1
Analisa Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian pada Keripik Buah UD. Subur Jaya Malang
AnalysisOfMarketing MixInfluencePurchasingDecisiononFruitChipsUD. Sabar JayaMalang
Septantrina Puspitasari1)*, Panji Deoranto2), Imam Santoso2)
1)
AlumniJurusanTeknologiIndustriPertanian - FakultasTeknologiPertanian, UniversitasBrawijaya 2)StafPengajarJurusanTeknologiIndustriPertanian - FakultasTeknologiPertanian, UniversitasBrawijaya
Jl. Veteran No. 1 Malang 65145 *email: septantrina@gmail.com
Abstrak
Buah – buahan mempunyai sifat yang mudah busuk dan tidak tahan lama, sehingga pemilik usaha harus mempunyai variasi untuk produknya. Pada UKM keripik buah ini, pemilik usaha hanya mengerti bagaimana cara untuk memproduksi keripik buah saja dan belum terlalu mengerti bagaimana cara untuk memasarkan dengan baik agar produk yang mereka produksi akan lebih banyak dikenal oleh masyarakat luas dan tidak hanya datang tetapi untuk membeli untuk waktu yang akan datang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tentang pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian produk keripik buah. Pada usaha ini maka dilakukan penelitian dengan menggunakan analisis unsur-unsur dalam bauran pemasaran, yaitu produk, harga, promosi, distribusi, orang, bukti fisik dan proses (7p) dengan menggunakan metode partial least square (PLS). Dari penelitian inidapat diketahui besarnya nilai pengaruh variabel bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian. Dari nilai yang diperoleh tersebut, dapat diketahui bahwa variabel tempat/distribusi mempunyai nilai lebih dibanding variabel lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tempat/distribusi mempunyai peran paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian keripik buah UD. Sabar Jaya Malang. Hasil penelitian juga menyebutkan bahwa 53% variabel produk, harga, tempat/distribusi, promosi, orang, bukti fisik dan proses mempengaruhi keputusan pembelian keripik buah UD. Sabar Jaya Malang. UD. Sabar Jaya Malang sebaiknya lebih memperhatikan tempat/distribusi dari keripik buah Levina untuk meningkatkan keputusan pembelian konsumen.
Kata kunci : 7p, Bauran Pemasaran, Keputusan Pembelian, Keripik Buah, Partial Least Square (PLS)
Abstract
Fruitsareperishableandnot as durable, so that business ownersshouldhave avariationtoits products. InUD. Sabar JayaMalang, business ownerssimplyunderstand howtoproducefruit chipsaloneandnot fully understandhowtoproperlymarketa productthatthey producewill be morewidely knownby the public andnotonlycomebuttobuyfor thefuture.The purposeofthis studyistoinvestigate and analyze of themarketing mixofinfluenceson purchasing decisionfruit chipsproducts.Onthis businessresearch is conductedusinganalysis ofelements ofthemarketing mix, namelyproduct, price, promotion, place/distribution, people, evidenceandphysicalprocessesorcommonly referred to7pbyusing themethod ofpartialleast squares(PLS).Fromthis studyit can be seenthe value ofthe marketingmix variablesinfluencethe purchasing decision. Fromthe values obtained, it can be seenthat thevariableplace/distributionhas more valuethan theother variables, so itcanbe concludedthatthevariables place/distributionhas themostdominantrolein influencingpurchasing decisionsfruit chips UD. Sabar JayaMalang.The results ofthe studyalsostated that53% ofthe variableproduct, price, place/distribution, promotion, people, physicalevidenceandprocessinfluencingpurchasing decisionfruit chips UD.SabarJayaMalang. UD.Sabar JayaMalangshouldpay more attention tothe place/distributionofLevinafruit chipstoincreaseconsumer purchasing decision.
2
PENDAHULUAN
Masyarakat Indonesia memiliki
kebiasaan yang cenderung dengan kebiasaan konsumtif. Disebutkan pada data BPS tahun
2013 pada bulan Maret, masyarakat
Indonesia rata–rata melakukan pengeluaran rumah tangga untuk makanan sebesar 50,66% dan pengeluaran rumah tangga untuk bukan makanan sebesar 49,34% dengan sampel sebesar 75.000 rumah tangga. Sebagian besar pengeluaran masyarakat Indonesia adalah untuk makanan.Masyarakat masih terbiasa dengan kebiasaan konsumtif
dan belum banyak yang melakukan
produksi. Potensi bahan lokal Indonesia sebenarnya sangat banyak, tetapi masyarakat yang belum melihat adanya potensi dari bahan lokal tersebut, seperti beberapa jenis buah–buahan lokal, yaitu apel, nangka, nanas, semangka, dan lain-lain.
Studi kasus pada usaha Keripik Buah UD. Sabar Jaya Malang yang beralamat di Jl. Raya Wendit No 31 Pakis, Malang. Persaingan di bidang usaha makanan sangatlah ketat, maka pemilik usaha harus
benar–benar memperhatikan dan
merumuskan bagaimana cara yang tepat untuk menangani semua itu.Pemilik usaha disini hanya mengerti bagaimana cara untuk memproduksi keripik buah saja dan belum terlalu mengerti bagaimana cara untuk memasarkan dengan baik agar produk yang mereka produksi akan lebih banyak dikenal oleh masyarakat luas serta melakukan keputusan membeli pada keripik buah ini.
Keputusan pembelian adalah
preferensi konsumen atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan dan niat konsumen untuk membeli merek yang paling disukai (Kotler,2005).Regresi Partial Least Square (PLS) merupakan teknik yang
menjeneralisasi dan mengkombinasikan
sifat-sifat dari analisis komponen utama dan regresi berganda (Abdi, 2006). Tujuannya adalah menduga atau menganalisa variabel-variabel tak bebas dari variabel-variabel-variabel-variabel
bebas atau variabel prediktor. PLS
diperkenalkan oleh Herman Wold,dkk pada tahun 1960 dan kemudian menjadi populer
dalam bidang kemometrik dan juga
digunakan dalam bidang-bidang lain.
Oleh karena itu, untuk mengetahui dan menganalisis tentang pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian produk keripik buah pada usaha ini maka dilakukan penelitian dengan menggunakan analisis komponen dasar atau unsur-unsur dalam bauran pemasaran, yaitu produk, harga, promosi, distribusi, orang, bukti fisik dan proses atau yang biasa disebut dengan 7p (product, price, promotion,place, people, phisical evidence, dan process) dengan
menggunakan metode PLS. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bagaimana pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian pada keripik buah UD. Sabar Jaya Malang dan untuk
mengetahui variabel–variabel bauran
pemasaran mana yang berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian pada keripik buah UD. Sabar Jaya Malang.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilakukan di UKM Keripik Buah UD. Sabar Jaya Malang, Pakis-Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai Agustus 2014. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem, Jurusan Teknologi
Industri Pertanian, Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Tahapan Penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah seperti yang
dijelaskan pada Gambar 3.1.
Penelitian yang akan dilakukan
menggunakan metode survei. Penelitian
survei (survey research) adalah bentuk
mengumpulan data yang menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada beberapa orang.
Teknik pengumpulan data yang
dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Wawancara yaitu dengan dialog yang
dilakukan oleh pewawancara kepada responden untuk menggali informasi seperti pada pihak perusahaan/UKM yang terkait pada kondisi lapangan secara langsung.
2. Kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk
3
yang akan digunakan sebagai sampel. Data yang diperoleh akan dianalisis dan diolah untuk hasil penelitian.
3. Dokumentasi yaitu gambaran kondisi
lokasi pengambilan data baik itu berupa gambar ataupun data tertulis yang menunjang penelitian.
Gambar 3.1 Diagram Alir Tahapan Penelitian
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Pengambilan sampel dilakukan di wilayah
Malang Raya.
2. Sampel yang digunakan adalah yang
pernah melakukan pembelian untuk keripik buah Levina.
3. Variabel yang digunakan adalah produk,
harga, tempat, promosi, orang, bukti fisik, proses dan keputusan pembelian.
4. Usia responden yang digunakan dalam
penelitian ini adalah responden yang
berumur 17–55 tahun, karena
diasumsikan pada usia ini responden
dapat memberikan penilaian yang
objektif.
Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain adalah :
a. Variabel Laten
Variabel laten adalah sebuah variabel bentukan yang dibentuk melalui indikator– indikator yang diamati dalam dunia nyata. Nama lain untuk variabel laten adalah faktor,
konstruk, atau unobserved variable
(Ferdinand,2006). Variabel laten yang
digunakan dalam penelitian ini seperti pada
Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Variabel Laten
Simbol Variabel Laten (Konstruk)
X1 Produk X2 Harga X3 Tempat X4 Promosi X5 Orang X6 Bukti Fisik X7 Proses Y Keputusan Pembelian b. Variabel Terukur
Variabel terukur adalah variabel yang datanya harus dicari melalui penelitian lapangan, misalnya melalui survei. Nama
lain untuk variabel terukur adalah
observedvariable, indicator variable, atau
manifestvariable (Ferdinand,2006).Variabel terukur yang digunakan dalam penelitian ini seperti pada Tabel 3.2.
Penentuan sampel menggunakan
non-probability sampling. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanya merupakan gambaran kasar tentang suatu keadaan. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling.
Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil (Nasution, 2003).Menurut Sekaran (2007), teknik pengambilan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah berdasarkan rumus Slovin yaitu:
Dimana :
n = jumlah sampel N = jumlah populasi
e = error (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%)
Pada yang disebutkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Kota Malang tanggal 1 Maret 2014 tercatat jumlah penduduk sebesar 849.667 jiwa. Oleh karena itu hasil perhitungan dari jumlah sampel:
4
Dimana :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi 849.667 jiwa
e = error (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%)
Kuesioner yang akan dianalisis terdiri dari beberapa bagian pertanyaan yaitu:
1. Bagian Pertama, pertanyaan mengenai
identitas responden. Pertanyaan ini
digunakan untuk mengumpulkan data tentang responden yang meliputi jenis
kelamin, usia, pendidikan terakhir,
pekerjaan, penghasilan, dan lain
sebagainya.
2. Bagian Kedua, pertanyaan mengenai
variabel bauran pemasaran pada UD. Sabar Jaya Malang.
3. Bagian Ketiga, pertanyaan mengenai
keputusan pembelian konsumen pada UD. Sabar Jaya Malang.
Tabel 3.2. Variabel Indikator Variabel Laten Variabel Indikator
Produk (product) (X1) 1. Warna produk (X11) 2. Rasa produk (X12) 3. Kemasan (X13) 4. Variasi (X14) Harga (price) (X2)
1. Biaya ganti rugi (X21) 2. Harga fleksibel (X22) 3. Diskon harga (X23) Tempat (place) (X3) 1. Lokasi (X31) 2. Transportasi/jangkauan (X32) Promosi (promotion) (X4) 1. Personal selling (X41) 2. Iklan (X42) Orang (people) (X5) 1. Kesediaan membantu (X51) 2. Kemampuan melakukan pendekatan (X52) 3. Sopan santun (X53) Bukti fisik (physical evidence) (X6) 1. Suasana (X61) 2. Fasilitas (X62) 3. Kebersihan (X63) Proses (process) (X7) 1. Waktu pelayanan (X71) 2. Tingkat efisiensi (X72) 3. Pembuatan janji/pemesanan (X73) Keputusan Pembelian (Y) 1. Kuantitas (Y1) 2. Kepercayaan konsumen (Y2)
Untuk menentukan beberapa tingkatan
skor tersebut menggunaka skala Likert.
Skala likert adalah salah satu teknik
pengukuran sikap yang paling sering digunakan dalam riset pemasaran. Dalam pembuatan skala likert, periset membuat beberapa pernyataan yang berhubungan dengan suatu isu atau objek, lalu subjek atau responden diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap masing-masing pernyataan (Hendri, 2009). Rincian skala likert yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sangat
Tidak Setuju (STS ) : nilai 1
2. Tidak Setuju (TS) : nilai 2 3. Netral (N) : nilai 3 4. Setuju (S) : nilai 4 5. Sangat Setuju (SS) : nilai 5
Validitas internal menunjukkan
kemampuan dari instrumen penelitian untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dari
suatu konsep (Latan dan Temalagi,
2013).Instrumen kuesioner akan dinyatakan
valid jika memiliki nilai
Kaiser-Meyer_Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA) ≥0,5 dan factor loading ≥0,7, akan tetapi factor loading 0,5– 0,6 masih dapat diterima. Rumus Korelasi
Product Momen Pearson seperti berikut:
Dimana :
r = koefisien korelasi
n = jumlah observasi / responden x = skor pertanyaan
y = skor total
Uji realibilitas menunjukkan
akurasi, ketepatan, dan konsistensi kuesioner dalam mengukur variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dinyatakan reliabel jika
5
menghasilkan nilai Cronbach Alpha >70, walaupun nilai 0,60–0,70 masih dapat diterima (Latan dan Temalagi, 2013). Rumus
Cronbach Alpha adalah sebagai berikut:
Dimana :
R = koefisien realibilitas
k =banyaknya butir pertanyaan
∑Si2
= total varians butir
St2 = total varians
Data yang telah diperoleh kemudian
dianalisis menggunakan pendekatan Partial
Least Square (PLS) dengan bantuan
software SmartPLS. PLS merupakan teknik analisis multivariat yang digunakan untuk memproyeksikan hubungan linaer antar
variabel–variabel pengamatan, yang
sekaligus melibatkan variabel laten.
Langkah–langkah yang dilakukan untuk analisis seperti dijelaskan pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Tahapan Pengujian Model PLS
Perancangan model struktural
berfungsi menjelaskan hubungan antara variabel laten dengan variabel lainnya. Model struktural pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Model Struktural (inner model)
Perancangan model pengukuran (outer
model) ini berfungsi untuk menjelaskan antara variabel laten dengan variabel indikatornya. Pada penelitian ini masing– masing variabel laten bersifat refleksif. Model pengukuran refleksif ditunjukkan
pada Gambar 3.4, Gambar 3.5, Gambar
3.6, Gambar 3.7, Gambar 3.8, Gambar 3.9, Gambar 3.10, Gambar 3.11.
Gambar 3.4 Model Refleksif X1 dengan Indikatornya
Gambar 3.5 Model Refleksif X2 dengan Indikatornya
Gambar 3.6 Model Refleksif X3 dengan Indikatornya
Gambar 3.7 Model Refleksif X4 dengan Indikatornya
Gambar 3.8 Model Refleksif X5 dengan Indikatornya
6 Gambar 3.10 Model Refleksif X7 dengan Indikatornya
Gambar 3.11 Model Refleksif Ydengan Indikatornya Digram jalur yaitu menggabungkan antara inner model dan outer model. Hal ini dilakukan agar lebih mudah untuk dipahami. Hal itu dengan menggabungkan antar variabel laten dengan variabel indikatornya.
Seperti dijelaskan pada Gambar 3.12.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Objek Penelitian
UD. Sabar Jaya Malang ini adalah usaha yang bergerak pada industri pangan yaitu keripik buah. Produk ini dibuat dengan dilatarbelakangi dengan kebutuhan variasi camilan pada di Kota Malang. UD. Sabar Jaya Malang ini berdiri pada bulan November tahun 2008. Lokasi dari UD. Sabar Jaya Malang berada di Jalan Raya Wendit 31 Pakis, Malang.UD. Sabar Jaya
Malang melakukan perkembangan–
perkembangan terhadap produk keripik buah lain, seperti keripik nangka, apel, salak, rambutan dan nanas.
Karakteristik Responden
Karakteristik responden menjelaskan tentang kondisi responden yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, intensitas pembelian keripik buah Levina per bulan, dan keripik buah apa saja yang sering
dibeli.Responden yang diambil adalah
responden yang membeli keripik buah di toko UD. Sabar Jaya Malang. Responden yang diambil sebesar 100 responden.
Uji Validitas dan Realibilitas
Hasil nilai validitas menunjukkan semua indikator mempunyai nilai rhitung >
rtabeldengan nilai rtabel sebesar 0,164. Oleh
karena itu kuesioner pada penelitian ini
dinyatakan valid.Uji realibilitas
menunjukkan akurasi, ketepatan, dan
konsistensi kuesioner dalam mengukur variabel.Nilai dari semua variabel dan indikatornya mempunyai nilai >0,70. Hal ini dapat dinyatakan bahwa kuesioner penelitian ini adalah reliabel. Suatu variabel dinyatakan reliabel jika menghasilkan nilai Cronbach Alpha >0,70, walaupun nilai 0,60–0,70 masih dapat diterima (Latan dan Temalagi, 2013).
Hasil Pengujian Model dengan Partial Least Square (PLS)
Model Struktural (inner model)
Perancangan model struktural pada penelitian ini adalah hubungan antara variabel X (eksogen) dengan variabel Y (endogen). Variabel X (eksogen) pada
penelitian ini adalah variabel bauran
pemasaran (produk, harga, tempat, promosi, orang, bukti fisik, dan proses) dan variabel Y
(endogen) adalah variabel keputusan
pembelian.
Model Terukur (outer model)
Model pengukuran (outer model) ini berfungsi untuk menjelaskan antara variabel laten dengan variabel indikatornya.
Konstruksi Diagram Jalur
Konstruksi diagram jalur adalah
dengan menggabungkan inner model dengan
7
SmartPLS.Pada diagram jalur bahwa nilai
loading factor indikator kesediaan membantu (X51) kurang dari 0,50. Menurut
Aryani dan Rosinta (2010), nilai loading factor >0,50 indikator - indikator yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi syarat untuk menjadi indikator konstruk.
Oleh karena itu indikator kesediaan
membantu harus dikeluarkan.Diagram jalur seperti ditunjukkan pada Gambar. 4.1.
Gambar 4.1 diagram jalur sebelum dimodifikasi
Gambar 4.1 diagram jalur setelah dimodifikasi
Konversi Diagram Jalur Ke Sistem Persamaan
Persamaan ini ada dua, yaitu:
1. Persamaan Model Pengukuran (Outer
Model)
a. Variabel Produk. Pada variabel ini
indikator yang paling mempengaruhi adalah indikator kemasan produk (X13)
b. Variabel Harga. Pada variabel ini
indikator yang paling mempengaruhi adalah indikator biaya ganti rugi (X21)
c. Variabel Tempat/Distribusi. Pada variabel
ini indikator yang paling mempengaruhi adalah indikator lokasi (X31)
d. Variabel Promosi. Pada variabel ini
indikator yang paling mempengaruhi adalah indikatorpersonal selling (X41)
e. Variabel Orang. Pada variabel ini
indikator yang paling mempengaruhi adalah indikator kemampuan melakukan pendekatan (X52) dan sopan santun (X53)
f. Variabel Bukti Fisik. Pada variabel ini indikator yang paling mempengaruhi adalah indikator fasilitas (X62)
g. Variabel proses. Pada variabel ini
indikator yang paling mempengaruhi
adalah indikator pembuatan
janji/pemesanan (X73)
h. Variabel Keputusan Pembelian. Pada
variabel ini indikator yang paling
mempengaruhi adalah indikator
kepercayaan konsumen (Y2)
2. Persamaan Model Struktural (Inner
Model)
Persamaan model struktural dirumuskan untuk mengetahui hubungan antar variabel laten yang diteliti.
Pendugaan Parameter
Pada penelitian ini nilai outer loading
tertinggi pada variabel produk (X1) adalah indikator kemasan produk dengan skor 0.843, outer loading tertinggi pada variabel harga (X2) adalah indikator biaya ganti rugi dengan skor 0.914, outer loading tertinggi pada variabel tempat/distribusi (X3) adalah indikator lokasi dengan skor 0.956, outer loading tertinggi pada variabel promosi (X4) adalah indikator personal selling dengan skor 0.959, outer loading tertinggi pada variabel orang (X5) adalah indikator kemampuan melakukan pendekatan dengan skor 0.933, outer loading tertinggi pada
8
variabel bukti fisik (X6) adalah indikator fasilitas dengan skor 0.943, outer loading
tertinggi pada pada variabel proses (X7) adalah indikator pembuatan janji/pemesanan dengan skor 0.876, outer loading tertinggi pada variabel keputusan pembelian (Y) adalah indikator kepercayaan konsumen dengan skor 0.912.
Evaluasi Goodness of Fit
1. Outer Model
a. Convergent validity
Pada convergent validity tingkat valid atau tidak indikator dapat dilihat berdasarkan nilai loading factor. Pada variabel indikator
X51 mempunyai nilai sebesar 0.432 atau
<0.50, dinyatakan tidak valid. Hal ini disebabkan nilai convergent validitydilihat dari nilai loading factor yang mempunyai nilai>0.5 sampai 0.6 dianggap cukup, pada jumlah indikator per konstruk tidak besar, berkisar antara 3 sampai 7 indikator (Jaya,2008).
b. Discriminant validity
Discriminant validity membandingkan
nilai square root of average variance
extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antar konstruk lainnya dalam model,
jika square root of average variance
extracted (AVE) konstruk lebih besar dari korelasi dengan seluruh konstruk lainnya
maka dikatakan memiliki discriminant
validity yang baik. Direkomendasikan nilai pengukuran harus lebih besar dari 0.50.
c. Composite Reliability
Composite Reliability adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya untuk diandalkan. Pada penelitian ini nilai composite realibility
dapat dilihat pada Tabel 4.6. Pada Tabel 4.6
nilai composite realibility pada semua
variabel mempunyai nilai diatas 0,7, hal ini menunjukkan bahwa instrumen penelitian ini dapat dipercaya untuk diandalkan.
2. Inner Model
Pengujian inner model atau model
struktural dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk, nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan
R-square untuk konstruk dependen, Stone-Geisser Q-square test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari
koefisien parameter jalur struktural
(Ghozali,2006). Perhitungan Q-square
diperoleh dari nilai R-square model dari variabel Y yang mempunyai nilai sebesar 0,530. Perhitungan Q-square dapat dilihat pada persamaan berikut:
Hasil dari perhitungan Q-square pada penelitian ini didapatkan nilai sebesar 0.530. Hal ini berarti variabel keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel bauran pemasaran sebesar 0.530.
Tabel 4.6 Hasil nilai composite realibility
Variabel Nilai Composite Realibility Produk (X1) Harga (X2) Tempat/distribusi (X3) Promosi (X4) Orang (X5) Bukti Fisik (X6) Proses (X7) Keputusan Pembelian (Y)
0.800 0.753 0.950 0.800 0.931 0.903 0.849 0.899
Sumber : data diolah (2014)
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan
metode resampling bootstrap yang
dikembangkan oleh Geisser dan Stone
dengan menggunakan software SmartPLS.
Nilai ttabel pada penelitian ini adalah sebesar
1,660 (tingkat signifikasi 0,10 dan derajat kebebasan df =100-2).
Original Sample T-Statistic
X1→Y 0.021 0.209 X2→Y 0.130 0.810 X3→Y 0.501 2.477 X4→Y 0.041 0.240 X5→Y 0.040 0.293 X6→Y 0.012 0.100 X7→Y 0.029 0.167
Kriteria pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai thitung< ttabel, maka H1 ditolak
H0 diterima
b. Jika nilai thitung> ttabel, maka H1 diterima
H0 ditolak
1. Variabel produk terhadap keputusan
pembelian
Pengujian hipotesis yang dilakukan untuk membuktikan bahwa ada pengaruh
9
antara variabel produk terhadap keputusan
pembelian didapatkan hasil thitung
0,209<1,660 tersebut dapat diketahui bahwa thitung < ttabel maka H1 ditolak H0 diterima.
Hal tersebut berarti variabel produk tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian pada keripik buah UD. Sabar Jaya Malang. Hal ini menunjukkan bahwa jika keputusan pembelian keripik
buah Levina tidak akan mengalami
perubahan jika produk mengalami
perubahan.
2. Variabel harga terhadap keputusan
pembelian
Pengujian hipotesis yang dilakukan untuk membuktikan bahwa ada pengaruh antara variabel harga terhadap keputusan
pembelian didapatkan hasil thitung
0810<1,660 tersebut dapat diketahui bahwa thitung < ttabel maka H1 ditolak H0 diterima.
Hal tersebut berarti variabel harga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian pada keripik buah UD. Sabar Jaya Malang. Hal ini menunjukkan bahwa jika keputusan pembelian keripik
buah Levina tidak akan mengalami
perubahan jika harga mengalami perubahan.
3. Variabel tempat/distribusi terhadap
keputusan pembelian
Pengujian hipotesis yang dilakukan untuk membuktikan bahwa ada pengaruh antara variabel tempat/distribusi terhadap keputusan pembelian didapatkan hasil thitung
2,477>1,660 tersebut dapat diketahui bahwa thitung > ttabel maka H1 diterima H0 ditolak.
Hal tersebut berarti variabel
tempat/distribusi berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian pada keripik buah UD. Sabar Jaya Malang. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel tempat/distribusi dengan keputusan pembelian, sehingga jika tempat/distribusi pada keripik buah Levina mengalami perubahan maka keputusan pembelian pada konsumen juga akan berubah.
4. Variabel promosi terhadap keputusan
pembelian
Pengujian hipotesis yang dilakukan untuk membuktikan bahwa ada pengaruh antara variabel promosi terhadap keputusan
pembelian didapatkan hasil thitung
0.240<1,660 tersebut dapat diketahui bahwa thitung < ttabel maka H1 ditolak H0 diterima.
Hal tersebut berarti variabel promosi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian pada keripik buah UD. Sabar Jaya Malang. Hal ini menunjukkan bahwa jika keputusan pembelian keripik
buah Levina tidak akan mengalami
perubahan jika promosi yang dilakukan mengalami perubahan.
5. Variabel orang terhadap keputusan
pembelian
Pengujian hipotesis yang dilakukan untuk membuktikan bahwa ada pengaruh antara variabel orang terhadap keputusan
pembelian didapatkan hasil thitung
0.293<1,660 tersebut dapat diketahui bahwa thitung < ttabel maka H1 ditolak H0 diterima.
Hal tersebut berarti variabel orang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian pada keripik buah UD. Sabar Jaya Malang. Hal ini menunjukkan bahwa jika keputusan pembelian keripik
buah Levina tidak akan mengalami
perubahan jika orangyang melakukan
pelayanan mengalami perubahan.
6. Variabel bukti fisik terhadap keputusan pembelian
Pengujian hipotesis yang dilakukan untuk membuktikan bahwa ada pengaruh
antara variabel bukti fisik terhadap
keputusan pembelian didapatkan hasil thitung
0.100<1,660 tersebut dapat diketahui bahwa thitung < ttabel maka H1 ditolak H0 diterima.
Hal tersebut berarti variabel bukti fisik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian pada keripik buah UD. Sabar Jaya Malang. Hal ini menunjukkan bahwa jika keputusan pembelian keripik
buah Levina tidak akan mengalami
perubahan jika bukti fisik yang ada mengalami perubahan.
7. Variabel proses terhadap keputusan
pembelian
Pengujian hipotesis yang dilakukan untuk membuktikan bahwa ada pengaruh
antara variabel bukti fisik terhadap
keputusan pembelian didapatkan hasil thitung
0.167<1,660 tersebut dapat diketahui bahwa thitung < ttabel maka H1 ditolak H0 diterima.
10
Hal tersebut berarti variabel proses tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian pada keripik buah UD. Sabar Jaya Malang.Hal ini menunjukkan bahwa jika keputusan pembelian keripik
buah Levina tidak akan mengalami
perubahan jika proses yang diberikan mengalami perubahan.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari penelitian yang telah dilakukan
dapat diketahui bahwa variabel bauran
pemasaran mempunyaipengaruh
terhadap keputusan pembelian keripik buah UD. Sabar Jaya Malang. Pada hasil
perhitungan menggunakan SmartPLS
diketahui bahwa nilai koefisien jalur dari semua variabel berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian keripik buah UD. Sabar Jaya Malang. Hasil penelitian juga menyebutkan bahwa
53% variabel produk, harga,
tempat/distribusi, promosi, orang, bukti
fisik dan proses mempengaruhi
keputusan pembelian keripik buah UD. Sabar Jaya Malang, sedangkan sisanya 47% dipengaruhi variabel indikator lain yang tidak diteliti.
2. Berdasarkan hasil hipotesis yang telah
dilakukan didapatkan hasil bahwa
variabel yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian keripik buah UD. Sabar Jaya
Malang adalah variabel
tempat/distribusidengan nilai thitung lebih
besar dari nilai ttabel 1,660 yaitu sebesar
2,477. Sedangkan variabel produk, harga, promosi, orang, bukti fisik, dan proses tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan
pembelian pada keripik buah UD. Sabar Jaya Malang.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat diberikan antara lain:
1. UD. Sabar Jaya Malang sebaiknya lebih
memperhatikan tempat/distribusi dari
keripik buah Levina untuk
meningkatkan keputusan pembelian
konsumen. Tempat/distribusi yang ada agar lebih terjangkau oleh konsumen
agar konsumen dengan mudah
menemukan lokasi dari UD. Sabar Jaya Malang.
2. Kepada peneliti selanjutnya, meneliti
variabel indikator lain yang belum diteliti dan variabel lain selain dari
variabel bauran pemasaran yang
mempengaruhi keputusan pembelian agar lebih maksimal. Penambahan penelitian pada variabel indikator lain
yaitu indikator merek produk,
sedangkan variabel lain yang belum
diteliti yaitu variabel pendapatan,
lingkungan demografi, ekonomi, sosial budaya, alam, teknologi, dan politik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdi, H. 2006. Partial Least Squares
Regression (PLSR). [Online]
http://www.statisticssolutions.com/Part
ial-Least-Squares-Regression [07
Januari 2008].
Aryani, D dan Rosinta, F. 2010. Pengaruh
kualitas Layanan Terhadap
Kepuasan Pelanggan Dalam
Membentuk Loyalitas Pelanggan.
Jurnal Ilmu Administrasi dan
Organisasi.17(2): 114-126
Ferdinand, A. 2006. Metode Penelitian
Manajemen: Pedoman Penelitian Untuk Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Semarang.
____ . 2006. Structural Equation Modeling
dalam Penelitian Manajemen. Edisi 4. BP. Universitas Diponegoro. Semarang.
Ghozali, I. 2006. Structural Equation
Medeling; Metode Alternatif dengan
PLS. Badan Penerbit Undip.
Semarang.
Hendri, J. 2009. Riset Pemasaran.
11
Kotler. 2005. Manajemen Pemasaran.
Edisi Bahasa Indonesia, Ahli Bahasa Drs. Benyamin Molan. Jilid 1, Edisi Kesebelas. Jakarta: PT. INDEKS. Latan, H Dan S. Temalagi. 2013. Analisis
Multivariate Teknik Dan Aplikasi Menggunakan IBM SPSS 20.0. Alfabeta. Bandung.
Nasution, R. 2003. Teknik Sampling. USU
Digital Library. Medan.
Sekaran, U. 2007. Research Method For
Business : Metodologi Penelitian
Untuk Bisnis. Edisi Keempat. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.