ANALISIS KADAR AIR TERKAIT UMUR SIMPAN
BUMBU PADA PRODUK INDOMIE DAN POPMIE DI PT.
INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI
NOODLE CABANG SEMARANG
KERJA PRAKTEK
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan
Oleh :
Gregoria Efifani Putri Bella Pertiwi 15.I1.0070
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS KADAR AIR TERKAIT UMUR SIMPAN BUMBU PADA PRODUK INDOMIE DAN POPMIE DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK.
DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG
Oleh :
GREGORIA EFIFANI PUTRI BELLA PERTIWI NIM : 15.I1.0070
PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI PANGAN
Laporan ini telah disetujui dan dipertahankan
di hadapan sidang penguji pada tanggal : 27 November 2017
Semarang, 8 September 2017 Fakultas Teknologi Pertanian Program Studi Teknologi Pangan Universitas Soegijapranata Semarang
Pembimbing Akademik, Pembimbing Lapangan,
Meiliana, S.Gz, M.S Boshido Bening Dinala
Mengetahui,
Dekan, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul “Analisis Kadar Air terkait Umur Simpan Bumbu pada Produk Indomie dan Popmie di PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang”. Laporan ini
ditulis dengan tujuan melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang.
Selama kurang lebih satu bulan mengikuti Kerja Praktek dan menulis laporan, penulis
mendapatkan berbagai pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan terkait dengan
pengawasan mutu di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang
Semarang mulai dari bahan baku hingga produk akhir. Laporan ini dapat terselesaikan
dengan bantuan berbagai pihak yang dengan setia membimbing serta memberikan
informasi dan dukungan bagi penulis. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. R. Probo Y. Nugrahedi, STP, MSc. Selaku Dekan Fakultas Teknologi
Pertanian Program Studi Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang yang telah membantu penulis untuk Kerja Praktek di PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang.
2. Ibu Meiliana, S.Gz, M.S. selaku Koordinator Kerja Praktek Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang sekaligus selaku
Pembimbing Akademik yang telah membantu dan mengarahkan penulis selama
proses penyusunan laporan dan pelaksanaan ujian Kerja Praktek.
3. Bapak Adi Wiratno selaku HR PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi
Noodle Cabang Semarang yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan kerja
ii
4. Bapak Despan Rajagukguk selaku Branch Process Development and Quality Control
Manager PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang
yang berkenan membantu dan memberi pengarahan bagi penulis dalam penyusunan
laporan.
5. Bapak Boshido Bening Dinala selaku Process Development and Quality Control
Supervisor PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang
sekaligus selaku Pembimbing Lapangan yang mengarahkan dan membimbing
penulis selama melakukan kerja praktek.
6. Bapak Akhmad Irdiana selaku Quality Control Raw Material Supervisor PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang
memberikan bimbingan dan pengarahan selama melakukan kerja praktek.
7. Bapak Prianto selaku Quality Control Raw Material Section Supervisor PT. Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang telah member
pengarahan dan bimbingan bagi penulis selama melakukan kerja praktek.
8. Bapak Sumarno A, Bapak Widi, Bapak Dharu, Ibu Ambar dan segenap karyawan di
bagian Incoming Quality Control PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi
Noodle Cabang Semarang yang berkenan mebagikan banyak pengetahuan dan
memberi arahan kepada penulis selama melakukan kerja praktek.
9. Bapak Himawan selaku Process Quality Control PT. Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang memberikan informasi mengenai proses
pembuatan mi instan kepada penulis selama melakukan kerja praktek.
10. Bapak Usman, Bapak Marno B, Bapak Aris, dan Mas Rochmat selaku Quality
Control Analyst di laboratorium PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi
Noodle Cabang Semarang yang berkenan membagikan pengetahuan, pengalaman,
dan memberi kesempatan kepada penulis untuk menganalisa sampel guna keperluan
data penulis.
11. Bapak Amal, Bapak Asmuni, dan Mas Radith selaku Quality Control Finsihed Good
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang
banyak memberikan informasi mengenai produk akhir kepada penulis selama
iii
12. Segenap karyawan dan staf PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle
Cabang Semarang yang tidak bias penulis sebutkan satu per satu.
13. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu mendukung, mendoakan, dan memberi
motivasi kepada penulis selama kerja praktek hingga penulisan laporan kerja praktek.
14. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang yang telah membantu dalam perizinan dan pemenuhan
syarat Kerja Praktek.
15. Natalia, Aurel, Mei, dan Eileen selaku teman seperjuangan dari Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang yang telah banyak membantu dan mendukung penulis
selama kerja praktek dan dalam penyusunan laporan kerja praktek.
16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan Kerja Praktek ini.
Dalam laporan ini, penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dan keterbatasan.
Oleh sebab itu, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan maupun hal-hal yang
kurang berkenan bagi para pembaca. Penulis menerima kritik dan saran atas laporan yang
telah disusun. Penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi mahasiswa Fakultas Tekknologi Pertanian Universitas
Katolik Soegijapranata Semarang.
Semarang, 8 September 2017
iv DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
1. PENDAHULAN ... 1
1.1. Latar Belakang Kerja Praktek ... 1
1.2. Tujuan Kerja Praktek ... 2
1.3. Metode dan Kegiatan Kerja Praktek ... 2
1.4. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Kerja Praktek ... 2
2. PROFIL PERUSAHAAN ... 3
3. SPESIFIKASI PRODUK ... 7
4. QUALITY CONTROL ... 12
5. PENGAWASAN MUTU BUMBU INDOMIE DAN POPMIE ... 18
5.1. Latar Belakang ... 18
5.2. Tujuan ... 18
5.3. Metode ... 19
5.4. Hasil dan Pembahasan ... 21
6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 23
7. DAFTAR PUSTAKA ... 24
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Srtuktur Organisasi ... 5
Gambar 2. Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ... 6
Gambar 3.Varian Rasa Produk Indomie ... 7
Gambar 4.Varian Rasa Produk Supermie ... 8
Gambar 5.Varian Rasa Produk Sarimi ... 9
Gambar 6.Varian Rasa Produk Pop Mie ... 10
Gambar 7.Varian Rasa Produk Sarimi Gelas ... 10
vii
DAFTAR LAMPIRAN
1 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang industri mi instan, dengan produk yang
dihasilkan antara lain: Indomie, Sarimi, Supermi, Pop Mie, Sarimi Gelas, dan Mi Telur
Cap 3 Ayam. Dalam pembuatan produk perlu dilakukan pengawasan mutu sehingga
produk yang dihasilkan berkualitas dan aman dikonsumsi. Pengawasan mutu yang
dilakukan dimulai dari bahan baku datang yang akan digunakan untuk proses produksi.
Pengawasan mutu dilakukan dengan tujuan memastikan bahwa bahan yang digunakan
dalam pembuatan mi instan dalam kondisi yang baik, produk yang dihasilkan berkualitas
dan aman dikonsumsi, serta tidak terjadi penyimpangan dalam proses pembuatannya.
Dalam produksi mie instan, bahan pelengkap yang digunakan adalah bumbu. Bumbu ini
diproduksi oleh PT. Indofood CBP FoodIngredientDivision (ICBP FID) Semarang.
ICBP FID ini merupakan perusahaan dalam satu grup yang sama dengan ICBP Sukses
Makmur Tbk. Divisi Noodle, dimana perusahaan ini khusus memproduksi seasoning
(bumbu, minyak, dan solidingredient) yang kemudian akan didistribusikan ke seluruh
cabang PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle di Indonesia.
Bumbu Pop Mie dan bumbu Indomie memiliki komposisi berbeda. Pada Indomie bumbu
yang digunakan hanya serbuk bumbu, sedangkan pada Pop Mie serbuk bumbu dicampur
dengan sayuran kering. Hal ini dapat menyebabkan kadar air bumbu Indomie dan Pop
Mie berbeda. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang
selalu mengawasi mutu bumbu yang baru datang dengan cara menganalisis kadar air
2
1.2. Tujuan Kerja Praktek
Tujuan kerja praktek ini adalah untuk mengetahui pengawasan mutu yang dilakukan oleh
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang mulai dari
incoming bahan baku hingga produk jadi yang siap untuk didistribusikan dalam rangka
menjaga kualitas dan mempertahankan umur simpan produk.
1.3. Metode dan Kegiatan Kerja Praktek
Metode yang digunakan selama kerja praktek antara lain pengamatan langsung di
lapangan, tanya jawab, dan diskusi dengan pembimbing lapangan, diikuti dengan studi
pustaka dari beberapa sumber. Sedangkan kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek
yaitu orientasi (pengenalan peraturan perusahaan serta hak dan kewajiban penulis selama
mengikuti kerja praktek), praktek langsung di divisi Quality Control (seasoning,
pengemasan, tepung, proses produksi, laboratorium, finished good, dan shelflife), diskusi
dengan pembimbing lapangan terkait dengan bagian-bagian di atas, dan studi pustaka.
1.4. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan
Kerja praktek dilaksanakan oleh penulis di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Divisi Noodle Cabang Semarang yang berada di Jl. Tambak Aji II No. 8 Kelurahan
Tambak Aji, Kecamatan Ngaliyan, Semarang. Waktu pelaksanaan kerja praktek selama
3 BAB 2
PROFIL PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi NoodleCabang Semarang adalah salah
satu perusahaan mi instan yang merupakan cabang dari perusahaan yang dimiliki oleh
Salim Group. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Pada awalnya berdiri dengan
nama PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd Cabang Semarang pada tanggal 31
Oktober 1987 yang diresmikan oleh Menteri Perindustrian Ir. Hartarto dan Menteri
Tenaga Kerja Soedomo. Pada tanggal 1 Maret 1994 PT. Sanmaru Food Manufacturing
Co. Ltd bersama dengan perusahaan-perusahaan lainnya bergabung menjadi satu
perusahaan dengan nama PT. Indofood Sukses Makmur. Kemudian pada bulan Oktober
2009 berubah nama menjadi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
2.2. Lokasi Perusahaan
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang berlokasi di Jl.
Tambak Aji II No. 8 Kelurahan Tambak Aji, Kecamatan Ngaliyan, Semarang.
Perusahaan ini terletak di dalam kawasan industri di Semarang Barat yang berdekatan
dengan jalan utara Semarang-Jakarta. Hal ini dapat mempermudah proses pengangkutan
bahan baku serta pendistribusian produk. Batas wilayah PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang adalah sebagai berikut: Sebelah Barat : PT. Apollo
Sebelah Timur : PT. Guna Mekar Industri Sebelah Utara : PT. Lautan Luas
Sebelah Selatan : PT. Woi
Lokasi pabrik ini tidak berada di dekat tepi jalan raya. Jarak pabrik dari tepi jalan raya
sekitar 1 km. Akan tetapi hal ini tidak mempengaruhi proses pendistribusian dan
transportasi karena lokasi pabrik mudah dijangkau. Luas bangunan pabrik adalah 19.695
m2, sedangkan luas tanahnya yaitu 33.015 m2. Lokasi pabrik ini jauh dari pemukiman
4
2.3. Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang mempunyai
visi dan misi yang realistik, spesifik, dan meyakinkan.
2.3.1. Visi Perusahaan
Visi dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang
adalah menjadi produsen barang-barang konsumsi yang terkemuka.
2.3.2. Misi Perusahaan
Misi dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang
adalah:
Senantiasa melakukan inovasi, fokus pada kebutuhan pelanggan, menawarkan
merek-merek unggulan dengan kinerja yang tidak tertandingi.
Menyediakan produk berkualitas yang merupakan pilihan pelanggan.
Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi, dan teknologi
kami.
Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara
berkelanjutan.
Meningkatkan stakeholders’ value secara berkesinambungan.
2.3.3. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang
adalah “Dengan disiplin sebagai dasar cara hidup kita; Kami menjalankan bisnis kami
dengan integritas; Kami memperlakukan para pemangku kepentingan dengan hormat;
dan bersama-sama kita bersatu untuk mengupayakan keunggulan dan inovasi yang
berkelanjutan.”
2.4. Struktur Organisasi
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang dipimpin oleh
seorang BranchManagerserta dibantu beberapa Kepala Departemen dengan struktur
5
Gambar 1. Sruktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang
Semarang terdiri dari beberapa jabatan, dimana tugas masing-masing jabatan adalah
sebagai berikut:
Branch Manager
Memimpin dan mengarahkan seluruh kegiatan perusahaan untuk mencapai
performance yang tinggi dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan
jaminan sistem mutu yang selalu terjaga dan dilaksanakan secara konsisten.
Branch Human Resources Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan
Human Resources, yang meliputi PublicRelations, IndustrialRelations, Administrasi
Kepegawaian dan Pengupahan, Jaminan Sosial, serta Pelayanan Umum untuk
mendukung proses pencapaian sasaran perusahaan baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
Factory Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan
Manufacturing yang meliputi: PPIC, Produksi, Teknik, dan Gudang untuk
mendukung proses pencapaian sasaran perusahaan baik jangka pendek maupun
6
Branch Process Development and Quality Control Manager
Mengendalikan semua kegiatan DepartemenProcessDevelopmentandQualityControl
dalam aspek proses pengendalian mutu untuk menjamin kelancaran dan
kelangsungan aktivitas perusahaan.
Finance & Accounting Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan semua kegiatan
FinanceAccounting, menyajikan laporan keuangan dan analisa untuk mendukung
kegiatan operasional perusahaan.
Area Sales &PromotionManager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan
Departemen Marketing untuk mendukung proses pencapaian sasaran perusahaan.
2.5. Logo Perusahaan
Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi NoodleCabang
Semarangmenggunakan dua warna dasar, yaitu merah dan biru dengan pencitraan grafis
huruf dan warna. Warna merah yang menjadi dasar dari logo perusahaan memiliki arti,
yaitu semangat. Sedangkan warna biru menggambarkan geografis Indonesia sebagai
negara kepulauan.
7 BAB 3
SPESIFIKASI PRODUK
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang memproduksi
mi instan dengan berbagai brand, antara lain Indomie, Supermi, Sarimi, Pop Mie, Sarimi
Gelas, dan Mi Telur Cap 3 Ayam dengan karakteristik yang berbeda-beda.
3.1. Indomie
Indomie pertama kali dikenal pada tahun 1972. Produk pertama yang diproduksi yakni
Indomie kuah rasa kaldu ayam yang sesuai dengan selera masyarakat Indonesia.
Kemudian pada tahun 1982, Indofood mengeluarkan varian rasa baru yaitu Indomie kuah
rasa kari ayam. Selanjutnya pada tahun 1983, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Divisi Noodle Cabang Semarang mulai mengeluarkan varian yang berbeda, yaitu Indomie
goreng. Kini perusahaan ini sudah memiliki beragam varian rasa produk Indomie.
Indomie kuah meliputi rasa ayam bawang, ayam spesial, soto mie, soto spesial, soto
lamongan, tengkleng, dan kari ayam ekstra bawang goreng; Indomie goreng antara lain
goreng special, goreng pedas, soto, rendang, iga penyet, dendeng balado, sambal matah,
ayam bawang, sambal rica-rica; Indomie goreng jumbo yaitu mi goreng jumbo spesial
dan mi goreng jumbo rasa ayam panggang.Beberapa varian rasa produk Indomie dapat
8
Gambar 3.Varian Rasa Produk Indomie
3.2. Supermi
Supermi pertama kali diproduksi pada tahun 1968 sebagai mi instan serbaguna. Sebelum
Indomie diluncurkan, Supermi sudah hadir sebagai mi instan serbaguna. Namun setelah
Indomie diluncurkan, supermi berubah menjadi mi instan yang dilengkapi dengan bumbu
dan minyak. Pertama kali Supermi meluncurkan produk berbumbu yaitu pada tahun 1976
dengan varian rasa kaldu ayam. Pada tahun 2008, Supermi meluncurkan tiga varian baru
yaitu GoBang (goreng bawang), GoSo (goreng soto), dan GoKar (goreng kari). Kemudian
pada tahun 2013 Supermi membuat varian rasa kembali yaitu Supermi rasa ayam spesial,
dan diikuti dengan varian rasa lainnya seperti rasa opor ayam dan sop buntut.Beberapa
varian rasa produk Supermi dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4.Varian Rasa Produk Supermie
3.3. Sarimi
Sarimi mulai diproduksi pada tahun 1982, kemudian pada tahun 2012 membuat maskot
dan kemasan baru. Sarimi mempunyai varian rasa, antara lain ayam bawang, ayam +
bawang goreng, baso sapi, dan tongseng ayam. Selain itu, Sarimi juga meluncurkan
produk isi 2 dalam satu kemasan dengan varian rasa meliputi Sarimi isi 2 goreng ayam
9
bawang, tongseng ayam, dan gulai ayam.Beberapa varian rasa produk Supermi dapat
dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Varian Rasa Produk Sarimi
3.4. Pop Mie
Pop Mie mulai diproduksi pada tahun 1987. Pop Mie adalah jenis mie instan dalam bentuk
cup. Kemasan cup digunakan supaya konsumen lebih praktis, cepat, dan dapat disajikan
dimana saja. Pop Mie memiliki berbagai varian rasa diantaranya Pop Mie rasa ayam
jumbo, baso jumbo, soto ayam jumbo, kari ayam jumbo, ayam jumbo, dan baso spesial
jumbo. Kemudian pada tahun 2014 Pop Mie meluncurkan produk baru yaitu Pop Mie
goreng dengan dua varian rasa yaitu Pop Mie goreng spesial dan goreng pedas. Kemudian
pada tahun 2017 Pop Mie kembali mengeluarkan varian baru yakni Pop Mie
10
Gambar 6. Varian Rasa Produk Pop Mie
3.5. Sarimi Gelas
Sarimi Gelas merupakan brand terbaru yang dikeluarkan oleh PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang. Sarimi Gelas yang diproduksi di PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang memiliki tiga
varian rasa, yakni ayam bawang, soto ayam, dan baso sapi.Beberapa varian rasa produk
Sarimi Gelas dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7.Varian Rasa Produk Sarimi Gelas
3.6. Mi Telur Cap 3 Ayam
Mi Telur Cap 3 Ayam merupakan produk yang diluncurkan sebagai mi tanpa bumbu yang
dapat diolah sebagai masakan utama dengan berbagai kreasi. Produk ini diproduksi tanpa
proses pengorengan, melainkan dengan proses pengeringan menggunakan dryer.
Sehingga kadar air dalam mi menjadi rendah. Oleh karena itu mikroba pembusuk sulit
untuk berkembang biak. Mi Telur Cap 3 Ayam terbagi menjadi empat varian yaitu Mi
Telur Cap 3 Ayam Kuning, Mi Telur Cap 3 Ayam Merah, Mi Telur Cap 3 Ayam Kuning
Folded, Mi Telur Cap 3 Ayam Merah Folded. Beberapa varian rasa produk Mi Telur Cap
11
12 BAB 4
QUALITY CONTROL
4.1. Pengawasan dan Pengendalian Mutu
Salah satu faktor penting perusahaan dalam menjaga konsistensi mutu produk yaitu
dengan cara pengawasan dan pengendalian mutu. Pengawasan atau pengendalian mutu
merupakan kegiatan inspeksi yang dilakukan pada setiap mata rantai proses produksi,
mulai dari penerimaan bahan baku, pengolahan, hingga produk akhir (Junais et al., 2010).
Pengawasan ini dilakukan oleh seorang quality control. Tugas quality control adalah
menjamin mutu produk mulai dari bahan baku, proses produksi, hingga produk akhir
(Muhandri dan Kadarisman, 2008). Pengawasan mutu penting dilakukan guna menjaga
keamanan produk, mencegah gagal produksi, menjaga kepercayaan konsumen, dan
mencegah kerugian (Junais et al., 2010).
Keamanan pangan dapat diartikan sebagai jaminan bahwa bahan pangan tidak memberi
efek berbahaya terhadap konsumen ketika dikonsumsi (Codex, 1997). Menurut PP
Nomor 28 Tahun 2004, keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang dilakukan
guna mencegah bahan pangan dari risiko cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang
dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
4.2. Standar Pengawasan Mutu
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang memiliki
standar pengawasan mutu. Standarisasi dilakukan secara menyeluruh, mulai dari bahan
baku, proses produksi, mesin dan peralatan, tenaga kerja, produk jadi, hingga produk yang
disimpan sampai batas umur simpan maksimum. Prawirosentono (2004) menambahkan
bahwa mutu produk akhir dipengaruhi oleh mutu bahan baku yang digunakan. Oleh sebab
itu, pengawasan mutu perlu dilakukan mulai dari penerimaan bahan baku, penyimpanan
bahan baku, dan sebelum bahan baku digunakan untuk proses produksi.
Mi instan yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle
Cabang Semarang telah memenuhi standar dan sertifikasi oleh SGS melalui sertifikasi
13
Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang sudah mempunyai sertifikat ISO 22000,
dimana ISO 22000 berkaitan dengan keamanan pangan serta sertifikat halal yang berlaku
untuk semua produk. ISO 22000 merupakan standar sistem keamanan pangan global
untuk seluruh rantai pasokan bahan pangan, mulai dari petani, produsen, pengolah,
pengepak, transportasi, dan penjual. Dalam suatu industri, ISO 22000 juga mengawasi
peralatan yang digunakan. Sejak tanggal 5 Februari 2004 PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang telah memiliki sertifikasi dari badan
akreditasi SGS International of Indonesia yaitu ISO 9001:2000 berkenaan dengan
manajemen mutu yang baik untuk menghasilkan produk barang yang bermutu baik dan
sesuai dengan standar yang berlaku. ISO 9001:2000 menjamin bahwa suatu perusahaan
akan memberikan produk sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan, dimana syarat ini
merupakan permintaan dari konsumen. Selain itu perusahaan bertanggung jawab
mengenai kualitas produk yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan slogan yang dimiliki
oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yaitu “The
Symbol of Quality Food”, maka PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle
Cabang Semarang akan selalu menghasilkan produk-produk bermutu tinggi dengan
menggunakan bahan baku pilihan yang telah diuji kualitasnya, melalui proses aman,
higenis, dan memenuhi standar mutu dengan unsur kandungan gizi. PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang melakukan pengawasan mutu
berdasarkan pada SOP (Standarts Operational Procedure) yang berlaku dengan
kebijakan perusahan serta mengikuti standar dari SNI 01-3551-2000 dan CODEX.
4.3. Pengawas Mutu
Pengawasan mutu dipimpin oleh seorang BPDQC Manager, dan dilakukan oleh
Departemen PDQC dengan bantuan PDQC Supervisor dalam melaksanakan pengawasan
mutu. BPDQC bertugas dan bertanggung jawab mengendalikan semua kegiatan
Departemen PDQC dalam aspek proses pengendalian mutu guna menjamin kelangsungan
aktivitas perusahaan, bertanggung jawab terhadap pelaksanaan GLP dan kalibrasi di
laboratorium serta GNP dan HACCP di proses prduksi, mengendalikan semua kegiatan
quality control mulai dari awal hingga hasil pengawasan mutu, mengatur dan
merencanakan pekerjaan, tenaga kerja, dan fasilitas kerja dalam batas standar baku yang
14
Pengawasan mutu yang dilakukan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi
Noodle Cabang Semarang dibagi menjadi tiga bagian, antara lain: Incoming Quality
Control (Pengawasan Mutu Bahan Baku), Proses Quality Control (Pengawasan Mutu
Proses Produksi), dan Outgoing Quality Control (Pengawasan Mutu Produk Akhir).
4.4.Incoming Quality Control (IQC)
Incoming Quality Control (IQC) merupakan pengawasan mutu yang dilakukan pada
bahan baku yang selanjutnya akan digunakan dalam proses produksi. Pengawasan mutu
bahan baku penting untuk dilakukan supaya produk yang dihasilkan tidak mengalami
penurunan mutu akibat adanya hal-hal yang tidak diinginkan yang bersumber dari bahan
baku yang digunakan. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang
Semarang memberlakukan pengawasan mutu pada bahan baku seperti tepung terigu,
minyak, seasoning, dan pengemas.
Quality Control Tepung Terigu dan Tepung Tapioka
Pada QC Bahan Baku, pengawasan mutu tepung terigu dilakukan secara fisik,
organoleptik, dan kimia. Analisa secara fisik yang dilakukan adalah mengecek kebocoran
zak, mengecek label produksi pada zak, menimbang tepung per zak, dan mengecek segel.
Dalam pengecekan ini, zak tidak boleh bocor, label zak harus tertera dan dapat dibaca
dengan jelas, zak harus dalam keadaan tersegel rapi, serta berat tepung terigu 25 kg per
zak dan berat tepung tapioka 50 kg per zak. Sedangkan analisa organoleptik dilakukan
dengan cara melihat bentuk, warna, dan bau tepung, serta mengayak sampel tepung.
Tepung yang masuk dipastikan halal, sesuai standar, dan tidak tercemar dari segala jenis
pengotor. Menurut SNI 3751-2009 bentuk tepung terigu yaitu serbuk dengan bau normal
(bebas dari bau asing), warna putih khas terigu. Tepung yang diayak harus bebas dari
kotoran, kepompong, dan serangga. Kemudian analisa kimia dilakukan dengan menguji
kadar abu, gluten, dan iron spot. Bersadarkan SNI 3751-2009 tentang tepung terigu, kadar
abu tepung terigu yang diizinkan maksimal 0,7%.
Quality Control Minyak Goreng
Untuk bahan baku minyak goreng, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi
15
ini merupakan satu group dengan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle
Cabang Semarang. Dalam pengawasan mutu, minyak goreng yang baru datang dari
supplier diambil sampelnya dan dianalisa secara kimia dengan cara pengujian asam
lemak bebas / free fatty acid (FFA). Kadar FFA maksimal yang diizinkan berdasarkan
SNI 7709-2012 tentang minyak kelapa sawit yaitu 0,3%.
Quality Control Seasoning
Pada bagian QC Seasoning dilakukan pengawasan mutu bumbu, minyak bumbu, kecap,
sambal, solid ingredient, dan chilli powder yang baru datang dari PT.Indofood CBP Food
Ingredient Division (ICBP FID) Semarang. Pengawasan ini meliputi analisa fisik dan
kimia. Analisa fisik yang dilakukan yaitu penimbangan bumbu per sachet, pengukuran
panjang sambungan untuk bumbu tanpa potong, dan pengecekan kebocoran kemasan
bumbu. Setiap flavor bumbu memiliki standar yang berbeda berkaitan dengan berat
bumbu dan panjang sambungan kemasan. Analisa kimia dengan cara menguji kadar air
bumbu. Menurut standar yang telah ditetapkan, kadar air bumbu mi reguler maksimal
2,5%, sedangkan untuk bumbu mix sayuran kering maksimal 8%.
Quality Control Pengemas
Pengawasan mutu kemasan dilakukan oleh QC Pengemas. Untuk etiket, analisa yang
dilakukan meliputi pengukuran lebar, pitch, serta ketebalan etiket. Lebar dan pitch etiket
diukur menggunakan penggaris, sedangkan ketebalan etiket diukur menggunakan alat
bernama thickness gauge. Selanjutnya, analisa karton dengan cara menukur panjang,
lebar, dan tinggi karton, serta daya tumpuk karton. Kemudian analisa cup Pop Mie
meliputi pengukuran tinggi, diameter atas, diameter bawah, tebal bibir atas secara
vertikal, tebal cup, serta berat cup. Pengukuran tinggi dan diameter cup menggunakan
penggaris. Pengukuran tebal cup dan tebal bibir atas cup secara vertikal menggunakan
jangka sorong. Pengukuran berat cup menggunakan timbangan analitik. Selain itu, garpu
Pop Mie dianalisa berdasarkan berat, panjang, dan kelendutan garpu.
4.5.Process Quality Control (PQC)
Setelah Incoming Quality Control, pengawasan mutu terus dilakukan sepanjang proses
16
dilakukan terhadap adonan mi dan blok mi, meliputi kadar air dan kadar lemak, air alkali
meliuti pengukuran pH, viskositas, dan specific gravity. Serta analisa minyak yang
terdapat pada fryer dengan analisa kadar free fatty acid (FFA). Analisa ini dilakukan
secara kimiawi oleh QC analis di laboratorium. Selain itu, analisa organoleptik juga
dilakukan oleh QC Shelf Life. Untuk blok mi, analisa dilakukan dengan mengamati warna,
aroma, dan tekstur. Warna dan aroma dipastikan normal, serta tekstur renyah. Pada
minyak bumbu diihat warna, bau, dan rasanya. Warna dipastikan jernih, serta bau dan
rasa normal. Bumbu dianalisa berdasarkan warna, aroma, tekstur, dan rasa. Warna bumbu
dipastikan cerah dan normal, tekstur hablur (tidak cacking) dan rasa normal. Untuk chilli
powder analisa dilakukan dengan mengamati warna, rasa, aroma, dan tekstur. Warna,
rasa, dan aroma dipastikan normal, serta tekstur hablur. Pada kecap dan minyak kecap
analisa dilakukan berdasarkan warna dan kekentalan. Warna dipastikan normal dan tidak
terlalu kental (dapat mengalir). Selanjutnya, analisa bawang goreng dan solid ingredient
dilakukan dengan mengamati tekstur, kerenyahan, rasa, aroma, dan warna. Aroma, rasa,
dan warna dipastikan normal dan tekstur renyah. Selain itu, analisa terhadap air minum
dan total dissolve solid (TDS) air limbah juga turut dilakukan menggunakan analisa
kimiawi oleh QC analis di laboratorium. Analisa TDS bertujuan untuk menentukan tahap
pegolahan limbah yang harus dilakukan.
4.6.Outgoing Quality Control (OQC)
Setelah melalui IQC dan PQC, tahap akhir pengawasan mutu yaitu Outgoing Quality
Control (OQC). Pada tahap ini, analisa dilakukan terhadap produk jadi yang siap untuk
didistribusikan. Pengawasan mutu yang dilakukan meliputi pengecekan kode produksi
dan expired date, kebocoran kemasan, kelayakan karton, serta berat mi per bungkus.
Kode produksi dan expired date harus tertera dan terbaca dengan jelas. Kemasan mi
dipastikan tertutup rapat (tidak ada kebocoran). Karton yang digunakan harus kuat dan
tersegel rapat. Berat mi per bungkus harus sesuai dengan berat yang tertera pada kemasan.
Berat mi diukur menggunakan timbangan analitik. Selain itu, OQC juga turut memastikan
penataan gudang dan pendistribusian produk dengan sistem first in first out (FIFO).
17 BAB 5
PENGAWASAN MUTU BUMBU PRODUK INDOMIE DAN POP MIE
5.1. Latar Belakang
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang merupakan
perusahaan yang bergerak pada bidang pembuatan mi instan. Mi instan yang diproduksi
disertai dengan bahan pelengkap berupa bumbu, minyak bumbu, chili powder, dan solid
ingredient. Bumbu yang digunakan dalam produk mi instan di PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Food
Ingredient Division (ICBP FID) Semarang. ICBP FID merupakan perusahaan dalam satu
grup yang sama dengan ICBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle, dimana perusahaan
ini khusus memproduksi seasoning (bumbu, minyak bumbu, dan solid ingredient) yang
kemudian akan didistribusikan ke seluruh cabang PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Divisi Noodle di Indonesia.
Bumbu yang baru datang dari supplier akan dianalisis kualitasnya dalam incoming quality
control. Hal ini dilakukan supaya bumbu yang akan disertakan pada produk akhir memiiki
mutu yang baik dan sesuai standar sehingga umur simpannya sesuai dengan umur simpan
mi dan produk secara keseuruhan. Analisa yang dilakukan meliputi analisa kimia dan
fisik. Anlisa kimia yang dilakukan adalah pengujian kadar air. Sedangkan analisa fisik
yang dilakukan adalah pengecekan flavor, kode batch, dan tanggal datang. Incoming
bumbu yang dianalisa hanya diambil beberapa sampel secara acak dengan jumlah sesuai
ketentuan dari QC Seasoning. Menurut Rutoto
(2007), dalam melakukan analisa pada suatu populasi yang banyak perlu dilakukan
sampling. Sampel yang diambil harus mewakili populasinya secara representatif. Apabila
pada sampel yang diuji terdapat bumbu yang tidak sesuai dengan standar dengan
ketentuan A/R (accept / reject) tertentu maka akan dikembalikan ke PT. Indofood CBP
Food Ingredient Division (ICBP FID) Semarang.
5.2. Tujuan
Mengetahui kadar air terkait dengan umur simpan bumbu pada produk Indomie dan Pop
18
5.3. Metode
5.3.1. Analisa Fisik Bumbu
Sebelum dilakukan analisa fisik, pada incoming bumbu peru dicek flavor, kode batch,
dan tanggal datang. Kemudian setelah analisa, kode produksi bumbu yang disampling
dicatat pada laporan analisa. Analisa fisik yang dilakukan untuk mengawasi mutu bumbu
antara lain menimbang berat bumbu per bungkus, mengukur panjang sambungan, dan
mengecek kebocoran kemasan. Setiap flavor memiliki standar berat bumbu per kemasan
dan standar panjang sambungan yang berbeda. Untuk berat bumbu dinyatakan dalam
gram (g) dengan toleransi ±0,5 g. Sedangkan panjang sambungan dinyatakan dalam
milimeter (mm) dengan toleransi ±4 mm. Berat bumbu harus memnuhi standar supaya
tidak merugikan konsumen. Pengukuran panjang sambungan hanya dilakukan pada
bumbu tanpa potong (bumbu dalam bentuk renceng). Panjang sambungan harus
memenuhi standar supaya ketika dipotong menggunakan mesin pemotong otomatis,
potongan tepat pada sambungan sehingga kemasan bumbu tidak robek dan bocor.
Kebocoran kemasan juga perlu diteliti agar uap air dan pengotor tidak masuk ke dalam
kemasan bumbu. Uap air yang kontak langsung dengan bumbu dapat meningkatkan kadar
air bumbu sehingga akan memperpendek umur simpannya. Hal ini sesuai dengan teori
Floros dan Gnanasekharan (1993) yang menyatakan bahwa terdapat enam faktor utama
yang menyebabkan kerusakan dan penurunan mutu produk pangan, antara lain
keberadaan uap air, oksigen, cahaya, mikroorganisme, bahan kimia toksik, dan bantingan
(kompresi). Analisa fisik ini dilakukan oleh QC bagian Seasoning di Gudang Seasoning
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang.
5.3.2. Analisa Kimia Bumbu
Analisa kimia yang dilakukan untuk mengawasi mutu bumbu adalah uji kadar air bumbu,
dimana kadar air ini dapat menentukan umur simpan bumbu. Setiap flavor memiliki
standar kadar air yang berbeda. Maka dari itu, umur simpan beberapa brand ada yang
berbeda. Antara lain Indomie memiliki umur simpan delapan bulan, Pop Mie dengan
umur simpan enam bulan, dan Sarimi Gelas memiliki umur simpan tujuh bulan. Umur
19
bumbu dan bahan pelengkapnya. Analisa kimia dilakukan oleh QC Analis di
Laboratorium PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang.
Uji Kadar Air Bumbu
Pengujian kadar air bumbu di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle
Cabang Semarang menggunakan metode pengeringan dengan oven (thermogravimetri).
Prinsip pengujiannya adalah mengeringkan sampel menggunakan oven dengan suhu
103-1070C hingga seluruh air menguap dan diperoleh berat tetap dari sampel yang diujikan.
Kadar air sampel merupakan selisih dari berat sampel sebelum dikeringkan dengan berat
sampel setelah dikeringkan yang kemudian dinyatakan dalam persen.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam pengujian kadar air adalah bumbu Indomie Rasa Ayam
Bawang Dan Bumbu Pop Mie Rasa Ayam Bawang Jumbo.
Alat
Alat yang digunakan dalam pengujian kadar air bumbu antara lain oven listrik, neraca
analitik, desikator (berisi desikan aktif yang berwarna biru), cawan / botol timbang
beserta tutupnya dengan diameter 5 cm dan tinggi 3-5 cm, serta penjepit.
Cara Kerja
Menurut AOAC (2005), cara kerja pengujian kadar air pertama-tama cawan dan tutup
dikeringkan dalam oven bersuhu 103-1070C selama 15 menit, kemudian didinginkan
dalam desikator, lalu ditimbang sampai ketelitian 0,1 mg. Selanjutnya, sampel yang sudah
disiapkan ditimbang sebanyak 3-5 g ke dalam cawan. Setelah itu, cawan berisi sampel
dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 103-1070C selama 3 jam. Setelah kering,
cawan berisi sampel didinginkan dalam desikator selama 30-40 menit. Kemudian, cawan
berisi sampel ditimbang kembali hingga ketelitian 0,1 mg. Selanjutnya, kadar air dapat
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟𝐴𝑖𝑟 =𝑊𝑊1− 𝑊2
20
Keterangan: W0 = berat cawan + tutup
W1 = berat cawan + tutup + sampel sebelum dikeringkan W2 = berat cawan + tutup + sampel setelah dikeringkan
5.4. Hasil dan Pembahasan
Hasil analisis kadar air bumbu Indomie Rasa Ayam Bawang dan Pop Mie Rasa Ayam
Bawang Jumbo dapat diihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Bumbu Indomie Rasa Ayam Bawang Jumbo dan Pop
Mie Rasa Ayam Bawang
Ul
Indomie Rasa Ayam Bawang Pop Mie Rasa Ayam Bawang Jumbo
W0 W1 W2 Kadar
Berdasarkan tabel 1., dapat dilihat bahwa selisih nilai W1 dan W2 pada bumbu Indomie
lebih kecil dibandingkan dengan bumbu Pop Mie. Oleh sebab itu, kadar air bumbu
Indomie lebih kecil daripada bumbu Pop Mie. Kadar air bumbu Indomie berkisar antara
1,2059 - 1,3450, sedangkan bumbu Pop Mie sekitar 2,4353 - 2,7927.
Berdasarkan hasil pengamatan, kadar air bumbu Pop Mie lebih tinggi dibandingkan
dengan bumbu Indomie. Hal ini dikarenakan bumbu Pop Mie tidak hanya terdiri dari
bumbu murni, melainkan campuran bumbu dengan bahan pelengkap (solid ingredient)
berupa sayur, sosis, dan bakso dalam bentuk kering, sehingga mengakibatkan kadar air
21
Hubungan Kadar Air dengan Umur Simpan
Analisa kimia yang dilakukan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi
Noodle Cabang Semarang untuk mengawasi mutu bumbu yang baru datang adalah
dengan cara menganalisa kadar air bumbu, karena kadar air dapat mempengaruhi umur
simpan produk secara keseluruhan. Menurut Hariyadi (2004), semakin tinggi kadar air
suatu produk maka umur simpan produk tersebut menjadi lebih singkat. Hal ini diperkuat
dengan teori Christian (1980) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi
penurunan mutu produk pangan adalah kadar air yang terkandung dalam produk.
Aktivitas air berbanding lurus dengan kadar air yang pada umumnya digambarkan
sebagai kurva isotermis dan juga berhubungan dengan pertumbuhan mikroorganisme,
khususnya bakteri karena bakteri tumbuh pada Aw yang relatif tinggi (0,9). Semakin
tinggi aktivitas air dan kadar air maka pertumbuhan mikroorganisme semakin pesat.
Hasil penelitian ini sesuai dengan standar umur simpan yang ditetapkan oleh PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang, dimana umur
simpan Pop Mie lebih singkat daripada Indomie. Pop Mie memiliki umur simpan selama
22 BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Pengawasan mutu pada bumbu dilakukan dengan analisa fisik dan kimia.
Analisa fisik bumbu meliputi berat bumbu, panjang sambungan kemasan, dan kebocoran kemasan.
Analisa kimia bumbu yang dilakukan yaitu uji kadar air bumbu.
Kadar air bumbu Indomie lebih rendah dibandingkan Pop Mie karena bumbu
Indomie terdiri dari bubuk bumbu saja, sedangkan Pop Mie merupakan campuran
dari bubuk bumbu dan bahan pelengkap berupa sayuran kering.
Semakin tinggi kadar air bumbu, maka umur simpan bumbu semakin singkat. Umur simpan Pop Mie lebih singkat daripada umur simpan Indomie.
6.2. Saran
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang diharapkan
tetap menjaga kualitas produk dengan pengawasan mutu yang ketat sesuai standar
nasional maupun internasional, serta terus mengembangkan variasi produk yang
dihasilkan. Selain itu, untuk meningkatkan kualitas dan memperpanjang umur simpan
produk, disarankan untuk memodifikasi kemasan dengan penambahan bahan pengemas
23
DAFTAR PUSTAKA
AOAC. 2005. Official Methods of Analysis. Association of Official Analytical Chemists. Benjamin Franklin Station. Washington.
Christian, J.H.B. 1980. Reduced Water Activity. P. 79-90. In J.H. Silliker, R.P. Elliot, A.C. Baird-Parker, F.L. Brian, J.H.B. Christian, D.S. Clark, J.C. Olson Jr., and T.A. Roberts (Eds.) Microbial Ecology of Foods. Academic Press. New York.
Codex Committee on Food Hygiene. 1997. HACCP System and Guidelines for its Application, Annexe to CAC/RCP 1-1969, Rev 3 dalam Codex Alimentarius Commision Food Hygiene Basic Texts, Food and Agriculture Organisation of the United Nations, World Halth Organisation. Rome.
Dewandari, Kun Tanti. 2010. Studi Penerapan HACCP pada Pengolahan Sari Buah Jeruk Siam. Jurnal Standardisasi Vol. 12, No. 1, Hal 43-49.
Floros, J.D. dan V. Gnanasekharan. 1993. Shelf Life Prediction of Packaged Foods: Chemical, Biological, Physical, and Nutritional Aspect. G. Chlaralambous (Ed.). Elsevier Publ. London.
Haryadi, P. 2004. Prinsip-Prinsip Pendugaan Masa Kadaluwarsa dengan Metode Accelerated Shelf Life Test. Pelatihan Pendugaan Waktu Kadaluwarsa (Shelf Life). Bogor 1-2 Desember 2004. Pusat Studi Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.
Julianti, Sri. 2014. The Art of Packaging. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Kamarijami, Suyitno. 1996. Dasar – Dasar Pengemasan. Rineka Cipta. Jakarta.
Muhandri, T. dan D. Kadarisman. 2006. SistemJaminan Mutu Industri Pangan. IPB Press. Bogor.
Mujiarto, Iman. 2005. Sifat dan Karakteristik Material Plastik dan Bahan Aditif. Jurnal Traksi Vol. 3, No. 5.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentangKeamanan, Mutu, dan Gizi Pangan. Jakarta.
Rutoto, Sabar. 2007. Pengantar Metodologi Penelitian. FKIP: Universitas Muria. Kudus.
Sampurno. 2006. Keterangan Pers Kepala BPOM RI. No. Kh. 00.01.1241.029 Tentang Hasil Tindak Lanjut Pengawasan Terhadap Penyalahgunaan Formalin sebagai Pengawet Tahu dan Mi Basah. Jakarta.
24
SNI 3751-2009. Tepung Terigu. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.
Suyanti. 2008. Membuat Mie Sehat Bergizi dan Bebas Pengawet. Penebar Swadaya. Jakarta.