• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tingkat persaingan yang ketat ditunjukkan dalam berbagai industri yang ada, baik pada tingkat lokal maupun internasional.Salah satu industri yang memiliki potensi perkembangan adalah dibidang industri farmasi. Penjualan obat maupun alat kesehatan mengalami peningkatan setiap tahunnya, dikarenakan banyak masyarakat yang rentan terhadap wabah penyakit, pergantian iklim dan situasi buruk lainnya, sehingga menyebabkan mudah terserang penyakit. Obat adalah salah satu hal penting bagi proses penyembuhan penyakit, oleh karena itu penjualan obat di Indonesia meningkat.

Ditambah lagi dengan adanya peraturan pemerintah mengenai penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pada tahun 2014.Berdasarkan data yang didapat dari Jamsostek, dimana saat BPJS berjalan, kebutuhan obat diperkirakan naik hingga 2,5 sampai 3 kali lipat. Kementerian Kesehatan optimis kapasitas produksi perusahaan farmasi Indonesia masih bisa memenuhi peningkatan permintaan hingga 3 kali lipat.Cakupan obat publik yang dibeli pemerintah saat ini baru menjangkau 95 juta orang, sisanya masyarakat membayar sendiri.Dengan berlakunya BPJS kesehatan di 2014, kebutuhannya bisa untuk memenuhi sekitar 240 juta orang.Industri Farmasi saling berlomba untuk membuat obat generik dan memasukan produk mereka dalam Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO). Seperti dilansir dalam Media Pharma Indonesia pada Juli 2012, potensi pertumbuhan pasar obat generik dan alat kesehatan diperkirakan mencapai Rp 9,2 triliun seiring peningkatan permintaan dengan adanya program SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional).

Hal ini merupakan peluang yang sangat besar bagi seluruh perusahaan yang bergerak dibidang industri farmasi, tidak hanya produsen obat yang mendapatkan keuntungan, distributor juga akan mendapatkan keuntungan yang besar dalam proses distribusi obat. Distributor dituntut menyalurkan produk dengan baik untuk mencegah kekosongan stok. Konsumen akan merasa puas terhadap pelayanan distributor, jika produk tersebut tiba tepat waktu, tepat jumlah dan tepat mutu. Hal ini mengakibatkan kebijakan untuk pengendalian persediaan produk pada suatu lokasi

(2)

tertentu sangat penting dilakukan oleh manajemen dalam mengkoordinasikan perencanaan jadwal aktivitas distribusi.

Dalam memenangkan persaingan tersebut perusahaan menggunakan berbagai cara, diantaranya meningkatkan kepuasan pelanggan melalui produk berkualitas, ketepatan waktu pengiriman, dan efisiensi biaya pengiriman. Banyak kendala yang dihadapi oleh distributor,yaitu : pengendalian persediaan produk pada suatu lokasi tertentu, mengkoordinasikan perencanaan distribusi dari bagian pemasaran, menjaga hubungan dengan supplier dan konsumen, serta memastikan kualitas produk yang akan disalurkan adalah produk yang terbaik sehingga dapat meningkatkan kepuasan konsumen yang mampu menunjang pertumbuhan perusahaan.

PT. Surya Borneo Farmalab merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi obat-obatan dan alat kesehatan. Perusahan ini berada diprovinsi Kalimantan Selatan, dimana pusat gudang yang dimiliki terdapat dikota Banjarmasin. Menurut manajer operasional PT. Surya Borneo Farmalab, Bapak Zulnedi “Suatu perusahaan yang bergerak dibidang distribusi itu sangat rentan terhadap harga, oleh karena itu biaya adalah salah satu faktor yang sangat harus dikontrol agar perusahaan masih bisa mendapatkan keuntungan” pendapat beliau sesuai dengan yang disebutkan oleh Luca Bertazzi dan Simona S. M. Cherubini tahun 2013, yang mengatakan bahwa “Aktifitas distribusi harus dikontrol dan dikoordinasikan dengan baik, agar jumlah permintaan dapat dipenuhi dengan biaya distribusi yang lebih optimal”.

PT. Surya Borneo Farmalab memiliki delapan principle yang telah menjalin hubungan kerja.Diantara delapan principle itu ada salah satu principle yang memiliki hubungan terdekat, dikarenakan produk yang dipasok oleh principle tersebut merupakan produk dengan penjualan terbesar. Principle tersebut adalah PT. Sampharindo Perdana. Principle ini bertempat diprovinsi Semarang dan melakukan produksi sebanyak 56 jenis obat, serta pengiriman produk juga dilakukan dari Semarang ke Banjarmasin. Principle ini dipilih karena sesuai dengan B. Bilgen · H.-O. Günther tahun 2010 yang mengatakan bahwa “Produk yang merupakan tipe Fast Moving akan memiliki siklus yang sangat cepat dalam penjualan. Oleh karena itu koordinasi distribusi yang baik sangat dibutuhkan, selain itu jumlah sangat menentukan dalam kenaikan margin perusahaan”.

(3)

Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer operasional PT. Surya Borneo Farmalab yaitu Bapak Zulnedi, beliau mengatakan bahwa “ Perusahaan biasanya selalu memiliki target pencapaian peningkatan penjualan sebanyak 30% setiap tahunnya” jadi mereka akan berusaha menjual obat sesuai dengan target tersebut, hasilnya ada beberapa produk yang memilki penjualan diatas harapan dan ada juga yang dibawah harapan”.

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kalimantan

Sumber : Google.com dan Pengolahan DataPenulis (2015)

Perusahaan ini telah dipercaya untuk mendistribusikan produknya di wilayah Pulau Kalimantan, yakni wilayah Kalimantan Selatan (Banjarmasin) sebagai sentral pusat gudang dan kantor utama. Untuk wilayah Kalimantan Timur (Samarinda) dan Kalimantan Tengah (Palangkaraya) sebagai kantor dan gudang cabang. Perusahaan ini memiliki berbagai jenis produk obat-obatan dan alat-alat kesehatan yang didapat langsung dari beberapa supplier yang telah mempercayai PT. Surya Borneo Farmalab sebagai distributor tetap mereka untuk wilayah Kalimantan.Segala macam jenis obat yang telah dijual seperti, obat generik hingga obat-obat yang tidak dijual bebas telah dipasarkan oleh PT. Surya Borneo Farmalab.

(4)

Gambar 1.2 Bagan Distribusi Sumber : Pengolahan Data Penulis (2015)

Pengiriman produk dilakukan berdasarkan permintaan dari distributor. Untuk pengiriman dari Supplier yang bertempat di kota Semarang ke Gudang Utama di kota Banjarmasin digunakan alat transportasi laut yaitu kapal, dikarenakan perbedaan pulau, sedangkan untuk pengiriman produk dari gudang utama ke gudang cabang dilakukan dengan alat transportasi darat, seperti truk angkut. Setelah itu barulah di sebarkan kepada para konsumen seperti toko obat, apotek, puskesmas dan rumah sakitsesuai dengan permintaan yang diajukan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala keuangan PT. Surya Borneo Farmalab, Ibu Nafillah, beliau mengatakan bahwa“Ada bebarapa masalah yang sering terjadi dalam perusahaan, seperti kurangnya persediaan produk (stok) untuk konsumen, adanya kerusakan produk, jumlah permintaan dari pelanggan yang tidak bisa dipasok, lamanya waktu pengiriman dan yang paling utama ialah mahalnya biaya distribusi”.

Dapat diindikasikan bahwa perusahaan ini belum memiliki suatu perencanaan jadwal aktivitas distribusi produk yang terkoordinasi dengan baik, sehingga permintaan untuk masing-masing jenis produk kurang terkontrol, mengakibatkan terjadinya kekurangan ataupun kelebihan persediaan (stock on hand) yang berimbas pada tingginya biaya distribusi yang harus dibayarkan oleh perusahaan.

(5)

Tabel 1.1 Kondisi Gudang Perusahaan Informasi Keadaan Perusahaan

Kriteria KALSEL KALTENG KALTIM

Sifat Gudang Pusat Gudang Cabang Gudang Cabang

Lead time 10 hari 1 hari 7 hari

Safety stock 420 Koli 80 Koli 125 Koli Lot size 15.000 Koli 240 Koli 300Koli Project on hand 41700 box 500 box 2000 box

Sumber : PT. Surya Borneo Farmalab(2015) Ket : 1 Koli = 50 Box/ Botol

Seperti yang terlihat pada table 1.1, untuk setiap gudang memiliki persediaan produk (safety stock) yang telah ditentukan oleh perusahaan sesuai dengan kapasitas gudang yang ada. Tetapi dengan jumlah persedian yang ada sekarang ini masih belum mampu untuk memenuhi permintaan produk yang ada. Sehingga pengiriman produk tidak bisa dilakukan dengan cara cepat, oleh karena itu para konsumen harus menunggu beberapa hari untuk mendapatkan obat yang diinginkannya. Jing Sun dan Shaohua Dong mengatakan bahwa “Dengan meningkatnya jumlah permintaan, suatu distributor dituntut untuk memberikan yang terbaik karena proses distribusi merupakan suatu hal yang krusial, oleh karena itu perencanaan distribusi yang baik meliputi peramalan penjualan, pengiriman produk, pemuatan produk harus direncanakan seefisien mungkin”.

Dengan tidak tersedianya stok obat yang cukup, maka perusahaan memerlukan waktu pengiriman yang cukup lama guna memenuhi stoknya kembali.Hal ini bisa menyebabkan perusahaan kehilangan pangsa pasar, yang dikarenakan kurang mengoptimalkan lot size ataupun jumlah pemesanan yang tepat, sehingga keuntungan perusahaan menjadi lebih rendah. Seperti yang fikatakan oleh Chandra Sekhar J V D, Balasubramanian V yang mengatakan bahwa “DRP merupakan sistem dari proses penentuan produk, quantity, lokasi, dan jumlah permintaan produk yang dibuat menjadi suatu penjadwalan distribusi yang saling berkaitan sehingga menimbulkan keteraturan distribusi yang menyebabkan minimalisasi biaya distribusi”. Dari berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahan seperti yang telah disebutkan, hal ini dapat memberikan dampak buruk bagi kelangsungan pertumbuhan perusahaan apabila dilakukan

(6)

dalam waktu lama, karena tidak mengoptimalkan biaya distribusi serta perencanaan jadwal distribusi yang kurang tepat.

Salah satu metode untuk perencanaan jadwal aktivitasi distribusi adalah dengan menggunakan metode Distribution Requirement Planning (DRP).Metode ini menggunakan teknik penentuan lot size dan safety stock yang tepat.Metode ini cocok digunakan pada masalah perusahaan seperti ini, menurut Richard J. Tersine mengatakan “Distribution Requirement Planning lebih menekankan pada aktivitas pengendalian dari pada kegiatan pemesanan.DRP mengantisipasi kebutuhan mendatang dengan perencanaan pada setiap level pada jaringan distribusi”.

Diharapkan dengan adanya perencanaan jadwal aktivitas distribusi yang baik berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis bisa melakukan penelitian dengan judul “Perencanaan Jadwal Aktivitas Distribusi Menggunakan Metode Distribution Requirement Planning Pada PT. Surya Borneo Farmalab Di Kalimantan Selatan”, dan diharapkan dapat berhasil dalam pemenuhan permintaan pelanggan menjadi lebih optimal, kinerja penjualan meningkat dalam memenuhi order dengan tepat waktu dan tepat jumlah sehingga biaya distribusi dapat ditekan seminimun mungkin.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut :

1. Sebelum forecasting apakah perencanaan jadwal aktivitas distribusi produk dengan menggunakan Metode Distribution Requirement Planning bisa diterapkan pada PT. Surya Borneo Farmalab?

2. Sebelum forecasting berapakah biaya distribusi paling optimal yang harus dibayarkan oleh PT. Surya Borneo Farmalab dengan menerapkan Metode Distribution RequirementPlanning ?

3. Setelah forecasting bagaimana perencanaan jadwal aktivitas distribusi produk untuk periode 2014/2015 pada PT. Surya Borneo Farmalab dengan menggunakan Metode Distribution Requirement Planning?

4. Setelah forecasting berapakah biaya distribusi paling optimal yang harus dibayarkan oleh PT. Surya Borneo Farmalab dengan menerapkan Metode

(7)

1.3 Ruang Lingkup

Tanpa mengurangi maksud dan tujuan penelitian serta untuk menyederhanakan penelitian, maka penulis melakukan pembatasan masalah yaitu sebagai berikut :

1. Produk yang diteliti diambil berdasarkan jumlah penjualan terbesar dari 1 Principle utama yaitu PT. Sampharindo Perdana.

2. Proses produksi dan tata letak gudang tidak dibahas dalam penulisan skripsi ini dan jumlah pemesanan sudah disesuaikan dengan kapasitas gudang. 3. Terdapat 3 kota tujuan distribusi yang merupakan gudang tempat

penyimpanan produk sebelum disalurkan kepada konsumen, yaitu terletak di Banjarmasin (Kalsel), Samarinda (Kaltim) dan Palangkaraya (Kalteng). Sedangkan proses distribusi dari gudang utama ataupun gudang cabang ke konsumen sepert apotek, toko obat dan rumah sakit tidak dibahas dalam penulisan skripsi ini.

4. Data yang diolah adalah data yang didapatkan dari perusahaan mulaibulan September 2013 sampai dengan bulan Oktober 2014.

5. Fokus pembahasan hanyapada perencanaan jadwal aktivitas distribusi dan biaya distribusi pengadaan produk yang dilakukan oleh PT. Surya Borneo Farmalab.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetauhi metode Distribution Requirement Planning ini dapat diterapkan pada perusahaan dengan aktivitas distribusi sesuai dengan jumlah permintaan serta kapasitas produk yang dimiliki sebelum dilakukan forecasting.

2. Untuk mengetauhi biaya pengadaan produk dengan menggunakan metode Distribution Requirement Planning ini jauh lebih efisien dibandingkan dengan sistem distribusi yang dilakukan perusahaan saat ini sebelum dilakukan forecasting.

3. Untuk mengetauhi perencanaan jadwal aktivitas distribusi produk pada periode 2014/2015 pada PT. Surya Borneo Farmalab setelah menerapkan Metode Distribution Requirement Planning setelah dilakukan forecasting.

(8)

4. Untuk mengetauhi biaya pengadaan produk paling optimal yang harus dibayarkan oleh PT. Surya Borneo Farmalab setelah menerapkan Metode Distribution Requirement Planning untuk periode 2014/2015 setelah dilakukan forecasting.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : • Bagi Perusahaan:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi bagi perusahan mengenai perencanaan jadwal aktivitas distribusi yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen tepat waktu serta dapat lebih meminimalkan biaya distribusi yang ada.

2. Bisa dijadikan sebagai acuan dalam melakukan proses perencanaan jadwal aktivitas distribusi perusahaan.

• Bagi Universitas :

1. Memberikan Informasi mengenai metode Distribution Requirement Planning (DRP).

2. Menambah koleksi perpustakaan Universitas Bina Nusantara. • Bagi Penulis :

1. Manfaat akademis, yaitu penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dalam penyusunan skripsi, dimana itu akan diperuntukan untuk menyelesaikan tugas akhir perkuliahaan yang dijadikan salah satu syarat untuk lulus. 2. Manfaat Pribadi, yaitu dapat menambah wawasan, pengetahuan dan

kemampuan dalam bidang perencanaan jadwal aktivitas distribusi untuk memecahkan permasalahan dalam dunia nyata.

(9)

1.6 State Of The Art

Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu Metode

Penelitian

Nama

Pengarang Jurnal Hasil Penelitian

Distribution Requirement Planning (DRP)

B. Bilgen · H.-O. Günther

The Journal From OR Spectrum, 2013, 32:927–955, DOI 10.1007/s00291-009-0177-4 “Integrated production and distribution planning

in the fast moving consumer goods industry: a block planning application.” Produk yang berkategori fast moving memiliki siklus yang sangat cepat dalam penjualan. Oleh karena itu

koordinasi distribusi yang baik sangat dibutuhkan. Optimasi campuran diusulkan untuk meminimalkan biaya distribusi agar dapat menerapkan perencanaan flexible block planning. Distribution Requirement Planning (DRP) Chandra Sekhar J V D, Balasubramanian V International Journal of Computer Trends and Technology – vol 3 Issue2 – 2012 “DRP : A Novel Approach For Requirement Planning in Supply Chain Management” DRP merupakan sistem dari proses penentuan produk, quantity, lokasi, dan jumlah permintaan produk yang dibuat suatu penjadwalan distribusi yang saling berkaitan sehingga menimbulkan keteraturan distribusi yang menyebabkan minimalisasi biaya distribusi Forecasting dan Inventory Syntetos, A A; Boylan, J E; Disney, S M

The Journal of the Operational Research Society Volume 60, May 2009, ISSN 01605682, “Forecasting for Inventory Planning : A 50-Year Review” tahun 2009 Bidang perencanaan persediaan dan peramalan telah mengalami kemajuan luar biasa selama 50 tahun terakhir. Perkembangan ini telah dicerminkan dari aplikasi perangkat lunak baru, yang mencerminkan pentingnya

(10)

perencanaan persediaan dan peramalan dalam situasi praktek. Distribution Requirement Planning (DRP)

Jing Sun dan Shaohua Dong

The Journal Of Information Technology,2013, ISSN 18125638, “Study on the City Planning of Distribution” tahun 2013 Dengan meningkatnya jumlah permintaan, suatu distributor dituntut untuk memberikan yang terbaik karrena proses distribusi merupakan suatu hal yang krusial, oleh karena itu

perencanaan distribusi yang baik meliputi peramalan penjualan, pengiriman produk, pemuatan produk harus direncanakan seefisien mungkin Inventory dan Transportation Luca Bertazzi · Simona S. M. Cherubini The Journal Of Computational Management Science.(Bertazzi & Cherubini, 2012) 2013, 10:1–20, DOI 10.1007/s10287-012-0156-0 “An inventory-transportation system with stochastic demand” tahun 2013 Sistem logistik di mana pemasok harus mengrimkan produk kepada para konsumen untuk menghadapi permintaan stokastik selama horison waktu tertentu . Salah satu tujuannya ialah untuk meminimalkan total biaya yang

diharapkan, reoptimized pada setiap periode waktu yang dapat

memberikan solusi optimal.

Gambar

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kalimantan
Gambar 1.2 Bagan Distribusi  Sumber : Pengolahan Data Penulis (2015)
Tabel 1.1 Kondisi Gudang Perusahaan  Informasi Keadaan Perusahaan
Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu  Metode

Referensi

Dokumen terkait

H1: (1) Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan yang diberi insentif dengan karyawan yang tidak diberi insentif (2) Terdapat perbedaan

7.4.4 Kepala LPPM menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan pada periode Pelaporan Hasil Pengabdian kepada masyarakat berikutnya.. Bidang Pengabdian kepada masyarakat

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan

Dengan cara yang sama untuk menghitung luas Δ ABC bila panjang dua sisi dan besar salah satu sudut yang diapit kedua sisi tersebut diketahui akan diperoleh rumus-rumus

Dari teori-teori diatas dapat disimpulkan visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk

Penelitian yang dilakukan di TK AndiniSukarame Bandar Lampung betujuan meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan melalui media gambar pada usia

Ketersediaan informasi lokasi rumah sakit, fasilitas dan layanan yang tersedia di rumah sakit dan tempat kejadian dapat tersedia secara jelas dan terkini sehingga penentuan

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur dan sembah sujud, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun