• Tidak ada hasil yang ditemukan

Biaya Variable dan Absorpsi dan Pengguna

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Biaya Variable dan Absorpsi dan Pengguna"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Muhammad Iqbal 133112340350012 Universitas Nasional Jakarta

Biaya Variable dan Absorpsi dan Penggunaan Perhitungan Biaya Variable untuk Mengevaluasi Kinerja Manajer

1. Perhitungan Biaya Variabel dan Perhitungan Biaya Absorpsi

Perhitungan biaya variabel membebankan hanya biaya manufaktur variabel ke produk; biaya-biaya ini meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja lansung, dan overhead variabel. Overhead tetap diperlakukan sebagai beban periode dan tidak disertakan dalam penentuan biaya produk. Menurut perhitungan biaya variabel, overhead tetap dari suatu variabel dipandang habis pada akhir periode itu dan dibebankan secara total terhadap pendapatan periode tersebut.

Kegunaan variable costing adalah untuk :

1. Membebankan seluruh biaya tetap kepada perhitungan laba rugi 2. Perencanaan laba

3. Pengambilan keputusan reduksi biaya

4. Memisahkan beban (expenses) menurut perilaku biaya

5. Memudahkan menyusun laba rugi segmen tingkat unit, tingkat batch, tingkat produksi

Perhitungan biaya absorpsi membebankan semua biaya manufaktur ke produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel dan overhead tetap adalah hal-hal yang menentukan biaya produk. Jadi, menurut perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap dipandang sebagai biaya produk, bukan biaya periode.

Kegunaan full costing adalah untuk :

1. Menyajikan perhitungan laba rugi untuk pihak luar (pemegang saham, kreditur dll) 2. Menentukan kinerja divisi pabrik, pemasaran, dan divisi administrasi

3. Memisahkan beban (expenses) menurut fungsi manajemen

Perbedaan atau pengaruh penggunaan pada Variabel Costing atau Absorption Costing (Full Costing) yaitu :

(2)

produksi pada periode sebelumnya dan itu harus diperhitungkan pada periode berjalan.

Berikut ini adalah klasifikasi biaya sebagai biaya produk atau periode menurut perhitungan biaya variabel dan absorpsi:

Unit yang dijual ($300 per unit) 8.000

Volume Normal 10.000

Biaya Variabel per unit:

Bahan baku langsung $ 50

Tenaga kerja langsung $ 100

Overhead Variabel* $ 50

Penjualan dan administrasi variabel $ 10 Biaya

Tetap:

Overhead Tetap* $ 250.000

Penjualan dan administrasi Tetap $ 100.000 *Overhead yang diestimasi dan actual sama jumlahnya

(3)

Perhitungan

Perbedaaan biaya per unit mempengaruhi nilai yang disajikan di neraca, karena pada perhitungan biaya Variabel, biaya yang muncul di neraca pada persediaan akhir hanya memperhitungkan Biaya Bahan Baku Langsung, Tenaga Kerja Langsung, dan Overhead Variabel. Sedangkan pada Perhitungan biaya absorpsi, biaya yang muncul pada persediaan akhir memperhitungkan Bahan Baku Langsung, Tenaga Kerja Langsung, Overhead Variabel, dan Overhead Tetap. Jadi, biaya per unit produk menurut perhitungan biaya absorpsi selalu lebih besar dari pada menurut perhitungan biaya variabel.

Laporan Laba Rugi: Analisis dan Rekonsiliasi

Karena biaya produk per unit merupakan dasar bagi perhitungan harga pokok penjualan, maka metode perhitungan biaya variabel dan absorpsi dapat mengakibatkan angka laba bersih yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi karena jumlah overhead tetap yang diakui sebagai beban pada kedua metode. Contoh berikut pada Fairchild company.

Fairchild Company

Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya Variabel

Penjualan $ 2.400.000

Dikurangi beban Variabel:

Harga pokok penjualan Variabel $ 1.600.000

Penjualan dan administrasi variabel $ 80.000 $ 1.680.000

Margin kontribusi $ 720.000

Dikurangi beban tetap:

(4)

Penjualan dan administrasi tetap $ 100.000 $ 350.000

Laba Bersih $ 370.000

Fairchild Company

Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya Absorpsi

Penjualan $ 2.400.000

Dikurangi: Harga Pokok

Penjualan $ 1.800.000

Margin Kotor $ 600.000

Dikurangi: Beban Penjualan dan

Administrasi $ 180.000

Laba Bersih $ 420.000

Laba perhitungan biaya absorpsi lebih tinggi $50.000 dibandingkan laba perhitungan biaya variabel. Hal ini karena adanya sebagian dari overhead tetap periode tersebut yang masuk ke dalam persediaan apabila perhitungan biaya absorpsi digunakan. Penjualan, beban pemasaran, dan beban administrasi selalu sama.

Hubungan Antar Produksi, Penjualan dan Laba

No. JIKA MAKA

1 Produksi > Penjualan Laba Bersih Absorpsi > Laba Bersih Variabel 2 Produksi <> Laba Bersih Absorpsi <>

3 Produksi = Penjualan Laba Bersih Absorpsi = Laba Bersih Variabel

Contoh perhitungan berdasarkan pada data operasi Belnip, Inc. pada tahun 2004, 2005, dan 2006.

Biaya Variabel Per Unit:

Bahan Baku Langsung $4,00

(5)

Overhead Variabel (Estimasi dan

Aktual) $0,50

Penjualan dan Administratif Variabel $0,25

Harga Jual Per Unit $10

Beban Penjualan dan Administrasi Tetap (per tahun) $50.000 Overhead Tetap (estimasi dan Aktual) per tahun $150.000

2004 2005 2006 Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya Variabel:

2004 2005 2006

Penjualan $ 1.500.000 $ 1.000.000 $ 2.000.000

Dikurangi beban Variabel:

Harga pokok penjualan Variabel1 $ (900.000) $ (600.000) $ (1.200.000) Penjualan dan administrasi

variabel2 $ (37.500) $ (25.000) $ (50.000)

Margin

kontribusi $ 562.500 $ 375.000 $ 750.000

Dikurangi beban tetap:

overhead tetap $ (150.000) $ (150.000) $ (150.000)

Penjualan dan administrasi tetap $ (50.000) $ (50.000) $ (50.000)

Laba Bersih $ 362.500 $ 175.000 $ 550.000

2004 2005 2006

¹ Persediaan awal $ - $ - $ 300.000

(6)

variabel

Margin kotor $ 450.000 $ 300.000 $ 600.000

Dikurangi: Beban penjualan dan

Administratif $ (87.500) $ (75.000) $(100.000)

Laba Bersih $ 362.500 $ 225.000 $ 500.000

(7)

Harga Pokok penjualan

$

1.050.000 $ 700.000

$1.400.00 0

Kunci untuk menjelaskan perbedaan laba tersebut adalah analisis arus overhead tetap. Perhitungan biaya variabel selalu mengakui total overhead tetap periode sebagai beban. Di lain pihak, perhitungan biaya absorpsi hanya mengakui overhead tetap yang ada pada unit-unit yang terjual. Apabila jumlah produksi berbeda dari yang terjual, overhead tetap mengalir keluar atau kedalam persediaan. Apabila jumlah overhead tetap dalam persediaan meningkat, maka laba perhitungan menurut biaya absorpsi lebih besar daripada laba menurut perhitungan biaya variabel dengan menghitung kenaikan bersih. Perubahan dalam overhead tetap dalam persediaan adalah tepat sama dengan selisih diantara kedua laba. Selisih antara laba bersih menurut penghitungan biaya absorpsi dan penghitungan biaya variable; dapat dinyatakan sebagai :

Laba menurut penghitungan biaya absorpsi - laba menurut biaya variabel = tarif overhead tetap x (unit yang diproduksi – unit yang terjual)

Contoh rekonsiliasi perhitungan biaya variabel dan absorpsi adalah:

2004 2005 2006

Laba bersih

Perhitungan Biaya absorpsi $362.500 $225.000 $500.000 Perhitungan biaya variabel $362.500 $175.000 $550.000

Selisih $0 $50.000 -$50.000

Penjelasan:

Unit yang diproduksi 150.000 150.000 150.000

Unit yang terjual 150.000 100.000 200.000

Perubahan dalam persediaan 0 50.000 -50.000

Tarif overhead tetap x $1 x $1 x $1

Selisih yang dijelaskan* $0 $50.000 -$50.000

Perlakuan Overhead Tetap Pada Perhitungan Biaya Absorpsi

(8)

Masalah pertama dapat diatasi dengan mudah, misalkan overhead pabrik ditetapkan atas dasar jam tenaga kerja langsung. Dibutuhkan 0,25 jam tenaga kerja langsung untuk memproduksi 1 unit. Tarif overhead pabrik tetap adalah $12/jam tenaga kerja langsung maka overhead tetap/unit adalah $3 (0,25 x 12 jam).

Solusi untuk masalah kedua kita harus menghitung overhead tetap yang ditetapkan dan membebankannya kepada unit yang diproduksi. Apabila kelebihan atau kekurangan overhead yang ditetapkan tidak material, maka akan ditutup dalam harga pokok penjualan. Apabila jumlah yang ditetapkan terlalu tinggi atau terlalu rendah itu materil maka kelebihan atau keuntungan tersebut dialokasikan diantara barang dalam proses, barang jadi, dan harga pokok penjualan.

2. Perhitungan Biaya Variabel Dan Evaluasi Kinerja Manajer

Secara umum, apabila kinerja laba diharapkan untuk mencerminkan kinerja manajerial, maka manajer berhak untuk mengharapkan berlakunya hal-hal berikut ini:

1. Ketika pendapatan penjualan meningkat dari satu period eke periode berikutnya, sementara factor-faktor lainnya tetap maka laba akan meningkat. 2. Ketika pendapatan penjualan menurun dari satu periode ke periode

berikutnya, sementara factor-faktor lainnya tetap, maka laba akan menurun. 3. Ketika pedapatan penjualan tidak berubah dari satu periode ke periode

(9)

[$100.000/5.000). Penjualan meningkat dari 5.000 menjadi 10.000 unit. Biaya tetap, biaya manufaktur variabel per unit, dan ahrga jual per unit sama untuk kedua periode. Laporan laba rugi adalah sebagai berikut:

Laba Menurut Perhitungan Biaya Variabel

2005 2006

Penjualan $ 125.000 $ 250.000

Dikurangi beban Variabel:

Harga pokok penjualan Variabel¹ $ (50.000) $ (100.000)

Margin kontribusi $ 75.000 $ 150.000

Dikurangi beban tetap:

overhead tetap $ (100.000) $ (100.000)

Laba (Rugi) Bersih $ (25.000) $ 50.000

Laba Menurut Perhitungan Biaya Absorpsi

2004 2005

Penjualan $ 125.000 $ 250.000

Dikurangi: harga pokok penjualan² $ (100.000)

$ (250.000 )

Laba Bersih $ 25.000 $

-¹ $10 x 5.000 (thun 2005) dan 10.000 (thun 2006)

² Persediaan awal $0 $100.000

Harga pokok produksi

$200.00

0 $150.000

Barang yang tersedia untuk dijual

$200.00

0 $250.000

Dikurangi: persediaan akhir

-$100.00

(10)

Harga pokok penjualan

$100.00

0 $250.000

Menurut perhitungan biaya variabel, laba meningkat sebesar $75.000 sedangkan menurut perhitungan biaya absorpsi laba bersih turun $25.000, meski penjualan meningkat. Hal ini berarti bahwa perhitungan biaya variabel yang mampu menunjukan kenaikan laba sehubungan dengan perbaikan kinerja penjualan.

Metode Pengambilan Keputusan

1. Elementary Methods (Metode dasar)

Metode pendekatan ini sangat simple, dan membutuhkan perhitungan untuk mendukung analisis. Metode ini sesuai untuk keadaan di mana masalah hanya diselesaikan oleh satu orang saja, alternatif yang terbatas dan ada karakter yang unik di lingkungan pembuatan keputusan.

2. MAUT (Multi-Attribute Utility Theory)

Metode ini menggunakan skala prioritas antara 0-1 untuk membantu dalam pembuatan keputusan di organisasi. Hasil dari prioritas itu dapat digunakan sebagai pembuat keputusan.

3. SMART (Simple Multi Attribute Rating Techniqu)

Metode pengambilan keputusan ini menggunakan fungsi nilai yang dihitung secara matematis. Adanya skala penilaian yang telah diketahui oleh banyak orang. 4. Basic Multi-Criteria Decision Analysis (MCDA)

MCDA umumnya mempunyai masalah yang memiliki salah satu dari sejumlah alternatif. Alternatif tersebut didasarkan pada seberapa baik dalam penilaian hal yang dipilih. Kriteria dan nilai atau score-nya dibuat oleh si pembuat keputusan. Setelah memberikan penilaian terhadap alternatif dijumlahkan sesuai masing-masing kriteria dan kemudian diurutkan sesuai jumlah score. Urutan hasil yang telah didapatkan oleh pembuat keputusan adalah hasil keputusan.

5. NGT (Nominal Group Technic)

(11)

ide-ide yang mereka pilih. Ide yang dipilih adalah ide-ide yang paling banyak score-nya, yang berarti merupakan konsensus bersama.

Jenis-jenis Keputusan Khusus

1. Keputusan membuat atau membeli dari supplier luar

Umumnya sebuah perusahaan manufaktur membeli bahan baku dan kemudian memrosesnya menjadi produk jadi. Artinya, kegiatan utama perusahaan manufaktur memang membuat suatu jenis produk tertentu. Tetapi adakalanya perusahaan manufaktur dihadapkan pada suatu pilihan untuk membuat sendiri produknya seperti semula atau membelinya dari pihak lain. Pilihan membeli dari pihak lain muncul karena beberapa sebab. Misalnya, karena harga beli dari perusahaan lain lebih murah, kapasitas produksi perusahaan sulit ditambah, dan sebagainya. Jika kondisi seperti itu yang dihadapi, maka perusahaan dapat menggunakan analisis biaya diferensial sebagai metode untuk menyelesaikan masalah tersebut.

2. Menerima atau menolak pesanan khusus

Pesanan khusus (special order) merupakan pesanan diluar penjualan normal, biasanya dijual dengan harga yang lebih rendah dari harga jual normal. Keputusan harga jual produk (jasa) dalam jangka panjang harus mempertimbangkan kos penuh (full cost), tapi dalam jangka pendek (masih ada sisa kapasitas), penentuan harga jual bisa menggunakan kos diferensial. Misalnya kapasitas penuh adalah 1000 unit output, sekarang bekerja 800 unit ouput, sisa 200 unit output diproduksi kemudian dijual dengan harga dibawah harga pasar, atau produksi 800 unit, dijual 700 unit maka sisa 100 unit dijual dengan harga khusus.

Order khusus diterima jika menambah laba operasi dan sebaliknya ditolak jika mengurangi laba operasi untuk menentukan order khusus diterima atau ditolak harus menggunakan pendekatan direct costing atau variabel costing, dimana seluruh biaya tetap dinyatakan sebagai beban (expense). Dengan demikian yang dimaksud biaya produksi adalah hanya terdiri dari biaya variabel yaitu biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung atau upah buruh, dan biaya overhead pabrik variabel. Biaya overhead pabrik tetap dikategorikan sebagai beban (expense) terhadap pendapatan perusahaan.

(12)

berarti order khusus harus diterima, dengan catatan bahwa biaya-biaya yang lainnya tidak berubah ( biaya pemasaran dan administrasi baik variabel maupun tetap).

3. Kalkulasi Biaya Variabel Dan Laporan Segmen

Ada dua metode perhitungan laba, yaitu berdasarkan kalkulasi biaya variabel dan berdasarkan kalkulasi biaya absorbsi. Dan kedua metode tersebut merupakan metode kalkulasi biaya karena berkaitan dengan cara menentukan biaya produk. Dimana biaya produk diinvestasikan, sedang biaya periode dibebankan pada saat biaya itu dikeluarkan. Yang membedakan antara kedua metode tersebut adalah tergantung pada perlakuan biaya over head pabrik.

1. Kalkulasi Biaya Variabel ( Variabel Costing )

Hanya membebankan biaya manufaktur variable ke produk. Biaya tersebut meliputi, biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan over head variable. Over head tetap diperlakukan sebagai beban periode dan tidak disertakan dalam penentuan biaya produk. Hal ini disebabkan karena over head tetap merupakan biaya kapasitas, atau ada dalam bisnis.

Menurut kalkulasi biaya variable, over head tetap dari suatu periode dipandang sebagai akhir periode itu dan dibebenkan secara total terhadap pendapatan periode tersebut.

2. Kalkulasi Biaya Absorbsi ( Absorption Costing )

Membebankan semua biaya manufaktur ke produk. Hal yang menentukan biaya produk adalah biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, Over head variable dan Over head tetap. Menurut kalkulasi biaya absorbsi, overhead tetap dibebankan ke produk melalui penggunaan overhead tetap yang ditetapkan terlebih dahulu dan tidak ditetapkan sampai produk terjual. Dengan kata lain overhead tetap adalah biaya yang dapat diinventariskan.

Klasifikasi biaya sebagai biaya produk atau periode menurut kalkulasi biaya variabel dan absorsi.

Kalkulasi biaya absorbsi Biaya Produk :

Bahan langsung Tenaga kerja langsung Overhead tetap

Overhead variabel Biaya Periode :

(13)

Beban administratif

Kalkulasi biaya variabel Biaya Produk :

Bahan langsung Tenaga kerja langsung Overhead variabel Biaya Periode :

Overhead tetap Beban penjualan Beban admiistratif

Kalkulasi biaya variabel mampu memberikan informasi biaya yang penting untuk pengambilan keputusan dan pengendalian. Kalkulasi biaya variabel juga merupakan alat manajerial yang bermanfaat. Kedua metode diatas dapat mempengaruhi penilaian persediaan dan penetapan laba.

Metode kalkulasi biaya produk yang berbeda akan mempengaruhi nilai barang yang tersimpan dalam persediaan. Biaya produk per unit merupakan dasar bagi perhitungan harga pokok penjualan, maka metode variabel kalkulasi dan absorbsi dapat mengakibatkan angka laba bersih yang berbeda, karena kedua metode tersebut sama-sama mengaku bahwa jumlah overhead tetap merupakan suatu beban. Sebagai contoh untuk menunjukkan secara jelas cara penilaian persedian dan laporan laba/ rugi menurut biaya variabel dan absobrsi.

Persediaan awal – Unit yang diproduksi 6000 Unit yang terjual ( $ 18 per unit ) 5000 Volume normal 6000 Biaya per unit variabel:

(14)

Overhead variabel $ 1

Penjualan dan administrasi variabel $ 2

Biaya tetap: Overhead tetap $24 000 Penjualan dan administrasi tetap 9 000 1). Berikut adalah perhitunganbiaya per unit: Kalkulasi biaya variabel Kalkulasi biaya absorsi Tenaga kerja langsung $ 3 $ 3

Bahan langsung $ 5 $ 5

Overhead variabel $ 1 $ 1

Overhead tetap ( 24 000 : 6 000 ) – $ 4

Biaya per unit $ 9 $ 13

Kalkulasi biaya variabel hanya menginventarisasikan biaya variabel saja sehingga biaya per unit produk $ 9 dan kalkulasi biaya absorbsi mencakup biaya manufaktur sehingga biaya setiap unit produk $ 13 persediaan akhir 1000 unit, yang didapat dari unit yang diproduksi – produk yangdijual.Jadi nilai persediaan akhir menurut kalkulasi biaya variabel (9x 1000) = $ 9000 dan persediaan akhir menurut kalkulasi biaya absorbsi (13×1000) = $ 13000

2). Dan laporan laba rugi disajikan sebagai berikut: Laporan Laba Rugi Menurut Kalkulasi Biaya Variabel

Penjualan (18×5000) $ 90 000 Dikurangi beban variabel:

(15)

Penjualan dan adm varibel (2×5000) $ 10 000 ( 55 000 ) Marjin kontribusi 35 000 Dikurangi beban tetap:

Overhead tetap $ 24 000 Penjualan dan administrasi tetap $ 9000 (33 000) Laba bersih $ 2 000 Laporan Laba Rugi Menurut Kalkulasi Biaya Absorbsi

Penjualan $90 000 Dikurangi: Harga pokok penjualan (13×5000) ( 65 000 ) Laba kotor $ 25 000 Dikurangi: Beban penjualan dan administrasi ( 9 000 ) Laba bersih $ 16000

3). Rekonsilisi perbedaan antara kedua laporan laba rugi tersebut: IA – IV = Tarif overhead tetap ( produk – penjualan )

6 000 – 2 000 = 4 ( 6 000 – 5 000 ) 4 000 = 4 (1 000 )

4 000 = 4 000 Pelaporan Segmen

(16)

dengan cara tersebut dapat menguntungkan. Tetapi diharapkan manajer mengetahui profitabilitas berbagai segmen dalam perusahaan agar mampu mengevaluasi dan membuat keputusan yang berkelanjutan disetiapsegmen.Arti segmen disini adalah entitas yang berorientasi laba dalam organisasi.

Pelaporan Segmen: Dasar Kalkulasi Biaya Variabel

Laporan laba rugi segmen menggunakan kalkulasi biaya variabel memiliki satu keistimewaan disamping laporan laba rugi kalkulasi biaya variabel yang telah disajikan sebelumnya. Beban tetap dipecah menjadi 2 kategori: Beban tetap langsung dan beban tetap umum. Bagian tambahan ini menyoroti biaya yang dapat dikendalikan dg biaya yang tak dapat dikendalikan dan meningkatkan kemampuan manajer untuk mengevaluasi setiap kontribusi segmen terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Beban tetap langsung (direct fixet expenses) adalah beban tetap yang secara langsung dapat ditelusuri dalam satu segmen. Beban ini kadang disebut beban tetap yang dapat dihindari atau ditelusuri karena beban ini akan hilang apabila segman ditutup atau dihapus. Beban tetap umum (commen fixed expense) secara bersama disebabkan oleh dua atau lebih segmen. Beban ini sering muncul apabila salah satu segman ditutup atau dilepas. Kontribusi laba setiap segmen setelah penutupan biaya tetap umum perusahaan disebut margin segmen. Setiap segmen harus mampu menutup paling tidak biaya variabel dan biaya tetap langsung. Laba segmen yang negatif mengurangi total laba perusahaan, yang menimbulkan pertimbangan untuk menghapus segmen tersebut. Dengan mengabaikan setiap pegaruh yang dimiliki suatu segmen terhadap penjualan segmen lainnya, marjin segmen dapat mengukur perubahan laba perusahaan yang mungkin terjadi bila segmen dieliminasi.

Laporan laba rugi segmen dibentuk sebagai berikut:

Segmen X Segmen Y perusahaan (Total X&Y ) Penjualan XXX YYY CCC Dikurangi beban

Variabel (XX) (YY) (CC)

(17)

Dikurangi beban

Tetap langsung (XX) (YY) (CC)

Laba produk XX YY CC Dikurangi beban

Tetap umum (CC) Laba(rugi) bersih CC

Pelaporan Segmen; Pendekatan Abc

Pendekatan ABC ( Activity Based Costing ), dengan keterkaitannya yang sangat kuat terhadap biaya tingkat unit, batch, produk,dan fasilitas memberikan penilaian yang lebih akurat terhadap laba yang dihasilkan dari produk yang berbeda dan terhadap keberadaan biaya yang tidak bernilai tambah.

Misalkan bahwa overhead tetap umum mencakup biaya penanganan bahan dan pemeliharaan. Overhead tetap langsung mencakup persiapan. Sebagai contoh misal biaya tahunan masing-masing aktivitas sebagai berikut:

Penanganan bahan XXX Biaya pemaliharaan XXX Persiapan XXX

Penanganan bahan adalah aktivitas bernilai tambah. Aktivitas persiapan meskipun bernilai tambah, dapat dilakukan dengan lebih efisien. Setiap penggunaan pada kedua aktivitas akan berpengaruh pada laba.

Provitabilitas Pelanggan

Perusahaan yang menaksir profitabilitas berbagai kelompok pelanggan mampu secara lebih akurat menargetkan pasar dan meningkatkan laba mereka.

(18)

1. Mengidentifikasi pelanggan

2. Menetapkan pelanggan yang memberi nilai tambah bagi perusahaan.

Biasanya menarik pelanggan baru lebih mahal dari pada mempertahankan yang lama, sebab menarik pelanggan baru memerlukan biaya yaitu seperti iklan, promosi, tatap muka, penyusunan proposal dan lain-lain.

Data base dan sistem akuntansi yang baik dapat memudahkan pekerja melacak profitabilitas pelanggan. Analisis profitabilitas berbagai kelas pelanggan memerlukan informasi melalui produk, pemasaran dan aktivitas administrasi yang digunakan untuk melayani setiap kelas pelanggan.

4. Kalkulasi Biaya Variabel untuk Perencanaan dan Pengendalian

Pemahaman terhadap perilaku biaya adalah penting bagi pencapaian hasil. Biaya tetap tidak berubah apa bila penjualan berubah. Sehingga perbedaan antara biaya tetap dan variabel adalah penting untuk melakukan penilaian biaya secara akurat pada berbagai volume penjualan yang mungkin.

Segera setelah managemen memilih satu tingkat penjualan dan produksi yang diharapkan untuk tahun berikutnya, biaya yang akan terjadi juga dapat ditentukan.

Rencana keuangan nantinya akan terdiri dari tingkat aktivitas yang diharapkan dan diperkirakan biaya terkait. Rencana ini dapat digunakan untuk memonitor kinerja aktual.

Misal, rencana keuangan menghendaki produksi 12 000 unit selama satu tahun dan biaya utiliti yang direncanakan untuk setiap tahun tersebut adalah $18 000. Pada akhir bulan pertama, perusahaan memproduksi 3 000 unit dan membelanjakan $ 4 500 untuk utilitas. Apakah biaya utilitas yang terjadi sesuai dengan yang direncanakan?

Menurut pendekatan kalkulasi biaya absorbsi, rencana biaya utilitas untuk setiap unit yang diproduksi adalah =$ 1,50 maka untuk 3 000 unit, biaya utilitasnya 3000 unit X $ 1,50 = # 4 500 dan biaya aktual $ 4 500, dari perhitungan ini tampaknya rencana berjalan dengan baik. Namun sayang kalkulasi ini mengabaikan perilaku biaya. Hal ini menunjukkan bahwa semua biaya adalah variabel. Kenyataannya biaya utilitas adalah tetap $ 1000 per bulan ditambah $ 0,50 per kilowatt jam listrik. Apabila dibutuhkan 1 kilowatt jam untuk memproduksi satu unit output, maka biaya untuk 3 000 unit dalam satu bulannya = $ 1 000 + $ 0,50 X 3 000 unit = $ 2 500. Perusahaan seharusnya mengeluarkan $ 2 500 biaya utilitas untuk memproduksi 3 000 unit, tetapi mereka mengeluarkan $ 4 500. Karena itu rencana tidak berjalan seperti yang diinginkan.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

dapat mempengaruhi laba bersih seperti biaya operasional dan volume penjualan. Apabila biaya operasional tinggi, maka upaya yang dilakukan yaitu dengan. meningkatkan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pengaruh positif biaya promosi terhadap tingkat penjualan barang, (2) pengaruh positif tingkat penjualan barang terhadap laba

Bagaimana pengaruh secara simultan antara harga pokok produksi, biaya operasional, dan penjualan bersih terhadap laba bersih pada perusahaan industri manufaktur

dengan kalkulasi biaya untuk perhitungan harga pokok da ri barang/jaoa yang dijual, tetapi Juga memberikan infer maei biaya bagi management untuk keperluan pereneanaan biaya

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh volume penjualan dan biaya operasional terhadap laba bersih secara simultan pada perusahaan Food And Beverage yang terdaftar di Bursa Efek

Penjualan dan biaya produksi memiliki kontribusi pengaruh sebesar 51,6% terhadap laba bersih pada PT Perkebunan Nusantara IV, maka dapat diketahui bahwa terdapat 48,4% pengaruh dari

Pada kesempatan yang berbahagia penulis mengangkat sebuah judul penelitian yang berjudul “PENGARUH BIAYA PRODUKSI, BIAYA OPERASIONAL, DAN VOLUME PENJUALAN TERHADAP LABA BERSIH

ii ABSTRAK Syahrani Fadhila, 71190313034, Pengaruh Biaya Produksi, Biaya Operasional Dan Volume Penjualan Terhadap Laba Bersih Perusahaan PT Permata Logistics & Supply.. Skripsi