MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT
Dalam suatu audit laporan keuangan tentu terdapat berbagai macam pertimbangan bagi auditor untuk dapat memberikan opini terhadap laporan keuangan yang sedang mereka audit.
Materialitas adalah salah satu pertimbangan bagi auditor dalam merumuskan suatu opini. Selanjutnya, apakah yang dimaksud dengan materialitas itu sendiri? tingkat materialitas seperti apa yang dapat memberikan keyakinan bagi seorang auditor? konsep ini penting diketahui oleh seorang auditor agar dapat memberikan opini secara tepat.
Selanjutnya, bagaimana cara auditor dalam menentukan materialitas?
Penentuan materialitas membutuhkan penggunaan pertimbangan profesional. Sebagai langkah awal dalam menentukan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan, persentase tertentu sering kali diterapkan pada suatu tolak ukur yang telah dipilih. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi proses identifikasi suatu tolak ukur yang tepat mencakup:
1. struktur kepemilikan dan pendanaan entitas
2. unsur-unsur laporan keuangan (aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, dan beban) 3. sifat entitas, posisi entitas dlm siklus hidupnya, industri serta lingkungan ekonominya 4. fluktuasi relatif tolak ukur tersebut ( pendapatan, laba bruto, beban periode sebelumnya)
5. unsur yg menjadi perhatian khusus auditor (tujuan evaluasi kinerja keuangan, pengguna fokus laba) saat perencanaan audit pertimbangan apa saja yang dipikirkan oleh auditor?
Dalam perencanaan audit, auditor membuat pertimbangan-pertimbangan tentang ukuran kesalahan penyajian yang dipandang material. Pertimbangan-pertimbangan tersebut menyediakan suatu dasar untuk:
1. menentukan sifat, saat dan luas prosedur penilaian risiko 2. mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material 3. menentukan sifat, saat dan luas prosedur audit lanjutan
Pengertian Risiko Audit (Audit Risk) & Bagaimana penerapannya?
Risiko Audit atau Audit Risk (AR) adalah kemungkinan risiko salahsaji bersifat material dan/atau penggelapan (fraud) yang bisa lolos dari proses audit jika auditor tidak melakukan tugasnya secara cermat. Mengingat risiko itu maka, auditor harus melakuka pemeriksaan risiko (risk assessment) sebelum menjalankan proses audit, tepatnya pada fase perencanaan audit (audit planning). Tujuannya: Untuk mengukur dan memetakan risiko audit yang mungkin timbul thus bisa menentukan dimana proses pemeriksaan dilaksanakan secara ketat dan dimana agak longgar, dimana audit penuh (full audit) dan dimana secara acak (random audit).
Jenis-Jenis Risiko :
(1) risiko inherent (inherent risk),
STRATEGI AUDIT PENDAHULUAN
Komponen audit pendahuluan.Dalam mengembangkan strategi audit pendahuluan untuk asersi-asersi,auditor memspesifikasikan empat komponen sebagai berikut:
Ø Tingkat risiko bawaan yang dinilai
Ø Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk dinilai dengan mempertimbangkan: · Luas pemahaman mengenai pengendalian intern yang diperoleh
· Pengujian pengendalian yang dilaksanakan dalam mengukur risiko pengendalian. Ø Tingkat prosedur analitis yang direncanakan untuk dinilai dengan mempertimbangkan: · Luas pemahaman tentang bisnis dan industri yang diperoleh
· Prosedur analitis yang akan dilaksanakan yang menyediakan bukti mengenai penyajian wajar dari suatu asersi
Ø Tingkat pengujian rincian yang direncanakan,apabila dikombinasikan dengan prosedur lain,mengurangi risiko audit hingga tingkat rendah yang sesuai.
Tantangan dalam merencanakan strategi audit adalah bahwa model risiko bukan model yang memiliki dua dimensi.Pilihan auditor tidak hanya bergantung pada pengendalian intern atau untuk melakukan pengujian secara substantif.Komponen model risiko audit yang penting lainnya melibatkan prosedur analitis.