikasi baik pada ibu maupun janin, namun RCOG melaporkan

bahwa komplikasi dari ECV

rendah.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan ECV seperti Paritas,

presentasi janin (engagement of

the presenting part) , volume cairan ketuban, usia kehamilan, obesitas maternal, letak plasenta pada korpus anterior, dilatasi

serviks, posisi anterior atau

posterior dari spina janin, ras wanita bukan kulit putih dengan

uterus yang rileks dan

penggunaan tokolitik. Namun hal tersebut masih menjadi kontroversi

karena faktor paritas, usia

kehamilan, usia ibu dan tinggi

badan ibu tidak ditemukan

bermakna dengan keberhasilan ECV.

4. Manfaat ECV adalah dapat

menurunkan kejadian persalinan dengan presentasi bukan kepala, yang mana kelahiran dengan presentasi bokong memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kematian perinatal. Demikian juga

dengan persalinan dengan

intervensi seksio sesarea.

5. Kontroversi ECV adalah tokolitik

dan penggunaan anastesia

epidural. Hasil metaanalisa dari Cochrane melaporkan tidak ada data yang adekuat tentang hal tersebut. Sedangkan kontroversi secara nasional belum ada yang informasinya.

6. Prosedur ECV masih perlu

dilakukan terutama di daerah

terpencil yang tidak mungkin

dilakukan persalinan dengan

presentasi bukan kepala. Namun

harus memperhatikan

syarat-syarat yang harus ada pada ibu

hamil yang akan diintervensi

dengan ECV.

Saran

Karena di Indonesia adalah negara kepualauan dimana akses terhadap kamar operasi yang dapat melakukan tindakan seksio sesarea sangat sulit, maka prosedur ini harus menjadi

kebijakan rutin pada praktisi

kesehatan, agar persalinan dengan presentasi kepala dapat dilakukan guna menurunkan angka kematian

perinatal. Namun yang harus

diperhatikan adalah tenaga kesehatan yang akan melakukan prosedur ini haruslah tenaga yang kompeten dan mengerti dengan betul konsep ECV secara mendalam. Hal lain adalah

mereka harus dapat melakukan

prosedur ini tanpa alat canggih seperti USG, mampu melakukan palpasi dengan benar, mampu memprediksi jumlah air ketuban dari pemeriksaan palpasi dan lain sebagainya.

Selain itu kebijakan untuk prosedur ini haruslah dibuat sehingga tenaga kesehatan mempunyai payung hukum agar tidak takut dalam melayani

pasiennya, seperti yang telah

dilakukan di Inggris. Konsultasi dan

edukasi yang baik juga harus

dilakukan dengan benar,

mempertimbangkan nilai pasien

terutama perspektif ibu sendiri.

Daftar Pustaka

1.

Hofmeyr GJ KR. External cephalic

version for breech presentation at

term (Review). Cochrane

Database of Systematic Review 2004. [Journal]. 2007 (1): 1-15.

2.

Cunningham FG LK, Bloom SL,

(7)

Dallas, Texas: Mc GrawHill Companies 2006.

3.

Impey LWM HG. External cephalic

version and reducing the incidence

of breech presentation Royal

College of Obstetricians and

Gynaecologist. 2006; Guideline No. 20a.

4.

Hofmeyr GJ GG. Interventions to

help external cephalic version for

breech presentation at term

(Review). Cochrane Database of Systematic Review 2004. [Journal]. 2007 (1.Art).

5.

Hindawi I. Value and pregnancy

outcome of external cephalic

version. Estern Mediterranean

Health Journal. [Health Journal]. 2005;11 No 4 May.

6.

Suryatmana O, TM Pung

Purnama, Umar Seno W.

Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RS. Kota Bandung Ujung Berung. Bagian Obstetri & Ginekologi Rumah Sakit Kota Bandung Ujung Berung: Bandung. 2010.

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat kematangan organik yang ada pada sedimen dengan mudah ditentukan dari pengukuran reflektan ( rank batubara) komponen organik sisa tumbuhan yang ada pada sedimen. Genesa

Pengembangan sektor hasil kelautan dan perikanan diKabupaten Pulang Pisau dengan luas wilayah yang umumnya berupa laut, sungai, danau dan rawa pasang surut maupun pesisir

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufiq, Hidayah dan Inayah-Nya, sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan mampu

Throughput selalu dikaitkan dengan bandwidth dan nilainya diperoleh dari rasio jumlah data yang dikirim dengan waktu pengiriman data seperti pada persamaan 2.2.. Bandwidth

Dari hasil pengujian antara frekuensi pembelian dengan 4 variabel karakteristik mutu, variabel yang memiliki nilai kedekatan paling tinggi dengan frekuensi pembelian adalah

Pendidikan karakter anak dengan menggunakan hypnoparenting di Lembaga Konseling dan Konsultasi Pekanbaru Pekanbaru dapat disimpulkan bahwa dalam mendidik karakter

Tujuan dari perancangan proyek akhir ini adalah merancang sebuah kampanye sosial yang dapat memberikan pemahaman dan edukasi mengenai kesulitan makan pada anak yang

Jamur ini merupakan jamur tingkat tinggi dari kelas Basidiomycetes yaitu golongan jamur yang menyerang holoselulosa kayu dan meninggalkan residu kecoklat-coklatan yang kaya