PENERAPAN SPANNING TREE PROTOCOL (STP) PADA
JARINGAN DI GEDUNG PERTIWI GROUP
TEKNOLOGI INFORMASI
Dosen Pengajar : Enda Wista Sinuraya, ST., MT.
Disusun Oleh :
Aditya (2106011413
Bimo Bagaskoro (21060114140096) Reza Rahmadani (210601141400)
S1 - TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015
ABSTRAK
Pada perkantoran masih banyak dijumpai penggunaan jaringan komputer yang digunakan sebagai sarana komunikasi yang menggunakan satu jalur pada setiap komputer. Penggunaan Spanning Tree Protocol membuat pengiriman data tidak hanya melewati satu jalur saja akan tetapi memiliki jalur cadangan sehingga jika salah satu jalur rusak masih terdapat jalur cadangan.
Spanning Tree Protocol merupakan sebuah protokol yang berada di jaringan switch yang memungkinkan semua perangkat untuk berkomunikasi antara satu sama lain agar dapat mendeteksi dan mengelola redundant link dalam jaringan. Spanning Tree Protokol adalah dengan cara memaksa jalur data redundan ke standby state, sehingga jika salah satu segmen jaringan di STP tidak bisa diakses (tidak bisa dijangkau), atau jika terjadi perubahan biaya STP. Maka, algoritma spanning tree akan mengkonfigurasi ulang spanning tree topologi dan membangun kembali link dengan mengaktifkan standby path.
Spanning Tree Protocol nantinya dapat menyediakan redundansi jalan dengan mendefinisikan sebuah tree yang membentang di semua switch dalam jaringan yang diperpanjang.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas hadirat Tuhan YME karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “SPANNING TREE PROTOCOL”.
Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini, khususnya bagi pihak-pihak yang artikel ataupun tulisannya telah digunakan oleh penulis sebagai sumber referensi.
Semoga informasi yang terdapat makalah ini dapat berguna untuk diaplikasikan sebaik-baiknya demi kepentingan umum dan khususnya dapat memberikan manfaat bagi penulis.
Masih banyak kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam penyusunan makalah ini. Kritik dan saran sangat diharapkan guna kesempurnaan makalah yang telah tersusun.
Semarang, 2 Mei 2015
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar BelakangPERTIWI GROUP yang terletak di jalan Sunan Sedayu 12 Rawamangun, Jakarta Timur merupakan sebuah gedung perkantoran yang cukup sibuk. Sebagaimana Gedung perkantoran pada umumnya, sebagian besar jalur transmisi data menggunakan jaringan biasa. Pada jaringan ini menggunakan satu jalur untuk setiap komputer maupun peralatannya. Jika salah satu peralatan seperti hub rusak maka koneksi terhadap sebuah komputer maupun beberapa komputer menjadi terputus.
Permasalahan ini yang kemudian dalam pemecahannya menggunakan STP (Spanning Tree Protocol) yang berfungsi untuk menyediakan redundansi jalan dengan mendefinisikan sebuah tree yang membentang di semua switch dalam jaringan yang diperpanjang.
Dengan ini diharapkan dalam traffic jaringan tidak terganggu akibat adanya kerusakan sebuah alat di penghubung yang menyebabkan komputer menjadi tidak terhubung ke jaringan di saat penting.
1.2
Tujuan Percobaan1.2.1
Menerapkan penggunaan Spanning Tree Protocol pada jaringan komputer pada gedung perkantoran.1.2.2
Mengetahui cara kerja Spanning Tree Protocol1.3
Batasan MasalahDi sini penulis membahas tentang Spanning Tree Protocol serta penggunaan dalam jaringan menggunakan Cisco Packet Tracer.
1.4 Metode Penelitian
1.4.1 Metode Pengamatan
Melakukan pengamatan pada kantor yang bersangkutan. 1.4.2 Metode Studi Pustaka
Melakukan studi terhadap materi-materi yang dibutuhkan dalam mengolah hasil penelitian, seperti internet, buku, modul, jurnal, dsb.
1.5 Sistematika Penulisan
1.5.1 BAB I Pendahuluan
Bab ini terdiri atas latar belakang, tujuan percobaan, batasan masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
1.5.2 BAB II Landasan Teori
Berisi landasan teori mengenai Spanning Tree Protocol, Local Area Network (LAN), dan Cisco Packet Tracer.
1.5.3 BAB III Perancangan
Berisi bagaimana langkah-langkah membuat rancangan topologi jaringan yang dibutuhkan dengan baik dan benar
1.5.4 BAB IV Pengujian dan Analisa
Berisi beberapa bukti pengujian terhadap jaringan yang dibuat secara simulasi dan dianalisa hasil pengujian tersebut, serta mengenai perbandingan dari segi ekonomi.
1.5.5 BAB V Penutup
Bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan.
BAB II
LANDASAN TEORI 2.1 Spanning Tree Protocol (STP)
Spanning Tree Protocol (STP) merupakan sebuah protokol yang berada di jaringan switch yang memungkinkan semua perangkat untuk berkomunikasi antara satu sama lain agar dapat mendeteksi dan mengelola redundant link dalam jaringan.
Gambar 2.1 Rangkaian Jaringan Spanning Tree Protocol Komponen STP (Spanning Tree Protocol)
1. Root bridge
Root bridge merupakan master bridge atau controlling bridge. Root bridge secara periodik mem-broadcast message konfigurasi. Message ini digunakan untuk memilih rute dan re-konfigure fungsi-2 dari bridge-2 lainnya bila perlu. Hanya ada satu root bridge per jaringan. Root bridge dipilih oleh administrator. Saat menentukan root bridge, pilih root bridge yang paling dekat dengan pusat jaringan secara fisik.
2. Designated bridge
Suatu designated bridge adalah bridge-2 lain yang berpartisipasi dalam meneruskan paket melalui jaringan. Mereka dipilih secara automatis dengan cara saling tukar paket konfigurasi bridge. Untuk mencegah terjadinya bridging loop, hanya ada satu designated bridge per segment jaringan
3. Backup bridge
Semua bridge redundansi dianggap sebagai backup bridge. Backup bridge mendengar traffic jaringan dan membangun database bridge. Akan tetapi mereka tidak meneruska paket. Backup bridge ini akan mengambil alih fungsi jika suatu root bridge atau designated bridge tidak berfungsi.
Bridge mengirimkan paket khusus yang disebut Bridge Protocol Data Units (BPDU) keluar dari setiap port. BPDU ini dikirim dan diterima dari bridge lainnya digunakan untuk menentukan fungsi-2 bridge, melakukan verifikasi kalau bridge disekitarnya masih berfungsi, dan recovery jika terjadi perubahan topology jaringan.
Perencanaan jaringan dengan bridge mengguanakan spanning tree protocol memerlukan perencanaan yang hati-hati. Suatu konfigurasi yang optimal menuntut pada aturan-aturan berikut ini:
1. Setiap bridge sharusnya mempunyai backup (yaitu jalur redundansi antara setiap segmen)
2. Packet-2 harus tidak boleh melewati lebih dari dua bridge antara segmen-2 jaringan
3. Packet-2 seharusnya tidak melewati lebih dari tiga bridge setelah terjadi perubahan topology.
Spanning tree protocol (STP) adalah layanan yang memungkinkan LAN switches dikoneksikan secara redundansi dengan memberikan suatu mekanisme untuk mencegah terjadinya suatu bridging loops.
Keuntungan Spanning Tree Protocol
1. Menghindari Trafic Bandwith yang tinggi dengan mesegmentasi jalur akses melalui switch
2. Menyediakan Backup / stand by path utk mencegah loop dan switch yang failed/gagal
3. Mencegah looping
4. Memberikan jalur redundansi antara dua piranti
5. Recovery secara automatis dari suatu perubahan topology atau kegagalan bridge
2.2 Local Area Network (lAN)
Local Area Network (LAN) merupakan sebuah jaringan yang digunakan untuk membuat koneksi antar komputer maupun peralatan lainnya yang terhubung dalam jaringan tersebut. LAN biasanya digunakan pada tempat dengan ruang lingkup yang tidak luas, misalnya pada sebuah gedung. LAN menghubungan tiap piranti baik itu menggunakan kabel maupun wireless dapat menggunakan switch.
2.3 Cisco Packet Tracer
Packet Tracer adalah simulator alat-alat jaringan Cisco yang sering digunakan sebagai media pembelajaran dan pelatihan, dan juga dalam bidang penelitian simulasi jaringan komputer. Program ini dibuat oleh Cisco Systems dan disediakan gratis untuk fakultas, siswa dan alumni yang telah berpartisipasi di Cisco Networking Academy. Tujuan utama Packet Tracer adalah untuk menyediakan alat bagi siswa dan pengajar agar dapat memahami prinsip jaringan komputer dan juga membangun skill di bidang alat-alat jaringan Cisco.
Packet Tracer terbaru yaitu versi 6.2. Dalam versi ini dapat mensimulasikan Application Layer protocols, Routing dasar RIP, OSPF, dan EIGRP, sampai tingkat yang dibutuhkan pada kurikulum CCNA yang berlaku, sehingga bila dilihat sekilas software ini bertujuan untuk kelas CCNA.Target Packet Tracer yaitu menyediakan simulasi jaringan yang real, namun terdapat beberapa batasan berupa penghilangan beberapa perintah yang digunakan pada alat aslinya yaitu pengurangan command pada Cisco IOS. Dan juga Packet Tracer tidak bisa digunakan untuk memodelkan jaringan produktif/aktif. Dengan keluarnya versi 6, beberapa
fitur ditambahkan, termasuk fiturBGP. BGP memang bukan termasuk kurikulum CCNA, akan tetapi termasuk kurikulum CCNP
Pengenalan Jendela Cisco Packet Tracer 6.2.
Pada Cisco Packet Tracer terdapat beberapa menu bar dan toolbar yang digunakan untuk menampilkan beraneka device yang dibutuhkan untuk menyimulasikan sebuah rangkaian jaringan.
Gambar 2.2 Tampilan Jendela Cisco Packet Tracer
Cara menampilkan device ke lembar kerja adalah dengan cara menarik device tersebut dan meletakannya pada bagian lembar kerja yang diinginkan atau disebut juga drag and drop
Device yang terdapat di Cisco Packet Tracer antara lain : 1. Router
Router adalah sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack protokol tujuh-lapis OSI.\
Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch. Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN).
Gambar 2.3 Tampilan Toolbar Routers
2. Switch
Pengalih jaringan (atau switch) adalah sebuah alat jaringan yang melakukan penjembatan taktampak (penghubung penyekatan (segmentation) banyak jaringan dengan pengalihan berdasarkan alamat MAC).
Switch jaringan dapat digunakan sebagai penghubung komputer
atau penghalang pada satu area yang terbatas, pengalih juga bekerja pada lapisan taut data (data link), cara kerja pengalih hampir sama
seperti jembatan (bridge), tetapi switch memiliki sejumlah porta sehingga sering dinamakan jembatan pancaporta (multi-port bridge).
Gambar 2.4 Tampilan Toolbar Switch 3. End Devices
End Devices merupakan peralatan terakhir yang digunakan untuk menyambngkan sebuah jaringan. End Devices contohnya laptop, computer dan server…
Pada point (a) Komputer, (b) Laptop, (c) Server, yang merupakan peralatan yang paling sering digunakan
Gambar 2.5 Tampilan Toolbar End Devices 4. Kabel / Connector
Kabel merupakan koneksi yang mehubungkan antar komponen. Contoh kabel yang disediakan pada Cisco Packet Tracer antara lain : (a) Kabel Otomatis, (b) Kabel Straight, (c) Kabel Crossover
Jenis-jenis kabel penghubung ditentukan berdasarkan aturan sebagai berikut :
1. Untuk mengkoneksikan peralatan yang berbeda, gunakan kabel Straight-through :
Router –Switch Router – Hub PC – Switch PC –Hub
2. Untuk mengkoneksikan peralatan yang sama, gunakan kabel Cross-Over : Router – Router Router – PC Switch – Switch Switch –Hub 5. Hub
Hub/pusatan Ethernet adalah sebuah perantijaringan komputer
yang berfungsi untuk menghubungkan peranti-peranti dengan kabel
Ethernet atau serat optik agar bersikap sebagai satu petak jaringan (network segment). Pusatan bekerja pada lapisan wujud (lapis 1) dalam acuan OSI (OSI model). Pusatan digunakan untuk mengalirhantarkan data dari penggunalayan (client).
Gambar 2.6 Tampilan Toolbar Hub 6. Wireless Devices
Wireless Devices adalah peralatan yang cara menghubungkan dengan komponen lain tidak menggunakan kabel / connector.
Gambar 2.7 Tampilan Toolbar Wireless Devices 7. WAN Emulation
Berisi komponen yang digunakan untuk membentuk Wide Area Network (WAN). Jaringan ini mencakup wilayah yang luas.
Gambar 2.8 Tampilan Toolbar WAN Emulation BAB III.
PERANCANGAN JARINGAN
1. Buka aplikasi Cisco Packet Tracer 6.2 Student Version seperti pada gambar 3.1
Gambar 3.1 Booting Cisco Packet Tracer 6.2sv
2. Hubungkan antara PC, Switch, dan , dengan menggunakan kabel straight dan cross.
3. Buat topology jaringan dengan 1 frame relay (cloud), 3 Router dan banyak PC, seperti pada gambar 3.2
4. Setelah topologi jaringan benar dan sesuai rancangan, kemudian mengkonfigurasi Router, Frame-relay, access point, switch dan PC yang ada. Pertama adalah konfigurasi pada Router Pusat. Konfigurasi yang akan dilakukan antara lain :
Memberikan IP Router>enable
Router#configure terminal #mengaktifkan konfigurasi#
Router(config)#interface se0/3/0 #mengaktifkan interface se0/3/0# Router(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.0.0.0 #memberikan ip# Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#interface fa0/0 #mengaktifkan interface fa0/0 #
Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0 #memberikan ip# Router(config-if)#no shutdown
Mengaktifkan DHCP pool Router>enable
Router#configure terminal #mengaktifkan konfigurasi#
Router(config)#ip dhcp pool BPR #Memberi nama DHCP dengan “VOICE”#
Router(dhcp-config)#network 192.168.1.0 255.255.255.0 #memberi Networks DHCP dengan 24 bit#
Router(dhcp-config)#default-router 192.168.1.1 #default IP pada router# Router(dhcp-config)#option 150 ip 192.168.1.1 #perintah untuk konfigurasi VoIP#
DHCP server diperlukan untuk memberikan alamat IP dan lokasi server untuk setiap telepon IP terhubung ke jaringan. Kemudian mengkonfigurasi layanan telepon Call Manager Express pada Router untuk mengaktifkan voip pada jaringan
Menghubungkan dengan frame-relay Router>enable
Router#configure terminal #mengaktifkan konfigurasi#
Router(config)#interface se0/3/0 #mengaktifkan interface se0/3/0#
Router(config-if)#encapsulation frame-relay #menghubungkan dengan frame-relay#
Router(config-if)#frame-relay map ip 10.10.10.2 102 broadcast #menghubungkan dengan router cab_Mijen dengan DLCI 102#
Router(config-if)#frame-relay map ip 10.10.10.3 103 broadcast #menghubungkan dengan router cab_Ungaran dengan DLCI 103#
Router(config-if)#no shutdown #menyimpan konfigurasi# Mengaktifkan tellephony-service
Router(config)#telephony-service #mengkonfigurasi telephony service# Router(config-telephony)#max-dn 10 #menentukan jumlah nomor maksimal#
Router(config-telephony)#max-ephones 10 #menentukan jumlah telefon maksimal#
Router(config-telephony)#ip source-address 192.168.1.1 port 2000 #sumber IP Address#
Router(config-telephony)#auto assign 1 to 10 #memberikan nomor otomatis#
Router(config-if)#no shutdown #menyimpan konfigurasi# Router(config)#ephone-dn 1 Router(config-ephone-dn)#number 1001 Router(config-ephone-dn)#exit Router(config)#ephone-dn 2 Router(config-ephone-dn)#number 1002 Router(config-ephone-dn)#exit
Static Routing
Router(config)#ip route 192.160.2.0 255.255.255.0 10.10.10.2 Router(config)#ip route 192.160.3.0 255.255.255.0 10.10.10.3
5. Lakukan konfigurasi yang sama dengan Router Pusat pada Router kantor cabang Ungaran dengan menyesuaikan IP yang ada. Konfigurasinya sebagai berikut :
Memberikan IP Router>enable
Router#configure terminal #mengaktifkan konfigurasi#
Router(config)#interface se0/3/0 #mengaktifkan interface se0/3/0# Router(config-if)#ip address 10.10.10.2 255.0.0.0 #memberikan ip# Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#interface fa0/0 #mengaktifkan interface fa0/0 #
Router(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0 #memberikan ip# Router(config-if)#no shutdown
Mengaktifkan DHCP pool Router>enable
Router#configure terminal #mengaktifkan konfigurasi#
Router(config)#ip dhcp pool BPR1 #Memberi nama DHCP dengan “VOICE”#
Router(dhcp-config)#network 192.168.2.0 255.255.255.0 #memberi Networks DHCP dengan 24 bit#
Router(dhcp-config)#default-router 192.168.2.1 #default IP pada router# Router(dhcp-config)#option 150 ip 192.168.2.1 #perintah untuk konfigurasi VoIP#
DHCP server diperlukan untuk memberikan alamat IP dan lokasi server untuk setiap telepon IP terhubung ke jaringan. Kemudian
mengkonfigurasi layanan telepon Call Manager Express pada Router untuk mengaktifkan voip pada jaringan
Menghubungkan dengan frame-relay Router>enable
Router#configure terminal #mengaktifkan konfigurasi#
Router(config)#interface se0/3/0 #mengaktifkan interface se0/3/0#
Router(config-if)#encapsulation frame-relay #menghubungkan dengan frame-relay#
Router(config-if)#frame-relay map ip 10.10.10.1 201 broadcast #menghubungkan dengan router cab_Mijen dengan DLCI 201#
Router(config-if)#frame-relay map ip 10.10.10.3 203 broadcast #menghubungkan dengan router cab_Ungaran dengan DLCI 203#
Router(config-if)#no shutdown #menyimpan konfigurasi# Mengaktifkan tellephony-service
Router(config)#telephony-service #mengkonfigurasi telephony service# Router(config-telephony)#max-dn 6 #menentukan jumlah nomor maksimal#
Router(config-telephony)#max-ephones 6 #menentukan jumlah telefon maksimal#
Router(config-telephony)#ip source-address 192.168.2.1 port 2000 #sumber IP Address#
Router(config-telephony)#auto assign 1 to 6 #memberikan nomor otomatis#
Router(config-if)#no shutdown #menyimpan konfigurasi# Router(config)#ephone-dn 1 Router(config-ephone-dn)#number 2001 Router(config-ephone-dn)#exit Router(config)#ephone-dn 2 Router(config-ephone-dn)#number 2002 Router(config-ephone-dn)#exit
*dan seterusnya hingga “ephone-dn 6” Static Routing
Router(config)#ip route 192.160.1.0 255.255.255.0 10.10.10.1 Router(config)#ip route 192.160.3.0 255.255.255.0 10.10.10.3
6. Lakukan konfigurasi yang sama dengan Router Pusat pada Router kantor cabang Mijen dengan menyesuaikan IP yang ada. Konfigurasinya sebagai berikut :
Memberikan IP Router>enable
Router#configure terminal #mengaktifkan konfigurasi#
Router(config)#interface se0/3/0 #mengaktifkan interface se0/3/0# Router(config-if)#ip address 10.10.10.3 255.0.0.0 #memberikan ip# Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#interface fa0/0 #mengaktifkan interface fa0/0 #
Router(config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0 #memberikan ip# Router(config-if)#no shutdown
Mengaktifkan DHCP pool Router>enable
Router#configure terminal #mengaktifkan konfigurasi#
Router(config)#ip dhcp pool BPR1 #Memberi nama DHCP dengan “VOICE”#
Router(dhcp-config)#network 192.168.3.0 255.255.255.0 #memberi Networks DHCP dengan 24 bit#
Router(dhcp-config)#default-router 192.168.3.1 #default IP pada router# Router(dhcp-config)#option 150 ip 192.168.3.1 #perintah untuk konfigurasi VoIP#
DHCP server diperlukan untuk memberikan alamat IP dan lokasi server untuk setiap telepon IP terhubung ke jaringan. Kemudian mengkonfigurasi layanan telepon Call Manager Express pada Router untuk mengaktifkan voip pada jaringan
Menghubungkan dengan frame-relay Router>enable
Router#configure terminal #mengaktifkan konfigurasi#
Router(config)#interface se0/3/0 #mengaktifkan interface se0/3/0#
Router(config-if)#encapsulation frame-relay #menghubungkan dengan frame-relay#
Router(config-if)#frame-relay map ip 10.10.10.1 301 broadcast #menghubungkan dengan router cab_Mijen dengan DLCI 301#
Router(config-if)#frame-relay map ip 10.10.10.2 302 broadcast #menghubungkan dengan router cab_Ungaran dengan DLCI 302#
Router(config-if)#no shutdown #menyimpan konfigurasi# Mengaktifkan tellephony-service
Router(config)#telephony-service #mengkonfigurasi telephony service# Router(config-telephony)#max-dn 5 #menentukan jumlah nomor maksimal#
Router(config-telephony)#max-ephones 5 #menentukan jumlah telefon maksimal#
Router(config-telephony)#ip source-address 192.168.3.1 port 2000 #sumber IP Address#
Router(config-telephony)#auto assign 1 to 5 #memberikan nomor otomatis#
Router(config-if)#no shutdown #menyimpan konfigurasi# Router(config)#ephone-dn 1
Router(config-ephone-dn)#number 3001 Router(config-ephone-dn)#exit
Router(config-ephone-dn)#number 3002 Router(config-ephone-dn)#exit
*dan seterusnya hingga “ephone-dn 5” Static Routing
Router(config)#ip route 192.160.1.0 255.255.255.0 10.10.10.1 Router(config)#ip route 192.160.2.0 255.255.255.0 10.10.10.2
7. Berikutnya adalah konfigurasikan switch pada masing-masing jaringan tiap kantor. Berikut konfigurasi untuk switch kantor pusat.
Switch(config)#interface range fa0/2 – 20 #konfigurasi interface# Switch(config-if-range)#switchport mode access#perintah VoIP#
Switch(config-if-range)#switchport voice vlan 1 #menentukan Vlan mana yang dipilih#
Untuk switch kantor cabanr hanya diubah “vlan” nya saja yaitu untuk kantor ungaran menggunakan VLAN (virtual LAN) 10, dan untuk kantor mijen menggunakan VLAN (virtual LAN) 100.
8. Konfigurasi frame relay pada cloud, tepatnya pada setiap serial yang terhubung ke router. Disini kita akan menambahkan dlci untuk menghubungkan antara 1 router dengan router yang lainnya. Berikut adalah konfigurasinya pada setiap serial cloud
Gambar 3.3 konfigurasi cloud serial 0
Gambar 3.4 Konfigurasi cloud serial 1
9. Terakhir kita akan akan konfigurasi Connections Frame Relay pada cloud. Kita akan menghubungkan jalur jalur yang akan digunakan, hal ini mirip dengan konsep routing yang menentukan hop hop untuk tujuan
Gambar 3.6 konfigurasi cloud frame-relay 10. Selesai.
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA JARINGAN 4.1 Pengujian
4.1.1 Pengujian ping pada sistem satu LAN
Dalam kasus ini yang akan diuji adalah pada PC Director 192.168.1.7 dilakukan ping terhadap PC HRD dengan IP 192.168.1.10 , dan di dapat hasil seperti berikut :
Gambar 4.1 pengujian ping pada sistem satu LAN 4.1.2 Pengujian ping PC Marketing terhadap Router Pusat
Dalam hal ini yang akan diuji adalah pada PC Marketing 192.168.1.11 dilakukan ping terhadap Router Pusat IP 10.10.10.1 dan di dapat hasil berikut :
4.1.3 Pengujian ping PC HRD terhadap PC marketing ungaran
Dalam pengujian berikut hal yang diuji adalah koneksi beda jaringan atau beda network, yaitu antara IP 192.168.1.11 dengan IP 192.168.2.4 dan didapat hasil sebagai berikut :
Gambar 4.3 Pengujian beda network
Berikut adalah penjelan dan cara membaca data PING diatas yang telah diuji.
Penjelasan Ping 192.168.2.4 diatas sebagai berikut :
a. “Pinging 192.168.2.4 with 32 bytes of data” maksudnya adalah kita telah melakukan ping ke 192.168.1.2 dengan 32 bytes data.
b. “Packets: Sent = 4, Received = 3, Lost = 1 (25% loss)” artinya kita mengirim 4 data dan telah diterima 3 data serta ada 1 data yang hilang.
c. “Time=4ms” artinya Time pada sebuah paket PING mengindikasikan ketersediaan bandwidth yang disediakan untuk paket PING, jika bandwidth PING habis maka statistik dari time, akan semakin besar. pada contoh diatas keadaan paling buruk adalah 1010 ms. biasanya ISP mengalokasikan bandwidth khusus untuk PING ini.
d. “TTL=126” artinya TTL singkatan dari Time To Live, adalah sebuah ukuran yang menunjukkan nilai maksimum untuk membalas paket ICMP atau disebut juga latency/delay.dan melewati 2 router Jika TTL 128 sistem operasi yang digunakan adalah Windows XP, Sedangkan TTL merupakan nilai “Time-To-Live” yang digunakan untuk mencegah adanya circular routing
pada suatu jaringan. Dengan mengurangi nilai TTL awal yaitu 128 dengan nilai TTL akhir maka bisa dihitung banyaknya hop yang dilalui dari komputer asal ke komputer tujuan. Setiap kali packet PING melalui sebuah ip address maka nilai TTL nya akan dikurangi satu. Sehingga jika TTL mencapai nilai nol, PING packet akan di-discard / di-drop dan hasil PING menunjukkan : “TTL expired in transit”.
e. Apabila utilitas ping menunjukkan hasil yang positif maka kedua komputer tersebut saling terhubung di dalam sebuah jaringan. Hasil statistik keadaan koneksi ditampilkan dibagian akhir. Kualitas koneksi dapat dilihat dari besarnya waktu bolak-balik (roundtrip) dan besarnya jumlah paket yang hilang (packet loss). Semakin kecil kedua angka tersebut, semakin bagus kualitas koneksinya.
Jika koneksi gagal maka akan muncul balasan Request Time Out pada tampilan command prompt. Koneksi gagal bisa disebabkan karena beberapa hal, antara lain :
Serabut tembaga pada ujung kabel UTP tidak mencapai ujung konektor RJ-45
Salah menyusun warna pada kabel UTP
Penggunaan IP Address dengan Network yang berbeda atau kelas yang berbeda.
4.1.4 Pengujian Routing IP pada Jaringan
Dalam hal ini akan diuji apakah routing sudah benar dan berjalan dengan baik, selain dengan uji PING dapat juga dilihat dari IP routing atau jalur IP nya, contohnya sebagai berikut.
Gambar 4.4 IP routing Router Ungaran
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa secara Static (S) terhubung dengan network IP 192.168.1.0 dan IP 192.168.3.0, serta secara Connected (C) terhubung langsung dengan IP 192.168.2.0 dan 10.0.0.0. Dengan begitu komunikasi data dapat berjalan dengan lancar.
4.1.5 Pengujian VoFR dengan komunikasi voice
Dalam hal ini akan diuji apakah komunikasi suara dapat dilakukan dengan sistem Voice Over Frame Relay (VoFR) yang sudah dibuat sedemikian rupa, berikut pengujiannya :
Gambar 4.5 Pengujian Calling via VoFR beda network
Dari hasil pengujian tersebut terbukti bahwa sistem VoFR sudah berjalan dengan baik karena teruji dapat menelpon antar jaringan yaitu jaringan kantor pusat dengan jaringan kantor cabang Ungaran.
4.2 Analisa
4.2.1 Data Observasi
Tabel 4.1 Data Observasi PT. BPR KLEPU MITRA KENCANA Kantor / Pembanding Pusat Ungaran Mijen
Jumlah PC 30 22 10
Biaya Rek. Telfon / Bulan (rata-rata)
Rp.3.000.000,- Rp.1.500.000,- Rp. 850.000,-Biaya internet 3Mbps
(speedy) unlimited
Rp. 450.00,- Rp. 450.000 Rp.450.000 Efisiensi komunikasi Cukup Baik Baik
*Cukup = berjalan dengan cukup baik, dengan kadang kala ada miss komunikasi dan waktu yang tidak efisien
Baik = waktu saat berkomunikasi di kantor berjalan baik,, jarang dijumpai miss komunikasi dan lebih sinkron komunikasi anatar satu dengan yang lain.
4.2.2 Perhitungan Bandwidth Komunikasi Suara
Diketahui bahwa port yang digunakan dalam menghubungkan jaringan (Router – Switch) adalah port FastEthernet 100Mbps dan diketahui juga rata-rata pemakaian bandwidth komunikasi suara atau transfer suara adalah 64 Kbps. Berikut adalah tabel bandwidth yang digunakan dalam komunikasi VoFR atau VoIP.
Gambar 4.7 Bit Rate Video Transfer
Gambar 4.8 Bit Rate Data Transfer Skype
Dari data diatas dapat dlihat bahwa dalam melakukan komunikasi hanya memerlukan bandwith yang sangat kecil yaitu 100Kbps dengan kualitas terbaik. Tetapi dalam komunikasi video dan suara (Video Calling)
memerlukan bandwith cukup besar. Berikut perhitungan dari bit rate yang ada :
Jumlah max Calling (x) = Rate transfer FastEthernet / rate voice X = 100Mbps / 100Kbps
X = 1000
Jadi maksimal melakukan panggilan dalam waktu yang bersamaan adalah 1000 panggilan.
Sedangkan untuk video calling perhitungannya sebagai berikut , jika menggunakan video calling high quality 500Kbps (480p).
Jumlah max video calling (X) = rate trasnfer fastethernet / rate video 480p X = 100Mbps / 500Kbps
X = 200 panggilan
Jadi maksimal melakukan panggilan video dalam waktu yang bersamaan adalah 200 panggilan.
4.2.3 Perhitungan Biaya
Dari data observasi telah didapat data berupa biaya pemakaian telfon PSTN (Telkom) sebesar Rp.3.000.000, Rp.1.500.000, dan Rp.850.000,- . berikut perhitungannya :
Harga Router Cisco 2811 = Rp.14.000.000,- Harga Switch Cisco 2950 24 port = RP. 2.500.000,-
Jasa Instalasi = Rp. 2.000.000,- +
Total = Rp. 18.500.000,- x 3 kantor = Rp.
55.500.000,-Jika dibandingan pemakaian jasa telkom dengan
rata-rata pembayaran total Rp. 5.850.000,- x 12 bulan = Rp.70.200.000,-Dengan demikian selisihnya dalam satu tahun adalah Rp.70.200.000 –Rp. 55.500.000 =
Rp.14.700.000,-Dengan asumsi itu adalah perhitungan pada tahun pertama, tahun-tahun berikutna hanya memakan biaya perwatan atau pemeliharaan saja, jadi jauh lebih hemat.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
1. Spanning Tree Protocol (STP) merupakan manajemen link yang menyediakan redundansi sementara mencegah perulangan yang tidak diinginkan dalam jaringan.
2. Tugas utama STP adalah menghentikan terjadinya loop-loop network pada network layer 2 (bridge atau switch).
3. Dalam perancangan topologi VoFR perlu dilakukan konfigurasi Frame-Relay pada router dan pengaturan traffic pada Frame-Relay (cloud) itu sendiri.
4. Komunikasi data , suara, dan video dengan VoFR tidak terbatas jarak semala berada di dalam bumi, maka dari itu sangat tepat bila digunakan oleh perusahan multinasional ataupun internasional karena dapat menghemat biaya.
5. Dari jaringan yang dibuat sebagai perencanaan, sudah dapat memanfaatkan smarthphone dan wireless tablet untuk penggunaap VoFR agar lebih fleksibel dalam pemakaiannya.
6. Dari analisa didapat bahwa bandwidth yang dibutuhkan untuk komunikasi suara dengan kualitas paling baik adalah 100Kbps dan untuk video call sebesar 500Kpbs.
5.2 Saran
1. Sebaiknya Tekhnologi ini lebih maksimal penerapannya dilingkungan kampus Universitas Diponegoro agar bisa dijadikan bahan pembelajaran oleh mahasiswa dan penghematan biaya.
2. Diharapkan kantor-kantor di yang meliki cabang diuar kota maupun luar negeri sudah menggunakan sistem VoFR ini selain untuk penghematan biaya juga untuk kemajuan tekhnologi di Indonesia sendiri.