• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 6 Materialitas, Risiko, Dan Strategi Audit Awal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 6 Materialitas, Risiko, Dan Strategi Audit Awal"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT AWAL

MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT AWAL

MATERIALITAS MATERIALITAS

Materialitas merupakan dasar penerapan standar auditing, terutama standar  Materialitas merupakan dasar penerapan standar auditing, terutama standar   pekerjaan

 pekerjaan lapangan lapangan dan dan standar standar pelaporan. pelaporan. Oleh Oleh karena karena itu, itu, materialitasmaterialitas mempunyai pengaruh yang mencakup semua aspek audit dalam audit atas laporan mempunyai pengaruh yang mencakup semua aspek audit dalam audit atas laporan keuangan. SA Seksi 312

keuangan. SA Seksi 312 Risiko Audit dan Materialitas Audit dalam Pelaksanaan Risiko Audit dan Materialitas Audit dalam Pelaksanaan  Audit

 Audit mengharuskan auditor untuk mem pertimbangkan materialitas dalam :mengharuskan auditor untuk mem pertimbangkan materialitas dalam :

1.

1. eererencncananaaaan aun audidit.t. 2.

2. enilaenilaian terhian terhadap kadap ke!ajarae!ajaran laporn laporan keuaan keuangan sngan secara kesecara keseluruheluruhan sesuaian sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di "ndonesia.

dengan prinsip akuntansi berterima umum di "ndonesia.

Konsep Materialitas Konsep Materialitas Mat

Materiaerialitlitas as adaadalah lah besabesarnyrnya a nilnilai ai yanyang g dihdihilanilangkagkan n ataatau u salasalah h saji saji in#in#ormormasiasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan  perubahan

 perubahan atas atas atau atau pengaruh pengaruh terhadap terhadap pertimbangan pertimbangan orang orang yang yang meletakkanmeletakkan kepercayaan terhadap in#ormasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah kepercayaan terhadap in#ormasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.

saji itu. $e#eni

$e#enisi si materiamaterialitas litas tersebutersebut t menghmengharuskaaruskan n auditoauditor r untuuntuk k mempemempertimbartimbangkanngkan  baik 

 baik  1.

1. %ea%eadaadaan yan yang bng berkerkaitaaitan denn dengan gan entientitas.tas. 2.

2. %e%ebubututuhahan n inin#o#ormrmasi asi pipihahak k yayang ng akakan an memeletletakakkakan n kekepepercarcayayaan an atatasas laporan keuangan auditan.

laporan keuangan auditan.

M

Menengagapa pa KoKonsnsep ep MMatatereriaialilitatas s PePentntining g dadalalam m AAddit it atatas as LaLapoporarann Keangan!

Keangan! $al

$alam am audaudit it ataatas s laplaporaoran n keukeuangangan, an, audauditoitor r tidtidak ak dapdapat at memmemberiberikankan  jaminan

 jaminan bagi bagi klien klien atau atau pemakai pemakai laporan laporan keuangan keuangan yang yang lain, lain, bah!a bah!a laporanlaporan keuangan auditan adalah akurat. Auditor tidak dapat memberikan jaminan karena keuangan auditan adalah akurat. Auditor tidak dapat memberikan jaminan karena ia tidak memeriksa setiap transaksi yang terjadi dalam tahun yang diaudit dan ia tidak memeriksa setiap transaksi yang terjadi dalam tahun yang diaudit dan tidak dapat menentukan apakah semua transaksi yang telah dicatat, diringkas, tidak dapat menentukan apakah semua transaksi yang telah dicatat, diringkas, digolongkan, dan dikompilasi secara semestinya kedalam laporan keuangan. Oleh digolongkan, dan dikompilasi secara semestinya kedalam laporan keuangan. Oleh

(2)

karena itu, dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan  berikut ini :

1. Auditor dapat memberikan keyakinan bah!a jumlah&jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diringkas, digolongkan, dan dikompilasi.

2. Auditor dapat memberikan keyakinan bah!a ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan  pendapat atas laporan keuangan auditan.

3. Auditor dapat memberikan keyakinan, dalam bentuk pendapat bah!a laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara !ajar dan tidak  terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.

$engan demikian ada dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor yaitu konsep materialitas dan konsep risiko audit.

Pertim"angan A#al tentang Materialitas

Auditor melakukan pertimbangan a!al tentang materialitas dalam perenacanaan auditnya. enentuan materialitas ini, yang seringkali disebut dengan materialitas  perencanaan, mungkin dapat berbeda dengan tingkat materialitas yang digunakan

saat pengambilan kesimpulan audit dan dalam menge'aluasi temuan audit karena :

1. %eadaan yang melingkupi merubah.

2. "n#ormasi tambahan tentang klien dapat diperoleh selama berlangsungya audit.

ertimbangan materialtias mencakup pertimbangan kuantitati# dan kualitati#. ertimbangan kuantitati# berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan. ertimbangan kualitati#  berkaitan dengan  penyebab salah saji, suatu salah saji yang secara kuantitati# tidak material dapat secara kumulati# material, karena penyebab yang menimbulkan salah saji tersebut. (erikut merupakan contoh pertimbangan kuantitati# dan kualitati# yang dilakukan oleh auditor dalam mempertimbangkan materialitas :

1. )ubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan seperti :

(3)

• +otal akti'a dalam neraca.

• +otal aktica lancar dalam neraca.

• +otal ekuitas pemegang saham dalam neraca.

2. aktor kualitati# seperti :

• %emungkinan terjadinya pembayaran yang melanggar hukum. • %emungkinan terjadinya kecurangan.

• Syarat yang tercantum dalam perjanjian penarikan kredit dari bank 

yang mengharuskan klien untuk mempertahankan beberapa rasio keuangan pada tingkat minimum tertentu.

• Adanya gangguan dalam trend laba.

• Sikap manajemen terhadap integritas laporan keuangan.

$alam perencanaan suatu audit , auditor harus menetapkan materialitas pada dua tingkat berikut ini :

1. +ingkat laporan keuangan, karena pendapat auditor atas ke!ajaran mencakup laporan keuangan sebagai keseluruhan.

2. +ingkat saldo akun, karena auditor mem'eri#ikasi saldo akun dalam mencapai kesimpulan menyeluruh atas ke!ajaran laporan keuangan.

aktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan pertimbangan a!al tentang materialitas pada setiap tingkat yaitu :

1. Materialitas pada tingkat laporan keuangan. 2. Materialitas pada tingkat saldo akun.

3. Alokasi materialitas laporan keuangan ke akun.

-. enggunaan materialitas dalam menge'aluasi bukti audit.

$U%UNGAN ANTARA MATEREALITAS DENGAN %UKTI AUDIT

Materialitas merupakan satu diantara berbagai #aktor yang mempengaruhi  pertimbangan auditor tentang kecukupan kuantitas/ bukti audit. $alam membuat generalisasi hubungan antara materialitas dengan bukti audit, perbedaan istilah materialitas dan saldo akuan material harus tetap diperhatikan. Semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti yang diperlukan hubungan terbalik/.

(4)

RISIKO AUDIT

$alam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan risiko audit. Menurut SA Seksi 312  Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksaan Audit ,

risiko audit adalah resiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak  memodi#ikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.

Semakin pasti auditor dalam menyatakan pendapatnya, semakin rendah resiko audit yang auditor bersedia untuk menanggungnya. 0ika diinginkan tingkat kepastian , risiko audit yang auditor bersedia menanggungnya adlah 1, sedangkan jika  kepastian dipandang mencukupi, risiko audit yang auditor   bersedia untuk menanggungnya adalah . $alam audit atas laporan keuangan  perusahaan yang go public, auditor biasanya menetapkan risiko audit pada tingkat yang rendah, mengingat banyaknya pemakai laporan audit, dibandingkan dengan  pemakai laporan keuangan perusahaan perorangan.

Risi&o Adit pada Ting&at Laporan Keangan dan Ting&at Saldo A&n Auditor tidak cukup hanya menentukan materialitas dengan pernyataan berikut : %ami akan menerima bah!a laporan keuangan disajikan secara !ajar dan tidak   berisi salah saji material jika :

1. *aba bersih sebelum pajak tidak berisi salah saji lebih dari 4p. -.555.555. 2. +otal akti'a tidak mengandung salah saji lebih dari 4p. -.555.555.

3. Akti'a lancar tidak mengandung salah saji lebih dari 4p. 2.555.555.

-. 6kuitas pemegang saham tidak mengandung salah saji lebih dari 4p. 1.555.555.

Auditor harus membuat pernyataan lebih lanjut berikut ini :

%ami akan menerima pada tingkat resiko tertentu bah!a laporan keuangan disajikan secara !ajar dan tidak berisi salah saji material jika :

1. *aba bersih sebelum pajak tidak berisi salah saji lebih dari 4p. -.555.555. 2. +otal akti'a tidak mengandung salah saji lebih dari 4p. -.555.555.

3. Akti'a lancar tidak mengandung salah saji lebih dari 4p. 2.555.555.

-. 6kuitas pemegang saham tidak mengandung salah saji lebih dari 4p. 1.555.555.

(5)

%enyataan bah!a auditor tidak dapat memberikan jaminan tentang ketepatan in#ormasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan mengharuskan auditor mempertimbangkan baik materialitas maupun risiko audit 7  risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodi#ikasi  pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang

mengandung salah saji material.

4isiko audit , seperti materialitas, dibagi menjadi dua bagian :

1. 4isiko audit keseluruhan yang berkaitan dengan laporan keuangan sebagai keseluruhan.

2. 4isiko audit indi'idual yang berkaitan dengan sikap saldo akun indi'idual yang dicantumkan dalam laporan keuangan.

Risi&o Adit Keselr'an (O)erall Adit Ris&*

ada tahap perencanaan auditnya, auditor pertama kali harus menentukan risiko audit keseluruhan yang direncanakan, yang merupakan besarnya risiko yang dapat ditanggung oleh auditor dalam menyatakan bah!a laporan keuangan disajikan secara !ajar, padahal kenyataannya, laporan keuangan tersebut berisi salah saji material.

Risi&o adit indi)idal

%arena audit mencakup pemeriksaan terhadap akun&akun secara indi'idual, risiko audit keseluruhan harus dialokasikan kepada akun&akun yang  berkaitan. 4isiko audit indi'idual perlu ditentukan untuk setiap akun karena akun tertentu seringkali sangat penting karena besar saldonya dan8atau #rekuensi transaksi perubahannya. $ari pengalaman audit di tahun sebelumnya, auditor  dapat menaksir risiko audit atas akun tertentu.

Unsr Risi&o Adit 1. 4isiko ba!aan

(6)

%etentuan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bah!a tidak terdapat kebijakan dan prosedur   pengendalian intern yang terkait.

2. 4isiko pengendalian

4isiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat !aktu oleh pengendalian intern entitas. 3. 4isiko deteksi

4isiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah satu material yang terdapat dalam suatu asersi.

Penggnaan In+ormasi Risi&o Adit

+aksiran resiko audit pada tahap perencanaan audit dapat digunakan oleh auditor  untuk menetapkan jumlah bukti audit yang akan diperiksa untuk membuktikan ke!ajaran penyajian saldo akun tertentu. 9ntuk itu, auditor menentukan risiko deteksi dari #ormula risiko audit berikut ini :

4isiko audit indi'idual  4isiko ba!aan ; 4isiko pengendalian ; 4isiko deteksi

$ari #ormula tersebut, risiko deteksi dapat dihitung dengan #ormula berikut ini :

4isiko deteksi  4isiko audit indi'idual

4isiko ba!aan ; 4isiko pengendalian

$ari #ormulasi tersebut, risiko deteksi dihitung melalui tahap&tahap berikut ini : 1. Menetapkan risiko audit, risiko ba!aan, dan risiko pengendalian secara

indi'idual berdasarkan pertimbangan pro#essional auditor.

2. Melakukan penghitungan risiko deteksi dengan #ormula tersebut diatas.

(7)

$alam menaksirkan risiko deteksi dalam audit atas sediaan, auditor melakukan  pertimbangan berikut ini :

1. (erdasarkan pertimbangan auditor, ditentukan risiko audit indi'idual untuk akun sediaan pada tingkat  karena risiko audit keseluruhan juga ditetapkan sebesar /

2. (erdasarkan pertimbangan auditor, ditentukan risiko ba!aan pada tingkat =5, karena akun sediaan bersaldo besar, beberapa perhitungan rumit, #rekuensi transaksi yang berkaitan dengan akun sediaan adalah tinggi.

3. (erdasarkan pertimbangan auditor, ditentukan risiko pengendalian sebesar  35 karena pengendalian klien e#ekti# berdasarkan hasil pengujian  pengendalian yang dilakukan dalam audit tahun lalu.

(erdasarkan berbagai pertimbangan auditor tersebut diatas, risiko deteksi ditentukan sebagai berikut :

  5,5

 5,2> atau 2>  5,=5 ; 5,35

$"ngan antarnsr resi&o

4isiko ba!aan dan risiko pengendalian berbeda dengan risiko deteksi. %edua risiko yang disebut terdahulu ada, terlepas dari dilakukan atau tidaknya audit atas laporan keuangan, sedangkan risiko deteksi hubungan dengan prosedur audit dan dapat diubah oleh keputusan auditor itu sendiri. 4isiko deteksi mempunyai hubungan yang terbalik dengan risiko ba!aan dan risiko pengendalian. Semakin kecil resiko ba!aan dan resiko pengendalian yang diyakini oleh auditor, semakin  besar risiko deteksi yang dapat diterima, sebaliknya, semakin besar adanya risiko  ba!aan dan risiko pengendalian yang diyakini oleh auditor, seamkin kecil tingkat resiko deteksi yang dapat diterima. %omponen risiko audit ini dapat ditentikan secara kuantita#, seperti dalam bentuk persentase atau secara nonkuantitati# yang  berkisar, misalnya dari minimum sampai dengan maksimum.

(8)

R i s i k o a u d i t B u k t i A u d i t T i n g a k a t M a t e r i a l i t

)ubungan antara materialitas, risiko audit, dan bukti audit dapat dilihat pada gambar diatas.

1. 0ika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat materialitas dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan. 2. 0ika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi

 jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat. 3. 0ika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat

menempuh salah satu dari tiga cara berikut ini :

• Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahankan jumlah

 bukti audit yang dikumpulkan.

• Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan , sementara itu

tingkat materialitas tetap dipertahankan.

• Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat

materialitas secara bersama&sama.

STARATEGI AUDIT AWAL

+ujuan akhir auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan proses audit adalah mengurangi risiko audit ke tingkat yang cukup rendah untuk mendukung  pendapatnya, apakah dalam semua hal yang material, laporan keuangan disajikan

secara !ajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum

Unsr strategi adit a#al

$alam mengembangkan strategi audit a!al untuk suatu asersi, auditor  menetapkan empat unsur berikut ini :

(9)

1. +ingkat risiko pengendalian taksiran yang direncanakan.

2. *uasnya pemahaman atas pengendalian intern yang harus diperoleh.

3. engujian pengendalian yang harus dilaksanakan untuk menaksir risiko  pengendalian.

-. +ingkat pengujian substanti# yang direncakanan untuk mengurangi risiko audit ke tingkat yang cukup rendah.

$alam menetukan srategi audit a!al, auditor pada dasarnya menentukan titik   berat pengujian yang akan dilaksanakan oleh auditor, terutama pada pengujian

substanti'e atau terutama pada pengujian pengendalian.

Pende&atan tertama s"stanti+ 

$alam strtegi audit ini, auditor mengumpulkan semua atau hampir semua bukti audit dengan menggunakan pengujian substanti# dan auditor sedikit melakukan kepercayaan atau tidak mempercayai pengendalian intern. endekatan ini  biasanya mengakibatkan penaksiran risiko pengendalian pada tingkat atau

mendekatai maksimum.

ada dasrnya ada 3 alasan mengapa auditor menggunakan pendekatan ini :

1. )anya terdapat sedikit jika ada/ kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang rele'an dengan perikatan audit atas laporan keuangan.

2. %ebijakan dan prosedur pengendalian intern yang berkaitan dengan arsesi untuk akun dan golongan transaksi signi#ikan tidak e#ekti#.

3. eletakan kepercayaan besar terhadap pengujian substanti'e lebih e#isien untuk asersi tertentu.

Pende&atan risi&o pengendalian renda'

$alam pendekatan ini auditor melektakkan kepercayaan moderat atau pada tingkat kepercayaan penuh terhadap pengendalian, dan sebagai akibatnya auditor  hanya melaksanakan sedikit pengujian substanti#.

Per"adingan da strategi adit terse"t endekatan +erutama Substanti# 

1. Auditor merencanakan taksiran risiko pengendalian pada tingkat maksimum atau mendekati maksimum.

(10)

2. Auditor merencanakan prosedur yang kurang ekstensi# untuk memperoleh  pemahaman atas pengendalian intern.

3. Auditor merencanakan sedikit, jika ada, pengujian pengendalian.

-. Auditor merencanakan akan melakukan pengujian sustanti# secara luas. endekatan 4isiko engendalian 4endah

1. Auditor merencanakan taksiran risiko pengendalian pada tingkat moderat atau tingkat rendah.

2. Auditor merencanakan prosedur yang lebih ekstensi# untuk memperoleh  pemahaman atas pengendalian intern.

3. Auditor merencanakan pengujian secara luas.

Referensi

Dokumen terkait

 Tentukan risiko bawaan dan risiko pengendalian, dan tentukan juga tingkat risiko deteksi akhir utk setiap asersi, sejalan dgn tingkat risiko audit keseluruhan

audit guna mendeteksi salah saji yang kemungkinan tidak material secara individual, namun jika digabungkan dengan salah saji dalam saldo akun yang lain, dapat material. terhadap

47, juga menjelaskan bahwa risiko salah saji (misstatement) yang material dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh penipuan merupakan bagian dari risiko audit

Dalam perencanaan audit, suatu tingkat risiko deteksi yang direncanakan dapat diterima untuk prosedur analitis dan pengujian terinci ditentukan untuk setiap asersi yang

Materialitas dalam proses audit meliputi tiga tahap: (1) Risk assessment (penilaian risiko) : Menentukan dua macam materialitas, yakni materialitas untuk laporan keuangan secara

Auditor dapat memilih strategi ini ketika ia percaya bahwa pengendalian yang berhubungan dengan suatu asersi telah dirancang dengan baik dan berjalan dengan

Hal tersebut merupakan salah satu risiko audit yang masuk dalam jenis risiko deteksi karena dengan penolakan kerjasama agen akan menjadikan tim

Pertama , auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit, dengan membuat estimasi materialitas karena terdapat hubungan terbalik antara jumlah dalam laporan keuangan